• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN BINA KOMUNIKASI, PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA ( BKPBI) DI SLB B DENA UPAKARA WONOSOBO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN BINA KOMUNIKASI, PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA ( BKPBI) DI SLB B DENA UPAKARA WONOSOBO"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BKPBI SLB DENA UPAKARA = PKHB PLB 6- 2013 0

LAPORAN

PELAKSANAAN BINA KOMUNIKASI,

PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA ( BKPBI)

DI

SLB B DENA UPAKARA WONOSOBO

Tugas Kelompok dari Mata Kuliah Bina Komunikasi,

Persepsi Bunyi Dan Irama ( BKPBI)

Dosen : PRIYONO,M.Si

Oleh Kelompok VII B

PPKHB PLB UNS ANGKATAN VI

TAHUN 2013

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelajaran Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BPBI) yang dilaksanakan hingga akhir tahun 2005 ini telah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah luar biasa (SLB) untuk siswa tunarungu sejak tahun 1984 sebagai program khusus. Oleh karena itu wajib diikuti oleh peserta didik dari taman kanak-kanak luar biasa sampai dengan sekolah menengah pertama luar biasa termasuk bagi siswa SLB B DENA UPAKARA di Wonosobo.

Pelaksanaan pengembangan sisa pendengaran melalui BPBI ini, dilandasi oleh pandangan para ahli pendidikan luar biasa yang mengemukakan pendapat:

“Penyelenggaraan pelayanan pendidikan untuk siswa berkelainan tidak boleh menitik beratkan pada ketidak mampuannya, tetapi harus memperhitungkan kompetensi yang masih mungkin dikembangkan”.

Maksudnya : Kompetensi yang masih bisa dikembangkan dan dimanfaatkan adalah kompetensi menghayati bunyi atau kompetensi memanfaatkan sisa pendengaran yang masih dimilikinya baik menggunakan Alat Bantu Mendengar (ABM) atau tanpa ABM.

Pemanfaatan sisa pendengaran siswa tunarungu terutama setelah siswa memakai Alat Bantu Mendengar akan besar sekali artinya untuk kehidupan sehari-hari, antara lain: 1. Siswa tunarungu yang tergolong kurang dengar, indra pendengarannya akan tetap

memegang peranan penting, untuk membantu menangkap pembicaraan di lingkungannya. Sedangkan untuk siswa tunarungu yang tergolong berat hingga total, bukan pendengarannya yang berperan penting, tetapi perasaan vibrasinya akan mampu menangkap getaran-getaran di dalam rongga-rongga tubuhnya dan kemudian menghantarkannya ke pusat pendengaran di otak.

2. Dari berbagai macam kegiatan manusia, “wicara” ternyata paling berirama dan paling diwarnai oleh nada-nada, atau mengandung lagu. Musik dan bahasa memiliki banyak sekali kesamaan. Oleh karena irama dapat dilatih tanpa menggunakan pendengaran, maka pelajaran BPBI tidak mustahil diberikan juga pada siswa tunarungu yang tergolong berat hingga total sekalipun, sekurang-kurangnya pada tahap deteksi hingga diskriminasi bunyi.

3. Dengan mengikuti program khusus BPBI secara intensif, terprogram dan berkesinambungan, siswa tunarungu yang tergolong berat dan totalpun akan mampu berbicara secara berirama. Hal ini penting sekali artinya sebab irama bahasa akan menunjang daya ingatan anak, selanjutnya daya ingatan akan besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan bahasanya dan akhirnya kompetensi berbahasa

(3)

BKPBI SLB DENA UPAKARA = PKHB PLB 6- 2013 Ditekankan di atas bahwa manfaat dari program khusus BPBI terutama untuk memperbaiki mutu komunikasi dan bahasa siswa tunarungu. Baik komunikasi secara verbal maupun komunikasi total dengan menggunakan keterampilan berbahasa secara reseptif maupun ekspresif.

