• Tidak ada hasil yang ditemukan

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KPA Nasional

sebagaimana tertuang dalam Perpres 75/2006 memiliki tugas dan fungsi me-netapkan kebijakan, menetap-kan langkah strategis, mengkoor-dinasikan pelaksanaan kegiatan, melakukan penyebarluasan in-formasi, melakukan kerja sama regional dan internasional, pengelolaan data dan informasi, mengendalikan dan memantau penanggulangan AIDS serta memberi arahan kepada KPA daerah.

Pada bulan Oktober informasi penting dan strategis yang dila-porkan antara lain perhelatan ak-bar Pertemuan Nasional ke 4 dan Rapat Kerja Nasional Ketua KPA Daerah di Yogyakata serta perte-muan Tim Pelaksana.

Selain itu informasi tentang pengembangan program PMTS un-tuk kalangan laki-laki berisiko tinggi juga terus dilakukan. Yang juga tidak kalah penting adalah la-poran dari kegiatan monitoring dan evaluasi serta pelatihan untuk tim asistensi KPA Provinsi. ***

Kabar Menara Topas 9

Laporan Kegiatan Oktober 2011

Kilas laporan

Pertemuan Nasional AIDS 4 Yogyakarta Rapat Kerja

Na-sional KPA se-Indonesia Pertemuan Tim Pelaksana Pelatihan Stan-dardisasi Pedo-man Program Laki-laki Berisiko Tinggi Pelatihan Pro-gram PMTS me-lalui Intervensi Struktural

KPA Nasional

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Sekretariat KPA Nasional: Menara Topas lantai 9— Jalan MH. Thamrin Kav.9 Jakarta Telp.021.3901758 Fax. 021.3902665

Ketua KPA Nasional, Bapak Agung Laksono didampingi Wakil Ketua I KPAN, Gubernur DIY dan Sekretaris KPAN membuka Pernas AIDS 4 di Hotel Inna Garuda DIY

(2)

PADA tanggal 20 Oktober 2011, bertempat di Kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, KPAN menggelar Pertemuan Tim Pelaksana Anggota KPAN.

Agenda yang dibahas dalam pertemuan adalah laporan kegiatan Pernas AIDS IV di Yogyakarta, persiapan peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2011, laporan kegiatan Penanggulangan AIDS di lingkungan TNI yang diakhiri dengan diskusi.

Dalam laporan Pernas, Sekretaris KPAN, Ibu Nafsiah Mboi memaparkan hasil serta tin-dak lanjut dari pertemuan tersebut. Pernas AIDS 4 telah berjalan dengan sukses dan mendapat pujian dari dunia internasional. Rakernas Ketua KPA Daerah juga berjalan lancar. Pernas dihadiri oleh 2326 peserta, yang terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari Kepala Daerah, komunitas, populasi kunci, ilmiah, peneliti, hingga pelajar sekolah.

Sementara itu, paparan tentang program penanggulangan AIDS di lingkungan TNI disampaikan oleh Letkol Ghufron dari Puskes TNI. Dalam paparannya, disebutkan bahwa TNI telah melakukan program penanggulangan AIDS sejak tahun 2002 yang diawali dengan kegiatan penyuluhan. Saat ini, TNI telah memiliki Renstra Penanggulangan AIDS untuk tahun 2011-2014.

Mengenai persiapan pelaksanaan HAS 2011 yang dikoordinasikan oleh Kemente-rian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, disam-paikan beberapa kemajuan, diantaranya telah terbentuk Panitia HAS yang diku-kuhkan melalui Permenakertrans. Selain itu juga telah disepakati tema dan slogan HAS yaitu Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha dari HIV dan AIDS dan STOP HIV dan AIDS, Hapuskan Stigma dan Diskriminasi di Dunia Kerja. Selanjutnya akan dilakukan koordinasi untuk menyukseskan rangkaian acara mulai dari kegiatan di tiap sektor hingga pada acara puncak bersama Presi-den RI.

