• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Pemasaran Berbasis Penggunaan Media Digital Pada UMKM Jahit Di Desa Meteseh di Masa Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Pemasaran Berbasis Penggunaan Media Digital Pada UMKM Jahit Di Desa Meteseh di Masa Pandemi Covid-19"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Pemasaran Berbasis Penggunaan Media Digital Pada UMKM Jahit Di Desa Meteseh di Masa Pandemi Covid-19

Ratnaningrum, Ika

1

Sari, Widya Cindy Kirana

2

Sulistyowati, Widya Kurnia

3

dkk.

cindykiranasari@gmail.com widyakurniasulistyowati@students.unnes.ac.id Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang

Abstrak

Masa pandemi covid-19 seperti saat ini banyak memberikan dampak buruk di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Terutama pada sektor ekonomi termasuk juga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yakni turunnya jumlah penjualan dikarenakan dibatasinya interaksi dan aktivitas masyarakat secara langsung demi mencegah persebaran covid-19, hal tersebut membuat konsumen lebih banyak melakukan aktivitas di rumah dengan memanfaatkan teknologi digital. Dari hal tersebut kegiatan pengembangan pemasaran melalui media digital bagi pelaku UMKM penting dilakukan, kegiatan tersebut dilakukan terhadap UMKM jasa menjahit milik ibu Kiptiyah Eni Pratiwi warga Desa Meteseh, dengan metode pemberian informasi sosialisasi terkait pemasaran melalui media digital dan pelatihan penggunaan media sosial.

Kata Kunci: Media Digital, Pemasaran, Pandemi Covid-19, UMKM Abstract

The current COVID-19 pandemic has had a negative impact on various sectors of people's lives. Especially in the economic sector, including Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), namely the decline in the number of sales due to the limitation of direct community interaction and activities in order to prevent the spread of Covid-19, this has made consumers do more activities at home by utilizing digital technology. From this, it is important to carry out marketing development activities through digital media for MSME actors, these activities are carried out for MSME sewing services owned by Mrs. Kiptiyah Eni Pratiwi, a resident of Meteseh Village, with the method of providing socialization information related to marketing through digital media and training on the use of social media.

Keywords: Digital Media, Marketing, Pandemic Covid-19, UMKM

(2)

Pendahuluan

Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yang menyatakan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha bukan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usaha kecil, atau usaha besar yang memenuhi kriteria dalam undang-undang tersebut.

Perkembangan UMKM di Indonesia masih terhambat oleh sejumlah persoalan antara lain yaitu dari segi permodalan, dan pemasaran, terlebih dalam situasi pandemi covid-19 seperti saat ini. Pandemi covid-19 di Indonesia mempengaruhi tingkat stabilitas pada sektor ekonomi yang mengakibatkan penurunan penjualan, permodalan, terlambatnya distribusi, kesulitan bahan baku, dan produksi menurun yang juga terjadi pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Arianto, Bambang, 2021).Padahal sektor UMKM menjadi penggerak ekonomi domestik dan penyerap energi kerja di tengah menghadapi penurunan produktivitas yang mengakibatkan penurunan profit.

UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia.

Jumlah UMKM di Indonesia yakni sebesar 64, 19 juta, di mana komposisi Usaha

Mikro dan Kecil sangat dominan yakni 64, 13 juta atau sekitar 99,92% dari

keseluruhan sektor usaha. Pandemi covid-19 telah memberikan dampak buruk

terhadap UMKM. Sesuai rilis Katadata Insight Center (KIC), mayoritas UMKM

(82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi dan hanya sebagian kecil (5,9%)

yang mengalami pertumbuhan positif.