Maka bersamaan dengan disahkannya Standar Nasional Pendidikan antara lain standar isi, standar kompetensi lulusan dan implementasi standar isi dan standar kompetensi kelulusan oleh Menteri Pendidikan Nasional pada bulan Mei 2006, Program Khusus Bina Persepsi Bunyi dan Irama disempurnakan namanya menjadi Program Khusus Bina

Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI)

B. Tujuan

SLB B Dena Upakara Wonosobo sebagai lembaga pendidikan satu atap yang menyelenggrakan layanan program BKPBI untuk jenjang pra sekolah dan pendidikan dasar ( TKLB, SDLB dan SMPLB).

Adapun tujuan penyelenggaraan program BKPBI di SLB B Dena Upakara Wonosobo adalah sbb :

1. Tujuan Umum

Program khusus Bina Komunikasi Persepsi dan Irama bertujuan agar kepekaan sisa pendengaran siswa dan perasaan vibrasi siswa semakin terlatih untuk memahami makna berbagai macam bunyi, terutama bunyi bahasa yang sangat menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya baik dengan menggunakan ABM atau tanpa ABM.

2. Tujuan khusus :

Program khusus Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama juga bertujuan agar : a. Siswa tunarungu dapat beradaptasi dengan masyarakat dengar di tengah dunia

bunyi.

b. Kehidupan emosi siswa tunarungu berkembang lebih seimbang setelah mengenal bunyi.

c. Penyesuaian siswa tunarungu menjadi lebih baik berkat pengalamannya lebih luas di dunia bunyi.

d. Gerakan motorik siswa tunarungu berkembang lebih sempurna setelah mengenal irama.

(4)

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyelenggaraan program Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) di SLB B Dena Upakara Wonosobo secara sederhana adalah sbb :

1. Sasaran

a. BKPBI diberikan untuk siswa tunarungu mulai dari satuan pendidikan Taman Kanak – Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), sampai dengan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB)

b. BKPBI juga diberikan kepada siswa yang masuk sekolah setelah berusia lebih dari 6 (enam) tahun (terlambat masuk sekolah).

Siswa yang tergolong tunarungu; baik ringan, sedang maupun berat hingga total serta siswa yang memakai ABM dan yang tidak memakai ABM, semua harus memperoleh program khusus BKPBI dengan benar.

2. Program a. Materi

Cakupan materi BKPBI secara ringkas dapat disusun berjenjang, mulai dari penghayatan bunyi yang sifatnya paling primitif sampai dengan bunyi sebagai lambang bahasa yang paling tinggi nilainya, yaitu:

a) Taraf penghayatan bunyi primitif atau taraf penghayatan unyi – bunyi latar belakang

b) Taraf penghayatan bunyi sebagai isyarat atau tanda, termasuk bunyi – bunyi alat musik

c) Taraf pengahayatan bunyi yang tertinggi, yaitu penghayatan bunyi bahasa atau cakapan yang terjadi saat ada interaksi antar manusia

b. Pentahapan BKPBI

Adapun tahapan-tahapan BKPBI meliputi:

a) Tahapan deteksi bunyi, yaitu kemampuan siswa dalam menyadari ada dan tidak adanya bunyi, dengan menggunakan atau tanpa menggunakan ABM

b) Tahap deskriminasi bunyi, yaitu kemampuan siswa dalam membedakan berbagai macam sifat bunyi, menghitung bunyi, mencari arah bunyi, membedakan sumber bunyi, membedakan birama/,membedakan irama musik baik memakai ABM atau tanpa ABM.

