1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (PT SUCACO Tbk), selanjutnya disebut Perusahaan, didirikan berdasarkan Akta No. 9 tanggal 9 Nopember 1970 dari Notaris Eliza Pondaag, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/104/8 tanggal 20 Juli 1971 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 1971, Tambahan No. 419. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta No. 138 tanggal 28 April 1997 dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, semula sebesar Rp 225 miliar menjadi Rp 500 miliar, dan perubahan nama, semula PT Supreme Cable Manufacturing Corporation (SUCACO) menjadi PT Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk (SUCACO).
Perubahan anggaran dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-5994-HT.01.04.TH’97 tanggal 2 Juli 1997, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 4305 tanggal 23 September 1997; Akta No.32 tanggal 25 September 2006 yang dibuat dihadapan Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan nama Perusahaan dari semula bernama PT Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk (SUCACO) menjadi PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (PT SUCACO Tbk). Perubahan nama tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan No. W7-01285 HT. 01.04- TH 2006 tanggal 4 Oktober 2006; dan terakhir diubah dengan Akta No. 30 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Perubahan sebagaimana dimaksud telah disetujui oleh Menteri Hukum dan HAM dengan No.
AHU-87481.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 18 Nopember 2008.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan lokasi pabrik berada di beberapa tempat, yaitu di jalan Daan Mogot, Km.16, Jakarta Barat, Jalan Raya Pejuang Km 2, Bekasi, Jalan Raya Cikarang Cibarusah Km 7,5 No. 20A, Cikarang dan Jalan Kalisabi No. 61, Tangerang. Perusahaan memulai produksi komersialnya pada tanggal 2 Oktober 1972.
Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah memproduksi bermacam-macam kabel, produk-produk yang berhubungan berikut bahan bakunya, dan segala macam produk melamin; serta menjual produk-produk tersebut di dalam negeri (lokal) dan luar negeri (ekspor).
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 205.583.400 lembar saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, yang berasal dari:
No Keterangan Lembar Saham Tanggal Pencatatan
di Bursa Efek
1. Penawaran Umum I 4.800.000 2 Juni 1982
2. Pencatatan Seluruh Saham (Company Listing) 11.200.000 20 Januari 1989
3. Pembagian Saham Bonus 3.200.000 24 Mei 1989
4. Penawaran Umum II 5.800.000 31 Mei 1989
5. Penawaran Umum Terbatas/Right Issue 5.000.000 30 Agustus 1991
6. Pembagian Saham Bonus 6.000.000 1 September 1992
7. Penawaran Umum III 9.685.200 22 September 1992
8. Penawaran Umum Terbatas/ Right Issue 22.842.600 14 Nopember 1995
9. Pembagian Saham Bonus 137.055.600 22 Agustus 1997
Jumlah 205.583.400
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Lanjutan c. Komisaris, Direksi, dan Karyawan Perseroan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 2009
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Erwin Suryo Raharjo Erwin Suryo Raharjo Wakil Presiden Komisaris : Takayuki Haseyama Takayuki Haseyama Komisaris Independen : Dewa Nyoman Adnyana Dewa Nyoman Adnyana
Komisaris Independen : - Prasasto Sudyatmiko
Dewan Direksi
Presiden Direktur : Elly Soepono Elly Soepono Direktur :
:
Teddy Rustiadi Teddy Rustiadi Direktur :
:
Nicodemus M. Trisnadi Nicodemus M. Trisnadi Direktur : Bayu Adiwijaya Soepono Bayu Adiwijaya Soepono
Komite Audit
Ketua : Dewa Nyoman Adnyana Dewa Nyoman Adnyana
Anggota : Verdy Kohar Verdy Kohar
Anggota : M. Reza M. Reza
Jumlah kompensasi kepada komisaris dan direksi untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 3.106.508.920 dan Rp 2.615.223.565.
Pada tahun 2010 dan 2009, jumlah karyawan Perusahaan adalah sebanyak 837 dan 840 karyawan.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
Laporan keuangan Perusahaan disusun dan dicatat berdasarkan nilai historis, kecuali atas beberapa akun tertentu yang dicatat berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan keuangan Perseroan disusun berdasarkan metode akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi antar perusahaan yang material dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan b. Prinsip Konsolidasi - lanjutan
Daftar anak-anak perusahaan yang dikonsolidasi dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun- tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Persentase kepemilikan
No Anak Perusahaan 2010 2009
( % ) ( % )
1. PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries, berdomisili di Tangerang dan bergerak dalam industri pembuatan Pellet Cross Linked Polyethylen, Polypropylen dan Poly-Vinyl Chloride (PVC). Anak perusahaan ini memulai kegiatan operasi komersialnya
pada tahun 1985. 99,00 99,00
2. PT Supreme Sukses Makmur, berdomisili di Jakarta,
dan berusaha di bidang perdagangan umum. 99,00 99,00 3. PT Supreme Decoluxe, berdomisili di Jakarta dan
bergerak dalam industri pembuatan Melamine, Resin, dan Melamine Sheet. Anak perusahaan ini memulai
kegiatan operasi komersialnya pada tahun 1997. 70,00 70,00 Total Aset dari anak perusahaan :
Anak Perusahaan Persentase
Kepemilikan
Total Aset
2010 2009
2010 2009
Rp. Rp.
PT Setia Pratama Lestari Pelletizing
Industries 99,00 % 99,00 % 123.002.076.893 93.461.453.742
PT Supreme Sukses Makmur 99,00 % 99,00 % 20.111.986.432 20.462.182.693 PT Supreme Decoluxe 70,00 % 70,00 % 29.662.757.392 21.638.688.632 PT Setia Pratama Lestari Sukma yang bergerak dalam bidang industri barang-barang dan peralatan teknik / industri dari plastik merupakan anak perusahaan dari PT Setia Pratama Lestari Pelletizing dengan kepemilikan saham sebesar 99%.
c. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2. Perusahaan asosiasi;
3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan c. Transaksi Hubungan Istimewa - lanjutan
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), baik secara langsung maupun tidak langsung, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan- perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
d. Kas dan Setara Kas
Semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan dianggap sebagai setara kas.
e. Penyisihan Piutang
Perusahaan menetapkan penyisihan piutang pada akhir tahun sebesar estimasi persentase tidak tertagihnya piutang tersebut berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang, kecuali piutang kepada BUMN dan piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, karena manajemen berpendapat bahwa piutang tersebut dapat ditagih seluruhnya.
f. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
g. Investasi Jangka Panjang
Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20 % dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya), sedangkan investasi dengan pemilikan 20 % atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurang dengan bagian laba atau rugi sejak perolehan, sesuai dengan persentase pemilikan, dan dikurang dengan dividen yang diterima (metode ekuitas).
