• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL X Inovasi Struktur Dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia ISBN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL X Inovasi Struktur Dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia ISBN :"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL X-2014

Inovasi Struktur Dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL X-2014 PR OSIDIN G

05 Februari 2014

Program Pascasarjana,

Jurusan Teknik Sipil ITS,

Kampus ITS Sukolilo,

Surabaya 60111

(2)

SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL X-2014 TEMA:

INOVASI STRUKTUR DALAM MENUNJANG KONEKTIVITAS

PULAU DI INDONESIA

SURABAYA, 05 FEBRUARI 2014

(3)

SUSUNAN PANITIA

SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL X – 2014

PROGRAM STUDI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL FTSP-ITS

Pelindung : Dekan FTSP-ITS

Ketua Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS Sekjur I Teknik Sipil FTSP-ITS Sekjur II Teknik Sipil FTSP-ITS Koordinator PPs T. Sipil FTSP-ITS Ketua : Endah Wahyuni, S.T. MSc. Ph.D.

Wakil Ketua : Ir. Ervina Ahyudhanari, M.Eng. PhD Bendahara : Januarti Jaya Eka Putri, ST., MT., Ph.D

Debby Lusy F. T. H., SE

Sekretaris : Aniendhita Rizki Amalia, ST.MT Sie Dana : Ir. Faimun, MSc., PhD

Sie Editor : Dr. Tech. Pujo Aji, ST., MT.

Putu Tantri Kumalasari, ST. MT.

A. A. Ngr. Satria Damar Negara, ST.,MT.

Nastasia Festy Margini, ST. MT.

Sie Publikasi dan

Dokumentasi : Istiar, S.T. M.T.

Dimas W. L. Pamungkas, S.Kom Sie Konsumsi : Endang Trismiati, AM.d

Ferna Anis T.S Sie Acara : Dr. Ir. Edijatno

Yusronia Eka Putri, S.T. M.T.

Sie Perlengkapan : Data Iranata S.T.,M.T.,P.hD Achmad Fauzi

Djunarko Kesekretariatan dan : Robin

Pembantu Umum Wisang Adji Rasmana Eva Sundari, ST

(4)

Reviewer : Trijoko Wahyu Adi, ST. MT. Ph.D.

Dr. Ir. Ria A. A. Soemitro, M.Eng.

Ir. Hera Widyastuti, M.T., Ph.D Budi Suswanto, S.T. MT. Ph.D.

Prof. Dr.Ir. Nadjaji Anwar, MSc Prof. Ir. Noor Endah, MSc., Ph.D Suntoyo ST., Meng., Ph.D.

Ir. Faimun, MSc., Ph.D Prof. Dr. Ir. Triwulan, DEA Ir. Putu Artama W, MT., Ph.D.

Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SUSUNAN PANITIA ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

SAMBUTAN KETUA PANITIA... vii

DAFTAR ISI ... viii

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

ANALISA PEMILIHAN BENTUK BOX CULVERT DAN ABILITY TO PAY CALON PENGGUNA JARINGAN UTILITAS TERPADU DI KOTA

SURABAYA 1

Tri Joko Wahyu Adi, I Putu Artama Wiguna dan Anita Intan Nura Diana

QUALITY CONTROL PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROYEK

PERUMAHAN 11

Anton Soekiman dan Winner Yousman

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN

KAYU KEMPAS DAN BAJA RINGAN 19

Anton Soekiman dan Airin Milasari

PEMODELAN HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KETIDAKPASTIAN YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIAYA PROYEK KONSTRUKSI

MENGGUNAKAN BELIEF NETWORK 27

Fahirah F, Tri Joko Wahyu Adi dan Nadjadji Anwar

KEPUASAN WAKIL PEMILIK proyek TERHADAP KUALITAS LAYANAN

KONtRAKTOR 39

Herlita Prawentidan Muhamad Abduh

PENILAIAN KESIAPAN RANTAI PASOK BAJA RINGAN DI INDONESIA 47 Azaria Andreas dan Muhamad Abduh

PENGARUH PERILAKU TENAGA KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA YANG DIMODERASI FAKTOR PENGALAMAN KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI

SURABAYA 57

Iqbal Al Faris dan Feri Harianto

MODEL MANAJEMEN RISIKO PENGEMBANGAN PROPERTI PADA

KAWASAN PARIWISATA 65

I Wayan Muka dan M. Agung Wibowo

KAJIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI

DENGAN EARNED VALUE (STUDI KASUS PROYEK X, Y, Z) 75 Ari Kusuma

(6)

PERAN RANTAI PASOK MATERIAL KONSTRUKSI TERHADAP UPAYA PENURUNAN EMISI KARBON DIOKSIDA PADA INSDUTRI

KONSTRUKSI 85

Hermawan, Puti Farida Marzuki, Muhamad Abduh, dan R. Driejana

ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN

WADUK BAJULMATI 93

Anik Ratnaningsih dan Dwi Gesang Ageng Pangapuri

ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN DURASI PENYELESAIAN

PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI SURABAYA 103

Nuur Aziza Setiyowati dan I Putu Artama Wiguna

PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN MENGENAI

SENGKETA PADA PROYEK KONSTRUKSI 109

Felix Hidayat

ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA PEKERJAAN

ERECTION PIER HEAD PRECAST MENGGUNAKAN SHORING DENGAN TANPA SHORING (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN

LAYANG NON TOL ANTASARI-BLOK M, PAKET PASAR CIPETE) 119 Wahyu Candra Prasetya, ST

OPTIMASI SITE LAYOUT DENGAN METODE MULTI-OBJECTIVE PADA

PROYEK GEDUNG PUSAT RISET ITS 129

Cahyono Bintang Nurcahyo, Trijoko Wahyu Adi, dan Dinar Ariyanto

MANAJEMEN ASET DAN INFRASTRUKTUR

ANALISA OPTIMASI OPERASIONAL BENDUNGAN DI SUNGAI

BRANTAS HULU 141

Danu Rayendra Gandhi dan Nadjadji Anwar

STRATEGI PENGELOLAAN PDAM DELTA TIRTA DALAM

PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN AIR MINUM 151

Devi Andriany, Joni Hermana dan I.D.A.A. Warmadhewanti

PEMODELAN TRANSSHIPMENT UNTUK OPTIMASI BIAYA

TRANSPORTASI INDUSTRI HOT MIX 161

Efata Satya Nugraha, Tri Joko Wahyu Adi, dan Retno Indryani

UJI COBA AWAL MEMBANDINGKAN PERKIRAAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN HAMMER TEST, UPV TEST, DAN HASIL UJI