(5)

BKPBI SLB DENA UPAKARA = PKHB PLB 6- 2013 c) Tahap identifikasi bunyi, yaitu kemampuan siswa dalam mengenali cirri-ciri

berbagai macam sumber bunyi dan berbagai sifat bunyi dengan menggunakan ABM

d) Tahap komprehensi, yaitu kemampuan anak dalam memahami makna berbagai macam bunyi terutama bunyi bahasa.

c. Metode dan Pendekatan

Pelaksanaan BKPBI tak boleh terlepas dari pengajaran bahasa, maka latihan BKPBI musik selalu diakhiri dengan latihan BKPBI bahasa. Oleh karena itu pemilihan metode dikaitkan dengan metode yang dipergunakan dalam pengajaran bahasa.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan BKPBI di SLB B Dena Upakara Wonosobo terutama metode percakapan, ditunjang berbagai metode yang relevan, yaitu metode :

a) Permainan b) Demonstrasi c) Imitasi

d) Pemberian tugas

e) Observasi dengan cara mengamati respon anak terhadap rangsangan bunyi Adapun pendekatannya antara lain:

a) Pendekatan multisensoris (visual, auditoris, taktil/pengalaman kontak), Pendekatan ini dalam pelaksanaanya sedikit demi sedikit menuju pendekatan unisensoris atau eka indra dalam arti hanya menggunakan indra pendengaran saja.

b) Pendekatan klasikal maupun individual.

Pelaksanaan secara nyata disesuaikan dengan kondisi yang ada baik internal/eksternal siswa, maupun sekolah. Sehingga penerapannya bisa klasikal maupun individual.

c) Pendekatan BKPBI aktif dan pasif,

Pendekatan BKPBI aktif maksudnya siswa secara aktif menciptakan bunyi dan direspon sendiri. Sedangkan pendekatan pasif maksudnya siswa menyimak bunyi yang diproduksi oleh guru/orang lain dan kemudian meresponnya.

d) Pendekatan formal dan non formal,

Pendekatan formal adalah BKPBI direncanakan/diprogramkan, dan non formal adalah BKPBI tak direncanakan jika terjadi bunyi secara tiba-tiba (spontanitas).

(6)
(7)

BKPBI SLB DENA UPAKARA = PKHB PLB 6- 2013 d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Penyelenggaraan program BKPBI di SLB Dena Upakara Wonosobo dimulai dari satuan pendidikan untuk TKLB, SDLB dan SMPLB. Dikandung maksud untuk membuat laporan spesifik, ijinkan kami kelompok 7 B membatasi diri dengan menyajikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk jenjang SMPLB. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dimaksud adalah :

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB-B)

Program Khusus : Bina Komunikasi Presepsi Bunyi dan Irama

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mendeteksi bunyi-bunyian disekitar sekolah dengan menggunakan ABM sebatas kemampuan dengar

berdasar gambaran data audiogram dan aided-audiogram

1.1. Menyadari adanya bunyi-bunyian latar belakang di sekitar sekolah yang datang secara tiba-tiba dengan kekerasan kurang dari 90 dB

 Bunyi benda  Bunyi alarm  Bunyi binatang  Bunyi musik  Suara manusia

1.2. Menyadari adanya bunyi atau suara tertentu dengan kekerasan kurang dari 90 dB yang disajikan secara terprogram.

 Bunyi benda terpilih  Bunyi alat musik terpilih  Bunyi musik/lagu terpilih  Suara manusia

1.3. Mendeteksi bunyi dengan kekerasan kurang dari 90 dB, yang diperdengarkan lewat rekaman secara terprogram

 Bunyi benda  Bunyi alarm

(8)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

 Bunyi binatang  Bunyi musik  Suara manusia 2. Mendiskriminasi bunyi di sekitar

sekolah yang pernah dideteksi, dengan menggunakan ABM sebatas kemampuan dengar berdasarkan gambaran

oudiogram dan aided audiogram

2.1. Membedakan 2 macam sumber bunyi atau lebih, yang berbeda timbrenya dengan kekerasan kurang dari 90 dB.  Suara bapak dan ibu

 Suara anak dan bapak  Bunyi fonem-fonem berbeda  Bunyi suku-suku kata berbeda  Bunyi kata-kata berbeda  Bunyi kalimat berita; tanya, seru 3. Mengidentifikasi bunyi di sekitar

yang pernah didiskriminasikan dengan menggunakan ABM sebatas kemampuang dengan berdasar gambaran audiogram dan aided audiogram

3.1. Mengidentifikasi ciri bunyi-bunyi tertentu dengan kekerasan kurang dari 90 dB yang datang secara tiba-tiba antara lain :

 Bunyi benda  Bunyi alam  Bunyi binatang  Bunyi musik

 Bunyi suara manusia 3.2. Mengenali ciri bunyi-bunyi tertentu

dengan kekerasan kurang dari 90 dB yang diperdengarkan langsung secara terprogram.

