• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RENCANA PEMBANGUNAN SENTRA INDUSTRI KOTA TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RENCANA PEMBANGUNAN SENTRA INDUSTRI KOTA TANGERANG SELATAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JIPI Vol. 2 No. 1, Maret 2018. 1 - 15 e-ISSN : 2598-067x

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RENCANA PEMBANGUNAN SENTRA INDUSTRI KOTA TANGERANG SELATAN

Fitria Candra (fitriacandra@gmail.com) Universitas Pancasila Jakarta

ABSTRACT

The purpose of this research is to identify the need of development plan of Small and Medium Industry in South Tangerang City by constructing Small and Medium Industry Center by using data of small and medium industry of South Tangerang City that exist in Industry and Trade Office of South Tangerang City. Development of Industrial Centers in a region must meet the criteria that is 1. Local government to provide at least 5,000 m2 of land in the appropriate location RTRW and deserve topography for physical development equipped with document of legality of land ownership by local government and also have supporting infrastructure to central location (road and electricity ). 2. Having the IKM Sentral Development Pattern (Masterplan, Institutional Pattern and Business Plan), 3. Having the DED document for the construction of Sentra IKM and Wastewater Treatment Installation (IPAL), 4. Preparing the AMDAL / UKL / UPL, 5. The SMI product has prospects to be developed in terms of market potential, availability of raw materials and availability of human resources. 6. A statement of willingness from at least 20 SMEs to be relocated or newly established SMEs to new IKM centers. 7. Statement Letter of Regional Government is willing to establish a management institution authorized by the Related Institution / Notary 8. Statement Letter of Regional Government willing to provide operational cost for institutional and sustainability of the center.

The results of this study are the type of Small and Medium Industries that can be developed into Industrial Sentra Tangerang City South is the Food and Beverage Industry Center in each District in the City of South Tangerang, Sentra Chemical Industry and goods from chemicals in Setu Subdistrict, Sentra Industri Pakaian Jadi in Kecamatan Pondok Aren..

Keywords : Small and Medium Industry, Small and Medium Industry Center

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan rencana pengembangan Industri Kecil dan Menengah di Kota Tangerang Selatan dengan membangun Sentra Industri Kecil dan Menengah dengan menggunakan data industri kecil dan menengah Kota Tangerang Selatan yang ada di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan. Pembangunan Sentra Industri di suatu daerah harus memenuhi kriteria yaitu 1. Pemda menyediakan lahan minimal 5.000 m2 berada di lokasi yang sesuai RTRW dan layak secara topografi untuk pembangunan fisik dilengkapi dengan dokumen legalitas kepemilikan lahan oleh Pemda serta mempunyai infrastruktur penunjang menuju lokasi sentra (jalan dan listrik). 2. Memiliki Pola Pengembangan Sentra IKM (Masterplan, Pola Kelembagaan dan Bisnis plan), 3. Memiliki dokumen DED pembangunan Sentra IKM dan Instalasi Pengolah air limbah (IPAL), 4. Menyusun AMDAL/UKL/UPL, 5. Produk IKM- nya mempunyai prospek untuk dikembangkan dilihat dari potensi pasar, ketersediaan bahan baku dan ketersediaan sumber daya manusia. 6. Surat pernyataan kesediaan dari minimal 20 IKM untuk direlokasi atau IKM yang baru berdiri ke sentra IKM yang baru. 7. Surat pernyataan Pemda bersedia membentuk kelembagaan pengelola yang disahkan oleh Instansi Terkait/Notaris 8. Surat pernyataan Pemda bersedia menyediakan biaya operasional bagi kelembagaan dan keberlanjutan sentra.

Hasil penelitian ini adalah jenis Industri Kecil dan Menengah yang dapat dikembangkan menjadi Sentra Industri Kota Tangerang Selatan adalah Sentra Industri Makanan dan Minuman di setiap Kecamatan di Kota Tangerang Selatan, Sentra Industri Kimia dan barang-barang dari bahan kimia di Kecamatan Setu, Sentra Industri Pakaian Jadi di Kecamatan Pondok Aren.

Kata kunci: Industri Kecil dan Menengah, Sentra Industri Kecil dan Menengah.

(2)

1. Pendahuluan

Dalam pembangunan ekonomi di Kota Tangerang Selatan, sektor industri dan perdagangan mempunyai peranan yang sangat signifikan, dimana peningkatan produk domestic sangat dipengaruhi oleh pengembangan industri yang ada. Dengan berkembangnya industri, dapat mengurangi pengangguran, meningkatkan devisa dan meningkatkan pendapatan asli daerah bagi Kota Tangerang Selatan.