(3)

Salah satu yang dapat dilakukan untuk mengembangkan dan membangkitkan kembali produksi pada UMKM yaitu dengan pengembangan pemasaran melalui media sosial dan mendalami segala kemungkinan digital yang dapat membantu pemasaran dengan peningkatan media sosial marketing, online advertising, search engine marketing, penggelolaan website. Keadaan dalam masa pandemi covid-19 mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, karena publik sedang mengurangi aktivitas atau interaksi di luar rumah untuk menekan persebaran covid-19. Dengan begitu banyak masyarakat yang mengalihkan pembelian barang atau jasa secara digital. Maka pentingnya pengembangan pemasaran melalui media digital bagi UMKM untuk dilakukan yang mana menjadikan kemudahan bagi konsumen dan pelaku UMKM untuk mendapatkan akses pemasaran yang lebih luas (Purnomo, 2019).

Metode

Program Pengembangan Pemasaran Berbasis Media Digital ini dilaksanakan pada UMKM Jahit milik salah satu warga Dusun Slamet, Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Sasaran dalam program ini adalah salah satu pemilik usaha UMKM Jahit di Dusun Slamet, yaitu ibu Kiptiyah Eni Pratiwi. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengembangan dan peningkatan pemasaran melalui media digital yaitu dengan pembuatan akun di platform instagram (@nanata.tailor) kemudian penyampaian informasi seputar pemasaran melalui media digital, dan pelatihan dalam pengoperasian akun instagram tersebut.

Tim KKN juga memberikan papan nama kepada usaha jahit milik ibu Kiptiyah.

Beberapa tahapan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah : (1) Tahapan I,

Tim KKN melakukan kunjungan di tempat pemilik UMKM Jahit tersebut yaitu

ibu Kiptiyah dan melakukan survey kondisi tempat menjahit ibu Kiptiyah serta

koordinasi dengan ibu Kiptiyah mengenai metode pemasaran yang digunakan ibu

Kiptiyah dalam menjual hasil jahitannya. (2) Tahapan II, Tim KKN melakukan

pelatihan dalam pengoperasian akun instagram kepada ibu Kiptiyah. (3) Tahapan

III, Tim KKN memberikan merek dan desain logo kepada UMKM jahit ibu

Kiptiyah dengan nama merek NaNaTa Tailor dan pemasangan papan nama di

depan rumah produksi UMKM Jahit Ibu Kiptiyah.

(4)

Hasil dan Pembahasan

Pada kondisi yang serba modern ini tentunya semua hal dapat dikembangkan secara canggih melalui penggunaan teknologi digital (Syaeful, Vuvut, 2020). Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa UMKM saat ini adalah salah satu sektor yang memiliki peranan besar terhadap perekonomian nasional.

Berbagai literatur terdahulu mencatat terkait eksistensi UMKM yang tetap bertahan bahkan di saat kondisi krisis ekonomi sekalipun (Nugrahani, 2015).

Persaingan usaha yang semakin ketat juga membuat beberapa pemilik UMKM di Indonesia menciptakan inovasi – inovasi baru guna pengembangan strategi pemasarannya. Inovasi yang diciptakan tidak terlepas dari kemajuan teknologi yang terdapat pada saat ini, UMKM dituntut untuk mempersiapkan diri dengan menciptakan hal baru baik itu melalui pemanfaatan teknologi maupun energi yang baru.

Munculnya permasalahan tersebut mendorong Tim KKN BMC I UNNES Tahun 2021 untuk melakukan kegiatan pengabdian dengan memberikan arahan dan pelatihan kepada salah satu UMKM Jahit Dusun Slamet, Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal yang terkhusus lagi pada Dusun Slamet untuk mengembangkan bisnisnya pada bidang fashion. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan mengusung judul Pengembangan Pemasaran Berbasis Penggunaan Media Digital Pada UMKM Jahit Di Desa Meteseh di Masa Pandemi Covid-19.

Kegiatan pengabdian ini terdiri dari Kegiatan pengarahan pengembangan pemasaran melalui media digital kepada salah satu UMKM jasa menjahit milik ibu Kiptiyah Eni Pratiwi, kegiatan kunjungan di tempat pemilik UMKM Jahit tersebut dan melakukan survey kondisi tempat menjahit ibu Kiptiyah serta koordinasi dengan ibu Kiptiyah mengenai metode pemasaran yang digunakan ibu Kiptiyah dalam menjual hasil jahitannya serta Tim KKN memberikan merek dan desain logo kepada UMKM jahit ibu Kiptiyah dan pemasangan papan nama di depan rumah produksi UMKM Jahit Ibu Kiptiyah.