 Bunyi macam-macam musik tertentu

 Bunyi macam-macam irama musik tertentu

 Bunyi macam-macam fonem  Bunyi macam-macam suku kata  Bunyi macam-macam kata

tertentu

 Bunyi macam-macam kalimat tertentu

(9)

BKPBI SLB DENA UPAKARA = PKHB PLB 6- 2013

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Mengkonprehensi bunyi di sekitar sebagai sinyal, tanda, atau sebagai lambang, dengan menggunakan alat Bantu mendengar (ABM) sebatas kemampuan degar berdasar gambaran audiogram dan aided audiogram

4.1. Memahami bunyi latar belakang yang datang secara tiba-tiba dengan kekerasan 90 dB, sebagai sinyal, tanda, atau lambang.

 Bunyi petir, akan hujan  Bunyi motor, papa datang  Bunyi anjing menggonggong,

ada orang

 Suara nama dipanggil, harus ditanggapi

4.2. Memahami bunyi-bunyi bahasa tertentu sebagai lambing, yang diperdengarkan secara terprogram  Panggilan nama, harus

ditanggapi

 Pertanyaan, harus dijawab  Perintah, harus dijalankan  Pernyataan, harus ditanggapi 4.3. Memahami bunyi-bunyian

 Panggilan nama teman-teman  Pernyataan spontan

 Perintah spontan  Pernyataan spontan

D. Rambu-rambu

Penyelenggaraan program BKPBI di SLB B Dena Upakara Wonosobo secara prinsip mengikuti rambu-rambu sbb :

1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar program BKPBI yang telah dirumuskan untuk satuan pendidikan SDLB dan SMPLB akan dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan (kondisi sarana-siswa-dan tenaga). Guru diberi wewenang untuk menentukan kompetensi mana yang sesuai dengan kondisi siswa.

2. Materi pokok dari standar kompetensi yang ada telah diurutkan sesuai dengan prinsip dasar BKPBI yang mulai dengan mendeteksi ada dan tidak adanya bunyi, mendiskriminasi, mengidentifikasi bunyi dan mengkomprehensi makna bunyi bahasa.

(10)

3. Standar kompetensi di SLB B Dena Upakara Wonosobo dapat dipakai secara fleksibel, kapanpun dan usia berapapun siswa mulai diterima di sekolah. Hal yang penting adalah BKPBI harus dilaksanakan hingga ke tahap akhir kegiatan. Kompetensi dasar dibelajarkan secara terstruktur dan continue. Jadi standar kompetensi ini tidak tergantung pada urutan jenjang satuan pendidikan dan umur anak

4. SLB B Dena Upakara menempatkan Inisiatif dan kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan harapan agar BKPBI menarik, menantang, menyenagkan bagi siswa dan hasilnya memuaskan. Oleh karena itu perlu:

a. Mempertimbangkan tarap ketunarunguan masing-masing siswa, agar guru dapat memperlakukan siswa secara adil sesuai dengan sisa pendengarannya

b. Memperhatikan kondisi alat bantu mendengar yang dipakai siswa, apakah saat berlatih siswa memakai alat bantu mendengar atau tidak. Bagi yang memakai alat bantu mendengar periksalah apakah berfungsi baik atau tidak

c. Mempertibangkan kecerdasan dan daya ingat masing-masing siswa d. Memperhatikan keadaan dan perkembangan motorik siswa

5. Lewat latihan BKPBI guru sekaligus melatih keterampilan bahasa saat melaksanakan BKPBI bahasa.

6. Latihan BKPBI hendaknya tidak terbatas pada jam pelajaran BKPBI, tetapi melintas ke semua matapelajaran yang berlangsung sepanjang hari, bahkan diluar kelas. Secara teknis diterapkan sebagai terapi music/terapi wicara dalam bentuk Break pembelajaran guna menghindari situasi ketegangan dalam pembelajaran.