Investasi bukan saham dinyatakan berdasarkan biaya perolehan.
h. Aset Tetap - Pemilikan Langsung
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurang dengan akumulasi penyusutan, kecuali atas aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Aset tetap, kecuali hak atas tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan
h. Aset Tetap - Pemilikan Langsung - lanjutan
Jenis Tahun
Bangunan dan sarana pelengkap 15 – 20
Mesin dan peralatan 5 –15
Kendaraan 5
Peralatan dan perabotan kantor 5
Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya, sedangkan beban pemugaran dan peningkatan daya guna yang berjumlah besar dilakukan kapitalisasi dan dibebankan dalam tahun-tahun pemakaian melalui penyusutan.
Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau sudah dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
i. Aset dalam penyelesaian
Aset dalam penyelesaian merupakan biaya-biaya yang berhubungan secara langsung dengan pembangunan fasilitas dan persiapan aset tetap, termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Aset dalam penyelesaian dipindahkan ke aset tetap pada saat aset tersebut selesai dibangun dan siap digunakan.
j. Properti Investasi
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua- duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi berupa tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
k. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikirim/diangkut kapal (FOB Shipping Point).
Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam satuan mata uang Rupiah.
Transaksi-transaksi dalam mata uang asing selama tahun berjalan dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan menggunakan kurs tengah transaksi wesel ekspor masing-masing sebesar Rp 8.991 dan Rp 9.400 per US $1,00 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
m. Pajak Penghasilan
Perusahaan dan anak perusahaan telah menggunakan metode perhitungan pajak penghasilan sesuai dengan PSAK 46 “Akuntansi Pajak Penghasilan”, untuk mencerminkan perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan menurut komersial dan laporan keuangan menurut pajak, terutama yang berhubungan dengan penyisihan piutang, penyisihan penurunan nilai persediaan, penyusutan aset tetap dan pengakuan beban dan kewajiban imbalan pasca kerja.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan m. Pajak Penghasilan - lanjutan
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.
n. Program Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan dan anak perusahaan membukukan estimasi Imbalan Pasca Kerja sesuai dengan Undang- Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Metode penilaian aktuaris yang digunakan adalah metode Projected Unit Credit.
Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dalam suatu alokasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
o. Instrumen Keuangan
i. Aset Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006),
“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kelompok tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pengakuan dan pengukuran
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Aset keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, dan piutang lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI – Lanjutan o. Instrumen Keuangan - lanjutan
Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Anak perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
i. Aset Keuangan - lanjutan
Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.
Perusahaan dan Anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan dan Anak perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan dan Anak perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan dan Anak perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.
Penurunan nilai aset keuangan
Setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Anak perusahaan pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan o. Instrumen Keuangan – lanjutan
i. Aset Keuangan - lanjutan
Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke pos cadangan, jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.
Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, Perusahaan dan Anak perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor misalnya probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
ii. Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai.
Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.
Pada saat pengakuan awal kewajiban keuangan diukur pada nilai wajarnya.
Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari hutang usaha, biaya yang masih harus dibayar, hutang bank jangka pendek, kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan kewajiban jangka panjang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Dalam hal kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan o. Instrumen Keuangan – lanjutan
i. Kewajiban Keuangan - lanjutan
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika kewajiban keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, terdapat hak legal untuk saling hapus jumlah yang diakui dan ada intensi untuk menyelesaikan pada jumlah bersih, atau untuk merealisasikan aset dan melunasi kewajiban pada saat yang sama.selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
p. Laba (Rugi) per Saham
Laba (rugi) per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan, sebanyak 205.583.400 saham untuk masing-masing tahun 2010 dan 2009.
Laba per saham dilusian tidak disajikan karena Perusahaan tidak memiliki saham biasa berpotensi dilusi.
q. Penggunaan Estimasi
Dalam menyusun laporan keuangan agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, manajemen harus membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sesungguhnya yang dilaporkan pada masa-masa mendatang mungkin mempunyai jumlah yang berbeda dari jumlah estimasi yang dibuat.
r. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
3. KAS DAN SETARA KAS
2010 2009
Kas
Rp Rupiah 700.614.848 678.950.338
US$ (2010: 46.571,63; 2009: 75.216,97) 418.725.488 707.039.524
Sub-jumlah 1.119.340.336 1.385.989.862
Bank
Bank International Indonesia Rupiah 1.792.120.348 1.316.408.057 US$ (2010:1.777.528,64;2009: 249.505,24) 15.981.760.002 2.345.349.256
Bank Central Asia Rupiah 5.658.883.875 2.310.480.612
US$ (2010: 506.006,09; 2009: 360.462,78) 4.549.500.733 3.388.350.107
Bank Mandiri Rupiah 892.064.107 169.555.428
US$ (2010: 3.205.627,29; 2009: 3.522.206,97) 28.821.794.965 33.108.745.559
Bank Negara Indonesia Rupiah 103.647.247 759.194.978
Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Rupiah 1.916.047 17.463.447
US$ (2010: 608,68; 2009: 1.731,00) 5.472.642 16.271.400
JP Yen (2010: 7.080,98; 2009: 12.303,59) 780.890 1.251.275
Bank Clariden Leu Rupiah 10.912.912 10.912.912
US$ ( 2010: 6.052,45; 2009: 47.649,35) 54.417.578 447.903.890
Bank Danamon Indonesia Rupiah 647.604 3.215.100
Bank Bumi Artha Rupiah 129.157.686 -
Sub-jumlah 58.003.076.636 43.895.102.021 Jumlah kas dan bank 59.122.416.972 45.281.091.883 Deposito berjangka pada bank
Bank Central Asia Rupiah 39.810.482.248 18.000.000.000
Bank Mandiri Rupiah 2.300.000.000 2.300.000.000
Jumlah 42.110.482.248 20.300.000.000 Jumlah kas dan setara kas 101.232.899.220 65.581.091.883
2010 2009
Tingkat bunga rekening giro per tahun
Rupiah 1,00% - 2,50% 1,00% - 2,50%
US Dollar 0,10% 0,25% - 1,50%
Tingkat bunga deposito per tahun
Rupiah 5,50% - 5,75% 6,00% - 8,25%
4. PIUTANG USAHA
2010 2009
Pihak ketiga
Dubai Electricity & Water Authority
US$ (2010: 5.923.379,04; 2009: 1.665.717,06) 53.257.100.948 15.657.740.364
PT Jembo Cable Company Tbk Rupiah - 10.842.480.000
PT Sinar Surabaya Sakti Rupiah 45.095.079.271 26.542.332.574 PT Sumber Daya Sinar Baru Rupiah 40.598.392.702 65.562.663.520
US$ (2010: 12.614,87) 113.420.296 -
PT Sentosa Sarwa Raharja Rupiah 20.213.619.271 18.174.867.370
PT P L N (Persero) Rupiah 9.334.867.567 6.490.041.775
PT Schneider Indonesia Rupiah 6.078.802.424 -
4. PIUTANG USAHA - Lanjutan
2010 2009
Pihak ketiga
PT Multi Fabrindo Gemilang Rupiah 5.647.284.413 -
PT Sinar Baru Batam Rupiah 5.553.099.794 2.458.513.600
PT Sinar Baru Medan Rupiah 3.767.714.841 668.745.000
PT Mega Karya Perkasa Rupiah 2.525.187.269 -
PT Alum Central Mandiri Rupiah - 87.607.366
US$ (2010:237.907,89; 2009: 92.700,00) 2.139.029.866 871.380.000
ENJ Advance PCB Materials Pte., Ltd
US$ (2010:203.266,25; 2009: 403.083,27) 1.827.566.854 3.788.982.754 PT Cikarang Listrindo Rupiah 1.817.200.000 1.331.650.000
PT Prima Indah Lestari Rupiah - 274.982.186
US$ (2010:175.446,41; 2009: 290.300,00) 1.577.438.677 2.728.820.000
PT Dongfang Electric Corporation Rupiah 1.433.603.621 -
PT Adyawinsa Telecommunication Rupiah 1.284.774.430 -
PT Melcoinda Rupiah 1.217.184.804 960.057.254
PT LP Displays Ind. US$ (2010: 132.094,74) 1.187.663.828 -
PT Prima Cable Indo Rupiah 1.119.114.930 -
Idealnet Product Pte. (HK), Ltd
US$ (2009: 388.845,64) - 3.655.148.980
PT Karya Mitra Nugraha Rupiah - 3.448.207.125
PT Citra Maha Surya Industries Rupiah 953.470.758 368.325.838
PT BICC Berca Cables Rupiah 937.596.226 60.564.805
US$ (2009: 103.655,50) - 974.361.700
PT Power Cable Indonesia Rupiah 864.339.290 -
PT Prysmian Cables Indonesia
US$ (2010:92.385,00; 2009: 167.998,93) 830.633.535 1.579.189.942
PT Selim Jaya Indonesia Rupiah 808.532.129 -
PT Samwha Indonesia Rupiah 760.358.171 -
PT Tripasific Electrindo Rupiah 753.536.160 -
PT Rekayasa Industri
US$ (2010: 82.555,50; 2009: 245.374,12) 742.256.500 2.306.516.728
PT Astari Niagara Internasional Rupiah 700.623.292 -
PT Bluescope Steel Indonesia Rupiah 679.759.970 -
PT Pertamina (Persero) Rupiah 660.000.000 -
PT Indonesia Matsuya Rupiah 483.127.338 -
PT Tirta Intimizu Nusantara Rupiah 443.038.268 -
Dubai Cable Company (Private) Limited
US$ (2010 and 2009: 45,899.93) 412.686.271 431.459.342
U Chem Technologies Pte., Ltd
US$ (2010:35.947,28; 2009: 210.473,29) 323.201.975 1.978.448.926 PT Furukawa Optical Solutions Indonesia Rupiah 318.932.618 -
PT Sumber Metal Internasional Rupiah - 927.867.890
US$ (2009: 89.086,83) - 837.416.202
PT Prisma Cable Mitratama Rupiah 258.520.959 296.188.202
MMC Oil & Gas Engineering Rupiah 225.812.831 -
PT LG Innotex Indonesia Rupiah 178.672.389 -
PT JGC Indonesia Rupiah 178.656.744 -
PT Korryo Industry Rupiah 126.373.540 -
PT Arvico Electronics Indonesia Rupiah 117.842.070 -
PT Indonesia Mobilindo Rupiah - 15.792.000
4. PIUTANG USAHA - Lanjutan
2010 2009
Pihak ketiga
Lain-lain Rupiah 3.278.982.760 4.475.611.317
Jumlah 220.825.099.600 177.795.962.760
Dikurang :
Penyisihan piutang (3.539.442.094) (4.208.793.773)
Jumlah bersih 217.285.657.506 173.587.168.987 Mutasi penyisihan piutang : 2010 2009
Saldo awal tahun 4.208.793.773 4.208.793.773
Dikurang :
Penghapusan tahun berjalan (669.351.679) -
Penambahan tahun berjalan - -
Saldo akhir tahun 3.539.442.094 4.208.793.773
Pihak yang mempunyai hubungan 2010 2009
istimewa :
PT Kabelindo Murni Tbk Rupiah 105.354.981.344 71.683.994.792
PT Sibalec Rupiah 97.322.724.140 47.325.306.387
PT Tutulan Sukma Rupiah 28.454.564.635 7.909.562.000
PT Setia Sapta Rupiah 27.192.698.677 37.537.748.040
PT Sibalec Powel Cable Rupiah 20.188.595.923 15.468.595.049
Nihon Decoluxe Co Ltd Jepang
US$ (2010:413.346,78) 3.716.400.940 -
PT Moda Sukma Rupiah 1.196.292.773 718.688.877
PT Mesindo Agung Nusantara Rupiah 19.439.200 -
Lain-lain Rupiah - 2.487.551.518
Jumlah 283.445.697.632 183.131.446.663 Jumlah piutang pihak ketiga berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut :
2010 2009
Belum jatuh tempo 78.972.154.171 65.526.002.373
31 hari – 60 hari 62.373.141.256 57.621.760.710
61 hari – 90 hari 48.729.683.450 43.561.687.588
Di atas 90 hari 30.750.120.723 11.086.512.089
Jumlah 220.825.099.600 177.795.962.760
Dikurang :
Penyisihan piutang (3.539.442.094) (4.208.793.773)
Jumlah bersih 217.285.657.506 173.587.168.987 Piutang Usaha berdasarkan mata uang :
Pihak Ketiga 2010 2009
Rupiah 158.414.100.850 135.917.033.581
Dollar AS (2010: 6.941.496,91; 2009: 4.455.205,23) 62.410.998.750 41.878.929.179 Jumlah 220.825.099.600 177.795.962.760
Dikurang :
Penyisihan piutang (3.539.442.094) (4.208.793.773)
Jumlah bersih 217.285.657.506 173.587.168.987
4. PIUTANG USAHA - Lanjutan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
2010 2009
Rupiah 279.729.296.692 182.335.078.663
Dolar Amerika Serikat US$ (2010: 413.346,78; 2009: 84.720,00) 3.716.400.940 796.368.000 Jumlah 283.445.697.632 183.131.446.663 Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang usaha pada pihak ketiga sebesar Rp 3.539.442.094 pada tahun 2010 dan Rp 4.208.793.773 pada tahun 2009 adalah cukup untuk menutupi kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
Sebagian piutang usaha Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13).