Sementara itu, pertemuan diakhiri dengan beberapa kesepakatan dan tindak lanjut yaitu; pertemuan berikutnya akan dilaku-kan di bulan Januari 2012, di dilaku-kantor salah satu anggota IBCA. Disepakati Anggota Tim Pelaksana yang akan melakukan paparan adalah Kemsos. Sedangkan untuk usulan bahasan: Evaluasi pelaksanaan HAS dan Penganggaran sektor.***

Pertemuan Tim Pelaksana

PERENCANAAN STRATEGIK

Sekrertaris KPAN memimpin pertemuan Tim Pelaksana di Kantor Kemnakertrans

(3)

Evaluasi Kegiatan Dukungan Teknis Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan

Manajemen Penanggulangan AIDS

Pelatihan Tim Asistensi KPA Provinsi

SEBAGAI bagian dari kegiatan dukungan teknis peningkatan pendidikan dan Pelati-han Manajemen Penanggulangan AIDS yang dilakukan atas kerjasama KPA Na-sional dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyara-kat Indonesia (IAKMI), dilakukan kegiatan pertemuan untuk evaluasi di kantor KPAN pada tanggal 10 Oktober 2011.

Evaluasi diikuti oleh perwakilan IAKMI Pusat dan KPAN. Dalam pertemuan ini di-paparkan hasil kegiatan dukungan teknis dari IAKMI pusat ke daerah, yang meliputi 15 Provinsi.

Dari kegiatan kunjungan ke daerah terse-but diperoleh beberapa hasil antara lain dari daerah secara umum memberikan tanggapan yang positif terkait dukungan

teknis yang diberikan, bahkan beberapa menyatakan masih membutuhkan dukun-gan yang lebih intensif untuk memperkuat pemahaman program yang lebih substansif. Sementara itu, masukan yang muncul lain-nya adalah diperlukan peningkatan kualitas SDM terutama tenaga pengajar di daerah, juga dirasa perlu sertifikasi bagi pengajar, sehingga memiliki kapasitas setara.

Dari hasil dukungan teknis juga direkomen-dasikan untuk meningkatkan koordinasi dengan AIPTKMI (Asosiasi Institusi Pendidi-kan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indone-sia), yang saat ini diketuai oleh DR. Bam-bang Wispriono yang juga Dekan FKM UI, dalam hal ini terkait dengan penyusunan kurikulum.***

UNTUK menunjang dan memperkuat upaya penanggulangan AIDS di tingkat Provinsi, Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) secara kelembagaan memiliki Tim Asistensi yang dibentuk dan mendapat tugas dari Gubernur selaku Ketua KPAP.

Sebagai hasil identifikasi kebutuhan prioritas peningkatan ketrampilan Tim Asistensi yang dinyatakan oleh 14 KPAP, maka KPAN melaksanakan Pelatihan Tim Asistensi untuk 7 KPAP pada tanggal 24-28 Oktober 2011 di Bogor.

Tujuan pelatihan adalah membentuk Tim Asistensi KPAP yang tangguh dan berdaya untuk membantu KPAP bersangkutan (khususnya Ketua KPAP) dalam melaksanakan fungsinya. Pelatihan ini juga

merupakan bagian dari strategi keberlangsungan dan percepatan pencapaian target penanggulangan AIDS nasional.

Dalam pelatihan ini para peserta dibekali dengan beberapa materi antara lain kebijakan dan strategi nasional, penjelasan program PMTS dan Harm Reduction, Tes HIV, PMTCT, CST, advokasi, perencanaan, penganggaran, HAM, gender dan pengorganisasian kelembagaan. Selain itu para peserta juga diajak untuk melakukan kunjungan lapangan ke rumah sakit dan dan lapas di sekitar Bogor. Pasca pelatihan para peserta harus mampu melakukan pembinaan dan fasilitasi kepada KPA Provinsi dan KPA Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program penanggulangan AIDS. ***

(4)

PERTEMUAN Nasional (Pernas) AIDS ke-4 telah diselenggarakan dengan sukses di Hotel Inna Garuda, DI Yogyakarta dari tanggal 3 – 6 Okto-ber 2011, yang diawali dengan pertemuan Fo-rum Komunitas pada tanggal 1-2 Oktober 2011.