7. Agar tujuan tercapai, SLB B Dena Upakara Wonosobo melaksanakan penilaian secara objektif dan secara kualitatif dan sesuai dengan:

a. Kompetensi dasar

b. Sisa pendengaran siswa dan kondisi ABM saat latihan c. Kecerdasan siswa

d. Metode dan pendekatan yang tepat

e. Pilihan sumber bunyi dan peralatan penunjang yang tepat. E. Teknis Pelaksanaan

Pelaksanaan program Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan irama di SLB B Dena Upakara Wonosobo pada prinsipnya disesuaikan kemampuan dan kebutuhan yakni sbb :

Kegiatan BKPBI dalam pelaksanaannya dikelompokan menjadi 3 (tiga kegiatan) yakni : 1. Kegiatan Bina Persepsi Bunyi dan Irama

(11)

BKPBI SLB DENA UPAKARA = PKHB PLB 6- 2013 Ad.1. Kegiatan Bina Persepsi Bunyi dan Irama

a. Sasaran

Sebagai sasaran kegiatan adalah semu siswa dari jenjang TKLB, SDLB dan SMPLB dengan pengelompokan sesuai kelas dan kondisi internal siswa. b. Waktu

Kegiatan BKPBI di SLB B Dena Upakara Wonosobo berpegang pada rambu-rambu yang ada. Pada dasarnya terjadwal @ 2 Jam perminggu. Akan tetapi secara teknis tidak terbatas pada jam pelajaran BKPBI, melainkan melintas ke semua matapelajaran yang berlangsung sepanjang hari. Secara teknis juga diterapkan sebagai terapi music/terapi wicara dalam bentuk Break pembelajaran guna menghindari situasi ketegangan dalam pembelajaran.

c. Tempat

Kegiatan BKPBI di SLB B Dena Upakara Wonosobo dilaksanakan di lingkungan sekolah dengan mengambil tempat khusus yang dipersiapkan untuk BKPBI. d. Materi

Hal yang penting dalam BPBI adalah harus dilaksanakan hingga ke tahap akhir kegiatan. Kompetensi dasar dibelajarkan secara terstruktur dan continue. Jadi standar kompetensi ini tidak tergantung pada urutan jenjang satuan pendidikan dan umur anak. Didalam memilih materi pembelajaran Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BPBI) SLB B Dena Upakara disamping berpegang pada KD dan SKKD ayang ada juga menempatkan Inisiatif dan kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan harapan agar BKPBI menarik, menantang, menyenangkan bagi siswa dan hasilnya memuaskan.

Untuk menentukan materi kegiatan guru berpegang pada rambu-rambu yang ada minimal:

a) mempertimbangkan tarap ketunarunguan masing-masing siswa, b) memperhatikan kondisi alat bantu mendengar yang dipakai siswa, c) mempertibangkan kecerdasan dan daya ingat masing-masing siswa, d) memperhatikan keadaan dan perkembangan motorik siswa.

e) Secara materi kepada siswa minimal diberikan latihan untuk :  Mengenal bunyi inti dan bunyi latar belakang,

 Deteksi bunyi,

 Membedakan sumber bunyi,

 Membedakan keras lembutnya bunyi,  Membedakan ritme dan intonasi bunyi,

(12)

e. Sarana dan Alat

Secara fisik, kegiatan BPBI di SLB B Dena Upakara Wonosobo didukung oleh ketersediaan prasarana ruang BPBI yang dilengkapi sarana yang memadai. Sebagai contoh :

a) Tersedianya ruangan khusus BKPBI dengan struktur konstruksi yang mendukung opersional peralatan sesuai kebutuhan kegiatan.

b) Tersedianya peralatan dan media pembelajaran baik individual maupun klasikal.

