• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

6 1. Sistem dan Prosedur

a. Pengertian Sistem

“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang pterpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.” Mulyadi (2010:5)

b. Pengertian Prosedur

“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.” Mulyadi (2010:5)

2. Sistem Akuntansi

“Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelola perusahaan.” Mulyadi (2010:3) 3. Tujuan Sistem Akuntansi

Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut:

a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.

(2)

b. Untuk menyediakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur infromasinya.

c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. (Mulyadi, 2010:19-20)

4. Sistem Informasi Akuntansi

“Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor, dan kreditur) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen)”. Baridwan (2011:3).

Prinsip-prinsip sistem informasi akuntansi yang efektif dan efisien mencakup:

a. Keefektifan Biaya

Sistem akuntansi harus efektif biaya. Manfaat informasi yang diberikan harus melebihi dalam biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan sistem tersebut.

(3)

b. Tingkat Kegunaan

Agar berguna, informasi harus dapat dimengerti, relevan, dapat diandalkan, tepat waktu, dan akurat. Pembuat sistem akuntansi harus mempertimbangkan kebutuhan dan tingkat pengetahuan berbagai macam pengguna.

c. Fleksibilitas

Sistem akuntansi seharusnya dapat mengakomodasi berbagai macam pengguna dan mengubah informasi yang dibutuhkan. Sistem harus cukup fleksibel dalam memenuhi perubahan permintaan informasi yang dibutuhkan.

5. Sistem Pengendalian Intern

“Sistem pengendalian intern terdiri dari struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk mengamankan data akuntansi mendorong efisiensi dan ditaatinya kebijakan manajemen”. Mulyadi (2010:163)

Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

(4)

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

6. Sistem Infromasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai a. Sistem Infromasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Penerimaan kas dalam perusahaan dagang berasal dari penjualan tunai dan penjualan secara kredit. Penjualan secara tunai dilakukan dengan cara pembeli diwajibkan terlebih dahulu membayarkan sejumlah harga sesuai dengan barang yang telah dibeli sebelum barang diserahkan sehingga oleh perusahaan akan langsung dilakukan pencatatan. Sedangkan penjualan secara kredit dilaksanakan dengan cara pembeli melakukan pembayaran sesuai tanggal jatuh waktu tempo yang telah diberikan oleh perusahaan namun barang akan secara langsung diserahkan sehingga akan langsung dicatat oleh perusahaan sebagai piutang.

Penjualan tunai terjadi dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, menurut Mulyadi (2010:455) sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan : 1) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam

jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.

(5)

2) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

3) Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai yaitu prosedur penerimaan kas dari over-the counter sales.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai prosedur sistem penerimaan kas dari penjualan tunai :

1) Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang keperusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran kekasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli.

Dalam over-the counter sale ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli.

Penerimaan kas dari over-the counter sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini:

a) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di bagian penjualan

b) Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang tunai, cek pribadi (personal check) , atau kartu kredit

(6)

c) Bagian Penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli

d) Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli e) Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank

f) Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan

g) Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.

Jika kas yang diterima berupa cek pribadi, bank penjual (bank yang penjual memiliki rekening giro di dalamnya) kemudian akan mengurus check clearing tersebut ke bank pembeli (bank yang pembeli memiliki rekening giro di dalamnya). Jika kas yang diterima berupa kartu kredit, bank penjual yang merupakan penerbit kartu kredit langsung menambah saldo ke rekening giro penjual setelah dikurangi dengan credit card fee (yang berkisar 2,5% sampai dengan 4%). Bank penerbit kartu kredit inilah yang secara periodik melakukan penagihan kepada pemegang kartu kredit.

(7)

Gambar 1

Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sales

Sumber : Mulyadi (2010:457)

b. Fungsi Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

“ Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah Fungsi penjualan, Fungsi kas, Fungsi gudang, Fungsi pengiriman, Fungsi akuntansi ” Mulyadi (2010:462)

1) Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

2) Fungsi Kas

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.

Bagian

Penjualan Pembeli

Bagian Akuntansi

Bagian Kasa

Bank Bagian

Pengiriman Barang

Pembeli memesan barang

Pembeli Membayar Harga barang (2)

Bagian Penjualan Memerintahkan Bagian

Pengiriman menyerahkan Barang kepada pembeli

Bagian Pengiriman menyerahkan barang

kepada pembeli (1)

(6) Bagian Akuntansi mencatat pendapatan

penjualan

(4)

Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas

dari penjualan tunai (7)

(5)

Bagian kasa menyetorkan kas ke

bank

(8)

3) Fungsi Gudang

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

4) Fungsi Pengiriman

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

5) Fungsi Akuntansi

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini akan bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.

c. Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

(1) Jumlah pendapatan penjualan produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu

(2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai

(3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu (4) Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan

produk tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamt

(9)

pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai

(5) Kuantitas produk yang dijual

(6) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan

(7) Otorisasi pejabat yang berwenang. Mulyadi (2010:462-463)

d. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

1) Faktur Penjualan Tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

Formulir kartu penjualan tunai dapat digunakan untuk merekam data mengenai nama pembeli dan alamat pembeli, tanggal transaksi, kode dan nama barang, kuantitas, harga satuan, jumlah harga, nama bank kode wiraniaga, otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi. Faktur penjualan tunai diisi oleh fungsi penjualan yang berfungi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan kedalam jurnal penjualan. Tembusan faktur ini dikirimkan oleh fungsi penjualan ke fungsi pengiriman sebagai perintah penyerahan barang kepada pembeli yang telah melaksanakan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

(10)

Tembusan faktur ini juga berfungsi sebagai slip pembungkus (packing slip) yang ditempelkan oleh fungsi pengiriman di atas pembungkus, sebagai alat identifikasi bungkusan barang.

