• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif akan mendeskripsikan fenomena-fenomena sesuai keadaan yang sebenarnya di lapangan secara sistematis untuk memperoleh informasi atau gambaran yang jelas tentang keadaan saat ini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara (interview), penyebaran kuisioner, studi dokumen atau literatur yang terkait dengan penelitian ini. Pendekatan tersebut akan mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya berdasarkan pendapat informan tentang faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kerta, Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Desa ini berada di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar dan di Kawasan Agrowisata Gianyar Utara. Lokasi penelitian ditetapkan sebagai Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 194 Tahun 2003. Selain itu, lokasi penelitian juga ditetapkan dengan fungsi utama sebagai daerah konservasi air, pengembangan agrowisata, dan culture heritage, yang dituangkan ke dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW, khususnya pada Bagian Kedua pasal 10 ayat 7.

(2)

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dan didasari beberapa pertimbangan, antara lain yaitu (1) Desa Kerta memiliki potensi pertanian cukup besar dengan lahan yang luas dan subur, (2) Desa Kerta berada pada zona V (lima) dalam pengembangan wilayah Kabupaten Gianyar, yaitu Zona Konservasi Air, Pengembangan Agrowisata dan Culture Heritage, (3) Desa Kerta sebagai Pusat Pertumbuhan di Kawasan Agropolitan Payangan dan Pusat Pengembangan Agrowisata Gianyar Utara, (4) sebagai kawasan pengembangan berbagai komoditas pertanian seperti buah-buahan, sayur mayur, perkebunan, florikultura (pisang hias/bunga potong tropika jenis Heliconia sp, (5) memiliki banyak mata air dengan sungainya yang mengalir sepanjang tahun, (6) memiliki hutan tropis dan hutan bambu yang relatif luas dan masih lestari, (7) memiliki tradisi Bali Aga, adat istiadat dan budaya yang cukup beragam, (8) memiliki peninggalan sejarah seperti sarkofagus dan goa-goa, dan (9) aktivitas wisata sudah berkembang baik, seperti wisata bunga potong tropika “Sekar Bumi Farm”, wisata Jembatan Kuning, wisata mancing, wisata tracking, wisata bersepeda (cycling), wisata kano/tubing, wisata buggy dan quad.

Selain itu, Desa Kerta memiliki posisi strategis, berada di jalur utama pariwisata dan kawasan pariwisata terkenal, yaitu Kawasan Pariwisata Batubulan – Kintamani, Kawasan Pariwisata Ubud – Kintamani dan dekat dengan Kawasan Pariwisata Tegalalang, yang merupakan pusat kerajinan di wilayah Kabupaten Gianyar. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

(3)

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

PETA WILAYAH DESA KERTA

WILAYAH KABUPATEN GIANYAR

(4)

3.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam operasionalnya, penelitian ini memiliki ruang lingkup yang dibatasi dengan tiga variabel, yaitu potensi desa, variabel internal dan variabel eksternal.

3.3.1 Potensi Desa

Potensi desa adalah seluruh sumberdaya yang ada yang memiliki keunggulan dan keunikan atau kekhasan, yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik Agrowisata maupun daya tarik wisata pendukung. Potensi ini, dapat berupa potensi alam, potensi agro, potensi budaya dan atraksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi komponen-komponen pariwisata yang terdapat di lokasi penelitian, antara lain atraksi (attraction), fasilitas (amenities), kelembagaan (ancillary), aksesibilitas (accessibility), serta keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan agrowisata.

3.3.2 Variabel Internal

Variabel internal adalah kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki atau berasal dari lingkungan internal Agrowisata Desa Kerta sendiri.

Kekuatan (strength) merupakan keunggulan-keunggulan atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki Desa Kerta, baik berupa atraksi (attraction), fasilitas (amenities), kelembagaan (ancillary), aksesibilitas (accessibility), maupun pola kehidupan masyarakat. Sedangkan kelemahan (weaknesses) adalah segala kekurangan yang ada atau yang dimiliki Agrowisata Desa Kerta

3.3.3 Variabel Eksternal

Variabel eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar lingkungan berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang mempengaruhi

(5)

pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Variabel eksternal dapat berupa situasi sosial dan politik, kondisi ekonomi, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah, situasi keamanan dan persaingan. Peluang (opportunities) adalah kesempatan yang berasal dari luar lingkungan eksternal, yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta, dan ancaman (threats) merupakan serangan yang berasal dari luar lingkungan yang dapat mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta.