Dewasa ini Industri Kecil dan Menengah, maupun Industri Besar semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Sementara dengan terjadinya perubahan sistem dalam pemerintahan, setiap industri baik dari proses produksi, pemasaran, manajemen maupun pengendalian terhadap dampak lingkungan tidak dapat berlangsung secara kontinyu. Hal ini sangat menghambat dalam perkembangan industri dan juga dalam memberikan peluang pasar atau kerjasama antar lintas sektor maupun antar Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan Industri Besar.

Untuk itu maka perlu adanya program pengembangan Industri perkotaan di Kota Tangerang Selatan dalam rangka mendorong perkembangan ekonomi daerah dengan memanfaatkan potensi yang ada serta untuk menciptakan lapangan kerja.

Industri Kecil dan Menengah (IKM) termasuk salah satu kegiatan penggerak perekenomian masyarakat Kota Tangerang Selatan, keberadaannya masih menyebar di berbagai kecamatan. Potensi dan peluang pengembangan IKM di Kota Tangerang Selatan cukup baik sehingga pembinaanya perlu mendapat prioritas.

Dengan banyak dan tersebarnya IKM di Kota Tangerang Selatan menyebabkan potensi IKM cukup bagus untuk dikembangkan, akan tetapi yang saat ini terjadi adalah perkembangan IKM di Kota Tangerang Selatan masih belum dapat terdata secara utuh dalam penyajianya sehingga IKM Kota Tangerang Selatan keberadaanya tertinggal dibandingkan dengan IKM yang berasal dari provinsi lain di Indonesia.

Identifikasi kebutuhan rencana pembangunan sentra industri di Kota Tangerang Selatan adalah sebagai langkah awal dari pengembangan Industri Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan dengan menentukan kebutuhan sentra industri perkotaan Kota Tangerang Selatan. Tulisan ini diharapkan dapat melihat potensi kebutuhan sentra industri perkotaan di Kota Tangerang Selatan dengan membahas Industri Kecil Menengah dan Sentra Industri Kecil dan Menengah di Kota Tangerang Selatan.

2. Kajian Pustaka

Menurut Undang-undang nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.

Industri Kecil Menengah (IKM) adalah industri yang memiliki skala industri

kecil dan menengah. Menurut Peraturan Kementerian Perindustrian No. 6 tahun

2016, industri kecil adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang,

memiliki nilai investasi kurang dari 1 milyar rupiah, tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha. Sedangkan, yang dimaksud dengan industri menengah

adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang dan nilai investasi

minimal 1 milyar rupiah atau memiliki karyawan minimal 20 orang dan nilai

investasi maksimal 15 milyar rupiah. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto,

(3)

berpendapat bahwa IKM yang mendominasi populasi industri di dalam negeri berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Ini dikarenakan pertumbuhan IKM yang relatif stabil. Tidak hanya itu, kemampuan IKM untuk menyerap tenaga kerja sangat tinggi, mencapai 97,22% pada awal tahun 2016. Dari data Kemenperin pada tahun 2016, IKM tumbuh mencapai 165.983 unit atau meningkat 4,5 persen dibandingkan tahun 2015. Sedangkan pada 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 400.000 orang.

Pada tahun 2017, pemerintah meluncurkan program E-Smart IKM untuk memperluas pasar IKM melalui promosi online. E-Smart IKM merupakan sistem database IKM yang menyajikan informasi mengenai profil industri, sentra serta produk yang diintegrasikan dengan berbagai marketplace yang ada. Sembilan komoditas unggulan yang sedang dikembangkan pemasarannya melalui program ini yaitu kosmetik, fashion, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, furnitur, herbal, dan produk logam. Pemerintah bekerjasama dengan bukalapak.com untuk melaksanakan program e-smart IKM ini. Alamat situs e-smart IKM dalam website bukalapak yakni https://www.bukalapak.com/promo/e-smart-ikm.

Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Menurut Howkins (2012), Ekonomi Kreatif terdiri dari periklanan, arsitektur, seni, kerajinan. desain, fashion, film, musik, seni pertunjukkan, penerbitan, Penelitian dan Pengembangan (R&D), perangkat lunak, mainan dan permainan, Televisi dan Radio, dan Permainan Video. Muncul pula definisi yang berbeda-beda mengenai sektor ini. Namun sejauh ini penjelasan Howkins masih belum diakui secara internasional.

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama.

Konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi pengejawantahannya. Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif setelah beberapa waktu sebelumnya, dunia dihadapi dengan konsep ekonomi informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi.

Dalam cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015, ekonomi kreatif didefinisikan sebagai "Era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya”.

Sentra merupakan unit kecil kawasan yang memilik ciri tertentu dimana didalamnya terdapat kegiatan proses produksi dan merupakan area yang lebih khusus untuk suatu komoditi kegiatan ekonomi yang telah terbentuk secara alami yang ditunjang oleh sarana untuk berkembangnya produk atau jasa yang terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, kecil dan menengah.

