• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi mengenai profil perusahaan yang memiliki visi dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi mengenai profil perusahaan yang memiliki visi dan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi mengenai profil perusahaan yang memiliki visi dan

misi yang nantinya akan dihubungkan dengan permasalahan generasi X dan

generasi Y yang dibahas dalam penelitian ini. Kemudian, bab ini juga

membahas mengenai hasil analisis data dari tiap variabel yang menggunakan

analisis regresi dan korelasi Spearman untuk mengetahui pengaruh dan

hubungan tiap variabel.

4.1 Profil Perusahaan

Pada sub bab ini akan sedikit dijelaskan mengenai profil perusahaan

dari PT. Samudera Indonesia, dimulai dari sejarah berdirinya hingga menjadi

perusahaan besar saat ini, dan visi, misi serta nilai-nilai perusahaan yang

diterapkan untuk memajukan perusahaan setiap waktunya, yang berhubungan

dengan topik penelitian dalam skripsi ini.

4.1.1 Sejarah PT. Samudera Indonesia

PT. Samudera Indonesia memulai usahanya sebagai agen pengiriman

untuk perusahaan pelayaran internasional seperti Hapag-Lloyd dan Tokyo

Senpaku Kaisha di tahun 1950. Bisnisnya kemudian dikembangkan untuk

layanan transportasi lain terkait seperti truk, bongkar muat dan operator

(2)

PT. Samudera Indonesia cepat mengembangkan sistem pengiriman

pada tahun 1990. Perluasan lebih lanjut ke dalam industri yang bergerak cepat

dari jasa logistik membuka peluang lebih besar bagi PT. Samudera Indonesia

untuk menyebarkan usahanya ke bidang terkait logistik dan pusat distribusi,

kontainer depot untuk penyimpanan dan kapal, serta perbaikan kontainer.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Samudera Indonesia Global connectivity to meet people's need.

Pada tahun 2010, manajemen memutuskan untuk memulai perjalanan

transformasi. Bagian dari transformasi ini termasuk merevisi visi dan misi

perusahaan. Visi baru, "konektivitas global untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat", lebih akurat menggambarkan di mana perusahaan telah

memimpin, dalam hal memberikan pelanggan akses ke rute layanan penting

dari pusat yang lebih kecil ke pusat yang lebih besar dan tentu saja dunia.

Providing high quality services in goods transportation and logistics.

Misi baru, "Menyediakan layanan berkualitas tinggi dalam transportasi barang

dan logistik", serta mengarahkan semua karyawan untuk fokus tidak hanya

pada hasil transaksi, tetapi pada semua aspek melayani pelanggan dan

membuat satu proses secara keseluruhan dengan kualitas terbaik.

Untuk mewujudkan misi perusahaan, PT. Samudera Indonesia

memegang lima nilai-nilai prinsip yang berpusat pada pelanggan, orang,

inovasi integritas, dan kemitraan serta masyarakat:

1. Memberikan yang terbaik bagi pelanggan

(3)

3. Melakukan tiap pekerjaan dengan integritas

4. Mendorong inovasi

5. Menghormati mitra bisnis dan masyarakat

Diungkapkan oleh Kepala Divisi Corporate Human Capital PT.

Samudera Indonesia, lima nilai tersebut dibuat menjadi tanggungjawab

bersama untuk menurunkan nilai-nilai tersebut dan menjabarkannya agar

nilai-nilai itu menjadi bermakna, dengan maksud dalam pekerjaan untuk

selalu berinteraksi dengan para stakeholders (dalam hal ini yang utama adalah

para karyawan). Karena, berkembangnya generasi para pekerja membuat

perusahaan atau para atasan khususnya lebih memerhatikan

perbedaan-perbedaan yang timbul, seperti yang dibahas pada penelitian ini yaitu

harapan-harapan kerja bagi generasi X dan generasi Y.

Untuk mendorong inovasi, Wakil Direktur Utama PT Samudera

Indonesia menjelaskan, PT. Samudera Indonesia memiliki program yang

bernama Best Innovation Awards, yaitu program yang dimaksudkan untuk

menggali dan memicu ide-ide kreatif serta inovasi dari setiap karyawan untuk

perbaikan kualitas dan kinerja, baik secara individu, departemen maupun unit

atau cabang bisnis. Program ini akan menawarkan penghargaan atau hadiah

yang menarik.

