• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

Dewa Gede Surya Negara 1004205060

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

2016

(2)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

Dewa Gede Surya Negara 1004205060

DOSEN PEMBIMBING:

1. Ir. Ciptadi Trimarianto, Ph.D.

2. I Gusti Agung Bagus Suryada, ST., MT.

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

2016

(3)
(4)
(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali

 (0361) 703384, 703320 Fax : 703384 www.ar.unud.ac.id

SURAT PERNYATAAN

Mahasiswa : Dewa Gede Surya Negara

NIM : 1004205060

Jurusan : Teknik Arsitektur (Reguler)

Judul Tugas Akhir : Gedung Pertunjukan Teater Modern di Denpasar

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Denpasar, 18 Januari 2015

Dewa Gede Surya Negara NIM. 1004205060

(6)

i ABSTRAK

Perkembangan seni teater di Bali tidak terlepas dari pengaruh seni tradisional yang lahir dan berkembang dari akar budaya serta kebiasaan setempat. Perubahan teater tradisional menjadi teater modern terpengaruh.budaya luar (barat) yang pada masa itu memiliki pertunjukan yang disebut dengan opera yang apabila dibandingkan dengan teater tradisional bali serupa dengan gambuh dan arja. Denpasar yang sebelumnya masih merupakan daerah dari kabupaten badung, merupakan salah satu daerah tempat berkembangnya seni teater modern. Fasilitas gedung pertunjukan yang ada di Denpasar, sebagian besar lebih berkiblat pada bentuk pertunjukan teater tradisional yang memang merupakan kekhasan adat serta budaya BalI, sementara kebutuhan dari pementasan teater modern tidak sama dengan pertunjukan teater tradisional, maka perlu dibuatkan sebuah gedung pertunjukan khusus untuk seni teater Modern, yang tampilannya tetap menyuguhkan keindahan arsitektur Bali yang sudah dipadupadankan dengan bentuk yang modern (neo-vernakular).

(7)

ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah Seminar Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya.

Dalam kehidupan sekarang ini, masyarakat modern khusunya di denpasar, serta Bali pada umumnya, masih tetap memegang teguh adat serta kebudayaan yang diturunkan secara turun-temurun dari para leluhur, termasuk dalam seni pertunjukan.

Pada masa kerajaan di bali, dikenal seni gambuh yang merupakan suatu bentuk tarian klasik yang merupakan cikal bakal dari terbentuknya seni tari yang ada setelahnya seperti tarian arja dan drama gong, termasuk juga member pengaruh dalam terciptanya teater modern yang dikenal pada saat ini.

Perkembangan teater modern, dipengaruhi oleh masuknya budaya luar yang dikenal dengan seni opera. Kemudian berkembang seiring masa yang dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat di Indonesia, yang mangalami gejolak baik selama masa penjajahan sampai setelah masa kemerdekaan. Sementara di Bali sendiri, perkembangannya dibedakan dengan era sebelum adanya stasiun TVRI dan sesudah adanya stasiun TVRI.

Dilihat dari tempat pertunjukannya, di denpasar sendiri masih identik dengan gedung pementasan teater tradisional, seperti gedung art center dan panggung- panggung terbuka lainnya yang ada di daerah denpasar. Sementara gedung pertunjukkan untuk teater modern secara khusus, hampir tidak ada, maka dari itu diperlukan pengadaan gedung pertunjukan teater modern di Denpasar.

Pada kesempatan ini pula, ijinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu secara langsung maupun tidak langsung selama proses penulisan makalah ini. Terima kasih disampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD-KEMD., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana ;

2. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

(8)

iii 3. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

4. Bapak Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, MT., selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Sidang Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

5. Bapak Ir. Ciptadi Trimarianto, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing 1 Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir dan Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

6. Bapak I Gusti Agung Bagus Suryada, ST. ,MT., selaku Dosen Pembimbing 2 Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir dan Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

7. Orangtua, keluarga dan teman-teman, yang telah memberikan dorongan semangat dan moral selama berlangsungnya proses pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna serta memiliki banyak kekurangan. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terjadi kesalahan serta kekeliruan, dalam penulisan yang disengaja ataupun tidak disengaja.