Diarea sentra tersebut terdapat kesatuan fungsional secara fisik : lahan,

geografis, infrastruktur, kelembagaan dan sumber daya manusia, yang berpotensi

(4)

untuk berkembangnya kegiatan ekonomi dibawah pengaruh pasar dari suatu produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing tinggi (Setiawan, 2004).

Berdasarkan SK Menteri Negara Koperasi dan UKM No:

32/Kep/M.KUKM/IV/2002, tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra. Sentra didefinisikan sebagai pusat kegiatan di kawasan/lokasi tertentu dimana terdapat usaha yang menggunakan bahan baku/sarana yang sama, menghasilkan produk yang sama/sejenis serta memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi klaster.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian pasal 14 ayat (3) huruf d, pengembangan perwilayahan industri dilakukan antara lain melalui pengembangan sentra industri kecil dan menengah (IKM). Salah satu pengembangan sentra IKM dilakukan melalui pembangunan Sentra IKM.

3. Metode Penelitian

Metode studi yang dipergunakan dalam penyusunan penelitian ini meliputi metode pengumpulan data dan metode analisis kebutuhan pembangunan sentra industri sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 09/M-IND/PER/2/2016 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pembangunan Sarana Industri Tahun Anggaran 2016.

Metode penelitian yang disusun konsultan secara garis besar dibagi menjadi ke dalam 3 (tiga) tahap pekerjaan, yaitu:

1. Tahap pengumpulan data.

2. Tahap analisis data.

3. Tahap akhir.

Bagan alir dan tahapan penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1. Bagan alir penelitian

(5)

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Kondisi Geografis Kota Tangerang Selatan

Wilayah Kota Tangerang Selatan mempunyai batas administrasi sebagai berikut:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang dan DKI Jakarta.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Kota Depok) dan DKI Jakarta.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Kab. Bogor) dan Kota Depok.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

Kota Tangerang Selatan memiliki Luas wilayah 147,19 KM2 dan terbagi dalam 7 kecamatan dengan pembagian luas wilayah masing-masing Kecamatan sesuai tabel berikut:

Tabel 1. Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan No. Nama Kecamatan Luas Wilayah (KM2)

1. Setu 14,80

2. Serpong 24,04

3. Pamulang 26,82

4. Ciputat 18,38

5. Ciputat Timur 15,43

6. Pondok Aren 29,88

7. Serpong Utara 17,84

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2016

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2031 wilayah perencanaan RTRW Kota Tangerang Selatan meliputi 7 (tujuh) kecamatan, 54 (lima puluh empat) Kelurahan/Desa meliputi:

1. Kecamatan Serpong meliputi:

a. Kelurahan Lengkong Wetan;

b. Kelurahan Lengkong Gudang;

c. Kelurahan Lengkong Gudang Timur;

d. Kelurahan Cilenggang;

e. Kelurahan Rawa Buntu;

f. Kelurahan Rawa Mekar Jaya;

g. Kelurahan Serpong;

h. Kelurahan Ciater; dan i. Kelurahan Buaran.

2. Kecamatan Serpong Utara meliputi : a. Kelurahan Pakualam;

b. Kelurahan Pakujaya;

c. Kelurahan Pakulonan;

d. Kelurahan Pondok Jagung Timur;

e. Kelurahan Pondok Jagung;

f. Kelurahan Jelupang; dan

(6)

g. Kelurahan Lengkong Karya.

3. Kecamatan Pondok Aren meliputi : a. Kelurahan Pondok Kacang;

b. Kelurahan Pondok Kacang Timur;

c. Kelurahan Parigi Baru;

d. Kelurahan Parigi Lama;

e. Kelurahan Pondok Pucung;

f. Kelurahan Pondok Jaya;

g. Kelurahan Jurang Mangu Timur;

h. Kelurahan Jurang Mangu Barat;

i. Kelurahan Pondok Karya;

j. Kelurahan Pondok Betung; dan k. Kelurahan Pondok Aren.

4. Kecamatan Ciputat meliputi:

a. Kelurahan Jombang;

b. Kelurahan Serua;

c. Kelurahan Serua Indah;

d. Kelurahan Sawah Lama;

e. Kelurahan Sawah Baru;

f. Kelurahan Ciputat; dan g. Kelurahan Cipayung.

5. Kecamatan Ciputat Timur meliputi : a. Kelurahan Pondok Ranji;

b. Kelurahan Rengas;

c. Kelurahan Rempoa;

d. Kelurahan Cempaka Putih;

e. Kelurahan Cireundeu; dan f. Kelurahan Pisangan.

