• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Standar Penilaian Pembelajaran Matematika Program Rsbi Di SMAN 1 Wonosari Gunungkidul suyono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Standar Penilaian Pembelajaran Matematika Program Rsbi Di SMAN 1 Wonosari Gunungkidul suyono"

Copied!
258
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI STANDAR PENILAIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM RSBI

DI SMAN 1 WONOSARI GUNUNGKIDUL

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh : SUYONO S851008048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

EVALUASI STANDAR PENILAIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM RSBI

DI SMAN 1 WONOSARI GUNUNGKIDUL

Disusun oleh : SUYONO

S851008048

Telah disetujui Tim Pembimbing Pada tanggal :………

Pembimbing I,

Dr. Mardiyana, M.Si. NIP. 19660225 199302 1 002

Pembimbing II,

Drs. Pangadi, M.Si.

NIP. 19571012 199103 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,

(3)

EVALUASI STANDAR PENILAIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM RSBI

DI SMAN 1 WONOSARI GUNUNGKIDUL

Disusun oleh :

SUYONO

S851008048

Telah Disetujui dan Disahkan oleh Tim Penguji Pada Tanggal ...

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Prof. Dr. Budiyono, M.Sc . ...

Sekretaris Dr. Riyadi, M.Si. ...

Penguji : 1. Dr. Mardiyana, M.Si. ...

2. Drs. Pangadi, M.Si. ...

Mengetahui

Surakarta, Februari 2012 Direktur PPs UNS

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. NIP.19610717 198601 1 001

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

(4)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Suyono

NIM : S851008048

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul EVALUASI STANDAR

PENILAIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM RSBI DI SMAN

1 WONOSARI GUNUNGKIDUL (Penelitian dilaksanakan di kelas X) adalah

betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, Februari 2012

Yang membuat pernyataan

(5)

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain

dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap”

(QS. Alam Nasyrah: 6-8)

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada

Allah” (QS Ali Imron: 159)

Dengan segala keikhlasan karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahda tercinta

2. Isteriku tercinta

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas ijin, rahmat dan hidayahNya serta dengan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan tesis ini. Selain itu, dukungan, bimbingan, dan

dorongan dari semua pihak yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan

tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat

dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. Mardiyana, M,Si, Dosen Pembimbing 1 yang penuh dengan kearifan telah

bersedia memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan dorongan kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Drs. Pangadi, M,Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan dorongan kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

4. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu,

bimbingan dan dorongan pada penulis dalam menyelesaikan studi.

5. Drs. Tamsir. M.Pd, Kepala Sekolah RSBI SMA N 1 Wonosari yang telah

memberikan ijin dan membantu penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Suryanto, S.Pd. M.Pd, Ketua Pelaksana RSBI SMA N 1 Wonosari yang

(7)

7. Drs. Aris Feriyanto, Wakasek Kurikulum RSBI SMA N 1 Wonosari yang

telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Drs. Paryoko dan Tumini, S.Pd, Pengampu Matematika Kelas X RSBI SMA N 1 Wonosari yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Peserta didik kelas X RSBI SMA N 1 Wonosari yang telah memberikan

penjelasan dengan kesungguhan kepada penulis pada saat wawancara.

10. Teman-teman pendidik RSBI SMA N 1 Wonosari yang telah memberi

bantuan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

11. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang member bantuan dan

dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

12. Isteri dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dorongan dalam

menyelesaikan studi.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis selama mengikuti pendidikan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga bimbingan, dorongan, dan bantuan yang telah diberikan,

dinilai sebagai amal kebaikan dan Allah SWT.

Surakarta, Januari 2012

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR GRAFIK...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ...xvii

ABSTRACT ...xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

(9)

C. Pemilihan Masalah ... 11

D. Pembatasan Masalah ... 11

E. Rumusan Masalah ... 12

F. Tujuan Penelitian ... 13

G. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 17

A. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional ... 17

B. Pelaksanaan Program RSBI SMA... 18

1. Proses Pembelajaran ... 18

2. Peningkatan Mutu Penilaian ... 20

3. Peningkatan Mutu Kompetensi Lulusan ... 27

4. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan ... 28

C. Standar Penilaian Pendidikan ... 29

1. Pengertian Standar Penilaian ... 29

2. Prinsip Penilaian... 34

3. Teknik Penilaian... 36

4. Intrumen Penilaian ... 42

5. Aspek yang Dinilai ... 43

6. Prosedur Penilaian ... 44

7. Mekanisme Penilaian ... 47

D. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Penilaian ... 54

1. Tujuan Penilaian untuk Belajar ... 54

(10)

3. Strategi Penilaian Belajar dalam Kelas ... 57

4. Penilaian untuk Belajar dan Peningkatan Standar ... 60

5. Penilaian Otentik ... 60

E. Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi ... 62

1. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Dasar ... 62

2. Penilaian Matematika Berbasis Kompetensi ... 63

F. Evaluasi Program ... 69

1. Pengertian Evaluasi ... 69

2. Tujuan Evaluasi Program ... 70

3. Model Evaluasi CIPP ... 71

G. Penelitian yang Relevan ... 73

H. Kerangka Berpikir ... 76

BAB III METODE PENELITIAN ... 78

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 78

B. Jenis dan Strategi Penelitian ... 79

C. Sumber Data ... 82

D. Teknik Pengumpulan Data ... 84

E. Validitas Keabsahan Data ... 85

F. Teknik Analisis Data ... 87

G. Reduksi Data ... 87

H. Penyajian Data ... 87

I. Penarikan Kesimpulan ... 88

(11)

A. Deskripsi Umum SMA N 1 Wonosari ... 89

B. Deskripsi Data Penelitian ... 96

C. Pembahasan ... 125

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 148

A. Kesimpulan ... 148

B. Implikasi ... 152

C. Saran/Rekomendasi ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 156

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rataan hasil TPM Semester Genap RSBI SMA N 1

Wonosari Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 8

Tabel 2.1 Tata Cara Penilaian KKM Peserta Didik ... 22

Tabel 2.2 Kriteria Keunggulan Standar Penilaian SMA-BI ... 26

Tabel 2.3 Kriteria Keunggulan Standar Kelulusan SMA-BI ... 27

Tabel 2.4 Klasifikasi Teknik Penilaian dan Bentuk Intrumen ... 42

Tabel 2.5 Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran ... 44

Tabel 2.6 Implementasi Strategi Penilaian Untuk Belajar ... 58

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 78

Tabel 4.1 Persentase Ketercapaian Ketuntasan Ulangan Harian 1 ... 121

Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Ketuntasan Ulangan Harian 2 ... 121

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Penilaian Hasil Belajar Peserta didik ... 47

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ... 77

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber Data ... 86

(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Karakteristik Pendidik Berdasarkan Kepangkatan

