• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

66

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian merupakan suatu sumber untuk mendapatkan data yang dibutuhkan mengenai masalah yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jln. Brigjen Slamet Riyadi Karanganyar.

Pemilihan tempat tersebut didasari pertimbangan sebagai berikut:

a. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.

b. Tersedia data yang dibutuhkan.

2. Waktu penelitian

Penelitian pengembangan ini dilaksanakan dari bulan September 2015 sampai selesai. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Jenis Kegiatan Tahun 2015 Tahun 2016

Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl a. Persiapan Pengembangan

1) Pengajuan Judul 2) Penyusunan Proposal 3) Seminar Proposal 4) Perijinan

b. Perencanaan Pengembangan c. Pelaksanaan

Pengembangan d. Penyusunan Laporan e. Seminar Hasil

f. Ujian Tesis dan Revisi

(2)

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berupa penelitian pengembangan (Research and development). Metode penelitian dan pengembangan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi, dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan (Sugiyono, 2015: 30). Borg and Gall dalam Arifin (2012:

127) mengemukakan “research and development is a powerful strategy for improving practice. It is a process used to develop and validate educational product”.

Penelitian ini selain mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, Research and Development juga bertujuan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui „basic research’, atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang bersifat praktis melalui „applied research’, yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan. Research and Development pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry pada siswa kelas X semester satu serta untuk mengetahui kelayakan dan keefektifan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry yang disusun apakah sudah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 135).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 554 siswa. Berikut ini tabel rincian untuk seluruh kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.

(3)

Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016

No. Kelas Jumlah siswa

1. X.1 22

2. X.2 40

3. X.3 39

4. X.4 41

5. X.5 41

6. X.6 42

7. X.7 44

8. X.8 40

9. X.9 43

10. X.10 42

11. X.11 40

12. X.12 46

13. X.13 41

14. X.14 33

Total Siswa 554

Sumber : Data sekunder (2015) 2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 136). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili) dari seluruh populasi.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probality random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi penelitian ini terdiri dari 14 kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, kemudian diambil lima kelas masing-masing secara acak (random) dengan sistem undian, diperoleh kelas X.10 sebagai kelas uji coba instrumen, X.5 sebagai kelas uji coba terbatas, X.9 sebagai kelas uji coba luas, X.3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.6 sebagai kelas kontrol. Sesuai pendapat Borg dan Gall dalam Arifin (2012: 143) bahwa pada tahap uji pelaksanaan lapangan terhadap

(4)

produk subjek sebanyak 40–200, subjek dalam penelitian ini berjumlah (39) sebagai kelas eksperimen + (42) sebagai kelas kontrol = 81 siswa.

D. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam pengembangan ini mengacu pada model tahapan penelitian metode research and development (R&D). Pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ekonomi secara garis besar adalah model prosedural yang dimodifikasi dari model pengembangan Borg & Gall yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

Tahap I Pendahuluan

Tahap ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif.

Studi kualitatif diawali dengan studi lapangan, analisis kebutuhan, dan studi literatur tentang produk yang akan dikembangkan. Berikut ini rincian pada studi pendahuluan yang meliputi kegiatan kajian pustaka, analisis kebutuhan observasi awal, dan indentifikasi permasalahan dalam pembelajaran.

1. Studi literatur/kajian pustaka dilakukan baik dalam prespektif teori maupun temuan riset atau informasi lain yang berkaitan dengan pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry.

2. Peneliti melakukan studi pendahuluan/observasi awal untuk mengkaji, menyelidiki, dan mengumpulkan informasi dengan mengidentifikasi hal-hal yang menyimpang ataupun hal-hal yang belum sesuai dari harapan proses pembelajaran ekonomi di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar dan mengumpulkan informasi dengan cara mengeksplorasi pembelajaran ekonomi secara empiris maupun teoritis.

3. Peneliti juga melakukan analisis kebutuhan guru dan siswa yang belum terpenuhi dalam pembelajaran ekonomi di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Kriteria dalam pengembangan modul yang diperhatikan pada saat analisis kebutuhan yaitu:

(5)

a. Modul yang akan dikembangkan betul-betul merupakan produk penting dan bermanfaat bagi pendidikan.

b. Modul akan sangat memungkinkan untuk dikembangkan.

c. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang akan mengembangkan modul tersebut.

d. Tersedianya waktu yang cukup untuk mengembangkan modul tersebut.

Tahap II Pengembangan Model

Tahap pengembangan model memuat butir-butir sebagai berikut.

1. Model Pengembangan (Desain Produk)

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengadopsi pada model prosedural penelitian pengembangan Borg and Gall dalam Arifin (2012: 128) yang menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk berupa modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry.