KEKUATAN TEKAN 171

Happy Silvana Anggraeni, Sonny Wedhanto, dan Eddy Eko Susilo

ANALISA POTENSI PEMANFAATAN RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT (RISHA) SEBAGAI ALTERNATIF RUMAH MURAH BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (Lokasi Penelitian :

Perumnas Labuapi, Kabupaten Lombok Barat) 181

Hardiani Pramitasari, Tri Joko Wahyu Adi, dan Retno Indryani

(7)

PENGARUH INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING (SCA) DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KINERJA PROYEK DI JAWA TIMUR 191

Rendy Kurnia Dewanta dan I Putu Artama Wiguna

ANALISIS PENENTUAN BOBOT KRITERIA PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL DENGAN METODE FUZZY AHP DI PROPINSI

KALIMANTAN TENGAH 199

Siti Kumaedah, Putu Artama W. dan A. Agung Gde Kartika

STRATEGI PENGELOLAAN ASET PDAM KABUPATEN LAMONGAN

DALAM UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN 209

Vina Citrasari, Joni Hermana, dan I.D.A.A. Warmadewanthi

KAJIAN RISIKO PENERAPAN KONTRAK BERBASIS KINERJA PADA

PROYEK PEKERJAAN JALAN NASIONAL 219

Betty Susanti, Reini D. Wirahadikusumah, Biemo W. Soemardi, dan Mei Sutrisno

MANAJEMEN DAN REKAYASA TRANSPORTASI

PREDIKSI WAKTU TEMPUH DAN TARIF YANG DIINGINKAN PENGGUNA SEPEDA MOTOR UNTUK MENGGUNAKAN TREM

SURABAYA PADA KORIDOR TERMINAL JOYOBOYO – JL RAJAWALI

SURABAYA 229

Adhi Muhtadi, dan Hera Widyastuti

PENGARUH ASBUTON BUTIR PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL LAPIS AUS ASBUTON (AC WC-ASB) TERHADAP KETAHANAN

STRIPPING DAN RUTTING 239

Arief Setiawan, Rahmatang Rahman, Mashuri, dan Muzzamil

KAJIAN KELAYAKAN DIMENSI ALUR PELAYARAN SUNGAI MUSI

TERHADAP KAPAL-KAPAL TONGKANG 249

Edi Kadarsa, Harun Alrasyid S. Lubis, Ade Sjafruddin, dan Russ Bona Frazila

EVALUASI LAIK FUNGSI JALAN PADA KORIDOR EKONOMI MP3EI DI

PULAU SULAWESI 257

Fadly Ibrahim, Edwin Dwi Putra, Indha Mutmainnah, dan Maswirahmah

RESPON KINERJA PERKERASAN KAKU JALAN NASIONAL TERHADAP

IMPLEMENTASI MP3EI KORIDOR EKONOMI SULAWESI 265 Fadly Ibrahim, Wahniar Hamid, Nur Khaerat Nur, dan Ardy Arsyad

KAJIAN PENERAPAN BUS TANPA BAYAR DI CENTRAL BUSINESS

DISTRICT KOTA PALEMBANG 273

Imam Basuki

(8)

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN UNTUK GEDUNG PUSAT

PERDAGANGAN GROSIR (WHOLESALE) DI KOTA SURABAYA 283 Miftachul Huda dan Hera Widyastuti

ANALISIS PENERAPAN SISTEM THREE IN ONE BERDASARKAN

KINERJA RUAS JALAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KEMACETAN

DI JALAN RAYA DARMO (SURABAYA) 293

Mochammad Choirul Rizal, Hera Widyastuti dan A. Agung Gde Kartika

STUDI PEMODELAN TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG PENYEBERANGAN KAPAL FERRY DI PELABUHAN UJUNG SURABAYA – KAMAL SETELAH BEROPERASINYA JEMBATAN

SURAMADU 301

R. Endro Wibisono, Wahju Herijanto, dan Hera Widyastuti

ANALISIS KINERJA ON STREET PARKING DI KABUPATEN HULU

SUNGAI TENGAH 311

Suryatin Hidayah, Hera Widyastuti., dan A. Agung Gde Kartika

MODEL PEMILIHAN MODA PERJALANAN KOMUTER DOMISILI WILAYAH PINGGIRAN KOTA MAKASSAR (Studi Kasus Perumahan

Pondok Asri III Sudiang) 321

Rais Rachman, Nur Ali, Slamet Trisutomo, dan Herman Parung

ANALISIS OPERASIONAL BIS KOTA TRAYEK PURABAYA-JEMBATAN

MERAH SURABAYA 331

Dwi Muryanto, Hera Widyastuti, dan Anak Agung Gde Kartika

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT DALAM

PEMANFAATAN MODA ANGKUTAN UMUM DI KOTA MANADO 341 Tampanatu P. F. Sompie, dan Syanne Pangemanan

TINGKAT PELAYANAN SERTA KETERSEDIAAN SARANA ANGKUTAN

PENYEBERANGAN PELABUHAN MANADO 349

Syanne Pangemana dan Tampanatu Sompie

TEST MICROSTRUCTURE PERMEABLE PAVEMENT USED DOMATO STONE AS LOCAL MATERIAL FROM BANGGAI ISLAND WITH

ADEDTIVE BNA BLAND PERTAMINA 359

Firdaus Chairuddin; Wihardi Tjaronge; Muhammad Ramli, dan Johannes Patanduk

ANALISA TEKNIS PEMANFAATAN CORN METHYL ESTHER SEBAGAI

SUBTITUSI MARINE DIESEL OIL (mdo) PADA MOTOR DIESEL 371 Heni Siswanti, Aguk Zuhdi M.F, dan I Made Ariana

PEMBEBANAN JARINGAN JALAN PERKOTAAN YOGYAKARTA 379 J.Dwijoko Ansusanto, Ahmad Munawar, Sigit Priyanto, dan Bambang Hari Wibisono4

(9)

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL KERETA API SRIWEDARI EKSPRESS

