• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Tinjauan Umum Perusahaan

Tabel 4.1 Identitas perusahaan

Nama Perusahaan PT Propan Raya Industrial Coating and Chemical

Nama Pemilik Perusahaan Dr. Hendra Adidharma, Dipl. Chem.

Bentuk Badan Hukum dan Akta Pendirian

Perseroan Terbatas (PT) dengan akta pendirian No. 84 tanggal 9 Maret 1983 Alamat Perusahaan Jl. Gatot Subroto km 6,5 Jatake, Jatiuwung,

Tangerang, Banten dan berkantor pusat di Jl.

Gatot Subroto km. 8 Kadujaya, Curug, Tangerang, Banten

4.2 Sejarah Perkembangan Perusahaan

Pada tahun 1978 didirikan perusahaan yang bernama Transchemie yang dipimpin oleh Bapak Hendra Adidarma sebagai direktur dan berkantor pusat di Jl.

Kyai Tapa no.216 Grogol, Jakarta. Pada waktu itu, jumlah karyawannya masih tiga orang dan kapasitas produksinya berupa dempul mobil, glasscote clear,

(2)

meubel lack (NC 141), Melamine lack (ML 131) dan juga beberapa jenis thinner yang jumlahnya masih sedikit.

Pada tahun 1979, karyawan Transchemie bertambah dan dapat memproduksi cat untuk industri, pelapisan meubel, kayu, dan rotan. Pada tahun itu pula nama Transchemie berubah menjadi PD. Propan.

Pada tahun 1981, PD. Propan berubah nama lagi menjadi PT. Propan Raya Industrial Coating and Chemical, seiring dengan perkembangan perusahaan dengan produk utama wood finishing.

PT. Propan Raya I.C.C. berhasil membangun pabrik di Tangerang pada tanggal 12 Januari 1981. Sejak saat itu perkembangan perusahaan ini di kota Tangerang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan didirikannya kantor cabang dan Propan Service Center (PSC) di berbagai kota besar di Indonesia. Tahun 1983 – 2001 PT. Propan Raya I.C.C berhasil membuka cabang di Surabaya, Bandung, Medan, Jakarta, Palembang, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, dan Tanjung Pinang. Saat ini, PT. Propan Raya I.C.C mampu memproduksi bahan – bahan finishing bermutu tinggi, diantaranya Produk Coating Powder yang mendapat lisensi dari NV Teodor Holland pada tahun 1985, cat anti korosi mendapat lisensi dari Ernst Platt Bochum German pada tahun 1988, cat kayu pada tahun 1989 mendapat lisensi dari Union Paint Jepang, Epoxy Floor dan Heavy Duty Coating yang mendapat lisensi dari Ciba Singapura pada tahun 1991, dan pada tahun 2011 PT. Propan Raya berhasil memproduksi produk cat jenis aerosol yang diberi nama Zebra Pro.

(3)

PT. Propan Raya I.C.C memiliki visi yaitu “To be the most innovative world class surface coating company”. Untuk mencapai visi tersebut PT. Propan

Raya memiliki misi, yaitu :

1. Memberikan komitmen untuk menjaga mutu dan kualitas produk agar para pelanggannya selalu mendapatkan yang terbaik dengan tetap memperhatikan kualitas dari kesesuaian produk/warna, tahan uji, konsisten, serta kualitas pelayanan dan fungsi dari produk tsb.

2. Mengembangkan seluruh karyawannya menjadi orang-orang yang berpengetahuan, kreatif dan inovatif.

3. Menjadi pemain terdepan dalam bidang wood coatings di seluruh Asia Timur.

4. Mengembangkan cat yang ramah lingkungan sesuai dengan standart Internasional.

Berkat kerja keras dan usaha yang dijalankannya, PT. Propan Raya ICC pada tanggal 3 April 2000 memperoleh sertifikat ISO 9001.

4.3 Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja

Departemen Quality Control (QC) adalah salah satu departemen yang mempunyai tugas pokok melakukan pengontrolan kualitas bahan baku, produk hasil produksi, dan hasil kemas apakah sesuai dengan mutu, standar yang telah ditentukan, atau sesuai kesepakatan dengan pembeli.