Menurut Borg and Gall yang dikutip dari Arifin (2012: 129) langkah- langkah penelitian pengembangan terdiri dari 10 langkah:“research and information collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operational field testing, final product revision, and dissemination and implementation“. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 3.1. berikut ini:

Gambar 3.1 Skema Prosedur Pengembangan Borg & Gall dalam Arifin (2012: 130)

Research and information

collecting

Planning

Develop preliminary form of

product

Preliminary field testing

Main product revision Operational

product revision Operational field

testing

Final product

revision Dissemination and

implementation

Main field testing

(6)

Pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry pada materi uang dan perbankan kelas X, mengacu pada penelitian pengembangan Borg dan Gall dalam Arifin (2012: 130) dikurangi pada dua tahapan terakhir karena disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan dalam penelitian ini, berikut delapan tahapan dalam penelitian pengembangan ini: (1) Research and information collection, (2) Planning, (3) Develop preliminary form of product, (4) Preliminary field testing, (5) Main product revision, (6) Main field testing, (7) Operational produk revision, (8) Operasional field testing.

Penjelasan untuk setiap langkah-langkah tersebut sesuai uraian dari Arifin (2012) adalah sebagai berikut:

a. Research and information collecting, dalam langkah ini peneliti melakukan studi pendahuluan atau studi eksploratif untuk mengkaji, menyelidiki, dan mengumpulkan informasi. Langkah ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti: analisis kebutuhan, kajian pustaka, observasi awal di kelas, identifikasi permasalahan, dan juga menghimpun data tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat.

Dalam studi literatur, peneliti melakukan kajian terhadap produk yang akan dikembangkan, baik dalam perspektif teori maupun temuan riset dan informasi lain berkaitan dengan pengembangan produk yang direncanakan. Selain itu, peneliti juga melakukan riset skala kecil. Hal ini penting karena banyak pengembangan mempunyai banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab hanya dengan mengacu pada hasil temuan penelitian atau buku teks lainnya. Oleh karena itu, pengembangan perlu melakukan kajian terbatas untuk mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.

b. Planning, peneliti membuat rencana desain pengembangan produk.

Aspek-aspek penting dalam rencana tersebut meliputi produk tentang apa, tujuan, dan manfaatnya apa, siapa pengguna produknya, mengapa produk tersebut dianggap penting, di mana lokasi untuk mengembangkan produk dan bagaimana proses pengembangannya.

Dalam proses pengembangan ini harus digambarkan juga langkah- langkah pengembangan produk awal, bagaimana teknis pelaksanaan uji coba terbatas, revisi, uji coba yang lebih luas, revisi produk akhir, diseminasi dan pelaksanaan.

c. Develop preliminary form of product, pada langkah ini peneliti mulai mengembangkan bentuk produk awal (draf) yang bersifat sementara (hipotesis). Dikatakan sementara bukan berarti produk tersebut dibuat

“asal-asalan”. Produknya tetap dibuat yang sebenarnya, lengkap dan sebaik mungkin, seperti kelengkapan komponen-komponen program, petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis), contoh-contoh

(7)

soal atau latihan, media pembelajaran yang akan digunakan, dan sistem penilaian. Peneliti juga harus berkolaborasi dengan para ahli yang relevan dengan produk tersebut. sebelum dilaksanakan uji coba terbatas, peneliti harus menilai kembali dengan para ahli tentang produk yang telah dibuat.

d. Preliminary field testing, di sini peneliti melakukan uji coba terbatas mengenai produk awal di lapangan yang melibatkan subjek sebanyak antara 10–15 subjek. Selama uji coba berlangsung peneliti dapat melakukan observasi terhadap kegiatan subjek dalam melaksanakan produk tertentu. Setelah selesai uji coba, kemudian peneliti melakukan wawancara atau diskusi dengan subjek. Peneliti juga dapat memberikan angket kepada subjek. Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk menghimpun informasi dari subjek sebagai bahan penyempurnaan, baik terhadap produk maupun persiapan dan penampilan guru itu sendiri pada pertemuan berikutnya. Hal ini dianggap penting karena uji coba terbatas ini harus dilakukan berulang sampai subjek betul-betul dapat menggunakan produk tersebut dengan baik.

e. Main product revision, melakukan revisi tahap pertama, yaitu perbaikan dan penyempurnaan terhadap produk utama, berdasarkan hasil uji coba terbatas, termasuk hasil diskusi, observasi, wawancara, dan angket.

f. Main field testing, melakukan uji coba produk dalam skala yang lebih luas dengan subjek antara 30-100 orang. Dikatakan perkiraan karena jumlah dan karakteristik populasi sangat beragam. Dalam uji coba ini, sampel harus dipilih secara representatif, sehingga produk tersebut dapat berlaku secara umum. Langkah-langkah uji coba lebih luas sama dengan langkah-langkah uji coba terbatas, seperti subjek mempelajari produk dan menampilkannya, peneliti melakukan observasi, diskusi, wawancara, dan penyebaran angket. Semua hasil tes yang diperoleh sebelum dan sesudah proses harus dikumpulkan untuk dibandingkan dengan kelompok pembanding.

g. Operational product revision, melakukan revisi tahap kedua, yaitu memperbaiki dan menyempurnakan produk berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji-coba lapangan yang lebih luas.

h. Operational field testing, melakukan uji pelaksanaan lapangan dengan melibatkan sekolah dan subjek lebih banyak dengan melibatkan 40-200 subjek. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan angket.