Semoga nantinya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Denpasar, 2016 Penulis

Dewa Gede Surya Negara 1004205060

(9)

iv DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iv

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel xi

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan 4

1.4 Metode Perancangan 4

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data 4

1.4.2 Teknik Pembahasan 5

1.4.3 Teknik Penyimpulan 6

BAB II : PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG PERTUNJUKAN

TEATER MODERN 7

2.1 Pengertian 7

2.1.1 Pengertian Gedung Pertunjukan 7

2.1.2 Pengertian Teater 8

2.1.3 Perbedaan Teater Modern dan Teater Tradisional 10 2.1.4 Jenis-Jenis Pementasan Teater Modern 13

2.1.5 Jenis-Jenis Panggung 16

2.1.6 Penataan Auditorium 21

2.1.7 Utilitas Gedung Pertunjukan Teater 25

2.2 Teori Arsitektur 30

2.3 Teori Kebutuhan Manusia 32

2.4 Kajian Fasilitas Sejenis 32

2.4.1 Taman Budaya Art Center 33

2.4.2 Arena Kecak Catur Eka Budhi Kesiman 35

2.2.3 Bali Nusa Dua Theater 36

2.2.4 Tabel Hasil Studi Banding 37

(10)

v

2.5 Spesifikasi Umum 40

2.3.1 Definisi 40

2.3.2 Fungsi & Tujuan 40

2.3.3 Sistem Pengelolaan 40

2.3.4 Jenis Pementasan 41

2.3.5 Fasilitas 41

2.3.6 Persyaratan Lokasi 41

BAB III : STUDI PENGADAAN GEDUNG PERTUNJUKAN

TEATER MODERN DI DENPASAR 42

3.1 Gambaran Umum Kota Denpasar 42

3.1.1 Kondisi Fisik Kota Denpasar 43

3.1.2 Kondisi Non-Fisik Kota Denpasar 45 3.2 Tinjauan Lokasi Proyek Gedung Pertunjukan Teater Modern 53

3.2.1 Analisis S.W.O.T 53

3.2.2 Strategi S.W.O.T 55

3.3 Spesifikasi Khusus Proyek Gedung Pertunjukan Teater Modern 56

3.3.1 Definisi 56

3.3.2 Fungsi & Tujuan 56

3.3.3 Pemilihan Tampilan Arsitektur 57

3.3.4 Sistem Pengelolaan 57

3.3.5 Sistem Pelayanan 57

3.3.6 Jenis Kegiatan 58

3.3.7 Fasilitas 58

3.3.8 Lokasi 59

BAB IV : TEMA & PEMROGRAMAN 60

4.1 Tema 60

4.1.1 Pengertian Tema 60

4.1.2 Pendekatan Tema 61

4.1.3 Penentuan Tema 62

4.1.4 Perwujudan Tema 62

(11)

vi

4.2 Program Fungsional 64

4.2.1 Analisa Pelaku 64

4.2.2 Analisa Kegiatan 65

4.2.3 Kebutuhan Ruang 66

4.2.4 Analisa Kapasitas 67

4.3 Program Performansi 71

4.4 Program Arsitektural 72

4.4.1 Studi Besaran Ruang 72

4.4.2 HubunganRuang 76

4.4.3 Pengelompokan Ruang 76

4.4.4 Sirkulasi dan Organisasi Ruang 77

4.5 Program Tapak 79

4.5.1 Penentuan Kebutuhan Luas Tapak 79

4.5.2 Pemilihan Tapak (Makro) 79

4.5.3 Pemilihan Tapak (Mikro) 81

4.5.4 Analisis Tapak 84

BAB V : KONSEP PERANCANGAN 91

5.1 Konsep Perancangan Tapak 91

5.1.1 Konsep Entrance 91

5.1.2 Konsep Zoning 94

5.1.3 Konsep Bentuk Massa 96

5.1.4 Konsep Pola dan Orientasi Massa 97

5.1.5 Konsep Sirkulasi 98

5.1.6 Konsep Ruang Luar 100

5.1.7 Konsep Utilitas Tapak 102

5.2 Konsep Perancangan Bangunan 103

5.1.1 Konsep Entrance 103

5.1.2 Konsep Zoning 104

5.1.3 Konsep Sirkulasi 106

5.1.4 Konsep Fasad 107

5.1.5 Konsep Ruang Dalam 108

5.1.6 Konsep Struktur 110

5.1.7 Konsep Utilitas Bangunan 112

(12)

vii

Daftar Pustaka xii

Lampiran xiv

(13)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

Dewa Gede Surya Negara 1004205060

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

2016

(14)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

Dewa Gede Surya Negara 1004205060

DOSEN PEMBIMBING:

1. Ir. Ciptadi Trimarianto, Ph.D.

2. I Gusti Agung Bagus Suryada, ST., MT.

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

2016

(15)
(16)
(17)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali

 (0361) 703384, 703320 Fax : 703384 www.ar.unud.ac.id

SURAT PERNYATAAN

Mahasiswa : Dewa Gede Surya Negara

NIM : 1004205060

Jurusan : Teknik Arsitektur (Reguler)

Judul Tugas Akhir : Gedung Pertunjukan Teater Modern di Denpasar

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Denpasar, 18 Januari 2015

Dewa Gede Surya Negara NIM. 1004205060

(18)

i ABSTRAK

Perkembangan seni teater di Bali tidak terlepas dari pengaruh seni tradisional yang lahir dan berkembang dari akar budaya serta kebiasaan setempat. Perubahan teater tradisional menjadi teater modern terpengaruh.budaya luar (barat) yang pada masa itu memiliki pertunjukan yang disebut dengan opera yang apabila dibandingkan dengan teater tradisional bali serupa dengan gambuh dan arja. Denpasar yang sebelumnya masih merupakan daerah dari kabupaten badung, merupakan salah satu daerah tempat berkembangnya seni teater modern. Fasilitas gedung pertunjukan yang ada di Denpasar, sebagian besar lebih berkiblat pada bentuk pertunjukan teater tradisional yang memang merupakan kekhasan adat serta budaya BalI, sementara kebutuhan dari pementasan teater modern tidak sama dengan pertunjukan teater tradisional, maka perlu dibuatkan sebuah gedung pertunjukan khusus untuk seni teater Modern, yang tampilannya tetap menyuguhkan keindahan arsitektur Bali yang sudah dipadupadankan dengan bentuk yang modern (neo-vernakular).

(19)

ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah Seminar Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya.

Dalam kehidupan sekarang ini, masyarakat modern khusunya di denpasar, serta Bali pada umumnya, masih tetap memegang teguh adat serta kebudayaan yang diturunkan secara turun-temurun dari para leluhur, termasuk dalam seni pertunjukan.

Pada masa kerajaan di bali, dikenal seni gambuh yang merupakan suatu bentuk tarian klasik yang merupakan cikal bakal dari terbentuknya seni tari yang ada setelahnya seperti tarian arja dan drama gong, termasuk juga member pengaruh dalam terciptanya teater modern yang dikenal pada saat ini.

Perkembangan teater modern, dipengaruhi oleh masuknya budaya luar yang dikenal dengan seni opera. Kemudian berkembang seiring masa yang dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat di Indonesia, yang mangalami gejolak baik selama masa penjajahan sampai setelah masa kemerdekaan. Sementara di Bali sendiri, perkembangannya dibedakan dengan era sebelum adanya stasiun TVRI dan sesudah adanya stasiun TVRI.

Dilihat dari tempat pertunjukannya, di denpasar sendiri masih identik dengan gedung pementasan teater tradisional, seperti gedung art center dan panggung- panggung terbuka lainnya yang ada di daerah denpasar. Sementara gedung pertunjukkan untuk teater modern secara khusus, hampir tidak ada, maka dari itu diperlukan pengadaan gedung pertunjukan teater modern di Denpasar.

Pada kesempatan ini pula, ijinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu secara langsung maupun tidak langsung selama proses penulisan makalah ini. Terima kasih disampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD-KEMD., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana ;

2. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

(20)

iii 3. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

4. Bapak Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, MT., selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Sidang Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

5. Bapak Ir. Ciptadi Trimarianto, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing 1 Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir dan Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

6. Bapak I Gusti Agung Bagus Suryada, ST. ,MT., selaku Dosen Pembimbing 2 Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir dan Studio Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

7. Orangtua, keluarga dan teman-teman, yang telah memberikan dorongan semangat dan moral selama berlangsungnya proses pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna serta memiliki banyak kekurangan. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terjadi kesalahan serta kekeliruan, dalam penulisan yang disengaja ataupun tidak disengaja.

