• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS DISKUSI SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE-5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS DISKUSI SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE-5"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS DISKUSI SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE-5

Disusun oleh:

1. Agus Riyani (135040200111002) 2. Tri Wulansari (135040200111003) 3. Choirummintin W (135040200111017) 4. Binti Miftakhun N (135040200111003)

KELOMPOK 1 KELAS A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2015

(2)

1. Metode survei tanah menggunakan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan sintetik dan analitik. Jelaskan persamaan dan perbedaan kedua pendekatan tersebut

Pendekatan sintetik berasal dari kata synthesis atau sintesa yang berarti penantuan satuan spasial atau peta berdasarkan hasil pengamatan pada titik-titik pengamatan. Dalam pendekatan sintetik, dilakukan pengamatan dilapangan terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengelompokan berdasarkan kisaran sifat- sifat tertentu, sehingga dihasilkan setuan peta sebanyak keragaman yang ada.

Pendekatan analitik berasal dari kata analisis yang berarti membagi tubuh tanah alami yang didasarkan pada petunjuk-petunjuk eksternal. Dalam pendekatan analitik, pertama lansekap dibagi ke dalam tubuh tanah alami berdasarkan karakteristrik eksternal. Setelah itu dilakukan penenetuan karakteristik tanah pada masing-masing satuan tersebut melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah.

Perbedaan dan persamaan pendekatan sintetik dan analitik adalah : No pembeda Pendekatan sintetis Pendekatan analitis 1. Cara survei Menentukan titik lahan,

kemudian baru didelineasi

Didelineasi melalui foto

udara, kemudian

menentukan titik survei lahan

2. Jumlah titik survei Banyak, karena setiap luasan petak yang dibuat, harus disurvei

Sedikit, sekitar 3-4 titik

dari setiap

pengelompokan hasil delineasi

3. waktu Sangat lama, karena

banyak titik yang harus disurvei

Singkat, karena survei

yang dilakukan hanya

beberapa ttik

(3)

4. Hasil survei Ledih detail, karena jumlah titik survei banyak dan hasil lebih akurat

Detail, tetapi hasil yang didapat tidak sedetail dengan pendekatan sintetik

2. Dalam menyiapkan survey tanah dengan menggunakan pendekatan analitik,

apa saja yang harus dilakukan?

Yang harus dilakukan dalam pendekatan analitik adalah pertama membagi lanskep kedalam tubuh tanah alami, berdasarkan karakteristik eksternal seperti landform, vegetasi dan tanah permukaan.Setelah itu dilakukan penentuan karakteristik tanah pada masing-masing satuan tersebut melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah. Pendekatan analitik berasal dari kata analisis yang berarti membagi tubuh tanah alami yang didasarkan pada sifat-sifat eksternal. Dengan demikian tahapan dalam pendekatan analitik ini adalah:

 Membagi lanskep ke dalam komponen-komponen sedemikian rupa yang diperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda

 Melakukan kharakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah dilapang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan analitik adalah pendekatan

yang dilakukan dengan cara membagi terlebih dahulu kemudian baru memberi

warna.

(4)

3. Lihat pada peta landform pujon sekitarnya dibawah. Gambaran relief tersebut disajikan pada peta dibawahnya (peta relief).

a. Diskusikan apakah pendekatan yang akan dipakai, jelaskan alasannya!

Untuk pendekatan ada 3 macam yaitu:

 Menggunakan Grid Kaku

Metode grid kaku merupakan metode yang menggunakan prinsip pendekatan sintetik. Metode ini sangat cocok untuk survei intensif dengan skala besar, yang penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensif pengamatan yang rapat sehingga memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan di lapangan dan pada peta. Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat (rectangular grid) di seluruh daerah survei.

Pengamatan dilakukan dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertical dan horizontal). Survei grid juga cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai pola tanah yang kompleks di mana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang praktis. Survei ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetaannya sukar ditentukan dengan pasti. Selain itu survei ini sangat dianjurkan pada survei intensif (detail-sangat detail) dan penggunaan hasil interpretasi foto udara sangat terbatas (misalnya pada daerah dengan konfigurasi permukaan kurang beragam/daerah yang relatif datar) atau di daerah yang belum ada foto udaranya.

 Menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek

Pengamatan pada daerah kunci (key area) yaitu daerah terpilih dalam

suatu daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak

mungkin satuan peta yang ada dis eluruh daerah survei tersebut. Beberapa

persyaratan untuk daerah kunci adalah:

(5)

a. Harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah survei.

b. Harus dibuat pada daerah di mana hubungan antara tanah dengan kenampakan bentang-alam atau landform dapat dipelajari dengan mudah.

c. Daerah kunci tidak boleh terlalu kecil. (untuk survei tanah skala semi detail, sekitar 10-30 % danskala tinjau kurang lebih 5-20 % dari luas total)

d. Harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi

Sedangkan Transek adalah daerah kunci sederhana dalam bentuk jalur atau rintisan yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta atau satuan wujud- lahan. Transek tidak boleh sejajar dengan batas wujud-lahan. Dalam setiap survei tanah, umumnya selalu diperlukan bantuan daerah kunci, kecuali : a. Daerah survei relatif sempit

b. Jika bentang-alamnya telah diketahui dengan baik

c. Jika seluruh daerah harus didatangi secara intensif (misalnya untuk survei irigasi

 Menggunakan Grid Bebas

Metode grid bebas merupakan perpaduan dari metode grid kaku dan

metode fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi-detail,

foto udara berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di

lapangan cukup sulit dilakukan. Pengamatan lapangan dilakukan seperti pada

grid-kaku, tetapi jarak pengamtan tidak perlu sama dalam dua arah,

tergantung fisiografi daerah survei. Jika terjadi perubahan fisiografi yang

menyolok dalam jarak dekat, maka perlu pengamatan lebih rapat, sedangkan

jika landform relatif seragam maka jarak pengamatan dapat dilakukan

berjauhan. Dengan demikian, kerapatan pengamatan disesuaikan menurut

kebutuhan skala survei yang dilaksanakan serta tingkat kerumitan pola tanah

di lapangan. Di daerah dengan pola tanah yang dapat diprediksi dengan

mudah, pangamatan dapat dilakukan lebih sedikit, sedangkan daerah lainnya

(terutama daerah yang bermasalah) perlu dilakukan pengamatan lebih banyak/

(6)

lebih mendetail. Dengan jumlah sampling yang sama, dapat dihasilkan peta yang baik, dengan berkonsentrasi pada tanah bermasalah.