Jika peneliti tidak ingin mengetahui dampak penggunaan produk, maka tidak perlu ada kelompok kontrol, seperti proyek pelatihan yang dilakukan oleh Borg dan Gall. Sebaliknya, jika peneliti ingin mengetahui dampak dari penggunaan produk, maka perlu dibentuk dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga nanti bisa dilakukan uji perbedaan dengan t-test;

i. Final product revision, melakukan revisi terhadap produk akhir berdasarkan, saran, dan masukan dalam uji pelaksanaan lapangan.

j. Dissemination and implementation, pada langkah ini, peneliti mendesiminasikan (menyebarluaskan) produk untuk disosialisasikan

(8)

kepada seluruh subjek melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerja sama dengan penerbit jika sosialisasi produk tersebut bersifat komersial, dan memantau distribusi dan kontrol mutu (quality control).

Setelah didesiminasikan, maka setiap sekolah dapat melaksanakan produk di tempatnya masing-masing.

Langkah-langkah pengembangan draft modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

a Pembuatan desain halaman muka (cover), berisi: judul, gambar ilustrasi, jenjang kelas, indentitas penyusun modul, tahun penyusunan modul.

b Penulisan bagian pendahuluan: berisi indentitas modul pembelajaran berbasis guided inquiry, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, peta modul, peta kompetensi, glosarium, dan tujuan pembelajaran.

c Penulisan bagian inti modul yaitu berisi kegiatan inti pembelajaran yang menyajikan stimulus materi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, lembar kerja siswa, ulasan materi, rangkuman materi, dan tes formatif.

d Penulisan bagian akhir meliputi: daftar pustaka dan kunci jawaban.

2. Validasi Desain

Pada langkah validasi desain dilakukan kepada ahli pengembangan media, ahli materi, ahli praktisi, dan ahli bahasa. Selanjutnya, menganalisis dan merevisi produk berdasarkan saran para ahli sehingga produk tersebut dinyatakan valid atau layak. Hasil revisi ini menghasilkan draft modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry pada mata materi uang dan perbankan kelas X yang siap masuk tahap uji coba. Berikut beberapa validasi oleh beberapa ahli.

a Validasi pengembangan media pembelajaran

Validasi ahli pengembangan modul bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penilaian terhadap modul yang dikembangkan terkait dengan kriteria modul ekonomi. Validasi modul dilakukan oleh dosen dengan kualifikasi S3 yang ahli dalam bidang model, media dan pengembangan bahan ajar.

(9)

b Validasi ahli materi (content)

Validasi ahli materi bertujuan untuk mendapatkan penilaian yang mencerminkan ketepatan dan kesesuaian materi pembelajaran dengan modul yang dikembangkan. Validasi ahli materi pada materi uang dan perbankan dilakukan oleh dosen dengan kualifikasi S3.

c Validasi praktisi

Validasi praktisi bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penilaian dan saran keefektifan modul, keterlaksanaan, dan kesesuaian modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry. Validasi praktisi dilakukan oleh guru ekonomi di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.

d Validasi bahasa

Validasi bahasa bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penilaiaan dan saran tentang keterbacaan pada modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry. Validasi bahasa dilakukan oleh dosen di Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia dengan kualifikasi S3 yang ahli dalam ketepatan dan kesesuaiaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Revisi Desain

Pada tahap ini dilakukan revisi desain setelah dilakukan validasi. Revisi desain yang digunakan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ditemukan dan kemudian memperbaikinya lagi.

4. Uji Coba Produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan atau daya tarik dari produk yang dihasilkan.

Dalam butir uji coba produk secara terbatas perlu diungkapkan beberapa hal, antara lain sebagai berikut.

a. Desain Uji Coba

Pada langkah ini, yang diujikan adalah dalam bentuk prototype. Uji coba ini dilakukan dengan melakukan eksperimen. Ada dua tahap desain

(10)

uji coba modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry yang digunakan. Dua tahapan tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Uji coba pengguna terbatas

Uji coba terbatas bertujuan untuk memperoleh bukti-bukti empirik tentang kelayakan produk awal secara terbatas. Uji coba ini penekanan lebih pada konsep dan keterbacaan soal. Semua data yang diperoleh pada tahap ini (penilaian produk dari angket, komentar, hasil pengamatan, dan saran siswa) disusun dan dianalisa untuk merevisi produk. Adapun prosedur uji ini meliputi:

a) Menjelaskan kepada siswa bahwa peneliti sedang mengembangkan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry.

b) Meminta siswa agar bersikap rileks dan bebas mengemukakan pendapatnya tentang modul pembelajaran berbasis guided inquiry yang diberikan.

c) Membagikan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry dan meminta siswa untuk membaca dan menggunakannya. Peneliti mencatat berapa lama waktu yang dibutuhkan siswa untuk mempelajari materi yang disediakan. Selain itu juga mencatat reaksi siswa dan bagian-bagian yang sulit dipahami, apakah soalnya, pilihan jawabannya, atau yang lainnya.

d) Membagikan lembar kuesioner tentang tanggapan siswa terhadap modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry.

e) Menganaisis informasi yang diperoleh.

f) Melakukan revisi terhadap produk atas dasar data yang diperoleh.