Semoga nantinya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Denpasar, 2016 Penulis

Dewa Gede Surya Negara 1004205060

(21)

iv DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iv

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel xi

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan 4

1.4 Metode Perancangan 4

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data 4

1.4.2 Teknik Pembahasan 5

1.4.3 Teknik Penyimpulan 6

BAB II : PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG PERTUNJUKAN

TEATER MODERN 7

2.1 Pengertian 7

2.1.1 Pengertian Gedung Pertunjukan 7

2.1.2 Pengertian Teater 8

2.1.3 Perbedaan Teater Modern dan Teater Tradisional 10 2.1.4 Jenis-Jenis Pementasan Teater Modern 13

2.1.5 Jenis-Jenis Panggung 16

2.1.6 Penataan Auditorium 21

2.1.7 Utilitas Gedung Pertunjukan Teater 25

2.2 Teori Arsitektur 30

2.3 Teori Kebutuhan Manusia 32

2.4 Kajian Fasilitas Sejenis 32

2.4.1 Taman Budaya Art Center 33

2.4.2 Arena Kecak Catur Eka Budhi Kesiman 35

2.2.3 Bali Nusa Dua Theater 36

2.2.4 Tabel Hasil Studi Banding 37

(22)

v

2.5 Spesifikasi Umum 40

2.3.1 Definisi 40

2.3.2 Fungsi & Tujuan 40

2.3.3 Sistem Pengelolaan 40

2.3.4 Jenis Pementasan 41

2.3.5 Fasilitas 41

2.3.6 Persyaratan Lokasi 41

BAB III : STUDI PENGADAAN GEDUNG PERTUNJUKAN

TEATER MODERN DI DENPASAR 42

3.1 Gambaran Umum Kota Denpasar 42

3.1.1 Kondisi Fisik Kota Denpasar 43

3.1.2 Kondisi Non-Fisik Kota Denpasar 45 3.2 Tinjauan Lokasi Proyek Gedung Pertunjukan Teater Modern 53

3.2.1 Analisis S.W.O.T 53

3.2.2 Strategi S.W.O.T 55

3.3 Spesifikasi Khusus Proyek Gedung Pertunjukan Teater Modern 56

3.3.1 Definisi 56

3.3.2 Fungsi & Tujuan 56

3.3.3 Pemilihan Tampilan Arsitektur 57

3.3.4 Sistem Pengelolaan 57

3.3.5 Sistem Pelayanan 57

3.3.6 Jenis Kegiatan 58

3.3.7 Fasilitas 58

3.3.8 Lokasi 59

BAB IV : TEMA & PEMROGRAMAN 60

4.1 Tema 60

4.1.1 Pengertian Tema 60

4.1.2 Pendekatan Tema 61

4.1.3 Penentuan Tema 62

4.1.4 Perwujudan Tema 62

(23)

vi

4.2 Program Fungsional 64

4.2.1 Analisa Pelaku 64

4.2.2 Analisa Kegiatan 65

4.2.3 Kebutuhan Ruang 66

4.2.4 Analisa Kapasitas 67

4.3 Program Performansi 71

4.4 Program Arsitektural 72

4.4.1 Studi Besaran Ruang 72

4.4.2 HubunganRuang 76

4.4.3 Pengelompokan Ruang 76

4.4.4 Sirkulasi dan Organisasi Ruang 77

4.5 Program Tapak 79

4.5.1 Penentuan Kebutuhan Luas Tapak 79

4.5.2 Pemilihan Tapak (Makro) 79

4.5.3 Pemilihan Tapak (Mikro) 81

4.5.4 Analisis Tapak 84

BAB V : KONSEP PERANCANGAN 91

5.1 Konsep Perancangan Tapak 91

5.1.1 Konsep Entrance 91

5.1.2 Konsep Zoning 94

5.1.3 Konsep Bentuk Massa 96

5.1.4 Konsep Pola dan Orientasi Massa 97

5.1.5 Konsep Sirkulasi 98

5.1.6 Konsep Ruang Luar 100

5.1.7 Konsep Utilitas Tapak 102

5.2 Konsep Perancangan Bangunan 103

5.1.1 Konsep Entrance 103

5.1.2 Konsep Zoning 104

5.1.3 Konsep Sirkulasi 106

5.1.4 Konsep Fasad 107

5.1.5 Konsep Ruang Dalam 108

5.1.6 Konsep Struktur 110

5.1.7 Konsep Utilitas Bangunan 112

(24)

vii

Daftar Pustaka xii

Lampiran xiv

(25)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Peta Kedudukan Teater dan Drama 9 Gambar 2.2 : Latar Panggung Tetar Tradisional dan Teater Modern 12