JURUSAN SOLO – YOGYA 389

Wahju Herijanto dan Bayu Rosida Sumantri

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT TREM DI JALAN RAYA DARMO

SURABAYA 399

Wahju Herijanto dan Zuhri Muhis

PENGARUH PENAMBAHAN WETFIX-BE TERHADAP KETAHANAN PENGELUPASAN DAN ALUR PADA CAMPURAN PANAS BETON

ASPAL LAPIS AUS ASBUTON (AC-WC Asb) 409

Arief Setiawan, Ratnasari Ramlan, dan Moh Yani

FEKTIFITAS JARINGAN JALAN MAMMINASATA (STUDI KASUS

PENYEMPITAN PADA RUAS JALAN LINGKAR MAMMINASATA) 419 Yusuf Harun, Wihardi Tjaronge, Sakti Adji Adisasmita,dan Nur Ali

ASSESSMENT TO A MAX-PLUS ALGEBRA POWER OPERATION ON UN- WEIGHTED TANSPORTATION NETWORK MODEL OF ITS BEHAVIOR,

CONNOTATION AND UTILIZATION 429

Hitapriya Suprayitno, Indrasurya B. Mochtar, dan Achmad Wicaksono

STRUKTUR

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU INELASTIK PADA SISTEM RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIK MENGGUNAKAN LINK WF DAN

TUBULAR DENGAN METODE PERFORMANCE BASED DESIGN 437 Abdul Somad, Budi Suswanto, dan Hidayat Sugihardjo

STUDI KETAHANAN BALOK BETON BERTULANG PASKA LELEH

DIPERKUAT LEMBARAN GFRP AKIBAT BEBAN FATIK 447

Arbain Tata, Rudy Djamaluddin, Herman Parung, danM. Wihardi Tjaronge

PERILAKU ELEMEM BALOK KOLOM KASTELLA AKIBAT BEBAN

BOLAK BALIK 457

Junus Mara, Herman Parung, Jonie Tanijaya, dan Rudy Djamaluddin

PENGARUH LINGKUNGAN LAUT TERHADAP EFEKTIFITAS GFRP

SHEET SEBAGAI BAHAN PENGUAT ELEMEN LENTUR 467

Mufti Amir Sultan , Rudy Djamaluddin, Herman Parung dan M. Wihardi Tjaronge

PENINGKATAN KEKUATA KOLOM BERONGGA UNTUK MEMIKUL

BEBAN MAKSIMUM 477

Safrin Zuraidah, Ikhsan, dan K Budihastono

PEMODELAN DENGAN PROGRAM BERBASIS ELEMEN HINGGA DALAM ANALISA PERILAKU PELAT BETON BERTULANG KETIKA TERKENA

API 487

Wahyuniarsih Sutrisno, dan Endah Wahyuni

(10)

EVALUASI KERENTANAN BANGUNAN AKIBAT PENGARUH GEMPA (STUDI KASUS GEDUNG-GEDUNG FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN) 497

Yanuar Haryanto, Nanang Gunawan Wariyatno, dan Prisca Evelyn Yulianita

PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG YANG BERISI

STYROFOAM 511

Yasser1, Rudy Djamaluddin, M. Wihardi Tjaronge, dan Herman Parung

PERILAKU PENGGUNAAN MODEL STRUKTUR PENUNJANG DAN PENGIKAT (STRUT-AND-TIE MODEL) PADA BALOK BETON MUTU

NORMAL UNTUK TINGGI BALOK 1500 MM. 521

Agus Sugianto dan Andi Marini Indriani

ALIKASI EVALUASI CEPAT STRUKTUR BETON TERHADAP GEMPA

PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI PEKANBARU 535

Alex Kurniawandy, Andy Hendri, dan Muhammad Akbar Muttaqin

PENGEMBANGAN MODEL SAMBUNGAN BALOK KOLOM PADA STRUKTUR PORTAL BETON TERKEKANG BERTULANGAN BAMBU

TAHAN GEMPA 545

B. Sri Umniati, Nindyawati, Sri Murni Dewi, dan Agoes S. MD

KAJI PEREDAMAN VORTEX INDUCED VIBRATIONS PADA GEDUNG

TINGGI MENGGUNAKAN TUNED MASS DAMPER 557

Matza Gusto Andika, Rianto Adhy Sasongko, dan Leonardo Gunawan

STUDI PERILAKU DINDING GESER PELAT BAJA (STEEL PLATE SHEAR

WALL) TERHADAP KONFIGURASI PENGAKU LATERAL 567

Ramdan Taufiq Nussa, Budi Suswanto, dan Hidayat Sugihardjo

STATE OF THE ART PENGEKANGAN EKSTERNAL UNTUK RETROFIT

KOLOM BETON BERTULANG 579

Utari Khatulistiani, Tavio, dan I G. P. Raka

DAKTILITAS BALOK BETON PRATEKAN PARSIAL PRATARIK DENGAN LEKATAN BERPENAMPANG PERSEGI SETELAH

MENDAPAT BEBAN BERULANG TERBATAS. 597

I Gusti Putu Raka

STUDI PEMODELAN STRUKTUR SUBMERGED FLOATING TUNNEL 611 Endah Wahyuni, Heppy Krisjanto, Djoko Irawan, dan Syayhuddin Sholeh

PENGUJIAN KUALITAS BATAKO SESUAI DENGAN PERSYARATAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN

MENENGAH (UMKM) SUMBER LANGGENG MOJOKERTO 619

Yusroniya Eka Putri

(11)

MANAJEMEN DAN REKAYASA SUMBER DAYA AIR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH LAJU EROSI TERHADAP INTENSITAS HUJAN DENGAN KEMIRINGAN LERENG BERBEDA

PADA JENIS TANAH PASIR KELANAUAN 629

Abdul Rivai Suleman, Muhammad Saleh Pallu, Johannes Patanduk, dan Tri Harianto

KAJIAN ASPEK HIDROLOGI LAHAN GAMBUT SEBAGAI CALON

LOKASI/TAPAK PLTN 639

Akhmad Khusyairi

PENGARUH STRUKTUR BANGUNAN KRIB TERHADAP SEDIMENTASI

DAN EROSI DI SEKITAR KRIB DI SUNGAI 645

Bambang Sujatmoko

EVALUASI KINERJA EMBUNG AIR BAKU DI PULAU MADURA 657 Eny Setyoningrum, Edijatno, dan Theresia Sri Sidharti