2) Uji coba kelompok luas

Uji coba kelompok luas bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki produk pada revisi berikutnya.

Semua data yang diperoleh pada tahap ini (penilaian, komentar, hasil pengamatan, dan saran siswa) dianalisa untuk merevisi dan menyempurnakan produk sebelum dilakukan uji coba lapangan. Prosedur uji coba luas sama seperti yang dilakukan pada uji coba terbatas.

(11)

b. Subjek uji coba

Subjek uji coba dalam pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry ini adalah ahli materi, ahli media, ahli praktisi, dan ahli bahasa yang dipilih berdasarkan kualifikasi dibidang yang dikuasainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari materi dan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry yang dibuat apakah sudah maksimal atau masih terdapat kekurangan. Sasaran pengguna produk yang dibuat ini adalah siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Pada penelitian ini diambil sampel untuk implementasi dari modul pembelajaran yang dibuat di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.

Subjek uji coba dalam pengembangan ini diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara simple random sampling dengan rincian sebagai berikut:

1) Uji coba terbatas dilakukan kepada siswa kelas X.5 yang berjumlah 15 siswa.

2) Uji coba luas dilakukan pada siswa kelas X.9 yang berjumlah 30 siswa.

3) Uji lapangan dilakukan pada siswa kelas X.3 yang berjumlah 39 siswa sebagai kelas eksperimen dan pada kelas X.6 yang berjumlah 42 siswa sebagai kelas kontrol.

Uji coba dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat kualitas daya tarik produk yang dikembangkan.

c. Jenis data

Jenis data hasil validasi dari pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry ini adalah data kuantitatif dan kualitatif.

1) Data kuantitatif, data ini didapatkan dari data yang diolah dengan menggunakan perumusan angka pada tahap pengembangan. Data kuantitatif ini dapat berupa angket penilaian dengan skala likert (skala bertingkat) dan hasil penilaian hasil belajar siswa yang

(12)

diperoleh kegiatan evaluasi belajar siswa yang disajikan melalui latihan soal.

2) Data kualitatif yaitu data yang berupa pendeskripsian dalam bentuk informasi kalimat yang berupa tanggapan, kritik, dan saran yang diberikan oleh validator serta data deskriptif keterlaksanaan dalam uji coba modul pembelajaran pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry.

d. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada pengembangan ini yaitu instrumen perlakuan pembelajaran yang merupakan materi dan media yang digunakan dalam pembelajaran mandiri siswa. Instrumen perlakuan dalam pengembangan ini berupa modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry tentang materi uang dan perbankan yang dibuat menggunakan Microsoft Word.

Instrumen perlakuan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry dikonsultasikan dan divalidasi kepada tim ahli dalam bentuk angket dan meminta persetujuan untuk diterapkan. Angket juga diberikan kepada kelompok uji coba dan lapangan untuk menilai hasil dari modul pembelajaran yang dikembangkan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahuai kualitas penggunaan dari modul pembelajaran yang dibuat.

Skala yang digunakan pada instrumen pengumpulan data untuk siswa adalah skala likert (skala bertingkat) dengan tingkatan 1 sampai dengan 5. Sedangkan untuk ahli menggunakan skala 1 sampai dengan 4.

Instrumen ini dapat memberikan gambaran baik atau tidaknya pengembangan yang dilakukan sehingga analis data akan diperoleh kesimpulan yang sebenarnya. Berikut penjelasan masing-masing instrumen tersebut.

1) Lembar validasi

Lembar validasi merupakan lembar yang digunakan para ahli dalam mengamati dan menilai kualitas modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry yang dikembangkan. Lembar

(13)

validasi ditujukan bagi ahli materi, ahli pengembangan media, ahli praktisi, dan ahli bahasa yang akan menilai kelayakan modul.

Lembar validasi ahli mencakup aspek bahasa, substansi isi, dan bentuk penyajian.

2) Angket

Angket ditujukan bagi siswa untuk mengetahui respon mereka terhadap kesulitan-kesulitan yang ditemukan saat membaca dan mempelajari draft modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry. Pemberian skor pada angket didasarkan pada skala likert dengan rentang skor 1 sampai dengan 5. Penyusunan item-item angket berdasarkan pada indikator yang telah ditentukan. Skor penilaian angket dapat dilihat dalam tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert Skor untuk aspek yang

dinilai

Nilai

(+) (-)

Sangat Setuju SS 5 1

Setuju S 4 2

Ragu-Ragu RR 3 3

Tidak Setuju TS 2 4

Sangat Tidak Setuju STS 1 5

Sumber: Sugiyono (2015)

Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas tiap butir soal dan reliabilitas instrumen. Hal ini dimaksudkan agar bisa mendapatkan data yang valid dan handal.

a) Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Validitas konstruk digunakan dalam penelitian pengembangan ini. Untuk menguji validitas konstruksi (construct validity), dapat digunakan dari pendapat

(14)

ahli (judgement experts). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara dimintai pendapatnya tentang istrumen yang telah disusun itu. Setelah pengujian konstruks selesai dari para ahli, maka diteruskan uji coba instrumen. Instrumen yang telah disetuji para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus dari pearson korelasi product moment dengan angka kasar yang rumusnya dapat dinyatakan sebagai berikut.

