• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SKARIFIKASI DAN PERENDAMAN ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI TERHADAP VIABILITAS BENIH SIRSAK (Annona muricata Linn.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH SKARIFIKASI DAN PERENDAMAN ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI TERHADAP VIABILITAS BENIH SIRSAK (Annona muricata Linn."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

ISMAIL MARZUKI / 130301062

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

SKRIPSI

OLEH :

ISMAIL MARZUKI / 130301062

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Nama : Ismail Marzuki

NIM : 130301062

Program Studi : Agroteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir.T.Irmansyah, M.P.) (Ferry Ezra T. Sitepu, SP.,M.Si.) Ketua Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Agroteknologi

(Dr. Ir. Sarifuddin, MP) NIP. 196509031993031014

(4)

Tumbuh Alami Terhadap Viabilitas Benih Sirsak ( Annona Muricata Linn.) ., dibimbing oleh T. Irmansyah dan Ferry Ezra Sitepu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh skarifikasi dan perendaman zat pengatur tumbuh alami terhadap viabilitas benih sirsak. Dilaksanakan di Fakultas Pertanian USU pada bulan juli sampai september 2018, menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua factor perlakuan yakni, (1) Skarifikasi ( tanpa skarifikasi/control, skarifikasi ) dan (2) Perendaman Zat Pengatur Tumbuh Alami ( Tanpa Perendaman/Kontrol, Perendaman dengan air kelapa muda, perendaman dengan ekstrak bawang merah, perendaman dengan air kelapa muda dan ekstrak bawang merah ).

Perlakuan skarifikasi dan perendaman air kelapa muda dan ekstrak bawang merah memberikan hasil paling tinggi secara nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun dan indeks vigor.

Kata kunci: Skarifikasi, Zat pengatur Tumbuh alami, Sirsak.

(5)

Substances Regulating Natural Growth on Viability of Soursop Seeds (Annona Muricata Linn.). Guided by T. Irmansyah and Ferry Ezra Sitepu. This study aims to identify the effect of scarification and immersion of natural growth regulators on the viability of soursop seeds. This study was conducted at the USU Faculty of Agriculture from July to September 2018 by using a Completely Randomized Design of two treatment factors namely, (1) Scarification (without scarification / control, scarification) and (2) Immersion of Natural Growth Regulators (No Immersion / Control, Immersion with young coconut water, soaking with red onion extract, soaking with young coconut water and red onion extract). The scarification treatment and soaking of young coconut water and red onion extract gave the highest yield significantly on plant height, leaf number and vigor index.

Keywords : Scarification, Regulating substances Grow naturally, Soursop.

(6)

Penulis dilahirkan di Tanah Jawa pada tanggal 10 Mei 1995 dari Ayahanda Erikawadi dan Ibunda Wagini. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis antara lain : tahun 2001 – 2007 menempuh pendidikan dasar di SDN 2; tahun 2007 – 2010 menempuh pendidikan di MTS Muhammadiyah 25; tahun 2010 – 2013 menempuh pendidikan di MAN P. Siantar dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada tahun 2013 melalui jalur Ujian SNMPTN, Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan (BPP), program studi Agroteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan menjadi wakil sekretaris umum penelitian, pengembangan dan pembinaan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Periode 2015 – 2016, Ketua umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Periode 2016 – 2017, Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Periode 2018 – 2019 dan wakil bendahara umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan Periode 2017 – 2018.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. SMA Asian Agri Kebun Tanah Datar, Batubara, Sumatera Utara pada periode Juli sampai

(7)

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Skarifikasi dan Perendaman Ekstrak Bawang Merah terhadap Viabilitas Benih Sirsak (Annona muricata L.)” sebagai syarat untuk dapat melakukan penelitian di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. T.Irmansyah, MP. , selaku ketua komisi pembimbing dan kepada

Bapak Ferry Ezra T. Sitepu, SP.,M.Si. selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama penulisan usulan penelitian ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2019

(8)

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 6

Iklim ... 6

Tanah ... 6

Viabilitas Benih ... 7

Skarifikasi ... 8

Air Kelapa... 8

Ekstrak Bawang Merah ... 9

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Metode Penelitian ... 11

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Benih ... 14

Pemberian Fungisida ... 14

Persiapan Larutan Perendaman ... 14

Perendaman Benih ... 14

Pengecambahan Benih ... 14

Pemeliharaan ... 15

Pengamatan Parameter ... 15

Persentase Perkecambahan ... 15

Laju Perkecambahan ... 15

Indeks Vigor ... 16

Bobot Segar ... 16

Bobot Kering ... 16

Tinggi Tanaman ... 16

(9)

Laju Perkecambahan... 19

Indeks Vigor... 20

Tinggi Tanaman... 22

Jumlah Daun... 24

Bobot Basah Kecambah... 26

Bobot Kering Kecambah... 26

Pembahasan... 28

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 31

Saran... 31 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

1. Rataan Persentase perkecambahan tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT alami ... 23 2. Rataan Laju perkecambahan tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan

pemberian ZPT alami. ... 25 3. Rataan Indeks Vigor tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan

pemberian ZPT alami ... 27 4. Rataan tinggi tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT

alami ... 29 5. Rataan jumlah daun tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian

ZPT alami ... 30 6. Rataan Bobot basah tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian

ZPT alami. ... 31 7. Rataan Bobot kering tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan

pemberian ZPT alami. ... 32

(11)

1. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Sirsak Hingga 8 mst...23 2. Grafik Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sirsak Hingga 8 mst...25

(12)

1. Bagan Percobaan ... 41

2. Bagan Penanaman pada bak kecambah... 42

3. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 43

4. Data bobot basah Tanaman Sirsak 8 MST ... 44

5. Analisis Sidik Ragam Bobot basah Tanaman Sirsak 8 MST ... 45

6. Data bobot kering Tanaman Sirsak 8 MST ... 45

7. Analisis Sidik Ragam Bobot kering Tanaman Sirsak 8 MST ... 46

8. Data indeks vigor Tanaman Sirsak 8 MST ... 46

9. Analisis Sidik Ragam Indeks vigor Tanaman Sirsak 8 MST ... 47

10. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 3 MST ... 47

11. Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 3 MST ... 48

12. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 4 MST ... 48

13. Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 4 MST ... 49

14. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 5 MST ... 49

15. Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 5 MST ... 50

16. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 6 MST ... 50

17. Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 6 MST ... 51

18. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 7 MST ... 51

19. Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 7 MST ... 52

20. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 8 MST ... 52

21. Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 8 MST ... 53

22. Data laju perkecambahan Tanaman Sirsak 8 MST ... 53

(13)

25. Analisis Sidik Ragam Persentase perkecambahan Tanaman Sirsak 8

MST... ... .. 55

26. Data tinggi Tanaman Sirsak 3 MST ... 55

27. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sirsak 3 MST ... 56

28. Data tinggi Tanaman Sirsak 4 MST ... 56

29. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sirsak 4 MST ... 57

30. Data tinggi Tanaman Sirsak 5 MST ... 57

31. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sirsak 5 MST ... 58

32. Data tinggi Tanaman Sirsak 6 MST ... 58

33. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sirsak 6 MST ... 59

34. Data tinggi Tanaman Sirsak 7 MST ... 59

35. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sirsak 7 MST ... 60

36. Data tinggi Tanaman Sirsak 8 MST ... 60

37. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sirsak 8 MST ... 61

(14)

Tanaman Sirsak berasal dari Amerika Tropis, yakni sekitar Peru, Meksiko dan Argentina kemudian menyebar ke Filipina dan Indonesia. Hasil buah sirsak masih untuk konsumsi dalam negeri karena pabrik-pabrik pengolahan atau industri rumah tangga masih belum dapat mencukupi kebutuhannya. Sampai kini, industri rumah tangga masih kesulitan mengumpulkan buah sirsak yang bermutu untuk diolah menjadi minuman sari buah (Rukmana,2015).

