53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Profil sekolah diuraikan sebagai berikut. SMP Negeri 2 berdiri tanggal 1 Juli 1986, untuk memenuhi kebutuhan sekolah negeri tingkat menengah pertama di daerah Boja. SMP Negeri 2 Boja mulai menempati gedung baru di jalan Raya Tampingan Boja pada tanggal 3 Agustus 1988, yang diresmikan oleh Bupati waktu itu, Bapak Soedono Yusuf. Berdiri di atas lahan seluas 11.450 m2, SMP 2 Boja mempunyai lahan yang cukup luas dan strategis untuk mengembangkan diri, terbukti pemerintah telah menetapkan SMP 2 boja sebagai salah satu Sekolah Standar Nasional berdasarkan surat Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas No. 968/03/KU/2009.
54 tingkat kesadaran dan kecerdasan intelektual. (Data siswa SMP Negeri 2 Boja. 2014)
Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah saat ini, Bapak Asikin, M. Pd., sebagai Kepala Sekolah yang ke-9, program-program unggulan di galakkan untuk menunjang terciptanya sekolah yang kondusif bagi pelaksanaan proses belajar mengajar. Berbagai prestasi sudah diraih SMP Negeri 2 Boja di tingkat Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal dan Propinsi Jawa Tengah, baik di bidang akademik maupun non akademik.
Sejak tahun 2009 pemerintah menunjuk SMP Negeri 2 Boja sebagai satu-satunya pilot project sekolah yang mengembangkan Pendidikan Nasionalisme di Kabupaten Kendal untuk tingkat SMP. Hal ini tentu saja menjadi satu prestasi yang patut dibanggakan.
SMP Negeri 2 Boja memiliki visi dan misi sebagai jati diri dan haluan sekolah yang tertuang pada dokumen sekolah yang selanjutnya dijadikan dasar pada setiap pengembangan kurikulum dan program-program sekolah.
Visi: “Luhur Budi Pekerti Unggul Dalam Prestasi” mempunyai makna bahwa SMP Negeri 2 Boja mempunyai gagasan dan harapan untuk mencetak siswa-siswa yang berbudi pekerti luhur dan memiliki keunggulan prestasi di berbagai bidang.
55 a) Terwujudnya prestasi akademik dan non akademik. b) Terwujudnya sarana prasarana yang memadai yang
mendukung pencapaian prestasi.
c) Terwujudnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dan profesional.
d) Terwujudnya sisten penilaian yang akurat.
e) Terwujudnya standar pengelolaan manajemen yang handal.
f) Terwujudnya standar pembiayaan yang memadai. g) Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif,
bersih, nyaman, indah, rindang dan asri.
h) Terwujudnya budaya belajar untuk membentuk kepribadian.
(Dokumen Kurikulum Sekolah, 2014)
Sedangkan misi yang dikembangkan sekolah dalam mengemban tugas mencerdaskan kehidupan bangsa adalah sebagai berikut:
a) Mewujudkan pengembangan prestasi akademik dan non-akademik.
b) Mewujudkan pengembangan inovasi model pembelajaran.
c) Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran. d) Mewujudkan pengembangan sarana prasarana
pendidikan yang berbasis IT.
56 f) Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah
yang handal.
g) Mewujudkan program penggalian pembiayaan sekolah yang memadai.
h) Mewujudkan system penilaianyang akurat dan adil i) Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif,
bersih, indah, nyaman, rindang dan asri. (Dokumen Kurikulum Sekolah, 2014)
Smentar itu visi dalam menuju sekolah adiwiyata adalah “Cinta dan Peduli Lingkungan” untuk mewujudkan visi maka misi Program Sekolah Adiwiyata SMPN 2 Boja adalah sebagi berikut.
a. Mendidik karakter siswa yang disiplin, cinta dan peduli terhadap kelestarian lingkungan alam di sekolah dan sekitarnya;
b. Membudayakan hidup sehat, bersih, tertib dan aman di lingkungan sekolah dan sekitarnya;
c. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih, rindang, aman dan nyaman;
d. Memanfaatkan lingkungan sekolah untuk media pembelajaran yang menyenangkan;
e. Perwujudan pengelolaan sampah dengan 3R.
Sedangkan tujuan Program Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 2 Boja:
57 b. Mengembangkan pembiasaan hidup bersih, sehat,
tertib dan aman di lingkungan sekolah;
c. Mengembangkan karakter cinta alam dan peduli lingkungan;
d. Mengembangkan wirausaha dengan pemanfaatan limbah/sampah di lingkungan sekolah.