  

N. XN2 -

 

XYX-2

.

N.X. Y2

 

2

r

   

  

Y Y

hitung

Keterangan:

rhitung : Koefisien korelasi

∑Xi : Jumlah skor item

∑Yi : Jumlah skor total (seluruh item) N : jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

1 2 t 2

r n r hitung

 

Dimana :

t : nilai thitung

r : koefisien korelasi hasil rhitung n : jumlah responden.

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk

=n-2) Kaidah keputusan: Jika thitung>ttabel berarti valid,

(15)

sebaliknya thitung<ttabel berarti tidak valid. (Riduwan, 2013:

98)

b) Uji reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran (Sukmadinata dan Nana, 2009).

Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus cronbach alpha sebagai berikut:

[

( )] * ∑ +

Keterangan:

r11 = nilai reliabilitas instrumen yang dicari k = Jumlah item

∑Si = Jumlah variansi skor tiap-tiap item

t2

= Variansi total. (Riduwan, 2013: 115)

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r11) sebagai berikut.

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid) (Riduwan, 2013: 98).

Dengan kriteria pengujian rhitung>rtabel, dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat ukur tersebut valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung<rtabel maka alat ukur tersebut tidak reliabel.

3) Tes

Tes digunakan untuk mengetahui nilai kemampuan awal dan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry. Tes pengetahuan siswa dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda yang mengacu pada indikator materi pembelajaran ekonomi.

(16)

Instrumen tes diberikan pada awal sebelum eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dan tes setelah eksperimen dilakukan (posttest) yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar ekonomi. Sebelum tes akhir diberikan kepada siswa maka terlebih dahulu diadakan uji coba tes atau instrumen untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya beda soal.

a) Uji validitas instrumen

Validitas adalah alat ukur yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu alat ukur dinyatakan valid jika alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang harus diukur. Untuk mengukur tingkat validitas instrumen pada pengembangan ini digunakan rumus dari pearson korelasi product moment dengan angka kasar yang rumusnya dapat dinyatakan sebagai berikut.

  

N XN2 -

 

XYX-2

 

NX Y2

 

2

r

   

  

Y Y

xy

Keterangan:

RXY : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

∑XY : Jumlah perkalian X dan Y

∑X : jumlah skor X

∑Y : Jumlah skor total (seluruh item)

N : jumlah responden (Arikunto, 2009: 72) b) Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu instrumen apabila diujicobakan kepada subjek yang sama. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki reliabel yang tinggi jika insrumen tersebut dapat memberi hasil yang tetap dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan rumus KR-21 untuk menguji tingkat reliabilitas, yaitu:

(17)

(

( )) ( ( ) ) Keterangan:

r11 = Nilai reliabilitas = Varians total

M = Mean atau rerata skor total

= Jumlah item, (Arikunto, 2009: 103).

Selanjutnya menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi adalah:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (Riduwan, 2013: 98).

Kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka angket dinyatakan reliabel dan sebaliknya.

c) Taraf kesukaran

Menurut Arifin (2011: 111) perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proposional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal hendaknya tidak terlalu mudah maupun sukar. Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

P JS

B

Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

(18)

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

- Soal dengan p 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan p 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan p 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto,2010: 207) d) Daya pembeda

Menurut Arifin (2011: 115) perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang belum menguasai kompetensi. Adapun rumus daya pembeda tiap item istrumen pengembangan adalah :

D A B

B B A

A P P

J B J

B   

Keterangan :

D : indeks diskriminasi

JA : Banyak peserta kelompok atas JB : Banyak peserta kelompok bawah

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab itu dengan benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto,2009: 213).

Klasifikasi daya pembeda : D : 0,00 – 0,20 = Jelek (poor)

D : 0,20 -0,40 = Cukup (satisfactory) D : 0,40 – 0,70 = Baik (good)

D : 0,70 – 1,00 = Baik sekali (excellent)

D : Negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang saja.

(Arikunto,2009: 218).

(19)

4) Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry.

e. Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah mengadakan penelitian, sehingga diperoleh kesimpulan tentang objek yang diteliti dalam keadaan yang sebenarnya. Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis data dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1) Analisis data deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud menggeneralisasikannya (Sugiyono, 2010: 208).

Analisis data deskriptif memaparkan hasil penelitian berdasarkan data yang telah diperoleh untuk mengetahui kelayakan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry yang telah dikembangkan.