5. PIUTANG LAIN-LAIN
Pihak ketiga 2010 2009
Piutang lain-lain dengan jaminan - 520.000.000
Piutang dengan pembayaran “back to back” 5.730.849.105 11.973.279.005
Telephone, telex 15.885.396 224.843.466
Jumlah 5.746.734.501 12.718.122.471
Pihak yang mempunyai hubungan 2010 2009
istimewa :
PT Sibalec Rupiah - 11.000.000.000
Jumlah - 11.000.000.000 PT Jalapara Depawarin dan PT Ekatalentama yang mempunyai hutang kepada Perusahaan masing- masing sebesar Rp 220.000.000 dan Rp 300.000.000 untuk tahun 2009 telah menyerahkan aset tetap sebagai jaminan, yang menurut pendapat manajemen telah memadai sehingga atas piutang tersebut dibukukan sebagai piutang lain-lain dengan jaminan. Piutang tersebut sudah lunas pada tahun 2010.
6. PERSEDIAAN
2010 2009
Barang jadi 184.352.749.212 197.328.603.295
Bahan baku 67.586.904.152 57.555.268.177
Barang dalam proses 24.466.330.922 30.356.799.381
Bahan pembantu 1.614.412.407 1.340.119.769
Suku cadang 607.172.152 385.101.648
Barang dalam perjalanan 901.828.539 386.934.781
Jumlah 279.529.397.384 287.352.827.051
Dikurangi :
Penyisihan penurunan nilai persediaan (1.185.810.409) (1.312.500.000) Jumlah bersih 278.343.586.975 286.040.327.051 Penyisihan persediaan adalah sebagai berikut:
Mutasi Penyisihan Persediaan 2010 2009
Saldo awal 1.312.500.000 1.312.500.000
Penghapusan penyisihan persediaan (126.689.591) -
Penambahan tahun berjalan - -
Saldo akhir 1.185.810.409 1.312.500.000
6. PERSEDIAAN - lanjutan
Sebagian persediaan Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13).
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, banjir dan resiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 28.815.023,00 ditambah Rp 1.000.000.000 pada tahun 2010 dan sebesar US$ 22.900.000,00 ditambah Rp 1.000.000.000 pada tahun 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tersebut.
7. UANG MUKA PEMBELIAN
Akun ini merupakan pembayaran uang muka atas pembelian barang-barang impor dan lokal dengan saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 masing - masing sebesar Rp 2.621.479.683 dan Rp 4.512.843.834.
8. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LANCAR LAINNYA Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Pendapatan denda keterlambatan pembayaran 3.539.418.719 120.881.542
Pendapatan lain-lain yang masih harus diterima - 875.480.603
Asuransi dibayar dimuka 2.586.844 759.587.790
Jumlah 3.542.005.563 1.755.949.935
9. INVESTASI DALAM BENTUK SAHAM
2010
Kepemi- likan
Saldo awal tahun
Tambahan perolehan saham
Penjualan saham/pene- rimaan dividen
Bagian laba (rugi) bersih
Saldo akhir tahun
% Rp Rp Rp Rp Rp
PT Tembaga Mulia
Semanan Tbk 33,81 31.928.073.298 (4.474.162.000) 1.091.671.997 28.545.583.295
Bimasena Club 0,20 357.450.000 - - - 357.450.000
PT Pondok Indah
Padang Golf Tbk 0,08 7.000.000 - - - 7.000.000
Jumlah 32.292.523.298 - (4.474.162.000) 1.091.671.997 28.910.033.295
2009
Kepemi- likan
Saldo awal tahun
Tambahan perolehan saham
Penjualan saham/pene- rimaan dividen
Bagian laba (rugi) bersih
Saldo akhir tahun
% Rp Rp Rp Rp Rp
PT Tembaga Mulia
Semanan Tbk 33,81 13.849.816.975 - - 18.078.256.323 31.928.073.298
Bimasena Club 0,20 357.450.000 - - - 357.450.000
PT Supreme Elektro
Kontak 10,00 3.269.702.563 - (6.109.799.999) 2.840.097.436 -
PT Pondok Indah
Padang Golf Tbk 0,08 7.000.000 - - - 7.000.000
Jumlah 17.483.969.538 (6.109.799.999) 20.918.353.759 32.292.523.298
9. INVESTASI DALAM BENTUK SAHAM - lanjutan
Investasi pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pada PT Tembaga Mulia Semanan Tbk, sedangkan investasi pada pihak ketiga adalah Bimasena Club dan PT Pondok Indah Padang Golf Tbk.