Di RSBI SMA N 1 Wonosari ... 93 Grafik 4.2 Keadaan peserta didik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 94 Grafik 4.3 Persentase Ketercapaian Ketuntasan Ulangan Tengah

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Pedoman Pengumpulan Data ... 160

Lampiran 2 Lembar Pengamatan/Observasi ... 163

Lampiran 3 Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 173

Lampiran 4 Pedoman Wawancara dengan Ketua Pelaksana Program ... 176

Lampiran 5 Pedoman Wawancara dengan Wakasek Kurikulum ... 178

Lampiran 6 Pedoman Wawancara dengan Wakasek Kesiswaan ... 180

Lampiran 7 Pedoman Wawancara dengan Pendidik Matematika ... 181

Lampiran 8 Pedoman Wawancara dengan Peserta Didik ... 183

Lampiran 9 Catatan Lapangan Hasil Observasi ... 185

Lampiran 10 Catatan Lapangan Hasil Pengamatan Dokumen ... 187

Lampiran 11 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 196

Lampiran 12 Hasil Wawancara dengan Ketua Pelaksana Program... 201

Lampiran 13 Hasil Wawancara dengan Wakasek Kurikulum ... 204

Lampiran 14 Hasil Wawancara dengan Wakasek Kesiswaan... 209

Lampiran 15 Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. Prayoko ... 211

Lampiran 16 Hasil Wawancara dengan Ibu Tumin,S,Pd ... 215

Lampiran 17 Hasil Wawancara dengan peserta didik kelas XA,C dan D ... 218

Lampiran 18 Hasil Wawancara dengan peserta didik kelas XE ... 221

Lampiran 19 Hasil Wawancara dengan peserta didik kelas XB ... 224

Lampiran 20 SK RSBI SMA N 1 Wonosari ... 226

Lampiran 21 Sertifikat ISO ... 231

Lampiran 22 Sertifikat Akreditasi ... 232

(16)

Lampiran 24 Surat perjanjian kerjasama “Sister School” ... 235

Lampiran 25 Silabus Matematika Kelas X ... 236

Lampiran 26 RPP Matematika Kelas X ... 238

Lampiran 27 Analisis SK-KD ... 242

Lampiran 28 Soal Ulangan Harian ... 246

Lampiran 29 Soal Ulangan Tengah Semester ... 247

Lampiran 30 Analisis Nilai Ulangan Harian ... 251

Lampiran 31 Hasil Analisis Ulangan Tengah Semester ... 253

Lampiran 32 Data Prestasi Peserta Didik 2010/2011 ... 254

Lampiran 33 Rekapitulasi Nilai UN Matematika IPA Tiga Tahun Terakhir . 257 Lampiran 34 Rekapitulasi Hasil Ujian Sertifikasi ... 258

Lampiran 35 Rekapan Kelanjutan Studi Peserta Didik ... 259

(17)

ABSTRAK

Suyono, NIM S851008048. Evaluasi Standar Penilaian Pembelajaran Matematika Program RSBI di SMA N 1 Wonosari Gunungkidul. Komisi Pembimbing I: Dr. Mardiyana, M.Si. Pembimbing II: Drs. Pangadi, M.Si. Tesis: Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1). Konteks pada Standar Penilaian Pembelajaran Matematika. 2). Masukan pada Standar Penilaian Pembelajaraan Matematika. 3). Proses pada Pelaksanaan Standar Penilaian Pembelajaran Matematika. 4). Produk Standar Penilaian Pembelajaran Matematika.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif model evaluasi CIPP (Contex, Input, Proses, Product). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data, dan review informan. Teknik analisa data meliputi tiga kegiatan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

(18)

matematika tahun pelajaran 2010/2011 juara 2 tingkat Kabupaten. (d). Rata-rata ujian nasional matematika tahun pelajaran 2009/2010 sebesar 6,48 dan tahun pelajaran 2010/2011 sebesar 8,02. (e). Hasil ujian sertifikasi matematika tahun pelajaran 2010/2011 nilainya di atas C sebesar 59%. (f). Peserta didik program RSBI yang diterima di Perguruan Tinggi tahun pelajaran 2010/2011 sebesar 81,3%.

(19)

ABSTRACT

Suyono NIM S851008048. Evaluation on Mathematics Learning Assessments Standard for RSBI Program in SMA 1 Wonosari Gunungkidul. The First Commission of Supervision: Dr. Mardiyana, M.Si. The second Supervision: Drs. Pangadi, M.Si. Thesis: Study Program of Mathematics Education, Post Graduation Program of Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012

The research aims are to determine and to describe: 1)/ The Contex of Learning Assessment Standard on Mathematics. 2). The Input of Mathematics learning assessment standard, 3). The Process of Applying the Assessment Standard on Mathematics Learning. 4) The Products of Mathematics Learning Assessment Standard.

This research used a qualitative approach descriptive CIPP (Contex, Input,

Proces, Product). evaluation model. Techniques of colecting data were by:

interview, observation, and documentation. Inspection of authenticity of data use triangulation of[is source of data, and informan review. Data analysis technique involves three activities, such as, data reduction, data presentation, and conclusion.

(20)

national mean 2009/2010 equal to 6,48 and school year 2010/ 2011 equal to 8,02.. (e) The certification examination result on mathematics of 2010/2011 is 59%. (f) The graduated students of 2010/2011 who were accepted in accredited colleges is approximately 81,3 %.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan masyarakat global dewasa ini telah menciptakan berbagai

perubahan-perubahan yang dapat menjadi tantangan yang komplek, baik bagi

individu, kelompok, maupun organisasi. Peluang dan atau tantangan dapat

diantisipasi oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sumber daya

manusia (SDM) merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu

organisasi, salah satu implikasinya ialah bahwa investasi terpenting yang mungkin

dilakukan oleh organisasi adalah di bidang sumber daya manusia (Sondang

P.Siagian, 2000:181). Terlebih lembaga pendidikan yang selama ini diyakini

sebagai salah satu strategi yang efektif dalam mencetak lulusan (output) yang

memiliki kualitas SDM yang handal.

Pendidikan merupakan modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya

manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha meningkatkan kualitas

pendidikannya termasuk Indonesia.

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas

pendidikan adalah diterbitkannya Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003

(22)

“Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya

satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan

menjadi satuan pendidikan yang bertaraf Internasional”.

Pada lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menegaskan bahwa Pemerintah

Daerah Provinsi berwenang sebagai penyelenggara dan/atau pengelola satuan

pendidikan program studi bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah. Pemerintah Kabupaten/Kota berwenang sebagai penyelenggara

dan pengelola satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional.

Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan

nasional, diperlukan acuan dasar (benchmark) bagi setiap penyelenggara satuan

pendidikan. Terkait dengan itu, terdapat tujuh kriteria penyelenggaraan

pendidikan yang harus menjadi pedoman agar tujuan dapat terwujud. Ada pun kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan yang berisi muatan yang seimbang dan holistik.

