BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Pelaksanaan Program RSBI SMA
2. Peningkatan Mutu Penilaian
Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf internasional (R-SMA-BI), sekolah perlu mengembangkan instrumen penilaian autentik yaitu penilaian yang diperoleh dari proses pembelajaran yang mengukur tiga ranah penilaian, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif, termasuk penilaian portofolio. Hasil belajar peserta didik dapat diukur melalui ujian sekolah, ujian nasional, dan ujian internasional yang diperkaya dengan model penilaian sekolah unggul dari Negara maju yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Ujian sekolah dan ujian nasional bersifat wajib. Ujian internasional bersifat pilihan, karena memerlukan dukungan dana dari orang tua atau stakeholder, namun sekolah
harus berupaya memfasilitasi peserta didik yang ingin mengikuti ujian internasional tersebut untuk mendapatkan sertifikat internasional.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Sistem Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip berbasis kompetensi, yaitu bahwa penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian pencapaian kompetensi diukur berdasarkan indikator keberhasilan belajar yang dikembangkan dari kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Penilaian dilakukan untuk mengukur tiga aspek berikut: a. Kognitif (Pengetahuan dan Pemahaman Konsep)
b. Psikomotorik(Praktik)
c. Afektif (Sikap) meliputi penilaian terhadap motivasi, partisipasi, kedisiplinan.
Adapun mata pelajaran tertentu dengan penilaian aspek tertentu ditentukan berdasarkan aspek yang paling dominan. Penilaian dilakukan menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi/ranking seseorang terhadap kelompoknya. Sistem penilaian yang dilakukan adalah sistem penilaian berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan Kompetensi Dasar yang telah dan belum dicapai, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses belajar selanjutnya, program, remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi KKM. Penilaian dilakukan dengan cara:
Tabel 2.1 Tata Cara Penilaian KKM peserta didik.
TES NON-TES
1. Tes Lisan
2. Tes Tulis dari tes subyektif dan tes obyektif
3. Unjuk kerja/praktik
1.Produk
2.Portofolio (kumpulan karangan, naskah pidato, laporan dan sebagainya)
3.Tingkah laku (skala sikap, penilaian diri, pengamatan perilaku, kuisioner, buku harian)
Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran (authentic
assessment) maupun hasil akhir pembelajaran. Penilaian selama proses
pembelajaran dilakukan melalui penugasan, pengamatan dan atau portofolio. Penilaian hasil akhir pembelajaran dilakukan melalui tes tertulis, hasil karya/produk dan ujian praktik
Aturan tentang penilaian dalam SBI diatur dalam Permendiknas No. 78 Tahun 2009 pasal 15 sebagai berikut:
a. SBI menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan system penilaian pendidikan sekolah unggul di Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
b. SBI menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
c. Peserta didik SBI wajib mengikuti ujian nasional.
d. BI melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan pendidikan yang bersangkutan.
e. SBI dapat melaksanakan ujian sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam bahasa Inggris atau bahasa asing.
f. SBI dapat memfasilitasi peserta didiknya untuk mengakses sertifikasi yang diakui secara internasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat dari Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
Menurut Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA bertaraf internasional (R-SMA-BI) Standar Penilaian pada Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional secara umum mengacu kepada beberapa hal berikut ini: a. Prinsip Penilaian
Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data sahih yang diperoleh berdasarkan prinsip-prinsip penilaian melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi persyaratan. Prinsip penilaian mengacu kepada standar penilaian meliputi: mendidik, terbuka, transparan, menyeluruh, terpadu, obyektif, berkesinambungan, adil, dan menggunakan acuan criteria.
b. Mekanisme Penilaian
1) Penilaian dilakukan oleh dua pihak, yaitu pendidik dan sekolah.
2) Penilaian oleh pendidik dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan membuat keputusan tentang peserta didik mengenai unit kompetensi dasar.
3) Sekolah melakukan penilaian untuk mengumpulkan data tentang peserta didik menyangkut ketercapaian standar kompetensi seluruh mata pelajaran.
