• Tidak ada hasil yang ditemukan

Website Puisi Chairil Anwar. SoPasti.Com 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Website Puisi Chairil Anwar. SoPasti.Com 1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

dan Melegenda di Dunia KUMPULAN PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR – Assalamu’alaikum sobat Deweezz

semuanya.. Alhamdulillah ya kita masih berjumpa, kalian pun masih diberikan kenikmatan oleh-Nya sehingga masih terus mengikuti dan selalu menyimak artikel-artikel kami.

Website | Puisi Chairil Anwar

(2)

dan Melegenda di Dunia Masih berbicara mengenai puisi, kalau yang sebelumnya itu ada puisi persahabatan dan puisi cinta. Nah, sekarang ini kami akan mengulas dan memberikan sebuah kumpulan puisi karya Sang Penyair Legendaris Indonesia.

Tebak coba sob siapa..?! tik..tok..tik.tok..tik..tok.. Yap betul Sob! Beliau adalah Chairil Anwar, seorang penyair tersohor di bumi Nusantara ini. Puluhan karyanya selalu mendapat apresiasi yang baik dari pembaca dan masyarakat.

Sebelum kamu menyimak kumpulan puisi-puisi karya beliau, ada baiknya kita mengenal lebih dahulu sosok Chairil Anwar itu seperti apa. Langsung aja simak sob, CEKIDOT..!!

Daftar Isi

Biografi Chairil Anwar

Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar Puisi Chairil Anwar ‘Aku’

Puisi Chairil Anwar ‘Aku Berkaca’

Puisi Chairil Anwar ‘Diponegoro’

Puisi Chairil Anwar ‘Krawang-Bekasi’

Puisi Chairil Anwar ‘Maju’

Puisi Chairil Anwar ‘Yang Terampas dan Yang Putus’

Puisi Chairil Anwar ‘Hampa’

Puisi Chairil Anwar ‘Senja di Pelabuhan Kecil’

Puisi Chairil Anwar ‘Kepada Kawan’

Puisi Chairil Anwar ‘Cerita Buat Dien Tamaela’

Puisi Chairil Anwar ‘Persetujuan Dengan Bung Karno’

Puisi Chairil Anwar ‘Sebuah Kamar’

Puisi Chairil Anwar ‘Rumahku’

Puisi Chairil Anwar ‘Sajak Putih’

Biografi Chairil Anwar

Chairil Anwar, adalah seorang penyair tersohor di bumi Nusantara ini. Beliau lahir di Kota Medan, pada tanggal 26 Juli 1922 dan meninggal di usia yang masih terbilang cukup muda, yaitu 26 tahun, pada tanggal 28 April 1949 di Jakarta.

Beliau memiliki julukan sebagai “Si Binatang Jalang”. Beliau menekuni dunia sastra, hingga tercipta sebanyak 96 karya, termasuk 70 puisi. Puisi pertamanya dipublikasi pada tahun 1942, 2 tahun setelah beliau pindah dari Medan ke Jakarta.

Banyak berbagai tema karya sastra puisi yang beliau tulis, di antaranya menyangkut

pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, dan multi-intepretasi.

(3)

dan Melegenda di Dunia

Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar

Puisi Chairil Anwar ‘Aku’

AKU

Kalau sampai waktuku

Aku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau

Tak perlu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi

Puisi Chairil Anwar ‘Aku Berkaca’

AKU BERKACA Ini muka penuh luka Siapa punya?

Ku dengar seru menderu Dalam hatiku

Apa hanya angin lalu?

Lagi lain pula

Menggelepar tengah malam buta Ah..!!!

Segala menebal, segala mengental Segala tak ku kenal..!!!

Selamat tinggal…!!