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dengan angka-angka melainkan berupa kata, kalimat, dan informasi-informasi lain yang sesuai dengan kenyataan di lapangan, seperti gambaran umum lokasi penelitian, dan penjelasan- penjelasanlainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data Kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari obervasi, penyebaran kuesioner, wawancara mendalam dan dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Menurut Muhktar (2013:99-108) data adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah konstruksi ilmu secara ilmiah dan akademis. Data penelitian adalah “things known or assumed”, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang sudah diketahui atau dianggap.

Diketahui, berarti sesuatu yang sudah terjadi sebagai fakta empirik (bukti yang ditemukan secara empiris melalui penelitian).

(6)

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah pimpinan instansi atau lembaga atau orang yang dianggap memiliki kompetensi atau kemampuan serta dapat mewakili instansi atau lembaga atau populasi dalam memberikan data dan informasi-informasi tentang masalah yang diteliti. Sumber data primer dalam penelitian ini terdiri dari 20 responden dari unsur masyarakat, 10 responden dari unsur pemerintah, dan 14 responden dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

Selain itu, sumber data primer, juga terdiri dari 11 informan dari unsur masyarakat, delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata serta para pakar atau orang yang memiliki kompetensi atau mengetahui tentang permasalahan yang diteliti (pengembanggan Agrowisata Desa Kerta).

Sumber data sekunder terdiri dari dokumen, literatur, buku, hasil-hasil penelitian sebelumnya, jurnal, makalah, majalah, surat kabar, gambar-gambar, dan tulisan-tulisan lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini, yakni (1) pedoman Observasi, merupakan pendoman yang dipergunakan untuk menggali informasi (data-data) secara langsung di lapangan; (2) Pedoman wawancara, adalah pedoman yang dipergunakan untuk menggali data dari informan yang sudah ditentukan melalui wawancara mendalam (indepth interview) terkait masalah yang diteliti; (3) Kuesioner, adalah instrumen penelitian tersetruktur, yang diberikan kepada para

(7)

responden yang telah ditentukan (unsur masyarakat, pemerintah dan pelaku/pengusaha pariwisata) untuk mendapatkan jawaban/tanggapan tentang potensi desa yang dapat dikembangkan sebagai produk agrowisata serta faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta;

(4) Kamera, dipergunakan untuk mengambil gambar-gambar atau foto-foto objek dan kegiatan penelitian (observasi dan wawancara) ; dan (5) Alat Perekam, yang dipergunakan untuk merekam kegiatan wawancara dengan para informan yang sudah ditentukan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian, terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Sedangkan instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian ke lapangan. Validasi peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya (Sugiyono, 2012:305-329).

(8)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan. Pertama, pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen (data sekunder). Pada tahap ini data diperoleh atau digali dari dokumen-dokumen, literatur-literatur, buku-buku, hasil-hasil penelitian sebelumnya, jurnal, makalah, majalah, surat kabar, gambar-gambar, dan tulisan-tulisan lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data, informasi dan materi penting serta rujukan untuk langkah pengumpulan data selanjutnya, yaitu pengumpulan data primer. Tahap kedua pengumpulan data primer dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi, penyebaran kuesioner dan wawancara. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi langsung di lapangan bertujuan untuk memperoleh data atau informasi atau gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti, yang sesuai dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya. Cara kedua adalah pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada duapuluh responden dari unsur masyarakat, sepuluh responden dari unsur pemerintah, dan empatbelas dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata. Cara ketiga adalah melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan sebelas informan dari unsur masyarakat, delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

3.6.1 Studi Dokumen

Pengumpulan data awal dalam penelitian ini, dilakukan melalui studi dokumen yang relevan atau terkait dengan masalah yang diteliti. Data ini merupakan data sekunder yang dijadikan rujukan dalam penelitian tahap

(9)

selanjutnya. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain berupa buku-buku, literatur-literatur, hasil-hasil penelitian sebelumnya, jurnal, makalah, majalah, artikel, surat kabar, gambar-gambar, dan laporan-laporan resmi, yang diperoleh dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta, kelompok maupun perseorangan yang relevan atau terkait dengan masalah yang diteliti.

Menurut Gharuty (2009:10), studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.

Nasoetion (2003:85) dalam Gunawan (2013:181), menyatakan bahwa ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) bahan dokumenter itu telah ada, tersedia dan siap pakai; (2) penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya;

(3) banyak pengetahuan yang dapat ditimba dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan; (4) dapat memberikan latar belakang yang luas mengenai pokok penelitian; (5) dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data; dan (6) merupakan bahan utama dalam penelitian historis. Menurut Gunawan (2013:180), kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya.