SMP Negeri 2 Boja memiliki 24 ruang kelas untuk 8 rombel di tiap tingkat kelas. SMP Negeri 2 Boja dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung pembelajaran, seperti Perpustakaan, Mushola, Panggung Seni, Laboratorium IPA dan Bahasa, Ruang Komputer, Ruang Memasak, Ruang Busana, Kantin, Koperasi Sekolah dan Klinik (UKS). SMP Negeri 2 Boja juga memiliki berbagai fasilitas olah raga seperti lapangan basket, vollyball, tenis meja dan lainnya. SMP Negeri 2 Boja memiliki lapangan yang luas untuk kegiatan upacara bendera dan lainnya. SMP Negeri 2 Boja juga dilengkapi dengan jaringan internet.
(Dokumen Sarpras SMP Negeri 2 Boja, 2014)
58 sebagai PNS/TNI, 7 orang (0,93 %) adalah Pensiunan, 273 orang (36%) sebagai karyawan swasta, 299 orang (39,86%) sebagai Buruh/Tani, serta 134 orang (17,87%) berprofesi sebagai pedagang/wiraswasta. Berdasarkan penghasilan orang tua, siswa berasal dari keluarga berpenghasilan dibawah Rp 1.000.000 sebanyak 454 orang (60,69%), keluarga berpenghasilan Rp 1.000.000 keatas sebanyak 294 orang (39,31%).
SMP Negeri 2 Boja memiliki 47 orang tenaga pendidik dan 11 orang tenaga kependidikan yang secara profesional melayani pendidikan di sekolah. Tenaga pendidik terdiri dari 39 guru PNS, 1 guru Kontrak dan 7 GTT, dengan 9 orang berpendidikan S2(19,15%), 37 orang berpendidikan S1(78,72%), 8 orang diantaranya sedang menyelesaikan proses pendidikan S2 dan 1 orang D3(2,13%). Sedangkan tenaga kependidikan terdiri dari 1 Pegawai Tetap dan 12 Pegawai Tidak Tetap dengan spesifikasi pendidikan: S1=1 orang,D3=2 orang,SLTA=5 orang, SLTP =3 orang. (Data kepegawaian SMP Negeri 2 Boja, 2014)
59 Yunus, S. Pd. sebagai Ketua I dan Bapak H. Harjono, S. Pd. sebagai ketua II. Beranggotakan Bapak Suwoso Djati, Bapak Mulyono, Bapak Supriyadi, Ibu Dra. Sri Sulastri, Bapak Santoso, Ibu Heni Susatyo, Bapak Haryanto, S. Pd., M. Par., Bapak Suwoto, Bapak Sukamto dan Pipit Dwi Ratnawati, yang merupakan tokoh-tokoh masyarakat yang berkompeten di bidangnya ini, sangat dibutuhkan keberadaan dan sumbangsih tenaga serta pikiran demi kemajuan pendidikan di SMP Negeri 2 Boja.
SMP Negeri 2 Boja menyelenggarakan pembelajaran baik akademik maupun non akademik, intra dan ekstra kurikuler. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di kelas maupun luar kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Menurut Kurikulum 2006, 10 Mapel dan 2 Mulok diajarkan sebagai pembelajaran intra kurikuler di SMP Negeri 2 Boja, dengan alokasi waktu 34 jam pelajaran. Sedangkan pembelajaran ektra kurikuler yang diselenggarakan sebagai kegiatan pengembangan diri terdiri dari Bimbingan dan Konseling, MTQ/BTA, Paduan Suara/Band, Pramuka, Paskibra, PMR, Bola Voli, Seni Tari, Basket, Sepak Takraw, KIR, Conversation, PKS dan KANCIL (Komunitas Anak-Anak Cinta Lingkungan).
60
4.2.
Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian tentang perencanaan strategis menuju sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja. Data penelitian akan diolah dengan menggunakan model penelitian R&D
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009) dengan langkah-langkah sebagai berikut.
4.2.1.Potensi dan Masalah
Pada bagian potensi dan masalah ini, akan dibahas mengenai potensi-potensi atau kekuatan yang dimiliki, serta permasalahan yang dihadapi skolah yang jika diberdayakan dan dikelola dengan baik, akan menghasilkan nilai tambah pada tujaun yang akan dicapai yaitu sekolah Adiwiyata. Potensi-potensi yang dimiliki sekolah, berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti diantaranya adalah, sekolah memiliki lahan luas yang belum dimanfaatkan secara optimal, sekolah juga memiliki Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Energi yang memadai, lokasi sekolah yang strategis yaitu sekolah terletak di pinggir jalan utama dan berada diperbatasan dengan Kodya Semarang, tenaga pendidik dan kependidikan yang professional dan memadai. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan juga diperkuat dengan hasil dari FGD.
KS: “tempatnya strategis, guru mencukupi, gedung dan sarpras mencukupi, pendaftar atau siswa baru melebihi yang diinginkan (kuota)”
61 yang sangat besar, karena sekolah mempunyai sumber daya yang memadahi. Lingkungan fisik juga mendukung, tenaga pendidik yang mencukupi dengan kapasitas siswa, juga memiliki peserta didik yang heterogen. Hal ini juga didukung dengan data hasil FGD, sebagai berikut.