Visi, misi dan nilai-nilai organisasi, diungkapkan oleh general

manajer perusahaan, menjadi modal yang sangat penting untuk memperkuat

langkah-langkah strategi dan operasional grup perusahaan di industri

(4)

untuk meningkatkan kompetensi dan karyawan secara terus-menerus sesuai

dengan tuntutan perubahan yang terjadi, karena berbagai faktor yang

memengaruhi, baik eksternal maupun internal. Dalam hal ini akan lebih

ditekankan pada faktor internal yaitu peningkatan mutu kompetensi karyawan

yang didominasi oleh para generasi X dan generasi Y.

Visi, misi, dan nilai-nilai organisasi, menjadi salah satu patokan untuk

membentuk budaya organisasi yang lebih professional dan berdasarkan

kompetensi karyawan. Tanpa menghilangkan unsur-unsur kebersamaan dan

juga hubungan sosial yang baik, seperti yang ditanamkan para pendiri, para

professional yang bertanggungjawab terhadap perkembangan organisasi mulai

menanamkan sikap-sikap professional yang lebih kental dengan disiplin yang

lebih tinggi, baik dalam pola perilaku maupun dalam bekerja.

Perpaduan karyawan lama (generasi X), yang merupakan perekrutan

pada masa pendiri dan karyawan-karyawan baru (generasi Y) ketika grup

perusahaan berada di tangan para professional, menjadi sesuatu yang unik.

Masing-masing membawa konsekuensi dalam pekerjaan dan hubungan antara

organisasi dengan cara yang berbeda. Karyawan-karyawan lama, yang sangat

kental hubungan sosialnya, dikenal sebagai orang yang sangat loyal pada

perusahaan, dengan turn over karyawan yang sangat sedikit. Namun, tuntun

persaingan, jika grup perusahaan ini ingin tetap dalam posisi saing yang baik,

mengharuskan tingginya kompetensi dan kualitas sarana teknologi. Yang hal

itu bisa didapatkan dari bagaimana perusahaan bisa membuat generasi X dan

generasi Y menjadi satu padu, meskipun mereka memiliki pemikiran dan

(5)

Keadaan generasi X dan generasi Y sendiri di perusahaan dari

observasi yang dilakukan selama disana adalah terkadang memang terlihat

adanya perbedaan keinginan dalam hal bagaimana mereka menyelesaikan

suatu pekerjaan atau kondisi lingkungan kerja selama mereka bekerja. Ada

kalanya ketika karyawan dari generasi Y berdiskusi dengan suara yang cukup

keras, hal itu akan membuat karyawan generasi X menegurnya untuk lebih

tenang sedikit.

4.2 Profil Responden

Penelitian ini mengambil sampel dari karyawan PT. Samudera

Indonesia untuk melihat bagaimana persepsi mereka mengenai

ekspektasi-ekspektasi kerja yang diharapakan ada dalam perusahaan. Dimana perusahaan

memiliki sekitar 4000 karyawan dan diambil sampel sebanyak 364 orang

sebagai responden. Responden dibagi dua menjadi generasi X yang berumur

diatas 37 tahun, dan generasi Y yang berumur mulai dari 36 tahun kebawah.

Berdasarkan umur, didapatkan hasil pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Umur

Generasi Umur Jumlah Presentase

X ≤ 36 tahun 182 Orang 50%

Y ≥ 37 tahun 182 Orang 50%

(6)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa presentase responden dengan umur

diatas 37 tahun sebesar 50% dan dibawah 36 tahun pun sebesar 50%.

4.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil

pengukuran atau evaluasi pada setiap penelitian yang sedang dilakukan

(Gronlund dan Linn: 1990).

Sedangkan uji reabilitas (Ghozali, 2006:41) adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu.