Sirsak umumnya digunakan sebagai obat tradisional karena memiliki efek farmakologi diantaranya seperti anti inflamasi, obat cacing, anti bakteri dan sebagai antioksidan. Selain dimanfaatkan sebagai obat, tanaman ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena buah sirsak yang dikonsumsi memiliki kandungan gizi yang cukup besar serta bagian tanaman yang lain seperti batang

pohon sirsak dapat dimanfaatkan sebagai kayu untuk bahan bangunan (Kedari dan Khan,2014).

Dari data direktorat jenderal hortikultura (2015) produksi sirsak di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 53.059 ton dengan rata rata produksi 10,83 ton/ha. Hal ini sangat jauh bila dibandingkan dengan buah pisang yang menjadi kontribusi utama produksi buah di Indonesia yaitu sebesar 6.862.558 ton.

Tanaman sirsak pada umumnya dibudidayan secara generatif dengan biji.Biji yang baik untuk di tanam adalah biji yang diambil dari buah yang berusia 30 hari setelah di panen.Persentase perkecambahannya sekitar 90% setelah 15-30 hari setelah tanam (Love dan Paull, 2011).

(15)

Sirsak biasa dibudidayakan dengan biji maupun dengan perbanyakan tanaman secara okulasi ataupun cangkok. Budidaya menggunakan biji pada tanaman sirsak memiliki kendala karena biji sirsak memiliki kulit biji yang keras yang menyebabkan biji menjadi sukar tumbuh (Ashari,2006).Benih dorman adalah benih yang mengalami istirahat total yang dalam keadaan media tumbuh optimum benih tidak menunjukkan gejala atau fenomena tumbuh (Sadjad,1994).

Proses perkecambahan benih sirsak tergolong cukup sulit karena benih memiliki kulit yang keras . Benih sirsak membutuhkan perlakuan tertentu untuk mempercepat perkecambahannya. Salah satu perlakuan umtuk mempercepat perkecambahan yang dapat dilakukan adalah skarifikasi (Juniati,2017)

Adapun cara cara untuk mengatasi kulit biji yang keras pada benih yaitu dengan perlakuan mekanis, perlakuan kimia, perendaman air, pemberian temperatur tertentu dan perlakuan dengan cahaya. Skarifikasi merupakan perlakuan yang paling sering digunakan untuk melemahkan kulit yang keras dengan cara mengikir atau menggosok kulit biji dengan kertas empelas, sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas. Di samping itu, dapat pula di gunakan zat pengatur tumbuh untuk memecahkan kulit biji yang keras berupa sitokinin, giberelin dan auxin (Sutopo,1993).

Menurut hasil penelitian Juhanda et al., (2013) perlakuan skarifikasi pada buah saga meningkatkan daya berkecambah sebesar 87,56% sedangkan pada kontrol hanya sebesar 11,78%. Selain itu, pada penelitian Andriani et al., (2013) perendaman air kelapa muda pada benih sirsak tanpa melakukan skarifikasi tidak menunjukkan hasil yang tidak nyata.Hal ini menunjukkan perlunya skarifikasi pada benih yang memiliki kulit biji yang keras .

(16)

Ekstrak bawang merah merupakan zat pengatur tumbuh alami yang mengandung Auksin. Pada penelitian Darojat et al., (2014) pemberian ZPT ekstrak bawang merah pada konsentrasi 40% dan waktu perendaman selama 6 jam telah meningkatkan presentase daya kecambah sebesar 90,22%sedangkan dengan tanpa perendaman hanya 53,89%.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap skarifikasi dan perendaman beberapa zpt alami pada benih sirsak.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh skarifikasi dan perendaman zat pengatur tumbuh alami terhadap viabilitas benih Sirsak (Annona muricata Linn).

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh skarifikasi dan perendaman beberapa zat pengatur tumbuh alami terhadap viabilitas benih Sirsak (Annona muricata Linn).

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan data penyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Kedudukan tanaman sirsak dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Kelas : Angiospermae, Subkelas : Dicotyledoneae, Ordo : Magnoliales, Famili :

Annonaceae, Genus : Annona dan Spesies : Annona muricata Linn (Rukmana, 2015).

Batang tanaman sirsak berkayu, tumbuh tegak ke atas dan dapat hidup menahun.Batang sirsak berbentuk bulat danpermukaannya cukup kasar.Kulit pada

batang sirsak tipis hingga agak tebal, bewarna hijau hingga kecokelatan (Pinto, 2005).

Tanaman sirsak mempunyai akar tunggang dan akar cabang serta bulu akar yang tersebar ke semua arah, dari pusat pangkal batang ke ujung rambut akar.Akar tanaman sirsak tumbuh subur pada lapisan tanah atas (top soil) yang gembur (Rukmana, 2015).

Daun sirsak biasanya bewarna hijau, halus, mengkilap, permukaan daunnya bewarna hijau gelap,berbentuk elips atau bulat telur dan meruncing di kedua ujungnya.Daun berukuran antara (8-16) cm x (3-7) cm, dan helaian daun melekat pada tangkai daun yang berukuran 3-7 mm, dengan tepi lurus dan permukaannya agak licin (Love dan Paull, 2011).

Tanaman sirsak berbunga sempurna (hermaphrodite) artinya dalam satu bunga terdapat sekaligus bunga jantan dan betina.Bunga sirsak tumbuh pada ranting yang sudah cukup tua, cabang atau juga batang.Bunga sirsak tumbuh secara teratur, sebanyak 1-2 kuntum pada setiap tangkai bunga.Bunga berbentuk

(18)

mangkuk, letak daun-daun bunga dan benang sari lebih tinggi daripada letak putik, sehingga disebut bunga perigynis. Bunga tersebut melekat pada gagang bunga yang panjangnya sampai 2,5 cm. Struktur bunga sirsak terdiri atas 3 helai daun kelopak (calyx), 6 helai daun mahkota (corolla) yang lengkap dengan benang sari (alat kelamin jantan, polen), putik (alat kelamin betina), dan bakal buah. Daun kelopak berbentuk segitiga atau mirip bentuk jantung, tidak mudah rontok, bewarna kuning atau hijau kekuning-kuningan, panjangnya ± 4 mm.

Sementara daun mahkota tersusun dalam dua baris, yaitu 3 lembar daun mahkota terluar berbentuk bundar telur melebar, berukuran (3-5) cm x (2-4) cm dan 3 lembar daun mahkota yang lain ukuran (2-4) cm x (1,5-3,5) cm, pangkalnya bertaji pendek. Benang sari berjumlah banyak, tersusun atas barisan-barisan, panjangnya antara 4-5 mm, sedangkan tangkai sarinya berbulu lebat, bakal buahnya banyak, berbulu lebat sekali, kemudian gundul. Secara alamiah, penyerbukan bunga sirsak dilakukan oleh semut hitam yang hidup pada pohon sirsak.Penyerbukan oleh semut tidak selalu menghasilkan buah dengan bentuk sempurna.Diperlukan penyerbukan buatan (bantuan manusia), agar buah sirsak berbentuk sempurna. Tanpa penyerbukan buatan, buah sirsak akan tumbuh bengkok dan tidak sempurna (Rukmana, 2015).

Sirsak menghasilkan buah yang berbentuk bulat telur, kerucut ataupun berbentuk hati.Buah sirsak bewarna hijau gelap saat mentah dan hijau muda saat matang.Kulit buah cukup tebal dan terdapat tonjolan di sekeliling permukaan kulit yang biasanya dikenal sebagai duri. Sirsak adalah buah terbesar dari keluarga Annona, beratnya dapat mencapai hingga 9 sampai 10 kg dengan rata-rata 4 kg per buahnya. Daging buah bewarna putih, berserat dan sangat segar hampir

(19)

menyerupai buah srikaya. Rasanya lebih asam dan kurang manis seperti kombinasi antara rasa nanas dan mangga (Pinto, 2005).