Pernas AIDS IV bertujuan untuk membahas Pencapaian Target MDG untuk HIV dan AIDS 2015 dan Evaluasi 5 Tahun Perpres 75/2006. Secara khusus, acara yang dibuka oleh Menkokesra, Bapak Agung Laksono bertujuan melakukan konsolidasi upaya pencegahan HIV melalui transmisi seksual dan penggunaan napza suntik, konsolidasi peningkatan akses terhadap dukungan, perawatan dan pengo-batan, pertukaran pengalaman upaya penang-gulangan HIV dan AIDS di Indonesia, pengua-tan komitmen dan kapasitas pembuat kebija-kan dan populasi kunci, pemberian informasi publik untuk pencegahan HIV dan AIDS pada remaja dan populasi umum dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya penanggu-langan HIV dan AIDS terutama dalam upaya mitigasi dampak epidemi.

Rangkaian Pernas diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari pertemuan komunitas, kajian ilmiah, sesi abtrak, pameran poster hingga pagelaran seni dan budaya. Total pe-serta yang ikut dalam Pernas ini sebanyak 2326 orang dari seluruh Indonesia, yang berasal dari berbagai profesi dan usia.

Dalam pelaksanaannya, selain melibatkan un-sur pemerintah baik di tingkat nasional mau-pun daerah, Pernas juga melibatkan masyara-kat sipil, LSM, populasi kunci dan media massa. Dalam kegiatan yang secara keseluruhan ber-langsung satu minggu ini menghasilkan be-berapa rekomendasi, yang antara lain:

a. Perlunya kebijakan pada mitigasi dampak pada anak dan keluarga dengan perluasan layanan ARV anak dan peningkatan program PMTCT

b. Revitalisasi program untuk meningkatkan jumlah remaja yang akses ke layanan ramah remaja

c. Peningkatan pemberdayaan daerah terma-suk desa dan tempat terpencil dalam penanggulangan AIDS, melalui kerjasama antar pihak

d. Dibutuhkan strategi komunikasi yang mampu mengakomodasi variasi karakteristik target dengan memperhatikan kearifan lokal. e. Upaya intensif untuk meningkatkan penge-tahuan masyarakat mengenai HIV dan AIDS, untuk dapat mengurangi stigma dan diskrimi-nasi.

f. Beberapa daerah menunjukkan peningka-tan dukungan pemerintah dalam penanggu-langan AIDS termasuk advokasi perencanaan dan penganggaran.

Selain itu, Pernas kali ini juga memberikan ke-sempatan beasiswa kepada 298 penerima beasiswa dari seluruh Indonesia dengan latar belakang remaja, kalangan ilmiah, komunitas dan wartawan media. ***

Laporan Pertemuan Nasional AIDS ke 4 di Yogyakarta

3-6 Oktober 2011

(5)

SALAH satu kegiatan penting dan strategis dalam rangkaian kegiatan Pertemuan Nasional AIDS ke 4 di Yogyakarta adalah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ketua KPA Se Indonesia

yang dilaksanakan pada hari Senin 3 Oktober 2011 di Ruang Nakula Sadewa, Hotel Inna Garuda, DI Yogyakarta.

Rakernas dipimpin oleh Menteri Kesehatan, Dr. Endang Sedyaningsih selaku Wakil Ketua I KPA Nasional; Dirjen PMD Kemendagri, Drs. H Ayip Muflich mewakili Menteri Dalam Negeri selaku Wakil Ketua II KPAN Nasional; Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku Ketua KPA Propinsi DI Yogyakarta, dan Sekretaris KPA Nasional, Dr Nafsiah Mboi.

Penyelenggaraan Rakernas bertujuan memberikan apresiasi kinerja terhadap capaian terkini dari program Penanggulangan AIDS di setiap daerah serta menyepakati komitmen tindak lanjut yang akan dilakukan di setiap daerah untuk merespon epidemi HIV dan AIDS secara efektif.