(4)

dan Melegenda di Dunia

Puisi Chairil Anwar ‘Diponegoro’

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat yang tak bisa mati Puisi Chairil Anwar ‘Doa’

DOA

Kepada pemeluk teguh Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

Cahaya Mu panas suci

Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku

Aku hilang bentuk remuk Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing Tuhanku

Di pintu Mu aku bisa mengetuk Aku tidak bisa berpaling

Puisi Chairil Anwar ‘Krawang-Bekasi’

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi

(5)

dan Melegenda di Dunia Tidak bisa teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami Terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa

tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan ati 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan, atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata.

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenang lah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno

Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenang lah kami

yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Puisi Chairil Anwar ‘Maju’

MAJU

Bagimu negeri

Menyediakan api

(6)

dan Melegenda di Dunia Punah di atas menghamba

Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai

Maju Serbu Serang Terjang

Puisi Chairil Anwar ‘Yang Terampas dan Yang Putus’

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS Kelam dan angin lalu mempesiang diriku

Menggigir juga ruang di mana dia yang ku ingin Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang Dan aku bis lagi lepaskan kisah baru padamu

Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlaku beku

Puisi Chairil Anwar ‘Hampa’

HAMPA

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut Tak satu kuasa melepas renggut Segala menanti. Menanti. Menanti

Sepi

Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat mencekung punda

Sampai binasa segala. Belum apa-apa

Udara bertuba. Setan bertampik

(7)

dan Melegenda di Dunia Ini sepi terus ada. Dan menanti

Puisi Chairil Anwar ‘Senja di Pelabuhan Kecil’

SENJA DI PELABUHAN KECIL Ini kali tidak ada yang mencari cinta Di antara gudang, rumah tua, pada cerita Tiang serta temali.

Kapal, perahu tiada berlaut

Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam

Ada juga kelepak elang menyinggung muram

Desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan Tidak bergerak dan kini tanah air tidur hilang ombak Tiada lagi. Aku sendirian.

Berjalan menyisir semenanjung Masih pengap harap

Sekali tiba di ujung

Dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat Sedu penghabisan bisa terdekap

Puisi Chairil Anwar ‘Kepada Kawan’

KEPADA KAWAN

Sebelum ajal mendekat dan menghianat

Mencengkam dari belakang ketika kita tidak melihat

Selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa Belum bertugas kecewa dan gentar belum ada

Tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam Layar merah berkibar hilang dalam kelam Kawan, mari kita putuskan kini di sini

Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri Jadi

Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan Tembus jelajah dunia ini dan balikkan

Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu Pilih kuda yang paling liar, pacu laju

Jangan tembatkan pada siang dan malam

(8)

dan Melegenda di Dunia Dan

Hancurkan lagi apa yang kau perbuat Hilang sonder pusaka, sonder kerabat Tidak minta ampun atas segala dosa Tidak memberi pamit siapa saja Jadi

Mari kita putuskan sekali lagi

Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi Sekali lagi kawan, sebaris lagi

Tikamkan pedangmu hingga ke hulu

Pada siapa yang mengairi kemurnian madu..!!

Puisi Chairil Anwar ‘Cerita Buat Dien Tamaela’

CERITA BUAT DIEN TAMAELA Beta Pattirajawane

Yang dijaga datu-datu Cuma satu

Beta Pattirajawane Kikisan laut

Berdarah laut Beta Pattirajawane Ketika lahir dibawakan Datu dayung sampan

Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala Beta api di pantai. Siapa mendekat Tiga kali menyebut beta punya nama Dalam sunyi malam ganggang menari Menurut beta punya tifa, pohon pala, Badan perawan jadi hidup sampai pagi tiba Mari menari!

Mari beria!

Mari berlupa!