Adapun beberapa unit kerja departemen QC beserta tugas pokok dan fungsinya antara lain:

(4)

1. Quality Control In Proses

a. Menguji kualitas bahan baku cat dan bahan kemas meliputi stiker, kaleng, jirigen, drum, galon, resin, pigmen, solven, dan sebagainya.

b. Finish good, yaitu menguji produk hasil produksi.

c. Hasil kemas, yaitu menguji produk yang telah dikemas dan akan dipasarkan.

2. Quality Control Laboratorium Color Management a. Pengujian bahan baku pigmen.

b. Pengujian produk assesment pasta atau barang jadi color.

c. Pengelolaan standar produk color.

d. Pengoperasian komputer color untuk uji warna.

3. Laboratorium Management dan Equipment a. Laboratorium Management

1) Melakukan training (pelatihan) terhadap laboran baru, laboran cabang, serta siswa PKL.

2) Menentukan dan melakukan pengontrolan terhadap standar metode operasi laboratorium (Work Instruction).

3) Mengontrol matriks cabang (kebutuhan laboratorium masing- masing cabang).

b. Laboratorium Equipment

1) Melakukan pengontrolan semua alat di laboratorium, baik jumlah, fungsi, spesifikasi, dan kelengkapannya.

2) Bertanggung jawab atas semua alat laboratorium.

(5)

4.4 Pengertian Cat

Cat adalah suatu campuran bahan - bahan kimia yang digunakan untuk melapisi substrat dan berfungsi memberikan proteksi (bahan pelindung) dan dekorasi. Secara garis besar, bahan dasar pembuatan cat terdiri dari :

1. Resin

Resin adalah bahan utama cat yang mempunyai kadar 40 - 60 % dalam cat. Resin berupa polimer yang terdiri atas dua jenis, yaitu resin alami dan resin sintetik (buatan). Resin alami biasanya berasal dari alam dan sifatnya lebih kuat daripada resin sintetik. Contoh resin alami antara lain, getah pohon karet, Alkyd, Acrylic, Nitrocellulose, Melamine, dan Oil.

Adapun contoh resin sintetik antara lain, polypropilene, polyvinilchlorida (PVC), polyurethane, polyisosianat, dan lain-lain. Berdasarkan kandungan ikatan hidrokarbonnya resin polyalkyd dibedakan menjadi:

a. Short oil, kandungan minyaknya kurang dari 45%

b. Medium oil, kandungan minyaknya antara 45% - 65%

c. Long oil, kandungan minyaknya lebih dari 65%

2. Pelarut (solvent)

Pelarut yang biasa digunakan dalam cat ada dua jenis, yaitu solven (solventbased) dan air (waterbased). Jenis cat solventbased perlu diperhatikan penggunaannya karena bila menguap akan memberikan efek negatif pada kesehatan terutama bila terhirup sampai paru-paru manusia.

(6)

Berdasarkan fungsinya solven dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. True solvent, berfungsi sebagai pelarut

b. Diluen solvent, berfungsi sebatas mengencerkan

c. Latent solvent, berfungsi sebagai pelarut dan pengencer 3. Aditif

Aditif adalah bahan kimia yang ditambahkan dalam jumlah kecil atau sedikit tetapi dapat memberikan nilai tambah terhadap cat. Jenis aditif berdasarkan fungsinya antara lain :

a. Anti Skinning Agent (ASA), untuk mencegah permukaan atas cat kontak dengan udara, sehingga tidak terbentuk lapisan permukaan tipis pada cat (skinning).

b. Settling agent, berfungsi untuk mencegah cat mengendap.

c. Matting agent, berfungsi agar cat tidak mengkilap

d. Flow agent, berfungsi untuk memudahkan saat cat diaplikasikan 4. Pigmen dan filler

Pigmen (zat warna) digunakan untuk memberi warna pada cat. Pigmen terdiri atas dua macam yaitu pigmen organik dan pigmen anorganik. Unsur – unsur utama penyusun pigmen organik yaitu atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Pigmen anorganik mengandung atom logam dan umumnya terbentuk di alam. Pigmen yang terbentuk di alam warnanya cenderung pucat tetapi lebih tahan atau kuat (chemical resistance biges). Sedangkan, pigmen organik dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Dye stuff umumnya berwarna cerah dan transparant, namun mudah rusak bila terkena sinar matahari.

(7)

b. True pigment kurang cerah tetapi bersifat menutup lapisan substrat.