“Faktor faktor keunggulan yang dimiliki SMP Negeri 2 Boja seperti lingkungan yang luas dan strategis,jumlah siswa yang banyak,animo masyarakat terhadap sekolah yang besar,tenaga pendidik yang profesional dan berpendidikan minimal S1,dapat lebih ditingkatkan .Sehingga sangat dimungkinkan adanya upaya peningkatan mutu sekolahnya.”
Dari data hasil FGD ini memperkuat bahwa sekolah memiliki potensi yang cukup untuk mengembangkan dan mewujudkan sekolah Adiwiyata. Dengan keunggulan yang dimiliki sekolah dapat menekan kelemahan yang dihadapi.
62 yang membenarkan bahwa masalah sampah belum dapat dikelola dengan baik.
…“untuk permasalahan sampah memang belum dapat teratasi secara optimal, dikarenakan siswa yang jumlahnya hamper mencapai 1000, tukang kebun juga masih kurang, tempat pembuangan sampah akhir juga belum dimiliki sekolah, serta belum tersedia tempat samapah yang memenuhi standar, sehingga dalam urusan sampah setiap harinya belum dapat teratasi dengan baik”.
Selain permasalahan sampah sekolah juga mempunyai permasalahan tentang pemanfaatan air, berdasarkan hasil observasi, wawancara dan diperkuat dengan data hasil FGD, menyebutkan bahwa belum ada pengaturan dari sekolah mengenai pemanfaatan air, tentang penghematan dan pengelolaan air bersih juga baru sebatas himbauan. Berikut data hasil FGD tentang pemanfaatan dan pengelolaan air di sekolah, adalah sebagai berikut.
“Belum ada upaya yang secara khusus dilakukan untuk pengelolaan air, penghematan air, ataupun system control air, baru sebatas himbauan, belum ada tinfakan konkrit untuk mengatasi permasalahan air di sekolah, tapi dengan adanya pohon-pohon perindang di lingkungan sekolah, sumber air dapat terjaga.”
63 …“di dalam kurikulum belum ada upaya khusus, hanya tersirat di tema-tema beberapa mata pelajaran tertentu, seperti dalam bahasa inggris terdapat teks bacaan yang membahas pentingnya lingkungan hijau”
Hal ini terjadi karena sekolah memang belum memprogramkan secara spesifik mengenai pemanfaatan lahan kosong sebagai pengembangan keanekaragaman hayati sekolah. Upaya untuk mewujudkan sekolah hijau memang sudah di rencanakan, namun program-program untuk mewujudkan tujuan tersebut belum disusun secara sistematis, hal ini sesuai dengan data hasil FGD yang dilakukan.
“Sekolah belum merencanakan upaya khusus terkait penghijauan sekolah dalam memanfaatkan lahan yang masih kosong, sehingga belum terprogram secara mandiri, baru sebatas kegiatan penanaman pohon yang dilakukan oleh siswa pada kegiatan tertentu. Permasalahan anggaran juga menjadi salah satu alasan belum dimanfaatkannya lingkungan yang masih kosong.”
64 bagi siswa untuk belajar mengolah makanan dan minuman yang sehat di sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dan juga didukung dengan data hasil FGD, yang diuraikan sebagai berikut.
“Program khusus bagi siswa untuk belajar mengolah makanan dan minuman sehat belum ada ,itu perlu himbauan pada para siswa untuk membawa bekal makanan dari rumah, selain makanan dari rumah diharapkan lebih sehat bahan dan cara pengolahannya, hal ini juga dapat mengurangi dampak limbah kantin sekolah.”
Potensi dan permasalahan ini diharapkan dapat teratasi dengan cara melalukan penelitian dan pengembangan yang akan menghasilkan produk berupa rencana strategis menuju sekolah Adiwiyata di SMPN 2 Boja. Dengan adanya produk berupa renstra maka semua potensi yang dimiliki dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk mengurangi permasalahan-permasalahan yang di hadapi sekolah.
4.2.2. Pengumpulan Data (mengumpulkan informasi dan studi literature)
Setelah potensi dan masalah yang dimiliki sekolah, selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literature yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk dalam bentuk rencana strategis (renstra) yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.