Awas jangan bikin beta marah

Beta bikin pala mati, gadis kaku

Beta kirim datu-datu

(9)

dan Melegenda di Dunia Beta ada di malam, ada di siang

Irama ganggang dan api membakar pulau Beta Pattirajawane

Yang dijaga datu-datu Cuma satu

Puisi Chairil Anwar ‘Persetujuan Dengan Bung Karno’

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janji Aku sudah cukup lama dengan bicara mu

Dipanggang di atas api mu

Digarami lautmu dari mulai tanggal 17 Agusutus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu

Aku sekarang api, Aku sekarang laut

Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat Di zat mu, di zat ku kapal-kapakl kita berlayar

Di urat mu, di urat ku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh

Puisi Chairil Anwar ‘Sebuah Kamar’

SEBUAH KAMAR

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu Sudah lima anak bernyawa di sini, Aku salah satu Ibuku tertidur dalam tersedu

Keramaian penjara sepi selalu Bapak ku sendiri terbaring jemu

Matanya menatap orang tersalib di batu Sekeliling dunia bunuh diri

Aku minta adik lagi pada Ibu dan Bapak ku Karena mereka berada di luar hitungan

Kamar begini 3 x 4 terlalu sempit buat meniup nyawa

Puisi Chairil Anwar ‘Rumahku’

RUMAHKU

(10)

dan Melegenda di Dunia Rumah ku dari unggun timbun sajak

Kaca jernih dari luar segala nampak Ku lari dari gedong lebar halaman

Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah ku dirikan ketika senja kala Di pagi terbang entah ke mana Rumah ku dari unggun timbun sajak Di sini aku berbini dan beranak Rasanya lama lagi

Tapi datangnya datang Aku tidak lagi meraih petang Biar berleleran kata manis madu Jika menagih yang satu

Puisi Chairil Anwar ‘Sajak Putih’

SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi

Malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita mati datang tidak membelah

***

Itulah Sob, karya-karya yang melegenda hasil tangan sang penyair tersohor asli dari

Indonesia. Walaupun Chairil Anwar sudah wafat sejak lama, namun karya-karyanya hingga

kini masih tetap dikenang, dan banyak juga masyarakat yang menyukainya.

(11)

dan Melegenda di Dunia Kedua karyanya yang kini masih tinggi eksistensi yaitu puisi yang berjudul AKU dan

KRAWANG-BEKASI. Tak hanya karyanya saja yang selalu diingat, makam beliau pun hingga kini masih banyak orang yang menziarahi. Kita sebagai saudara sebangsa se-tanah air dan penikmat karyanya, marilah berdoa untuk beliau agar diberikan tempat yang mulia olehNya.

Oke Sob, Kami pamit dulu deh pada perjumpaan kali ini. Tunggu artikel kami selanjutnya.

TINGKATKAN WAWASAN KAMU DENGAN MEMBACA Terima kasih sudah berkunjung

Share It

Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)

via deewezz

Referensi

Dokumen terkait

Yang berhak melaporkan atau mengadukan dalam hal disangka telah terjadi tindak pidana setiap orang yang melihat, menyaksikan dan menjadi korban peristiwa yang

Potensi dan komposisi sapi Bali yang dapat dikeluarkan setiap tahun tanpa mengganggu populasi yang ada sebesar 13,11% setara dengan 354 ekor terdiri dari sisa replacement stock

Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah (a) Mitra dapat memahami tentang pentingnya Peraturan Desa; (b) Mitra mampu meningkatkan pemahamannya tentang tata cara pembentukan

Dalam halaman Home terdapat halaman diskusi FTEK UKSW yang merupakan halaman untuk seputar pertanyaan untuk info seputar FTEK UKSW misalnya info... pendaftaran

pasien HIV yang diobati ARV tidak terdapat perbedaan, yaitu hal yang sesuai dengan nilai ambang WHO, berdasarkan hasil ukuran jumlah limfosit CD4 absolut metode PanLeucogating

Dari hasil proses pengerjaan penelitian Inovasi Ruang Isolasi Apung yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut ini: (a)

Penelitian ini menghasilkan aplikasi sistem akses pintu masuk dan keluar menggunakan NFC yang bisa mengetahui waktu user masuk dan keluar ruangan,dan siapa saja yang