6. Kecamatan Pamulang meliputi : a. Kelurahan Benda Baru;

b. Kelurahan Bambu Apus;

c. Kelurahan Pondok Benda;

d. Kelurahan Pamulang Barat;

e. Kelurahan Pamulang Timur;

f. Kelurahan Kedaung;

g. Kelurahan Pondok Cabe Udik; dan h. Kelurahan Pondok Cabe Ilir.

7. Kecamatan Setu meliputi : a. Kelurahan Muncul;

b. Desa Kranggan;

c. Desa Kademangan;

d. Desa Setu;

e. Desa Bhakti Jaya; dan

f. Desa Babakan.

(7)

Lebih rinci wilayah pembagian wilayah masing-masing kecamatan di Kota Tangerang Selatan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Banyaknya Kelurahan, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga menurut Kecamatandi Kota Tangerang Selatan

No. Kecamatan Kelurahan

Rukun Tetangga

(RT)

Rukun Warga (RW)

1. Setu 6 237 46

2. Serpong 9 486 112

3. Pamulang 8 831 156

4. Ciputat 7 552 104

5. Ciputat Timur 6 446 79

6. Pondok Aren 11 826 133

7. Serpong Utara 7 466 105

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2016

Kondisi Ekonomi Kota Tangerang Selatan

Perubahan struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan akibat proses pembangunan ekonomi yang terjadi pada periode 2012 s.d 2016, tidak terlepas dari dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal lebih dipengaruhi oleh perkembangan maupun perubahan perilaku masing-masing komponen pengeluaran akhir. Sedangkan faktor eksternal banyak dipengaruhi oleh perubahan teknologi dan struktur perdagangan global sebagai akibat peningkatan perdagangan internasional.

Sektor ekonomi utama yang meunjang perekonomian Kota Tangerang Selatan adalah sektor perdagangan dan jasa, sedangkan sektor industri pengolahan di wilayah ini tidak terlalu mendominasi. Menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan sekitar 70,42% (631 perusahaan) dari seluruh perusahaan industri pengolahan yang ada di Tangerang Selatan adalah perusahaan makanan dan minuman dan 8,26% industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia kemudian 6,70% industri pakaian jadi/konveksi.

Industri dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

Sampai dengan tahun 2017 data jumlah perusahaan industri kecil dan menengah Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Jumlah Perusahaan Industri dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

No. Kecamatan

Jumlah Perusahaan

Industri

Jumlah Usaha

Perdagangan Total

1 Setu 224 4 228

2 Serpong 100 12 112

3 Pamulang 140 19 159

4 Ciputat 112 14 126

5 Ciputat Timur 42 9 51

6 Pondok Aren 178 8 186

7 Serpong Utara 100 6 106

Kota Tangerang Selatan 896 72 968

Sumber: Dinas Industri dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan, 2017

(8)

Jumlah perusahaan menurut kecamatan sampai dengan tahun 2017 di Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 2. Grafik jumlah perusahaan menurut kecamatan di Kota Tangerang Selatan

Dilihat dari sebaran perusahaan industri dan perdagangan di Kota Tangerang Selatan tahun 2017, Kecamatan Setu paling banyak memiliki perusahaan industri dan perdagangan yaitu sebanyak 228 perusahaan, diikuti oleh Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Ciputat masing-masing berjumlah 186 perusahaan, 159 perusahaan dan 126 perusahaan industri kecil dan menengah.

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

IKM memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah unit usaha yang berjumlah 3,4 juta unit dan merupakan lebih dari 90 persen dari unit usaha industri nasional. Peran tersebut juga tercermin dari penyerapan tenaga kerja IKM yang menyerap lebih dari 9,7 juta orang pada tahun 2013 dan merupakan 65,4 persen dari total penyerapan tenaga kerja sektor industri non migas. Disamping itu IKM juga memiliki ragam produk yang sangat banyak, mampu mengisi wilayah pasar yang luas, dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat luas serta memiliki ketahanan terhadap berbagai krisis yang terjadi.

Pengembangan IKM diharapkan akan meningkatkan jumlah unit usaha IKM rata-rata sebesar 1 persen per tahun atau sekitar 30 ribu unit usaha IKM per tahun dan peningkatan penyerapan tenaga kerja rata-rata sebesar 3 persen per tahun.