Adapun rincian kegiatan pada program Pengembangan Pemasaran

Berbasis Penggunaan Media Digital Pada UMKM Jahit Di Desa Meteseh di Masa

Pandemi Covid-19 antara lain ;

(5)

Kegiatan kunjungan dan survey rumah produksi jahit

Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh Tim KKN BMC I UNNES Tahun 2021 Desa Meteseh dengan melakukan kunjungan dan survey rumah produksi jahit UMKM ibu Kiptiyah. Tim KKN melakukan beberapa konsultasi dengan ibu Kiptiyah mengenai bagaimana proses produksi berlangsung dan hambatan – hambatan apa saja yang dialami ibu Kiptiyah selama proses produksi kemudian Tim KKN juga melakukan konsultasi dengan ibu Kiptiyah perihal metode pemasaran yang digunakan ibu Kiptiyah selama Pandemi Covid – 19 ini dalam menjual seluruh hasil produksinya. Hal ini sebagaimana pada gambar 1 dan 2.

Kegiatan pelatihan dan pengarahan pemasaran menggunakan media digital Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh Tim KKN BMC I UNNES Tahun 2021 Desa Meteseh dengan memberikan pelatihan dan pengarahan kepada Ibu Kiptiyah mengenai pengembangan pemasaran menggunakan media digital yaitu akun instagram. Tim KKN memberikan pengarahan dan pelatihan tentang bagaimana mempromosikan suatu hasil produksi untuk kemudian dijual dengan akun instagram UMKM Jahit ibu Kiptiyah yaitu @nanata.tailor. sebelumnya TIM KKN juga membuatkan akun instagram tersebut dan memberikan pengarahan mengenai posting hasil penjualan, kemudian pemberian caption pada postingan dan juga memberikan arahan mengenai instagram Ads yang merupakan platform iklan pada media sosial instagram dengan pembuatan feed dan stories instagram yang berisikan iklan. Hal ini sebagaimana pada gambar 3 dan 4.

Kegiatan pemberian merek dan pemasangan papan nama

Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh Tim KKN BMC I UNNES Tahun 2021

Desa Meteseh dengan memberikan merek dan desain logo kepada UMKM jahit

ibu Kiptiyah dengan nama merek NaNaTa Tailor dan pemasangan papan nama di

depan rumah produksi UMKM Jahit Ibu Kiptiyah. Hal ini sebagaimana pada

gambar 5 dan 6.

(6)

Gambar 1. Kunjungan rumah produksi Gambar 2. Survey rumah produksi

Gambar 3. Foto bersama selesai pelatihan Gambar 4. Akun instagram UMKM

Gambar 5. Merek dan Logo UMKM Gambar 6. Penyerahan papan nama

Beberapa kendala yang dialami saat melakukan pengabdian adalah

lamanya mencetak papan nama sehingga kegiatan harus ditunda dahulu dan

(7)

melakukan kegiatan yang lain sampai papan nama tersebut selesai dicetak, pelatihan pengoperasian instagram yang tidak cukup hanya satu kali supaya pemilik UMKM juga terbiasa menggunakan media digital untuk pengembangan pemasarannya dan sulitnya mencari jumlah followers di instagram supaya akun instagram pemilik UMKM lebih terpercaya dan diyakini oleh beberapa pengguna akun instagram lainnya yang ingin membeli hasil produksi UMKM milik ibu Kiptiyah.

Kegiatan pengabdian mendapatkan antusias yang sangat luar biasa dari pemilik UMKM Jahit yaitu Ibu Kiptiyah. Beliau mengungkapkan bahwa dengan adanya pelatihan pengembangan pemasaran menggunakan media digital terkhusus pada instagram diyakini akan meningkatkan daya jual dari hasil produksinya karena mengingat bahwa hampir seluruh warga dunia menggunakan sosial media instagram. Beliau juga mengungkapkan bahwa akan terus melakukan keberlanjutan pengembangan pemasaran menggunakan media digital.