4.5 Jenis Cat Kayu

Produk utama PT Propan Raya ICC adalah cat kayu. Berikut adalah beberapa contoh produk cat kayu yang diproduksi oleh PT Propan Raya ICC diantaranya:

1. Cat Nitrocellulose (NC)

Cat ini dibuat berdasarkan reaksi :

Resin alkyd + NC cat NC (1K)

1K berarti 1 komponen yang artinya adalah cat ini tidak membutuhkan bahan tambahan untuk proses pengeringan. Cat NC akan kering apabila dibiarkan di udara terbuka.

2. Cat Melamine (ML)

Cat ini dibuat berdasarkan reaksi antara Resin Alkyd ditambah dengan Amino, kemudian ditambahkan dengan asam atau dipanaskan (stoving) akan menghasilkan cat melamine (2K). Pada pembuatannya cat ini memerlukan asam sebagai bahan tambahan agar reaksi dapat berjalan. Cat 2K berarti 2 komponen yang maksudnya memerlukan bahan atau proses tambahan untuk pengeringan. Cat melamine dapat kering bila ditambahkan asam (hardener) atau dengan proses pemanasan (stoving) pada suhu lebih dari 120°C. contoh asam yang dapat digunakan adalah asam klorida (HCl).

3. Cat Polyurethane (PU) Cat ini dibuat dengan reaksi :

Resin polyalkohol + Polyisosionat - H2

Cat PU (2k)

(8)

Cat PU juga termasuk golongan cat 2 komponen. Cat ini juga memerlukan asam (hardener) untuk proses pengeringannya. Pada saat pembuatan cat ini, tidak boleh mengandung uap air. Oleh karena itu, pada saat pembuatan dialirkan gas N2 di atas tangki. Gas N2 dipilih karena gas ini bersifat inert (sulit bereaksi). Cat polyurethane merupakan cat yang paling tahan terhadap sifat kimia lingkungan sekitar.

4.6 Pengujian Kualitas Produk

Produk cat yang telah jadi tentunya mempunyai standar kualitas produk yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dilakukan pengujian kualitas produk.

Adapun item pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Viscositas (kekentalan)

Viscositas adalah tingkat kekentalan suatu cairan. Jenis sampel Newtonian dapat diukur menggunakan alat din cup atau zhan cup.

Sedangkan jenis sampel atau cairan non-newtonian dapat diukur menggunakan alat Brookfield, stromer krebs dan ICI viscometer.

Gambar 4.1 DIN Vicosity Cup

(9)

Gambar 4.2 Brookfield Viscometer 2. Specific gravity (berat jenis)

Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (specific gravity) adalah piknometer atau density cup. Piknometer digunakan untuk mengukur berat jenis thinner dan solvent, sedangkan density cup digunakan untuk mengukur larutan yang lebih kental seperti cat.

Gambar 4.3 Density cup

(10)

3. Fineness (kehalusan)

Pengujian tingkat kehalusan partikel suatu cat biasanya menggunakan alat grindometer. Skala pembacaan alat ini bermacam- macam, mulai dari 0 - 50 µm, 0 - 100 µm, dan 0 - 25 µm.

Gambar 4.4 Grindometer 4. Gloss (Tingkat kilap)

Alat yang digunakan untuk menentukan tingkat kilap (gloss) suatu produk cat yaitu glossmeter. Glossmeter mempunyai 3 sudut pembacaan yaitu 200, 600, dan 850. Untuk mengetahui sudut mana yang akan kita gunakan sebagai acuan adalah dengan melihat skala yang terbaca pada 600. Jika skala yang ditunjukkan di bawah 10 GU, mengunakan 850. Namun jika skala terbaca di atas 70 GU yang digunakan adalah 200.

(11)

Gambar 4.5 Glossmeter 5. Blocking test

Blocking test dilakukan untuk menguji ketahanan cat terhadap suhu ekstrim dan daya tekan dengan beban tertentu. Pengujian dilakukan dengan cara mengaplikasikan cat pada sebuah substrat menggunakan aplikator frame dengan ketebalan 200 µm, kemudian diflash off 5 -10 menit. Setelah itu, dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60°C selama 90 menit. Panel kemudian langsung dimasukkan ke dalam freezer pada suhu - 20°C selama 3 - 5 menit. Panel lalu dibiarkan di udara terbuka selama 5 - 10 menit, embun yang keluar dilap menggunakan kain lap bersih. Bagian tengah panel diberi polyform dan ditumpuk antara film dengan film, kemudian ditindih dengan daya tekan 2 psi, yaitu menggunakan beban 3,5 kg selama 6 jam atau beban 5 kg selama 4 jam.