2. Proses pembelajaran yang demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis.

3. Hasil pendidikan yang bermutu dan terukur.

4. Berkembangnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Tersedianya sarana dan prasarana belajar yang memungkinkan

(23)

6. Berkembangnya pengelolaan pendidikan yang memberdayakan satuan

pendidikan.

7. Terlaksananya evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

Sesuai dengan amanat perundang-undangan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan SMA

yang berpotensi untuk melaksanakan proses layanan pendidikan yang berkualitas

untuk menghasilkan lulusan yang memiliki potensi dan prestasi berdaya saing

secara nasional maupun internasional.

Pelayanan pendidikan yang berkualitas tersebut diawali dengan program

rintisan SMA Bertaraf Internasional yang dikembangkan dengan memberikan

kualitas kepada stakeholders. Keberhasilan penyelenggaraan program Rintisan

SMA Bertaraf Internasional dapat pula menjadi bahan rujukan bagi lembaga

penyelenggara pendidikan lain untuk memberi jaminan kualitas. Jika jaminan kualitas diimplementasikan secara luas, maka kualitas pendidikan secara nasional

akan meningkat, sehingga pada akhirnya peningkatan kualitas pendidikan akan

berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia secara nasional. Agar kualitas pendidikan sesuai dengan apa yang seharusnya dan

diharapkan oleh masyarakat maka perlu ada suatu acuan atau standar, sehingga

setiap sekolah secara bertahap dapat mencapai standar yang telah ditentukan.

Acuan tersebut bersifat nasional dan upaya pembinaan sekolah diarahkan untuk

mencapai standar nasional. Apabila sekolah telah mampu mencapai standar

(24)

Dengan kata lain, standar nasional pendidikan adalah target minimal yang harus

dicapai dalam peningkatan mutu pendidikan.

Kebijakan yang digulirkan oleh pemerintah pusat kepada daerah, dalam pelaksanaannya tidak selalu mulus dalam arti semua kebijakan dapat dilaksanakan

di daerah. Hal ini menjadi kendala untuk mengimplementasikan diantaranya

adalah kesiapan sumber daya alam, sumber daya manusia, peran serta pemangku

kepentingan, dana, dan sebagainya.

Sekolah yang telah ditetapkan sebagai RSBI dalam pelaksanaannya harus

memenuhi delapan standar yang sekaligus menjadi sasaran untuk pencapaian

tujuan pendidikan itu sendiri yaitu terdiri: standar akreditasi, standar kurikulum,

standar proses pembelajaran, standar penilaian, standar pendidik, standar tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, dan standar pengelolaan serta standar

pembiayaan pendidikan. Dalam praktik pengelolaannya, semua komponen

tersebut merupakan obyek penjaminan mutu pendidikan. Maksudnya adalah bahwa mutu pendidikan yang akan dicapai oleh sekolah obyeknya adalah

komponen-komponen pendidikan tersebut. Tingkatan dan kualifikasi mutu

pendidikan yang akan dicapai sebagai RSBI untuk menuju SBI minimal adalah bertaraf atau setara dengan tingkatan dan kualifikasi mutu pendidikan dari

negara-negara anggota OECD, negara-negara maju lain, dan atau sekolah bertaraf internasional

lain, baik dari dalam maupun luar negeri. Komponen-komponen pendidikan

dalam sistem tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu dalam IKKM dan IKKT.

(25)

RSBI/SBI harus didasarkan atas kedua hal tersebut untuk dapat dipenuhi

semuanya.

Bagi sekolah yang ditetapkan menjadi RSBI, maka diharapkan sekolah tersebut mampu melakukan langkah-langkah strategis, sebagai suatu persiapan

menuju sekolah yang benar-benar memiliki karakteristik internasional yang

mandiri. Strategi yang dapat ditempuh secara ideal antara lain melalui analisis

kondisi dan potensi satuan pendidikan di sekolahnya sendiri, untuk mengetahui

sejauh mana potensi kekuatan sekolah untuk menjadi RSBI, seberapa besar

kelemahan yang ada, seberapa besar ancaman dari dalam dan luar sekolah, serta

seberapa besar peluang yang ada bagi sekolah untuk melaksanakan RSBI. Dari

hasil analisis ini selanjutnya sekolah secara khusus dapat melakukan berbagai

langkah yang tepat untuk mengatasi berbagai kendala, kelemahan, dan ancaman

yang timbul, sehingga sekolah mampu menjalankan RSBI secara baik dan

profesional menurut kemampuan dan kondisi masing-masing.

Kebijakan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), M Nuh, yang

menghentikan pendirian sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

tahun pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa belum tercapainya kesesuaian antara Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan kondisi satuan pendidikan.

Pemberhentian izin pendirian RSBI disebabkan makin menjamurnya

sekolah tersebut dan tanpa kontrol ketat, serta belum dipenuhinya alokasi 20

persen siswa berprestasi dari keluarga miskin. RSBI yang cenderung eksklusif

dan menarik biaya mahal sebagai salah satu faktor pendorong Kemendiknas

(26)

Menanggapi hal tersebut Evaluasi Forum Pendidik Independen Indonesia

(FGII) terhadap RSBI dan SBI menyebutkan dari sisi fasilitas, sarana dan

prasarana gedung sekolah memang terpenuhi. Namun, sumber daya manusia (SDM) masih kedodoran

(http://diksia.com/bergulirnya-permasalah-rsbi-di-dunia-pendidikan/)

Semua sekolah memang punya potensi untuk berkembang menjadi RSBI.

Namun untuk bisa menerapkan kurikulum internasional, tidaklah semudah

digambarkan. Sebab kurikulum internasional yang akan diadopsi itu memiliki

standar yang harus dipenuhi oleh sekolah. Dari segi sarana prasarana misalnya,

kurikulum internasional itu sudah mengarah ke basis teknologi informasi. Setiap

ruangan belajar harus memiliki fasilitas multimedia untuk mendukung materi

pembelajaran. Hal ini harus didukung dengan kemampuan pendidik dalam

menguasai TIK. Demikian juga dengan bahasa pengantar pembelajaran, sudah

mengarah ke bilingual, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Ini juga menuntut kesiapan dari masing-masing pendidik mata pelajaran.

Untuk mewujudkan pelaksanaan kurikulum tambahan tentunya sekolah

membutuhkan tambahan dana untuk menyediakan sarana dan prasarana seperti Laboratorium TIK, Bahasa, Multimedia dan Science /Technology serta tenaga

pendidik yang baik dan tentunya juga berstandar Internasional. Anggaran dana

tambahan tersebut sesuai era otonomi daerah rencananya disediakan oleh

pemerintah pusat dan daerah dengan perimbangan 40% : 60%. Namun pada

implementasinya rencana ini belum terlaksana baik. Hal ini kemungkinan

(27)

pusat dan daerah sehingga akan berpotensi menghambat percepatan pencapaian

tujuan didirikannya RSBI.