Misalnya :

 Pengeras suara/Sound System,

 Berbagai alat yang berfungsi sebagai sumber bunyi, baik alat musik tiup, pukul, gesek dll.

f. Tenaga /Personalia

Penyelenggaraan kegiatan Bina Persepsi Bunyi dan Irama di SLB B Dena Upakara Wonosobo didukung oleh ketersediaan tenaga professional yang secara khusus telah mendapat pelatihan untuk bertugas sebagai tenaga guru/pelatih BPBI. Ad.2. Kegiatan Bina Komunikasi (Bina Wicara).

a. Sasaran

Kegiatan bina komunikasi di SLB B Dena Upakara wonosobo dilaksanakan dalam konsep ini sebagai kegiatan melatih semua siswa untuk menguasai berbagai kemampuan yang dibutuhkan dalam berkomunikasi dengan orang lain maupun lingkungan.

b. Waktu

Pembelajarannya dilaksanakan dengan pendekatan individual sebagai pendekatan utama dan klasikal untuk pengembangannya. Oleh karena itu ditinjau dari segi waktu penyelenggaraan kegiatan Bina Komunikasi/Bina Wicara diatur secara terjadwal untuk setiap kelasnya dengan alokasi waktu 2 kali seminggu @ 20 menit per anak.

(13)

BKPBI SLB DENA UPAKARA = PKHB PLB 6- 2013 d. Materi

Menyadari kelebihan dan keterbatasan yang ada maka secara teknis dikelola sebagai berikut :

1. Latihan pelemasan diberikan dalam bentuk senam mulut dan bibir. 2. Latihan pembentukan suara dan bahasa al :

 Latihan pengucapan fonem,  Latihan pengucapan kata,  Latihan pengucapan kalimat,  Latihan komunikasi langsung.

3. Latihan wajib yang merupakan pendukung adalah latihan pembentukan kemampuan nafas anak, yakni dalam bentuk kegiatan latihan renang. e. Tenaga Guru/Pelatih

Kegiatan Bina Komunikasi/Bina Wicara di SLB B Dena Upakara Wonosobo didukung dengan tenaga yang secara khusus dipersiapkan sebagai guru Bina Komunikasi/Bina Wicara. Guna mempermudah pelaksanaan di lapangan khusus dalam pembagian tugas ketenagaan maka dikelompokan sbb :

1. Guru kelompok I memegang tugas untuk TKLB kelas 1 s/d 3 2. Guru kelompok II memegang tugas untuk SDLB kelas 1 s/d 3 3. Guru kelompok III memegang tugas untuk SDLB kelas 4 s/d 6

4. Kelompok IV untuk kelas SMPLB dilaksanakan secara klasikal oleh semua guru.

Ad.3 Kegiatan Membedakan Bahasa a. Sasaran

Kegiatan bina bahasa di SLB B Dena Upakara wonosobo dilaksanakan dalam konsep ini sebagai kegiatan melatih semua siswa untuk menguasai berbagai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembentukan bahasa .

b. Waktu

Pembelajarannya dilaksanakan dengan pendekatan individual sebagai pendekatan utama dan klasikal untuk pengembangannya. Oleh karena itu ditinjau dari segi waktu penyelenggaraan kegiatan membedakan bahasa diatur secara terjadwal untuk setiap kelasnya dengan alokasi waktu 5 kali seminggu @ 5-10 menit secara klasikal.

(14)

c. Tempat

Pelaksanaan di ruang kelas di komplek SLB B Dena Upakara Wonosobo. d. Materi

Menyadari kelebihan dan keterbatasan yang ada maka guru sekaligus melatih keterampilan bahasa saat melaksanakan BKPBI.

1. Latihan memahami kata/kalimat. 2. Latihan membedakan kata 3. Latihan memahami kalimat

4. Latihan memahami makna komunikasi e. Tenaga Guru/Pelatih

Kegiatan Bina Bahasa di SLB B Dena Upakara Wonosobo dilaksanakan oleh guru kelas.