(10)

3.6.2 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data primer, yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di lapangan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh data primer berupa potensi desa yang dapat dikembangkan sebagai produk agrowisata melalui pengamatan secara langsung terhadap kondisi sebenarnya dan fenomena yang terjadi di lapangan. Di samping itu, observasi juga dilakukan untuk memperoleh data tentang faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

Observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan teknik observasi partisipasi atau terlibat (participant observation), yaitu peneliti berada bersama atau terlibat langsung dalam situasi sosial yang diteliti, dan merupakan bagian dari situasi sosial tersebut. Menurut Nasution (2011:106), ilmu pengetahuan selalu diawali atau dimulai dengan observasi dan selalu harus kembali kepada observasi untuk mengetahui kebenaran ilmu itu.

Melalui observasi diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Observasi dilakukan, apabila belum banyak keterangan dimiliki tentang masalah yang diteliti, sehingga diperlukan penjajakan melalui observasi.

(11)

3.6.3 Wawancara

Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview), dilakukan terhadap para informan atau para pakar atau pihak-pihak yang berkompeten dan dianggap mampu memberikan informasi tentang masalah yang diteliti serta mewakili populasi sampel yang ada. Dalam penelitian ini, wawancara mendalam dilakukan kepada 11 informan dari unsur masyarakat, delapan informan dari unsur pemerintah, dan delapan informan dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali atau memperoleh data tentang potensi desa yang sudah dan potensial dikembangkan sebagai produk agrowisata, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan Payangan Kabupaten Gianyar.

3.7 Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel mempergunakan teknik purposive sampling yaitu cara penentuan sampel yang didasarkan atas tujuan tertentu. Dalam penelitian ini informan ditentukan sebanyak sebelas orang dari unsur masyarakat, delapan orang dari unsur pemerintah dan delapan orang dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

Informan dari unsur masyarakat terdiri dari Sekretaris Desa, BPD, LPM, Badan Pengelola Desa Wisata, Karang Taruna, Bendesa Pekraman, Kelian Banjar Dinas/Adat, BUM Desa, Kelian Subak Abian, Pekaseh, dan Sekaa Teruna.

Informan dari unsur pemerintah terdiri dari Kepala Bappeda, Kepala BPMD, Kadisparda, Kadis PU, Kadis Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan, Pemdes,

(12)

Camat, Kepala BPP, dan informan dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata terdiri dari Agen Perjalanan (Travel Agent), Pengusaha Penginapan seperti Villa/Pondok Wisata, Pengusaha Rumah Makan (Restaurant), Pengelola/Manager Usaha Wisata, dan Pemandu Wisata (Guide). Sedangkan responden dalam penelitian ditentukan sebanyak duapuluh orang dari unsur masyarakat, sepuluh orang dari unsur pemerintah dan empatbelas orang dari unsur pelaku/pengusaha pariwisata.

Menurut Sugiyono (2012:300-304), teknik pengambilan sampel dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, dan area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Sedangkan Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi, sampling sistematis, kouta, aksidental, purposive, jenuh, snowball.

Purposive sampling dalam penelitian ini dipilih berdasarkan ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh responden atau informan. Sebagai contoh, dianggap dapat mewakili, mampu, mengetahui dan memahami tentang masalah yang diteliti.

Mewakili dalam hal ini berarti, responden atau informan yang dipilih dianggap dapat mewakili masyarakat, kelompok atau populasi. Mampu dalam hal ini berarti mampu memberikan penjelasan/pendapat dan informasi tentang agrowisata,

(13)

khususnya Agrowisata Desa Kerta. Mengetahui dan memahami berarti responden atau informan benar-benar mengetahui dan memahami tentang pengembangan Agrowisata Desa Kerta, termasuk pemahaman tentang mengapa Desa Kerta dijadikan sebagai pusat pengembangan Agrowisata Gianyar Utara, manfaat apa yang akan diperoleh masyarakat, pemerintah daerah, pelaku dan pengusaha pariwisata dari pengembangan Agrowisata Desa Kerta tersebut.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis dilakukan dengan menggunakan Matriks Internal Eksternal dan Analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Menurut Sugiyono 2012:333), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dilakukan sejak mulai dan selama penelitian di lapangan, sampai dengan penulisan hasil penelitian. Analisis dan pengolahan data dilakukan melalui dua tahapan, pertama dilakukan secara bersamaan saat pengumpulan data berlangsung di lapangan. Kedua dilakukan setelah pengumpulan data selesai.