Biji sirsak tersusun dalam agregat buah berjumlah banyak, dalam masing- masing segmen buah terdapat biji bewana hitam atau kecokelat-cokelatan mengkilap, berbentuk pipih dengan ujung tumpul, berkulit keras, dengan ukuran panjang ± 1,5 cm, lebar ± 1 cm dan tebal ± 0,5 cm. Biji sirsak beracun dan dapat digunakan sebagi insektisida alami. Jumlah biji dalam satu buah sirsak bervariasi, berkisar antara 20-70 butir biji normal, sedangkan biji yang tidak normal bewarna putih kecokelatan dan tidak berisi (Rukmana, 2015).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut dengan curah hujan 1.500 mm per tahun dan mampu berproduksimulaidariumurkurangdari1tahun.Tanamanyang baik dapat menghasilkan buah antara 30 – 40 buah per tahun pada umur sekitar 4 tahun dan produksi buah akan terus bertambah sejalan dengan pertambahan usia sampai tanaman tidak produktiflagi (Sudjijo,2008).

Suhu udara yang dikehendaki tanaman sirsak berkisar antara 22-280C dan kelembaban udara (rH) sebesar 60-80%.Tanaman sirsak dapat beradaptasi luas terhadap berbagai jenis tanah pertanian, mulai dari tanah liat sampai berkerikil (Rukmana, 2015).

(20)

Tanah

Tanaman sirsak dapat tumbuh secara optimal pada tanah yang dalam dengan aerasi yang baik dan dapat tumbuh di berbagai jenis tanah Pinto (2005) menyatakan bahwa pH tanah yang terbaik untuk tanaman sirsak adalah 6 sampai 6,5.

Viabilitas Benih

Mutu benih dapat dilihat dari viabilitas maupun vigor benih. Mutu benih dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik, lingkungan danstatus benih (kondisi fisik dan fisiologi benih). Genetik merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih.Setiap varietas memiliki identitas genetika yang berbeda (Sutopo, 1993).

Viabilitas benih merupakan salah satu unsur dalam mutu fisiologis benih.Viabilitas dapat dilihat dari daya berkecambah dan bobot kering kecambah normal. Daya berkecambah menginformasikan kemungkinan benih tumbuh normal pada kondisi lapang dan lingkungan yang optimum.Penurunan viabilitas merupakan salah satu indikator kemunduran benih (Sadjad,1994).

Benih bermutu ialah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul . Benih yang berkualitas tinggi itu memiliki daya tumbuh lebih dari sembilah puluh persen (Kartasapoetra, 2003).

Faktor kondisi fisik dan fisiologi benih berkaitan dengan performa benih seperti tingkat kemasakan, tingkat kerusakan mekanis, tingkat keusangan (hubungan antara vigor awal dan lamanya disimpan), tingkat kesehatan, ukuran dan berat jenis, komposisi kimia, struktur, tingkat kadar air dan dormansi benih (Sutopo, 1993).

(21)

Skarifikasi

Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengikir atau menggosok kulit biji dengan kertas empelas, melubangi kulit biji dengan pisau, perlakuan impaction (goncangan) untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus ( Sutopo,1993).

Perlakuan skarifikasi pada buah saga meningkatkan daya berkecambah

sebesar 87,56% sedangkan pada kontrol hanya sebesar 11,78%

(Juhanda et al., 2013).

Selain itu, pada penelitian Andriani et al., (2013) perendaman air kelapa muda pada benih sirsak tanpa melakukan skarifikasi tidak menunjukkan hasil yang nyata. Hal ini menunjukkan perlunya skarifikasi pada benih yang memiliki kulit biji yang keras .

Tujuan dari skarifikasi sendiri adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras , sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas. Sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan benih akan berjalan dengan normal dan baik (Sutopo,1993).

Air Kelapa

Air kelapa muda merupakan suatu bahan alami yang di dalamnya terkandung hormon seperti sitokinin 5,8 mg/l yang dapat merangsang pertumbuhan tunas dan mengaktifkan kegiatan jaringan atau sel hidup, hormon auksin 0,07 mg/L dan sedikit giberelin serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan (Bey et al., 2006)

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Savitri (2005) ternyata dalam air kelapa muda terdapat Giberelin (0,460 ppm GA3, 0,255 ppm GA5,

(22)

0,053 ppm GA7), Sitokinin (0,441 ppm Kinetin, 0,247 ppm Zeatin) dan Auksin (0,237 ppm IAA).

Ekstrak Bawang Merah

Pemberianzat pengatur tumbuhadalah salah satu mengatasi pertumbuhan benih yang mengalami dormansi. Zat pengatur tumbuh yang biasa diberikan adalah sitokinin , giberelin dan auxin (Sutopo,1993).

Ekstrak bawang merah merupakan zat pengatur tumbuh alami yang mengandung Auksin. Pemberian ZPT ekstrak bawang merah pada konsentrasi 40% dan waktu perendaman selama 6 jam telah meningkatkan presentase daya kecambah, panjang hipokotil, Laju pertumbuhan dan Panjang akar benih kakao dibandingkan dengan tanpa perendaman ( Darojat et al., 2014).

Pada penelitian Masitoh (2016) didapatkan hasil tertinggi pertumbuhan tunas stek tanaman buah naga pada pemberian ekstrak bawang merah dengan konsentrasi 400 g/L .

(23)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Mei 2018 sampai dengan selesai

Bahan dan Alat

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benih sirsak sebagai komoditi penelitian, Delsene MX 80 WP sebagai fungisida,kardus sebagai wadah penyimpanan, pasir sebagai media perkecambahan,ekstrak bawang merah sebagai larutan perendaman, bak kecambah sebagai wadah perkecambahan.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, beaker glass, timbangan analitik, label, ember, pisau, label nama, alat tulis, pisau,kertas empelas, ember, kalkulator, dan kamera.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2faktor :

Faktor I : Skarifikasi dengan 2 taraf : S0: Tanpa Skarifikasi (Kontrol) S1 : Skarifikasi

Faktor II :Perendaman dengan 4 taraf : P0 :Tanpa Perendaman (Kontrol)

P1 : Perendaman dengan air kelapa muda konsentrasi 60 % P2 :Perendaman dengan ekstrak bawang merah konsentrasi 60 %

(24)

P3 :Perendaman dengan air kelapa muda + ekstrak bawang merah konsentrasi 60 %

Sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan, yaitu :

Jumlah ulangan : 3

Jumlah bak kecambah : 24

Jumlah benih/bak kecambah : 20 Jumlah sampel/bak kecambah : 20

Jumlah kebutuhan benih seluruhnya : 480 benih

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear sebagai berikut :

Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

i = 1, 2, 3 j = 1, 2, 3, 4 k = 1, 2,

dimana :

Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan ulangan ke-i denganperlakuan Perendaman taraf ke-j dan skarifikasi taraf ke-k

μ : Nilai tengah

ρi : Pengaruh ulangan ke-i

αj : Pengaruhperlakuan perendaman pada taraf ke-j βk : Pengaruh perlakuan skarifikasipada taraf ke-k

S0P0 S0P1 S0P2 S0P3

S1P0 S1P1 S1P2 S1P3

(25)

(αβ)jk : Pengaruh interaksi dari perlakuan Perendaman pada taraf ke-j dan perlakuan skarifikasipada taraf ke-k

εijk : Galat dari ulangan ke-i, perlakuan Perendaman pada taraf ke-j dan perlakuan skarifikasipada taraf ke-k

Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1993).