Beberapa substansi yang dibahas dan menjadi tema pembicaraan Rakernas meliputi:

• Peningkatan kualitas dan ketersediaan/ kecukupan distribusi layanan IMS, VCT, PMTCT dan CST di daerah (melalui Rumah Sakit dan Puskesmas); terutama pada aspek SDM kesehatan serta

pemanfaatan teknologi kesehatan. • Pentingnya upaya terobosan untuk peningkatan capaian VCT (termasuk VCT bergerak). • Aspek kelembagaan KPA di daerah yang masih minim dukungan kepemimpinan dan anggaran dari Pemerintah di Daerah

• Semakin meningkatnya perilaku beresiko masyarakat yang berpotensi memperbesar penularan HIV (misalnya pada daerah pertambangan, jalur transportasi utama, buruh migrant, dsb -nya); penekanan pada intervensi di Lelaki Berisiko Tinggi (LBT).

• Kebijakan daerah yang mendorong tindak pelanggaran hak-hak warga negara serta yang tidak kondusif bagi penanggulangan AIDS

• Peningkatan upaya edukasi di daerah (melalui sistem kurikulum pendidikan, secara lebih sistemik, tidak sampingan saja).

Dalam kesempatan Rakernas juga dilakukan pemberian penghargaan kepada 12 KPA Kab/Kota berprestasi 2010 dan juga apresiasi kepada 3 perusahaan yang telah membuktikan kepedulian dalam upaya penanggulangan AIDS di Indonesia yaitu PT. Freeport Indonesia, PT. Chevron Indonesia dan PT. Sinarmas. ***

Rapat Kerja Nasional

(6)
(7)

PELAKSANAAN program PMTS dilakukan secara komprehesif dengan mempertimbangkan cakupan, efektifitas dan keberlanjutan program. Untuk itu, pelibatan berbagai sektor mutlak diperlukan agar tercipta sinkronisasi kebijakan di semua lini yang terlibat dengan pencegahan transmisi seksual.

Dalam kerangka tersebut telah dikembangkan tahapan kegiatan sistematis untuk penerapan PMTS. Salah satunya adalah dengan melakukan pelatihan Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) melalui Intervensi Struktural pada tanggal 23-26 Oktober di Surabaya, Jawa Timur.

Tujuan pelatihan adalah membentuk Tim Inti Pokja PMTS di 76 kabupaten/kota dengan jumlah peserta sebanyak 228 orang (masing-masing kabupaten/kota 3 orang terdiri dari unsur KPAK/K, Dinas Kesehatan dan LSM) dan 22 perwakilan Tim Inti Pokja PMTS Provinsi yang

telah dilatih sebelumnya.

Dalam angkatan pertama ini sasaran Pelatihan adalah Tim Inti Pokja PMTS Kabupaten/kota sebanyak 54 orang dengan didampingi oleh perwakilan Tim Inti Pokja PMTS Propinsi sebanyak 7 orang.

Dalam pelatihan ini para peserta diberikan pemahaman meliputi 4 komponen PMTS, dan manajemen pengelolaan Pokja PMTS. Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah tiap provinsi yang mengikuti pelatihan harus segera mem-bentuk Tim PMTS di Kabupaten/Kota bersang-kutan.

Hal penting dalam pelatihan ini adalah diterap-kannya kerjasama pelaksanaan antara KPAN dan BPPSDM Kesehatan, sebagai bagian dari kerjasama peningkatan kualitas SDM di bidang HIV dan AIDS.##

bahan yang diadaptasi dari Asia Pacific Busi-ness Coalition on AIDS. Bahan ini berguna un-tuk memudahkan perusahaan mengelola Pro-gram Cerdas HIV dan AIDS di tempat kerja dan mempermudah monitoring dan evaluasi kegiatan AIDS di tempat kerja. Dengan demikian, setiap kegiatan dapat terdokumen-tasi dengan baik dan terukur.