Dalam bidang tenaga pendidik selain memenuhi Standar Pendidik semua pendidik mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK, pendidik mata

pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan mampu mengampu

pembelajaran berbahasa Inggris.

Dalam penilaian disamping memenuhi standar penilaian yang berlaku

nasional, namun demikian karena rintisan SMA bertaraf internasional adalah

sekaligus juga sekolah yang merujuk sekolah yang bertaraf internasional, maka

sekolah harus memfasilitasi peserta didiknya yang ingin mengikuti ujian

mendapatkan ijazah/sertifikat internasional untuk melanjutkan pendidikan di luar

negeri. Untuk mengikuti ujian internasional membutuhkan dana yang tinggi,

karena itu memerlukan dukungan dana dari orang tua atau stakeholder sekolah.

Demikian juga pada bidang-bidang yang lain, selain memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) masih harus mempunyai nilai lebih.

Untuk memenuhi hal-hal tersebut tidak mudah baik bagi sekolah, para

pendidik, orang tua/wali peserta didik dan peserta didik itu sendiri. Dari segi penilaian berbasis TIK pasti membutuhkan biaya yang sangat tinggi, pengadaan

multi media, fasilitas TIK tiap ruang kelas, laptop bagi para pendidik, laptop bagi

peserta didik. Biaya tersebut tidak mungkin akan terpenuhi hanya dari dana

pendamping yang diberikan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah,

kekurangan pendanaan akhirnya dibebankan pada orang tua/wali peserta didik.

(28)

putra-putrinya lebih banyak. Tidak sedikit orang tua berpenghasilan minim tidak

mampu menyekolahkan putra-putrinya di sekolah RSBI. Meskipun ada alokasi

beasiswa dari dana pendamping Pemerintah Pusat untuk peserta didik tidak mampu. Tetapi kebutuhan harian untuk memenuhi sarana belajar masih tinggi.

Sejalan dengan program pemerintah tentang SBI, di Kabupaten

Gunungkidul baru ada satu SMA RSBI, yaitu SMA N 1 Wonosari. Dengan

menjadi RSBI, sekolah berkewajiban menciptakan sistem penilaian pembelajaran

yang tentu lebih baik. Lebih baik yang dimaksud adalah penilaian pembelajaran

yang tentu saja memenuhi standar penilaian yang telah ditetukan pemerintah.

Namun belum menjamin bahwa semua pendidik di SMA RSBI SMA N 1

Wonosari dalam penilaian pembelajaran sudah memenuhi standar penilaian yang

ditetapkan oleh pemerintah.

Hasil Ujian Nasional program RSBI SMA N 1 Wonosari tahun pelajaran

2009/2010 pada mata pelajaran matematika ada peserta didik yang memperoleh nilai 3,00, ini berarti ada peserta didik program RSBI SMA N 1 Wonosari tidak

lulus ujian nasional. Hasil TPM Kelas X tahun pelajaran 2010/2011 semester

genap program RSBI SMA N 1 Wonosari prestasi matematika paling rendah. Tabel 1.1 Rataan hasil TPM semester genap tahun pelajaran 2010/2011

Bhs.

Ind

Bhs.

Ing

Mtk Bio Fis Kim Eko Geo Sos Sej

5,42 6,95 4,82 7,20 5,30 6,31 6,75 6,17 7,81 6,60

(29)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidaklah hal

mudah. Untuk itu perlu usaha keras dalam segala bidang khususnya bidang

pendidikan. Pendidikan yang baik akan menghasilkan manusia yang siap

bersaing di kancah daerah, nasional ataupun global. Penelitian yang muncul

dari hal ini adalah apakah tingkat Pendidikan yang tidak memenuhi standar

mutu akan menghasilkan SDM yang rendah.

2. Sistem penerimaan peserta didik baru pada program RSBI yang kurang tepat

dimungkinkan akan menghasilkan prestasi lulusan RSBI lebih rendah dengan

sekolah reguler. Oleh karena itu perlu diteliti efisiensi penyelenggaraan

penerimaan peserta didik baru.

3. Mengembangkan sekolah dari RSBI menjadi SBI bukanlah hal yang mudah. Ini disebabkan karena sekolah tidak hanya dituntut meningkatkan sarana

prasarana saja tetapi juga dituntut meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga

kependidikan, meningkatkan pelaksanaan proses pembelajaran dengan berbagai inovasi sehingga pembelajaran menjadi berkualitas, menyiapkan

sistem manajemen dengan baik, mengubah kultur/budaya sekolah. Penelitian

yang muncul dari hal ini adalah usaha apa yang dilakukan sekolah untuk

mengembangkan sekolah dari RSBI menjadi SBI dan kendala apa yang

(30)

4. SMA N 1 Wonosari telah ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional dalam pelaksanaannya belum bisa menjamin memenuhi

delapan standar nasional pendidikan dan ditambah pengayaan peningkatan mutu pendidikan yang mengacu pada standar mutu pendidikan bertaraf

internasional pada negara-negara OECD. Penelitian yang muncul dari hal ini

adalah bagaimana standar penilaian pembelajaran matematika yang

dilaksanakan di RSBI SMA N 1 Wonosari.

5. Karakteristik pendidik mata pelajaran berbeda-beda sehingga pemahaman

dan pelaksanaan teknik penilaian pada tiap-tiap sekolah berbeda tergantung

kreaktivitas masing-masing pendidik. Penelitian yang muncul dari hal ini

adalah apakah semakin tinggi tingkat pendidikan pendidik semakin kreaktif

menentukan teknik penilaian dalam melaksanakan penilaian peserta didik.

6. Penilaian hasil belajar oleh pendidik belum dilakukan secara

berkesinambungan, tidak memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik. Penelitian yang muncul dari hal ini adalah apakah penilaian yang

berkesinambungan meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.

7. Sebagian besar pendidik mata pelajaran matematika masih kesulitan dalam menyampaikan pelajaran dan penilaian dalam Bahasa Inggris. Penelitian yang

muncul dari hal ini adalah: a) Bagaimanakah penilaian pembelajaran

matematika dengan Bahasa Inggris. b) Kendala apakah yang dihadapi

pendidik dalam penilaian pembelajaran matematika menggunakan bahasa

(31)

pendidik matematika dalam penilaian pembelajaran matematika dengan

menggunakan bahasa Inggris.

8. Sebagian besar pendidik di SMA N 1 Wonosari Gunungkidul kesulitan menggunakan model penilaian sekolah unggul dari negara maju yang

mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Penelitian yang

muncul dari hal ini adalah kendala apa yang dihadapi pendidik dalam

menggunakan model penilaian sekolah unggul dari negara maju dan usaha

apa yang dilakukan untuk meningkatkan teknik penilaian.