Tahapan pertama dilakukan untuk mendapatkan fokus penelitian dan mendapatkan data-data awal dari kegiatan observasi dan wawancara di lapangan. Analisis kedua berfungsi untuk mengantisipasi berbagai temuan yang layak untuk dieksplorasi lebih mendalam setelah survei di lapangan. Rangkaian alur ini ditempuh agar data

(14)

dan analisis dapat dilakukan secara komprehensif, dan mampu mengkontekstualisasi antara tujuan dan target penelitian dengan berbagai kenyataan yang berkembang di lapangan (Arida, 2009:12).

Menurut Effendi dan Manning (2012:250-252), analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Muhktar (2013:120) menyatakan analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengolah, memisahkan, mengelompokkan dan memadukan sejumlah data yang dikumpulkan di lapangan secara empiris menjadi sebuah kumpulan informasi ilmiah yang tersetruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian.

3.8.1 Analisis Matriks Internal Eksternal

Matriks Internal Eksternal dipergunakan untuk merumuskan strategi umum (grand strategi) yang akan diterapkan, setelah posisi Agrowisata Desa Kerta dalam Matriks Internal Eksternal.dapat diketahui Untuk menentukan posisi Agrowisata Desa Kerta di Kawasana Agropolitan Payangan, maka dilakukan tahapan analisis matriks IFAS dan EFAS sebagai berikut:

1. Menentukan kekuatan dan kelemahan IFAS serta peluang dan ancaman EFAS pada kolom 1;

2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor dengan skala 1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (sangat tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-

(15)

faktor tersebut terhadap pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Pemberian bobot dilakukan oleh birokrat, akademisi dan praktisi, yang berkompeten di bidang agrowisata;

3. Menghitung rating pada masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai 1 berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pengembangan Agrowisata Desa Kerta;

4. Pada kolom 4, perkalian bobot dengan rating menghasilkan skor dengan hasil yang bervariasi, yaitu mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0 (tidak baik);

5. Memberikan komentar terhadap factor-faktor yang dipilih sekaligus menghitung skor pembobotannya.

Tabel 3.1

Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor-faktor

Strategi Internal Bobot Rating

Skor

Bobot x Rating Komentar Kekuatan

Kelemahan Total

Tabel 3.2

Eksternal Faktor Analysis Summary (EFAS)

Faktor-faktor

Strategi Esternal Bobot Rating

Skor

Bobot x Rating Komentar Peluang

Ancaman Total

(16)

Sumber: Rangkuti (2004)

Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail (Rangkuti, 1997:95). Pemberian interval penilaian atas posisi agrowisata terhadap faktor internal dan eksternal menggunakan rumus seperti di bawah ini.

Interval = Range Kelas

Keterangan : Selisih nilai tertinggi dan terendah yakni 4 (sangat baik) sampai ai 1 (sangat kurang baik)

Range = 3

Kelas = Jenis penilaian (sangat baik, baik, kurang baik, sangat kurang baik)

Jadi interval penilaian = ¾ = 0,75

Dari rumus tersebut dapat ditentukan kriteria penilaian hasil analisis pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Analisis

Nilai Range Hasil

4 3,26 – 4,00 Sangat baik

3 2,51 – 3,25 Baik

2 1,76 – 2,50 Kurang baik

1 1,00 – 1,75 Sangat kurang baik

(Sumber: Rudika, 2004:77)

(17)

Tabel 3.3, menggambarkan faktor internal dan eksternal Agrowisata Desa Kerta.

Indikator faktor internal dengan sebutan sangat baik diidentikkan dengan sangat kuat, baik diidentikkan dengan kuat, kurang baik diidentikkan dengan lemah, dan sangat kurang baik diidentikkan dengan sangat lemah. Kriteria baik dan sangat baik memiliki rentang nilai 2,51 sampai 4,00 merupakan kekuatan, dan kriteria kurang baik dan sangat kurang baik memiliki rentang nilai 1,00 sampai 2,50 merupakan kelemahan. Indikator faktor eksternal yang masuk dalam kriteria baik dan sangat baik dengan rentang nilai 2,51–4,00 adalah peluang, tetapi jika nilai yang diperoleh masuk dalam kriteria kurang baik dan sangat kurang baik dengan rentang nilai 1,00-2,5, merupakan ancaman bagi pengembangan Agrowisata Desa Kerta.