Acara yang berlangsung interaktif ini diikuti oleh 16 orang peserta yang terdiri dari per-wakilan pemerintah, swasta, dan komunitas Tindak lanjut dari pelatihan ini antara lain akan dilakukan TOT Program HIV pada LBT, FGD pengembangan Strategi Komunikasi dan pe-metaan wilayah rintisan program dan sosialisasi program LBT dan pelaksanaan rinti-san program.*** DALAM rangka pencegahan pe-nularan HIV pada Laki-laki Berisiko Tinggi (LBT), informasi dasar HIV dan AIDS perlu dikomunikasikan se-cara efektif agar dapat diterima oleh laki-laki dan dapat diterapkan di tempat kerja sesuai dengan situasi dan kebutuhannya

Atas dasar itu KPAN bekerjasama dengan IBCA dan Kemnakertrans menyelenggarakan Pelati-han Standarisasi Informasi Dasar Program Pencegahan HIV dan AIDS Pada Lelaki Beresiko Tinggi Khususnya di Tempat kerja, tanggal 20 – 22 Oktober 2011 di Jakarta.

Dalam pelatihan, IBCA menyediakan

bahan-Pelatihan Tim Inti Pokja PMTS Kabupaten/Kota

KOORDINASI

(8)

DALAM rangka meningkatkan kemam-puan Staf KPA Daerah dalam pengelolaan keuangan, monitoring dan pembuatan laporan serta evaluasi keuangan dan lo-gistik, KPA Nasional menyelenggarakan Lokakarya Penguatan Pengelola Keuangan, Monev dan Pelaporan.

Tujuan lokakarya yang diadakan pada tanggal 17-20 Oktober 2011 ini adalah meningkatkan kemampuan Pengelola Program dan Pengelola Administrasi KPA Propinsi dan kabupaten untuk mengumpulkan, menganalisa dan melaporkan ke KPA Nasional secara transparan dan dapat dipertanggung jawabkan baik untuk dukungan dana APBD, dukungan KPAN maupun sumber

lain serta mampu melakukan advokasi dukungan sumber daya lokal (APBD) dalam pembiayaan penanggulangan AIDS.

Pelaksanaan lokakarya dibagi dalam 3 regional. Yang pertama berlangsung di Bogor, kedua di Surabaya dan regional 3 atau yang terakhir juga dilaksanakan di Surabaya, yang mengikutsertakan provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTB dan NTT.

Dari lokakarya ini, para peserta diharapkan dapat menyerahkan pelaporan tepat waktu serta dapat lebih mandiri dalam melakukan advokasi dan mengakses dana lokal. ***

Lokakarya Penguatan Pengelola Keuangan, Monev dan Pelaporan

HIV dan AIDS 15.25%. sedangkan info lain yang banyak dilihat adalah tentang tes dan perawatan HIV dan AIDS, 9.02% dan 7%. Pusat Informasi AIDS Nasional (PIAN) di Sek-retariat KPAN juga menyediakan berbagai publikasi dalam bentuk jurnal dan buku yang dapat diakses oleh masyarakat umum pada jam kerja.

Selain itu saat ini KPAN juga telah mengem-bangkan penyediaan dokumen dan infor-masi HIV dan AIDS dalam bentuk digital. Un-tuk info lebih lanjut dapat mengklik website www.aidsindonesia.or.id. ##

KPA NASIONAL mengembangkan website www.aidsindonesia.or.id sebagai salah satu media informasi kepada masyarakat luas. Pada bulan Oktober 2011, tercatat jumlah pengunjung di website KPA sejumlah 11.646 kunjungan. Dari jumlah tersebut, kunjungan dari Indonesia menempati urutan pertama yakni 11.283 pengunjung, disusul Malaysia 81, Australia 56 dan Amerika Serikat 43 pen-gunjung.