Gambar 2.3 : Teater Boneka 13

Gambar 2.4 : Pentas Drama Musikal 14

Gambar 2.5 : Teater Gerak 14

Gambar 2.6 : Pentas Drama 15

Gambar 2.7 : Teatrikalisasi Puisi 15

Gambar 2.8 : Panggung Arena 16

Gambar 2.9 : Panggung Proscenium 17

Gambar 2.10 : Panggung Thrust 18

Gambar 2.11 : Bagian – Bagian Panggung 19

Gambar 2.12 : Standar Ukuran Kursi Penonton 21

Gambar 2.13 : Desain Bentuk Kursi Penonton 22

Gambar 2.14 : Denah Auditorium dan Stage 23

Gambar 2.15 : Bentuk Penataan Auditorium 1 23

Gambar 2.16 : Bentuk Penataan Auditorium 2 24

Gambar 2.17 : Bentuk Penataan Auditorium 3 24

Gambar 2.18 : Tampak Penataan Auditorium dengan Balkon 24

Gambar 2.19 : Standar Penataan Auditorium 25

Gambar 2.20 : Standar Acuan Ruang Dimmer 26

Gambar 2.21 : Penempatan Tata Lampu 26

Gambar 2.22 : Penempatan Sound System 27

Gambar 2.23 : Alur Angin Ventilasi Silang 28

Gambar 2.24 : Bagan Sistem AC Central 28

Gambar 2.25 : Alat Sprinkler 29

Gambar 2.26 : Unit Fire Extinguisher dan Hydrant 29 Gambar 2.27 : Penataan Bentuk Interior Panggung Pertunjukan 31

Gambar 2.28 : Penataan Kursi Penonton 31

Gambar 2.29 : Gedung Ksrirarnawa 33

Gambar 2.30 : Interior Gedung Ksrirarnawa 33

Gambar 2.31 : Gedung Wantilan Baru 34

Gambar 2.32 : Interior Gedung Wantilan Baru 34

(26)

ix

Gambar 2.33 : Interior 1 Arena Kecak 35

Gambar 2.34 : Interior 2 Arena Kecak 35

Gambar 2.35 : Eksterior Bali Nusa Dua Theater 36 Gambar 2.36 : Interior Gedung Bali Nusa Dua Theater 37

Gambar 3.1 : Peta Pulau Bali 43

Gambar 3.2 : Peta Wilayah Kota Denpasar 44

Gambar 4.1 : Hubungan Konsep Dasar Arsitektur Bali 62

Gambar 4.2 : Tampilan Lansekap 63

Gambar 4.3 : Pemilihan Bahan 63

Gambar 4.4 : Struktur Organisasi 65

Gambar 4.5 : Alur Kegiatan Seniman 65

Gambar 4.6 : Alur Kegiatan Pengunjung 66

Gambar 4.7 : Alur Kegiatan Pengelola 66

Gambar 4.8 : Diagram Half Matrix 76

Gambar 4.9 : Organisasi Ruang 78

Gambar 4.10 : Peta Lokasi Tapak 81

Gambar 4.11 : Alternatif Tapak 1 82

Gambar 4.12 : Alternatif Tapak 2 83

Gambar 4.13 : Bentuk Tapak 85

Gambar 4.14 : View Tapak 85

Gambar 4.15 : Utilitas Tapak 86

Gambar 4.16 : Pengaruh Cuaca 86

Gambar 4.17 : Vegetasi Pada Tapak 87

Gambar 4.18 : Karakteristik Tapak 88

Gambar 4.19 : Built-Up Area 90

Gambar 5.1 : Sirkulasi Eksisting 92

Gambar 5.2 : Konsep Entrance 93

Gambar 5.3 : Tampilan Entrance 93

Gambar 5.4 : Konsep Dasar Zoning 95

Gambar 5.5 : Konsep Zoning 95

Gambar 5.6 : Bentuk Dasat 96

Gambar 5.7 : Konsep Bentuk Massa 97

Gambar 5.8 : Konsep Pola Massa 98

(27)