Uji validitas dan reabilitas pada penelitian ini menggunakan tingkat

kepercayaan sebesar 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu

364 orang, sehingga memiliki nilai df = 362. Dengan begitu, diperoleh nilai

ttabel = 1.65, selanjutnya dengan menggunakan rumus rtabel yaitu:

Dari hasil olah data dengan menggunakan SPSS versi 16.0, maka data

(7)

Tabel 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Ekspektasi Kerja Generasi X, Ekspektasi Kerja Generasi Y, dan Rekrutmen

Variabel Jumlah Butir Pernyataan Hasil

X1 18 butir • Valid: 18 butir

• Reliabel: 18 butir

X2 27 butir • Valid: 24 butir

• Reliabel: 27 butir

Y 7 butir • Valid: 7 butir

• Reliabel: 7 butir Total: 52 butir pernyataan

Dari uji validitas pada variabel ekspektasi kerja generasi Y ditemukan bahwa

butir pernyataan 44, 47, dan 48 tidak valid. Maka uji validitas dilakukan sekali lagi

dengan mengeluarkan butir-butir yang tidak valid tersebut. Hasil yang diperoleh

setelah mengeluarkan butir-butir yang tidak valid, maka butir-butir pernyataan pada

variabel X2 dinyatakan valid dan reliabel secara keseluruhan. Karena, pada nilai

corrected item-total correlation dan cronbach’s alpha untuk variabel X1 (untuk

dilihat di lampiran 2), X2 (untuk dilihat di lampiran 3), dan Y (untuk dilihat di

lampiran 4), nilainya lebih besar dari 0.09.

Butir 44, 47, dan 48 merupakan butir yang tidak valid, hal ini mungkin

disebabkan karena pada butir 44 yang berisi pernyataan mengenai memiliki rekan

kerja yang menyenangkan ketika bekerja secara bersama, pada kenyataan di lapangan

karyawan cenderung mengerjakan pekerjaan secara individual, jadi rekan kerja yang

menyenangkan tidak terlalu berpengaruh bagi pekerjaan mereka. Lalu, pada butir 47

(8)

dan pengakuan prestasi kerja cukup banyak diajukan dalam kuesioner sehingga

mungkin para responden merasa bingung atau tidak perlu menjawab pernyataan itu

lagi.

1.4 Uji Normalitas

Setelah seluruh butir pertanyaan yang telah diolah tersebut valid dan reliabel,

maka data yang diperoleh harus berdistribusi normal sebelum dilanjutkan pada tahap

uji korelasi dan regresi. Dari pengolahan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS

17, data yang diperoleh untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

a. Dari gambar grafik (untuk dilihat di lampiran 2) yang merupakan

gambaran normalitas variabel ekspektasi kerja generasi X. Variabel

ekspektasi kerja generasi X memiliki Sig = 0.38. Artinya, Sig = 0.38 >

0.05 (alpha), maka data berdistribusi normal.

b. Dari gambar grafik (untuk dilihat di lampiran 4) yang merupakan

gambaran normalitas variabel ekspektasi kerja generasi Y. Variabel

ekspektasi kerja generasi Y memiliki Sig = 0.21. Artinya, Sig = 0.21 >

0.05 (alpha), maka data berdistribusi normal.

c. Dari gambar grafik (untuk dilihat di lampiran 5) yang merupakan

gambaran normalitas variabel rekrutmen. Variabel rekrutmen memiliki

Sig = 0.06. Artinya, Sig = 0.06 > 0.05 (alpha), maka data berdistribusi

(9)

4.5 Analisis Regresi

Analisis regresi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

SPSS versi 17 dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3 Model Summary

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .474a .225 .206 .38686

a. Predictors: (Constant), EkspektasiKerja_GenY, EkpektasiKerja_GenX

b. Dependent Variable: Rekrutmen

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 17

R Square pada tabel 4.3 adalah 0.225. Artinya, rekrutmen dipengaruhi

oleh ekspektasi kerja generasi X dan generasi Y sebesar 22%. Karena

berdasarkan riset yang dilakukan oleh Human Resource Bencmarking Group

pada tahun 2010 kepada perusahaan atau organisasi besar di dunia, didapatkan

gambaran bahwa untuk mendapatkan orang yang tepat bukanlah hal yang

mudah. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan pemetaan (mapping)

terhadap karyawan berdasarkan kinerja dan potensinya serta mengembangkan

talenta internal, yang diselaraskan dengan kebutuhan. Dalam hal ini PT.