Matriks Internal Eksternal (IE) terdiri dari dua dimensi yaitu total skor dari matriks IFE pada sumbu X dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Matriks IE bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU perusahan ke dalam matriks yang terdiri dari sembilan sel, seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Matriks Internal-Eksternal

Evaluasi Faktor Internal (Total Nilai IFE yang diberi bobot) 4,0 3,0 2,0 1,0

Evaluasi Faktor Eksternal

(Total nilai EFE)

3,0 2,0 1,0

I II III

IV V VI

VII VIII IX

(Sumber: David 1995:210)

(18)

Tabel 3.4 di atas, menggambarkan sembilan sel dengan tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu sebagai berikut.

1. Pada Sel I, II, IV, strategi yang harus diterapkan adalah Grow and Build, yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan pasar.

2. Pada Sel III, V dan VII, strategi yang dibutuhkan adalah Hold and Maintain, yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Pada Sel VI, VIII dan IX, dibutuhkan penerapan strategi Harvest or Diverst.

3.8.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT dipergunakan untuk mengkaji faktor internal dan faktor eksternal dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Kombinasi antara kekuatan dan kelemahan dengan peluang dan ancaman diperoleh Matriks SWOT, seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Matriks SWOT

IFAS EFAS

Kekuatan/Strength (S) Kelemahan/Weaknesses (W)

Peluang (Opportunities) (O)

Strategi SO 1

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO 3

Coptakan strategi dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Ancaman (Threats) (T)

Strategi ST 2

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT 4

Ciptakan strategi dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Matriks Strengths - Weaknesses – Opportunities - Threats (SWOT) merupakan alat pencocokan yang akan membantu perumusan strategi

(19)

pengembangan Agrowisata Desa Kerta. Dalam matriks SWOT ada empat tipe strategi, yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.

Langkah-langkah analisis SWOT adalah sebagai berikut:

1. Menuliskan kekuatan dan kelemahan yang menentukan pengembangan.

2. Menuliskan peluang dan ancaman yang menentukan pengembangan.

3. Mencocokkan kekuatan dengan peluang dan mencatat hasil strategi SO.

4. Mencocokkan kelemahan dengan peluang dan mencatat hasil strategi WO.

5. Mencocokkan kekuatan dengan ancaman dan mencatat hasil strategi ST.

6. Mencocokkan kelemahan dan ancaman serta mencatat hasil strategi WT.

Menurut Rangkuti (1997:19-21), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

3.9 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu formal dan informal. Penyajian hasil analisis data secara formal, disajikan dalam bentuk tabel, sedangkan penyajian hasil analisis data secara informal dilakukan dengan penjelasan-penjelasan atau dalam bentuk naratif. Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan secara formal dan informal, yaitu dalam bentuk tabel maupun narasi atau penjelasan-penjelasan yang mudah dipahami, berdasarkan Matriks IFAS dan EFAS serta analisis SWOT.

Gambar

Gambar  3.1  Peta Lokasi Penelitian
Tabel 3.3   Kriteria Hasil Analisis
Tabel  3.3,  menggambarkan  faktor  internal  dan  eksternal  Agrowisata  Desa  Kerta
Tabel 3.4 di atas, menggambarkan sembilan sel dengan tiga implikasi strategi yang  berbeda, yaitu sebagai berikut

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak ditandai dengan aktivitas guru yang terampil mengelola proses pembelajaran yang menggunakan metode bernyanyi dalam

Penentuan pengaruh waktu penyinaran UV terhadap aktivitas fotokatalis TiO 2 dilakukan dengan menggunakan limbah cair tapioka yang dikondisikan pada pH

Pandangan ini juga secara tidak langsung membongkar nilai patriarkis bahwa perempuan sebagai pemegang “gender mandate” -dimana perempuan tidak diperbolehkan

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka akan diteliti mengenai “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual Terhadap Minat Berwirausaha

pemasaran yang lebih agresif. Secara umum, penetrasi pasar dapat dibedakan atas tiga bentukyaitu: 1) Perusahaan dapat mencoba untuk merangsang konsumen agar mereka meningkatkan

Dengan demikian proses penelitiannya tidak hanya mencari makna yang terdapat pada sebuah teks, melainkan menggali lebih dalam wacana apa yang terdapat di balik naskah

b) Sasaran akhir rancangan pembelajaran berupa target behavior tertentu yang akan selalu dievaluasi selama proses kegiatan belajar mengajar (Formulir yang dipakai

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan lain yang berkaitan dengan Retribusi Tanda Daftar Perusahaan di Kabupaten Kuantan Singingi yang bertentangan dengan