Tanggal 12 September 2008 telah ditandatangani Perjanjian Jual Beli Saham milik Perusahaan sebesar 10% atau sebanyak 500.000 lembar saham dengan perincian sebagai berikut:
1. sebanyak 499.999 lembar saham dijual kepada Legrand France dan 2. sebanyak 1 lembar saham dijual kepada A.E. Chessy S.A.S.
Adapun harga jual beli yang telah disepakati adalah sebesar USD 510.000 (lima ratus sepuluh ribu US Dollar) dan pembayaran telah diterima oleh Perusahaan pada tanggal 10 Pebruari 2009.
Hasil penjualan bersih dan keuntungan dari investasi yang dijual oleh Perusahaan yaitu atas seluruh saham milik Perusahaan di PT Supreme Elektro Kontak adalah sebagai berikut :
- Hasil penjualan Rp 6.109.799.999
- Nilai investasi Rp 3.269.702.563
- Keuntungan penjualan investasi Rp 2.840.097.436 10. ASET TETAP
Rincian akun ini adalah sebagai berikut : 2010
Saldo awal
Penambahan/
Reklasifikasi
Pengurangan/
Reklasifikasi Saldo akhir
Nilai Perolehan : Pemilikan langsung
- Hak atas tanah 42.457.401.633 54.820.750 753.710.627 41.758.511.756
- Bangunan dan sarana
pelengkap 83.387.810.942 1.883.064.230 - 85.270.875.172
- Mesin dan peralatan 308.882.027.341 5.659.471.967 1.122.291.423 313.419.207.885
- Kendaraan 12.774.091.097 1.620.731.364 - 14.394.822.461
- Peralatan dan perabot kantor 12.968.421.999 636.894.575 10.000.000 13.595.316.574 Sub Jumlah 460.469.753.012 9.854.982.886 1.886.002.050 468.438.733.848
Aset dalam penyelesaian - Bangunan dan sarana
pelengkap 264.421.780 2.212.307.164 1.034.024.444 1.442.704.500
- Mesin dan peralatan 2.092.593.230 9.340.780.932 5.068.935.524 6.364.438.638
- Kendaraan - 1.306.800.000 1.306.800.000 -
Sub Jumlah 2.357.015.010 12.859.888.096 7.409.759.968 7.807.143.138
Jumlah biaya perolehan 462.826.768.022 476.245.876.986
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung - Perpanjangan hak atas
tanah 600.632.256 85.804.608 - 686.436.864
- Bangunan dan sarana
pelengkap 32.554.542.597 4.211.973.491 - 36.766.516.088
- Mesin dan peralatan 212.307.641.488 15.223.629.489 249.398.080 227.281.872.897
- Kendaraan 9.506.375.213 886.049.417 - 10.392.424.630
- Peralatan dan perabot kantor 12.078.549.488 660.661.602 10.000.000 12.729.211.090 Jumlah akumulasi
penyusutan 267.047.741.042 21.068.118.607 259.398.080 287.856.461.569
Jumlah tercatat 195.779.026.980 188.389.415.417
10. ASET TETAP – lanjutan
2009
Saldo awal
Penambahan/
Reklasifikasi
Pengurangan/
Reklasifikasi Saldo akhir Nilai Perolehan :
Pemilikan langsung
- Hak atas tanah 30.680.280.472 11.777.121.161 - 42.457.401.633
- Bangunan dan sarana
pelengkap 69.396.020.526 13.991.790.416 - 83.387.810.942
- Mesin dan peralatan 285.380.256.452 23.501.770.889 - 308.882.027.341
- Kendaraan 11.305.220.627 1.468.870.470 - 12.774.091.097
- Peralatan dan perabot kantor 11.645.954.778 1.322.467.221 - 12.968.421.999
Sub Jumlah 408.407.732.855 52.062.020.157 - 460.469.753.012
Aset dalam penyelesaian - Bangunan dan sarana
pelengkap 10.387.605.283 - 10.123.183.503 264.421.780
- Mesin dan peralatan 18.614.366.905 - 16.521.773.675 2.092.593.230
Sub Jumlah 29.001.972.188 52.062.020.157 26.644.957.178 2.357.015.010
Jumlah biaya perolehan 437.409.705.043 462.826.768.022
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung - Perpanjangan hak atas
tanah 514.827.648 85.804.608 - 600.632.256
- Bangunan dan sarana
pelengkap 28.941.192.690 3.613.349.907 - 32.554.542.597
- Mesin dan peralatan 197.878.859.639 14.428.781.849 - 212.307.641.488
- Kendaraan 8.157.187.418 1.349.187.795 - 9.506.375.213
- Peralatan dan perabot kantor 10.419.814.347 1.658.735.141 - 12.078.549.488
Jumlah akumulasi
penyusutan 245.911.881.742 21.135.859.300 - 267.047.741.042
Jumlah tercatat 191.497.823.301 195.779.026.980
Rincian aset dalam penyelesaian per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : Jumlah
(Rp)
Estimasi Penyelesaian
Persentase Penyelesaian
Mesin dan peralatan 6.364.438.638 2011 40% - 90%
Gedung 1.442.704.500 2011 35% - 70%
Jumlah 7.807.143.138
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada halangan yang berarti yang dapat mengganggu penyelesaian seluruh proyek tersebut di atas.
Beban penyusutan dalam tahun 2010 dan 2009 masing - masing sebesar Rp 20.808.720.527dan Rp 21.135.859.300.
Sebagian aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13).
Aset tetap kecuali hak atas tanah pada tahun 2010 dan 2009 masing - masing sebesar Rp 434.487.365.230 dan Rp 420.369.366.389 telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran banjir dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$ 116.989.424,41 ditambah Rp 15.500.000.000 untuk tahun 2010 dan sebesar US$ 83.280.000,00 ditambah Rp 15.500.000.000 untuk tahun 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tersebut.
11. PROPERTI INVESTASI
Merupakan hak atas tanah yang terletak di Balaraja, Tangerang dengan luas keseluruhan kurang lebih 364.580 m2 dan 347.230 m² masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009 dengan harga perolehan sebesar Rp. 12.695.719.493 dan Rp 11.942.008.866 untuk tahun 2010 dan 2009.