Gambar 2 Faktur Penjualan Tunai

Toko Buku Remaja

Jl.Lawo 15, Yogyakarta 55213

Telepon (0274) 63539, Fax(0274) 86104

FAKTUR PENJUALAN TUNAI

Nama Pembeli Alamat Tanggal Nomor

Nomor Urut

Kode Barang

Nama

Barang Satuan Harga

Satuan Kuantitas Jumlah harga

Jumlah

Dicatat dalam Buku Pembantu

Dicatat dalam

Jurnal Diserahkan Dijual

Tanggal Tanda Tangan

Sumber : Mulyadi (2010:464)

(11)

2) Pita Register Kas (Cash Register Tape)

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas (cash register). Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.

3) Credit Card Sales Slip

Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu kredit.

4) Billing of Lading

Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.

(12)

5) Faktur Penjualan COD

Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.

Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya barang oleh pelanggan. Tembusan faktur penjualan COD digunakan perusahaan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh pelanggan.

(13)

Gambar 3 Faktur Penjualan COD

Toko Buku Remaja

Jl.Lawo 15, Yogyakarta 55213

Telepon (0274) 63539, Fax(0274) 86104

FAKTUR PENJUALAN COD

Nama Pembeli Alamat Tanggal Nomor Bill

of Lading

Nomor 125897689 Nomor

Urut

Kode

Barang Nama Barang Satuan Harga

Satuan Kuantitas Jumlah harga

Jumlah

Dicatat dalam Buku

Pembantu

Dicatat dalam Jurnal

Diterima oleh

pelanggan Diserahkan Dijual Tanggal

Tanda Tangan

Sumber : Mulyadi(2010:467) 6) Bukti Setor Kas

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari penjualan tunai ke bank.

Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah

(14)

ditandatangani dan dicap oleh bank sebagi bukti penyetoran kas kebank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.

Gambar 4 Bukti Setor Bank

BANK ARTA SELAMAT No.987679 Yogyakarta Tgl………

BUKTI SETOR BANK

Nama: Bank No.Cek Jumlah Rupiah

No.Rekening:

Tanda tangan penyetor

Credit Card Sales Slip Uang tunai

Jumlah

Jumlah Rupiah Pengesahan Bank

Sumber : Mulyadi (2010:468) 7) Rekap Harga Pokok Penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Data yang direkam dalam dokumen ini berasal dari kolom “jumlah harga” dalam kolom “pemakaian”. Dokumen ini digunakan digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti

(15)

memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. Mulyadi (2010:468)

Gambar 5

Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan REKAP HARGA POKOK PENJUALAN

Bulan Nomor Tgl.Pembuatan

Kode

Rekening Nama Persediaan Jumlah Rupiah

Departemen Akuntansi Biaya Bagian Kartu Persediaan

Sumber : Mulyadi (2010:218)

e. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan dari Penjualan Tunai

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

1) Jurnal Penjualan

Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan.

(16)

2) Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai

3) Jurnal Umum

Dalam trnasaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.

4) Kartu Persediaan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan digudang

5) Kartu Gudang

Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan digudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Mulyadi (2010:469)

(17)

f. Unsur Pengendalian Intern

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

1) Organisasi

a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas b) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi

c) Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi

2) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai

b) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut

c) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit

d) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai e) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi

dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai

(18)

3) Praktik yang sehat

a) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan

b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya

c) Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern

g. Bagan Alir Dokumen Berbagai Sistem Penerimaan Kas

(19)

Gambar 6

Sistem Penerimaan Kas dari Over-the –Counter Sale

Mulai

Menerima order dari pembeli

Mengisi faktur penjualan

tunai

3 FPT 1 2

1

Bagian Order Penjualan

Via Pembeli

Bagian Kasa

N

1

FPT 1

Menerima uang dari pembeli

Mengoperasi kan register

kas

PRK FPT 1

Mengisi bukti setor

bank

3 Bukti Setor 2

bank 1

3

Bukti Setor 2

bank 1 Menyetor kas

ke bank

5

Diserahkan N Ke bank

Bersama uang FPT = Faktur Penjualan Tunai

PRK = Pita Register Kas 2

3

(20)

Lanjutan

Bagian Gudang Bagian Pengiriman

2

FPT 2

Kartu Gudang

Menyerahkan barang

FPT 2

4

3

PRK FPT 1

FPT 2 4

Membanding kan FPT lb1 dan lb 2

Menyerahkan barang kepada pembeli

FPT 1 2

PRK

6

Untuk pembeli Bersama Barang sebagai Slip pembungkus

(21)

Lanjutan

Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan

6

PRK FPT 1

Jurnal Penjualan

7

5

Bukti Setor bank

Jurnal Penerimaan

Kas

8

RHPP Bukti Memorial

Jurnal Umum

N

Selesai

7

PRK FPT 1

Kartu Persediaan

N Membuat

rekapitulasi HPP

RHPP

Membuat bukti memorial

RHPP Bukti Memorial

8

Secara periodik

RHPP = Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan T

Sumber : Mulyadi (2010:476-477)

Berdasarkan gambar di atas maka Bagian Jurnal melakukan pencatatan transaksi Over-the –Counter Salesebanyak dua kali:

(1) Berdasarkan faktur penjualan tunai yang dilampiri dengan pita register kas, Bagian Jurnal mencatat transaksi Over-the –Counter Saleke dalam jurnal penjualann dengan jurnal sebagai berikut:

Penjualan Tunai xx

Pendapatan Penjualan xx

(22)

(2) Berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari Bagian Kasa, Jurnal mencatat penerimaan kas dari Over-the –Counter Saledi dalam jurnal penerimaan kas dengan jurnal sebagai berikut :

Kas xx

Penjualan Tunai xx

(3) Pencatatan harga pokok barang yang dijual dilakukan oleh Bagian Jurnal berdasarkan rekap harga pokok penjualan yang disusun atas dasar data yang direkam dalam kartu persediaan. Bukti memorial dicatat oleh Bagian Jurnal ke dalam jurnal umum dengan jurnal:

Harga Pokok Penjualan xx

Persediaan Produk Jadi xx

7. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang

a. Sumber penerimaan kas suatu perusahaan biasanya berasal dari pelunasan piutang dari debitur, karena sebagaian besar produk perusahaan tersebut dijual melalui penjualan kredit. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimanya. Untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan:

1) Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan pemindah bukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama

(23)

perusahaan (bukan atas unjuk), akan menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindah bukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening giro bank perusahaan.

b. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.

Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara:

melalui penagih perusahaan, melalui pos, melalui lock-box collection plan.

Di antara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari piutang seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan menggunakan cek atas nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak menerima pembayaran diatas cek. Dengan cek atas nama ini, perusahaan akan terjamin menerima kas dari debitur, sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak dpat menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.

Perlakuan terhadap cancelled check mempunyai dampak besar terhadap arus perpindahan kas dalam masyarakat. perlakuan cancelled check dalam sistem perbankan di Indonesia tidak mengembalikan cancelled check kepada nasabah yang mengeluarkan cek. Karena sistem perbankan tidak menyediakan bukti pembayaran berupa cancelled check , pihak yang menerima pembayaran berkewajiban untuk membuat bukti documenter yang menunjukkan telah diterimanya kas dari pembayar. Oleh

(24)

karena itu, seringkali dalam menagih piutang, kreditur diwajibkan untuk menyerahkan kuitansi lebih dulu sebelum cek diserahkan atau dikirimkan oleh debitur kepada kreidtur. Hal ini dilakukan karena dalam transaksi pembayaran dengan cek, pihak pembayar tidak memperoleh jaminan akan menerima tanda terima pembayaran dari pihak yang menerima cek. Aliran cek dalam sistem perbankan di Indonesia disajikan pada gambar berikut:

Gambar 7

Aliran Cek dala Sistem Perbankan di Indonesia

Sumber : Mulyadi (2010 : 486 )

Penerimaaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara : a. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Penagih Perusahaan

Menurut sistem pengendalian intern yang baik, semua penerimaan kas dari debitur harus dalam bentuk cek atas nama atau giro bilyet. Penerimaan kas dari debitur dalam bentu uang tunai memberikan peluang bagi penagih perusahaan melakukan penyelewengan kas hasil penagihan. Penerimaan kas dari debitur dalam bentuk cek tunai (cek atas unjuk) juga memberikan

Bank BNI

Pembayaran

Cek

Cek

Cek Bank Niaga

Penerimaan Pembayaran

Menulis Cek (1) Menulis Cek (2)

Clearing (5) Clearing (5)

Melakukan Endorcement atas

Cek Menyetor cek

ke bank

Cancelled check disimpan dalam arsip

bank

(25)

peluang bagi karyawan perusahaan untuk menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk keperluan pribadinya. Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:

1) Bagian piutang memebrikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan.

2) Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.

3) Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemebritahuan (remmit-tance advice)dari debitur

4) Bagian penagihan menyerahkan cek kepada Bagian Kasa.

5) Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting kedalam kartu piutang.

6) Bagian kasa mengirimkan kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur.

7) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan Endorsement oleh pejabat yang berwenang.

8) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut kebank debitur Sistem penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilukiskan pada gambar berikut.

(26)

Gambar 8

Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Penagih Perusahaan

Sumber : Mulyadi (2010 : 493 )

(27)

Gambar 9

Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Penagih Perusahaan

(28)

Lanjutan

Sumber : Mulyadi (2010 : 495 )

Dalam bagan alir tersebut, bagian penagihan melaksanakan penagihan piutang berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh bagian piutang atas dasar kartu piutang atau arsip faktur yang belum dibayar. Hasil penagihan dari debitur dilaporkan oleh bagian penagihan melalui daftar surat pemberitahuan. Daftar surat pemberitahuan dilampiri dengan surat

(29)

pemberitahuan diserahkan oleh bagian penagihan kepada bagian piutang.

Bagian piutang membandingkan hasil penagihan yang telah dilaporkan dalam daftar surat pemberitahuan dengan daftar piutang yang ditagih.

Dengan cara ini kegiatan bagian penagihan dicek oleh bagian piutang.

Daftar surat pemberitahuan dilampiri dengan cek diserahkan kebagian penagihan kasa. Bagian kasa melakukan Endorsemen atas cek dan kemudian menyetorkan ke bank. Bagian jurnal mencatat penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan didalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank. Jurnal yang dibuat oleh bagian jurnal adalah:

Kas xxx

Piutang Usaha xxx

b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos

Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini.

1) Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.

2) Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuan melalui pos.

3) Bagian sekretaris menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan (remmitance advice) dari debitur.

4) Bagian sekretaris menyerahkan cek kepada bagian kasa

(30)

5) Bagian sekretaris menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.

6) Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran dari debitr.

7) Bagian kas menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.

8) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.

Gambar 10

Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos

Sumber : Mulyadi (2010 : 496)

Bagian Penagihan

Bagian Penagihan

Debitur

Bagian Sekretaris

Bagian Piutang

Bagian Penjual Bagian Kassa

Bank Debitur Bagian penagihan mengirim faktur penjualan

kredit kepada debitur (1)

Debitur mengirim cek dan surat pemberitahuan pada saat piutang

jatuh tempo (2) Bagian sekretaris menerima

kiriman cek dan surat pemberitahuan dari debitur via kantor pos (3)

Bagian sekretaris menyerahkan cek kebagia kassa

Bagian Sekretaris menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting kedalm kartu piutang (5)

Bagian kasa menyetorkan cek ke bank setelah dilakukan endrosement oleh pihak yang berwenang atas cek tersebut (6)

(31)

Gambar 11

Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos

(32)

Lanjutan

Sumber : Mulyadi (2010 : 497)

c. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Melalui lock-box collection plan.

Problem yang dihadapi oleh perusahaan yang debiturnya tersebar luas di berbagai daerah geografis:

1) Jika debitur harus mengirimkan cek langsung ke perusahaan, diperlukan waktu perjalanan cek beberapa hari memalui pos.

2) Check clearing harus dilakukan antar bank yang jauh secara geografis, sehingga memerlukan waktu satu sampai dua minggu.

(33)

Manfaat dari Sistem Penerimaan Kas dengan lock-box collection plan.:

1) Pekerjaan pembuatan daftar surat pemberitahuan dipindahkan dari tangan fungsi secretariat perusahaan kebank.

2) Memberikan kemudahan bagi debitur dalam melakukan pembayaran uangnya.

3) Mempercepat proses Check clearing, sehingga mempercepat perusahaan memperoleh kas.

Prosedur penerimaan kas piutang melalui lock-box collection plan.:

1) Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.

2) Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke Po Box dikota terdekat.

3) Bank membuka Po Box dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima oleh perusahaan.

4) Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri dengan surat pemberitahuan dikirimkan oleh bank ke bagian secretariat.

5) Bank mengurus check clearing

(34)

6) Bagian secretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk mengkredit rekening pembantu piutang debitur yang bersangkutan

7) Bagian sekretariat menyerahkan daftar surat pemberitahuan kebagian kasa

8) Bagian kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke bagian jurnal untuk dicatat di dalam jurnal penerimaan kas.

Gambar 12

Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Melalui lock-box collection plan

Bagian Penagihan

Bank kreditur

Debitur

Bagian Sekretaris

Bagian Piutang

Banknya Debitur

Kantor pos Bagian penagihan mengirim faktur penjualan

kredit kepada debitur (1)

Banknya kreditur mengambil cek dan surat pemberitahuan dari kotak pos nasabah (3) Banknya kreditur

mengirim daftar surat pemberitahuan dan surat pemberitahuan (4)

Pada saat faktur jatuh tempo, debitur mengirim cek dan surat pemberitahuan ke kotak pos kreditur di kantor pos kota debitur (2)

Bagian Sekretaris menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting kedalm kartu piutang (5)

Check clearing

Sumber : Mulyadi (2010 : 499)

(35)

Gambar 13

Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Melalui lock-box collection plan.

Sumber : Mulyadi (2010 : 500)

a. Fungsi-fungsi yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang Fungsi – fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang sebagai berikut :

(36)

1) Fungsi sekretariat

Fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remittance ad-vice) melalui pos dari para debitur perusahaan.fungsi ini berada ditangan secretariat.

2) Fungsi penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Fungsi ini berada ditangan bagian penagihan.

3) Fungsi kas

Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan. Fungsi kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh. Fungsi kas berada ditangan bagian kas.

4) Fungsi akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. Fungsi ini berada ditangan bagian jurnal dan bagian piutang.

(37)

5) Fungsi pemeriksa intern

Fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodic. Fungsi ini berada ditangan bagian pemeriksa intern

b. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :

1) Surat pemberitahuan

Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang dilakukan. Dokumen ini berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur.

2) Daftar surat pemberitahuan

Dokumen ini merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan.

3) Bukti setor bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima sai piurtang ke bank.

4) Kwitansi

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagai para debitur yang telah melakukan pembayaran utang.

(38)

8. Sistem Komputer

Secara umum, sistem terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut.Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi sehingga perlu didukung oleh elemen-elemen yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan brainware. Brainware adalah manusia yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur sistem komputer. Perangkat keras (hardware) adalah peralatan komputer itu sendiri. Contoh : keyboard, mouse, monitor dan lain-lain. Perangkat lunak (software) adalah program yang berisi perintah- perintah untuk melakukan proses tertentu. Adapun klasifikasi perangkat lunak (software) sistem terbagi menjadi tiga macam yaitu :

a. Bahasa pemrograman: merupakan perangkat lunak yang bertugas mengkonversikan arsitektur dan algoritma yang dirancang manusia ke dalam format yang dapat dijalankan komputer, contoh bahasa pemrograman diantaranya : pascal, delphi, visual basic, fox pro, dan lain- lain.

b. Sistem Operasi: saat komputer pertama kali di hidupkan, sistem operasilah yang pertama kali dijalankan, sistem operasi yang mengatur seluruh proses, menterjemahkan masukan, mengatur proses internal, manajemen penggunaan memori dan memberikan keluaran ke peralatan yang bersesuaian, contoh sistem operasi: DOS, Unix. Windows7, dan lain-lain.

(39)

c. Utility: sistem operasi merupakan perangkat lunak sistem dengan fungsi tertentu, misalnya pemeriksaan perangkat keras (hardware troubleshooting), memeriksa disket yang rusak (bukan rusak fisik), mengatur ulang isi harddisk(parti , defrag), contoh utulity adalah Norton Utility.

9. Database Management System (DBMS)

a. Pengertian Database Management System ( DBMS )

Menurut Ramakrisahan dalam buku Janner Simarmata System manajemen basisdata adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu memelihara dan memanfaatkan kumpulan data yang besar kebutuhan akan sistem termasuk pula penggunaannya yang berkembang pesat. Alternatif penggunaan DBMS adalah penyimpanan data dalam file dan menulis kode aplikasi tertentu untuk mengaturnya. (2006:8) Sedangkan menurut Budi Sotedjo menyebutkan bahwa DBMS merupakan software yang akan menentukan bagaimana data diorganisasikan, disimpan, diubah, diambil kembali, pengaturan mekanisme pengolahan data dalam lingkungan SI multiuesr, dan lain sebagainya. (2002 : 106 ) b. Keuntungan DBMS

DBMS memungkinkan perusahaan maupun pengguna individu untuk : mengurangi pengulangan data, mencapai independensi data,

(40)

mengintegrasikan data beberapa file, mengambil data dan informasi dengan cepat, meningkatkan keamanan.

c. Kerugian DBMS

Keputusan menggunakan DBMS mengikat perusahaan atau pengguna untuk : memperoleh perangkat lunak yang mahal, memperoleh konfigurasi perangkat keras yang besar, dan mempekerjakan dan mempertahankan staf DBA.

10. Diagram Aliran Data atau Data Flow Diagram (DFD) a. Pengertian Diagram Aliran Data

Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem. Simbol pengolahan digunakan untuk menunjukan tempat-tempat dalam sistem informasi yang mengolah atau mengubah data yang diterima menjadi data yang mengalir ke luar. Nama pengolahan data ditulis didalam simbol pengolahan. Aliran material ditunjukkan dengan simbol panah berbadan lebar. Aliran data ditunjukkan dengan panah berbadan garis kecil yang menggambarkan aliran data melalui sistem.

Diagram aliran data terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu:

1) Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan

(41)

level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem

2) Diagram nol/zero

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data dan eksternal entity.

3) Diagram rinci (level diagram)

Diagram rinci (level diagram) adalah diagram yang menguraikan proses yang ada dalam diagram zero atau diagram level diatasnya.

b. Elemen dasar dari Diagram Aliran Data

Berikut ini adalah Elemen dasar dari Diagram Aliran Data:

1) Kesatuan Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi memberikan data ke dalam sistem atau memberikan data dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak notasi.

2) Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan diagram dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem.

3) Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran masuk data menjadi aliran data ke luar.

(42)

Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

4) Simpanan Data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat yang dalam sistem. Data store disimbolkan dengan sepasang dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke database.

(43)

Tabel 1

Simbol–simbol pada Bagian alir data (data flow diagram)

Sumber : Mulyadi (2010: 58) Proses

Aliran

Penghubung

Tempat penyimpanan data

Sumber

atau tujuan data

Masukan / keluaran

Ditunjukkan oleh garis alir

Pengolahan data

Aliran material Aliran data

Halaman semua Halaman lain

(44)

11. Entity Relationship Diagram (ERD)

“Entity Relationship Diagram merupakan hasil akhir dari proses analisis terhadap sistem yang ditinjau yang dilakukan oleh seorang analis sistem.

Setelah seorang analis sistem melakukan survey terhadap sistem yang akan dibuat, maka langkah selanjutnya adalah merancang sistem tersebut ke dalam suatu model tertentu”. Imam Heryanto (2009:12)

“ERD berfungsi untuk menggambarkan relasi dari table yang dapat digolongkan dalam tiga macam bentuk relasi yaitu : satu-satu, satu-banyak, banyak–banyak”. Budi Seutedjo (2002:130).

“Entity Relationship Diagram (ERD) adalah alat pemodelan data utama dan akan membantu mengorganisasi data dalam suatu proyek ke dalam entitas–entitas dan menentukan hubungan antar entitas”. Janner Simarmata (2010:67)

Ada lima kelas entitas, yaitu peran, kejadian, lokasi, hal nyata, dan konsep.

Cara terbaik menentukan entitas adalah menanyakan kepada pemilik dan pengguna sistem untuk mengetahui informasi yang mereka ingin simpan dan hasilkan. Sumber lain menentukan entitas adalah dengan mempelajari formulir, file dan laporan yang dihasilkan oleh sistem yang ada sekarang.

Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antara satu atau lebih entitas, misalnya proses pembayaran pegawai. Atribut adalah ciri umum semua atau sebagian besar instansi pada entitas tertentu. Sebutan lain atribut adalah properti, elemen data, dan field. Sebuah atribut atau kombinasi atribut yang

(45)

mengidentifikasikan satu dan hanya satu instansi suatu entitas disebut kunci utama atau pengenal.

Entity Relationship (ER) data model didasar pada persepsi terhadap dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek–objek dasar yang disebut entitas dan hubngan antar objek. Entitas adalah sesuatu atau objek dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lain. Relasi adalah hubungan antar beberapa entitas (entity set). Sedangkan kumpulan semua relasi bertipe sama disebut kumpulan relasi (relationship set).

Tabel 2

Simbol Entity Relationship Diagram

Bentuk Persegi panjang mewakili kumpulan entitas

Bentuk Elips mewakili atribut

Belah ketupat mewakili relasi

Dan kumpulan entitas dengan relasi. Garis menghubungkan atribut dengan kumpulan entitas

Sumber : Janner Simarmata (2010 : 60) Penjelasan dari simbol pada tabel 2 :

Entitas

Atribut

Relasi

(46)

a. Entitas

Entitas adalah suatu objek yang dapat dibedakan dengan objek lainnya. Entitas berfungsi untuk memberikan identitas pada entitas yang memiliki label dan nama. Entitas memiliki bentuk persegi panjang. Ada lima kelas entitas, yaitu aturan, kejadian, lokasi, sesuatu yang nyata, atau konsep.

b. Relasi

Relasi adalah hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih yang tidak mempunyai fisik tetapi hanya sebagai konseptual. Dan berfungsi untuk mengetahui jenis hubungan yang ada antara dua file.

Relisi memiliki bentuk belah ketupat.

c. Atribut

Atribut adalah karakteristik dari entitas atau relasi yang menyediakan penjelasan detil tentang entitas atau relasi tersebut. Dan berfungsi untuk memperjelas atribut yang dimiliki oleh sebuah entitas. Atribut memiliki bentuk lingkarang lebih tepatnya elips.

d. Alur

Alur memiliki fungsi untuk menghubungkan atribut dengan entitas dan entitas dengan relasi. Dan berbentuk garis.

Pemerataan kardinalitas menyatakan jumlah entitas dimana entitas lain dapat dihubungkan ke entitas tersebut melalui sebuah himpunan relasi.

(47)

Pemetaan kardinalitas sangat berguna dalam menetukan himpunan relasi biner meskipun pemetaan dapat berperan dalam deskripsi himpunan relasi yang melibatkan lebih dari dua himpunan entitas. Janner Simarmata (2006:63-66).

Untuk suatu himpunan relasi biner R antara himpunan entitas A dan B, pemetaan kardinalitas harus salah satu dari berikut :

1) One-to-One, sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada B dan sebuah entitas dari B berhubungan dengan banyak satu entitas pada A.

2) One-to-Many, sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih entitas pada B. Sebuah entitas pada B dihubungkan dengan banyak satu entitas pada A.

3) Many-to-One, sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada B. Sebuah entitas pada B dapat dihubungkan dengan nol atau entitas pada A.

4) Many-to-Many, sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih entitas pada B dan sebuah entitas pada B dapat dihubungkan nol atau lebih entitas pada A.

(48)

12. Normalisasi

Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai pemandu dalam merancang basais data rasional. Pada dasarnya normalisasi adalah proses dua langkah yang meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghiangkan kelompok berulang lalu menghilangkan data yang terduplikasi dari tabel rasional. Janner Simarmata (2010:77).

Tujuan normalisasi adalah membuat kumpulan tabel relasional yang bebas dari data berulang dan dapat dimodifikasi secara benar dan konsisten. Ini berarti bahwa pada semua tabel pada basis data relasional harus berada pada bentuk normal ketiga (3NF).

Konsep dasar normalisasi adalah bagian perancangan basis data. Tanpa normalisasi, sistem basis data menjadi tidak akurat, lambat, tidak efisien serta tidak memberikan data yang diharapkan. Pada saat menormalisasi basis data, ada empat tujuan yang harus dicapai, yaitu:

a. Mengatur data dalam kelompok–kelompok, sehingga masing–masing kelompok hanya menangani bagian kecil sistem.

b. Meminimalkan jumlah data berulang dalam basisdata.

c. Membuat basisdata yang datanya diakses dan dimanipulasi secara cepat dan efisien tanpa melupakan integritas data.

d. Mengatur data sedemikian rupa sehingga ketika memodifikasi data, hanya mengubah pada satu tempat.

(49)

Proses normalisasi dilakukan secara bertingkat. Pada tingkat ketiga (Third Normal Form, 3NF) sebenarnya telah menghasilkan suatu rancangan basis data yang baik. Berikut ini adalah proses normalisasi yang dilakukan secara bertingkat:

a. Bentuk normal pertama (1NF)

Sebuah tabel relasional secara definisi selalu berada dalam bentuk normal pertama. Semua nilai pada kolom- kolomnya adalah atomik. Ini berarti kolom–kolom tidak mempunyai nilai berulang. Perulangan menyebabkan apa yang disebut update anomalies. Update anomalies adalah masalah yang timbul ketika informasi ditambahkan, dihapus atau di update.

b. Bentuk normal kedua (2NF)

Definisi bentuk normal kedua menyatakan bahwa tabel dengan kunci utama gabungan hanya berada pada 1NF, tetapi tidak pada 2NF. Sebuah tabel relasional berada pada bentuk normal kedua jika dia berada pada 1NF dan setiap kolom bukan kunci harus tergantung pada seluruh kolom yang membentuk kunci utama.

Proses mengubah tabel 1NF ke 2NF adalah sebagai berikut :

1) Tentukan sembarang kolom penentu selain kunci gabungan dan kolom–kolom yang ditentukannya.

2) Buat dan beri nama tabel baru untuk masing–masing penentu dan kolom–kolom yang ditentukannya.

(50)

3) Pindahkan kolom–kolom yang ditentukan dari tabel asal ke tabel baru.

Penentu akan menjadi kunci utama pada tabel baru.

4) Hapus kolom yang baru dipindahkan dari tabel asal, kecuali penenu yang akan berfungsi sebagai kunci tamu.

5) Tabel asal bisa diberi nama baru.

c. Bentuk normal ketiga (3NF)

Bentuk normal ketiga mengharuskan semua kolom pada tabel relasional tergantung hanya pada kunci utama. Secara definisi, sebuah tabel berada pada bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel sudah berada pada 2NF dan setiap kolom yang bukan kunci tidak tergantung secara transitif pada kunci utamanya. Dengan kata lain, semua atribut bukan kunci tergantung secara fungsional hanya pada kunci utama.

Proses mengubah tabel menjadi 3NF adalah :

1) Tentukan semua penentu selain kunci utama dan kolom yang ditentukannya.

2) Buat dan beri nama tabel baru masing–masing penentu dan kolom yang ditentukannya.

3) Pindahkan kolom yang ditentukan dari tabel asal ke tabel baru. Penentu menjadi kunci utama tabel baru.

4) Hapus kolom yang baru saja dipindahkan dari tabel asal, kecuali penentu yang akan berfungsi sebagai kunci tamu.

(51)

13. Miscrosoft SQL Server 2014

“SQL Server merupakan Relational Database Management System(RDBMS) yang dikembangkan oleh Microsoft. Sebagai software, fungsi utama SQL Server adalah menampung dan menggunakan data yang terintegrasi dengan aplikasi baik pada komputer yang sama atau dari komputer lain dalam jaringan.” Jubilee Enterprise(2015:2)

Microsoft SQL Server merupakan produk RDBMS (Relational Database Management System) yang dibuat oleh Microsoft, yang digunakan untuk menyimpan dan mengolah data. Pada SQL server 2012 bisa dilakukan pengambilan dan modifikasi data yang ada dengan cepat dan efisien. Pada SQL Server 2012 juga dapat membuat objek-objek yang sering dipergunakan untuk aplikasi bisnis misalnya membuat database table dan lain-lain.

Cybertron Solution (2010:101)

Menurut Wahana Komputer (2010:2) SQL Server 2014 adalah sebuah terobosan baru dari microsoft dalam bidang database. SQL Server adalah sebuah DBMS yang dibuat oleh microsoft untuk ikut berkecimpung dalam persaingan dunia pengolahan data menyusul pendahulunya seperti IBM dan Oracle.

Microsoft merilis SQL Server 2014 dalam beberapa versi yang sudah disesuaikan dengan segment-segmentnya, yaitu :

a. Versi 32-bit(x86) untuk komputer dengan single prosesor seperti pentium 4 dan sistem operasinya yang menggunakan Windows XP.

(52)

b. Versi 64-bit(x64) untuk komputer yang lebih dari satu prosesor seperti Core 2 Duo dan dengan sistem operasi seperti Windows XP 64, Vista, dan Windows 7.

14. Microsoft Visual Basic 2015

Visual Basic 2015 adalah versi terbaru dari Visual Basic yang diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun 2015 dengan tambahan banyak fitur- fitur baru terutama fitur untuk membangun aplikasi mobile. Visual Basic 2015 dikemas bersama-sama dengan bahasa Pemrograman Microsoft lainnya, seperti C++, C#, F3, Visual Basic, JavaScript, dan banyak lagi dalam sebuah paket yang disebut Visual Studio, Visual Studio Juga memiliki editor untuk semua bahasa markup, seperti HTML, XML, JSON, XAML untuk aplikasi Windows Desktop, Phone, dan Store, dan CSS.

Visual Studio berfungsi untuk menunjang produktivitas Anda saat menulis kode program yang tersedia dalam versi berbayar (Visual Studio Professional 2015) dan versi gratis (Visual Studio Community 2015), Anda juga dapat mengunduh berbagai bahasa pemograman untuk membantu Anda mengembangkan programan Anda. Visual Studio juga menyediakan berbagai tools untuk debugging dan menguji kode pemograman Anda dengan cepat.

Visual Studio dapat diunduh dari situs Microsoft (http://www.visualstudio.com/downloads/). Pastikan Anda setelah memilih Visual Studio Community 2015 jika Anda menginginkan versi gratis Visual Studio. Versi berbayar ( Visual Studio Professional dan Visual Studio

(53)

Enterprise) dilengkapi dengan layanan berlangganan MSDN ( Microsoft Develover Network) memberi Anda akses ke perangkat lunak dan sumber daya tambahan lainnya. Christopher Lee (2016:2)

Tampilan Microsoft Visual Studio 2015 menurut Wahana Komputer (2012: 9-14) berisi elemen-elemen sebagai berikut :

a. Menu Bar

Menu Bar adalah suati menu yang terdiri dari 11 (sebelas) menu utama, masing-masing mempunyai sub menu dan perintah lengkap dengan shortcut key.

b. Toolbar

Toolbar adalah sebuah tombol jalan pintas yang terdapat pada menu bar. Terdapat bermacam-macam toolbar, namun yang sering digunakan adalah toolbar standart.

c. Design

Jendela ini akan menampilkan form yang dibuat dan dapat mendesain tampilan dari aplikasi yang dibuat. Jendela ini merupakan jendela utama yang paling besar terletak ditengan IDE.

d. Toolbox

Jendela ini berisi kontrol dan komponen yang dapat digunakan sewaktu-waktu dengan menambahkannya ke dalam aplikasi. Terdapat 12 (dua belas) grup komponen sesuai dengan fungsinya masing-masing.

(54)

e. Solution Explorer

Jendela ini menampilkan hierarki dari solution. Sebuah solution dapat berisi banyak proyek, dimana proyek dapat mengandung banyak form, kelas, modul, dan komponen lain untuk menyelesaikan masalah.

f. Properties

Jendela ini menampilkan properti dari objek yang terpilih pada jendela design. Dengan jendela properties ini dapat mengubah properti objek terpilih.

g. Data Source

Jendela ini digunakan untuk memanipulasi data source yang berhubungan dengan database.

(55)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 3

Perbandingan Penelitian Terdahulu

Identitas Peneliti

Aspek

Mutiara Charisa D3 Akuntansi

Konsentrasi Komputerisasi

Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 2015

Ahdy Setiawan D3 Akuntansi

Konsentrasi Komputerisasi

Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 2016

Irsya Ramadhan Fanani D3 Komputerisasi

Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 2017

Judul

Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Berbasis Komputer Menggunakan Visual Basic 2012 pada Toko Aneka Bangunan di Banjarmasin

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berbasis

Komputer Menggunakan Visual Basic 2015 pada Toko HR Elektronik Banjarmasin

Program Aplikasi Penerimaan Kas Menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 pada UD Batuah Motor di Banjarmasin

Instansi/Perusah aan yang diteliti

Toko Aneka Bangunan Banjarmasin

HR Utama Elektronik

UD Batuah Motor

Permasalahan

1. Bagaimana sistem informasi

akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang berjalan pada Toko Aneka Bangunan?

2. Bagaimana rancang bangun sistem informasi

1. Bagaimana sistem informasi

akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang tepat pada Toko HR Utama Elektronik?

Bagaimana sistem informasi

penerimaan dan pengeluaran kas

Bagaimanakah penerapan sistem penerimaan kas yang tepat untuk UD Batuah Motor

?

1. Bagaimanakah rancang bangun sistem informasi akuntansi peneirmaan kas dari penjualan tunai

(56)

akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dengan menggunakan Visual Basic 2012 sebagai front end dan Microsoft SQL Server 2012 sebagai back end pada Toko Aneka Bangunan?

secara

terkomputerisasi menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 yang sesuai dan layak untuk Toko HR Utama

Elektronik?

dan piutang menggunakan Visual Basic 2015 sebagai front end dan Microsoft SQL Server 2014 sebagain back end pada UD Batuah Motor?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang berjalan pada Toko Aneka Bangunan

2. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang tepat pada Toko Aneka Bangunan

3. Untuk menghaslkan rancang bangun sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai pada Toko Aneka Bangunan

Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh Toko HR Utama Elektronik Untuk

menghasilkan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Toko HR Utama Elektronik

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dan piutang untuk UD Batuah Motor.

2. Untuk

menghasilkan rancang bangun program aplikasi penerimaan kas dari penjualan tunai dan piutang

berbasis komputer menggunakan Visual Basic 2015 pada UD Batuah Motor yang diterapkan pada sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dan piutang yang disarankan.

(57)

Metode Penelitian

Wawancara dan Dokumentasi

Wawancara dan Dokumentasi

Wawancara dan Dokumentasi

Hasil Penelitian

Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Berbasis Komputer Menggunakan Visual Basic 2012 pada Toko Aneka Bangunan di Banjarmasin

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berbasis

Komputer Menggunakan Visual Basic 2015 pada Toko HR Elektronik Banjarmasin

Program Aplikasi Penerimaan Kas Menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 pada UD Batuah Motor di Banjarmasin

Sumber: Mutiara Charisa (2015), Ahdy Setiawan (2016)

Gambar

Gambar 2  Faktur Penjualan Tunai
Gambar 3   Faktur Penjualan COD
Gambar 4  Bukti Setor Bank

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh HPMC K100LV sebagai matriks mikropartikel probiotik terhadap viabilitas Lactobacillus acidophilus dan aktivitas

Dalam hal terdapat perbedaan data antara Petikan DIPA dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Sementara nawacita adalah sebutan yang menunjuk pada 9 program prioritas pemerintahan Jokowi-JK, yaitu: (1) Menghadirkan kembali negara untuk

Prosedur ini sama dengan prosedur yang dilakukan untuk struktur yang baru, termasuk perhitungan beban dan faktor keamanan, analisa desain ini digunakan untuk

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

Untuk ini, maka masing- masing Departemen, Kejaksaan Agung, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah

Sebagian besar proses belajar dan mengajar di perguruan tinggi didasarkan atas hasil penelitian (teaching based research), akan lebih baik apabila penelitian itu dilakukan

Studi seroepidemiologi toksoplasmosis telah dilakukan pada penjual daging kambing dan bukan penjual daging di pasar tradisional Surabaya pada tahun 2011,