65 dapat memanfaatkan potensi sekolah, maka perlu dibuat rencana strategi sekolah. Sedangkan Menurut Djunaedi (2002), bahwa rencana strategis adalah
Perencanaan strategis tidak mengenal standar baku, dan prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas. Tiap penerapan perlu merancang variasinya sendiri sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi setempat. Meskipun demikian, secara umum proses perencanaan strategis memuat unsur-unsur: (1) perumusan visi dan misi, (2) pengkajian lingkungan eksternal, (3) pengkajian lingkungan internal, (4) perumusan isu-isu strategis, dan (5) penyusunan strategi pengembangan (yang dapat ditambah dengan tujuan dan sasaran). Proses perencanaan strategis tidak bersifat sekuensial penuh, tapi dapat dimulai dari salah satu dari langkah ke (1), (2), atau (3). Ketiga langkah tersebut saling mengisi. Setelah ketiga langkah pertama ini selesai, barulah dilakukan langkah ke (4), yang disusul dengan langkah ke (5). Setelah rencana strategis (renstra) selesai disusun, maka diimplementasikan dengan terlebih dahulu menyusun rencana-rencana kerja (aksi/tindakan).
Disini disebutkan bahwa renstra tidak mengenal standar yang baku, bahkan secara proses pelaksanaannya memiliki banyak variasi sesuai dengan kondisi masing-masing. Penyusunan renstra juga memuat secara umum proses perencanaan strategis memuat unsur-unsur: (1) perumusan visi dan misi, (2) pengkajian lingkungan eksternal, (3) pengkajian lingkungan internal, (4) perumusan isu-isu strategis, dan (5) penyusunan strategi pengembangan
66 untuk menganalisis dan menentukan strategi adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1
Lingkungan Internal Seklah
Faktor-Faktor Internal Sekolah
Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)
Letak sekolah dan luas tanah/
bangunan ideal Pengelolaan sampah yang belum sesuai standar
Jumlah peserta didik yang besar Kartakter siswa yang instan, indispliner dan tidak peduli lingkungan
Jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan yang memadai RKAS belum mengalokasikan 20% anggaran untuk PLH Manjemen sekolah yang handal
(akreditasi A) Belum pendidikan lingkngan hidup ada manajemen Sarana dan prasarana sekolah
yang lengkap
Belum dilaksanakannya pembelajaran kurikulum berbasis PLH secara menyeluruh
Adapun data hasil penelitian terkait lingkungan eksternal sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Lingkungan Eksternal Sekolah
Faktor-Faktor Eksternal Sekolah
Peluang (opportunity) Ancaman (threat)
Dukungan komite sekolah Tidak partisipasi masyarakat adanya dukungan
Dukungan pemerintah Tidak adanya dukungan dana yang memadai Dukungan sponsorship Tidak adanya kemitraan
Lingkungan sekolah yang asri Tidak adanya media pulikasi Tuntutan masyarakat terhadap
lulusan yang berkualitas Lingkungan sosial masyarakat
67 1. STRENGTH (Kekuatan)
a) Letak SMP Negeri 2 Boja yang strategis serta Luas Tanah dan Bangunan SMP Negeri 2 Boja yang ideal
SMP Negeri 2 Boja terletak di Jalan Raya Tampingan Boja, kurang lebih 3 km dari kota Boja dan merupakan satu-satunya sekolah setingkat SMP yang berbatasan dengan daerah Kodia Semarang. SMP Negeri 2 Boja terletak di jalan utama yang menghubungkan kota Boja dan Semarang. Hal ini membuat letak SMP 2 Boja sangat strategis untuk mengembangkan diri, baik pengembangan bangunan dan lingkungan maupun pengembangan potensi SDM dan prestasi.
SMP Negeri 2 Boja memiliki lingkungan yang hijau dan asri, serta udara yang bersih dan sejuk karena secara geografis terletak di lereng gunung Ungaran. SMP Negeri 2 Boja memiliki 24 ruang kelas untuk 8 rombel di tiap tingkat kelas, dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung pembelajaran, seperti Perpustakaan, Mushola, Panggung Seni, Laboratorium IPA dan Bahasa, Ruang Komputer, Ruang Memasak, Ruang Busana, Kantin, Koperasi Sekolah dan Klinik (UKS). SMP Negeri 2 Boja juga memiliki berbagai fasilitas olah raga seperti lapangan basket, vollyball, tenis meja dan lainnya
Dengan luas banguan 4.430 M2 di atas total
tanah seluas 11.450 M2 , SMP Negeri 2 Boja
68 penghijauan dan tamanisasi. Taman dan kebun sekolah, yang ditempatkan di beberapa lahan kosong, menambah teduh dan rindang lingkungan sekolah. b) Jumlah peserta didik yang besar
SMP Negeri 2 memiliki 748 siswa dengan rata-rata siswa SMP Negeri 2 Boja berasal dari tingkatan sosial ekonomi menengah ke bawah. Jumlah siswa yang sedemikian besar, tentu bisa dijadikan kekuatan yang sangat potensial untuk pelaksanaan program-program sekolah.
c) Jumlah Guru dan Tenaga kependidikan yang memadai
SMP Negeri 2 Boja memiliki tim pengajar yang profesional terdiri 47 tenaga pendidik (9 pengajar adalah lulusan S2 dan 8 pengajar sedang dalam proses menyelesaikan jenjang S2, dan 6 tenaga administrasi, 3 tenaga perpustakaan, 2 tenaga kebersihan dan 1 tenaga keamanan.
d) Managemen Sekolah yang handal
Kepala Sekolah yang terakreditasi ”A” untuk ME Kepala Sekolah 2013/2014.
e) Sarana dan Prasarana Sekolah yang lengkap
69 Bahasa, ruang menjahit dan memasak, UKS, ruang konseling, kantin dan toilet disediakan sekolah untuk kelancaran dan kenyamanan proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Air, listrik dan internet juga menjadi fasilitas yang disediakan sekolah.