(26)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Benih

Buah sirsak yang telah dipanen dalam kondisi matang fisiologis, kemudian dikupas dan biji dikeluarkan. Biji yang digunakan adalah biji yang berkulitas baik, memiliki ukuran dan warna seragam secara visual, tidak cacat dan tidak terserang hama dan penyakit.

Pemberian Fungisida

Benih dimasukkan kedalam larutan fungisida Delsene MX 80 WP sebanyak 2 g/liter air selama 5 menit untuk menghindari serangan jamur.

Kemudian dikeringkan selama 1 jam.

Skarifikasi

Benih sirsak di skarifiksi menggunakan kertas empelas pada punggung benih sehingga benih terlihat putih.

Persiapan Larutan Perendaman

Larutan yang digunakan untuk perlakuan perendaman adalah larutanekstrak bawang merah dengan konsentrasi 60 %,Larutan air kelapa 60 % dan kombinasi ekstrak bawang merah dan air kelapa dengan konsentrasi 60 %.

Perendaman Benih

Benih yang telah dipesan kemudian direndam dalam larutan larutan ekstrak bawang merah selama 6 jam.

Pengecambahan Benih

Setelah dilakukan perendaman, benih dikecambahkan di bak kecambahdengan ukuran 30 cm x 22 cm sebanyak 20benih perbak kecambah dengan media pasir yang telah diayak dan disterilkan dengandipanaskan/dimasak

(27)

selama 2 jam, sedalam 2 cm dengan permukaan benih yang rata menghadap ke bawah.

Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan handsprayer hingga media menjadi lembab, pemeliharaan dilakukan setiap hari sampai 35 hari setelah ditanam pada bak perkecambahan.

Pengamatan Parameter Persentase Perkecambahan

Pengamatan persentase percekambahan benih diamati pada setiap perlakuan pada akhir pengamatan. Dengan cara menghitung jumlah benih yangberkecambah pada setiap bak kecambah. Persentase perkecambahan (%) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah benih yang berkecambah

Persentase perkecambahan = x 100%

Jumlah benih yang ditanam Laju Perkecambahan

Laju perkecambahan diukur dengan menghitung jumlah hari yang diperlukan untuk munculnya radikula atau plumula. Perhitungan laju perkecambahan menggunakan formulasi Sutopo (2004) sebagai berikut :

N1T1 + N2T2 + … … … +NxTx

Rata- rata hari =

Jumlah total benih berkecambah Keterangan :

N :Jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu

T : Menunjukkan jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir dan interval tertentu suatu pengamatan.

(28)

Indeks Vigor

Indeks vigor (IV) dihitung berdasarkan rumus L.O. Copeland (1977) dalam Kartasapoetra (2003) :

IV = G1 + G2 + G3 + .... + Gn D1 D2 D3 Dn Keterangan :

IV : Indeks vigor

G : Jumlah benih yang berkecambah pada hari tertentu D : Waktu yang bersesuaian dengan G

Bobot Segar Kecambah

Bobot segar kecambah diperoleh dengan cara menimbangmasing-masing kecambah normal setiap perlakuan dengan menggunakan timbangan analitik.

Kecambah yang digunakan masih dalam keadaan segar dan bersih dari pasir yang melekat.

Bobot Kering Kecambah

Bobot kering kecambah diperoleh dengan cara menimbang berat kering masing-masing kecambah normal pada perlakuan yang telah dimasukkan ke dalam oven 900C selama 24 jam sampai berat kecambah konstan. Sebelum dimasukkan ke dalam oven, terlebih dahulu kecambah dibersihkan dari pasir yang melekat.

Tinggi Tanaman

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran.

Pengukuran dilakukan mulai dari 1 MST sampai 8 MST. Tinggi tanaman diamati setiap minggu pada delapan tanaman yang di pilih dari total 20 tanaman per bak kecambahdengan menghitung tinggi dari pangkal batang.

(29)

Jumlah Daun

Pengamatan jumlah daun dilakukansetiap minggu mulai 1 MST sampai 8 MST dengan menghitung secara manual jumlah daun yang muncul pada delapan tanaman yang di pilih dari total 20 tanaman per bak kecambah.

(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Persentase Perkecambahan

Data pengamatan dan sidik ragam persentase perkecambahan tanaman sirsak dapat dilihat pada lampiran 13 dan 14 yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami berpengaruh nyata namun interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan tanaman sirsak .

Persentase perkecambahan tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT alami dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan persentase perkecambahan tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT alami

Skarifikasi

Pemberian Zat Pengtur Tumbuh ( ZPT) Alami

Rataan P0(Kontrol) P1(Air

Kelapa) (60%)

P2(Ekstrak Bawang Merah) (60%)

P3(Air Kelapa + Ekstrak

Bawang Merah) (60%)

S0(Kontrol) 21,67 38,33 41,7 41,7 35,83b

S1(Skarifikasi) 41,67 56,67 51,67 70,00 55a

Rataan 31,67b 47,5a 46,67a 55,83a

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 1. menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol dengan rataan perlakuan skarifikasi (55) kecambah dibanding perlakuan kontrol dengan rataan (35,83) .

(31)

Tabel 1. menunjukkan perlakuan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah , pemberian zpt ekstrak bawang merah dan pemberian zpt air kelapa memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan kontrol dengan rataan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah (55,83), pemebrian zpt ekstrak bawang merah(46,67) dan pemberian zpt air kelapa(47,5) . Laju Perkecambahan

Data pengamatan dan sidik ragam laju perkecambahan tanaman sirsak dapat dilihat pada lampiran 22 dan 23 yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami berpengaruh nyata namun interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan tanaman sirsak .

Tabel 2. Rataan laju perkecambahan tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT alami

Skarifikasi

Pemberian Zat Pengtur Tumbuh ( ZPT) Alami

Rataan P0(Kontrol) P1(Air

Kelapa) (60%)

P2(Ekstrak Bawang Merah) (60%)

P3(Air Kelapa + Ekstrak Bawang Merah) (60%)

S0(Kontrol) 36,15 26,65 34,13 28,12 31,26a

S1(Skarifikasi) 29,42 24,63 23,98 19,73 24,44b

Rataan 32,79a 25,64c 29,06b 23,92c

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 2. menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol dengan rataan perlakuan skarifikasi (24,44) hari dibanding perlakuan kontrol dengan rataan (31,26) hari.

(32)

Tabel 2. menunjukkan perlakuan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian zpt air kelapa dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dengan hasil rataan (23,92) hari.

Indeks Vigor

Data pengamatan dan sidik ragam Indeks Vigor tanaman sirsak dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9 yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami berpengaruh nyata dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap Indeks Vigor tanaman sirsak .

Tabel 3. Rataan indeks vigor tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT alami

Skarifikasi

Pemberian Zat Pengtur Tumbuh ( ZPT) Alami

Rataan P0(Kontrol) P1(Air

Kelapa) (60%)

P2(Ekstrak Bawang Merah) (60%)

P3(Air Kelapa + Ekstrak

Bawang Merah) (60%)

S0(Kontrol) 0,12e 0,31d 0,25d 0,33d 0,25

S1(Skarifikasi) 0,30d 0,49b 0,47c 0,76a 0,50

Rataan 0,21 0,40 0,36 0,55

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 3. menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol dengan rataan perlakuan skarifikasi (0,50) dibanding perlakuan kontrol dengan rataan (0,25) .

Tabel 3. menunjukkan perlakuan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan

(33)

perlakuan pemberian ekstrak bawang merah menunjukkan hasil yang berbeda nyata dibanding dengan kontrol dengan rataan perlakuan pemberian air kelapa (0,40) dan perlakuan pemberian ekstrak bawang merah (0,36) sedangkan kontrol (0,21) .

