1
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
2015
Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal
Cipta Karya
3
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
2015
Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal
Cipta Karya
Laporan Kinerja (LaKIP) disusun sebagai wujud pertanggungjawaban lembaga pemerintah tingkat Eselon I, Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya selama tahun 2015.
LaKIP berfungsi sebagai media untuk menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya selama tahun 2015 dan merupakan piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya selama 1 (satu) tahun, dengan indikator capaian kinerja diukur melalui besaran outcome. Data dalam LaKIP ini disajikan berdasarkan pada hasil capaian kinerja seluruh Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Proses penyusunan laporan
Dr. Ir. AnDreAs suhono, Msc Direktur Jenderal Cipta Karya
LaKIP berfungsi sebagai media untuk menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya selama tahun 2015 dan merupakan piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja
5
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja.
Kami berharap LaKIP ini dapat bermanfaat sebagai acuan bagi perencanaan kinerja dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun 2016. Selain itu, apabila masih terdapat kekurangan, kami menghargai kritik dan saran yang diberikan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Unit Kerja Eselon II, BPPSPAM, Balai Teknis Air Minum dan Sanitasi, Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan, serta Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang telah mendukung terlaksananya program
pembinaan dan pembangunan infrastruktur dasar permukiman yang dilaporkan dalam LaKIP ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan gambaran tentang peran dan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui pelaksanaan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Cipta Karya
Dr. Ir. Andreas Suhono, MSc NIP. 195704181984121001
Direktorat Jenderal Cipta Karya selama 1 (satu) tahun, dengan indikator capaian kinerja diukur melalui besaran outcome.
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
9
19 27 33
Pendahuluan Perencanaan Kinerja
Kapasitas Organisasi
Akuntabilitas
Kinerja
7
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
45
49
Penutup Lampiran Perencanaan
Kinerja Kapasitas Organisasi
Akuntabilitas
Kinerja
9
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
Pendahuluan 1
Pendahuluan
Dalam rangka pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diikuti oleh Peraturan Menteri PAN dan RB No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja serta Reviu atas Laporan Kinerja, maka setiap Eselon I dan Eselon II pada Kementerian/Lembaga wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) di akhir tahun anggaran.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) Direktorat Jenderal Cipta Karya disusun untuk memberikan gambaran yang jelas, transparan, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja serta capaian yang telah dilaksanakan selama 1 (satu) tahun. Hasilnya diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan dan seluruh jajaran instansi Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai bahan acuan dalam penyusunan program dan kegiatan di tahun mendatang sehingga tersusun program yang lebih fokus, efektif, efisien, terukur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai alat
untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya kepada masyarakat dan stakeholders lainnya.
1.1. TUGAS DAN FUNGSI
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pada bagian Pertama terkait Kedudukan, Tugas, dan Fungsi, mengamanatkan bahwa Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas “menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) adalah laporan
pertanggungjawaban atas kinerja serta capaian yang telah dilaksanakan selama 1 (satu) tahun anggaran dan sebagai alat untuk mengkomunikasikan
pencapaian kinerja instansi bersangkutan kepada masyarakat dan stakeholders lainnya.
11
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
c. Perumusan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Secara keseluruhan Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki 5 (lima) Direktorat, 1 (satu) Sekretariat Direktorat, 1 (satu) Sekretariat Badan, 25 (dua puluh lima) Sub Direktorat, 5 (lima) Bagian Pendukung, 3 (tiga) Bidang, serta 3 (tiga) Balai UPT yang tugas dan fungsinya diatur berdasarkan Peraturan Menteri PU dan PR Nomor: 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
1.2. STRUKTUR ORGANISASI
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, berdasarkan Peraturan Menteri PU dan PR Nomor:
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya didukung oleh lima (5) unit kerja eselon II dan satu (1) unit kerja unsur pendukung, yaitu:
a. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman,
b. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman,
c. Direktorat Bina Penataan Bangunan,
d. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,
e. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan
f. Sekretariat Direktorat Jenderal.