2.WEAKNESS (Kelemahan)
a)Pengelolaan sampah organik dan non organik
Pengelolaan sampah organik dan non-organik di SMP Negeri 2 Boja dilakukan dengan pembersihan dan pembakaran. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan standar pengelolaan sampah 3R (Reuse-Reduce-Recycle)
b)Karakter siswa yang instan, indisipliner dan tidak
perduli lingkungan
Pola hidup dan pola pikir siswa yang serba instan dan indisipliner merupakan kelemahan bagi program pendidikan lingkungan hidup di sekolah. Menurut data survey yang dilakukan Peneliti secara acak atas 100 siswa kelas 7, 8 dan 9, ditemukan 97% responden memilih makanan instan dan jajanan kemasan plastik, serta 80% responden tidak disiplin membuang sampah pada tempatnya (data rekap hasil survey siswa, lampiran).
70 kelestarian lingkungan alam yang ada di lingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar.
c) RKAS belum mengalokasikan 20% anggaran untuk PLH
Pembiayaan program adiwiyata secara ideal adalah 20% dari RKAS. Namun angka ini belum terpenuhi di SMP Negeri 2 Boja, dan tentu saja merupakan kelemahan bagi pelaksanaan progam. d) Belum ada manajemen Pendidikan Lingkungan
Hidup
Belum adanya manajemen Pendidikan Lingkungan Hidup yang profesional di SMP Negeri 2 Boja. Prinsip dasar manajemen yaitu Planning, Organizing, Actualizing dan Controlling belum disusun dan dilaksanakan secara benar dan profesional.
e) Belum dilaksanakannya pembelajaran kurikulum berbasis PLH secara menyeluruh
71 3.OPPORTUNITY (Peluang)
a) Dukungan Komite Sekolah
Dewan Komite Sekolah yang terdiri dari wakil tokoh masyarakat, tokoh pendidikan dan orang tua siswa sangat mendukung program sekolah Adiwiyata. Ketika program ini disampaikan di rapat dewan Komite, hampir semua anggota komite memberikan tanggapan positif dan mendukung. Terbukti untuk RKAS 2015/2016, disetujui untuk menambah anggaran di bidang pelestarian lingkungan hidup, berupa pengadaan sarana prasarana pendukung PLH serta alokasi dana untuk kegiatan-kegiatan pengembangan PLH di SMP Negeri 2 Boja.
b) Dukungan Pemerintah
Pemerintah melalui Balai Pendidikan Pelestarian Lingkungan Hidup (BPPLH) kabupaten Kendal, sangat mendukung pengembangan program Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 2 Boja. Pelatihan dan pembinaan diberikan kepada SMP Negeri 2 Boja sebagai bentuk dukungan.
c) Dukungan Sponsorship
72 dicanangkan. Dukungan ini terkait dengan pengadaan sarana prasarana pendukung, seperti: MMT slogan PLH, tempat sampah, dll.
d) Lingkungan sekolah yang asri
SMP Negeri 2 Boja memiliki beberapa tumbuhan perindang dan penyejuk yang bisa dikembangkan menjadi taman dan kebun perindang sekolah. Selain itu lingkungan sekolah yang asri dapat dimanfaatkan untuk media penunjang pembelajaran seperti green house, taman tosaga (tanaman sayuran keluarga), apotik hidup dan kebun buah sekolah.
e) Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas
73 4.THREAT (Ancaman)
a) Tidak adanya dukungan partisipasi masyarakat sekitar
Masyarakat di sekitar SMP Negeri 2 Boja yang tidak mendukung program Sekolah Adiwiyata. Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang menengah ke bawah membawa dampak negatif terhadap kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup alam sekitar. Eksploitasi lingkungan alam pada areal persawahan di sekitar sekolah melalui penggunaan insektisida dan pupuk kimia, serta alih fungsi lahan persawahan menjadi ternak ayam, pembuatan batu bata, depo pasir dan bangunan pabrik menjadi ancaman yang nyata bagi keberhasilan program sekolah Adiwiyata.