Simpulan

Pandemi covid-19 di Indonesia mempengaruhi tingkat stabilitas pada

sektor ekonomi yang mengakibatkan penurunan penjualan, permodalan,

terlambatnya distribusi, kesulitan bahan baku, dan produksi menurun yang juga

terjadi pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sehingga dibutuhkan

inovasi baru untuk mengembangkan pemasaran dengan menggunakan media

digital. Hal tersebut diyakini akan mendongkrak permasalahan ekonomi terkhusus

pada UMKM. Tim KKN BMC 1 UNNES Tahun 2021 Desa Meteseh memberikan

sebuah pelatihan penggunaan media digital instagram kepada salah satu UMKM

Jahit di Dusun Slamet, Desa Meteseh dengan pemilik bernama ibu Kiptiyah dan

dengan harapan bahwa UMKM yang sedang ditekuni ibu Kiptiyah semakin

berkembang pada sektor pemasarannya dan tidak lagi mendapat dampak dari

adanya pandemi Covid-19 ini.

(8)

Referensi

Arianto, Bambang. (2021). “Pengembangan UMKM Digital di Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal ATRABIS. Vol. 6 No. 2. hlm 233-234.

Bakhri, Syaeful dan Futiah, Vuvut. (2020). “Pendampingan dan Pengembangan Manajemen Pemasaran Produk UMKM Melalui Teknologi Digital Di Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Loyalitas Sosial. Vol. 2 No. 2. Hlm 60.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. (2021). “Dukungan Pemerintah Bagi UMKM Agar Pulih di Masa Pandemi”. Diakses di : https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/2939/dukungan-pemerintah-bagi- umkm-agar-pulih-di-masa-pandemi

Nugrahani, R. (2015). “Peran Desain Grafis Pada Label dan Kemasan Produk Makanan UMKM”. Jurnal Imajinasi, IX (2). Hlm 127 – 136. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/8846 Purnomo, F. (2019). “Program Ladit (Lapak Digital): Optimalisasi Media Digital

Sebagai Wadah dalam Pengembangan UMKM di Madura”. Jurnal Studi

Manajemen dan Bisnis. Vol. 6 No. 2. hlm 89-95.

(9)

TOGA: Manfaat dan Khasiat Guna Sejuta Umat di Masa Pandemi Covid-19

Ratnaningrum, Ika1 Ragil, Muhammad Bagas2 Nabila, Alifia Farras3 dkk.

bagasragil30@students.unnes.ac.id alifiafarras@students.unnes.ac.id

Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Abstrak

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman yang berkhasiat yang di tanam dilahan pekarangan rumah yang dikelola keluarga, tanaman ini ditanam untuk memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan tradisional itu sendiri. Manfaat lain Tanaman Obat Keluarga (TOGA) selain sebagai obat juga memiliki manfaat lain yaitu sebagai penambah gizi, dan bumbu masakan. Pemanfaatan obat tradisional tersebut sebagai upaya untuk pemeliharaan kesehatan, untuk pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan darurat apalagi saat pandemi COVID-19 ini. Tetapi pemanfaatan TOGA ini dirasa tidak maksimal karena kurangnya pengetahuan mengenai khasiat dan cara penggunaan TOGA untuk pengobatan. Dari hal tersebut kegiatan penanaman TOGA ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan khasiat dari TOGA dan cara penggunaan TOGA untuk pengobatan yang dapat dilakukan dengan cara tradisional.