Direktorat Jenderal Cipta Karya juga memiliki 3 (tiga) Unit Pelayanan Teknis (UPT) setingkat eselon III yang bertanggung jawab langsung pada Direktur Jenderal Cipta Karya, yaitu
a. Balai Pembinaan Teknik Air minum dan Sanitasi Bekasi,
b. Balai Pembinaan Teknik Air minum dan Sanitasi Surabaya dan
c. Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan.
Untuk melaksanakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya didukung oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Air Minum (BPPSPAM) yang dibentuk melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294 Tahun 2005.
Pada pelaksanaan tugasnya, unit pelaksana eselon II di dukung oleh 5 (lima) unit kerja setingkat eselon III yang menjalankan fungsi perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan NSPK dan pemberian bimbingan teknis dan 1 (satu) unit kerja setingkat eselon IV yang menjalankan fungsi dukungan administrasi. Diagram struktur organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya, dapat dilihat pada Gambar 1.1.
kePAlA BAgIAn kePegAwAIAn, orgAnIsAsI
DAn tAtA lAksAnA
suBBAgIAn
tAtA usAhA suBBAgIAn
tAtA usAhA
uPt/BAlAI suBDIrektorAt
keterPADuAn PeMBIAYAAn
suBDIrektorAt keterPADuAn PelAksAnAAn
suBDIrektorAt keterPADuAn PengelolAAn DAtA DAn
sIsteM InForMAsI suBDIrektorAt
keterPADuAn PeMAntAuAn DAn
eVAluAsI DIrektorAt
keterPADuAn InFrAstruktur PerMukIMAn
suBDIrektorAt keterPADuAn PerencAnAAn DAn
keMItrAAn
suBDIrektorAt PerencAnAAn teknIs
suBDIrektorAt kAwAsAn PerMukIMAn
PerkotAAn
suBDIrektorAt kAwAsAn PerMukIMAn
PerDesAAn
suBDIrektorAt kAwAsAn PerMukIMAn
khusus
suBDIrektorAt stAnDArDIsAsI DAn
keleMBAgAAn DIrektorAt PengeMBAngAn kAwAsAn
PerMukIMAn
Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Diirektorat Jenderal Cipta Karya
13
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
kePAlA BAgIAn keuAngAn sekretArIs
DIrektorAt jenDerAl
kePAlA BAgIAn uMuM
suBBAgIAn
tAtA usAhA suBBAgIAn
tAtA usAhA suBBAgIAn
tAtA usAhA kePAlA BAgIAn hukuM & Per-uu-An
keloMPok jABAtAn FungsIonAl suBDIrektorAt
PerencAnAAn teknIs suBDIrektorAt
PerencAnAAn teknIs suBDIrektorAt PerencAnAAn teknIs
suBDIrektorAt PengelolAAn AIr lIMBAh
suBDIrektorAt PengelolAAn PersAMPAhAn
suBDIrektorAt PenYehAtAn lIngkungAn
PerMukIMAn khusus suBDIrektorAt
sPAM PerkotAAn
suBDIrektorAt sPAM PerDesAAn
suBDIrektorAt sPAM khusus suBDIrektorAt
BAngunAn geDung
suBDIrektorAt PengelolAAn ruMAh
negArA
suBDIrektorAt PenAtAAn BAngunAn DAn
lIngkungAn khusus
suBDIrektorAt stAnDArDIsAsI DAn
keleMBAgAAn
suBDIrektorAt stAnDArDIsAsI DAn
keleMBAgAAn
suBDIrektorAt stAnDArDIsAsI DAn
keleMBAgAAn DIrektorAt
BInA PenAtAAn BAngunAn DIrektorAt
PengeMBAngAn sIsteM PenYeDIAAn AIr MInuM
DIrektorAt
PengeMBAngAn PenYehAtAn lIngkungAn PerMukIMAn
berikut:
A. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya Dalam memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi:
- Pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana;
- pelaksanaan urusan administrasi keuangan, tata usaha, dan rumah tangga direktorat jenderal;
- koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, fasilitasi advokasi hukum, pemberian pertimbangan hukum serta penyelenggaraan komunikasi publik direktorat jenderal;
- pengelolaan barang milik negara direktorat jenderal; dan
- koordinasi, pemantauan dan evaluasi sarana dan prasarana penanggulangan darurat bencana alam.
B. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
Dalam penyusunan keterpaduan perencanaan dan kemitraan, pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaan data dan sistem informasi serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman, serta penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman menyelenggarakan fungsi :
- Penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman;
permukiman;
- penyusunan keterpaduan program, pembiayaan tahunan yang bersumber dari apbn dan pembiayaan lainnya;
- pemantauan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman;
- pengelolaan data dan sistem teknologi informasi;
- pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program kegiatan dan pembangunan infrastruktur permukiman; dan
- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
C. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman
Dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman menyelenggarakan fungsi:
- Penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus;
- penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus;
- pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah;
- pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman
15
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus;
- penyusunan dan penyebarluasan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus;
- fasilitasi pembinaan kelembagaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus; dan
- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
D. Direktorat Bina Penataan Bangunan
Dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan perencanaan teknis, penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan, gedung, pengelolaan rumah negara, penataan bangunan dan lingkungan khusus, serta penyusunan standarisasi dan penguatan kelembagaan, Direktorat Bina Penataan Bangunan menyelenggarakan fungsi:
- Penyiapan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
- pelaksanaan kebijakan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
- penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
- pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
- fasilitasi, pemberdayaan, dan penguatan kelembagaan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
- pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; dan
- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
E. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum menyelenggarakan fungsi:
pengembangan sistem penyediaan air minum;
- penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus;
- pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah;
- pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum;
- penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum;
- fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum; dan
- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
F. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman menyelenggarakan fungsi:
- Penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;
- penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase
- pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait serta fasilitasi penyediaan tanah;
- pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;
- penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;
- fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; dan
- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
G. Sekretariat Badan Pendukung Pengembangan Sistem Air Minum (BPPSPAM)
Dalam memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada Badan Pendukung Pengembangan Sistem Air Minum (BPPSPAM), Sekretariat BPPSPAM menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
- Penyiapan kajian kebijakan dan penyusunan rencana dan program;
- pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan standar kualitas dan kinerja pelayanan penyelenggaraan pengembangan SPAM, serta pemantauan dan evaluasi
17
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
terhadap pemenuhan perjanjian penyediaan air minum;
Gambar 1.2.
Struktur Organisasi Balai Pembinaan Teknik Air Minum dan Sanitasi sekretArIs DIrektur jenDerAl cIPtA kArYA
kePAlA BAlAI/kePAlA sAtker
keloMPok jABAtAn FungsIonAl
kA. sIe AIr MInuM kA. suBsIe AIr MInuM
BenDAhArA PengeluArAn
PejABAt PenAnDAtAngAn
sPM
PejABAt PeMBuAt koMItMen
PejABAt PeMungut
PnBP
BenDAhArA PenerIMAAn
PAnItIA PokjA/
PengADAAn BArAng jAsA kA. sIe AIr sAnItAsI
kA. suBsIe sAnItAsI kA. suB. BAg. tAtA usAhA
kA. ur. uMuM DAn
keuAngAn kA. ur.
kePegAwAIAn
H. Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi
Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Cipta Karya, melalui Sekretaris Jenderal Cipta Karya berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 21/PRT/M/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum. Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi memiliki tugas melaksanakan bimbingan teknis dan pemberdayaan pengelolaan sistem penyediaan air minum dan sanitasi dengan tugas pokok mengembangan kurikulum, melaksanakan bimbingan teknis bidang air minum dan sanitasi,
serta pelatihan lainnya, dan diseminasi bahan latihan.
Dalam penyelenggaraan tugasnya tersebut, Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi menyelenggarakan fungsi:
- Pelaksanaan bimbingan teknik pelayanan air minum dan sanitasi
- pemberdayaan kemampuan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sistem penyediaan air minum dan sanitasi
- penyebarluasan dan penerapan teknologi rancang bangun sistem penyediaan air minum dan sistem pengolahan sanitasi
- penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara
- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.
I. Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 34 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan mempunyai tugas (pasal 136) : melaksanakan bimbingan teknis kepada pemerintah daerah dan masyarakat, serta pelayanan informasi dalam penyelenggaraan Permukiman dan Perkotaan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Informasi
- Penyiapan strategi, rencana, program dan anggaran kegiatan balai;
- Pelaksanaan evaluasi rencana dan program;
- Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang- undangan dan pedoman teknis;
- penyiapan data dan pengembangan sistem informasi, penyebarluasan informasi dan komunikasi permukiman dan perkotaan termasuk pengelolaan website balai;
- Fasilitasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia bidang permukiman dan perkotaan;
- Pelaksanaan pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat
- Penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan
- Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.
Gambar 1.3.
Struktur Organisasi Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan kePAlA seksI ProgrAM kePAlA seksI
PengeMBAngAn kAPAsItAs
kePAlA seksI DAtA DAn InForMAsI kePAlA BAgIAn
suB tAtA usAhA kePAlA BAlAI
keloMPok jABAtAn FungsIonAl
19
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A L A P O R A N H A S I L P E M B A N G U N A N B I D A N G C I P T A K A R Y A 2 0 1 1 19
Perencanaan 2
Kinerja
Perencanaan kinerja
2.1 RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PU-PR 2015-2019 menyebutkan bahwa sasaran strategis yang menjadi fokus perhatian Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah meningkatkan dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman. Layanan infrastruktur dasar ini meliputi peningkatan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, serta pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar, menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional dan mengembangkan sistem transportasi masal perkotaan, yang keseluruhannya dilaksanakan secara terintegrasi.
Di bidang pengembangan kawasan permukiman, penyediaan infrastruktur dasar masyarakat diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar terkait akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau. Untuk mewujudkan ini, sasaran pembangunan kawasan permukiman sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 adalah:
a. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen.
b. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia.
c. Optimalisasi penyediaan layanan air minum.
d. Peningkatan efisiensi layanan air minum yang dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional.
e. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman.
f. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar.
g. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.
Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam merespon target RPJMN 2015- 2019 tersebut diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi, dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan (Turbinwas) dan kegiatan pembangunan (Bang).
Dalam pelaksanaan pembangunannya, Direktorat Jenderal Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten,
Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan dengan indikator kinerjanya berdasarkan program, kebijkan, sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dicapai pada satu waktu yang
telah ditetapkan.
21
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
Gambar 2.1.
Peta Strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya
Leran
ing & Growth
Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:
SS 9. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan
berintegritas
SS 10. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola
keuangan dan BMN
SS 11. Meningkatnya kehandalan sistem dan
teknologi informasi
Internal Process
Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses:
KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN
PEMROGRAMAN
PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGENDALIAN DAN
PENGAWASAN
SS 4. Meningkatnya keterpaduan perencanaan,
penganggaran dan pemrograman
SS 7. Meningkatnya kualitas pengendalian dan
pengawasan SS 5. Meningkatnya
kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur
permukiman
SS 6. Meningkatnya kualitas pengaturan
pengelolaan infrastruktur permukiman
SS 8. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye
publik
Customers/Stakeholders
Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:
Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan
pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.
Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman
SS 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat SS 2. Meningkatnya kontribusi
terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak SS 1. Meningkatnya kontribusi
terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat
Dalam membangun sistem, Direktorat Jenderal Cipta Karya memberikan dukungan pembangunan infrastrktur dengan memperioritaskan sistem infrastruktur Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Sedangkan dalam memberdayakan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program pemberdayaan masyarakat.
Sesuai dengan Peta Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sasaran strategis yang menjadi fokus perhatian Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan. Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut, maka sasaran program Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum.
b. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, dengan indikator persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan.
c. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi.
sebagaimana tergambar dalam Gambar 2.1.
Berdasarkan Peta Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya, dapat disampaikan sasaran-sasaran antara yang harus dipenuhi untuk mewujudkan sasaran program.
Tanggung jawab untuk mencapai sasaran strategis ini didistrubusikan kesetiap direktorat yang berada di Direktorat Jenderal Cipta Karya. Selanjutnya sasaran strategis sebagaimana tercantum dalam peta strategi didistribusikan secara merata kepada seluruh unit kerja dan SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya. Penyelarasan kinerja lebih detail dapat dilihat dalam lampiran 6.
2.2. TARGET RENCANA STRATEGIS
Pada periode 2015-2019, target sasaran program Direktorat Jenderal Cipta Karya, sebagaimana tergambar dalam Renstra Kementerian PUPR adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, dengan cakupan pelayanan sebesar 76%
b. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, dengan penurunan luasan permukiman kumuh sebesar 8%
c. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, dengan cakupan pelayanan sebesar 64%.
Rincian target sasaran program per tahun dan indikator kerja dijabarkan dalam Tabel 2.1.
Pencapaian target sasaran ini merupakan kontribusi dari seluruh pendanaan, baik yang bersumber dari APBN, APBD, DAK, swasta maupun masyarakat, sebagaimana tercermin dalam RPJMN.
23
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
sasaran Program Indikator kinerja satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Meningkatnya kontribusi
terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat.
Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum.
% 76 82 88 94 100
Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak.
Persentase penurunan luasan
permukiman kumuh perkotaan. % 8 6 4 2 0
Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat.
Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi.
% 64 72 85 92 100
2.3. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Pada tahun 2015, Perjanjian Kinerja Ditjen Cipta Karya disusun dalam rangka melaksanakan sasaran program dengan dukungan dana yang bersumber dari APBN sejumlah Rp. 19.612.517.206.000,-.
Sasaran yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dengan target kinerja berupa peningkatan cakupan pelayanan akses air minum sebesar 2,07%.
2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dengan target kinerja berupa penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan sebesar 0,70%.
3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat
dengan target kinerja berupa peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi sebesar 1,80%.
Dalam pelaksanaannya, upaya pencapaian sasaran
“meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum” bagi masyarakat sebesar 2,07% didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sekretaris Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum melalui kegiatan diantaranya pengembangan jaringan SPAM bagi 622 kawasan MBR, 243 IKK, 229 kawasan khusus dan 1.449 desa, pembinaan terhadap 121 PDAM serta peningkatan kinerja 35 PDAM di 90 Kabupaten/
Kota.
Rencana kinerja yang harus dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan pada unit kerja Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dan Sekretariat Jenderal Direktorat Jenderal Cipta Tabel 2.1.
Target Rencana Strategis Terhadap Pencapaian Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya
Sumber: Renstra Kementerian PUPR
hunian dan permukiman yang layak” sebesar 0,70% yang akan didukung melalui kegiatan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman sebesar 2.680 Ha di daerah perkotaan, pendampingan pemberdayaan masyarakat di 11.067 kelurahan, 237 kecamatan dan 4.440 desa, pembangunan 20 Twin Block rusunawa, penataan bangunan dan lingkungan di 617 Ha serta fasilitasi legalisasi 113 Perda Bangunan Gedung.
bagi masyarakat” ditandai dengan indikator kinerja pencapaian berupa penyediaan pelayanan sanitasi sebesar 1,8% yang akan didukung melalui pelaksanaan kegiatan sistem pengolahan air limbah skala regional, kota, kawasan dan khusus untuk 1.137.308 KK, sistem penanganan persampahan skala regional, kota, kawasan, dan khusus untuk 2.506.135 KK. Dalam pelaksanaannya target tersebut didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman.
Tabel 2.2.
Perjanjian Kinerja
25
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
2.4. METODE PENGUKURAN
Untuk memudahkan pengukuran kinerja, maka pada saat penentuan target kinerja, perlu diketahui metode pengukuran yang digunakan. Manfaat adanya informasi metode pengukuran, adalah untuk menjamin konsistensi penggunaan indikator kinerja yang terukur.
a. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program “Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat”. Rincian perhitungan terkait
Tabel 2.3.
Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum Dari Dana APBN Tahun 2015
peningkatan akses air minum dari dana APBN disajikan dalam Tabel 2.3.
b. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program “Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman yang Layak” disajikan pada Tabel 2.4.
c. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program “Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat”
seperti tercantum dalam Tabel 2.5.
No Output L/det
(RKAKL) Sambungan
Rumah* Jiwa Terlayani**
Proyeksi Penduduk
(2015)***
Kontribusi Direktorat Jenderal CK
(2015) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (5)/(6) x
100%
PERKOTAAN
255,461,700 2.07%
1 SPAM IKK + Pemekaran 4,629 462,900 2,027,502
TOTAL
PERKOTAAN 4,629 462,900 2,027,502 PERDESAAN
2 SPAM Khusus 874 279,680 1,224,998 3 Pemberdayaan Masyarakat 1,449 463,680 2,030,918
TOTAL
PERDESAAN 2,323 743,360 3,255,917 TOTAL
CIPTA KARYA 6,952 1,206,260 5,283,419 Keterangan:
* Asumsi untuk Perkotaan, 1 l/det setara dengan 100 SR Asumsi untuk Perdesaan, 1 l/det setara dengan 320 SR
** Asumsi 1 KK = 4 jiwa
*** Data BPS (Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, tahun 2013)
**** Asumsi Potensi Sambungan Rumah dapat tercapai untuk Full Capacity sistem terbangun no output l/det (rkAkl) sambungan
rumah* jiwa terlayani**
Proyeksi Penduduk
(2015)***
kontribusi Direktorat jenderal ck
(2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (5)/(6) x
100%
PerkotAAn
255,461,700 2.07%
1 SPAM IKK + Pemekaran 4,629 462,900 2,027,502
TOTAL PERKOTAAN 4,629 462,900 2,027,502
PerDesAAn
2 SPAM Khusus 874 279,680 1,224,998
3 Pemberdayaan Masyarakat 1,449 463,680 2,030,918
TOTAL PERDESAAN 2,323 743,360 3,255,917
totAl
cIPtA kArYA 6,952 1,206,260 5,283,419
Tabel 2.4.
Perhitungan Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman Layak Dari Dana APBN Tahun 2015
Tabel 2.5.
Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi Dari Dana APBN Tahun 2015 Indonesia (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3)/(4)
x(5) 1 Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman
PerkotaanPengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
2,680 Ha 38,413 10 0.70
no output unit satuan (2015) jiwa terlayani % Pelayanan
(1) (2) (3) (4) (5) =
(4)/255.461.700 x 100%
1 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT
549,500.00 0.2%
a. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
40 Kab/Kota
2 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT a. Infrastruktur Air Limbah
dengan Sistem Terpusat Skala Komunal
452 Kawasan
169,500 Jiwa
b. Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kawasan
76 Kawasan
380,000 Jiwa
3 INFRASTRUKTUR TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH
55 Kab/Kota
4,100,496.00 1.6%
3,747,496 Jiwa
4 INFRASTRUKTUR TEMPAT PENGOLAH SAMPAH TERPADU/3R
333 Kawasan
333,000 Jiwa
5 INFRASTRUKTUR FASILITAS PENGOLAHAN SEMENTARA SAMPAH
4 Kawasan
20,000 Jiwa
27
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
Kapasitas 3
Organisasi
kapasitas organisasi
3.1 KERAGAMAN SUMBER DAYA MANUSIA Dalam mendukung tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya di tahun 2015, Direktorat Jenderal Cipta Karya didukung oleh 3.894 orang pegawai, dengan keragaman pegawai berdasarkan unit kerja sebagaimana tergambar dalam Gambar 3.1.
Sumber daya manusia adalah elemen penggerak sedangkan sarana prasarana adalah elemen pendukung Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Gambar 3.1.
Keragaman SDM Berdasarkan Unit Kerja Eselon II
Dari seluruh pegawai, sebesar 35% dari 3.894 orang ini ditempatkan di pusat dan sisanya sebesar 65%
atau sebanyak 2.531 ditempatkan di unit satuan kerja yang berkedudukan di daerah.
Di tahun 2015, proporsi terbesar SDM yang merupakan PNS, berasal dari golongan III sebanyak 1.511 orang (59%), yang terbagi golongan ruang sebagaimana terdapat pada Gambar 3.2. Golongan III umumnya didominasi oleh pegawai dengan golongan ruang III/B sebanyak 747 orang yang sebagian besar merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan (masa kerja >5 tahun). Dapat dilihat pada gambar 3.3.
Pada keragaman SDM PNS berdasarkan pendidikan, komposisi terbesar ada pada SDM yang berpendidikan Strata-1 sebanyak 1.109 orang atau 44 % dari total keseluruhan SDM. Namun demikian, jika memperhatikan Gambar 3.4. , akan terlihat bahwa komposisi SDM yang memiliki pendidikan SD/SMP/SLTA juga cukup tinggi, yaitu hampir sebesar 40% dari total SDM PNS. Umumnya SDM dengan golongan pendidikan ini, berasal dari pegawai honorer yang diangkat menjadi PNS.
Klasifikasi SDM PNS di Direktorat Jendral Cipta Karya berdasarkan pendidikan teknis dan non- Sumber: Lakip Eselon II Tahun 2015
Pada jumlah SDM sebanyak 3.894 orang tersebut, sebanyak 71% pegawai berstatus PNS yang tersebar di Pusat dan Daerah, serta sisanya sebanyak 29%
merupakan pegawai Non PNS. Pegawai Non PNS ini adalah pegawai yang berstatus CPNS dan pegawai kontrak. Sampai dengan laporan ini disusun, komposisi pegawai berstatus CPNS sebesar 11%
dan pegawai kontrak sebesar 89%.
29
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
teknis, sebagaimana Gambar 3.5., menunjukkan bahwa, komposisi terbesar SDM PNS berasal dari pegawai dengan pendidikan non-teknis, sebesar 54%. Sedangkan, pegawai PNS dengan pendidikan teknis hanya sebesar 46%.
Persebaran SDM di setiap unit kerja Eselon II terdiri dari kategori, yaitu pusat dan daerah, dengan persebaran SDM di masing eselon 2, sebagaimana terlihat pada Gambar 3.6, menunjukkan bahwa SDM PNS Ditjen Cipta Karya, dominan berada pada unit kerja yang berperan langsung dalam pencapaian sasaran.
Komposisi terbesar persebaran PNS ada di Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) sebanyak 566 orang dan yang terendah di Setditjen sebanyak 262 orang. Pada Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, dan Direktorat Bina Penataan Bangunan, PNS banyak tersebar di satuan kerja di daerah.
Berdasarkan jenis kelamin, SDM PNS Direktorat Jenderal Cipta Karya masih didominasi Laki-laki Gambar 3.2.
Klasifikasi Golongan PNS Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015
Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015
Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015
Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015 Gambar 3.4.
Grafik SDM Berdasarkan Golongan Pendidikan
Gambar 3.3.
Grafik SDM Berdasar Golongan Ruang
Gambar 3.5.
Grafik SDM Berdasarkan Klasifikasi Teknis dan Non-Teknis
sebanyak 1.627 orang (64%) dan perempuan sebanyak 922 orang (36%). Terdapat beberapa orang Perempuan yang berperan penting dalam pembangunan bidang Cipta Karya dengan menduduki posisi strategis. Sebanyak 34 perempuan menduduki posisi Eselon IV, 11 perempuan menduduki posisi Eselon III dan 2 perempuan menduduki posisi Eselon II.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat :
. Pegawai dengan pendidikan setingkat SD/SMP/
SLTA dan non teknis lainnya , mendominasi total pegawai di lingkungan DJCK, yaitu 45,67 % . Pegawai dengan latar belakang pendidikan
teknis/ profesional adalah sebesar 54,33 %
(dimana 34,55% diantaranya adalah pegawai profesional terkontrak)
. Berdasarkan besarnya anggaran Ditjen. Cipta Karya Tahun 2015, setiap Pegawai mempunyai beban anggaran sebesar Rp.4,75 M.
. Belum dapat diketahui apakah kinerja pencapaian sasaran ini berbanding lurus dengan kinerja SDM yang dinilai melalui SKP. Hal ini disebabkan karena pada saat penyusunan LaKIP, SKP PNS Tahun 2015 Ditjen. Cipta Karya belum terselesaikan.
3.2 SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk mendukung tugas dan fungsinya diantaranya terdiri dari kendaraan operasional dan bangunan gedung, dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut
a. Kendaraan Operasional
Kendaraan operasional yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Cipta adalah 483 buah kendaraan, dengan kondisi rusak ringan sebanyak 40 buah, rusak berat sebanyak 77 buah dan yang masih dalam kondisi baik sebanyak 366 buah.
b. Bangunan Gedung
Bangunan gedung yang dimiliki Direktorat 1
2
Laki-laki 1.627 orang 922 orang 2.549 orang Perempuan
Total
Sumber: Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Dirjen.
Cipta Karya 2015
Sumber: Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Dirjen.
Cipta Karya 2015
Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015
Gambar 3.6.
Grafik Persebaran SDM
Gambar 3.7.
Komposisi Perempuan Yang Menduduki Posisi Strategis Tabel 3.1.
Rekapitulasi PNS Berdasarkan Jenis Kelamin
31
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
Jenderal Cipta Karya adalah seluas 72.661,92 m2 yang terdiri dari depo dan ruangan kantor yang tersebar di wilayah Jakarta, Bekasi, Padang, Surabaya, Makasar dan Medan.
Depo digunakan untuk penyimpanan sarana dan prasarana tanggap darurat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.
3.3 DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)
Pada awal tahun 2015, anggaran Ditjen Cipta Karya adalah sebesar Rp. 14.408.904.348.000,- kemudian pada bulan Juni, terdapat perubahan pagu anggaran menjadi Rp. 19.612.517.206.000,- Penambahan pagu anggaran ini dikarenakan adanya pengurangan subsidi BBM. Selama kurun waktu Tahun 2015, pagu Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami revisi 9 kali, yang menyebabkan anggaran menjadi Rp. 19.855.638.146.000,- (Bulan Desember 2015).
Proses revisi pada umumnya disebabkan adanya dana sisa lelang, serta beberapa paket yang tidak siap lelang sehingga dialihkan ke direktorat lain ataupun di-drop.
Kronologis perubahan pagu anggaran tiap sasaran program disajikan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.2.
Prasarana dan Sarana Gedung dan Kantor Di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Tabel 3.3.
Kronologis Perubahan Pagu Anggaran Terhadap Pencapaian Sasaran Program Tahun 2015
no. PrAsArAnA/sArAnA lokAsI luAs (M2)
1 Gedung B.1.C Jakarta 25,800
2 Depo Gudang Induk Bekasi 15,480 3 Depo Gudang Padang Padang 1,100 4 Depo Gudang Surabaya Surabaya 6,000 5 Depo Gudang Makasar Makasar 3,000
6 Depo Gudang Medan Medan 12,000
7 Wisma Sanita Jakarta 1,390
8 Gedung Kantor Satker Bangkim
Jakarta 863.04
9 Gedung Kantor Tanggap
Darurat Jakarta 824
10 Gedung Kantor Satker
Agropolitan Jakarta 198
11 Mess Pejompongan Jakarta 362.88
12 Gedung TC
Pejompongan
Jakarta 1,024
13 Gedung Ex Tata
Bangunan Jakarta 1,200
14 Gedung Kantor Habitat Jakarta 480 15 Gedung Kantor
BPPSPAM
Jakarta 540
Total 72,661.92
sAsArAn ProgrAM PAgu AwAl PAgu APBn-P PAgu AkhIr
Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat
5,432,726,590,000 6,853,794,804,000 7,259,257,280,000
Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak
6.572.260.758.000. 8,923,319,209,000 9,096,942,343,000
Meningkatnya kontribusi terhadap
pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat 2,403,917,000,000 3,835,403,193,000 3,499,438,523,000 totAl 14,408,904,348,000 19,612,517,206,000 19,855,638,146,000
33
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A