C. Pemilihan Masalah

Karena keterbatasan waktu dan biaya, serta agar penelitian dapat terfokus,

maka dalam penelitian ini hanya menyelesaikan masalah nomor 4 pada

identifikasi masalah di atas, yaitu: Bagaimana standar penilaian pembelajaran

matematika yang dilaksanakan di RSBI SMA N 1 Wonosari.

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pemilihan masalah, serta agar penelitian dapat terfokus maka penelitian menitikberatkan evaluasi standar penilaian pembelajaran matematika

program RSBI di SMA N 1 Wonosari kelas X semester gasal tahun pelajaran

(32)

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan fokus

penelitian tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Konteks (context) pada standar penilaian pembelajaran matematika di RSBI

SMA N 1 Wonosari.

a. Sejauh mana standar penilaian pembelajaran matematika di RSBI SMA

N 1 Wonosari sesuai dengan standar penilaian program RSBI?

b. Sejauh mana sekolah menetapkan target pencapaian dalam memenuhi

standar penilaian pembelajaran matematika program RSBI?

c. Sejauh mana dukungan sekolah terhadap standar penilaian pembelajaran

matematika program RSBI?

2. Masukan (input) pada standar penilaian pembelajaran matematika di RSBI

SMA N 1 Wonosari.

a. Bagaimanakah standar penilaian pembelajaran matematika yang

dirancang oleh pendidik matematika kelas X program RSBI?

b. Bagaimanakah standar penilaian pembelajaran matematika yang dirancang oleh sekolah program RSBI?

3. Proses (process) pada pelaksanaan standar penilaian pembelajaran

matematika di RSBI SMA N 1 Wonosari.

a. Bagaimanakah pelaksanaan standar penilaian pembelajaran matematika

(33)

b. Bagaimanakah pelaksanaan standar penilaian pembelajaran matematika

yang dilaksanakan oleh sekolah program RSBI?

4. Produk (product) pada standar penilaian pembelajaran matematika di RSBI SMA N 1 Wonosari.

a. Sejauh mana tingkat prestasi matematika peserta didik kelas X dalam

ulangan harian?

b. Sejauh mana tingkat prestasi matematika peserta didik kelas X dalam

ulangan tengah semester?

c. Sejauh mana tingkat prestasi matematika peserta didik dalam olimpiade?

d. Sejauh mana hasil ujian nasional matematika peserta didik tiga tahun

terakhir?

e. Sejauh mana hasil ujian sertifikasi matematika peserta didik?

f. Sejauh mana persentase peserta didik yang melanjutkan studi ke

Perpendidikan Tinggi?

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Konteks (context) pada standar penilaian pembelajaran matematika di RSBI

SMA N 1 Wonosari.

a. Kesesuaian standar penilaian pembelajaran matematika di RSBI SMA N

1 Wonosari dengan standar penilaian program RSBI.

b. Target pencapaian sekolah dalam memenuhi standar penilaian

(34)

c. Dukungan sekolah terhadap standar penilaian pembelajaran matematika

program RSBI.

2. Masukan (input) standar penilaian pembelajaran matematika dirancang di RSBI SMA N 1 Wonosari.

a. Rancangan standar penilaian pembelajaran matematika oleh pendidik

matematika kelas X program RSBI.

b. Rancangan standar penilaian pembelajaran matematika oleh sekolah

program RSBI.

3. Proses (process) pelaksanaan standar penilaian pembelajaran matematika di

RSBI SMA N 1 Wonosari.

a. Pelaksanaan standar penilaian pembelajaran matematika oleh pendidik

matematika kelas X program RSBI

b. Pelaksanaan standar penilaian pembelajaran matematika oleh sekolah

program RSBI.

4. Produk (product) standar penilaian pembelajaram matematika di RSBI SMA

N 1 Wonosari.

a. Tingkat prestasi matematika peserta didik kelas X dalam ulangan harian. b. Tingkat prestasi matematika peserta didik kelas X dalam ulangan tengah

semester.

c. Tingkat prestasi matematika peserta didik dalam Olimpiade.

d. Hasil ujian nasional matematika tiga tahun terakhir.

(35)

f. Persentase peserta didik RSBI yang melanjutkan studi ke Perpendidikan

Tinggi.

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan membuka wawasan tentang Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional yang berkualitas, sehingga mampu bersaing di

tingkat Internasional.

b. Dijadikan bahan penelitian dan kajian lebih lanjut tentang peningkatan

mutu pendidikan SMA Bertaraf Internasional dan jenjang pendidikan

lainnya.

2. Manfaat Praktis

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini bagi:

a. Peserta didik

Membuka pemahaman bagi peserta didik tentang Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional sehingga peserta didik mampu beradaptasi dan

melaksanakannya. b. Lembaga sekolah

Memberi masukan pada Sekolah Rintisan SMA Bertaraf

Internasional atau sekolah yang bermaksud meningkatkan kinerja menjadi

Sekolah Bertaraf Internasional.

(36)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang apa

yang sudah dilaksanakan oleh pendidik dalam rangka

mengimplementasikan pedoman penjaminan mutu SBI untuk mata pelajaran matematika sehingga dapat menjadi bahan evaluasi bagi kepala

sekolah terhadap pendidik matematika.

d. Pendidik

Sebagai umpan balik terhadap teknik penilaian yang selama ini telah

dilaksanakan dan dapat meningkatkan proses pembelajaran matematika di

masa mendatang.

e. Dinas Pendidikan Gunungkidul

Sebagai bahan masukan untuk mengambil kebijakan dan

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional

Di dalam Panduan Penyelenggaraan RSMABI (2009:9) dijelaskan

pengertian Sekolah Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan

diperkaya dengan standar salah satu negara anggota Organizatian for Economic

Co-opration and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya.

Dari pengertian tersebut maka pengertian SMA BI adalah SMA Nasional

yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

(SNP) Indonesia dan mengembangkan keunggulan yang mengacu pada

peningkatan daya saing yang setara dengan mutu sekolah-sekolah unggul tingkat

internasional.

Dengan pengertian ini, SMA BI dirumuskan sebagai berikut:

SNP (Standar Nasional Pendidikan) adalah standar minimal yang harus dipenuhi

Oleh satuan pendidikan meliputi standar: isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik

dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan

penilaian. Sedangkan “X” dapat berupa pengaturan, pengayaan, pengembangan, perluasan, dan pendalaman pada peningkatan mutu pendidikan yang mengacu

(38)

dan negara-negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang

pendidikan.

Untuk mewujudkan SMA bertaraf internasional, Direktorat Pembinaan SMA mengembangkan program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (RSMABI)

dengan menerapkan beberapa strategi utama. Pertama, pengembangan

sumberdaya manusia, modernisasi manajemen dan kelembagaan. Kedua,

melakukan konsolidasi untuk menemukan praktek yang baik dan pelajaran yang

dapat dipetik baik melalui lokakarya atau seminar dalam meningkatkan mutu

pembelajaran.