(12)

6. Hardness (kekerasan)

Alat yang digunakan untuk menguji tingkat kekerasan produk cat adalah pensil hardness dan pendulum hardness. Pendulum hardness mempunyai dua jenis pendulum yaitu konig (osc) dan persoz (second).

Gambar 4.6 Pendulum Hardness 7. Non Volatile (susut berat)

Pengujian susut berat dilakukan untuk mengetahui kadar padatan yang terkandung dalam suatu campuran. Pengujian dilakukan dengan menuangkan cat dalam suatu wadah, kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu dan waktu tertentu. Sebelumnya cat beserta wadahnya ditimbang terlebih dahulu. Setelah itu, cat beserta wadahnya diambil dari oven kemudian ditimbang lagi untuk menentukan susut beratnya.

(13)

8. Weathering test

Pengujian dilakukan untuk mensimulasikan ketahanan cat terhadap perubahan cuaca, kelembaban, sinar ultraviolet dan hujan. Yang akan memberikan gambaran ketahanan dari suatu cat sehingga dapat dilakukan perubahan pada formula sesuai dengan yang diinginkan. Alat yang digunakan Xenon test, dan UV test :

a. Xenon Test

Xenon test digunakan untuk simulasi ketahanan cat terhadap cuaca, dimana untuk mensimulasikan sinar matahari menggunakan lampu Xenon dan di-setting pada semua panjang gelombang matahari dari 280 Nm hingga 800 Nm. Untuk Glass filter yang digunakan menggunakan Day Light filter yaitu berfungsi untuk mensimulasikan sinar matahari pada saat siang hari. Kerusakan film cat yang terjadi biasanya pada visual degradation misalnya yellowing, tingkat gloss yang berkurang dan lain-lain.

(14)

Gambar 4.7 Q-SUN

Grafik 4.1 Perbandingan panjang gelombang dan irradiance Q-SUN dengan sinar matahari

(15)

b. UV Test

Sinar matahari yang paling merusak film cat adalah UV, Uv test digunakan untuk mensimulasikan ketahan cat terhadap sinar UV dari matahari. Lampu yang digunakan adalah lampu UVA – 340 dimana panjang gelombang maksimal pada 340 Nm. Kerusakan film yang terjadi biasanya pada physical degradation misalkan cracking, chalking dan lain-lain.

Gambar 4.8 Q-UV

(16)

Grafik 4.2 Perbandingan panjang gelombang dan irradiance sinar uv 340 dengan sinar smtahari

9. Gas Chromatography

Adalah alat yang digunakan untuk megetahui kemurnian solvent atau untuk mengetahui komposisi dan konsentrasi dari sebuah thinner. Prinsip dasar pengujian alat tersebut dengan cara memasukkan sampel kedalam detector menggunakan syringe, kemudian sampel akan didorong dengan menggunakan gas pembawa masuk kedalam column. Di dalam pipa kapiler sampel akan mulai dipisahkan dibantu dengan oven yang suhunya telah diatur. Sampel yang sudah terpisah dibaca oleh detector yang akan merubahnya menjadi signal electric dan ditangkap oleh software yang

(17)

selanjutnya akan diproses menjadi data data peak yang dapat diproses perhitungan.

Gambar 4.9 GC HP Agilent 6890

Gambar 4.10 Prinsip dasar alat Gas Chromatography

(18)

4.7 Peta Lokasi Perusahaan

Gambar 4.11 Peta lokasi PT. Propan raya

(19)

4.8 Struktur organisasi

Gambar 4.12 Struktur organisasi perusahaan

4.9 Jumlah karyawan

Tabel 4.2 Jumlah karyawan

No Bagian Jumlah Karyawan (Orang)

Jatake Cikupa

1 Maintenance 17 16

2 Produksi 152 183

3 Gudang 77 122

4 QC 36 28

5 Utility 9 18

6 Lab Management 6 0

7 Color

Mananagement 16 0

8 HRD 27 0

9 PPIC 11 15

(20)

4.10 Metodologi pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan suatu teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Secara umum pengumpulan data, baik primer maupun sekunder dapat dibagi atas beberapa cara, yaitu :

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah:

1. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian secara langsung di lapangan. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung proses operasi mesin GC dan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam operasional mesin GC seperti operator GC dan maintenance. Data yang diperoleh antara lain data mengenai uraian proses produksi dan cara kerja mesin.