(10)

kerja dari generasi X dan generasi Y untuk menentukan strategi rekrutmen

yang efektif.

Tabel 4.4 Anova ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.212 2 2.106 7.105 .001a

Residual 107.003 361 .296

Total 111.215 363

a. Predictors: (Constant), EkspektasiKerja_GenY, EkpektasiKerja_GenX b. Dependent Variable: Rekrutmen

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 17

Pada tabel 4.4, dapat dilihat pengujian signifikan pengaruh antara variabel

ekspektasi kerja generasi X (X1) dan ekspektasi kerja generasi Y (X2) dengan

rekrutmen (Y).

Hipotesis:

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dan simultan antara

ekspektasi kerja karyawan generasi X dan Y terhadap rekrutmen

di PT. Samudera Indonesia.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan dan simultan antara ekspektasi

kerja karyawan generasi X dan Y terhadap rekrutmen di PT.

Samudera Indonesia.

Dasar Pengambilan Keputusan:

a. Sig ≥ 0.05 maka Ho diterima.

(11)

Hasil:

Sig 0.001 < 0.05 maka Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan dan

simultan antara ekspektasi kerja karyawan generasi X dan Y terhadap rekrutmen di

PT. Samudera Indonesia. Tabel 4.5 Coefficients Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.991 .415 4.793 .000 EkpektasiKerja_GenX .237 .073 .171 3.249 .001 EkspektasiKerja_GenY .149 .107 .074 1.398 .163

a. Dependent Variable: Rekrutmen

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 17

Tabel 4.7 menggambarkan persamaan regresi yaitu:

Y’ = a + b1X1+b2X2

Y’ = 1.991 + (0.237)X1 + 0.149X2

Penjelasan untuk persamaan regresi tersebut yaitu dimana Y adalah variabel

rekrutmen, sedangkan X1 adalah variabel ekspektasi kerja generasi X dan X2 adalah

(12)

mengetahui dan berusaha memahami serta memenuhi ekspektasi kerja generasi X dan

generasi Y, maka perusahaan bisa menciptakan rekrutmen yang efektif untuk

diterapkan dalam PT. Samudera Indonesia.

4.6 Uji Korelasi Spearman

4.6.1 Analisis Hubungan Ekspektasi Kerja Generasi X dan Generasi

Y Terhadap Rekrutmen di PT. Samudera Indonesia

Analisis hubungan yang dilakukan ini bertujuan untuk melihat

bagaimana hubungan ekspektasi kerja dari fenerasi X dan generasi Y. Apakah

memiliki hubungan yang kuat atau tidak, sehingga dapat dilihat bagaimana

perusahaan harus membuat strategi-strategi baru dalam merekrut karyawan

untuk kedua generasi tersebut agar memiliki proses rekrutmen perusahaan

bisa lebih efektif dan menurunkan tingkat turnover.

Untuk mengetahui derajat hubungan antara ekspektasi generasi X

dengan generasi Y dalam penentuan startegi rekrutmen yang efektif dilakukan

pengolahan data menggunakan SPSS versi 17, berikut hasilnya:

Tabel 4.6 Koefisien Korelasi Antara Variabel X1, X2 dan Y

Correlations

GenX GenY Rekrutmen

Spearman's rho GenX Correlation Coefficient 1.000 .179** .167**

Sig. (2-tailed) . .001 .001

N 364 364 364

(13)

Sig. (2-tailed) .001 . .003

N 364 364 364

Rekrutmen Correlation Coefficient .167** .090 1.000

Sig. (2-tailed) .001 .003 .

N 364 364 364

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 17

Hipotesis untuk hasil pengolahan data diatas adalah sebagai berikut:

- Ho: Tidak terdapat hubungan antara ekspektasi kerja karyawan

generasi X dan ekspektasi kerja karyawan generasi Y yang

positif dan signifikan terhadap rekrutmen di PT. Samudera

Indonesia.