Tabel 3. menunjukkan interaksi perlakuan skarifikasi dan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dengan rataan (0,76) .

Tinggi Tanaman

Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman sirsak dapat dilihat pada lampiran 24-35 yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami pada minggu 3,4,5,6,7 dan 8 berpengaruh nyata dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman sirsak .

Tabel 4. Rataan tinggi tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT alami

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan

S0(Kontrol) 0,08d 0,53cd 0,08d 0,37d 0,26

S1(Skarifikasi) 0,22d 0,97bc 1,06b 2,10a 1,09

Rataan 0,15 0,75 0,57 1,23

S0(Kontrol) 0,44d 1,67c 0,66d 1,33cd 1,02

S1(Skarifikasi) 1,20cd 2,53b 2,71b 4,90a 2,83

Rataan 0,82 2,1 1,68 3,12

S0(Kontrol) 0,70e 2,67c 1,33de 2,82c 1,88

S1(Skarifikasi) 2,30cd 4,17b 4,09b 7,25a 4,45

Rataan 1,50 3,42 2,71 5,03

S0(Kontrol) 0,91d 3,46c 2,11cd 3,35c 2,46

S1(Skarifikasi) 3,14c 5,30b 5,47b 8,88a 5,7

Rataan 2,02 4,38 3,79 6,12

S0(Kontrol) 1,5d 4,05c 3,17cd 4,26c 3,25

S1(Skarifikasi) 4,2c 6,79b 6,50b 10,73a 7,05

Rataan 2,85 5,42 4,84 7,49

S0(Kontrol) 2,02d 4,78c 4,00cd 4,98c 3,95

S1(Skarifikasi) 5,08c 7,62b 7,39b 11,85a 7,98

Rataan 3,55 6,20 5,69 8,42

Rataan P0(Kontrol) P1(Air Kelapa)

(60%)

P2(Ekstrak Bawang Merah)

(60%)

P3(Air Kelapa + Ekstrak Bawang Merah) (60%)

MST Skarifikasi

Pemberian Zat Pengtur Tumbuh ( ZPT ) Alami

3

4

5

6

7

8

(34)

Tabel 4. menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol dengan rataan perlakuan skarifikasi (7,98)cm dibanding perlakuan kontrol dengan rataan (3,95) cm.

Tabel 4. menunjukkan perlakuan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dengan rataan (8,42) cm. Pada perlakuan pemberian air kelapa dan perlakuan pemberian ekstrak bawang merah menunjukkan hasil yang berbeda nyata dibanding dengan kontrol dengan rataan perlakuan pemberian air kelapa(6,20) cm dan perlakuan pemberian ekstrak bawang merah (5,69)cm sedangkan kontrol (3,55) cm.

Tabel 4. menunjukkan interaksi perlakuan skarifikasi dan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dengan rataan (11,85) cm. Pada perlakuan skarifikasi dan pemberian zpt air kelapa menunjukkan hasil rataan (7,62) cm memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan skarifikasi dan pemberian zpt ekstrak bawang merah dengan rataan (7,39) cm namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol dengan rataan (5,08 ) cm.

(35)

Grafik 1. Pertumbuhan tinggi tanaman sirsak hingga 8 mst.

Jumlah Daun

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah daun tanaman sirsak dapat dilihat pada lampiran 10-21 yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami pada minggu 3,4,5,6,7 dan 8 berpengaruh nyata dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman sirsak .

Tabel 5. Rataan jumlah daun tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT alami

(36)

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 5. menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol dengan rataan perlakuan skarifikasi (1,40) dibanding perlakuan kontrol dengan rataan (0,58) .

Tabel 5. menunjukkan perlakuan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dengan rataan (1,51) . Pada perlakuan pemberian air kelapa dan perlakuan pemberian ekstrak bawang merah menunjukkan hasil yang berbeda nyata dibanding dengan kontrol dengan rataan perlakuan pemberian air kelapa (0,98) dan perlakuan pemberian ekstrak bawang merah (0,90) sedangkan kontrol (0,57) .

Tabel 5. Menunjukkan interaksi perlakuan skarifikasi dan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dengan rataan (2,25).

S0(Kontrol) 0,02c 0,03c 0,02c 0,02c 0,02

S1(Skarifikasi) 0,02c 0,07bc 0,12ab 0,17a 0,09

Rataan 0,02 0,05 0,07 0,09

S0(Kontrol) 0,03d 0,22bcd 0,12d 0,15cd 0,13

S1(Skarifikasi) 0,10d 0,30bc 0,38b 0,77a 0,39

Rataan 0,07 0,26 0,25 0,46

S0(Kontrol) 0,12f 0,48cde 0,23ef 0,53bcd 0,34b

S1(Skarifikasi) 0,43de 0,77b 0,72bc 1,32a 0,81a

Rataan 0,28 0,63 0,48 0,93

S0(Kontrol) 0,18e 0,65bcd 0,37de 0,63cd 0,46b

S1(Skarifikasi) 0,75bc 0,93bc 0,95b 1,67a 1,08a

Rataan 0,47 0,79 0,66 1,15

S0(Kontrol) 0,27e 0,67d 0,53de 0,73d 0,55

S1(Skarifikasi) 0,83cd 1,13bc 1,18b 2,13a 1,32

Rataan 0,55 0,90 0,86 1,43

S0(Kontrol) 0,27d 0,73c 0,55cd 0,77c 0,58

S1(Skarifikasi) 0,87bc 1,22b 1,25b 2,25a 1,40

Rataan 0,57 0,98 0,90 1,51

MST Skarifikasi

Pemberian Zat Pengtur Tumbuh ( ZPT ) Alami

Rataan P0(Kontrol) P1(Air Kelapa)

(60%)

P2(Ekstrak Bawang Merah) (60%)

P3(Air Kelapa + Ekstrak Bawang Merah) (60%)

8 3

4

5

6

7

(37)

Grafik 2. Pertumbuhan Jumlah daun tanaman sirsak hingga 8 mst.

Bobot Basah

Data pengamatan dan sidik ragam Bobot Basah tanaman sirsak dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5 yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami berpengaruh nyata namun interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap Bobot basah tanaman sirsak .

Tabel 6. Rataan Bobot basah tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT alami

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

S0(Kontrol) 0,25 0,55 0,46 0,59 0,46b

S1(Skarifikasi) 0,83 0,86 0,99 1,37 1,01a

Rataan 0,54c 0,70bc 0,73b 0,98a

Skarifikasi

Pemberian Zat Pengtur Tumbuh ( ZPT ) Alami

Rataan P0(Kontrol) P1(Air Kelapa)

(60%)

P2(Ekstrak Bawang Merah)

(60%)

P3(Air Kelapa + Ekstrak Bawang Merah) (60%)

(38)

Tabel 6. menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol dengan rataan perlakuan skarifikasi (1,01) dibanding perlakuan kontrol dengan rataan (0,46) .

Tabel 6. menunjukkan perlakuan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dengan rataan (0,98) .

Bobot Kering

Data pengamatan dan sidik ragam Bobot kering tanaman sirsak dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7 yang menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami berpengaruh nyata namun interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering tanaman sirsak .

Tabel 7. Rataan Bobot kering tanaman sirsak pada perlakuan skarifikasi dan pemberian ZPT alami

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 7. menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol dengan rataan perlakuan skarifikasi (0,31) dibanding perlakuan kontrol dengan rataan (0,14) .