2. Data Sekunder merupakan data yang tidak langsung diamati oleh peneliti. Data ini merupakan dokumentasi perusahaan, hasil penelitian yang sudah lalu dan data lainnya.

3. Data yang dikumpulkan nantinya digunakan dalam pengolahan data, data yang dikumpulkan antara lain:

a. Data delay alat GC HP Agilent 6890 tahun 2014 b. Data jumlah sampel dan total cycle time tahun 2014

c. Data jumlah sampel yang reject tahun 2014

(21)

4.11 Pengumpulan Data Mesin GC HP Agilent 6890

PT Propan Raya ICC merupakan perusahaan yang memproduksi cat sebagai produk utama. Selain cat, PT Propan Raya ICC juga memproduksi thinner. Thinner merupakan suatu zat yang digunakan untuk melakukan pengenceran terhadap cat solvent base. Thinner terbuat dari campuran beberapa solvent.

Dalam proses quality control, thinner harus diuji komposisinya apakah sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Untuk menguji komposisi solvent yang terdapat dalam thinner maka digunakan mesin gas chromatography. Model gas chromatography yang digunakan adalah Gas Chromatography HP Agilent 6890. Model Gas Chromatography ini dikombinasikan dengan Auto injector sehingga pengujian sampel bisa di- setting otomatis dengan program dan tidak perlu memasukkan sampel satu per satu. Auto injector ini mampu di-setting hingga 6 sampel secara berurutan. Pengujian GC dilakukan di Department Quality Control Bahan Baku Plant Cikupa dimana jam kerja dimulai dari 06:30 sampai 18:00 yang terdiri dari 2 shift. Data yang dikumpulkan selama Januari-Desember 2014 adalah sebagai berikut :

(22)

1. Data delay alat.

Dari hasil pengamatan dan dari data monitoring alat GC HP Agilent 6890, faktor-faktor yang mempengaruhi delay pada alat tersebut adalah :

a. Ganti Septum, yaitu proses penggantian sparepart pada injector yang berfungi untuk menahan tetesan sampel jika terjadi kebocoran sampel setelah diinjeksikan. Penggantian ini dilakukan secara rutin setelah 150 kali injeksi.

b. Ganti Gas, yaitu proses penggantian gas baik itu gas H2UHP ataupun N2UHP pada saat habis. Penggantian dilakukan oleh maintenance.

c. Gas Kosong, yaitu proses menunggu pengantian gas dimana stock gas tidak tersedia (dalam proses pembelian).

d. Start up dan warming up, yaitu proses menunggu suhu mesin tercapai setelah menyalakan mesin GC dan proses pengujian standar sampel untuk mengetahui perubahan nilai retention time. Start up dan warming up dilakukan selama 60 menit per hari.

e. Shutdown, yaitu proses menunggu penurunan suhu alat sehingga GC aman untuk dimatikan. Shutdown dilakukan selama 30 menit per hari.

(23)

f. Cooling down oven, yaitu proses penurunan suhu oven setelah pengujian selesai kemudian suhu akan di-setting ulang sesuai dengan program suhu untuk pengujian sampel berikutnya.

Cooling down oven dilakukan selama 5 menit per sampel.

g. Kerusakan mesin, merupakan kondisi dimana terjadi kerusakan pada mesin GC maupun komputer yang digunakan untuk mengoperasikan mesin GC.

(24)

Tabel 4.3 Data delay GC HP Agilent 6890 Januari – Desember 2014

No Bulan Loading Time

Data delay alat (Menit) Ganti

septum

Ganti gas

Gas kosong

Start Up&

warming UP Shutdown Cooling down

Pemasangan Pipa

Kerusakan Mesin

1 Januari 12.890 10 30 1.200 600 760

2 Februari 13.225 15 1.200 600 595

3 Maret 13.910 1.200 600 1.075 1.360

4 April 11.945 10 20 1.260 630 565

5 Mei 11.880 10 1.080 540 775

6 Juni 14.275 15 1.260 630 880

7 Juli 10.255 10 2.700 1.020 510 605

8 Agustus 12.225 10 1.200 600 465

9 September 14.115 4.550 1.320 660 830

10 Oktober 15.160 1.340 1.380 690 825 790

11 November 12.920 10 1.200 600 710

12 Desember 13.005 10 15 1.200 600 675

Total 100 65 12.670 14.520 7.260 8.760 790 1.360

(25)

2. Data sampel dan total cycle time

a. Jumlah sampel, adalah total sampel yang diuji menggunakan alat GC selama 1 bulan.

b. Total Cycle Time, merupakan total waktu yang dibutuhkan oleh mesin GC untuk melakukan pengujian terhadap seluruh sampel uji.

c. Total Cycle Time teoritis, merupakan total waktu standar yang dibutuhkan oleh mesin GC untuk melakukan pengujian terhadap seluruh sampel uji.