Kata Kunci: Covid-19, Pandemi, Tanaman Obat Keluarga

Abstract

Family Medicinal Plants (TOGA) are nutritious plants that are planted in the yard of a family managed house, these plants are grown to meet the family's need for traditional medicines themselves. Another benefit of Family Medicinal Plants (TOGA) apart from being a medicine, it also has other benefits, namely as a nutritional

(10)

enhancer, and as a cooking spice. The use of these traditional medicines is an effort to maintain health, for disease prevention and emergency health care, especially during the COVID-19 pandemic. However, the use of TOGA is not optimal due to lack of knowledge about the efficacy and how to use TOGA for treatment. From this, the TOGA planting activity is very useful to increase knowledge of the efficacy of TOGA and how to use TOGA for treatment that can be done in the traditional way.

Keywords: Covid-19, Pandemic, Family Medicinal Plants Pendahuluan

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sehingga kaya akan berbagai tanaman obat yang sangat potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Fenomena masyarakat pada umumnya penggunaan obat generik lebih ampuh untuk mengobati prnyakit dibandingkan dengan mengkonsumsi tanaman obat. Penggunaan tanamn obat dianggap kuno dan tidak banyak memberikan hasil yang signifikan. Zaman mulai berubah dimana pengobatan konvensional menjadi barang mewah bagi sebagian orang, maka pengobatan secara tradisional melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ini mulai dilirik oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Sejalan hal tersebut menurut Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional pada pasal 70 menyatakan bahwa masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri dengan benar dengan memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Pemerintah juga sangat mendukung tentang pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ini, terlihat dari Keputusan Menteri Kesehatan RI Np. 381/Menkes/SK/III/2007 dalam salah satu subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional. Dalam Keputusan Menkes tersebut, disebutkan dalam pengembangan dan peningkatan penelitian uji klinis pemanfaatan obat tradisional ditujukan agar diperoleh obat tradisional yang bermutu tinggi, aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas, baik

(11)

digunakan sendiri maupun dalam pelayanan kesehatan formal.(Jati, Alamsyah, dan A Nikhayatul 2021)

Terdapat 31 jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri obat tradisional (jamu), industri non jamu, bumbu maupun kebutuhan ekspor. Namun hanya sekitar 20-30% dari tanaman obat tersebut yang sudah dibudidayakan. Sedangkan sekitar 78% tanaman obat diperoleh dengan penambangan dari hutan. Hal ini akan berpengaruh pada kemampuan pasokan atas pemenuhan permintaan serta berakibat pada kelangkaan beberapa jenis tanaman obat. Beberapa tanaman obat yang mulai langka di Indonesia antara lain jinten, temugiring, jatibelanda, bidara laut, bangle, kedawung dan pasak bumi.

Keanekaragaman jenis tanaman obat menuntut kondisi lingkungan yang sesuai untuk pembudidayaannya. Setiap jenis tanaman berkhasiat obat membutuhkan kondisi lingkungan tertentu agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Beberapa unsur iklim seperti suhu, curah hujan dan penyinaran matahari secara langsung berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mempermudah penggunaan tanaman berkhasiat obat pada masyarakat maka perlu dilakukan sosialisasi terkait dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)(Sarwahita 2018)

Desa Meteseh merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Pemanfaatan TOGA dirasa tidak maksimal dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai khasiat dan cara penggunaan TOGA untuk pengobatan. Masyarakat di desa ini mempunyai pekarangan rumah yang luas namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan adanya informasi mengenai khasiat yang ditawarkan oleh TOGA diharapkan masyarakat dapat menanam dan memanfaatkan TOGA untuk pengobatan dengan maksimal sehingga dapat menuju masyarakat Indonesia yang sehat.

(12)

Metode Pelaksanaan

Cara umum, metode pelaksanaan yang digunakan dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah sosialisasi pemanfaatan, praktik langsung pembuatan ramuan obat serta penanaman TOGA. Tahapan pelaksanaan kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tim melakukan koordinasi pada elemen masyarakat terkait waktu dan tujuan pelaksanaan kegiatan pengabdian.