- Ha: Terdapat hubungan antara ekspektasi kerja karyawan

generasi X dan ekspektasi kerja karyawan generasi Y yang

positif dan signifikan terhadap rekrutmen di PT. Samudera

Indonesia.

Untuk dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:

a. Didapatkan hasil nilai koefisien korelasi antara X1 dan X2 yaitu 0.179

yang menandakan ada hubungan, namun sifat hubungannya lemah.

Dan hubungan yang sangat lemah ini ternyata signifikan, terbukti dari

nilai Sig < 0.025, yaitu 0.001 < 0.025 menandakan Ho ditolak yaitu

terdapat hubungan yang siginifikan antara ekspektasi kerja gen X dan

(14)

b. Didapatkan hasil nilai koefisien korelasi antara X1 dan Y yaitu 0.167

yang menandakan ada hubungan, namun sifat hubungannya lemah.

Dan hubungan yang sangat lemah ini ternyata signifikan, terbukti dari

nilai Sig < 0.025, yaitu 0.001 < 0.025 menandakan Ho ditolak yaitu

terdapat hubungan yang siginifikan antara ekspektasi kerja gen X dan

rekrutmen.

c. Didapatkan hasil nilai koefisien korelasi antara X2 dan Y yaitu 0.179

yang menandakan ada hubungan, namun sifat hubungannya lemah.

Dan hubungan yang sangat lemah ini ternyata signifikan, terbukti dari

nilai Sig < 0.025, yaitu 0.003 < 0.025 menandakan Ho ditolak yaitu

terdapat hubungan yang siginifikan antara ekspektasi kerja gen X dan

ekspektasi kerja gen Y.

Hubungan yang lemah dan positif ini didukung oleh pernyataan dari

salah satu manajer PT. Samudera Indonesia yaitu pada kenyataannya yang

terjadi didalam perusahaan memang mengenai harapan kerja tiap karyawan

yang berada pada generasi yang berbeda (dalam penelitian ini yaitu generasi

X dan generasi Y), memiliki ekspektasi yang tidak sama. Dan hal itu kadang

menimbulkan terjadinya perbedaan pendapat antara kedua generasi tersebut

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Masuknya generasi Y ke dunia kerja

menimbulkan konflik antar generasi yang signifikan (Alch, 2000). Generasi

lain menganggap generasi Y adalah generasi yang sulit dipahami dan

memiliki stereotip tersendiri. Namun, lebih sering dari para karyawan di

perusahaan saling membantu dari perbedaan yang ada. Generasi X tidak segan

(15)

pun menghormati keputusan yang dibuat oleh generasi X jika memang

keputusan tersebut yang terbaik.

Perbedaan pendapat yang kadang terjadi antara kedua generasi

tersebut, ditambah dengan permasalahan tidak terpenuhinya ekspektasi kerja

mereka di perusahaan, akan membuat kepuasan kerja dan produktivitas

mereka menurun. Sama halnya dengan hasil survei yang dilakukan oleh Miller

(2007) yaitu dengan adanya penurunan kepuasan karyawan dalam pekerjaan,

karyawan mungkin berhenti dari tempat kerja, karena pekerjaan mereka yang

tidak sesuai dan menyebabkan produktivitas jatuh.

Seperti yang diungkapkan oleh Buckley, Beu, Novicevic & Sigerstad

(2001) dan Kennedy (2007) generasi X dan generasi Y akan cepat

meninggalkan pekerjaan yang mereka anggap tidak memiliki tantangan dan

memiliki tingkat stress yang tinggi. Dalam hal yang terjadi di perusahaan

sekarang cukup berpeluang menimbulkan tingginya tingkat stress karyawan

dari kedua generasi ini.

Fakta tersebut bisa dilihat dari tingkat turnover yang memang

mengalami peningkatan yang cukup meningkat selama tiga tahun terakhir

yaitu mulai dari tahun 2009 hingga 2011, pada annual report 2011. Dari hasil

wawancara kepada manager di perusahaan, turnover ternyata didominasi oleh

para generasi Y yang kurang menyukai suasana kerja dalam perusahaan.