b) Tidak adanya dukungan dana yang memadai
74 c) Tidak adanya kemitraan
Kemitraan dengan pihak luar yang mempunyai visi, misi dan tujuan yang sama akan menjadi kekuatan dan peluang bagi suatu lembaga dalam menjalankan sebuah program. SMP Negeri 2 Boja belum menjalin kerja sama dan kemitraan dengan lembaga-lembaga yang berkecimpung di dalam pelestarian lingkungan hidup, seperti: Kelompok Pecinta Alam, Lembaga Masyarakat Perduli Lingkungan, dan lainnya.
d) Tidak adanya media publikasi
Publikasi yang terarah dan luas belum dilaksanakan untuk mengekspos kegiatan-kegiatan terkait dengan pelestarian lingkungan hidup di SMP Negeri 2 Boja. Publikasi ini seharusnya bisa dilakukan secara lokal pada masyarakat sekitar sekolah, serta secara luas lewat media cetak maupun internet. Publikasi yang positif akan dapat memperkenalkan dan mempromosikan program sekolah sekaligus menggalang dukungan dari banyak pihak.
e) Lingkungan sosial masyarakat
75 mempengaruhi kualitas air dan tanah di sekitar sekolah.
5. Strategi SO,ST,WO,WT
a) Analisa IFAS dan EFAS
Penentuan bobot dan rating pada masing-masing aspek IFAS dan aspek EFAS diperoleh melalui FGD
(focus group discussion).
Table 4.3 Perhitungan IFAS
Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X Rating
Kekuatan (Strength)
1.Letak sekolah dan luas tanah/ bangunan sekolah
0,25 3 0,75
2.Jumlah peserta didik yang besar 0,25 4 1,00 3.Jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan yang memadai 0,20 3 0,60 4.Manajemen sekolah yang handal
(akreditasi A) 0,15 3 0,45 5.Sarana dan Prasarana Sekolah
yang lengkap
0,15 4 0,60
Total Skor 1,00 3,40
Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X Rating
Kelemahan (Weakness)
1.Pengelolaan sampah organik dan
non organik 0,30 1 0,30 2.Karakter siswa akan pelestarian
lingkungan 0,30 1 0,30
3.Pembiayaan program 0,10 3 0,30 4.Belum ada manajemen PLH 0,10 3 0,30 5.Pembelajaran kurikulum berbasisLH 0,20 2 0,40
Total Skor 1,0 1,60
Total Skor Akhir ( S- W ) = 3,40 – 1,60 1,80
76 Table 4.4
Perhitungan EFAS
Faktor-Faktor strategi Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating
PELUANG (OPPORTUNITY)
1. Adanya dukungan Komite Sekolah /
orang tua siswa 0,15 4 0,60 2. Adanya dukungan pemerintah 0.10 3 0,30 3. Adanya dukungansponsorship 0,05 1 0,05 4.Suasana lingkungan yang asri 0,10 3 0,30 5.Tuntutan masyarakat thd lulusan
yang berkualitas
0,15 4 0,60
Total Skor 1,0 1,85
Faktor-Faktor strategi Eksternal Bobot Rating BobotX Rating
ANCAMAN (Threat )
1. Tidak ada dukungan masyarakat 0,15 3 0,45 2. Tidak adanya dana yang memadai 0,05 3 0,15 3. Tidak adanya kemitraan dengan
lembaga yang mempunyai tujuan yang sama
0,05 3 0,15
4. Tidak ada media publikasi 0.05 3 0,15 5.Lingkungan sosial masyarakat 0,15 1 0,15
Skor Total 1,0 1,05
Total Skor Akhir ( O-T) = 1,85 – 1,05 0,80
77
b) Diagram Analisis SWOT
Gambar 4.1 Diagram SWOT
Berdasarkan hasil analisis SWOT SMPN 2 Boja, dapat diketahui skor akhir IFAS adalah 1,80. Sedangkan skor akhir EFAS adalah 0,80. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO
(strenght-opportunity) yang mendukung strategi agresif, artinya sekolah dapat menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang yang ada pada lingkungan eksternal sekolah untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata. Sehingga pihak sekolah dapat menggunakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah untuk meraih peluang yang ada pada lingkuangan eksternal sekolah dalam membuat program-program strategis sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja.
78 4.2.3. Desain Produk
Berdasarkan analisis faktor internal dan faktor eksternal melalui analisis SWOT, menunjukkan bahwa strategi berada pada kuadran (SO) yang mendukung strategi agresif. Dari hasil tersebut maka dalam tahap pengembangan desain penulis akan mengembangkan desain dalam bentuk rencana strategis.
Tabel 4.5
Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang (O)
1. Adanya dukungan komite sekolah dan orang tua siswa
2. Adanya dukungan pemerintah
3. Adanya dukungan sponsorship
4. Suasana lingkungan sekolah yang asri
5. Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas.