2. Penyuluhan/sosialisasi dilakukan pada tanaman TOGA terpilih.

Tanaman TOGA ini relative mudah didapatkan, mudah ditanaman dan dijual dengan harga yang terjangkau. Tanaman sosialisasi antara lain, kunyit, temulawak, kencur, jahe, jahe merah, sambiloto, kumis kucing dan daun katuk.

3. Penyuluhan/sosialisasi dilakukan dengan penyampaian materi dan diselingi tanya jawab dari peserta.

4. Sosialisasi dilakukan juga dalam bentuk penyebaran leaflet/brosur mengenai beberapa jenis tanaman obat yang dijelaskan.

Hasil dan Pembahasan

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Obat adalah suatu bahan atau panduan bahanbahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Penggunaan tanaman sebagai pengobatan herbal sudah dipraktekkan sejak jaman Mesir Kuno sekitar 2500 tahun Sebelum Masehi. Indonesia memiliki 30.000 jenis tanaman dari total 40.000 jenis tanaman yang ada di dunia, dan 940 jenis diantaranya merupakan tanaman yang bisa

(13)

dimanfaatkan untuk obat-obatan tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Hasil beberapa penelitian membuktikan bahwa obat (ramuan) tradisional yang di ramu dari tanaman obat lebih mudah dicerna oleh tubuh dan tidak terlalu menyebabkan efek samping. Sudah banyak negara maju yang mulai memproduksi obat-obatan dari tanaman herbal. Obat dapat bersifat sebagai obat jika sesuai dengan dosis dan waktu yang tepat. Obat juga bersifat racun bagi tubuh jika dikonsumsi dengan dosis yang berlebihan. Hal ini menyebabkan pemberian obat kurang dapat menyembuhkan karena salah penggunaan dan dosis yang tidak tepat.

Banyak masyarakat yang masih belum paham akan pemanfaatan tanaman obat keluarga. Masyarakat sering salah dalam menentukan bahan baku dalam pembuatan obat tradisional dan tidak mengerti cara untuk mengolah bahan tersebut. Ini dapat menyebabkan efek samping yang berbeda bagi tiap orang jika dosis obat diberikan secara berlebihan. Semakin banyak masyarakat yang menaruh perhatian terhadap penggunaan obat yang rasional demi kepentingan keluarga. Penggunaan obat rasional mensyaratkan pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dengan dosis yang tepat, jangka waktu 2 pemberian obat yang benar, dan mendapatkan harga obat yang paling murah. Untuk bayi terutama bayi usia balita, dianjurkan untuk tidak memberikan obat bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Adapun rincian kegiatan pada program Penanaman TOGA di Desa Meteseh, Boja, Kendal di Masa Pandemi Covid-19 antara lain:

Kegiatan sosialisasi, kunjungan dan survey lokasi penanaman TOGA di Desa Meteseh

Sebelum TIM KKN kunjungan dan survey ke lokasi, kami melakukan beberapa sosialisasi bersama Bapak Kepala Desa Meteseh dan Ketua Karang Taruna yang akan mengizinkan dan membimbing kami selama proses kegiatan ini dilakukan dalam masa pandemic COVID-19. Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh TIM KKN BMC- 1 UNNES Tahun 2021 Desa Meteseh dengan melakukan kunjungan dan survey

(14)

lokasi penanaman TOGA di Kampung Lawas Desa Meteseh. Hal ini sebagaimana pada gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Bersosialisasi bersama Kepala Desa

Gambar 2. Kunjungan dan Survey Lokasi Penanaman TOGA

Kegiatan pembelian TOGA bersama TIM KKN BMC-1 UNNES

Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh TIM KKN BMC-1 UNNES Tahun 2021 Desa Meteseh, dengan pembelian TOGA ini supaya kami dan warga Desa Meteseh dapat menambah pengetahuan tentang khasiat dan pemanfaatan cara pengguanaan TOGA dalam pengobatan tradisional ini. Hal ini sebagaimana pada gambar 3.