Informasi yang paling banyak dicari adalah tentang informasi dasar HIV dan AIDS seban-yak 15.43% dan informasi dasar pencegahan

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

(9)

RENCANA KEGIATAN BULAN NOVEMBER 2011

No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Rencana Hasil

1 Pertemuan Pokja Penelitian Pertemuan Pokja Penelitian akan melibatkan peserta dari pergu-ruan tinggi, LSM dan pemerintah. Pertemuan ini akan membahas Persiapan “call for proposal” penelitian 2012, pembahasan hasil Pernas AIDS IV, dan diskusi intervensi struktural

Draft materi dan agenda rencana penelitian ta-hun 2012 serta tangga-pan atas laporan Pernas AIDS ke 4.

2 Pertemuan Fasilitasi Pengembangan Rencana Peningkatan Kapasitas SDM dan Peningkatan Efektivitas

Pelaksanaan Penanggulangan HIV dan AIDS

Pertemuan bertujuan mendapat-kan kesepakatan dari hirarki pemangku kepentingan baik pemerintah maupun organisasi profesi mengenai standardisasi dan integrasi kurikulum HIV dan AIDS di Perguruan Tinggi serta merencanakan pelatihan untuk dosen yang akan mengajar HIV dan AIDS

Adanya draft standardisasi dan integrasi kurikulum HIV dan AIDS di Perguruan Tinggi

3 Lokakarya Pemantauan

Kegiatan M/E Nasional Program HIV dan AIDS di Indonesia

Memberi gambaran kegiatan yang diperlukan dalam aspek monev yang terintegrasi dari se-luruh instansi yang terlibat dalam upaya penanggulangan AIDS.

Tersedianya dokumen rencana yang menjadi acuan dalam implemen-tasi kegiatan Monev.

4 Pelatihan Tim Asistensi 14 Provinsi, Gelombang 2

Mempersiapkan anggota Tim Asistensi agar mampu memberi-kan bantuan maksimal kepada Pimpinan dalam melaksakan tu-gas di lingkungan KPAP.

Terbentuknya Tim Asis-tensi KPAP yang tang-guh dan berdaya untuk membantu Pimpinan KPAP bersangkutan

5 Pelatihan Keterampilan Melatih Program Penanggulangan HIV dan AIDS Pada LBT di Tempat Kerja

Memberikan gambaran inovasi dalam pelaksanaan program LBT untuk menjamin cakupan dan kesinambungan yang sesuai den-gan permasalahan dan dapat diadaptasi dengan kebutuhan di tempat kerja.

Terbentuknya Tim Fasili-tasi yang memiliki ket-erampilan melatih dalam program HIV di tempat kerja

Referensi

Dokumen terkait

Pada grafik pada gambar 5 dapat disimpulkan skenario II memberikan penambahan kumulatif tertinggi mencapai 800 MSTB, skenario dengan rate injeksi sebesar 3000 BWPD

Penyerahan Karya Sayembara paling lambat diterima panitia pelaksana sayembara di Sekretariat Panitia Sayembara pada hari Rabu 18 Juli 2016 jam 15.00 Wib. Peserta

(1) IPTEK dan Penelitian, (2) Peranan penelitian dalam perkembangan ilmu dan teknologi, (3) Prinsip dasar dan desain penelitian, (4) Usulan penelitian dan

penyapuan areal yang rendah tersebut memberikan arti bahwa dengan harga mobility ratio yang besar maka hanya sebagian areal reservoir saja yang tersapu oleh air pada saat

Tesis yang berjudul “PENINGKATAN PRODUKSI PADA RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MULTILATERAL WELL PADA LAPANGAN X“, adalah syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik

– Minyak di depan muka pembakaran akan turun viskositasnya oleh efek konduksi panas dan siap untuk bergerak, karena tekanan pada sumur injeksi lebih besar dari tekanan sumur

Lapangan –TQL berlokasi di Sumatra selatan dan telah diproduksikan sejak januari 1938 dan saat ini masih di katagorikan sebagai sumur aktif.Pada pattern nomer 8 di

Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik, maka pembinaan pegawai dalam sebuah instansi pemerintahan terutama pada kantor camat maka pembinaan pegawai sangatlah