x

Gambar 5.9 : Standar Ukuran Kendaraan 99

Gambar 5.10 : Konsep Sirkulasi dan Parkir 100

Gambar 5.11 : Konsep Ruang Luar 101

Gambar 5.12 : Konsep Utilitas Tapak 102

Gambar 5.13 : Konsep Entrance Bangunan 104

Gambar 5.14 : Konsep Zoning Bangunan 105

Gambar 5.15 : Konsep Sirkulasi Pengunjung 106

Gambar 5.16 : Konsep Sirkulasi Seniman dan Pengelola 107

Gambar 5.17 : Konsep Tampilan Bangunan 108

Gambar 5.18 : Konsep Ruang Dalam 109

Gambar 5.19 : Konsep Dasar Modul 111

Gambar 5.20 : Struktur Atap 111

Gambar 5.21 : Bagan Saluran Listrik 112

Gambar 5.22 : Konsep Jaringan Listrik 112

Gambar 5.23 : Bagan Penyaluran Daya Pencahayaan 113

Gambar 5.24 : Tata Lampu 113

Gambar 5.25 : Bagan Penyaluran Daya Penghawaan 114

Gambar 5.26 : Alur Penyaluran AC Central 114

Gambar 5.27 : Bagan Penyaluran Daya Untuk Akustik 115

Gambar 5.28 : Tata Akustik 115

Gambar 5.29 : Bagan Saluran Air Bersih 116

Gambar 5.30 : Bagan Saluran Air Kotor 116

Gambar 5.31 : Konsep Jaringan Air 116

Gambar 5.32 : Jalur Evakuasi 117

Gambar 5.33 : Bagan Pembuangan Sampah 118

Gambar 5.34 : Konsep Pembuangan Sampah 118

(28)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Dimensi Kursi Penonton 22

Tabel 2.2 : Kajian Studi Banding 37

Tabel 2.3 : Poin Pertimbangan 39

Tabel 3.1 : Penduduk Kota Denpasar Menurut Umur Tahun 2013 45

Tabel 3.2 : Indikator Ketenagakerjaan Kota Denpasar Pada Tahun 2013 46

Tabel 3.3 : Jumlah Siswa dan Guru pada Tahun 2013 46

Tabel 3.4 : Data Komunitas Teater di Denpasar 47

Tabel 3.5 : Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Kota Denpasar 48 Tabel 4.1 : Klasifikasi Jenis Kegiatan 66

Tabel 4.2 : Kebutuhan Ruang 67

Tabel 4.3 : Kapasitas Pengelola 70

Tabel 4.4 : Program Performansi 71

Tabel 4.5 : Studi Besaran Ruang 72

Tabel 4.6 : Pembobotan Tapak (Makro) 80

Tabel 4.7 : Pembobotan Tapak Kota Denpasar (Makro) 80

Tabel 4.8 : Pembobotan Tapak (Mikro) 84

Tabel 4.9 : Pembobotan Tapak Alternatif (Mikro) 84

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan flowchart tersebut yaitu tahap pertama untuk pendeteksi lampu hidup, jika ya maka lampu akan menyala dan akan mendeteksi lampu pada pemadaman lampu, jika tidak maka

Dari hasil uji coba yang dilakukan langsung pada Lampu otomatis ternyata hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan, dimana bila intensitas cahaya kurang

Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan: - Haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes insipidus - Peningkatan permabilitas kapiler dan kehilangan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah mempelajari kinetika perubahan lama larut tablet effervescent sari buah markisa selama penyimpanan

Menurut Halim (1987:45) menyatakan bahwa salah satu faktor penentu suatu sistem perkawinan disebut sebagai endogami salah satunya adalah sistem perkawinan antara

1855 15071754010313 RESTON DAKHI Akuntansi Sudah Masuk Klarifikasi: Datang ke Sekertariat dengan membawa semua dokumen asli paling lambat 5 Agustus 2015.

Untuk melihat kemampuan tersebut digunakan beberapa indikator yaitu (1) menyajikan pernyataan matematika melalui gambar, (2) menemukan pola atau sifat dari gejala

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode writing workshop : (1) aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode writing wokshop pada peserta didik