B. Pelaksanaan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional

Pelaksanaan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional meliputi:

1. Proses Pembelajaran

Gagne dan Briggs (1979:3) instruction atau pembelajaran adalah suatu

sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang

berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang

bersifat internal.

Proses pembelajaran SBI diatur dalam Permendiknas Nomor 78 Tahun

2009 pasal 5 sebagai berikut:

a. SBI melaksanakan standar proses yang diperkaya dengan model proses

(39)

b. Proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menerapkan

pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi

aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan kontekstual.

c. SBI dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan atau

bahasa asing lainnya yang digunakan dalam forum internasional bagi

mata pelajaran tertentu.

d. Pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, pendidikan agama, dan

pendidikan kewarganegaraan, pendidikan sejarah dan muatan local

menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia.

e. Penggunaan bahasa pengantar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.

Proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan

menantang sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif. Proses pembelajaran memberikan ruang yang cukup untuk peserta didik

agar memiliki akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneuship, jiwa patriot, jiwa inovator, prakarsa,

kreativitas, kemandirian berdasarkan bakat, minat dan perkembangan fisik

maupun psikologisnya secara optimal yang terintegrasi pada keseluruhan kegiatan pembelajaran.

Pendidikan harus dapat mengembangkan proses pembelajaran yang

membangun pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi yang efektif dan efisien. Mutu proses pembelajaran

ditingkatkan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang secara

(40)

maju (seperti: penerapan standar belajar, standar mengajar, persiapan

pembelajaran, penentuan indikator hasil belajar, pemilihan bahan ajar, strategi

pembelajaran, pengelolaan kelas, pemilihan alat peraga pembelajaran, dan pemilihan sumber belajar). Menurut Whicker, et al (1997), efek positif dari

pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi, sikap, kemampuan

berpikir yang lebih tinggi, dan kepercayaan diri peserta didik. model penemuan

terbimbing dapat menjadi salah satu pembelajaran menyenangkan dan efektik

Dumitrascu (2009). Mutu pembelajaran ditingkatkan dengan dukungan

penerapan TIK pada semua mata pelajaran serta menggunakan bahasa Inggris

untuk kelompok sains dan matematika di jurusan IPA. Pengembangan

berikutnya untuk mata pelajaran ekonomi pada jurusan IPS.

2. Peningkatan Mutu Penilaian

Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf

internasional (R-SMA-BI), sekolah perlu mengembangkan instrumen

penilaian autentik yaitu penilaian yang diperoleh dari proses pembelajaran yang mengukur tiga ranah penilaian, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif,

termasuk penilaian portofolio. Hasil belajar peserta didik dapat diukur

melalui ujian sekolah, ujian nasional, dan ujian internasional yang diperkaya

dengan model penilaian sekolah unggul dari Negara maju yang mempunyai

keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Ujian sekolah dan ujian

nasional bersifat wajib. Ujian internasional bersifat pilihan, karena

(41)

harus berupaya memfasilitasi peserta didik yang ingin mengikuti ujian

internasional tersebut untuk mendapatkan sertifikat internasional.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta

didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga

menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Sistem

Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan

berdasarkan pada prinsip-prinsip berbasis kompetensi, yaitu bahwa penilaian

dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian pencapaian

kompetensi diukur berdasarkan indikator keberhasilan belajar yang

dikembangkan dari kompetensi dasar dan standar kompetensi.

Penilaian dilakukan untuk mengukur tiga aspek berikut:

a. Kognitif (Pengetahuan dan Pemahaman Konsep)

b. Psikomotorik(Praktik)

c. Afektif (Sikap) meliputi penilaian terhadap motivasi, partisipasi,

kedisiplinan.

Adapun mata pelajaran tertentu dengan penilaian aspek tertentu ditentukan berdasarkan aspek yang paling dominan. Penilaian dilakukan

menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan

peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk

menentukan posisi/ranking seseorang terhadap kelompoknya. Sistem

penilaian yang dilakukan adalah sistem penilaian berkelanjutan.

(42)

dianalisis untuk menentukan Kompetensi Dasar yang telah dan belum

dicapai, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.

Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses belajar selanjutnya, program, remidi bagi peserta didik yang

pencapaian kompetensinya di bawah kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan

program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi KKM. Penilaian

dilakukan dengan cara:

Tabel 2.1 Tata Cara Penilaian KKM peserta didik.

TES NON-TES

2.Portofolio (kumpulan karangan, naskah pidato, laporan dan sebagainya)

3.Tingkah laku (skala sikap, penilaian diri, pengamatan perilaku, kuisioner, buku harian)

Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran (authentic

assessment) maupun hasil akhir pembelajaran. Penilaian selama proses

pembelajaran dilakukan melalui penugasan, pengamatan dan atau portofolio. Penilaian hasil akhir pembelajaran dilakukan melalui tes tertulis, hasil

karya/produk dan ujian praktik

Aturan tentang penilaian dalam SBI diatur dalam Permendiknas No. 78 Tahun 2009 pasal 15 sebagai berikut:

a. SBI menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan system

penilaian pendidikan sekolah unggul di Negara anggota OECD atau

Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang

(43)

b. SBI menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model

penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

c. Peserta didik SBI wajib mengikuti ujian nasional.

d. BI melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan

pendidikan yang bersangkutan.

e. SBI dapat melaksanakan ujian sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat

(4) dalam bahasa Inggris atau bahasa asing.

f. SBI dapat memfasilitasi peserta didiknya untuk mengakses sertifikasi yang

diakui secara internasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang

sederajat dari Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya yang

mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf

internasional (R-SMA-BI) Standar Penilaian pada Program Rintisan SMA

Bertaraf Internasional secara umum mengacu kepada beberapa hal berikut ini: a. Prinsip Penilaian

Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data

sahih yang diperoleh berdasarkan prinsip-prinsip penilaian melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi persyaratan. Prinsip penilaian

mengacu kepada standar penilaian meliputi: mendidik, terbuka, transparan,

menyeluruh, terpadu, obyektif, berkesinambungan, adil, dan menggunakan

(44)

b. Mekanisme Penilaian

1) Penilaian dilakukan oleh dua pihak, yaitu pendidik dan sekolah.

2) Penilaian oleh pendidik dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan membuat keputusan tentang peserta didik mengenai unit kompetensi

dasar.

3) Sekolah melakukan penilaian untuk mengumpulkan data tentang

peserta didik menyangkut ketercapaian standar kompetensi seluruh

mata pelajaran.

4) Penilaian dilakukan dalam bentuk ulangan harian dan ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, dan

kelulusan ditetapkan menggunakan Nilai Batas Ambang Kompetensi

(NBAK) ideal 75%. Peserta didik yang tidak mencapai NBAK

diberikan program remidi.

c. Prosedur Penilaian

Prosedur penilaian harus dirancang secara cermat, meliputi kegiatan

sebagai berikut:

1) Pada saat mengembangkan silabus, pendidik mengembangkan indikator pencapaian penguasaan kompetensi dasar dan teknik penilaian yang

relevan.