Tabel 7. menunjukkan perlakuan pemberian zpt air kelapa ditambah ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dengan rataan (0,30)g . Pada perlakuan pemberian zpt ekstrak

S0(Kontrol) 0,07 0,17 0,14 0,18 0,14b

S1(Skarifikasi) 0,25 0,26 0,30 0,41 0,31a

Rataan 0,16c 0,21bc 0,22b 0,30a

Skarifikasi

Pemberian Zat Pengtur Tumbuh ( ZPT ) Alami

Rataan P0(Kontrol) P1(Air Kelapa)

(60%)

P2(Ekstrak Bawang Merah)

(60%)

P3(Air Kelapa + Ekstrak Bawang Merah) (60%)

(39)

bawang merah menunjukkan hasil rataan(0,22)g yang berbeda nyata dengan kontrol (0,16)g namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan perendaman air kelapa dengan rataan (0,21)g.

Pembahasan

Pengaruh skarifikasi terhadap percepatan viabilitas benih sirsak ( Annonamuricata Linn.)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan skarifikasi berpengaruh nyata terhadap parameter persentase perkecambahan, indeks vigor, laju perkecambahan,tinggi tanaman,jumlah daun, bobot basah dan bobot kering tanaman sirsak .

Pada penelitian ini didapat bahwa pada perlakuan skarifikasi nyata meningkatkan semua parameter pada 8 mst. Hal ini dikarenakan skarifikasi membuat luka kulit biji yang keras pada tanaman sirsak sehingga memudahkan air masuk kedalam embrio tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Juniati (2017) Proses perkecambahan benih sirsak tergolong cukup sulit karena benih memiliki kulit yang keras . Benih sirsak membutuhkan perlakuan tertentu untuk mempercepat perkecambahannya. Salah satu perlakuan umtuk mempercepat perkecambahan yang dapat dilakukan adalah skarifikasi.

Pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh alami (zpt) alami terhadap percepatan viabilitas benih sirsak( Annonamuricata Linn.)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pemberian zpt alami berpengaruh nyata terhadap parameter persentase

(40)

perkecambahan, indeks vigor, laju perkecambahan,tinggi tanaman,jumlah daun, bobot basah dan bobot kering tanaman sirsak .

Pada penelitian ini perlakuan pemberian zpt air kelapa di dapat pengaruh yang nyata pada semua parameter pengamatan pada 8 mst hal ini dikarenakan air kelapa mengandung hormon sitokinin dan auksin yang merangsang pertumbuhan tunas dan akar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bey et al (2006) yang menyatakan bahwa air kelapa muda merupakan suatu bahan alami yang di dalamnya terkandung hormone seperti sitokinin 5,8 mg/l yang dapat merangsang pertumbuhan tunas dan mengaktifkan kegiatan jaringan atau sel hidup, hormone vauksin 0,07 mg/L dan sedikit giberelin serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan

.

Perlakuan pemberian zpt ekstrak bawang merah berpengaruh nyata pada semua parameter pengamatan pada 8 mst hal ini dikarenakan ekstrak bawang merang mengandung auksin yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Darojat et al (2014) Ekstrak bawang merah merupakan zat pengatur tumbuh alami yang mengandung Auksin. Pemberian ZPT ekstrak bawang merah pada konsentrasi 40% dan waktu perendaman selama 6 jam telah meningkatkan presentase daya kecambah, panjang hipokotil, Laju pertumbuhan dan Panjang akar benih kakao dibandingkan dengan tanpa perendaman.

(41)

Pengaruh skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami (zpt) alami terhadap percepatan viabilitas benih sirsak( Annona muricata Linn.)

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami berpengaruh nyata pada jumlah daun, tinggi tanaman dan indeks vigor tanaman sirsak.

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi skarifikasi dan pemberian zat pengatur tumbuh alami(air kelapa dan ekstrak bawang merah) berpengaruh nyata pada jumlah daun 8 mst sebesar 2,25 dan tinggi tanaman 8 mst sebesar 11,85 cm serta indeks vigor sebesar 0,76. Hal ini sesuai dengan pernyataan Juniati (2017) salah satu perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan adalah skarifikasi dan peryataan Bey et al (2006) hormon auksin dan giberelin menstimulasi pertumbuhan tanaman.

(42)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Perlakuan skarifikasi dan pemberian zpt alami memberikan pengaruh nyata pada parameter laju perkecambahan, indeks vigor, persentase perkecambahan, bobot kering, bobot basah , jumlah daun dan tinggi tanaman sirsak.

2. Perlakuan skarifikasi dan perendaman zpt air kelapa dan ekstrak bawang merah (S1P3) menunjukkan hasil terbaik pada tinggi tanaman dengan rataan 11,85 cm pada 8 mst. Selain itu juga menunjukkan hasil terbaik pada parameter jumlah daun sebesar 2,25 pada 8 MST.

3. Interaksi perlakuan skarifikasi dan perendaman zpt alami berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan indeks vigor tanaman sirsak.

Saran

Disarankanuntuk melakukan skarifikasi dan perendaman zpt alami air kelapa dan ekstrak bawang merah pada tanaman sirsak agar mendapatkan hasil yang baik.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Advinda.L., Andriani dan Novi. 2013. Induksi Perkecambahan Biji Sirsak (Annona muricata L.) menggunakan air kelapa muda. Universitas Negeri Padang. Padang.

Ashari,S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya . Universitas Indonesia. Jakarta.

Baskin, J.M. and C.C. Baskin. 2004. A classification system for seed dormancy.

Seed Science Research, 14, pp 1-16.

Bey, Y, Syafii, W. dan Sutrisna. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) dan Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan (Phalaenopsis ambilis BL) Secara In Vitro. Jurnal Universitas Riau. Pekanbaru.

Cartagena.,E. Fernandez., C. I. Medina and Lobo, M., O. Delgado. 2007.

Categorization of germination and dormancy of cherimoya (Annona cherimola L.) and sousop (Annona muricata Linn) seeds as a support for germplasm conservation programs. Agronomia Colombiana 25 (2), 231- 244.

Darojat,M.K, Resmisari,R.S, Nasichuddin,A. 2014. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.). Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Maulana Malik Ibrahim.Malang.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Ermawati, Nurmiaty.Y. dan Juhanda. 2013. Pengaruh Skarifikasi Pada Imbibisi dan Perkecambahan Benih Saga Manis ( Abruss precatorius L. ) . Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Juniati,C. 2017. Pematahan Dormansi Benih Sirsak (Annona Muricata L. ) Menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) dengan berbagai Konsentrasi dan Lama Perendeman. UGM. Yogyakarta.

Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta.

Kedari,T.S and Khan A.A. 2014. Guyabano ( Annona Muricata) : A Review of Its Traditional Uses Phytovhemistry and Pharmacology. Savitribai Phule Pune University Pune.

(44)

Love, K. and R. E. Paull. 2011. Soursop. Hawaii Tropical Fruit Growers. College of Tropical Agriculture and Human Resources, Department of Tropical Plant and Soil Sciences. University of Hawai’i at Manoa.

Masitoh,S. 2016. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah Terhadap Stek Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis (Web.) Britton &

Rose). Unilam. Bandar Lampung.

Pinto, A.C. 2005. Annona Species. Chapter 10 : Agronomy. International Centre for Underutilised Crops, University of Southampton, Southampton, So17 1BJ. United Kingdom, pp. 70-71.

Rukmana, R. 2015. Untung Berlipat dari Budi Daya Sirsak Tanaman Multi Manfaat. Lily Publisher. Yogyakarta. Hal. 2-46.

Sadjad S.; E. Murniati dan S. Ilyas. 1994. Parameter Pengujian Vigor Benih.PT Grasindo, Jakarta.

Savitri, S. V, H. 2005. Induksi Akar Stek Batang Sambung Nyawa (Gynura drocumbens (Lour) Merr.) Menggunakan Air Kelapa. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika (Pendekatan Biometrik) Penerjemah B. Sumantri. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sudjijo.2008.Petunjuk Teknis Budidaya Sirsak.Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Pnelitian dan Pengembangan Pertanian.Jakarta.