ANALISA POTENSI CURAH HUJAN UNTUK PENERAPAN SISTEM

RAINWATER HARVESTING DI KOTA PALEMBANG 667

Imroatul C. Juliana, M. Syahril Badri K, M. Cahyono, dan Widjaja Martokusumo

OPTIMASI PEMANFAATAN WADUK BENING UNTUK IRIGASI DENGAN

GOAL PROGRAMMING 677

Kholivia Desi Ekasari

KEBUTUHAN KONSERVASI SUMBERDAYA AIR DI HULU DAS

BRANTAS UNTUK PEMBENTUKAN MODEL DESA KONSERVASI DI

KOTA BATU 689

Kustamar , Togi H. Nainggolan, dan Agung Witjaksono

KAJIAN TERHADAP SISTEM MANAJEMEN PADA RESERVOIR PDAM TIRTAULI KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA

PEMATANGSIANTAR 699

Novdin M Sianturi

KAJIAN SISTEM DRAINASE DI JALAN M.H.THAMRIN DAN JALAN IMAN

BONJOL KELURAHAN DWIKORA PEMATANGSIANTAR 711

Novdin M Sianturi dan Kataresada Ketaren

PEMODELAN HIDROLOGI HUJAN-ALIRAN DENGAN MENGGUNAKAN

DATA SATELIT 721

Sigit Sutikno, Manyuk Fauzi, dan Hamiduddin

STUDI PENGOPERASIAN RAWA JABUNG 731

Siti Mariyam, Nadjadji Anwar, dan Umboro Lasminto

PERBANDINGAN METODE ESTIMASI MUATAN SEDIMEN PADA RUAS

SUNGAI 741

Taufik Ari Gunawan, M. Syahril Badri Kusuma, M. Cahyono, dan Joko Nugroho

(12)

HASIL AMAN PENURAPAN AIRTANAH BERDASARKAN

KETERSEDIAAN AIRTANAH STATIS CAT PALU DI PROPINSI

SULAWESI TENGAH 751

Zeffitni, dan Yassir Arafat

STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAS

TAMBONG BANYUWANGI BERDASARKAN HSS US SCS 759

Zulis Erwanto dan Baroroh Baried

KAJIAN EKSPERIMENTAL KEDALAMAN GERUSAN DI KAKI

STRUKTUR BAWAH AIR 769

Chairul Paotonan, Hasdinar Umar, and Sherly Klara

PERAN PEMERINTAH DAN STAKEHOLDER TERHADAP KINERJA

KENDALI BANJIR KOTA MAKASSAR 779

Muhammad Idrus Ompo, Muh.Saleh Pallu, Lawalenna Samang, dan Farouk Maricar

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

ANALISA PONDASI PHYLON JEMBATAN MAHAKAM II KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR, SISI TENGGARONG DAN

SAMARINDA SEBELUM MENGALAMI KERUNTUHAN 789

Suwarno

KENDALA KONTRAKTOR DALAM MENERAPKAN GREEN

CONSTRUCTION UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA 801 Wulfram I. Ervianto

COASTAL ENGINEERING

EFEKTIFITAS STRUKTUR TERENDAM SEBAGAI BANGUNAN

PELINDUNG PANTAI 811

Sabaruddin Rahman, Daeng Paroka, Chairul Paotonan, dan Syahrir Husain

TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN

PENGARUH PENAMBAHAN TETES TEBU TERHADAP KEKEUATAN

TEKAN PAVING BLOCK 817

Aziza Audiaramadhani Malik, Sonny Wedhanto, dan Wahyo Hendarto Yoh

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO UNTUK BATA BETON RINGAN

BERSERAT DENGAN BAHAN PENGISI SERAT KENAF 821

Dimas P. Dibiantara, M Lutfi Manfaluthy, Januarti J. Ekaputri, dan Triwulan

PENGARUH ZONA JATUH FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON

MUTU NORMAL DAN MUTU TINGGI 829

Firdaus, dan Rosidawani

KARAKTERISTIKA MEKANIKA LAMINASI BILAH BAMBU PETUNG

AKIBAT BEBAN PUNTIR 837

Karyadi dan Prijono Bagus Susanto

(13)

PENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT

MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI 847 Puput Risdanaren, Triwulan, dan Januarti Jaya Ekaputri

KAJIAN POTENSI PENINGKATAN SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SEMEN

BERBASIS SERAT SINTETIS 857

Rosidawani , Iswandi Imran, Saptahari Sugiri, dan Ivindra Pane

CAMPURAN SERAT PADA PASTA DENGAN BAHAN DASAR LUMPUR

SIDOARJO 867

Triwulan, Januarti J E, dan Fadyah AT

PENGARUH KOMPOSISI MATERIAL UHPC TERHADAP PERILAKU KUAT

TEKAN MORTAR BETON 877

Krisnamurti, Ketut Aswatama W., dan Wiwik Yunarni W

PENELITIAN PENGARUH KOMPOSISI STEEL SLAG DALAM KEKUATAN

BETON MENGGUNAKAN UJI KUAT TEKAN BENTUR 885

Jati Iswardoyo

MANAJEMEN RESIKO BENCANA

KAJIAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA

SISTEM MANAJEMEN KEDARURATAN NUKLIR CANADA 893

Akhmad Khusyairi

ASESMEN KEANDALAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG

PASCA KEBAKARAN 901

Wahyu Wuryanti

GEOTEKNIK

ANALISA KELONGSORAN DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN

JENIS PADA TANAH RESIDUAL NGANTANG KABUPATEN MALANG 909 Dyah Pratiwi K., Ria Asih A. Soemitro, dan Dwa Desa Warnana

STUDI UNDRAINDED SHEAR STRENGTH DENGAN ALAT DIRECT SHEAR TEST DAN TRIAXIAL UU PADA TANAH LANAU DI

MoJOKERTO YANG MENGALAMI TEGANGAN AIR PORI NEGATIF 915 Luthfi Amri Wicaksonodan Indarto

MEKANISME DAN TEKNIK PERBAIKAN KELONGSORAN LERENG

ALAMI 923

Rivai Sargawi, Endra Susila,dan Aditya Hadyan Putra

STUDI KASUS PERKUATAN LERENG DENGAN MENGGUNAKAN SOIL

NAIL 931

Rivai Sargawidan Endra Susila

(14)