2) Pada saat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran,

pendidik melengkapi contoh instrument.

3) Pada saat mengembangkan instrumen untuk ulangan tengah semester,

(45)

dahulu menyusun kisi-kisi yang memuat indikator yang representatif

terhadap indikator-indikator yang ada di dalam silabus.

4) Pemberitahuan kepada peserta didik kapan suatu teknik penilaian akan diterapkan.

5) Pelaksanaan ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester, maupun ulangan kenaikan kelas dilaksanakan

dengan prosedur yang benar yang menjamin azas-azas penilaian

sebagaimana sudah ditetapkan dalam prinsip penilaian.

d. Intrumen Penilaian

1) Pengembangan instrumen penilaian dilakukan dengan prosedur yang

benar sesuai degan kaidah pengembangan setiap jenis instrumen.

2) Instrumen yang digunakan dalam ulangan akhir semester dan ulangan

kenaikan kelas dianalisis, baik secara kualitatif maupun secara

kuantitatif memenuhi persyaratan sebagai instrumen beracuan kriteria. 3) Instrumen yang digunakan bervariasi sesuai dengan kompetensi yang

akan diukur. Strategi asesmen seperti performance test, portofolio, test

paper and pencil,dan asesmen authentic. Serta instrumen lain yang

dikembangkan oleh Sekolah, termasuk standar penilaian.

4) Pola penilaian yang selama ini memberi penekanan pada aspek produk

ilmiah pada ranah kognitif level rendah perlu segera disesuaikan.

Berbagai referensi menyebutkan bahwa diperlukan pola penilaian

proses disamping produk dan penilaian yang komprehensif yang

(46)

problem based yang memerlukan kemampuan berpikir analisis-sintesis

sangat cocok dengan pendidikan bertaraf internasional.

Kriteria standar penilaian yang dapat sekolah kembangkan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kriteria Keunggulan Standar Penilaian SMA-BI

No. Standar SMA-BI Kriteria Keunggulan SMA-BI

1. Pendidik melaksanakan penilaian yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pelaksanaan

pembelajaran

Pendidik menggunakan instrumen evaluasi aspek kognitif dengan tingkat validitas soal yang terukur.

Pendidik menggunakan instrumen evaluasi afektif secara proporsional.

Pendidik menggunakan instrumen evaluasi psikomotor secara proporsional.

Sekolah memiliki model yang

mengintegrasikan sistem penilaian dalam ketiga ranah sebagai ukuran efektivitas kinerja belajar peserta didik.

2. Pendidik melaksanakan

penilaian proses 

Pendidik memiliki dokomen hasil penilaian proses.

Pendidik menggunakan sistem pengolahan hasil penilaian proses dalam mengukur efektivitas kinerja belajar.

3. Pendidik melaksanakan penilaian portopolio 

Sekolah menetapkan standar dalam pengelolaan data portopolio peserta didik. 4. Sekolah melaksanakan

ujian untuk mengukur kinerja belajar untuk memperoleh sertifikasi bertaraf internasional

Sekolah melakukan kerjasama dengan lembaga/institusi internasional dalam melaksanakan pengujian peserta didik agar memperoleh sertifikat internasional.

5. Sekolah menggunakan soal-soal olimpiade untuk menguji tingkat penguasaan

pengetahuan peserta didik

(47)

3. Peningkatan Mutu Kompetensi Lulusan

Penetapan kompetensi lulusan SMA bertaraf internasional

menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari pada standar nasional pendidikan, meraih prestasi tingkat internasional pada bidang sains,

matematika, teknologi, seni dan olahraga. Kelulusan memperoleh pengakuan

internasional yang dibuktikan dengan sertifikat.

Tabel 2.3 Kriteria Keunggulan Standar Kelulusan SMA-BI

No. Standar SMA-BI Kriteria Keunggulan SMA-BI

1. Manusia berakhlak mulia, inovatif, dan kreatif.

Menetapkan indikator dan kriteria peserta didik berakhlak mulia, inovatif, dan kreatif.

2. Hasil UN di atas Standar Nasional.

Minimum rata-rata pada tingkat satuan pendidikan 7,5.

3. Menetapkan Standar Kompetesi bahasa inggris

Peserta didik memperoleh Skor TOEFL Minimum 450 atau ekuivalen dengan 45 IBT TOEFL skor. dalam waktu tiga tahun :

 6 medali tingkat kabupaten (juara I)  4 medali tingkat provinsi (juara

I,II,III)

 2 medali tingkat nasional (juara I-IV, dan harapan I,II,III)

 1 medali internasional (juara)  Memiliki bukti fisik karya peserta

didik atau pendididk yang

dipublikasikan dalam media bertaraf internasional.

5. Kompetensi bidang TIK.  Menggunakan internet sebagai sumber belajar, media komunikasi, media kolaborasi global.

(48)

4. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dalam rangka meningkatkan mutu SDM sekolah harus

mengembangkan program peningkatan kompetensi pendidik melalui peningkatan kualifikasi pendidikan minimal 30 % pendidik berpendidikan S2/

S3 dari perpendidikan tinggi yang program studinya terakreditasi A dengan

program studi sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Selain itu kompetensi pendidik dalam pengelolaan sistem

pembelajaran ditingkatkan untuk menuju pada proses pembelajaran yang

setara dengan proses pembelajaran pada sekolah unggul dari Negara maju.

Untuk itu sekolah perlu mengembangkan pula kompetensi bahasa Inggris

pendidik dan kompetensi pada bidang TIK terutama untuk pendidik

kelompok sains dan matematika. Peningkatan mutu SDM melalui kegiatan

pelatihan dalam bentuk pemagangan, studi banding, workshop (on the job

training atau of the job training). Dan seminar yang dilaklukan oleh

masing-masing sekolah atau bekerjasama dengan lembaga pendidikan di luar sekolah

yang memiliki kewenangan dan kompetensi yang relevan.

Kepala Sekolah harus mempunyai visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta

jiwa kepemimpinan dan entrepreneurship yang kuat dalam memfasilitasi

seluruh anggota komunitas sekolah untuk mengembangkan keunggulan

kompetitif dan komparatif bertaraf internasional. Untuk mendukung

kelancaran tugas tersebut kepala sekolah harus berpendidikan minimal S2 dan

(49)

pengelolaan sekolah mengembangkan jaringan kerjasama tingkat local,

nasional dan internasional dalam bentuk sister school. Dalam meningkatkan

mutu prosedur pengelolaan secara bertahap sekolah perlu mengusahakan untuk memperoleh sertifikat ISO 9001 versi 2000 dan ISO 14000.