Untuk mendukung pengembangan IKM ditetapkan sasaran penguatan kelembagaan yang disertai dengan pemberian fasilitas sebagai berikut:

Sasaran Penguatan Kelembagaan dan Pemberian Fasilitas IKM a. Penguatan Kelembagaan

• Penguatan Sentra IKM (sentra)

• Revitalisasi dan pembangunan Unit Pelayanan Teknis (UPT)

• Penyediaan Tenaga Penyuluh Lapangan (orang)

• Penyediaan Konsultan Industri kecil dan Industri menengah (orang)

Setu 25%

Serpong 11%

Pamulang 16%

Ciputat 12%

Ciputat Timur

5%

Pondok Aren

20%

Serpong Utara

11%

INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

KOTA TANGERANG SELATAN

(9)

b. Pemberian Fasilitas

• Peningkatan kompetensi SDM (Orang)

• Pemberian bantuan dan bimbingan teknis (unit IKM)

• Pemberian bantuan serta fasilitasi bahan baku dan bahan penolong (unit IKM)

• Pemberian bantuan mesin atau peralatan (unit IKM)

• Pengembangan produk (unit IKM)

• Pemberian bantuan pencegahan pencemaran lingkungan hidup (unit IKM)

• Pemberian bantuan informasi pasar, promosi, dan pemasaran (unit IKM)

• Fasilitasi akses pembiayaan (unit IKM)

• Penyediaan Kawasan Industri untuk IKM yang berpotensi mencemari lingkungan (Kawasan)

• Fasilitasi kemitraan antara industri kecil, menengah dan besar (unit IKM)

• Fasilitasi HKI terhadap IKM (unit IKM)

• Fasilitasi penerapan standar mutu produk bagi IKM (unit IKM)

Sentra Industri

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011- 2031 pasal pasal 14 ayat 3 poin f bahwa Pengembangan Sentra Industri termasuk pada Strategi penetapan kawasan strategis kota berdasarkan aspek pertumbuhan ekonomi yang merupakan bagian dari Kebijakan penataan ruang yang meliputi kebijakan penetapan kawasan strategis kota. Ruang lingkup Pembangunan Sentra IKM meliputi :

1. Pembangunan fisik sarana produksi, sarana pembinaan dan sarana penunjang lainnya yang diperlukan dalam sentra.

2. Penyediaan mesin/peralatan guna melengkapi sarana produksi dan sarana pembinaan IKM.

Pembangunan Sentra dilaksanakan pada Kabupaten/Kota dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut :

1. Pemda menyediakan lahan minimal 5.000 m2 berada di lokasi yang sesuai RTRW dan layak secara topografi untuk pembangunan fisik dilengkapi dengan dokumen legalitas kepemilikan lahan oleh Pemda serta mempunyai infrastruktur penunjang menuju lokasi sentra (jalan dan listrik).

2. Memiliki Pola Pengembangan Sentra IKM (Masterplan, Pola Kelembagaan dan Bisnis plan),

3. Memiliki dokumen DED pembangunan Sentra IKM dan Instalasi Pengolah air limbah (IPAL),

4. Menyusun AMDAL/UKL/UPL,

5. Produk IKM-nya mempunyai prospek untuk dikembangkan dilihat dari potensi pasar, ketersediaan bahan baku dan ketersediaan sumber daya manusia.

6. Surat pernyataan kesediaan dari minimal 20 IKM untuk direlokasi atau IKM yang baru berdiri ke sentra IKM yang baru.

7. Surat pernyataan Pemda bersedia membentuk kelembagaan pengelola yang

disahkan oleh Instansi Terkait/Notaris

(10)

8. Surat pernyataan Pemda bersedia menyediakan biaya operasional bagi kelembagaan dan keberlanjutan sentra.

Kebutuhan Sentra Industri Kota Tangerang Selatan

Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah teridentifikasi kebutuhan rencana pembangunan Sentra Industri di Kota Tangerang Selatan. Sesuai dengan data jumlah Industri Kecil dan Menengah yang ada di Kota Tangerang Selatan untuk pengelompokan jenis industri dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Daftar IKM Kota Tangerang Selatan

Sub Sektor Industri Setu Serpong Pamulang Ciputat Ciputat Timur

Pondok Aren

Serpong Utara Barang galian bukan

logam - - - - - 1 -

Barang-barang dari logam,

dan peralatannya 4 2 3 4 1 2 3

Furniture, dan industri

pengolahan lainnya - 1 4 2 2 1 -

Karet, dan barang-barang

dari plastik 11 6 2 - 1 - 10

Kayu, barang dari kayu,

dan anyaman - - 1 - - - -

Kertas, dan barang dari

kertas 4 1 - 1 1 - 6

Kimia, dan barang-barang

dari bahan kimia 32 8 9 8 7 10

Kulit, dan barang dari kulit 1 2 - - 2 - 2

Logam dasar 3 - - - - - 1

Makanan, dan minuman 146 69 118 94 28 114 62

Mesin listrik lainnya, dan

perlengkapannya 3 - - - - - -

Mesin, dan

perlengkapannya 15 4 3 1 4 2 4

Pakaian jadi 1 2 - 1 3 51 2

Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam

1 1 - 1 - - -

Radio, televisi, dan

peralatan komunikasi 3 4 - - - - -

JUMLAH INDUSTRI 224 100 140 112 42 178 100

Sumber: Hasil Pengolahan data, 2017

Lebih rinci besaran masing-masing sektor industri yang ada di Kota

Tangerang Selatan dapat dilihat pada grafik berikut:

(11)

Gambar 3. Jenis Industri Kota Tangerang Selatan

Ketentuan Pembangunan Sentra Industri Kota Tangerang Selatan

Pembangunan Sentra dilaksanakan pada Kabupaten/Kota dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut :

1. Kebutuhan Lahan

Pemerintah daerah harus menyediakan lahan minimal 5.000 m2 berada di lokasi yang sesuai zonasi Rencana Tata Ruang Wilayah dan layak secara topografi untuk pembangunan fisik dilengkapi dengan dokumen legalitas kepemilikan lahan oleh Pemerintah daerah serta mempunyai infrastruktur penunjang menuju lokasi sentra yaitu jalan yang memdasi dan listrik.

Untuk memenuhi kebutuhan lahan sesuai dengan ketentuan diatas, pemerintah daerah Kota Tangerang Selatan harus menyesuaikan dengan lokasi rencana pengembangan Sentra Industri Kecil dan Menengah yang akan dibangun. Dari data Industri Kecil dan Menangah yang ada di masing-masing Kecamatan di Kota Tangerang Selatan berikut, dapat di perkirakan pemilihan lokasi dan lahan untuk pembangunan Sentra Industri Kecil dan Menengah.

2. Masterplan, Pola Kelembagaan dan Bisnis plan

Untuk menentukan jenis Industri Kecil dan Menengah yang akan di kembangkan menjadi Sentra Industri, maka Dinas terkait harus memiliki Pola

0%

2%

1%

3%

0%

2%

8% 1%

1%

70%

0%

4%

7%

0%

1%

Jenis Industri Kota Tangerang Selatan

Barang galian bukan logam

Barang-barang dari logam, dan peralatannya

Furniture, dan industri pengolahan lainnya

Karet, dan barang-barang dari plastik

Kayu, barang dari kayu, dan anyaman

Kertas, dan barang dari kertas

Kimia, dan barang-barang dari bahan kimia

Kulit, dan barang dari kulit Logam dasar

Makanan, dan minuman

Mesin listrik lainnya, dan perlengkapannya

Mesin, dan perlengkapannya Pakaian jadi

Peralatan kedokteran, alat ukur,

navigasi, optik, dan jam

Radio, televisi, dan peralatan

komunikasi

(12)

Pengembangan Sentra IKM. Masterplan merupakan kerangka dari semua rencana pembangunan gedung dan infrastruktur di suatu kawasan atau wilayah. Masterplan secara harfiah diterjemahkan sebagai Rencana Induk dan berisi tentang semua perencananan pembangunan yang menyeluruh (comprehensif) dan terpadu (integratif).

Masterplan menyangkut semua rencana pembangunan di suatu wilayah baik itu di pedesaan maupun di perkotaan seperti rencana pemukimam, rencana pembangunan jalan raya, jembatan, rel kerata api, gedung dan fasilitas umum seperti sekolah, supermarket, tempat ibadah dan lain sebagainya.

Dalam rencana pembangunan Sentra Industri Kecil dan Menangah yang akan dikembangkan Dinas terkait harus menyampaikan usulan rencana susunan Pola Kelembagaan yang jelas dan rinci termasuk tugas pokok dan fungsi dari masing-masing lembaga daerah yang akan mengelola dan bertanggungjawab dengan pembangunan dan pengelolaan Sentra Industri. Dalam hal rencana pengembangan IKM dan pembangunan Sentra Industri Kota Tangerang Selatan, Pemerintah Daerah atau Dinas terkait Kota Tangerang Selatan harus membuat Bisnis Plan terkait dengan rencana pembangunan Sentra Industri.

3. DED dan IPAL

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan Undang-undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung maka rencana Pembangunan Sentra Industri Kota Tangerang Selatan harus Memiliki dokumen Detail Engineering Desain pembangunan Sentra IKM dan Instalasi Pengolah air limbah (IPAL).

4. Dokumen Lingkungan

Setiap kegiatan yang diperkirakan akan memiliki dampak terhadap lingkungan sekitar, maka harus memiliki Dokumen Lingkungan yaitu berupa AMDAL/UKL/UPL. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

5. Potensi Produk

Untuk menentukan produk IKM yang akan dikembangkan menjadi Sentra

Industri, Dinas terkait harus melakukan perencanaan strategis terkait dengan

Produk IKM-nya mempunyai prospek untuk dikembangkan dilihat dari

potensi pasar, ketersediaan bahan baku dan ketersediaan sumber daya

manusia. Berbagai alat analisis strategis pengembangan produk dapat

diterapkan untuk menentukan produk IKM yang akan dikembangkan menjadi

Sentra Industri diantaranya adalah Analisis 5P, Analisis SWOT, Analisis

Kelayakan Investasi.