Kekuatan (S) Strategi S-O
1. Letak sekolah dan luas tanah serta bangunan sekolah yang ideal
4. Manajemen sekolah yang handal 2. Menjalin kemitraan dengan
masyarakat, dinas pendidikan dalam melaksanakan program pendidikan lingkungan hidup.
3. Peningkatan kapasitas SDM, kaitanya dengan wawasan pendidikan lingkungan hidup
4. Peningkatan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan
79 Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka strategi yang perlu dikiembangkan sebagai upaya mewujudkan sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja, di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Pengembangan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup, 2) Menjalin kemitraan dengan masyarakat, dinas pendidikan dalam melaksanakan program pendidikan lingkungan hidup, 3) Peningkatan kapasitas SDM, kaitanya dengan wawasan pendidikan lingkungan hidup, 4) Peningkatan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan, 5) Membuat perencanaan tata kelola sekolah, baik masalah pengijauan, pemanfaatan SDA, maupun pengelolaan sampah dan limbah.
Strategi dari hasil analisis SWOT dikembangkan menjadi isu-isu strategis, kemudian dikembangkan menjadi desain produk berupa draf perencanaan strategis. Desain produk renstra dapat dilihat pada lampiran 8.
4.2.4 Validasi Desain Produk
80 Adapun renstra yang telah divalidasi oleh validator 1, yaitu Dr. Bambang S. Sulasmono, M.Si., dapat dilihat pada table berikut ini.
Table 4.6 4 Kesesuaian latar belakang dengan
maksud dan tujuan program √ 5 Kejelasan maksud dan tujuan √
6 Kejelasan sasaran √
7 Kesesuaian dasar hukum √ 8 Kesesuaian struktur program dengan
perencanaan kegiatan √
9 Kesesuaian antara isi perencanaan
dengan jenis kegiatan √ 10 Kesesuaian antara kegiatan dengan waktu
pelaksanaan √
11 Kejelasan isi perencanaan √ 12 Kejelasan isi kegiatan √ 13 Kesesuaian tujuan dengan sasaran
strategi √
14 Kesesuaian sasaran strategi dengan
strategi yang dibuat √
15 Kesesuaian program dengan strategi √ 16 Strategi selalu diperkuat dengan
kebijakan pelaksanaan strategi √ 17 Program yang dibuat sudah
mengakomodir semua kekuatan internal
sekolah √
18 Strategi yang dibuat sudah mempertimbangkan peluang yang
dihadapi sekolah √
19 Strategi mengarah pada terwujudnya visi
sekolah Adiwiyata √
20 Tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan yang dibuat dapat mengantisipasi kelemahan serta ancaman yang dihadapi sekolah
81 Table 4.6 menunjukkan bahwa penilaian hasil validasi terhadap renstra berada pada sekala penilaian 4, artinya “pernyataan sesuai”. Hal ini menunjukkan bahwa renstra yang dikembangkan sudah valid, walaupun masih terdapat beberapa saran. Beberapa saran dari validator 1 antara lain: 1) revisi kalimat pada point 3, halaman 30, menjadi “matrik SWOT”, 2) jika dipandang perlu alangkah baiknya ditambahkan renop (rencana operasional).
82
4 Kesesuaian latar belakang dengan
maksud dan tujuan program √
5 Kejelasan maksud dan tujuan √
6 Kejelasan sasaran √
7 Kesesuaian dasar hukum √
8 Kesesuaian struktur program dengan
perencanaan kegiatan √
9 Kesesuaian antara isi perencanaan
dengan jenis kegiatan √
10 Kesesuaian antara kegiatan dengan
waktu pelaksanaan √
11 Kejelasan isi perencanaan √
12 Kejelasan isi kegiatan √
13 Kesesuaian tujuan dengan sasaran
strategi √
14 Kesesuaian sasaran strategi dengan
strategi yang dibuat √
15 Kesesuaian program dengan strategi √
16 Strategi selalu diperkuat dengan
kebijakan pelaksanaan strategi √
17 Program yang dibuat sudah
mengakomodir semua kekuatan
internal sekolah √
18 Strategi yang dibuat sudah
mempertimbangkan peluang yang
dihadapi sekolah √
19 Strategi mengarah pada terwujudnya
visi sekolah Adiwiyata √
20 Tujuan, sasaran, strategi, dan
kebijakan yang dibuat dapat
mengantisipasi kelemahan serta
ancaman yang dihadapi sekolah
83 Table 4.7 juga menunjukkan bahwa penilaian hasil validasi terhadap renstra berada pada sekala penilaian 4, artinya “pernyataan sesuai”. Hal ini menunjukkan bahwa renstra yang dikembangkan sudah valid, walaupun masih dengan beberapa saran. Saran yang diberikan oleh validator 2 yaitu dibuat Rencana Operasional atau (renop), supaya dalam implementasi strategi dapat dilaksanakan dengan mudah oleh setiap implementator.