4) Penilaian dilakukan dalam bentuk ulangan harian dan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, dan kelulusan ditetapkan menggunakan Nilai Batas Ambang Kompetensi (NBAK) ideal 75%. Peserta didik yang tidak mencapai NBAK diberikan program remidi.
c. Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian harus dirancang secara cermat, meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Pada saat mengembangkan silabus, pendidik mengembangkan indikator pencapaian penguasaan kompetensi dasar dan teknik penilaian yang relevan.
2) Pada saat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, pendidik melengkapi contoh instrument.
3) Pada saat mengembangkan instrumen untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas, pendidik terlebih
dahulu menyusun kisi-kisi yang memuat indikator yang representatif terhadap indikator-indikator yang ada di dalam silabus.
4) Pemberitahuan kepada peserta didik kapan suatu teknik penilaian akan diterapkan.
5) Pelaksanaan ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, maupun ulangan kenaikan kelas dilaksanakan dengan prosedur yang benar yang menjamin azas-azas penilaian sebagaimana sudah ditetapkan dalam prinsip penilaian.
d. Intrumen Penilaian
1) Pengembangan instrumen penilaian dilakukan dengan prosedur yang benar sesuai degan kaidah pengembangan setiap jenis instrumen. 2) Instrumen yang digunakan dalam ulangan akhir semester dan ulangan
kenaikan kelas dianalisis, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif memenuhi persyaratan sebagai instrumen beracuan kriteria. 3) Instrumen yang digunakan bervariasi sesuai dengan kompetensi yang
akan diukur. Strategi asesmen seperti performance test, portofolio, test
paper and pencil,dan asesmen authentic. Serta instrumen lain yang
dikembangkan oleh Sekolah, termasuk standar penilaian.
4) Pola penilaian yang selama ini memberi penekanan pada aspek produk ilmiah pada ranah kognitif level rendah perlu segera disesuaikan. Berbagai referensi menyebutkan bahwa diperlukan pola penilaian proses disamping produk dan penilaian yang komprehensif yang menyangkut kognitif tingkat tinggi. Pola penilaian yang berbentuk
problem based yang memerlukan kemampuan berpikir analisis-sintesis sangat cocok dengan pendidikan bertaraf internasional.
Kriteria standar penilaian yang dapat sekolah kembangkan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kriteria Keunggulan Standar Penilaian SMA-BI
No. Standar SMA-BI Kriteria Keunggulan SMA-BI
1. Pendidik melaksanakan penilaian yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pelaksanaan
pembelajaran
Pendidik menggunakan instrumen evaluasi aspek kognitif dengan tingkat validitas soal yang terukur.
Pendidik menggunakan instrumen evaluasi afektif secara proporsional.
Pendidik menggunakan instrumen evaluasi psikomotor secara proporsional.
Sekolah memiliki model yang
mengintegrasikan sistem penilaian dalam ketiga ranah sebagai ukuran efektivitas kinerja belajar peserta didik.
2. Pendidik melaksanakan
penilaian proses
Pendidik memiliki dokomen hasil penilaian proses.
Pendidik menggunakan sistem pengolahan hasil penilaian proses dalam mengukur efektivitas kinerja belajar.
3. Pendidik melaksanakan penilaian portopolio
Sekolah menetapkan standar dalam pengelolaan data portopolio peserta didik. 4. Sekolah melaksanakan
ujian untuk mengukur kinerja belajar untuk memperoleh sertifikasi bertaraf internasional
Sekolah melakukan kerjasama dengan lembaga/institusi internasional dalam melaksanakan pengujian peserta didik agar memperoleh sertifikat internasional.
5. Sekolah menggunakan soal-soal olimpiade untuk menguji tingkat penguasaan
pengetahuan peserta didik
Pendidik menggunakan soal-soal olimpiade untuk melakukan pengujian tingkat kesiapan daya kompetisi peserta didik dalam menghadapi olimpiade.