(13)

6. Kesedian Relokasi IKM

Berdasarkan SK Menteri Negara Koperasi dan UKM No: 32/Kep/M.KUKM/

IV/2002, tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra. Sentra didefinisikan sebagai pusat kegiatan di kawasan/lokasi tertentu dimana terdapat usaha yang menggunakan bahan baku/sarana yang sama, menghasilkan produk yang sama/sejenis serta memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi klaster.

Sehubungan dengan rencana Pembangunan Sentra Industri Kota Tangerang Selatan salah satu ketentuannya adalah adanya Surat pernyataan kesediaan dari minimal 20 IKM untuk direlokasi atau IKM yang baru berdiri ke sentra IKM yang baru.

Dari hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa Industri sejenis yang memiliki jumlah minimal 20 jenis industri yang sama adalah Industri Kimia, dan barang-barang dari bahan kimia dengan jumlah industri sebanyak 32 IKM di yang berada di Kecamatan Setu, kemudian Industri makanan dan minuman yang tersebar di setiap Kecamatan di Kota Tangerang Selatan, serta Industri Pakaian Jadi sebanyak 51 IKM yang berada di Kecamatan Pondok Aren.

7. Kelembagaan Pengelola Sentra Industri

Sebagai bentuk komitmen dan tanggungjawab pengelolaan untuk Sentra Industri yang akan dibangun, maka Dinas tekait harus membuat Surat pernyataan Pemerintah Daerah bersedia membentuk kelembagaan pengelola yang disahkan oleh Instansi Terkait/Notaris.

8. Biaya Operasional

Sebagai bentuk komitmen dan tanggungjawab pengelolaan untuk Sentra Industri yang akan dibangun, maka Dinas tekait harus membuat Surat pernyataan Pemerintah Daerah bersedia menyediakan biaya operasional bagi kelembagaan dan keberlanjutan sentra.

Dampak Ekonomi Pembangunan Sentra Industri Kota Tangerang Selatan Setiap kegiatan ekonomi akan memiliki dampak ekonomi terhadap lingkungan sekitar kegiatan dan jalur distribusi dari kegiatan ekonomi tersebut.

Pembangunan Sentra Industri Kecil dan Menangah akan memiliki dampak secara ekonomi langsung dan tidak langsung terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi pembangunan Sentra Industri Kecil dan Menengah. Diantara dampak ekonomi tersebut adalah:

1. Terbukanya peluang lapangan kerja baru

Dengan pembangunan sentra industri tentu penyerapan buruh/tenaga kerja baru akan bertambah seiring dengan kebutuhan perusahaan untuk mengisi kuota tenaga kerjanya guna memenuhi kebutuhan operasional perusahaan untuk menghasilkan produk dan juga jasa sesuai dengan lini industri yang ditekuni oleh perusahaan tersebut.

2. Meningkatkan Pendapatan Daerah

Dengan adanya atau terciptanya lapangan pekerjaan yang banyak, banyaknya

posisi yang membutuhkan karyawan untuk ditempati, secara tidak langsung

(14)

bisa mempengaruhi terhadap meningkatnya pendapatan daerah. Hal itu dikarenakan semakin banyaknya industri yang bermunculan akan berpengaruh pada pajak daerah sehingga pendapatan di daerah pun akan naik.

3. Mengurangi Jumlah Pengangguran

Karena pesatnya pembangunan ekonomi serta banyaknya sektor industri yang mulai tumbuh dan membutuhkan karyawan untuk berbagai posisi membuat pengangguran di suatu daerah menjadi berkurang. Sektor industri itulah yang membuat jumlah pengangguran semakin berkurang jumlahnya.

4. Mensejahterakan Masyarakat

Karena pembangunan ekonomi yang tinggi, bisa membuat kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat. Hal itu dikarenakan tingkat pendapatan masyarakat pun menjadi meningkat dan berkurangnya jumlah masyarakat yang menganggur. Sehingga masyarakat pun bisa sejahtera hidupnya dan ekonominya menjadi layak.

5. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kota Tangerang Selatan memiliki 7 Kecamatan dan 54 Kelurahan/Desa dan memiliki 869 Perusahaan Industri serta 72 Pedagangan.