(16)

Sumber: Annual report 2011 PT. Samudera Indonesia

Meskipun banyaknya perbedaan antara generasi X dan generasi Y

yang menyebabkan terjadinya ‘perselisihan’ diantara mereka dalam

menyelesaikan pekerjaan, dari hasil observasi yang dilakukan langsung di

lapangan, ternyata kedua generasi ini pun cukup sering saling membantu dan

bertukar pendapat tanpa mengutamakan ego diri sendiri. Dilihat dari yang

terjadi di lapangan (PT. Samudera Indonesia), biasanya para generasi Y lebih

banyak menanyakan pendapat generasi X dalam mengerjakan suatu pekerjaan

yang mereka belum mengerti. Sedangkan generasi X, lebih terbuka meminta

bantuan kepada generasi Y mengenai hal yang berhubungan dengan

teknologi, yang jelas lebih dikuasai oleh para generasi Y. Karena menurut

Robert Half International (2008), generasi Y lebih banyak pengetahuannya

(17)

4.7 Analisis Peringkat Ekpektasi-ekpektasi Kerja Generasi X & Generasi Y

Pada analisis ini data yang digunakan untuk diolah adalah hasil

rata-rata dari perolehan nilai kuesioner masing-masing generasi. Hal ini dilakukan

untuk melihat mana ekspektasi kerja yang dianggap paling utama oleh tiap

generasi, baik generasi X ataupun generasi Y.

Berikut adalah lima peringkat teratas dari 52 ekspektasi-ekspektasi

kerja generasi X dan generasi Y yang telah diberi peringkat sesuai penilaian

dari kuesioner masing-masing generasi:

Tabel 4.7 Peringkat 1-5 Ekspektasi-ekspektasi Kerja Generasi Y

No Ekspektasi Kerja Generasi Y

Rank Means

1 Diberikan reward yang sesuai dengan

kinerja karyawan 1 4.164

2 Memiliki rekan kerja yang menyenangkan ketika mengerjakan pekerjaan bersama-sama

2 4.121

3 Setiap karyawan harus memiliki kapasitas

dan kemampuan mengorganisasikan

pemikirannya menjadi suatu gagasan atau

ide, sekaligus mampu

mengimplementasikan ide dan gagasan tersebut secara kongkrit

3 4.079

4 Diperlukan inovasi dan cara-cara baru

dalam menyelesaikan suatu masalah 4 4.055

(18)

pribadi, selain mengerjakan kepentingan pekerjaan

Sumber: Pengolahan penulis

Tabel 4.8 Peringkat 1-5 Ekspektasi-ekspektasi Kerja Generasi X

No Ekspektasi Kerja Generasi X

Rank Means

1 Dibutuhkan kondisi yang tenang dan

nyaman dalam lingkungan kerja 1 4.127

2 Diberikan bonus, diluar gaji atau bonus tahunan, ketika ada yang mencapai suatu prestasi tertentu dalam bekerja

2 4.115

3 Diperlukan rasa tanggungjawab penuh pada

setiap pekerjaan yang telah diberikan 3

4.073

4 Diberikan seminar atau training untuk mendorong pengembangan ketrampilan dan pengetahuan setiap karyawan

4 4.036

5 Diberikan reward yang sesuai dengan

kinerja karyawan 5

4.030

Sumber: Pengolahan penulis

Dari dua tabel diatas bisa dilihat faktor-faktor mana saja yang menurut

kedua generasi paling penting dan sangat dibutuhkan dalam bekerja di

perusahaan. Terlihat jelas bahwa generasi Y menginginkan rekan kerja yang

menyenangkan ketika menyelesaikan pekerjaan, bukannya harus terlibat

‘debat kusir’ yang terkadang terjadi apabila mereka bekerja sama dengan para

generasi X. Meskipun reward berada dalam urutan teratas, para generasi Y

juga menilai diberikannya waktu luang untuk kehidupan pribadi sangat

penting bagi mereka, selain hanya masalah pekerjaan di kantor, karena hal

(19)

yang meliputinya selama hampir seminggu dan setelahnya bisa bekerja

kembali dengan suasana dan semangat kerja yang baru. Para generasi Y

melakukan segalanya dengan seimbang, apabila jam kerja telah usai, maka

usai juga yang mereka kerjakan, dan mereka sangat membutuhkan waktu

selain untuk bekerja. Seperti berlibur bersama keluarga dan teman-teman,

karena dalam bekerja pun mereka lebih suka bekerja secara bersama

(Lancaster & Stillman, 2002; Ruch, 2000).