STUDI EFEKTIFITAS KEMIRINGAN TIANG GALAM DALAM

MEREDUKSI PENURUNAN PADA DEPOSIT TANAH LUNAK DENGAN

METODE NUMERIK 937

Suheriyatna, Lawalena Samang, M. Wihardi Tjaronge, dan Tri Harianto

ANALISA NUMERIK TIANG KOMBINASI PVD (HIBRID PILE) SEBAGAI

PERKUATAN EMBAKMENT JALAN PADA TANAH LUNAK 945

Yudha Sandyutama, Lawalena Samang, A.M. Imran, dan Tri Harianto

PENGARUH METODE PEMBERIAN BEBAN PRELOADINGTERHADAP

PERILAKU KUAT GESER TANAH LEMPUNG LUNAK 955

Andi Marini dan Agus Sugianto

PERAN LANDCOVER PADA PERMUKAAN TANAH LERENGAN GUNA MENGURANGI DAMPAK EROSI PERMUKAAN (STUDI EKSPERIMEN LABORATORIUM DENGAN MEMODELKAN LERENG DI SEKITAR JALAN PAWIYATAN LUHUR – BENDAN DHUWUR SEMARANG

SELATAN ) 967

Daniel Hartanto

PERAN INSTRUMENTASI GEOTEKNIK DALAM ANALISIS HITUNG

BALIK 977

Anton Junaidi dan Rivai Sargawi

PENGARUH KEDALAMAN MUKA AIR AWAL TERHADAP ANALISIS

STABILITAS LERENG TAK JENUH 985

Agus Setyo Muntohar dan Rio Indra Saputro

PENGARUH UKURAN, KEDALAMAN DAN SPASI PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL (SWALLOW FOUNDANTION) DI ATAS TANAH LEMPUNG

LUNAK 991

Arief Alihudien, Rovi Budi Hamduwibawa, dan Suhartinah

MUDFLOWS AND LANDSLIDES 1001

Budijanto Widjaja

(15)

STUDI KETAHANAN BALOK BETON BERTULANG PASKA LELEH DIPERKUAT LEMBARAN GFRP

AKIBAT BEBAN FATIK

Arbain Tata1, Rudy Djamaluddin2, Herman Parung3, danM. Wihardi Tjaronge4

1Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin/ Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Khaerun Ternate, email : arbatata@yahoo.co.id

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, e-mail : rudy0011@hotmail.com

3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, e-mail : herman_parung@hotmail.com

4Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, e-mail : tjaronge@yahoo.co.jp

ABSTRAK

Struktur yang telah mengalami penurunan kapasitas sebagai akibat dari usia struktur, korosi, kelebihan beban akibat gempa, pembebanan fatik akan mengalami penurunan kekuatan yang siknifikan sehingga mesti diganti atau diretrofit. Salah satu pertimbangan yang mendasari orang melakukan retrofit adalah faktor biaya, waktu dan perijinan mendirikan bangunan yang rumit. Dari segi biaya, melakukan retrofit lebih murah dibanding mendirikan bangunan baru. Sudah tentu metode retrofit cukup realistis dilakukan sehingga dapat meniadakan kelemahan-kelemahan tersebut. Bahan GFRP-S merupakan material yang sangat baik untuk digunakan dalam perkuatan struktur beton bertulang karena: murah, ringan, tahan korosi dan kekuatan yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban fatik terhadap kapasitas lentur balok beton bertulang dan mengetahui efek perkuatan menggunakan GFRP terhadap ketahanan pada pembebanan fatik balok beton bertulang berskala penuh (full-scale) dengan ukuran 300x500x6000 mm sebanyak 4 benda uji. Perilaku lentur balok uji dalam menerima pembebanan fatik menunjukkan perilaku lelah balok uji dengan beban berulang yang lebih kecil antara 15–60 % dari beban ultimate pembebanan statik. Pada kondisi ini, diperoleh nilai lendutan pada pembebanan fatik lebih besar dibandingkan pada pembebanan statik. Perkuatan GFRP menunjukkan terjadinya peningkatan kapasitas balok uji. Persentase peningkatan kekuatan pembebanan statik dengan perkuatan GFRP sebesar 4.4 %. Sementara persentase peningkatan kekuatan pada pembebanan fatik 75 kN sebesar 4.7%, pembebanan 167.5 kN sebesar 4.2%, dan pembebanan 260 kN sebesar 2.9%.

Kata Kunci: beban fatik, GFRP-S, kapasitas lentur balok beton bertulang

1. PENDAHULUAN

Perkuatan pada konstruksi beton bertulang menjadi hal yang sangat penting, terlebih pada struktur yang telah mengalami penurunan kekuatan akibat umur, pengaruh lingkungan, perubahan fungsi struktur, desain awal yang kurang, kelemahan perawatan, ataupun kejadian-kejadian alam seperti gempa bumi. Masa guna elemen struktur beton bertulang bisa diartikan bahwa elemen struktur beton bertulang sudah tidak mampu menahan beban berulang. Untuk jembatan jalan raya (Highway bridge), beban kendaraan dalam waktu tertentu dapat menyebabkan retak mikro, perambatan retak (crack propagation) dan akhirnya mengalami keruntuhan (failure) bila keadaan batas lelah (fatigue limit state) terlampaui. Pada struktur lepas pantai, beban lingkungan yang ada terutama beban akibat gelombang yang bersifat siklik dan juga dapat terjadi karena gerakan dari struktur itu sendiri yang berlangsung secara berulang-ulang (fatik). Oleh sebab itu diperlukan adanya analisa kelelahan struktur akibat beban berulang maupun siklik pada sebuah struktur.

(16)

2. LANDASAN TEORI

Balok Beton Bertulang Normal dengan GFRP

Fungsi perkuatan dengan sistem komposit FRP adalah untuk meningkatkan kekuatan atau memberikan peningkatan kapasitas lentur, geser, axial dan daktilitas, atau berbagai kombinasi diantaranya. Daya tahan FRP yang tinggi lebih ekonomis digunakan pada lingkugan korosif dimana baja akan mudah berkarat. Penggunaan FRP lebih populer mengingat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh seperti bobot unit yang kecil, mudah diaplikasikan dan ditangani, biaya instalasi dan pemeliharaan yang rendah.