Sutopo,L. 1993. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta.

(45)

Lampiran1. Bagan percobaan

S1P0(2)

U

S

S0P1(1)

S0P2(2)

S0P2(1) S0P3(1) S1P1(1) S1P1(3) S0P0(1)

S1P2(1) S1P0(3) S1P3(2)

S1P2(2) S1P2(3) S0P0(2)

S0P1(2) S0P3(2)

S0P2(3) S0P0(3) S1P3(3)

S0P1(3) S1P0(1) S1P1(2) S0P3(3) S1P3(1)

(46)

Lampiran 2. Bagan Penanaman Pada Bak Kecambah

`

(47)

Lampiran 3. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8

Persiapan media perkecambahan X

Persiapan Benih X

Perlakuan Perendaman X

Penanaman Benih X

Pemeliharaan X X X X X X X X

Pengamatan Parameter

Laju Perkecambahan (hari) X X X X X X X

Indeks vigor X X X X X X X

Bobot segar kecambah(g) X

Bobot kering kecambah (g) X

Persentase Perkecambahan X

Tinggi tanaman x x x x x x X

Jumlah daun x x x x x x X

(48)

Lampiran 4. Data bobot basah Tanaman Sirsak 8 MST PERLAKUA

N

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,25 0,25 0,24 0,74 0,25

S0P1 0,56 0,40 0,68 1,64 0,55

S0P2 0,48 0,36 0,54 1,38 0,46

S0P3 0,59 0,48 0,71 1,78 0,59

S1P0 0,92 0,75 0,82 2,49 0,83

S1P1 0,79 1,03 0,77 2,58 0,86

S1P2 1,16 0,83 0,97 2,97 0,99

S1P3 1,60 1,36 1,16 4,11 1,37

TOTAL 6,35 5,45 5,90 17,69

RATAAN 0,79 0,68 0,74 0,74

Lampiran 5. Data Analisis Sidik Ragam Bobot basah Tanaman Sirsak 8 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 2,59 0,37 20,21 2,66 *

S 1 1,82 1,82 99,73 4,49 *

P 3 0,60 0,20 10,95 3,24 *

S X P 3 0,16 0,05 2,98 3,24 Tn

GALAT 16 0,29 0,02

TOTAL 23 2,88

FK 13,04

KK 18,35%

(49)

Lampiran 6. Data bobot kering Tanaman Sirsak 8 MST PERLAKUA

N

ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,07 0,08 0,06 0,21 0,07

S0P1 0,17 0,12 0,20 0,50 0,17

S0P2 0,14 0,11 0,17 0,43 0,14

S0P3 0,18 0,14 0,21 0,54 0,18

S1P0 0,28 0,23 0,25 0,76 0,25

S1P1 0,24 0,31 0,23 0,78 0,26

S1P2 0,35 0,25 0,29 0,90 0,30

S1P3 0,48 0,41 0,35 1,24 0,41

TOTAL 1,92 1,65 1,77 5,35

RATAAN 0,24 0,21 0,22 0,22

Lampiran 7. Data Analisis Sidik Ragam Bobot kering Tanaman Sirsak 8 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUA

N 7 0,24 0,03 20,39 2,66 *

S 1 0,17 0,17 100,67 4,49 *

P 3 0,05 0,02 10,96 3,24 *

S X P 3 0,02 0,01 3,06 3,24 Tn

GALAT 16 0,03 0,00

TOTAL 23 0,26

FK 1,19

KK 18,30%

(50)

Lampiran 8. Data indeks vigor Tanaman Sirsak 8 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,11 0,12 0,14 0,37 0,12

S0P1 0,32 0,25 0,37 0,94 0,31

S0P2 0,29 0,18 0,29 0,76 0,25

S0P3 0,37 0,27 0,35 0,99 0,33

S1P0 0,35 0,23 0,31 0,89 0,30

S1P1 0,42 0,56 0,49 1,47 0,49

S1P2 0,47 0,43 0,51 1,40 0,47

S1P3 0,83 0,77 0,68 2,29 0,76

TOTAL 3,15 2,80 3,15 9,10

RATAAN 0,39 0,35 0,39 0,38

Lampiran 9. Data Analisis Sidik Ragam Indeks vigor Tanaman Sirsak 8 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 0,79 0,11 34,08 2,66 *

S 1 0,37 0,37 112,71 4,49 *

P 3 0,35 0,12 35,03 3,24 *

S X P 3 0,07 0,02 6,92 3,24 *

GALAT 16 0,05 0,00

TOTAL 23 0,84

FK 3,45

KK 15,14%

(51)

Lampiran 10. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 3 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,00 0,00 0,05 0,05 0,02

S0P1 0,05 0,00 0,05 0,10 0,03

S0P2 0,00 0,05 0,00 0,05 0,02

S0P3 0,00 0,05 0,00 0,05 0,02

S1P0 0,00 0,00 0,05 0,05 0,02

S1P1 0,10 0,05 0,05 0,20 0,07

S1P2 0,15 0,10 0,10 0,35 0,12

S1P3 0,15 0,15 0,20 0,50 0,17

TOTAL 0,45 0,40 0,50 1,35

RATAAN 0,06 0,05 0,06 0,06

Lampiran 11. Data Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 3 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 0,07 0,01 11,70 2,66 *

S 1 0,03 0,03 36,13 4,49 *

P 3 0,02 0,01 7,13 3,24 *

S X P 3 0,02 0,01 8,12 3,24 *

GALAT 16 0,01 0,00

TOTAL 23 0,08

FK 0,08

KK 51,32%

(52)

Lampiran 12. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 4 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,00 0,05 0,05 0,10 0,03

S0P1 0,10 0,25 0,30 0,65 0,22

S0P2 0,05 0,25 0,05 0,35 0,12

S0P3 0,20 0,15 0,10 0,45 0,15

S1P0 0,10 0,00 0,20 0,30 0,10

S1P1 0,35 0,30 0,25 0,90 0,30

S1P2 0,40 0,25 0,50 1,15 0,38

S1P3 0,70 0,70 0,90 2,30 0,77

TOTAL 1,90 1,95 2,35 6,20

RATAAN 0,24 0,24 0,29 0,26

Lampiran 13. Data Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 4 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 1,16 0,17 19,08 2,66 *

S 1 0,40 0,40 46,31 4,49 *

P 3 0,46 0,15 17,77 3,24 *

S X P 3 0,29 0,10 11,33 3,24 *

GALAT 16 0,14 0,01

TOTAL 23 1,29

FK 1,60

KK 35,99%

(53)

Lampiran 14. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 5 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,10 0,10 0,15 0,35 0,12

S0P1 0,45 0,35 0,65 1,45 0,48

S0P2 0,20 0,25 0,25 0,70 0,23

S0P3 0,50 0,50 0,60 1,60 0,53

S1P0 0,70 0,15 0,45 1,30 0,43

S1P1 0,75 0,95 0,60 2,30 0,77

S1P2 0,80 0,55 0,80 2,15 0,72

S1P3 1,45 1,30 1,20 3,95 1,32

TOTAL 4,95 4,15 4,70 13,80

RATAAN 0,62 0,52 0,59 0,58

Lampiran 15. Data Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 5 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 2,89 0,41 19,25 2,66 *

S 1 1,31 1,31 60,89 4,49 *

P 3 1,35 0,45 20,97 3,24 *

S X P 3 0,24 0,08 3,65 3,24 *

GALAT 16 0,34 0,02

TOTAL 23 3,24

FK 7,94

KK 25,48%

(54)

Lampiran 16. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 6 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,15 0,15 0,25 0,55 0,18