4.2.5 Revisi Desain
Berdasarkan hasil validasi dari para validator tersebut dan juga beberapa saran yang diberikan, selanjutnya peneliti melakukan koreksi terhadap poin-point yang harus direvisi. Setelah itu renstra yang sudah direvisi perlu dikoordinasikan kepada kepala sekolah supaya dilakukan pembahasan mendalam bersama seluruh warga sekolah. Jika warga sekolah sepakat, maka renstra siap untuk diujicobakan dan umpan balik dari pelaksanaan akan dilakukan pengkajian lebih lanjut sesuai dengan tahap-tahap pengembangan produk yang digunakan.
84
4.3 Pembahasan
Dalam bagian ini penulis akan membahas langkah-langkah pengembangan desain diantaranya tahap potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk dan revisi desain.
4.3.1 Potensi dan Masalah
85 2009 dinyatakan bahwa tujuan umum Adiwiyata adalah membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.
Meskipun memiliki potensi yang baik, SMPN 2 Boja juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu terkait masalah pembelajaran yang belum menggunakan kurikulum berbasis pendidikan lingkungan hidup, hal ini bertentangan dengan pendapat Basile (dalam Bartosh,2003), menyebutkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan lingkungan mendorong siswa untuk belajar “melakukan ilmu pengetahuan” bukan hanya belajar “mengetahui ilmu pengetahuan”. Padahal potensi lingkungan yang dimiliki jika dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran, maka siswa dapat belajar secara langsung di alam lingkungan yang dimiliki, tanpa perlu menggunakan media pembelajaran buatan guru atau siswa.
86 jika berkaitan dengan permasalahan lingkungan alam, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar
Selain itu sekolah juga memiliki permasalahan pengelolaan sampah yang belum dapat teratasi dengan baik, hal ini dikarenakan sarana dan prasarana khususnya dalam pengelolaan sampah belum belum dimiliki secara lengkap. Rendahnya siswa dalam pemahaman akan hidup sehat dan bersih juga member kontribusi pada keberadaan sampah yang belum teratasi. Sumber daya alam dan energi yang dimiliki belum dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan optimal. Hal itu semua dikarenakan kurangnya alokasi anggaran yang dimiliki sekolah, keterbatasan anggaran tersebut menjadikan sekolah kerepotan dalam mengelola kebersihan lingkungan, khususnya masalah sampah.
87 membuat program pengelolaan potensi-potensi lingkungan sekolah yang dimiliki.
4.3.2 Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis melakukan pengambilan data yang berkaitan dengan penelitian. Proses pengambilan dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan focus group discussion (FGD). Data yang diambil adalah data yang berkaitan dengan faktor-faktor internal dan eksternal sekolah. Faktor internal sekolah meliputi aspek kekuatan sekolah dan aspek kelemahan yang dimiliki sekolah, sedangkan faktor eksternal meliputi aspek peluang dan ancaman yang dihadapi sekolah.
Setelah data-data terkumpul selanjutnya penulis melakukan analisis faktor internal dan faktor eksternal dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil dari analisis SWOT selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam merumuskan desain pengembangan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nursyahidah (2012), yang menjelaskan bahwa dalam tahap pengumpulan informasi dapat digunakan sebagai bahan untuk merencanakan produk pengembangan, sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan.
4.3.3 Desain Produk
88 tersebut kemudian digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan desain produk berupa rencana strategi menuju sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja, Kabupaten Kendal. Strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT berada pada kuadran strength-opportinity (SO), yang mendukung strategi agresif.
89 perencanaan tata kelola sekolah, baik masalah pengijauan, pemanfaatan SDA, maupun pengelolaan sampah dan limbah.
4.3.4 Validasi Desain
Dalam tahap ini akan dilakukan validasi desain produk berupa rencana strategi menuju sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja. Validasi dilaksanakan oleh pakar (ahli) yang berkompeten di bidangnya. Validasi desain produk dilakukan oleh 2 validator. Validator pertama adalah Dr. Bambang S. Sulasmono, M.Si. dan validator kedua adalah Joko Sarwono B.E.
Hal-hal yang divalidasi berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan isi dari produk. Validasi diukur dengan 5 pilihan skala penilaian. Skala penilaian 1, jika pernyataan sangat kurang sesuai, skala penilaian 2, jika pernyataan kurang sesuai, skala penilaian 3, jika pernyataan cukup sesuai, skala penilaian 4, jika pernyataan sesuai, dan skala penilaian 5, jika pernyataan sangat sesuai dengan isi produk.
90 validator tersebut masing-masing memberikan saran, di antaranya adalah renstra masih harus diperbaiki pada penyusunan kalimat sehingga lebih operasional, selain itu validator juga menjyarankan di dalam renstra masih perlu ditambahkan rencana operasional (renop), supaya mudah dimengerti oleh implementator.
4.3.5 Revisi Desain