Menurut kelompok kami, untuk pengamatan daerah Pujon dan sekitarnya dapat menggunakan pendekatan analitik. Dalam pendekatan analitik ini menggunakan interpretasi foto udara dan diteruskan dengan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan tanah yang telah dibuat. Kemudian landscape dibagi ke dalam batas-batas (mendelineasi) atau komponen-komponen yang diperkirakan memiliki tanah yang berbeda. Melakukan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.

b. Jika akan melakukan survei tanah pada skala 1:25.000 plot pengamatan Saudara jika:

Menggunakan Grid Kaku

Dalam metode grid kaku, jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segiempat seluruh daerah survey.

Pengamatan tanah dilakukan dengan pola teratur, jarak pengamatan tergantung

dari skala peta. Pada peta semi detail ( 1 : 25.000 ) dengan luas lahan 4.600 ha

dan jumlah titik yang ideal adalah 184 titik, maka luas tiap 1 cm2 pada peta

mewakili 25 ha di lahan sebenarnya.

(7)

Menggunakan Grid Bebas

(8)

Dalam metode grid bebas, jarak pengamatan tidak perlu samadalam dua arah, namun tergantung pada fisiografi daerah survey. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, perlu pengamatan lebih rapat,sedangkan landform relatif seragam makajarak pengamatan dapat dilakukan berjauhan, dengan demikian dapat disimpulkan Kerapatan pengmatan disesuaikan dengan kebutuhan skala survei serta tingkat kerumitan pola tanah di lapangan. Metode ini biasanya dilaksanakan pada skala 1:12.500 sampai dengan 1: 25.000.Pelaksanaan survei ini diiawali dengan analisis fisiografi melalaui interpretasi foto udara secara detail.

Menggunakan Pendekatan Fisiografis Dengan Menggunakan Key Area Dan Transek

Pengamatan pada daerah kunci (key area) merupakan daerah terpilih dalam suatu daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak mungkin satuan peta yang ada dis eluruh daerah survei tersebut.

Beberapa persyaratan untuk daerah kunci adalah :

a) Harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah survei

b) Harus dibuat pada daerah di mana hubungan antara tanah dengan kenampakan bentang-alam atau landform dapat dipelajari dengan mudah.

c) Daerah kunci tidak boleh terlalu kecil. (untuk survei tanah skala semi detail, sekitar 10-30 % dan skala tinjau kurang lebih 5-20 % dari luas total)

d) Harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi

Sedangkan untuk Transek merupakan daerah kunci sederhana

dalam bentuk jalur atau rintisan yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta

atau satuan wujud-lahan. Transek tidak boleh sejajar dengan batas wujud-lahan.

(9)

Dalam setiap survei tanah, umumnya selalu diperlukan bantuan daerah kunci, kecuali :

a) Daerah survei relatif sempit

b) Jika bentang-alamnya telah diketahui dengan baik

c) Jika seluruh daerah harus didatangi secara intensif (misalnya untuk survei irigasi)

d) Pada survei skala kecil, dimana delineasi wujud-lahannya sangat mudah

Gambar 1.1: Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya)

(10)

Gambar 1.2: Relief Pujon dan sekitarnya

Gambar

Gambar 1.1: Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya)
Gambar 1.2:  Relief Pujon dan sekitarnya

Referensi

Dokumen terkait

Peta ini dapat menggambarkan lebih jelas legi mengnai hal-hal yang dalam peta tanah eksplorasi atau peta tinjau belum disajikan (jelaskan). Contoh Peta evaluasi lahan.

2A 77-99 : 10YR 2/1; hitam; pasir berlempung; gumpal membulat, sedang, lemah; sangat gembur, agak lekat, agak plastis; penjenuhan tanah; berkerikil Ø 3 mm, ±1%; pori halus

 Kompleks : sekelompok tanah dari taksa yang berbeda, yang berbaur satu dengan lainnya dalam suatu deliniasi (satuan peta) tanpa memperlihatkan pola tertentu

Kompleks tanah, merupakan sekelompok tanah dari taksa yang berbeda, yang berbaur satu dengan lainnya dalam satuan deliniasi (satuan peta) tanpa memperlihatkan pola tertentu

SPT jenis ini mengandung dua atau lebih satuan tanah yang tidak serupa yang digunakan dalam penamaan SPT dan mempunyai komposisi yang hampir sama. Satuan-satuan tanah penyusun SPT

Kompleks tanah mrupakan sekelompok peta tanah dari taksa yag berbeda , yang berbaur dari satu dengan lainnya dalam suatu delineasi (satuan peta) tanpa memperlihatkan pola

• Sebaran tanah, semakin besar skala peta dasar (RBI) dan foto udara atau citra satelit, semakin detil Satuan Peta (SP) yang dihasilkan sehingga semakin akurat Satuan Peta Tanah

Metode ini sangat cocok untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensif pengamatan yang rapat memerlukan