(1) Analisis data validitas modul (validitas ahli)

Analisis data mengenai pengembangan modul dilakukan dengan sistem deskriptif persentase dengan rumus sebagai beikut:

P = x100% x

xi

 

Keterangan:

P : persentase penilaian

xi : jumlah jawaban dari subjek

x : jumlah jawaban tertinggi

Persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam tabel agar pembacaan hasil penelitian menjadi

(20)

mudah. Range persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan berdasarkan tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan Revisi Pengembangan Pencapaian tujuan

pembelajaran Kualifikasi Keterangan 81-100 % Sangat baik Tidak perlu direvisi

61-80 % Baik Tidak perlu direvisi

41-60 % Cukup Revisi

21-40 % Kurang baik Revisi

0%-20% Sangat kurang baik

Revisi

Sumber: Riduwan (2010) (2) Analisis data angket

Data angket siswa pada uji coba produk dianalisis menggunakan rating scale dengan kriteria:

sangat setuju = 5

setuju = 4

ragu-ragu = 3

kurang setuju = 2 tidak setuju = 1

Data yang telah diberi skor kemudian dikonversikan kedalam persentase menggunakan rumus sebagai berikut:

P = x100% x

xi

 

Keterangan:

P : persentase penilaian

xi : jumlah jawaban dari subjek

x : jumlah jawaban tertinggi

Persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam tabel agar pembacaan hasil penelitian menjadi mudah. Range persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan berdasarkan tabel berikut ini:

(21)

Tabel 3.5 Pengambilan Keputusan Revisi Pengembangan Pencapaian tujuan

pembelajaran Kualifikasi Keterangan 81-100 % Sangat baik Tidak perlu direvisi

61-80 % Baik Tidak perlu direvisi

41-60 % Cukup Revisi

21-40 % Kurang baik Revisi

0%-20% Sangat kurang baik

Revisi

Sumber : Riduwan (2010) 2) Analisis statistik inferensial

Analisis statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random (Sugiyono: 2010: 209).

Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui keefektifan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry pada materi uang dan perbankan kelas X. Keefektifan modul ini dilihat berdasarkan analisis statistik inferensial dengan uji-t menggunakan bantuan program analisis SPSS 17 yang didahului dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas.

a) Uji prasyarat analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian. Uji prasyarat yang dilakukan yaitu uji normalitas data berupa nilai pretes dan nilai posttes pada masing-masing kelas penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(1) Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang

(22)

berdistribusi normal atau tidak (Budiyono, 2013: 168).

Rumus uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov yaitu sebagai berikut:

z = ̅ Keterangan:

Z = transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal;

x = angka pada data;

s = simpangan baku.

Statistik uji untuk metode ini:

L = maks │F(z)-S(z)│

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig. dari uji normalitas lebih dari 0,050 maka H0 diterima, demikian sebaliknya jika sig. kurang dari 0,050 maka H1 diterima.

(2) Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi-variansi berasal dari sejumlah populasi sama atau tidak (Budiyono, 2013: 174). Rumus uji homogenitas dengan Levene’s yaitu sebagai berikut:

𝑊 𝑁 𝑘

𝑘

𝑘𝑖=1𝑁𝑖(𝑧̅𝑖 𝑧̅)2

𝑘𝑖=1𝑛𝑖𝑗=1(𝑧𝑖𝑗 𝑧̅𝑖 )2 Keterangan:

= jumlah observasi;

k = banyak kelompok;

Zij =

Yi = rata-rata kelompok ke I;

Zi = rata-rata kelompok dari Zi;

Z = rata-rata menyeluruh dari Zij.

Pada uji ini, terdapat dua hipotesis yaitu H0 (variansi 1 sama dengan variansi 2) dan Ha (variansi 1 berbeda dengan variansi 2) dengan:

(23)

H0 diterima apabila taraf signifikansi > 0,05

H0 ditolak apabila taraf signifikasi <0,05 (Arikunto, 2005:

136). Jika terpenuhi syarat normalitas data (data terdistribusi normal), maka dalam analisis data untuk mengetahui keefektifan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry pada materi uang dan perbankan kelas X dalam meningkatkan hasil belajar digunakan statistik parametrik uji-t berpasangan (paired sample T- test). Jika tidak normal maka digunakan uji statistik non parametrik 2 sampel berhubungan (wilcoxon). Analisis uji prasyarat menggunakan software analisis statistik SPSS.

b) Uji keefektifan

Analisis data yang dilakukan adalah menganalisis data hasil belajar kognitif. Menggunakan T-test dua sampel independen. Terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen.

2 2 2

1 2 1

2 1

n S n S

X t X

 

(Separated Varians)

t= 1 2

(𝑛1 1) 12 (𝑛2 1) 𝑛1 𝑛2 1

𝑛1 1 𝑛2

(polled varians) Keterangan:

X1 = rata-rata hasil belajar ekonomi siswa yang diajar dengan menggunakan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry

X2 = rata-rata hasil belajar ekonomi siswa yang diajar dengan menggunakan bahan ajar biasa dengan metode konvensional.