Tabel 4.4 Data jumlah sampel, total Cycle Time dan total Cycle Time teoritis GC HP Agilent 6890 Januari – Desember 2014

NO Bulan Jumlah

Sampel

Total Cycle time (Menit)

Total Cycle time teoritis (menit)

1 Januari 152 3.584 3.584

2 Februari 118 2.799 2.799

3 Maret 214 5.476 5.476

4 April 113 2.669 2.669

5 Mei 154 4.063 4.063

6 Juni 164 3.861 3.861

7 Juli 121 2.980 2.980

8 Agustus 93 2.206 2.206

9 September 166 4.061 4.061

10 Oktober 165 3.997 3.997

11 November 142 3.515 3.515

12 Desember 135 3.110 3.110

(26)

3. Data jumlah sampel reject

a. Jumlah sampel reject, yaitu jumlah sampel yang hasil pengujiannya tidak sesuai spesifikasi dikarenakan alat GC memberikan hasil error.

Table 4.5 Data Jumlah sampel uji yang reject GC HP Agilent 6890 Januari - Desember 2014

No Bulan

Jumlah Sampel uji

Reject

1 Januari 10

2 Februari 7

3 Maret 11

4 April 7

5 Mei 16

6 Juni 5

7 Juli 9

8 Agustus 8

9 September 9

10 Oktober 13

11 November 16

12 Desember 1

4.12 Perhitungan OEE

Dari data yang telah dikumpulkan tersebut maka selanjutnya akan diolah untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang terjaadi. Adapun tahap- tahap pengolahan data dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

(27)

1. Availability Ratio

Availability ratio merupakan perbandingan antara waktu operasi mesin dengan waktu yang tersedia (jam kerja). Dengan demikian formula yang digunakan untuk mengukur availability ratio adalah:

=

100%

=

100%

Perhitungan availability ratio bulan Januari 2014 adalah sebagai berikut :

=

100%

= 12.890 − 2.600

12.890 100%

= 10.290

12.890 100%

= 79,83%

Setelah dilakukan perhitungan dengan cara yang sama maka nilai availability ratio bulan Januari 2014-Desember 2014 disajikan dalam tabel 4.6.

(28)

Tabel 4.6 Nilai Availability Ratio GC HP Agilent 6890 Januari – Desember 2014

No Bulan

Loading Time (Menit)

Total Down

Time (Menit)

Availability ratio (%)

1 Januari 12.890 2.600 79,83%

2 Februari 13.225 2.410 81,78%

3 Maret 13.910 4.235 69,55%

4 April 11.945 2.485 79,20%

5 Mei 11.880 2.405 79,76%

6 Juni 14.275 2.785 80,49%

7 Juli 10.255 4.845 52,75%

8 Agustus 12.225 2.275 81,39%

9 September 14.115 7.360 47,86%

10 Oktober 15.160 5.025 66,85%

11 November 12.920 2.520 80,50%

12 Desember 13.005 2.500 80,78%

2. Performance efficiency

Performance ratio merupakan suatu ratio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam melakukan pengujian sampel. Dengan demikian formula perhitungan performance efficiency adalah:

=

100%

Perhitungan performance efficiency untuk bulan Januari 2014 adalah:

= 3.584

3.584 100%

= 100,00%

(29)

Setelah dilakukan perhitungan dengan cara yang sama maka nilai performance efficiency bulan Januari 2014 - Desember 2014 disajikan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7 Nilai Performance Efficiency Ratio GC HP Agilent 6890 Januari- Desember 2014

No Bulan Total Cycle time (Menit)

Total Cycle time teoritis

(Menit)

Performance Efficiency Ratio (%)