12. UANG JAMINAN
Akun ini merupakan uang jaminan atas penerbitan bank garansi sebesar Rp 8.244.307.212 untuk per 31 Desember 2010 dan sebesar Rp 10.146.830.325 per 31 Desember 2009.
13. HUTANG BANK
Rincian perkiraan ini adalah sebagai berikut :
2010 2009
a. Hutang bank jangka pendek
PT Bank Mandiri Tbk 312.561.202.524 325.026.958.088
PT Bank Central Asia Tbk 101.738.700.508 31.790.461.240
Jumlah 414.299.903.032 356.817.419.328
b. Hutang bank jangka panjang
PT Bank Central Asia Tbk – Kredit Investasi - 6.080.413.303
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun - (4.080.413.303)
Jumlah - 2.000.000.000
PT BANK MANDIRI Tbk
Semenjak tanggal 6 April 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah). Fasilitas kredit modal kerja tersebut diperpanjang secara terus menerus, terakhir dengan Addendum VI (Ke-enam) atas Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja Nomor : KP. COD/052/PK.KMK/2002 – Akta Nomor : 304 tanggal 18 Oktober 2002, tentang perpanjangan jangka waktu Fasilitas untuk jangka waktu mulai tanggal 19 Oktober 2007 sampai dengan 18 Oktober 2008.
Pada tanggal 13 Juli 2007 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengeluarkan surat dengan nomor CBG.TRE/RD06.028/SPPK/2007 yang isinya antara lain menyetujui untuk memberikan tambahan fasilitas Kredit Modal Kerja sejumlah Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dengan sifat kredit Revolving.
Pada tanggal 13 Desember 2007 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kembali mengeluarkan surat dengan nomor CBG.TRE/RD06.040/SPPK/2007 yang berisi persetujuan Fasilitas Kredit Modal Kerja Mandiri Plus sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah) dengan sifat kredit non Revolving.
Pada tanggal 28 Agustus 2008 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengeluarkan surat dengan nomor CBG.TRE/RD06.024/SPPK/2008 yang isinya memberikan persetujuan peningkatan limit Bank Garansi serta perpanjangan masa laku seluruh fasilitas dengan perincian sebagai berikut :
Perpanjangan dan penggabungan KMK Revolving sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah), dan KMK Revolving Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) sehingga total KMK Revolving menjadi Rp 220.000.000.000 (dua ratus dua puluh milyar rupiah) serta persetujuan KMK Fixed Loan sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah). Dengan suku bunga per tahun masing–masing sebesar 13% dan 12,75 %. Jangka waktu seluruh fasilitas kredit ini adalah sampai dengan tanggal 19 Oktober 2009.
13. HUTANG BANK - Lanjutan
PT BANK MANDIRI Tbk - lanjutan
Pada tanggal 12 Oktober 2009, Bank Mandiri mengeluarkan Surat Perpanjangan Masa Laku fasilitas KMK, Bank Garansi, LC Impor/SKBDN dan Treasury Line atas nama PT Sucaco Tbk dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010, dan ketentuan sebagai berikut :
Fasilitas KMK Revolving sebesar Rp 220.000.000.000 (dua ratus dua puluh milyar rupiah) dan fasilitas KMK Fixed Loan sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah), dengan suku bunga per tahun masing-masing sebesar 11,25% dan 11,00%. Pada tanggal 23 Desember 2009, berdasarkan surat dari Bank Mandiri No. CBG/D8.524/2009 bunga tersebut diturunkan menjadi 11,00% dan 10,75%. Berdasarkan surat Bank Mandiri No. CBG.CB2/D1.174/2010 tanggal 30 April 2010 suku bunga tersebut di turunkan menjadi 10,50% dan 10,25% per tahun.
Pada tanggal 7 Oktober 2010, Bank Mandiri mengeluarkan surat dengan No.
CBG.CB2/D01.022/SPPK/2010 tentang Perpanjangan Masa Laku Fasilitas KMK Revolving, KMK Fixed Loan, Bank Garansi, dan Treasury Line, serta perpanjangan dan peningkatan limit fasilitas LC Impor/SKBDN dan Bill Purchasing Line dengan jangka waktu 12 bulan sampai dengan tanggal 19 Oktober 2011. Fasilitas KMK Revolving, KMK Fixed Loan dan besarnya suku bunga tidak mengalami perubahan.
Pada tanggal 21 Desember 2010, berdasarkan surat Bank Mandiri No. CBG.CB2/D01.998/2010 bunga tersebut di turunkan menjadi 9,75% dan 9,50%.
Adapun jaminan dari seluruh fasilitas tersebut di atas adalah :
a. Persediaan (catatan 6) senilai Rp 244.590.538.896 (dua ratus empat puluh empat milyar lima ratus sembilan puluh juta lima ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus sembilan puluh enam rupiah) dan piutang usaha (catatan 4) sebesar Rp 286.477.502.024 (dua ratus delapan puluh enam milyar empat ratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus dua ribu dua puluh empat rupiah), serta mesin-mesin dan peralatan lainnya (Catatan 10) sejumlah Rp. 194.668.000.000 (Seratus sembilan puluh empat milyar enam ratus enam puluh delapan juta rupiah).
b. Sebagian tanah dan bangunan pabrik yang terletak di jalan Daan Mogot Km 16 Jakarta Barat, berikut segala sesuatu yang dilekatkan, ditempatkan dan didirikan di atas tanah tersebut yang karena sifat, guna/peruntukannya, dan atau penetapan undang-undang dianggap sebagai benda tetap (Catatan 10).
Fasilitas pinjaman tersebut mencakup beberapa pembatasan yaitu Perusahaan, tanpa persetujuan tertulis dari bank, tidak boleh melakukan antara lain memindah-tangankan barang jaminan, memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain kecuali dalam rangka transaksi yang wajar, mengikatkan diri sebagai penjamin hutang, atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan kepada pihak lain.
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk
Pada tanggal 29 Desember 2010 Perusahaan mendapat pinjaman dari Bank Central Asia sebesar Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dengan bunga 10,5% setahun. Jaminan utama berupa stock barang. Jangka waktu fasilitas kredit ini sampai dengan 29 Desember 2011.