Tidak hanya menjunjung tinggi work life balance, tapi melakukan

berbagai inovasi dalam pekerjaan pun merupakan hal yang begitu

menyenangkan bagi generasi Y. Hal berbanding lurus dengan sebuah studi

yang menemukan bahwa generasi Y mengharapkan untuk memiliki lebih

banyak perubahan karir atau pekerjaan, fokus pada kehidupan pribadi atau

keluarga, lebih banyak pengetahuan pada kemajuan teknologi, dan pendidikan

lebih baik (Robert Half International, 2008). Penelitian ini juga menemukan

bahwa generasi Y menginginkan kebebasan, fleksibilitas dan kontrol atas

pekerjaan mereka, dan diberi kreativitas untuk menyelesaikan pekerjaan

mereka dengan pendekatan unik mereka sendiri. Mereka berharap pendidikan

yang dimiliki sebagai percepatan kemajuan karir mereka.

Sementara bagi generasi X, hal-hal seperti bonus, gaji, dan reward

sebagai tanda prestasi kerja merupakan hal yang penting bagi mereka. Karena,

jika dilihat dari sudut pandang usia yang lebih diatas para generasi Y, bagi

generasi X hal semacam materi menjadi faktor utama dalam melakukan

pekerjaan. Bagi generasi X, melakukan pekerjaan melampui jam kerja bukan

hal yang tidak biasa. Asalkan setelah itu mereka diberi timbal balik yang

(20)

Job-hoping (harapan dalam bekerja) adalah hal yang normal, metode

yang diterima untuk kemajuan karir gen X. Uang (gaji) biasanya menjadi

faktor utama. Generasi ini pun mengharapkan adanya fasilitas-fasilitas lain

yang disediakan perusahaan (Jennings, 2008). Generasi X pun lebih menyukai

diberikan training atau seminar, dibandingkan diberi waktu liburan seperti

generasi Y, bagi generasi X hal seperti training dan seminar dapat mendorong

pengembangan ketrampilan dan pengetahuan agar mereka bisa bersaing

secara sehat dengan para generasi dibawahnya.

Analisis ini dibuat selain nantinya untuk menyimpulkan bagaimana

strategi rekrutmen yang efektif bagi perusahaan, tapi juga tingkatan-tingkatan

ekspektasi-ekspektasi kerja tersebut bisa dijadikan perhatian khusus bagi

perusahaan untuk mempertahankan karyawan dari generasi X dan generasi Y

yang masih bekerja dalam perusahaan agar tingkat turnover bisa mengalami

penurunan. Seperti yang diungkapkan Jamrog & Stopper (2002), memperoleh

pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai, sikap, dan perilaku mereka

yang bisa meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi yang

berkelanjutan.

Mengenali dan memahami perbedaan generasi dan harapan kerja

adalah faktor penting untuk kesuksesan organisasi (Arsenault, 2004; Bova &

Kroth, 2001). Kepuasan kerja yang rendah membuat penurunan pada

motivasi, semangat dan sikap kerja, komunikasi, efisiensi yang

mengakibatkan kerugian organisasi, termasuk keraguan kemampuan

organisasi dalam merekrut dan mempertahankan pekerja terbaik (Rodriguez,

(21)

4.8 Implikasi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini membahas mengenai hubungan antara ekspektasi

kerja generasi X dan ekspektasi kerja generasi Y. Kedua variabel tersebut

dianalisis untuk mengetahui hubungan keduanya lalu dianalisis lagi

bagaimana pengaruh kedua generasi tersebut terhadap rekrutmen. Berikut

adalah implikasi hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang telah dibuat

sebelumnya:

a. Didapatkan Sig 0.001 < 0.05 maka Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh

yang signifikan dan simultan antara ekspektasi kerja karyawan

generasi X dan Y terhadap rekrutmen di PT. Samudera Indonesia.