(24)

S12 = Varians total kelompok 1 S22 = Varians total kelompok 2 n1 = Banyaknya sampel kelompok 1

n2 = Banyaknya sampel kelompok 2 (Arikunto, 2005: 252).

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu.

(1) Apakah dua rata-rata dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak.

(2) Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab perlu pengujian homogenitas varians.

Berdasarkan dua hal tersebut di atas, maka berikut ini pedoman penggunaan untuk memilih rumus t-test.

(1) Bila jumlah anggota sampel n1=n2 dan varian homogen, maka dapat menggunakan rumus t-test baik separated Varians maupun Polled Varians untuk mengetahui ttabel

digunakan dk yang besarnya dk = n1+n2-2.

(2) Bila n1≠n2 tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test.

(3) Bila varians n1+n2 tidak homogen, maka dapat digunakan rumus Sperated Varians maupun Polled Varians dengan dk= n-1 atau n2-1. Jadi dk bukan ni+n2- 2.

(4) Bila n1≠n2 dan varian tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan Sparated Varians harga t sebagai pengganti harga ttabel hitung dari selisih harga ttabel

dengan dk= (n1-1) dan dk= n2-1, dibagi dua kemungkinan ditambah dengan harga t terkecil (Arikunto, 2005).

(5) Kriteria pengujian: thitung > ttabel maka tolak H0 atau thitung

< ttabel maka terima H0

(25)

Dengan dk pembilang, dan penyebut (n-k) dengan α = 0,05.

Data yang digunakan adalah data nilai pretes dan posttes.

Pada uji keefektifan ini terdapat dua hipotesis yaitu H0 (hipotesis nol) dan Ha ( Hipotesis alternative).

H0 = tidak ada perbedaan yang signifikan Ha = ada perbedaan yang signifikan

H0 diterima atau Ha ditolak apabila taraf signifikansi > 0,05 H0 ditolak atau Ha diterima apabila taraf signifikansi < 0,05 (Arikunto, 2005: 253).

Adapun untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dianalisis dari nilai posttest, dengan kriteria ketuntasan minimum >70 pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Muhammadiayah 1 Karanganyar.

5. Revisi Produk

Pada tahap ini Revisi produk dilakukan apabila dalam kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan pada saat penggunaan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry pada uji coba terbatas dan uji coba luas. Hasil revisi pada tahap ini menghasilkan produk modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry pada materi uang dan perbankan kelas X yang siap masuk uji coba lapangan.

6. Evaluasi dan Penyempurnaan

Pada tahap ini dilakukan evalusai dari produk akhir setelah dilakukan uji coba untuk diperbarui dan disempurnakan. Evaluasi ini dilakukan sebelum produk diterapkan dalam kelas eksperimen.

7. Model Konseptual

Model merupakan suatu desain yang menggambarkan bekerjanya suatu sistem dalam bentuk bagan yang menghubungkan bagan dan tahapan melalui langkah-langkah spesifik dan dapat dipergunakan mengukur keberhasilan untuk tujuan mengembangkan keputusan secara valid. Model konseptual

(26)

merupakan konstruksi verbal atau visual yang membantu untuk membedakan antara apa yang penting dan apa yang tidak. Sebuah model menawarkan kerangka kerja yang menggambarkan (secara logis) hubungan kausal antara faktor-faktor yang berkaitan. Model konseptual menciptakan realitas dalam arti pemahaman kolektif, karena model konseptual didasarkan pada bahasa yang berasal dari pengertian teoritis.

Gambar 3.2 Model Konseptual Pengembangan Modul pembelajaran

ekonomi berbasis guided inquiry berdasarkan analisis

kebutuhan

Modul pembelajaran ekonomi berbasis

guided inquiry untuk meningkatkan

hasil belajar Bahan ajar tanpa

panduan

Analisis kebutuhan penelitian 1. Analisis hasil belajar siswa 2. Siswa

3. Guru

Kajian teori pengembangan modul pembelajaran

1. Modul pembelajaran

2. Pembelajaran guided inquiry 3. Hasil belajar

Model Pengembangan modul pembelajaran

ekonomi berbasis guided inquiry

PENGEMBANGAN

Rancangan desain produk 1. Halaman cover

2. Bagian pendahuluan 3. Bagian inti modul 4. Bagian akhir modul 1. Uji coba terbatas 2. Revisi produk utama 3. Uji coba luas 4. Revisi uji coba luas 5. Uji coba lapangan

Nilai hasil belajar siswa Uji coba

Model Pengembangan modul pembelajaran

ekonomi berbasis guided inquiry meningkatkan hasil

belajar

Pembuatan pengembangan pada 1. Validasi ahli media 2. Validasi ahli materi 3. Validasi ahli praktisi 4. Validasi ahli bahasa

PENGEMBANGANPENGEMBANGAN

(27)

8. Model Hipotetik

Model hipotetik masih bersifat dugaan yaitu rekayasa secara teoritis dan gagasan-gagasan/pertimbangan masukan para ahli dan praktisi yang diserap dari kegiatan diskusi kelompok yang terfokus, maka diajukan model hipotetik pengembangan sebagai berikut:

Gambar 3.3 Model Hipotetik Pengembangan

Eksperimen Pretest Treatment

Post-test Pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry

Tahap I : Studi Pendahuluan

Tahap II : Pengembangan Model

Tahap III : Evaluasi/Pengujian

Model

Studi Kepustakaan

Survei Pendahuluan :

- Kurangnya sumber belajar bagi siswa yang hanya terdapat lembar kerja siswa,

- siswa masih ketergantungan sama teman sejawatnya dalam belajar,

- Pembelajaran masih berorientasi pada guru dengan menggunakan metode ceramah,

- hasil belajar siswa masih rendah

Analisis Kebutuhan

1. Draft Model Awal

2. Validasi Desain 3. Revisi Desain 4. Uji Coba Produk 5. Revisi Produk

6. Evaluasi dan Penyempurnaan

Modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry efektif digunakan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa Tahapan Pengembangan

Isi Pengembangan Sasaran

(28)

Tahap III Evaluasi/Pengujian Model

Setelah pengujian produk berhasil, maka selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang lebih luas. Pada tahap ini digunakan metode eksperimen. Uji pelaksanaan lapangan dilaksanakan untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan dengan menggunakan dua kelas yang berbeda dengan alasan untuk menjaga kemurniaan eksperimen pengembangan modul ini. Sasaran pengembangan untuk uji coba lapangan yaitu kelas X.3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.6 sebagai kelas kontrol.

Pengambilan kelas uji lapangan dilakukan dengan mempertimbangkan kesetaraan kelas.

1. Metode eksperimen

Modul yang dikembangkan sesuai dengan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry. Metode yang digunakan dalam pengembangan ini adalah pretest-postest control group design menurut Sugiyono (2012: 416). Uji coba modul menggunakan metode kelompok kontrol dan eksperimen menurut Sugiyono (2012: 416-417) kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal. Bila kedua kelompok nilai atau posisinya sama dan tidak berbeda secara signifikan maka kedua kelompok tersebut sudah sesuai digunakan sebagai eksperimen. Jika nilai pretest berbeda secara signifikan maka pengambilan kelompok perlu diulang sampai memperoleh posisi yang setara. Selanjutnya kedua kelompok diberikan treatment yang berbeda dan pada akhir treatment diberikan posttest untuk mengukur hasil belajar kedua kelompok tersebut yang dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.

R X

R

Sumber : Sugiyono (2012: 416)

Gambar 3.4 Desain Pretest-Posttest Control Group Design

O1 O2

O3 O4

(29)

Keterangan :

R : pengambilan sampel secara random O1 : pretest kelas eksperimen

O2 : posttest kelas eksperimen O3 : pretest kelas kontrol O4 : posttest kelas control 2. Prosedur Eksperimen

Berikut ini prosedur eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry pada materi uang dan perbankan di kelas X.

a. Memberikan perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, peneliti menerapkan metode pembelajaran dengan bahan ajar modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry dan pada kelas kontrol guru menerapkan pembelajaran ceramah dan diskusi tanpa menggunakan modul berbasis guided inquiry.

b. Pertemuan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama, yaitu 3 kali pertemuan.

c. Melakukan penilaian melalui lembar observasi, lembar kerja siswa, tes formatif untuk mengukur kemampuan siswa, menganalisis, dan mengevaluasi pada proses pembelajaran ekonomi.

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Gambar 3.1 Skema Prosedur Pengembangan Borg &amp; Gall dalam Arifin  (2012: 130) Research and information collecting        Planning  Develop  preliminary form of product  Preliminary field testing Main product revision Operational product revision Operati
Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan Revisi Pengembangan  Pencapaian tujuan
Tabel 3.5 Pengambilan Keputusan Revisi Pengembangan  Pencapaian tujuan
+4

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sehubungan dengan adanya kebijakan Pemerintah tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), maka tarif angkutan perbatasan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bersama Bupati

Karagenan dari ekstrak alga merah yang dikombinasikan dengan madu dapat diformulasikan menjadi wound dressing bentuk hidrogel, formula F1 adalah basis terbaik

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan pengaruh variabel

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya jualah sehingga

Beban lajur yang dimaksud adalah beban bangunan di sekitar lokasi proyek yang mengakibatkan penambahan tekanan lateral yang terjadi pada bore pile...

Dari hasil penelitian Jerry et al (2011) di Rawat Inap RSSN Bukittinggi menunjukkan bahwa prevalensi DRPs relative rendah, ditunjukkan dengan dari 33 pasien stroke

Berdasarkan hasil pada penelitian ini dapat disimpulkan penderita stroke iskemik didominasi pasien laki-laki, usia lanjut dan tidak bekerja serta kualitas tidur yang

Praktik kecurangan yang dilakukan oleh para guru kenaikan pangkat ini juga dipengaruhi oleh orang lain karena perjumpaan-perjumpaan yang dilakukan melintasi ruang dan