Pada tanggal 21 Pebruari 2008 PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries (SPLP) mendapat fasilitas kredit dari Bank Central Asia sejumlah Rp 37.800.000.000 (tiga puluh tujuh milyar delapan ratus juta rupiah) yang terdiri dari fasilitas time loan sebesar Rp 20.800.000.000 (dua puluh milyar delapan ratus juta rupiah), kredit lokal Rp 7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah) dan kredit investasi sebesar Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah). Jangka waktu pinjaman kredit investasi adalah 5 tahun sedangkan fasilitas pinjaman lainnya berakhir pada tanggal 3 Nopember 2008.
13. HUTANG BANK - Lanjutan
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk - lanjutan
Pada tanggal 3 Nopember 2008 fasilitas time loan dan kredit lokal diperpanjang masa lakunya sampai tanggal 3 Nopember 2009. Bunga untuk time loan, kredit lokal dan kredit investasi sampai dengan 31 Desember 2009 masing-masing adalah 11,50%, 11,75% dan 12,25%.
Pada tanggal 3 Nopember 2009 semua fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai 2 Pebruari 2010, kecuali kredit investasi yang masa lakunya adalah 5 tahun, berakhir sampai 21 Pebruari 2013.
Fasilitas kredit time loan dan kredit lokal yang jatuh tempo pada tanggal 2 Pebruari 2010, telah diperpanjang masa berlakunya sampai tanggal 3 Mei 2011.
Pada tanggal 21 Juli 2010 PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries mendapat tambahan setoran modal dari pemegang saham sebesar Rp 65.000.000.000 (enam puluh lima milyar rupiah), dan sebagian dari dana tersebut digunakan untuk melunasi seluruh pinjaman kepada Bank Central Asia.
Setelah semua pinjaman dari Bank Central Asia dilunasi, PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries memperoleh fasilitas kredit baru dari Bank Central Asia, berupa time loan Rp 5.000.000.000 (lima milyar rupiah) dan kredit lokal sebesar Rp 6.000.000.000 (enam milyar rupiah), dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 3 Mei 2011. Bunga untuk time loan adalah 11,00% dan kredit lokal sebesar 11,50%.
Jaminan atas seluruh fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah:
a. Tanah berikut bangunan yang terletak di Jalan Pembangunan II No.80, Karanganyar – Neglasari, Tangerang.
b. Persediaan barang jadi sebesar Rp 2.000.000.000 (dua milyar rupiah)
c. Piutang usaha pada PT Sucaco Tbk sebesar Rp 4.000.000.000 (empat milyar rupiah)
Fasilitas pinjaman tersebut mencakup beberapa pembatasan yaitu anak perusahaan, tanpa persetujuan tertulis dari bank, tidak boleh melakukan hal-hal antara lain, penambahan hutang dari bank atau perusahaan jasa lainnya, dan perubahan pemegang saham maupun pengurus perusahaan.
Bersamaan dengan fasilitas kredit yang diperoleh PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries dari Bank Central Asia, pada tanggal 21 Pebruari 2008 PT Setia Pratama Lestari Sukma juga memperoleh fasilitas kredit dari Bank Central Asia dengan total nilai sebesar Rp 4.200.000.000 (empat milyar dua ratus juta rupiah) yang terdiri dari fasilitas time loan sebesar Rp 1.200.000.000 (satu milyar dua ratus juta rupiah) dan kredit lokal sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah).
Pada tanggal 15 Oktober 2008 PT Setia Pratama Lestari Sukma mendapat tambahan kredit investasi untuk pembelian mesin dan pembangunan gedung pabrik sebesar Rp 3.945.249.200 (tiga milyar sembilan ratus empat puluh lima juta dua ratus empat puluh sembilan ribu dua ratus rupiah) dengan jangka waktu pinjaman 5 tahun.
Pada tanggal 3 Nopember 2008 fasilitas kredit yang diperoleh PT Setia Pratama Lestari Sukma telah diperpanjang sampai dengan tanggal 3 Nopember 2009, kecuali kredit investasi yang akan jatuh tempo pada tanggal 14 Oktober 2013. Bunga untuk time loan, kredit lokal dan kredit investasi sampai dengan 31 Desember 2009 masing-masing adalah 11,50%, 11,75% dan 12,25%.
Pada tanggal 3 Nopember 2009 semua fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai 2 Pebruari 2010, kecuali kredit investasi yang masa lakunya adalah 5 tahun, berakhir sampai 14 Oktober 2013.
Fasilitas kredit time loan dan kredit lokal yang jatuh tempo pada tanggal 2 Pebruari 2010, telah diperpanjang masa lakunya sampai tanggal 3 Mei 2011.
Pada tanggal 28 Juli 2010 seluruh pinjaman PT Setia Pratama Lestari Sukma telah dilunasi.