Kerugian yang paling prinsip penggunaan FRP sebagai sistem perkuatan adalah harga material yang relatif lebih mahal. Pada situasi tertentu, bagaimanapun, FRP memberikan jalan keluar yang paling ekonomis dalam masalah perkuatan karena secara dramatis dapat menekan biaya tenaga kerja (Meier and Erki, 1997). FRP dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas lentur dan geser balok beton bertulang, lentur pelat, desak, geser dan lentur kolom. FRP dalam bentuk lembaran, plat atau batangan dapat dipasang pada permukaan balok atau plat yang mengalami peregangan sebagai perkuatan lentur. Sebagai perkuatan geser balok, lembaran FRP dapat direkatkan pada sisi balok.Penggunaan pada kolom, lembaran FRP atau pelapisan dapat ditempatkan pada bagian luar kolom untuk meningkatkan daktilitas dan kekuatan.

Karakteristik Material GFRP

Material GFRP merupakan material perkuatan serat kaca dengan sejumlah jenis untuk aplikasi tertentu. Pada penelitian ini digunakan jenis S atau R-Glass, yang diproduksi untuk ekstra kekuatan tinggi dan modulus yang tinggi.

Tabel 1: Karakteristik material GFRP (Fyfo.Co LLC) SIFAT MATERIAL GFRP

KEADAAN LEPAS KEADAAN KOMPOSIT

SIFAT MATERIAL NILAI TEST SIFAT

MATERIAL

NILAI TEST

TEST DESAIN

Tegangan Tarik 3.24 Gpa Tegangan Ultimate dalam arah utama

575 Mpa 460 Mpa

Modulus Tarik 72.4 Gpa Regangan 2.20% 2.20%

Regangan Maks 4.50% Modulus Tarik 26.1 Gpa 20.9 Gpa

Kerapatan 2.55 g/cm3 Tegangan Tarik Ultimate 90˚ dari

25.8 Mpa 20.7 Mpa

Tebal Fiber 0.36 mm Tebal Komposit 1.3 mm 1.3 mm

Sumber : Fyfo.Co.LLC

(17)

Bahan Perekat

Bahan perekat adalah larutan yang digunakan untuk merekatkan serat fiber pada beton atau objek yang ingin diperkuat. Campuran bahan perekat terdiri dari bahan padat dan cair yang saling larut. Campuran komponen A dan komponen B dengan perbandingan 1:0,46. Bahan perekat yang digunakan pada penelitian ini adalah type SEH-51 dengan ultimate tensile strength dalam arah serat utama sebesar 575 MPa, dan tensile modulus sebesar 26.1 Gpa. Ketebalan 1 lapis komposit ini dalam aplikasi adalah 1.33 mm.

Kapasitas balok beton bertulang dengan FRP (ACI 440-2R-02)

Untuk perkutan lentur dengan FRP, perhitungan desain mengacu pada ACI committee 440. Perhitungan tersebut disajikan dalam rumus-rumus berikut. Dalam mendesain kekuatan lentur diperlukan faktor reduksi terhadap momen yang terjadi. Dalam mendesain kekuatan lentur diperlukan faktor reduksi terhadap momen yang terjadi.

Dalam mendesain kekuatan lentur diperlukan faktor reduksi terhadap momen yang terjadi.

Mu Mn

 ... (1)

Untuk melindungi kemampuan lekatan FRP diberikan persamaan untuk menghitung koefisien lekatan yaitu : untuk n Ef tt ≤ 180.000 ... (2)

Dengan memberikan asumsi bahwa nilai regangan maksimum pada beton sebesar 0,003, maka regangan yang terjadai pada FRP dapat dihitung dengan persamaan (3). ... (3)

Setelah mendapatkan nilai regangan pada FRP, Nilai tegangan pada FRP dapat dihitung dengan persamaan (4) ... (4)

... ...(5)

... ...(6)

... ....….(7)

Dengan persamaan (8). Untuk perkuatan lentur ACI committee 440 merekomendasikan nilai faktor reduksi untuk FRP (ωf ) sebesar 0,85. ... (8)

Maka terlihat adanya penambahan pada kapasitas lenturnya sebesar (AsF.fyF.jdF).

Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan panambahan FRP kapasitas lenturnya meningkat. Kapasitas momen nominal perkuatan lentur dengan menggunakan FRP dapat dihitung

t

(18)

Gambar 2 : Regangan untuk metode ACI 440-2R-02

Pembebanan Fatik

Fatigue adalah salah satu jenis kerusakan/kegagalan yang diakibatkan oleh beban berulang. Ada 3 fase kerusakan akibat fatigue yaitu : pengintian retak (crack initiation), perambatan retak (crack propagation), dan patah statik (fracture). Formasi dipicu oleh inti retak yang dapat berawal dari lokasi yang paling lemah kemudian terjadi pembebanan bolak balik yang menyebabkan lokal plastisitas sehingga terjadi perambatan retak hingga mencapai ukuran retak kritis dan akhirnya gagal.

Sedangkan Secil (2004) menjelaskan proses fisik fatik, dari suatu specimen yang mendapatkan aksi tegangan tarik berosilasi pada magnitude yang cukup, maka retakan kecil akan berinisiasi, maka retakan akan terus membesar dalam arah ortoghonal terhadap arah beban tarik tersebut.

Pada kegagalan fatik yang khas, retak mikroskopik terbentuk titik dimana ada tegangan tinggi biasanya di pemusatan tegangan dan secara perlahan lahan membesar karena beban diberikan secara berulang-ulang. Apabila retak menjadi semakin besar sehingga bahan yang tersisa tidak menahan beban, maka fraktur tiba-tiba pada bahan terjadi dan tergantung pada sifat bahan, jumlah siklus untuk menghasilkan kegagalan fatik bisa bervariasi dari hanya sedikit saja hingga ratusan juta siklus.

Data-data yang didapat akan digunakan untuk memplot kurva ketahanan, atau diagram S-N, dimana tegangan gagal (S) diplot versus banyaknya siklus (N) hingga gagal. Kurva ketahanan seperti terlihat pada gambar 2. menunjukkan bahwa semakin kecil tegangan, semakin banyak siklus yang menyebabkan kegagalan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini jumlah benda uji yang dibuat sebanyak empat benda uji, yaitu : B1, A1,B2 dan A2).

Pembebanan statik.