S0P1 0,70 0,50 0,75 1,95 0,65

S0P2 0,25 0,50 0,35 1,10 0,37

S0P3 0,65 0,50 0,75 1,90 0,63

S1P0 0,80 0,65 0,80 2,25 0,75

S1P1 1,00 1,10 0,70 2,80 0,93

S1P2 1,15 0,60 1,10 2,85 0,95

S1P3 1,80 1,75 1,45 5,00 1,67

TOTAL 6,50 5,75 6,15 18,40

RATAAN 0,81 0,72 0,77 0,77

Lampiran 17. Data Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 6 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUA

N 7 4,21 0,60 20,77 2,66 *

S 1 2,28 2,28 78,79 4,49 *

P 3 1,50 0,50 17,22 3,24 *

S X P 3 0,43 0,14 4,98 3,24 *

GALAT 16 0,46 0,03

TOTAL 23 4,67

FK 14,11

KK 22,20%

(55)

Lampiran 18. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 7 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,25 0,25 0,30 0,80 0,27

S0P1 0,75 0,55 0,70 2,00 0,67

S0P2 0,40 0,50 0,70 1,60 0,53

S0P3 0,85 0,55 0,80 2,20 0,73

S1P0 1,00 0,70 0,80 2,50 0,83

S1P1 1,15 1,30 0,95 3,40 1,13

S1P2 1,30 0,95 1,30 3,55 1,18

S1P3 2,45 2,20 1,75 6,40 2,13

TOTAL 8,15 7,00 7,30 22,45

RATAAN 1,02 0,88 0,91 0,94

Lampiran 19. Data Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 7 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 6,80 0,97 27,61 2,66 *

S 1 3,57 3,57 101,26 4,49 *

P 3 2,42 0,81 22,93 3,24 *

S X P 3 0,82 0,27 7,73 3,24 *

GALAT 16 0,56 0,04

TOTAL 23 7,37

FK 21,00

KK 20,06%

(56)

Lampiran 20. Data jumlah daun Tanaman Sirsak 8 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,25 0,25 0,30 0,80 0,27

S0P1 0,75 0,60 0,85 2,20 0,73

S0P2 0,45 0,50 0,70 1,65 0,55

S0P3 0,85 0,55 0,90 2,30 0,77

S1P0 1,05 0,70 0,85 2,60 0,87

S1P1 1,25 1,35 1,05 3,65 1,22

S1P2 1,35 1,00 1,40 3,75 1,25

S1P3 2,60 2,40 1,75 6,75 2,25

TOTAL 8,55 7,35 7,80 23,70

RATAAN 1,07 0,92 0,98 0,99

Lampiran 21. Data Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Tanaman Sirsak 8 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 7,66 1,09 23,72 2,66 *

S 1 4,00 4,00 86,72 4,49 *

P 3 2,74 0,91 19,77 3,24 *

S X P 3 0,92 0,31 6,68 3,24 *

GALAT 16 0,74 0,05

TOTAL 23 8,40

FK 23,40

KK 21,75%

(57)

Lampiran 22. Data laju perkecambahan Tanaman Sirsak 8 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 38,20 36,00 34,25 108,45 36,15

S0P1 27,13 25,83 27,00 79,96 26,65

S0P2 36,55 34,16 31,67 102,38 34,13

S0P3 28,78 29,57 26,00 84,35 28,12

S1P0 26,22 33,42 28,63 88,27 29,42

S1P1 25,30 22,25 26,33 73,88 24,63

S1P2 21,80 26,70 23,45 71,95 23,98

S1P3 22,17 20,21 16,81 59,19 19,73

TOTAL 226,15 228,14 214,14 668,43

RATAAN 28,27 28,52 26,77 27,85

Lampiran 23. Data Analisis Sidik Ragam Laju perkecambahan Tanaman Sirsak 8 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 610,62 87,23 15,37 2,66 *

S 1 279,14 279,14 49,18 4,49 *

P 3 276,75 92,25 16,25 3,24 *

S X P 3 54,73 18,24 3,21 3,24 Tn

GALAT 16 90,81 5,68

TOTAL 23 701,43

FK 18616,61

KK 8,55%

(58)

Lampiran 13. Data persentase perkecambahan Tanaman Sirsak 8 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 25,00 20,00 20,00 65,00 21,67

S0P1 40,00 30,00 45,00 115,00 38,33

S0P2 45,00 30,00 50,00 125,00 41,67

S0P3 45,00 35,00 45,00 125,00 41,67

S1P0 45,00 40,00 40,00 125,00 41,67

S1P1 50,00 60,00 60,00 170,00 56,67

S1P2 50,00 50,00 55,00 155,00 51,67

S1P3 85,00 70,00 55,00 210,00 70,00

TOTAL 385,00 335,00 370,00 1090,00

RATAAN 48,13 41,88 46,25 45,42

Lampiran 14. Analisis Sidik Ragam Persentase perkecambahan Tanaman Sirsak 8 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 4279,17 611,31 10,12 2,66 *

S 1 2204,17 2204,17 36,48 4,49 *

P 3 1820,83 606,94 10,05 3,24 *

S X P 3 254,17 84,72 1,40 3,24 Tn

GALAT 16 966,67 60,42

TOTAL 23 5245,83

FK 49504,2

KK 17%

(59)

Lampiran 24. Data tinggi Tanaman Sirsak 3 MST

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATAAN

I II III

S0P0 0,00 0,00 0,23 0,23 0,08

S0P1 0,46 0,68 0,46 1,59 0,53

S0P2 0,00 0,25 0,00 0,25 0,08

S0P3 0,40 0,71 0,00 1,11 0,37

S1P0 0,00 0,40 0,27 0,66 0,22

S1P1 0,87 1,15 0,90 2,91 0,97

S1P2 1,17 0,68 1,35 3,19 1,06

S1P3 2,19 1,70 2,41 6,30 2,10

TOTAL 5,09 5,55 5,60 16,23

RATAAN 0,64 0,69 0,70 0,68

Lampiran 25. Data Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sirsak 3 MST.

SK DB JK KT F HIT F 5 % KET

PERLAKUAN 7 9,90181 1,41454 22,81984 2,6572 *

S 1 4,0755 4,0755 65,74719 4,494 *

P 3 3,64127 1,21376 19,58067 3,23887 * S X P 3 2,18504 0,72835 11,74988 3,23887 *

GALAT 16 0,9918 0,06199

TOTAL 23 10,8936

FK 10,9755

KK 36,82%

Gambar

Grafik 1. Pertumbuhan tinggi tanaman sirsak hingga 8 mst.
Tabel 5.  menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi memberikan pengaruh  yang  berbeda  nyata  dengan  kontrol  dengan  rataan  perlakuan  skarifikasi  (1,40)  dibanding perlakuan kontrol dengan rataan (0,58)
Grafik 2. Pertumbuhan Jumlah daun tanaman sirsak hingga 8 mst.

Referensi

Dokumen terkait

Sering kita mendengar atau membaca berita, dimana terjadi pelaku pelanggaran asusila dilakukan oleh seorang siswa terhadap siswa lainnya, seperti terjadinya

Pilihan strategi pada masing- masing jenis pembangkit tersebut adalah melalui pertimbangan pendapatan rumah tangga dalam mengakses listrik, biaya atau harga yang dibutuhkan untuk

Kesimpulan dari penelitian ini adalah aspal dapat dimodifikasi dengan karet alam, kekuatan optimum aspal diperoleh pada penambahan 1 phr karet

a) Bunga diakui atas dasar proporsi dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektiv aktiva tersebut. b) Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan

Persepsi masyarakat sekitar terhadap dampak pembangunan perumahan pada kondisi lingkungan dibagi menjadi lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, lingkungan budaya,

Berdasarkan Gambar 4.18 terlihat S 6 membuat tabel (representasi tabel) sesuai dengan bentuk fungsi yang ia temukan sebelumnya. Tabel yang digambar berisikan

Oleh sebab itu peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data