1 Januari 3.584 3.584 100,00%

2 Februari 2.799 2.799 100,00%

3 Maret 5.476 5.476 100,00%

4 April 2.669 2.669 100,00%

5 Mei 4.063 4.063 100,00%

6 Juni 3.861 3.861 100,00%

7 Juli 2.980 2.980 100,00%

8 Agustus 2.206 2.206 100,00%

9 September 4.061 4.061 100,00%

10 Oktober 3.997 3.997 100,00%

11 November 3.515 3.515 100,00%

12 Desember 3.110 3.110 100,00%

(30)

3. Rate Of Quality Product

Rate of quality product merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan peralatan dalam menghasilkan pengujian produk yang sesuai dengan standar. Formula yang digunakan untuk pengukuran rasio ini adalah:

=

100%

Perhitungan Rate of Quality Product untuk bulan Januari 2014 adalah:

= 152 − 10

152 100%

= 93,42%

Setelah dilakukan perhitungan dengan cara yang sama maka nilai rate of quality bulan Januari 2014 - Desember 2014 disajikan dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8 Nilai Perhitungan Rate of Quality GC HP Agilent 6890 Januari – Desember 2014

NO Bulan Jumlah

Sampel

Jumlah Defect

Rate of Quality (%)

1 Januari 152 10 93,42%

2 Februari 118 7 94,07%

3 Maret 214 11 94,86%

4 April 113 7 93,81%

5 Mei 154 16 89,61%

6 Juni 164 5 96,95%

7 Juli 121 9 92,56%

8 Agustus 93 8 91,40%

9 September 166 9 94,58%

10 Oktober 165 13 92,12%

11 November 142 16 88,73%

12 Desember 135 1 99,26%

(31)

4. Overall Equipment Effectiveness

Untuk mengetahui besarnya efektivitas mesin GC HP Agilent 6890 secara keseluruhan di PT. Propan Raya, maka terlebih dahulu harus diperoleh nilai-nilai availability ratio, performance efficience dan rate of quality product. Nilai OEE dihitung dengan rumus:

= (%) (%) (%)

Perhitungan OEE untuk bulan Januari 2014 adalah:

OEE = 79,83% x 100,00% x 93,42%

= 74,58%

Setelah dilakukan perhitungan dengan cara yang sama, maka perhitungan overall equipment effectiveness untuk bulan Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 disajikan dalam Tabel 4.9.

(32)

Tabel 4.9 Nilai Perhitungan OEE GC HP Agilent 6890 Januari – Desember 2014

NO Bulan Availability ratio (%)

Performance Efficiency

Ratio (%)

Rate of Quality

(%)

OEE

1 Januari 79,83% 100,00% 93,42% 74,58%

2 Februari 81,78% 100,00% 94,07% 76,93%

3 Maret 69,55% 100,00% 94,86% 65,98%

4 April 79,20% 100,00% 93,81% 74,29%

5 Mei 79,76% 100,00% 89,61% 71,47%

6 Juni 80,49% 100,00% 96,95% 78,04%

7 Juli 52,75% 100,00% 92,56% 48,83%

8 Agustus 81,39% 100,00% 91,40% 74,39%

9 September 47,86% 100,00% 94,58% 45,26%

10 Oktober 66,85% 100,00% 92,12% 61,59%

11 November 80,50% 100,00% 88,73% 71,43%

12 Desember 80,78% 100,00% 99,26% 80,18%

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menentukan besar kapasitas dari mesin auto drilling punch tersebut ialah dengan menentukan lama waktu proses setiap satu kali kerja dari mesin tersebut, atau yang

Progesteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar – kelenjarnya berkeluk – keluk dan bersekresi (masa sekresi). Bila tidak

Menyetujui dan mengangkat Dewan Komisaris dan Direksi dengan susunan yang baru, pengangkatan tersebut terhitung sejak ditutupnya Rapat ini yakni tanggal 23-02-2021 (dua puluh

Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,

Statistik Uji Perbandingan (Uji –T) motivasi belajar siswa kelas XI MIPA 2 dan XII MIPA 2 di SMAN 1 Muaro Jambi memperoleh data bahwa data pada Levene’s Test for

Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering kabinet, dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta, yang ditebarkan pada baki logam

Email yang anda gunakan waktu mendaftar disebut juga sebagai PayPal Email dan inilah yang harus anda berikan jika anda ingin mendapatkan bayaran dari orang lain. Karena status

Dalam gambar 1 (pendekatan tradisional), setiap departemen mengolah informasi sendiri, seperti yang dapat dilihat, departemen akuntansi menyimpan data departemen akuntansi sendiri,