Pengujian dengan pembebanan statik dilakukan dengan set-up pengujian sebagai berikut. Benda Uji balok beton bertulang ditempatkan pada loading frame dan tumpuan dikondisikan rol-rol pada kedua ujungnya.Pembebanan dilakukan di dua titik secara simetris dengan jarak 1500 mm antar titik pembebanan dan sejauh 2000 mm dari masing-masing tumpuan. Pembebanan dilakukan dengan bantuan hidraulick jack dan

Tf Ts

a/2

ᵋ=0,003 0,85 f‘c

b

h df d

d‘

c

bf

a=β1. c

t

a. Potongan Penampang b. Diagram Regangan c. Diagram Tegangan dan Kopel Momen

C

(19)

load cell. Untuk mengetahui defleksi yang terjadi maka pada balok uji dipasang tiga buah LVDT (Linear Variable Displacement Tranducer).Satu buah ditempatkan pada tengah bentang dan dua buah di bawah masing-masing beban.

Untuk mengukur regangan beton dipasang strain gauge pada sisi tekan terluar balok (Cu), 10 cm ke bahah badan benda uji (C1), dan 20 cm ke bawah benda uji (C2).

Sedangkan untuk mengukur regangan tarik maka dipasang strain gauge pada tulangan dan GFRP.Data pertambahan beban, defleksi, dan regangan tercatat melalui data logger. Pembebanann akan dihentikan jika benda uji sudah runtuh dan data logger yang membaca besarnya beban dari load cell tidak bertambah.

Pembebanan fatik.

Cara pengujian dengan pembebanan fatik sama dengan pembebanan statik.Benda Uji balok beton bertulang ditempatkan pada loading frame dan tumpuan dikondisikan rol- rol pada kedua ujungnya. Pembebanan dilakukan di dua titik secara simetris dengan jarak 1500 mm antar titik pembebanan dan sejauh 2000 mm dari masing-masing tumpuan. Pembebanan dilakukan dengan bantuan hidraulick jack dan load cell. Untuk mengetahui defleksi yang terjadi maka pada balok uji dipasang tiga buah LVDT (Linear Variable Displacement Tranducer).Satu buah ditempatkan pada tengah bentang dan dua buah di bawah masing-masing beban.

Sistem pembebanan dengan frekuensi sebesar 1.25 Hz bergoyang secara vertikal dengan persentase pembebanan minimal 17 % dan maksimal 60 %.

Untuk mengukur regangan beton dipasang strain gauge pada sisi tekan terluar balok (Cu), 10 cm ke bahah badan benda uji (C1), dan 20 cm ke bawah benda uji (C2).

Sedangkan untuk mengukur regangan tarik maka dipasang strain gauge pada tulangan dan GFRP.Data penambahan beban, defleksi, dan regangan tercatat melalui data logger.

Pembebanann akan dihentikan jika benda uji sudah runtuh dan data logger yang membaca besarnya beban dari load cell tidak bertambah.

Benda Uji Untuk Beban Fatik dan Statik

Adapun jenis balok uji yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut : a. Balok uji statik control (B1)

b. Balok uji statik perkuatan GFRP efektif (A1).

(20)

c. Balok uji statik perkuatan GFRP full (A2).

d. Balok uji fatik perkuatan GFRP (B2).

Gambar 3 : Profil memanjang balok uji B2, A1, A2, B2

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian beban fatik dilakukan pada beton tanpa perkuatan sampai pada kondisi baja tulangan leleh (Balok uji B2). Pengujian fatik pada benda uji dilakukan dengan sistem pembebanan berulang bersiklus log cycle. Kondisi pengujian adalah sebagai berikut:

Gambar 3. menunjukkan kondisi pengujian dengan LVDT di sisi tengah benda uji.

Pembacaan berdasar pada jumlah log cycle beban berulang dengan frekuensi 1,25 Hz.

Pola penggambaran sesuai manual load Min = 75.00 kN, Mid = 167.50 kN, dan Max = 260.00 kN yang dilakukan pada log cycle yang telah ditentukan sebelumnya. Grafik menunjukkan hubungan lendutan yang terjadi dengan banyaknya siklus yang menyebabkan kegagalan. Gambar 4. menunjukkan lendutan yang terjadi pada saat dilakukan pengujian beban fatik. Terlihat kondisi benda uji yang lelah menerima beban bergoyang menghasilkan bacaan yang tidak konstant mengalami penurunan.

(21)

Gambar 4: Grafik hubungan log cycle dengan lendutan tengah balok uji

Tabel 2 : Perbandingan nilai lendutan pada pembebanan statik dan pembebanan fatik tanpa perkuatan GFRP

No Nilai Pembebanan (kN)

Nilai Lendutan

Pembebanan Statik (mm)

Pembebanan Fatik (mm)

1 75.00 4.50 21.69

2 167.50 11.00 32.10

3 260.00 19.25 40.61

Tetapi secara keseluruhan hasil penelitian di atas menunjukkan perbandingan kondisi lendutan yang terjadi pada nilai beban yang sama untuk pembebanan statik. Beban 75.00 kN pada pembebanan fatik sampai pada cycle 1.000.000 kali 21.69 mm lebih besar dibandingkan nilai lendutan pengujian statik 4.50 mm. Berikut pada pembebanan 167.50 kN sebesar 32.10 mm lebih besar dibandingkan 11.00 mm pada pengujian statik.

Begitu pula pada pembebanan 260.00kN memiliki nilai lendutan 40.61 mm lebih besar dibandingkan 19.25 mm pada pengujian statik. Tabel 2. Kondisi ini menunjukkan besarnya selisih lendutan yang terjadi pada pembebanan statik lebih dari 2 kali dengan kondisi lendutan pada pembebanan fatik. Gambar 5 menunjukkan pola perilaku baja tulangan tarik dalam beton bertulang atau benda uji. Bertambahnya jumlah cycle beban dengan frekuensi yang tetap terlihat regangan yang terjadi meningkat pula. Namun, dengan adanya kemampuan elastisitas baja sehingga pengaruh pembebanan berulang untuk regangan baja itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan getas pada balok uji, namun pada kesimpulannya nilai regangan baja akan semakin besar seiring bertambahnya jumlah cycle dan lebih besar dibandingkan pada pembebanan statik.