Demikian laporan singkat terkait teknis pelaksanaan kegiatan Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) di SLB B Dena Upakara Wonosobo tahun pelajaran 2013/2014. Laporan ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) dari Bapak Priyono, M.Si.

Mohon maaf atas segala keterbatasan dan kekurangannya, dan tak lupa kami ucapkan terima kasih atas kesediaannya Bapak Daru Sucipto BTN, dan Ibu Maryanti Guru SLB B Dena Upakara Wonosoba sebagai sumber informasi utama.

Surakarta, 15 November 2013 Kelompok 7 B Anggota : 1. Daru Sucipto BTN 2. Maryanti 3. Yuswan 4. Wartini, 5. Siti Sutarmi

(15)
(16)

Lampiran : Sebagai Gambaran penyelenggaraan BKPBI di SLB Dena Upakara Wonosobo, berikut salah satu Model Silabus

MODEL SILABUS

Nama Sekolah : SLB B DENA UPAKARA WONOSOBO

Jenjang : SMPLB

Program Khusus : Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama

Standar Kompetensi : Mendeteksi bunyi-bunyian di sekitar sekolah dengan menggunakan ABM sebatas kemampuan dengar berdasar gambaran data audiogram dan aided-audiogram

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Jenis Penilaian Bahan/Alat Sumber

1 2 3 4 5 6 7

1. Menyadari adanya bunyi-bunyian latar belakang di sekitar sekolah yang datang tiba-tiba dengan kekerasan kurang dari 90 dB

a. Memberi respon jika mendengar ada bunyi latar belakang dengan mencari sumber bunyi

b. Memberi respon jika mendengar ada bunyi latar belakang dengan menanyakan kepada guru :

“Dari mana asal bunyi ini ?” c. Memberi respon jika tidak

mendengar bunyi dengan menjelaskan alasannya :  Tidak pakai ABM  Tidak bisa dengar suara

lemah

 Tidak bisa dengar karena sisa pendengaran kecil

Bunyi-bunyi latar belakang yang punya kekerasan kurang dari 90 dB.  Bunyi benda  Bunyi alam  Bunyi musik  Bunyi binatang  Suara manusia

a. Latihan mengamati adanya bunyi latar belakang yang tiba-tiba didengar

b. Latihan menyatakan kepada guru bahwa mendengar bunyi

c. Latihan menanyakan

kepada guru, “darimana asal bunyi”, atau : “bunyi apa ini” d. Latihan menjelaskan

alasannya tidak mendengar bunyi:

1. Tidak pakai ABM 2. Baterai habis 3. ABM rusak 4. Sisa dengar kecil 5. Suara lemah 2 jam pelajaran/ minggu Observasi - KTSP - KD/SKKD - Buku panduan - Kreativitas guru - ABM - Sound level meter

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Sifat tinggi batang dari tanaman X diatur secara poligenik oleh dua alel (A dan B) yang terdapat pada kromosom yang berbeda.. Tanaman dengan genotipe AABB

Tujuan penelitian untuk meningkatkan motivasi belajar PKn siswa kelas IV menggunakan strategi pembelajaran make a match .Subyek penelitian adalah guru dan siswa

Terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil proliferasi sel HaCaT yang ditambahkan hEGF dan konsentrasi optimal pada penambahan hEGF 25 ng/mL (p<0,05), sedangkan penambahan

Invensi ini berhubungan dengan metode pemisahan senyawa bioaktif multikomponen dari distilat asam lemak minyak sawit (DALMS) dalam bentuk fraksi tidak tersabunkan (FTT) dengan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PERANAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBENTUK KOMIK TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA PRAKTIKUM UJI

bahwa perubahan nama tersebut diusulkan oleh Bupati Selayar kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Selayar dengan surat Nomor 135.8/17/I/08/Pemerintahan tanggal 22

pada penelitian ini adalah “Bagaimana peran penuntun pr aktikum berbentuk komik terhadap keterampilan proses sains siswa SMA pada praktikum uji urin?”.

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Kepatuhan Pasien TB Paru dalam Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam....