• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya"

Copied!
310
0
0

Teks penuh

(1)

1

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

2015

Laporan Kinerja

Direktorat Jenderal

Cipta Karya

(2)
(3)

3

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

2015

Laporan Kinerja

Direktorat Jenderal

Cipta Karya

(4)

Laporan Kinerja (LaKIP) disusun sebagai wujud pertanggungjawaban lembaga pemerintah tingkat Eselon I, Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya selama tahun 2015.

LaKIP berfungsi sebagai media untuk menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya selama tahun 2015 dan merupakan piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya selama 1 (satu) tahun, dengan indikator capaian kinerja diukur melalui besaran outcome. Data dalam LaKIP ini disajikan berdasarkan pada hasil capaian kinerja seluruh Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Proses penyusunan laporan

Dr. Ir. AnDreAs suhono, Msc Direktur Jenderal Cipta Karya

LaKIP berfungsi sebagai media untuk menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya selama tahun 2015 dan merupakan piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja

(5)

5

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja.

Kami berharap LaKIP ini dapat bermanfaat sebagai acuan bagi perencanaan kinerja dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun 2016. Selain itu, apabila masih terdapat kekurangan, kami menghargai kritik dan saran yang diberikan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Unit Kerja Eselon II, BPPSPAM, Balai Teknis Air Minum dan Sanitasi, Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan, serta Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang telah mendukung terlaksananya program

pembinaan dan pembangunan infrastruktur dasar permukiman yang dilaporkan dalam LaKIP ini.

Semoga laporan ini dapat memberikan gambaran tentang peran dan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui pelaksanaan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Cipta Karya

Dr. Ir. Andreas Suhono, MSc NIP. 195704181984121001

Direktorat Jenderal Cipta Karya selama 1 (satu) tahun, dengan indikator capaian kinerja diukur melalui besaran outcome.

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

(6)

9

19 27 33

Pendahuluan Perencanaan Kinerja

Kapasitas Organisasi

Akuntabilitas

Kinerja

(7)

7

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

45

49

Penutup Lampiran Perencanaan

Kinerja Kapasitas Organisasi

Akuntabilitas

Kinerja

(8)
(9)

9

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Pendahuluan 1

(10)

Pendahuluan

Dalam rangka pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diikuti oleh Peraturan Menteri PAN dan RB No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja serta Reviu atas Laporan Kinerja, maka setiap Eselon I dan Eselon II pada Kementerian/Lembaga wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) di akhir tahun anggaran.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) Direktorat Jenderal Cipta Karya disusun untuk memberikan gambaran yang jelas, transparan, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja serta capaian yang telah dilaksanakan selama 1 (satu) tahun. Hasilnya diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan dan seluruh jajaran instansi Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai bahan acuan dalam penyusunan program dan kegiatan di tahun mendatang sehingga tersusun program yang lebih fokus, efektif, efisien, terukur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai alat

untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya kepada masyarakat dan stakeholders lainnya.

1.1. TUGAS DAN FUNGSI

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pada bagian Pertama terkait Kedudukan, Tugas, dan Fungsi, mengamanatkan bahwa Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas “menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) adalah laporan

pertanggungjawaban atas kinerja serta capaian yang telah dilaksanakan selama 1 (satu) tahun anggaran dan sebagai alat untuk mengkomunikasikan

pencapaian kinerja instansi bersangkutan kepada masyarakat dan stakeholders lainnya.

(11)

11

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

c. Perumusan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Secara keseluruhan Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki 5 (lima) Direktorat, 1 (satu) Sekretariat Direktorat, 1 (satu) Sekretariat Badan, 25 (dua puluh lima) Sub Direktorat, 5 (lima) Bagian Pendukung, 3 (tiga) Bidang, serta 3 (tiga) Balai UPT yang tugas dan fungsinya diatur berdasarkan Peraturan Menteri PU dan PR Nomor: 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1.2. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, berdasarkan Peraturan Menteri PU dan PR Nomor:

15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya didukung oleh lima (5) unit kerja eselon II dan satu (1) unit kerja unsur pendukung, yaitu:

a. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman,

b. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman,

c. Direktorat Bina Penataan Bangunan,

d. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,

e. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, dan

f. Sekretariat Direktorat Jenderal.

Direktorat Jenderal Cipta Karya juga memiliki 3 (tiga) Unit Pelayanan Teknis (UPT) setingkat eselon III yang bertanggung jawab langsung pada Direktur Jenderal Cipta Karya, yaitu

a. Balai Pembinaan Teknik Air minum dan Sanitasi Bekasi,

b. Balai Pembinaan Teknik Air minum dan Sanitasi Surabaya dan

c. Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan.

Untuk melaksanakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya didukung oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Air Minum (BPPSPAM) yang dibentuk melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294 Tahun 2005.

Pada pelaksanaan tugasnya, unit pelaksana eselon II di dukung oleh 5 (lima) unit kerja setingkat eselon III yang menjalankan fungsi perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan NSPK dan pemberian bimbingan teknis dan 1 (satu) unit kerja setingkat eselon IV yang menjalankan fungsi dukungan administrasi. Diagram struktur organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya, dapat dilihat pada Gambar 1.1.

(12)

kePAlA BAgIAn kePegAwAIAn, orgAnIsAsI

DAn tAtA lAksAnA

suBBAgIAn

tAtA usAhA suBBAgIAn

tAtA usAhA

uPt/BAlAI suBDIrektorAt

keterPADuAn PeMBIAYAAn

suBDIrektorAt keterPADuAn PelAksAnAAn

suBDIrektorAt keterPADuAn PengelolAAn DAtA DAn

sIsteM InForMAsI suBDIrektorAt

keterPADuAn PeMAntAuAn DAn

eVAluAsI DIrektorAt

keterPADuAn InFrAstruktur PerMukIMAn

suBDIrektorAt keterPADuAn PerencAnAAn DAn

keMItrAAn

suBDIrektorAt PerencAnAAn teknIs

suBDIrektorAt kAwAsAn PerMukIMAn

PerkotAAn

suBDIrektorAt kAwAsAn PerMukIMAn

PerDesAAn

suBDIrektorAt kAwAsAn PerMukIMAn

khusus

suBDIrektorAt stAnDArDIsAsI DAn

keleMBAgAAn DIrektorAt PengeMBAngAn kAwAsAn

PerMukIMAn

Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Diirektorat Jenderal Cipta Karya

(13)

13

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

kePAlA BAgIAn keuAngAn sekretArIs

DIrektorAt jenDerAl

kePAlA BAgIAn uMuM

suBBAgIAn

tAtA usAhA suBBAgIAn

tAtA usAhA suBBAgIAn

tAtA usAhA kePAlA BAgIAn hukuM & Per-uu-An

keloMPok jABAtAn FungsIonAl suBDIrektorAt

PerencAnAAn teknIs suBDIrektorAt

PerencAnAAn teknIs suBDIrektorAt PerencAnAAn teknIs

suBDIrektorAt PengelolAAn AIr lIMBAh

suBDIrektorAt PengelolAAn PersAMPAhAn

suBDIrektorAt PenYehAtAn lIngkungAn

PerMukIMAn khusus suBDIrektorAt

sPAM PerkotAAn

suBDIrektorAt sPAM PerDesAAn

suBDIrektorAt sPAM khusus suBDIrektorAt

BAngunAn geDung

suBDIrektorAt PengelolAAn ruMAh

negArA

suBDIrektorAt PenAtAAn BAngunAn DAn

lIngkungAn khusus

suBDIrektorAt stAnDArDIsAsI DAn

keleMBAgAAn

suBDIrektorAt stAnDArDIsAsI DAn

keleMBAgAAn

suBDIrektorAt stAnDArDIsAsI DAn

keleMBAgAAn DIrektorAt

BInA PenAtAAn BAngunAn DIrektorAt

PengeMBAngAn sIsteM PenYeDIAAn AIr MInuM

DIrektorAt

PengeMBAngAn PenYehAtAn lIngkungAn PerMukIMAn

(14)

berikut:

A. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya Dalam memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi:

- Pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana;

- pelaksanaan urusan administrasi keuangan, tata usaha, dan rumah tangga direktorat jenderal;

- koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, fasilitasi advokasi hukum, pemberian pertimbangan hukum serta penyelenggaraan komunikasi publik direktorat jenderal;

- pengelolaan barang milik negara direktorat jenderal; dan

- koordinasi, pemantauan dan evaluasi sarana dan prasarana penanggulangan darurat bencana alam.

B. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Dalam penyusunan keterpaduan perencanaan dan kemitraan, pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaan data dan sistem informasi serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman, serta penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman menyelenggarakan fungsi :

- Penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman;

permukiman;

- penyusunan keterpaduan program, pembiayaan tahunan yang bersumber dari apbn dan pembiayaan lainnya;

- pemantauan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman;

- pengelolaan data dan sistem teknologi informasi;

- pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program kegiatan dan pembangunan infrastruktur permukiman; dan

- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

C. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

Dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman menyelenggarakan fungsi:

- Penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus;

- penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus;

- pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah;

- pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman

(15)

15

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus;

- penyusunan dan penyebarluasan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus;

- fasilitasi pembinaan kelembagaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus; dan

- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

D. Direktorat Bina Penataan Bangunan

Dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan perencanaan teknis, penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan, gedung, pengelolaan rumah negara, penataan bangunan dan lingkungan khusus, serta penyusunan standarisasi dan penguatan kelembagaan, Direktorat Bina Penataan Bangunan menyelenggarakan fungsi:

- Penyiapan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

- pelaksanaan kebijakan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

- penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

- pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

- fasilitasi, pemberdayaan, dan penguatan kelembagaan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

- pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; dan

- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

E. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum menyelenggarakan fungsi:

(16)

pengembangan sistem penyediaan air minum;

- penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus;

- pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah;

- pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum;

- penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum;

- fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum; dan

- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

F. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman menyelenggarakan fungsi:

- Penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;

- penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase

- pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait serta fasilitasi penyediaan tanah;

- pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;

- penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;

- fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; dan

- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

G. Sekretariat Badan Pendukung Pengembangan Sistem Air Minum (BPPSPAM)

Dalam memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada Badan Pendukung Pengembangan Sistem Air Minum (BPPSPAM), Sekretariat BPPSPAM menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

- Penyiapan kajian kebijakan dan penyusunan rencana dan program;

- pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan standar kualitas dan kinerja pelayanan penyelenggaraan pengembangan SPAM, serta pemantauan dan evaluasi

(17)

17

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

terhadap pemenuhan perjanjian penyediaan air minum;

Gambar 1.2.

Struktur Organisasi Balai Pembinaan Teknik Air Minum dan Sanitasi sekretArIs DIrektur jenDerAl cIPtA kArYA

kePAlA BAlAI/kePAlA sAtker

keloMPok jABAtAn FungsIonAl

kA. sIe AIr MInuM kA. suBsIe AIr MInuM

BenDAhArA PengeluArAn

PejABAt PenAnDAtAngAn

sPM

PejABAt PeMBuAt koMItMen

PejABAt PeMungut

PnBP

BenDAhArA PenerIMAAn

PAnItIA PokjA/

PengADAAn BArAng jAsA kA. sIe AIr sAnItAsI

kA. suBsIe sAnItAsI kA. suB. BAg. tAtA usAhA

kA. ur. uMuM DAn

keuAngAn kA. ur.

kePegAwAIAn

H. Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi

Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Cipta Karya, melalui Sekretaris Jenderal Cipta Karya berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 21/PRT/M/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum. Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi memiliki tugas melaksanakan bimbingan teknis dan pemberdayaan pengelolaan sistem penyediaan air minum dan sanitasi dengan tugas pokok mengembangan kurikulum, melaksanakan bimbingan teknis bidang air minum dan sanitasi,

serta pelatihan lainnya, dan diseminasi bahan latihan.

Dalam penyelenggaraan tugasnya tersebut, Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi menyelenggarakan fungsi:

- Pelaksanaan bimbingan teknik pelayanan air minum dan sanitasi

- pemberdayaan kemampuan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sistem penyediaan air minum dan sanitasi

- penyebarluasan dan penerapan teknologi rancang bangun sistem penyediaan air minum dan sistem pengolahan sanitasi

(18)

- penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara

- pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

I. Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 34 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan mempunyai tugas (pasal 136) : melaksanakan bimbingan teknis kepada pemerintah daerah dan masyarakat, serta pelayanan informasi dalam penyelenggaraan Permukiman dan Perkotaan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Informasi

- Penyiapan strategi, rencana, program dan anggaran kegiatan balai;

- Pelaksanaan evaluasi rencana dan program;

- Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang- undangan dan pedoman teknis;

- penyiapan data dan pengembangan sistem informasi, penyebarluasan informasi dan komunikasi permukiman dan perkotaan termasuk pengelolaan website balai;

- Fasilitasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia bidang permukiman dan perkotaan;

- Pelaksanaan pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat

- Penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan

- Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

Gambar 1.3.

Struktur Organisasi Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan kePAlA seksI ProgrAM kePAlA seksI

PengeMBAngAn kAPAsItAs

kePAlA seksI DAtA DAn InForMAsI kePAlA BAgIAn

suB tAtA usAhA kePAlA BAlAI

keloMPok jABAtAn FungsIonAl

(19)

19

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A L A P O R A N H A S I L P E M B A N G U N A N B I D A N G C I P T A K A R Y A 2 0 1 1 19

Perencanaan 2

Kinerja

(20)

Perencanaan kinerja

2.1 RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PU-PR 2015-2019 menyebutkan bahwa sasaran strategis yang menjadi fokus perhatian Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah meningkatkan dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman. Layanan infrastruktur dasar ini meliputi peningkatan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, serta pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat.

Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar, menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional dan mengembangkan sistem transportasi masal perkotaan, yang keseluruhannya dilaksanakan secara terintegrasi.

Di bidang pengembangan kawasan permukiman, penyediaan infrastruktur dasar masyarakat diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar terkait akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau. Untuk mewujudkan ini, sasaran pembangunan kawasan permukiman sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019 adalah:

a. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen.

b. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia.

c. Optimalisasi penyediaan layanan air minum.

d. Peningkatan efisiensi layanan air minum yang dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional.

e. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman.

f. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar.

g. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam merespon target RPJMN 2015- 2019 tersebut diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi, dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan (Turbinwas) dan kegiatan pembangunan (Bang).

Dalam pelaksanaan pembangunannya, Direktorat Jenderal Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten,

Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan dengan indikator kinerjanya berdasarkan program, kebijkan, sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dicapai pada satu waktu yang

telah ditetapkan.

(21)

21

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Gambar 2.1.

Peta Strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya

  Leran

ing  &  Growth  

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

SS 9. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan

berintegritas

SS 10. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola

keuangan dan BMN

SS 11. Meningkatnya kehandalan sistem dan

teknologi informasi

Internal  Process  

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses:

KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN

PEMROGRAMAN

PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGENDALIAN DAN

PENGAWASAN

SS 4. Meningkatnya keterpaduan perencanaan,

penganggaran dan pemrograman

SS 7. Meningkatnya kualitas pengendalian dan

pengawasan SS 5. Meningkatnya

kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur

permukiman

SS 6. Meningkatnya kualitas pengaturan

pengelolaan infrastruktur permukiman

SS 8. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye

publik

Customers/Stakeholders  

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan

pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman

SS 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat SS 2. Meningkatnya kontribusi

terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak SS 1. Meningkatnya kontribusi

terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

(22)

Dalam membangun sistem, Direktorat Jenderal Cipta Karya memberikan dukungan pembangunan infrastrktur dengan memperioritaskan sistem infrastruktur Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Sedangkan dalam memberdayakan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program pemberdayaan masyarakat.

Sesuai dengan Peta Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sasaran strategis yang menjadi fokus perhatian Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan. Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut, maka sasaran program Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum.

b. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, dengan indikator persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan.

c. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi.

sebagaimana tergambar dalam Gambar 2.1.

Berdasarkan Peta Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya, dapat disampaikan sasaran-sasaran antara yang harus dipenuhi untuk mewujudkan sasaran program.

Tanggung jawab untuk mencapai sasaran strategis ini didistrubusikan kesetiap direktorat yang berada di Direktorat Jenderal Cipta Karya. Selanjutnya sasaran strategis sebagaimana tercantum dalam peta strategi didistribusikan secara merata kepada seluruh unit kerja dan SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya. Penyelarasan kinerja lebih detail dapat dilihat dalam lampiran 6.

2.2. TARGET RENCANA STRATEGIS

Pada periode 2015-2019, target sasaran program Direktorat Jenderal Cipta Karya, sebagaimana tergambar dalam Renstra Kementerian PUPR adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, dengan cakupan pelayanan sebesar 76%

b. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, dengan penurunan luasan permukiman kumuh sebesar 8%

c. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, dengan cakupan pelayanan sebesar 64%.

Rincian target sasaran program per tahun dan indikator kerja dijabarkan dalam Tabel 2.1.

Pencapaian target sasaran ini merupakan kontribusi dari seluruh pendanaan, baik yang bersumber dari APBN, APBD, DAK, swasta maupun masyarakat, sebagaimana tercermin dalam RPJMN.

(23)

23

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

sasaran Program Indikator kinerja satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Meningkatnya kontribusi

terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat.

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum.

% 76 82 88 94 100

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak.

Persentase penurunan luasan

permukiman kumuh perkotaan. % 8 6 4 2 0

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat.

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi.

% 64 72 85 92 100

2.3. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Pada tahun 2015, Perjanjian Kinerja Ditjen Cipta Karya disusun dalam rangka melaksanakan sasaran program dengan dukungan dana yang bersumber dari APBN sejumlah Rp. 19.612.517.206.000,-.

Sasaran yang harus dicapai adalah:

1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dengan target kinerja berupa peningkatan cakupan pelayanan akses air minum sebesar 2,07%.

2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dengan target kinerja berupa penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan sebesar 0,70%.

3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat

dengan target kinerja berupa peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi sebesar 1,80%.

Dalam pelaksanaannya, upaya pencapaian sasaran

“meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum” bagi masyarakat sebesar 2,07% didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sekretaris Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum melalui kegiatan diantaranya pengembangan jaringan SPAM bagi 622 kawasan MBR, 243 IKK, 229 kawasan khusus dan 1.449 desa, pembinaan terhadap 121 PDAM serta peningkatan kinerja 35 PDAM di 90 Kabupaten/

Kota.

Rencana kinerja yang harus dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan pada unit kerja Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dan Sekretariat Jenderal Direktorat Jenderal Cipta Tabel 2.1.

Target Rencana Strategis Terhadap Pencapaian Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya

Sumber: Renstra Kementerian PUPR

(24)

hunian dan permukiman yang layak” sebesar 0,70% yang akan didukung melalui kegiatan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman sebesar 2.680 Ha di daerah perkotaan, pendampingan pemberdayaan masyarakat di 11.067 kelurahan, 237 kecamatan dan 4.440 desa, pembangunan 20 Twin Block rusunawa, penataan bangunan dan lingkungan di 617 Ha serta fasilitasi legalisasi 113 Perda Bangunan Gedung.

bagi masyarakat” ditandai dengan indikator kinerja pencapaian berupa penyediaan pelayanan sanitasi sebesar 1,8% yang akan didukung melalui pelaksanaan kegiatan sistem pengolahan air limbah skala regional, kota, kawasan dan khusus untuk 1.137.308 KK, sistem penanganan persampahan skala regional, kota, kawasan, dan khusus untuk 2.506.135 KK. Dalam pelaksanaannya target tersebut didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman.

Tabel 2.2.

Perjanjian Kinerja

 

(25)

25

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

2.4. METODE PENGUKURAN

Untuk memudahkan pengukuran kinerja, maka pada saat penentuan target kinerja, perlu diketahui metode pengukuran yang digunakan. Manfaat adanya informasi metode pengukuran, adalah untuk menjamin konsistensi penggunaan indikator kinerja yang terukur.

a. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program “Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat”. Rincian perhitungan terkait

Tabel 2.3.

Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum Dari Dana APBN Tahun 2015

peningkatan akses air minum dari dana APBN disajikan dalam Tabel 2.3.

b. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program “Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman yang Layak” disajikan pada Tabel 2.4.

c. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program “Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat”

seperti tercantum dalam Tabel 2.5.

 

No Output L/det

(RKAKL) Sambungan

Rumah* Jiwa Terlayani**

Proyeksi Penduduk

(2015)***

Kontribusi Direktorat Jenderal CK

(2015) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (5)/(6) x

100%

PERKOTAAN

255,461,700 2.07%

1 SPAM IKK + Pemekaran 4,629 462,900 2,027,502

TOTAL

PERKOTAAN 4,629 462,900 2,027,502 PERDESAAN

2 SPAM Khusus 874 279,680 1,224,998 3 Pemberdayaan Masyarakat 1,449 463,680 2,030,918

TOTAL

PERDESAAN 2,323 743,360 3,255,917 TOTAL

CIPTA KARYA 6,952 1,206,260 5,283,419 Keterangan:

* Asumsi untuk Perkotaan, 1 l/det setara dengan 100 SR Asumsi untuk Perdesaan, 1 l/det setara dengan 320 SR

** Asumsi 1 KK = 4 jiwa

*** Data BPS (Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, tahun 2013)

**** Asumsi Potensi Sambungan Rumah dapat tercapai untuk Full Capacity sistem terbangun no output l/det (rkAkl) sambungan

rumah* jiwa terlayani**

Proyeksi Penduduk

(2015)***

kontribusi Direktorat jenderal ck

(2015)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (5)/(6) x

100%

PerkotAAn

255,461,700 2.07%

1 SPAM IKK + Pemekaran 4,629 462,900 2,027,502

TOTAL PERKOTAAN 4,629 462,900 2,027,502

PerDesAAn

2 SPAM Khusus 874 279,680 1,224,998

3 Pemberdayaan Masyarakat 1,449 463,680 2,030,918

TOTAL PERDESAAN 2,323 743,360 3,255,917

totAl

cIPtA kArYA 6,952 1,206,260 5,283,419

(26)

Tabel 2.4.

Perhitungan Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman Layak Dari Dana APBN Tahun 2015

Tabel 2.5.

Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi Dari Dana APBN Tahun 2015 Indonesia (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3)/(4)

x(5) 1 Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Permukiman

PerkotaanPengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

2,680 Ha 38,413 10 0.70

no output unit satuan (2015) jiwa terlayani % Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5) =

(4)/255.461.700 x 100%

1 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT

549,500.00 0.2%

a. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

40 Kab/Kota

2 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT a. Infrastruktur Air Limbah

dengan Sistem Terpusat Skala Komunal

452 Kawasan

169,500 Jiwa

b. Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kawasan

76 Kawasan

380,000 Jiwa

3 INFRASTRUKTUR TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH

55 Kab/Kota

4,100,496.00 1.6%

3,747,496 Jiwa

4 INFRASTRUKTUR TEMPAT PENGOLAH SAMPAH TERPADU/3R

333 Kawasan

333,000 Jiwa

5 INFRASTRUKTUR FASILITAS PENGOLAHAN SEMENTARA SAMPAH

4 Kawasan

20,000 Jiwa

(27)

27

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Kapasitas 3

Organisasi

(28)

kapasitas organisasi

3.1 KERAGAMAN SUMBER DAYA MANUSIA Dalam mendukung tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya di tahun 2015, Direktorat Jenderal Cipta Karya didukung oleh 3.894 orang pegawai, dengan keragaman pegawai berdasarkan unit kerja sebagaimana tergambar dalam Gambar 3.1.

Sumber daya manusia adalah elemen penggerak sedangkan sarana prasarana adalah elemen pendukung Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam

menjalankan tugas dan fungsinya.

Gambar 3.1.

Keragaman SDM Berdasarkan Unit Kerja Eselon II

Dari seluruh pegawai, sebesar 35% dari 3.894 orang ini ditempatkan di pusat dan sisanya sebesar 65%

atau sebanyak 2.531 ditempatkan di unit satuan kerja yang berkedudukan di daerah.

Di tahun 2015, proporsi terbesar SDM yang merupakan PNS, berasal dari golongan III sebanyak 1.511 orang (59%), yang terbagi golongan ruang sebagaimana terdapat pada Gambar 3.2. Golongan III umumnya didominasi oleh pegawai dengan golongan ruang III/B sebanyak 747 orang yang sebagian besar merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan (masa kerja >5 tahun). Dapat dilihat pada gambar 3.3.

Pada keragaman SDM PNS berdasarkan pendidikan, komposisi terbesar ada pada SDM yang berpendidikan Strata-1 sebanyak 1.109 orang atau 44 % dari total keseluruhan SDM. Namun demikian, jika memperhatikan Gambar 3.4. , akan terlihat bahwa komposisi SDM yang memiliki pendidikan SD/SMP/SLTA juga cukup tinggi, yaitu hampir sebesar 40% dari total SDM PNS. Umumnya SDM dengan golongan pendidikan ini, berasal dari pegawai honorer yang diangkat menjadi PNS.

Klasifikasi SDM PNS di Direktorat Jendral Cipta Karya berdasarkan pendidikan teknis dan non- Sumber: Lakip Eselon II Tahun 2015

Pada jumlah SDM sebanyak 3.894 orang tersebut, sebanyak 71% pegawai berstatus PNS yang tersebar di Pusat dan Daerah, serta sisanya sebanyak 29%

merupakan pegawai Non PNS. Pegawai Non PNS ini adalah pegawai yang berstatus CPNS dan pegawai kontrak. Sampai dengan laporan ini disusun, komposisi pegawai berstatus CPNS sebesar 11%

dan pegawai kontrak sebesar 89%.

(29)

29

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

teknis, sebagaimana Gambar 3.5., menunjukkan bahwa, komposisi terbesar SDM PNS berasal dari pegawai dengan pendidikan non-teknis, sebesar 54%. Sedangkan, pegawai PNS dengan pendidikan teknis hanya sebesar 46%.

Persebaran SDM di setiap unit kerja Eselon II terdiri dari kategori, yaitu pusat dan daerah, dengan persebaran SDM di masing eselon 2, sebagaimana terlihat pada Gambar 3.6, menunjukkan bahwa SDM PNS Ditjen Cipta Karya, dominan berada pada unit kerja yang berperan langsung dalam pencapaian sasaran.

Komposisi terbesar persebaran PNS ada di Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) sebanyak 566 orang dan yang terendah di Setditjen sebanyak 262 orang. Pada Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, dan Direktorat Bina Penataan Bangunan, PNS banyak tersebar di satuan kerja di daerah.

Berdasarkan jenis kelamin, SDM PNS Direktorat Jenderal Cipta Karya masih didominasi Laki-laki Gambar 3.2.

Klasifikasi Golongan PNS Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015

Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015

Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015

Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015 Gambar 3.4.

Grafik SDM Berdasarkan Golongan Pendidikan

Gambar 3.3.

Grafik SDM Berdasar Golongan Ruang

Gambar 3.5.

Grafik SDM Berdasarkan Klasifikasi Teknis dan Non-Teknis

 

(30)

sebanyak 1.627 orang (64%) dan perempuan sebanyak 922 orang (36%). Terdapat beberapa orang Perempuan yang berperan penting dalam pembangunan bidang Cipta Karya dengan menduduki posisi strategis. Sebanyak 34 perempuan menduduki posisi Eselon IV, 11 perempuan menduduki posisi Eselon III dan 2 perempuan menduduki posisi Eselon II.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat :

. Pegawai dengan pendidikan setingkat SD/SMP/

SLTA dan non teknis lainnya , mendominasi total pegawai di lingkungan DJCK, yaitu 45,67 % . Pegawai dengan latar belakang pendidikan

teknis/ profesional adalah sebesar 54,33 %

(dimana 34,55% diantaranya adalah pegawai profesional terkontrak)

. Berdasarkan besarnya anggaran Ditjen. Cipta Karya Tahun 2015, setiap Pegawai mempunyai beban anggaran sebesar Rp.4,75 M.

. Belum dapat diketahui apakah kinerja pencapaian sasaran ini berbanding lurus dengan kinerja SDM yang dinilai melalui SKP. Hal ini disebabkan karena pada saat penyusunan LaKIP, SKP PNS Tahun 2015 Ditjen. Cipta Karya belum terselesaikan.

3.2 SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk mendukung tugas dan fungsinya diantaranya terdiri dari kendaraan operasional dan bangunan gedung, dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut

a. Kendaraan Operasional

Kendaraan operasional yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Cipta adalah 483 buah kendaraan, dengan kondisi rusak ringan sebanyak 40 buah, rusak berat sebanyak 77 buah dan yang masih dalam kondisi baik sebanyak 366 buah.

b. Bangunan Gedung

Bangunan gedung yang dimiliki Direktorat 1

2

Laki-laki 1.627 orang 922 orang 2.549 orang Perempuan

Total

Sumber: Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Dirjen.

Cipta Karya 2015

Sumber: Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Dirjen.

Cipta Karya 2015

Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2015

Gambar 3.6.

Grafik Persebaran SDM

Gambar 3.7.

Komposisi Perempuan Yang Menduduki Posisi Strategis Tabel 3.1.

Rekapitulasi PNS Berdasarkan Jenis Kelamin

(31)

31

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Jenderal Cipta Karya adalah seluas 72.661,92 m2 yang terdiri dari depo dan ruangan kantor yang tersebar di wilayah Jakarta, Bekasi, Padang, Surabaya, Makasar dan Medan.

Depo digunakan untuk penyimpanan sarana dan prasarana tanggap darurat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.

3.3 DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)

Pada awal tahun 2015, anggaran Ditjen Cipta Karya adalah sebesar Rp. 14.408.904.348.000,- kemudian pada bulan Juni, terdapat perubahan pagu anggaran menjadi Rp. 19.612.517.206.000,- Penambahan pagu anggaran ini dikarenakan adanya pengurangan subsidi BBM. Selama kurun waktu Tahun 2015, pagu Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami revisi 9 kali, yang menyebabkan anggaran menjadi Rp. 19.855.638.146.000,- (Bulan Desember 2015).

Proses revisi pada umumnya disebabkan adanya dana sisa lelang, serta beberapa paket yang tidak siap lelang sehingga dialihkan ke direktorat lain ataupun di-drop.

Kronologis perubahan pagu anggaran tiap sasaran program disajikan dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.2.

Prasarana dan Sarana Gedung dan Kantor Di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta

Tabel 3.3.

Kronologis Perubahan Pagu Anggaran Terhadap Pencapaian Sasaran Program Tahun 2015

no. PrAsArAnA/sArAnA lokAsI luAs (M2)

1 Gedung B.1.C Jakarta 25,800

2 Depo Gudang Induk Bekasi 15,480 3 Depo Gudang Padang Padang 1,100 4 Depo Gudang Surabaya Surabaya 6,000 5 Depo Gudang Makasar Makasar 3,000

6 Depo Gudang Medan Medan 12,000

7 Wisma Sanita Jakarta 1,390

8 Gedung Kantor Satker Bangkim

Jakarta 863.04

9 Gedung Kantor Tanggap

Darurat Jakarta 824

10 Gedung Kantor Satker

Agropolitan Jakarta 198

11 Mess Pejompongan Jakarta 362.88

12 Gedung TC

Pejompongan

Jakarta 1,024

13 Gedung Ex Tata

Bangunan Jakarta 1,200

14 Gedung Kantor Habitat Jakarta 480 15 Gedung Kantor

BPPSPAM

Jakarta 540

Total 72,661.92

sAsArAn ProgrAM PAgu AwAl PAgu APBn-P PAgu AkhIr

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

5,432,726,590,000 6,853,794,804,000 7,259,257,280,000

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

6.572.260.758.000. 8,923,319,209,000 9,096,942,343,000

Meningkatnya kontribusi terhadap

pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat 2,403,917,000,000 3,835,403,193,000 3,499,438,523,000 totAl 14,408,904,348,000 19,612,517,206,000 19,855,638,146,000

(32)
(33)

33

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Akuntabilitas 4

Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Disajikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan barisan geometri, peserta didik mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar..

Seperti yang dikemukakan oleh Masthink (2012), bahwa airsoftgun adalah sebuah olahraga atau permainan yang mensimulasikan kegiatan militer atau kepolisian, yang

Data dikumpulkan dari catatan rekam medis pasien demam berdarah dengue yang dirawat di RS Al-Islam Bandung periode 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014 untuk

Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dan

(1) Apabila PIHAK KEDUA terbukti tidak melaksanakan kewajiban sesuai dengan ketentuan-ketentuan Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan, maka PIHAK KESATU berhak memberikan

Pencapaian Indikator kinerja konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPI2JM, di tahun 2015 akan didukung oleh output perencanaan dan pengendalian

Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan dan strategi, keterpaduan perencanaan dan kemitraan, pembiayaan,

Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman memiliki kedudukan yang cukup strategis di Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat karena memiliki