Oleh karena itu, perusahaan sudah menemukan salah satu penyebab

terjadinya tingkat turnover yang meningkat tiga tahun belakangan ini

disebabkan oleh adanya perbedaan ekspektasi kerja antara generasi X

dan generasi Y yang perlu jadi bahan pertimbangan untuk menentukan

strategi rekrutmen yang lebih efektif bagi PT. Samudera Indonesia.

Sesuai dengan teori dari Rodriguez dan Green (2003), kepuasaan kerja

yang rendah membuat penurunan pada motivasi, sikap kerja, dan

komunikasi akan mengakibatkan kerugian organisasi yang memiliki

kekurangan dalam merekrut dan mempertahankan pekerja terbaik.

Masuk generasi baru (generasi Y) ke dunia kerja menimbulkan konflik

antar generasi yang signifikan, masing-masing dari tiap generasi

memiliki ‘stereotip’ tersendiri yang sulit dipahami. Oleh karena itu,

(22)

tentang setiap generasi yang akan menjembatani perbedaan generasi,

sebagai manfaat perusahaan untuk merekrut dan mempertahankan

karyawan dari berbagai generasi di tempat kerja.

b. Didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.179 antara variabel

ekspektasi kerja generasi X pada generasi Y, dan hasil koefisien

korelasi yang sama antara ekspektasi kerja generasi Y pada rekrutmen

yang menandakan angka tersebut menunjukkan adanya hubungan

signifikan dalam level yang lemah dan positif.

Dengan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara

ekspektasi kedua generasi ini dan rekrutmen, perusahaan harus bisa

mencari solusi bagaimana agar kedua generasi ini bisa tetap bekerja

dengan baik, meskipun memiliki harapan kerja yang berbeda-beda

yang nantinya dipakai untuk memperbaiki strategi rekrutmen yang

lebih efektif. Perusahaan harus bisa terlebih dahulu memahami dan

mengenali perbedaan generasi, serta kebutuhan akan manajemen

efektif yang nantinya merupakan faktor penting untuk kesuksesan

organisasi. Karena, menurut studi yang dilakukan Jennings (2000)

mengenai perbedaan generasi dalam suatu organisasi, perusahaan

harus bisa mengerti segala segmen dan pengharapan dari setiap

generasi, sekalipun harus mengubah peraturan rekrutmen yang sudah

Gambar

Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Ekspektasi Kerja  Generasi X, Ekspektasi Kerja Generasi Y, dan Rekrutmen
Tabel 4.3 Model Summary
Tabel 4.4 Anova
+5

Referensi

Dokumen terkait

akan dihapus, dan pointer bantu digunakan untuk menunjuk node sebelum node yang dihapus yang kemudian selanjutnya akan menjadi node terakhir.  Pointer bantu akan digunakan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba menggali lebih dalam mengenai karakteristik permukiman yang terjadi pada masyarakat petani garam di Desa Pinggir

Nyeri kepala pada penderita epilepsi dibagi menjadi: preictal headache yaitu nyeri kepala yang timbul tidak lebih dari 24 jam sebelum serangan dan berakhir saat serangan dimulai,

Model osim osnovnih ulaznih varijabli (troškovi, 5-godišnje preživljenje) uzima u obzir i nekoliko pretpostavki dobivenih iz literature i studija koje su ispitivale

Nessa ingat sekali ketika itu ibu Marcell, seorang nyonya besar yang kaya raya tidak menyetujui hubungan Nessa dengan Marcell, karena Nessa hanyalah perempuan

Tuturan yang diucapkan Kariage-kun kepada perawat tersebut di dalam cerita komik di atas adalah pelanggaran maksim cara karena Kariage-kun memberikan informasi

Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan

Pelaksanaan program kegiatan PRR tahun 2012 selain berkaitan dengan kegiatan litbang, juga melaksanakan kegiatan workshop, seminar dan presentasi ilmiah, pelatihan