(15)

Gambar 3. Pembelian TOGA

Kegiatan penanaman TOGA di Kampung Lawas Desa Meteseh

Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh TIM KKN BMC-1 UNNES Tahun 2021 Desa Meteseh dengan penanaman TOGA ini agar seluruh warga Desa Meteseh dapat mengetahui khasiat dan pemanfaatan cara penggunaan TOGA dalam pengobatan apalagi pada keadaan darurat saat pandemic COVID-19 ini. Hal ini sebagaimana pada gambar 4, 5, dan 6.

Gambar 4. Penanaman TOGA

(16)

Gambar 5. Hasil Penanaman Toga

Gambar 6. Foto Bersama TIM KKN BMC-1 UNNES

Beberapa kendala yang kami alami saat melakukan kegiatan penanaman TOGA adalah sulitnya transportasi untuk membawa tanaman dari lokasi pembelian TOGA sampai dengan lokasi untuk penanaman TOGA dikarenakan jaraknya yang cukup jauh dan cukup banyak, sehingga kegiatan pelaksanaannya dilakukan dari pagi hingga menjelang malam.

Kegiatan penanaman TOGA ini mendapatkan apresiasi yang sangat luar biasa dari warga Desa Meteseh. Dengan adanya penanaman TOGA ini seluruh warga Desa Meteseh dapat mengetahui khasiat dan cara penggunaan untuk pengobatan secara

(17)

tradisional. Bukan hanya untuk pengobatan saja, tanaman TOGA ini dapat berkhasiat sebagai penambah gizi dan bumbu untuk penyedap rasa makanan.

Simpulan

Dalam perkembangannya Tanaman Obat Keluarga(TOGA) sudah jarang dimanfaatkan oleh masyarakat, namun perlu adanya edukasi lebih tentang khasiat dan manfaat dari TOGA itu sendiri. Tim KKN UNNES Desa Meteseh membuat taman TOGA guna memberikan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat dan penggunaan dari tanaman obat keluarga tersebut sebagai obat alternatif.

Refrensi

Jati, S, MRN Alamsyah, and A Nikhayatul. 2021. “SOSIALISASI PENGGUNAAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) UNTUK MEWUJUDKAN

MASYARAKAT SEHAT DI KELURAHAN WATES.” Jurnal.Untidar.Ac.Id.

https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/abdipraja/article/view/3225.

Sarwahita, DG Wirasisya. 2018. “Peningkatan Kesehatan Masyarakat Melalui Sosialisasi Penggunaan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Di Desa Tembobor.”

Journal.Unj.Ac.Id 15 (1). https://doi.org/10.21009/sarwahita.151.07.

{Bibliography}

Referensi

Dokumen terkait

(g) Faktor Kenyamanan juga menjadi keuntungan tersendiri ketika konsumen melakukan transaksi belanja online. Konsumen tidak perlu harus berdandan, keluar untuk belanja, karena

Tujuan dari penelitian ini mengetahui sistem pemasaran Digital Marketing melalui Social Media yang di adopsi UMKM, mencari apa hambatan serta solusinya untuk UMKM

Usahakan setiap post selalu berkaitan dengan usaha; Buatlah tanda pagar (hashtag) unik yang mencirikan usaha kita dan gunakan itu di setiap post; Jawab segala

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas pengelolaan SDM UMKM berbasis digital di masa pandemi COVID-19, agar para pelaku usaha dapat memahami dan mampu

(6) pelaku UMKM dapat meningkatkan brand engagement dari media sosial yang dimiliki dan dapat mengoptimalkan brand awareness melalui visual konten; (7) meningkatkan skala bisnis

Penerapan Teknologi Pemasaran Produk Menggunakan Media Online Bagi UMKM Di Desa Meteseh Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Pendampingan Legalitas Usaha Melalui Sistem Online Single

Pelaku UMKM dalam melakukan pemasaran produknya secara konvensional dan belum melakukan pemasaran produk melalui digital marketing. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Penerapan Branding Produk dan Digital Marketing Sebagai Strategi Pemasaran UMKM” dilaksanakan di rumah UMKM Pandawa 5