C. Standar Penilaian Pendidikan

1. Pengertian Standar Penilaian

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007:

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan

pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan

bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian,

pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui

kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang

digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang

telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil

keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan

selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta

didik untuk berprestasi lebih baik

Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan

(50)

Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses

pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu

indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan

tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik

untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan.

Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaianyang digunakan

untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran,

pengujian, penilaian, dan evaluasi.

a. Pengukuran (measurement)

Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka kepada

suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau

obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas pembelajaran

(Harun Rasyid dan Mansur, 2007). Allen & Yen (1979) menyatakan bahwa: “Measurement is the assigning of numbers to individuals in a

systematic way as a means of representing properties of the individuals”.

(Pengukuran adalah pemberian angka-angka pada peserta didik secara sistematis sebagai alat yang mewakili kemampuan yang dimiliki para

perserta didik tersebut) Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan

penentuan angka bagi objek secara sistematik.

Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap

suatu gejala menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan

(51)

kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran

dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat

kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat ataupernyataan kualitatif,

misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai

deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian

dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.

b. Penilaian (assessment)

Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan

pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh

melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas penilaiannya.

Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang

baik, kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya.

Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik

untuk belajar yang lebih baik. Penilaian didefinisikan sebagai proses

pengumpulan informasi tentang kinerja peserta didik, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan.

Menurut Permendiknas Republik Indonesia tentang Standar

Penilaian Pendidikan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan

dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar

peserta didik. Penilaian dimaknai sebagai penafsiran hasil pengukuran dan

(52)

Kellough dan Kellough (Swearingen, 2006) mengidentifikasi

tujuan penilaian adalah untuk;(1) membantu belajar peserta didik, (2)

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, (3) menilai efektifitas strategi pengajaran,(4) menilai dan meningkatkan efektifitas

program kurikulum, (5) menilai dan meningkatkan efektifitas pengajaran,

(6) menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan, dan (7)

komunikasi dan melibatkan orang tua peserta didik.

Johson & Johson(2002) dalam Budiyono(2011) menggolongkan

penilaian kedalam tiga jenis yaitu: penilaian diagnostic, penilaian formatif,

dan penilaian sumatif. Penilaian diagnostik dilakukan untuk mengetahui

kekuatan dan kelemahan peserta didik. Dengan penilaian diagnostik, para

pendidik diharapkan dapat mengetahui kesalahan dan atau miskonsepsi

yang terjadi sebelum atau sesudah pembelajaran berlangsung.

Penilaian formatif dilaksanakan secara pereodik sepanjang satuan pembelajaran, misalnya setelah setiap satu pokok bahasan diberikan.

Penilaian formatif memberikan balikan kepada peserta didik yang terkait

dengan kemajuan yang telah ia capai. Penilaian formatif memberikan balikan kepada pendidik terkait dengan kemajuan proses pembelajaran

yang dirancangnya dalam kaitanya dengan efektifitas pembelajaran yang

menjadi tujuannya.

Penilaian sumatif dilakukan pada akhir satuan pembelajaran untuk

menentukan status final peserta didik dan atau untuk menentukan kadar

(53)

Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua

metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau

kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan

suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan

karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian

mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian

tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup

karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi

sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode

dan/atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi

tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes

lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan

sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang

pencapaian kemajuan belajar peserta didik

c. Evaluasi (evaluation)

Nitko & Brookhart dalam Harun dan Mansur (2007)

mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang

berkaitan dengan kinerja dan hasil karya peserta didik. Evaluasi

merupakan salah satu serangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas,

kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan

(54)

dievaluasi agar hasilnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran adalah

masukan, lingkungan sekolah, dan keluarannya. Selama ini yang

dievaluasi adalah prestasi belajar peserta didik, khususnya pada ranah kognitif saja. Ranah efektif jarang diperhatikan lembaga pendidikan,

walau semua menganggap hal itu penting, karena sulit mengukurnya,

apalagi mengevaluasi ketiga komponen tersebut di atas.

Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil

penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas,

sikap, minat, ketrampilan, dan sebagainya. Pengukuran, penilaian, dan

evaluasi besifat bertahap, maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan,

dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

2. Prinsip Penilaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain (Depdiknas, 2008):

a. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian

kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

c. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan.

d. Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik

yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program

(55)

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian

hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

o Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

o Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

o Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama,

bahasa, suku bangsa, dan jender.

o Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

o Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

o Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua

aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

o Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku.

o Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

(56)

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

3. Teknik Penilaian

Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi (SI)

untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi

minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan

minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI dijelaskan

bahwa kegiatan pembelajaran dalam KTSP meliputi tatap muka, penugasan

terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah

pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di

kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta

didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.

Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur

sendiri oleh peserta didik

Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara

komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai.

Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi,

penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman yang

sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta

didik.

a. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar

(57)

kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban

secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa

pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau

uraian. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi

langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan

dan jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik (kinerja) adalah tes yang

meminta peserta didik melakukan perbuatan/mendemonstasikan/

menampilkan keterampilan.

Dalam rancangan penilaian hasil belajar, tes dilakukan secara

berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan

meliputiulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,

dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional

dan ujian sekolah.

Ulangan adalahproses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,

untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.

Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah

menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih.

Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Gambar

Gambar 2.1 Mekanisme Penilaian Hasil Belajar Peserta didik ...................
Grafik 4.1 Karakteristik Pendidik Berdasarkan Kepangkatan
Tabel 1.1  Rataan hasil TPM semester  genap tahun pelajaran 2010/2011
Tabel 2.1  Tata Cara Penilaian KKM peserta didik.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari perkembangan serangan data yang beredar saat ini, peneliti melakukan penelitian untuk melakukan kajian sampai sejauh mana proses pengamanan data yang

rata-rata kecepatan rendering desain dan pada jaringan internet mempunyai nilai persentase 33% dari. 1,05679 detik rata-rata kecepatan rendering

peroksida terhadap perubahan warna dan kekuatan parfum sabun mandi padat. Soft silk 150 g dan sabun cuci padat Saba

Menurut Kep.Menkes No.943/Menkes/SK/VIII/2002 yang dimaksud dengan Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap

( DZUL ISKANDAR & CO. ) NORSHAM BTE KHALIT ( DZUL ISKANDAR & CO. ) SHAHEDI BIN KHALIT ( DZUL ISKANDAR & CO. ) ZAIMAH BINTI KHALID ( DZUL ISKANDAR & CO.. Nombor

• Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal,

Posisi tradisi “Piring Nazar” dalam Pendidikan Agama Kristen bagi keluarga sangat penting, karena telah menjadi salah satu bentuk atau metode pembelajaran untuk

kemudian ilmuwan menanyakan apakah memungkinkan untuk meningkatkan kualitas DNA, apa bila bisa maka cara membuat DNA tersebut akan seperti apa.. Disebut juga dengan