167.50 kN 260.00 kN

75.00 kN

(22)

Gambar 5 : Grafik hubungan log cycle dengan regangan baja tulangan

Kondisi kelelahan pada benda uji terlihat jelas pada kondisi beton pada kejadian retak pada proses pembebanan. Penambahan siklus pembebanan terlihat sangat berpengaruh pada kerusakan balok uji pada permukaan beton sampai pada retak horizontal pada sisi tekan balok uji. Gambar 6 menunjukkan perilaku lentur pada balok uji B2 setelah perkuatan GFRP.

Gambar 6 : Grafik hubungan log cycle dengan lendutan balok uji GFRP pembebanan fatik

Hasil pembacaan nilai lendutan yang terjadi menunjukkan pengaruh GFRP sama dengan perilaku perkuatan pada pembebanan statik. Nilai lendutan pada masing-masing pembebanan pembacaan lebih kecil dibandingkan dengan perilaku pembebanan statik.

260.00 kN

167.50 kN

75.00 kN

260.00 kN

167.50 kN

75.00 kN Regangan statik

(23)

Gambar 7 : Grafik hubungan log cycle dengan regangan baja tulangan pada balok uji GFRP pembebanan fatik

Tabel 3: Perbandingan Nilai Lendutan pada Pembebanan Statik dan Pembebanan Fatik pada perkuatan GFRP

No Nilai Pembebanan (kN)

Nilai Lendutan Pembebanan Statik

(mm)

Pembebanan Fatik (mm)

1 75.00 4.34 16.77

2 167.50 10.50 28.38

3 260.00 18.04 36.83

Gambar 7. menunjukkan pengaruh perkuatan pada pembebanan fatik. Terlihat perbandingan kondisi pada saat sebelum perkuatan dan setelah perkuatan dengan GFRP.Perkuatan GFRP menunjukkan selisih pembacaan yang lebih besar dibandingkan pada balok uji sebelum perkuatan. Kondisi ini menunjukkan bahwa lekatan GFRP pada pengujian yang sesuai dengan lekatan pada pembebanan statik belum mampu meningkatkan kapasitas tegangan seperti pada pengujian statik. Semoga selanjutnya akan ada pengujian dengan variasi perkuatan GFRP pada pengujian beban fatik.

5. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perilaku lentur balok uji dalam menerima pembebanan fatik menunjukkan perilaku

lelah balok uji dengan beban berulang yang lebih kecil antara 15 – 60 % dari beban ultimate pembebanan statik. Pada kondisi ini, diperoleh nilai lendutan pada pembebanan fatik lebih besar dibandingkan pada pembebanan statik.

(24)

2. Perkuatan GFRP menunjukkan terjadinya peningkatan kapasitas balok uji.

Persentase peningkatan kekuatan pembebanan statik dengan perkuatan GFRP sebesar4.4%. Sementara persentase peningkatan kekuatan pada pembebanan fatik 75 kN sebesar 4.7%, pembebanan 167.5 kN sebesar 4.2%, dan pembebanan 260 kN sebesar 2.9%.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Bonded FRP Systems for Strength Concrete Structures Reported by ACI Committee 440.

2. Amr A. Abdelrahman and Sami H. Rizkalla (1999), Deflection Control of Concrete Beams Pretensioned by CFRP Reinforcwements, Journal of Composites for Construction (ASCE), Vol. 3, No. 2; 55 – 62.

3. Fikri Alami, Ratna Widyawati (2010), Studi Eksperimental Perkuatan Geser Balok Beton Bertulang Dengan GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer), Jurnal Rekayasa, Volume 14 No, 2 : 109-124.

4. Fikri Alami, (2010), Perkuatan Lentur Balok Beton Bertulang Dengan GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer), Seminar dan Pameran Haki.

5. I Made Suardana Kader (2012), Kinerjia Balok Beton Bertulang Dengan Perkuatan Lentur Lembar CFRP Yang Divariasi Menurut Mutu Beton dan Jumlah Lapis Lembar CFRP, Jurnal Matgrix, Volume 2 No, 1 : 24-32.

6. J.D.Hall; P. M. Schuman; and H. R. Hamilton (2002), Ductile Anchorage for Connecting FRP Strengthening of Under-Reinforced Masonry Buildings, Journal of Composites for Construction (ASCE), Vol. 6, No. 1; 3 – 10.

7. Janos Gergely, Chris P. Pantildes and Lawrence D. Reaveley (2000), Shear Strengthening of RCT-Joints Using CFRP Composites, Journal of Composites for Construction (ASCE), Volume. 4, No. 2; 56 – 64.

8. Nikolaos Plevris; Thanasis C. Triantafillou and Daniele Veneziano (1995), Reliability of RC Members Strenghthened CFRP Laminates, Journal of Composites for Construction (ASCE), Vol. 121, No. 7; 1037 – 1044.

9. Vladimir A. Volnyy and Chris P. Pantelides,(1999), Bond Length of CFRP Composite Attached to Precast Concrete Walls,Journal of Composites for Construction (ASCE), Vol.

3, No. 4; 168 – 176.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai daerah administrasi, desa harus mampu mengelola desentralisasi fiskal dengan cara mengembangkan potensi desa, meningkatkan kerjasama antar desa, meningkatkan

Untuk pelaksanaan sterilisasi handscoen, 100% petugas mensterilisasi handscoen tidak sesuai dengan standar yaitu 70% (5 perawat dan 2 pekarya) tidak melakukan dekontaminasi

Lama kerja dalam kegiatan pertanian berhubungan dengan kejadian keracunan pestisida, karena diasumsikan bahwa semakin lama dan sering petani menangani pestisida

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil simpulan bahwa, antara kematangan beragama dengan karakter Al- Ḥ ir ṣ mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah IPMAFA

Sebelum pelakasanaan penelitian dilakukan terlebih dahulu peneliti mengadakan pra penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang nantinya digunakan untuk

Rajah 4 menunjukkan kacukan monohibrid antara dua ekor tikus yang mempunyai warna bulu yang berlainan.. Male Blackfrr Jantan Bulu hitam Diagram 4 Rajah 4 Female Whitetur

Unilever yaitu Molto Sekali Bilas, molto sekali bilas dirancang agar hemat energi dalam hal ini air dalam proses penggunaannya, awalnya molto sekali bilas

Penelitian ini terdiri atas dua siklus dan tiap siklus terdiri dari empat kali pertemuan (3 kali proses pembelajaran dan 1 kali tes evaluasi) serta tiap