2. Terdapat 15 jenis Industri Kecil dan Menengah yang ada di Kota Tangerang Selatan dan tersebar di 7 Kecamatan.

3. Kecamatan Setu memiliki 12 Jenis Industri Kecil dan Menengah.

4. Kecamatan Serpong memiliki 11 Jenis Industri Kecil dan Menengah.

5. Kecamatan Pamulang memiliki 7 Jenis Industri Kecil dan Menengah.

6. Kecamatan Ciputat memiliki 8 Jenis Industri Kecil dan Menengah.

7. Kecamatan CiputatTimur memiliki 8 Jenis Industri Kecil dan Menengah.

8. Kecamatan Pondok Aren memiliki 7 Jenis Industri Kecil dan Menengah.

9. Kecamatan Serpong Utara memiliki 9 Jenis Industri Kecil dan Menengah.

10. Jenis Industri yang memiliki jumlah perusahaan terbanyak adalah Industri Makanan dan Minuman yaitu sebanyak 631 Perusahaan atau sebanyak 70,42% dari semua Jenis Perusahaan Industri yang ada di Kota Tangerang Selatan

11. Jenis Industri Kimia dan barang-barang dari bahan kimia memiliki jumlah perusahaan terbanyak berikutnya yaitu sebanyak 74 Perusahaan.

12. Industri Pakaian Jadi merupakan Jenis Industri berikutnya yang memiliki jumlah terbanyak yaitu sebanyak 60 Perusahaan.

13. Jenis Industri Makanan dan Minuman merupakan Jenis Industri terbanyak dan tersebar di setiap Kecamatan di Kota Tangerang Selatan.

14. Jenis Industri Kimia dan barang-barang dari bahan kimia terbanyak terdapat di Kecamatan Setu.

15. Jenis Industri Pakaian Jadi terbanyak terdapat di Kecamatan Pondok Aren.

16. Pilihan jenis Industri Kecil dan Menengah yang dapat dikembangkan menjadi Sentra Industri Kota Tangerang Selatan adalah:

• Sentra Industri Makanan dan Minuman di setiap Kecamatan di Kota

Tangerang Selatan

(15)

• Sentra Industri Kimia dan barang-barang dari bahan kimia di Kecamatan Setu

• Sentra Industri Pakaian Jadi di Kecamatan Pondok Aren.

Dari hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dilakukan kajian lebih lanjut untuk Feasibility Study terhadap rencana Pembangunan Sentra Industri Kota Tangerang Selatan

2. Melakukan pengembangan IKM yang cukup berpotensi di Kota Tangerang Selatan

3. Melakukan kajian lebih lanjut untuk Pemilihan alternatif pengembangan Sentra Industri dengan Industri Kreatif Kota Tangerang Selatan.

4. Salah satu anggaran yang dapat digunakan untuk membangun sarana dan Industri adalah dengan mengajukan Dana Alokasi Khusus Bidang Pembangunan Sarana Industri sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian dan Republik Indonesia nomor 09/M-IND/PER/2/2016 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pembangunan Sarana Industri Tahun Anggaran 2016.

Daftar Pustaka

Hawkins, D.I., dan Mothersbaugh, D.L. 2012 Consumer Behavior: Building Marketing Strategy.11th edition. McGraw-Hill, Irwin

Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2031 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman

Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Peraturan Menteri Perindustrian dan Republik Indonesia nomor 09/M- IND/PER/2/2016 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pembangunan Sarana Industri Tahun Anggaran 2016

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Setiawan,Guntur. 2004 Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset.

Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No: 32/Kep/M.KUKM/

IV/2002, tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian

Gambar

Gambar 1. Bagan alir penelitian
Tabel 1. Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan  No.  Nama Kecamatan  Luas Wilayah (KM2)
Tabel 2. Banyaknya Kelurahan, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga menurut  Kecamatandi Kota Tangerang Selatan
Gambar 2. Grafik jumlah perusahaan menurut kecamatan di Kota Tangerang Selatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan strategi pemasaran global yang diterapkan lebih mengacu kepada pendapat Viswanathan dan Dickson (2006) yang mengungkapkan bahwa pendekatan strategi harus memiliki

Termasuk didalamnya adalah tambahan pangan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman..

Untuk mendapatkan suatu pembatasan yang mudah dimengerti oleh pihak lain dan penelitian dapat lebih terarah, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas

Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perusahaan harus mencari sumber- sumber modal kerja yang tepat dan mengalokasikan sumber modal kerja tersebut pada masing-

Maka dapat di simpulkan bahwa Obyek Wisata Pantai Balat jika dikembangkan dengan baik ternyata memiliki potensi sebagai obyek wisata alam pantai yang sangat menarik

Ketika satu berkas cahaya sempit menimpa permukaan yang rata kita definisikan sudut datang sebagai sudut yang dibuat berkas sinar datang dan garis normal

BUKU RUMAH TANGGA – 7 SEDAP [ B ] Berikut ini kami ingin menanyakan tentang pengeluaran makanan selama seminggu yang lalu yang berasal dari pembelian, produksi sendiri

Mutual reciprocity yang merupakan hubungan timbal balik juga memiliki hubungan yang positif dengan knowledge sharing, semakin baik hubungan antar pribadi untuk saling