14. HUTANG USAHA Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Pihak ketiga
USANCE L/C US$ (2009: 567.803,61) - 5.337.353.901
PT Petronika Rupiah 4.338.992.575 129.354.653
PT Statomer Rupiah 4.122.107.590 1.953.241.290
PT Bojong Westplas Rupiah - 4.540.620
US$ (2010:346.691,97; 2009: 479.800,00) 3.117.107.463 4.510.120.000
Metal Reclamation (Industries) Sdn. Bhd
US$ (2010: 242.007,71) 2.175.891.321 -
PT Eterindo Wahanatama Tbk Rupiah - 267.145.079
US$ (2010:228.845,76; 2009: 282.353,70) 2.057.552.198 2.654.124.780
PT Walsin Lippo Industries
US$ (2010:193.747,07; 2009:424.605,16) 1.741.979.885 3.991.288.532 PT Furukawa Supreme Optical Cable Rupiah 1.468.350.170 1.468.350.170
PT Omya Indonesia Rupiah 1.086.277.940 873.926.240
PT Langgeng Bajapratama US$ (2010:112.559,32) 1.012.020.821 -
PT Coin Industri Kimia Rupiah 968.715.000 892.787.500
PT Bintang Mitra Semestaraya Rupiah 958.927.329 1.566.872.910
Hanwha Corporation US$ (2010:101.201,11) 909.899.200 -
PT Sari Daya Plasindo Rupiah - 751.876.778
PT Citra Surya Mas Rupiah 792.814.000 -
PT Panca Surya Gemilang Rupiah 757.167.950 664.642.275
Wuhan Fiberhome Int’l Tech. Co. Ltd
US$ (2010: 74.059,45) 665.868.536 -
PT Eastern Polymer Rupiah 586.634.400 1.758.213.270
Dow Chemical Pacific Pte., Ltd
US$ (2010: 64.963,60) 584.087.728 -
PD Pelangi Kimia Rupiah 520.850.000 -
PD Sumber Kimia Sakti Rupiah 515.910.000 -
LP Pacific US$(2010: 55.816,94; 2009: 16.934,21) 501.850.118 159.181.538
PT Insat Inti Indonesia Rupiah 478.514.300 1.089.714.175
Luvata Malaysia Sdn Bhd US$(2010:49.044,57) 440.959.729 -
PT Bukit Surya Mas Rupiah 396.744.970 -
CV Gelora Mas Rupiah 384.024.799 -
PD Karya Alam Rupiah 364.566.505 -
PT Brenntag Rupiah 342.258.957 -
PT Wonosari Jaya Rupiah - 591.394.100
PD Kayu Raya Rupiah 250.200.000 -
PT Totoku Toryo Indonesia
US$ (2010:26.472,29; 2009: 61.743,45) 238.012.352 580.388.400
PT Trikemindo Utama Rupiah 230.705.226 94.134.950
PT Cahaya Makmur Jaya Rupiah 228.800.000 -
PT Lautan Luas Tbk Rupiah 203.944.607 359.671.311
PT Alam Sentosa Rupiah 121.000.000 -
PT Titan Petrokimia Nusantara Rupiah 118.302.351 574.108.720
PT Trycera Centro Chemindo US$ (2010:12.642,64) 113.670.005 -
PT Halim Sakti Pratama Rupiah 111.323.250 -
Lain-lain 11.476.865.540 9.466.969.080
Jumlah 44.382.896.815 39.739.400.272
14. HUTANG USAHA – Lanjutan
2010 2009
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk Rupiah 225.600.629.755 191.090.488.038
US$ ( 2009: 1.781.872,78) - 16.749.604.132
Nihon Decoluxe Co. Ltd. Jepang
US$ (2010: 25.295,56; 2009: 72.833,81) 227.432.400 684.637.770
Jumlah 225.828.062.155 208.524.729.940
Jumlah hutang pihak istimewa dan pihak ketiga berdasarkan umur hutang adalah sebagai berikut :
2010 2009
Belum jatuh tempo 226.203.340.390 211.127.843.200
31 hari – 60 hari 26.119.095.791 19.870.855.831
61 hari – 90 hari 12.772.663.186 12.419.284.894
Di atas 90 hari 5.115.859.603 4.846.146.287
Jumlah 270.210.958.970 248.264.130.212 15. PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar dimuka
2010 2009
Perusahaan :
PPN 5.262.910.078 4.523.642.861
PPh 10.751.290.067 40.765.498.098
Anak perusahaan :
PPN 151.015.600 206.823.647
PPh 1.378.012.193 2.067.343.982
Jumlah 17.543.227.938 47.563.308.588
b. Hutang pajak
2010 2009
Perusahaan:
Pajak penghasilan
PPh pasal 23 142.958.662 742.555.376
PPh pasal 25 1.231.099.205 1.511.725.765
PPh pasal 29 301.873.629 -
Pajak Pertambahan Nilai 100.893.701 -
Anak Perusahaan:
Pajak penghasilan:
PPh pasal 21 177.302.237 85.258.782
PPh pasal 23 19.248.109 10.299.978
PPh pasal 25 21.106.277 -
PPh pasal 29 530.881.232 2.324.214
Pajak Pertambahan Nilai 638.272.523 245.913.304
Jumlah 3.163.635.575 2.598.077.419
15. PERPAJAKAN – Lanjutan c. Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba/rugi sebelum pajak penghasilan untuk tujuan komersial dan fiskal adalah sebagai berikut:
2010 2009
Laba konsolidasi sebelum pajak
penghasilan dan hak minoritas 82.758.369.921 20.483.767.703
Hak minoritas (205.387.469) 225.530.400
Laba anak perusahaan sebelum
pajak penghasilan (2.178.669.742) 299.536.874
Laba Perusahaan sebelum
pajak penghasilan 80.374.312.710 21.008.834.977 Koreksi fiskal :
Beda tetap :
Pemberian kenikmatan kepada karyawan 513.700.232 374.847.086
Representasi 2.227.212.926 2.841.487.605
Promosi dan iklan 107.249.420 30.482.364
Sumbangan dan iuran 345.621.604 228.308.000
Kendaraan 469.283.546 309.876.525
Bagian (laba) rugi bersih perusahaan asosiasi (1.091.671.997) (18.078.256.323)
Perjalanan dinas 93.000.645 121.567.671
Sanksi/ denda administrasi - 105.783.790
Penghapusan pencadangan (796.041.270) (661.460.451)
Penghasilan sewa (3.510.432.000) -
Biaya lain-lain - 48.472.600
Jumlah (1.642.076.894) (15.165.161.817)
Beda waktu :
Penyusutan aset tetap (1.661.222.613) (749.600.989)
Beban imbalan kerja 2.013.563.290 2.669.134.334
Realisasi pembayaran manfaat karyawan (800.289.911) (256.364.169)
Jumlah (447.949.234) 1.663.169.176
Laba (rugi) fiskal 78.284.286.582 7.506.842.336
Jumlah pajak penghasilan dan saldo hutang pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
2010 2009
Pajak penghasilan Perusahaan: 19.571.071.500 1.772.316.959
Pajak penghasilan anak perusahaan: 1.360.280.723 136.264.159
Jumlah PPh terhutang 20.931.352.223 1.908.581.118
Dikurangi pajak dibayar di muka:
Perusahaan
PPh pasal 22 dan pasal 23 5.213.045.355 3.510.158.475
PPh pasal 25 14.056.152.516 10.125.600.108
Fiskal LN 0 20.000.000
Anak Perusahaan 829.399.491 1.377.823.250
20.098.597.362 15.033.581.833 Pajak penghasilan badan kurang (lebih) bayar 832.754.861 (13.125.000.715)