Modul ke: Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi
Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd.
KOMUNIKASI BISNIS
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS
BUDAYA / ANTAR BUDAYA
MATERI KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA / ANTAR BUDAYA :
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA
2. PENTINGNYA KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA
3. MEMAHAMI BUDAYA DAN PERBEDAANNYA 4. PENGERTIAN BUDAYA, DIMENSI BUDAYA,
TINGKATAN BUDAYA
5. KOMUNIKASI DENGAN ORANG YANG BERBUDAYA ASING
6. ASUMSI-ASUMSI KOMUNIKASI LINTAS/ ANTAR BUDAYA
7. MENINGKATKAN KEPEKAAN ANTAR / LINTAS BUDAYA
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA
Komunikasi Bisnis lintas budaya adalah komunikasi
yang di gunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi
verbal maupun non verbal dengan memperhatikan
faktor-faktor budaya suatu daerah, wilayah atau
Negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini
bukanlah semata-mata- budaya asing (internasional),
tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di
berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.
2. PENTINGNYA KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA
• Dengan melihat perkembangan atau trend, komunikasi bisnis lintas
budaya menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka. Bagaimanapun di perlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dala melakukan komunikasi bisnis lintas
budaya, baik melalui tulisan (termasuk komunikasi lewat internet) maupun lisan (bertatap muka)
• Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting. Saat ini ada beberapa pola kerjasama ekonomi di berbagai kaswasan dunia, seperti di kawasan ASEAN yaitu AFTA (Asean Free Trade Area), di kawasan asia pasifik yaitu APEC, di
kawasan amerika utara yaitu NAFTA (North American Free Trade Area). Di kawsan kanada yaitu CFTA (Canada free trade area) di kawasan eropa
tengah yaitu CEFTA (European Free Trade Area) dan di kawasan amerika latin yaitu LAFTA (Latin American Free Trade Association).
Singkatnya, dengan semakin terbuka peluang
perusahaan multi nasional masuk ke wilayah suatu
negara dan didorong dengan semakin pesatnya
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi,
maka saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis
lintas budaya menjadi semakin penting artinya.
Ada 3 trend penting yang berkaitan dengan
pentngnya komunikasi antar budaya yaitu :
1. Globalisasi pasar;
2. 2. Kemajuan teknologi;
3. 3. Tenaga kerja multibudaya
MEMAHAMI BUDAYA DAN PERBEDAANNYA
Setiap manusia yang hidup, tumbuh dan
berkembang dalam suatu dalam suatu
kelompok-kelompok tertentu, baik yang berkaitan dengan
kelompok keagamaan, profesi dan bisnis. Mereka
masing-masing menerapkan suatu aturan maupun
perilaku yang sesuai dengan budayanya. Misalnya
penampilan, cara berpakaina, bertemu, berjalan,
dan berbicara di anatara kelompok masing-masing
akan berbeda. Cobalah kita amati masing-masing
kelompok yang ada di lingkungan kita sendiri, baik
dalam hal berpakaian , bertemu, berjalan, dan
4. DEFINISI BUDAYA
Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa
elemen, yaitu budaya material , lembaga social,
system kepercayaan, estetika dan bahasa.
• Budaya Material (material culture), dibedakan
dalam dua bagian yaitu teknologi dan ekonomi.
• Organisasi sosial (social institution),
• Sistem kepercayaan atau keyakian (belief
sistem)
• Estetika (aesthetics),
• Bahasa (language),
b, Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap elemen terbangun oleh beberapa komponen utamanya, yaitu nilai-nilai, norma-norma, symbol-simbol, bahasa, dan
pengetahuan.
budaya sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri
budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya.
c.Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain; bahasa, kepercayaan/keyakinan, sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan organisasi sosial.
budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar, pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang
disampaikan oleh individu-individu masyarakat yang
menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.
d. Menurut Bovee dan Thill, Budaya adalah
system sharing atas symbol-simbol,
kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan dan
norma-norma untuk berprilaku. Dalam hal
ini, semua anggota dalam budaya memiliki
asumsi-asumsi yang serupa tentang
bagaimana seseorang berpikir, berprilaku,
dan berkomunikasi serta cenderung untuk
melakukan berdasarkan asumsi-asumsi
tersebut.
d. Menurut Murphy dan Hildebrandt,
budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik
perilaku dalam suatu kelompok
5 dimensi yang berguna dalam menyebutkan
dan membandingkan budaya.
Dimensi-dimensi budaya tersebut antara lain,
YAITU:
1. Jarak kekuasaan (power distance)
2. Individualisme (Individualism)
3. Maskulinitas / feminitas (masculinity /
feminity)
4. Penghindaran ketidakpastian (uncertainty
avoidance)
5. Orientasi jangka pendek (long
termorientation)
TINGKATAN BUDAYA
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya, yaitu:
a. Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan hal itu bersifat formal atau resmi.
b. Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai (digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan.
c. Teknis
Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting. Terdapat suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan. Pada tingkatan formal pembelajaran dalam budaya mencakup pembelajaran pola perilakunya, sedangkan pada tingkatan teknis, aturan disampaikan secara logis dan tepat.
Mengenal perbedaan budaya
1. nilai sosial
2. peran dan status
3. pengambilan keputusan
4. konsep waktu
5. konsep jarak komunikasi
6. kontek budaya
7. bahasa tubuh
8. perilaku sosial
9. perilaku etis
5 . KOMUNIKASI DENGAN ORANG YANG BERBUDAYA ASING
1. Belajar Tentang Budaya
Ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya seseorang
sedikit banyak mengenal budaya maupun adat istiadat yang berlaku dinegara tersebut. Mengenal beberapa kata bahasa asing untuk seatu pergaulan di lingkuang bisnis merupakan langkah baik yang senantiasa perlu dikembangkan.
2. Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam
setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
3. Negosiasi Lintas Budaya
Membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya
permukaan (surface culture) seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan buday tinggi (deep culture), yang terdiri atas sikap nilai-nilai yang menjadi dasar budaya tersebut.
6 . ASUMSI-ASUMSI KOMUNIKASI LINTAS/ ANTAR BUDAYA
Untuk memahami kajian komunikasi antar budaya, ada beberapa asumsiyang perlu di perhatikan, yaitu:
1. Komunikasi antar budaya di mulai dengan anggapan
(assumption) dasar bbahwa ada perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan. Prinsip yang terkandung dalam perbedaan tersebut, umumnya mengimplikasikan bahwa hambatan dalam komunikasi antar budaya sering tampil dalam bentuk perbedaan persepsi terhadap norma-norma budaya, pola-pola pikir, stuktur budaya dan system budaya. Agar komunikasi berhasil, sebaiknya kita mengakui dan menerima perbedaan-perbedaan budaya tersebut
sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita kehendaki.
2. Dalam komunikasi antar budaya mengandung isi (content) dan relasi antar pribadi. Proses komunikasi antar budaya secara alamiah berakar dari relasi social antar budayayang menghendaki adanya interaksi social.
4. Komunikasi antar budaya bertujuan mengurangi
tingkat ketidak pastian. Dalam teori informasi, di
jelaskan bahwa ketikpastian ini akan berkurang apabila
kita dapat meramalkan dengan tepat proses
komunikasi
5. Komunikasi berpusat pada kebudayaan
Komunikasi dan kebudayaan tidak dapat di pisahkan.
Menurut T. Hall, komunikasi adalah kebudayaan dan
kebudayaan adalah komunikasi. Dari hal tersebut ada
dua jawaban yang kita peroleh:
Dalam kebudayaan terdapat system dan dinamika
yang mengatur tata cara pertukaran symbol-simbol
komunikasi
Hanya dengan komunikasi, maka pertukaran
symbol-simbol tersebut dapat di lakukan, dan kebudayaan
hanya akan eksis jika ada komunikasi.
6. Tujuan komunikasi antar budaya adalah efektifitas
antar budaya
7. MENINGKATKAN KEPEKAAN ANTAR /
LINTAS BUDAYA
Untuk mencapai kepekaan antar budaya ada 2
langkah, yaitu:
1. Memahami budaya sendiri dan menyadari
bahwa budaya sendiri berbeda dengan
budaya lainnya.
2. Mengenali kendala-kendala pada akomodasi
antar budaya dan berudaha untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut.
Ada 2 hal yang perlu di perhatikan dalam
mencapai kepekaan antar budaya yaitu:
1. Menghindari etnosentrisme
Etnosentrisme
merupakan
keyakinan
pada superioritas ras seseorang, yang
menyebabkan kita menghakimi orang lain
menurut nilai-nilai kita sendiri. Keyakinan
terhadap keunggulan ras dirinya sendiri
ini di sebut etnosentrisme, suatu sikap
alami yang hampir melekat pada semua
kebudayaan. Reaksi etnosentrisme ini
dapat di kurangi dengan memahami
budaya lain dan meningkatkan kepekaan
multi budaya.
Cara menghindari reaksi etnosentrime antara lain:
1. Menerapkan asas kesamaan
Tidak ada budaya yang superior dan tidak ada
budaya yang inferior, saling menghargai dan
menerapkan budayanya sendiri untuk kelompoknya
sendiri.
2. Menerapkan kaidah emas
Kaidah emas berarti kita memeperlakukan orang lain
sebagaimana kita ingin di perlakukan oleh orang lain.
Menerapkan kaidah timah
3.Kaidah timah dapat diartikan bahwa seseorang
sebaiknya memperlakukan orang lain sebagaimana
mereka pantas memperlakukan diri mereka sendiri.
Ada beberapa sikap yang di perlukan untuk
meningkatkan kepekaan antar budaya, yaitu:
Toleransi, menjaga muka / citra , kesabaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bovee. Courtland L; Thill, John V. Business Communication Today. Ed. 6,Edisi Internasional. Upper Saddle River . New Jersey,
Prentice Hall International, 2000.
2. Purwanto, Djoko., (2010), Komunikasi Bisnis, Edisi 4, Jakarta: Erlangga
3. Burhanudin , SE., SE., M.Si., Komunikasi Bisnis.Ed. 1., Jakarta: Pustaka Pelajar
4. Guffey, M.E., Rhodes, K & Rogin, P., (2006), Komunikasi Bisnis: Proses dan Produk, Buku I, Edisi 4, Terj. Jakarta: Salemba 4
5. Alder, Ronal B. and Jeanne M. Elmhorst. 1996. Communicating at work: Principles and Practices for Business and Professions. Fithh Edition. New York: McGraw-Hill.
6. Pace, R. Wayne and Don F. Faules. 1998. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Terjemahan).