• Tidak ada hasil yang ditemukan

kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Penelitian di lakukan di CV Pujon Rami Lestari terletak di jl. Rajek wesi no. 36, Pandansari kec. Pujon Kabupaten Malang.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey. Menurut Sugiyono (2017) metode survey adalah metode yang di gunakan untuk mendapatkan data dari suatu tempat tertentu. data yang di pelajari adalah data dari sample yang di ambil dari populasi tersebut. Peneliti akan melakukan survey dengan melakukan penyebaran kuisioner pada karyawan kemudian dari hasilnya dilakukan pengolahan data untuk menganalisis hipotesis.

C. Populasi Dan Sample 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2017) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh seeorang peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di CV Pujon Rami Lestari yang memiliki jumlah 50 karyawan.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2017) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

peneliti mengambil teknik total sampling yaitu mengambil keseluruhan

(2)

populasi yang ada, pengambilan sample pada penelitian ini adalah keseluruhan karyawan yang ada di CV Pujon Rami Lestari yang memiliki jumlah 50 karyawan.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel independen

Variabel independen atau bisa di sebut variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen atau terikat Sugiyono (2017). Variabel independen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kompensasi(X1) dan kepuasan kerja karyawan(X2).

2. variabel dependen

Variabel dependen adalah atau bisa di sebut variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau menjadi akibat karena adanyavariabel bebas Sugiyono (2017). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi (Y).

E. Definisi Operasional Variabel Dan Indikator

Definisi operasional variabel di gunakan untuk memeberikan batasan dan memudahkan pemahaman tentang variabel yang di identifikasi.

Berikut merupakan penjelasan devinisi operasional variabel yang di teliti ini

yaitu:

(3)

1. Komitmen organisasi (Y)

Komitmen organisasi adalah ikatan psikologis karyawan terhadap perusahaan tempat dia bekerja dengan tetap menjunjung tinggi tujuan dari perusahaan dan memiliki rasa untuk tetap tinggal sebagai bagian dari perusahaan, menurut Sopiah (2008) ada beberapa indikator.

Komitmen organisasi di ukur dengan indikator yaitu:

a) Kemauan karyawan

Sikap atau tigkah laku karyawan yang mengupayakan urusan bersama di bandingkan urusan pribadi untuk kepentingan perusahaan atau pabrik.

b) Kesetiaan karyawan

Sikap atau tingkah laku karyawan yang menunjukan kesetian terhadap pabrik atau perusahaan.

c) Kebanggaan karyawan

Sikap atau tingkah laku karyawan yang menunjukan rasa bangga bekerja di pabrik atau perusahaan.

2. Kompensasi (X1)

Kompensasi merupakan salah satu bentuk balas jasa dari perusahaan yang di berikan kepada karyawan. Setiap perusahaan memiliki indikator berbeda beda dalam pemberian kompensasi kepada karyawannya.

Penelitian ini akan berfokus pada kompensasi finansial, menurut Hasibuan (2012) beberapa indikator kompensasi yaitu:

a) Gaji

Imbalan yang di terima karyawan sesuai dengan apa yang di kerjakan

karyawan.

(4)

b) Insentif

Karyawan akan mendapatkan imbalan atau upah lebih untuk pekerjaan yang di kerjakan lebih dari jam yang di tentukan.

c) Asuransi

Asuransi penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada karyawan yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

d) Tunjangan

sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau derma atau sesuatu yang dibayarkan ekstra baik berupa barang ataupun uang sebagai pendorong atau perancang atau sesuatu pembayaran tambahan di atas pembayaran normal.

3. Kepuasan kerja (X2)

Kepuasan kerja dapat di definisikan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Menurut Robbins (2015), indikator kepuasan kerja dapat di bagi ke dalam beberapa hal antara lain:

a) kepuasan terhadap Kondisi kerja

Karyawan dalam hal ini di dalam CV Pujon Rami Lestari merasa sangat nyaman dan senang terhadap pekerjaannya.

b) Kepuasan terhadap Gaji

karyawan menerima gaji yang sesuai dengan beban dan tanggung jawab yang di berikan kepadanya.

c) Kepuasan terhadap rekan kerja

Rekan kerja yang kooperatif akan bertindak sebagai suport sistem dan

bantuan.

(5)

F. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data

Jenis data yang di gunakan adalah data kuantitatif yang di peroleh dari jawaban kuisioner yang telah di sebar oleh peneliti kepada responden yang di gunakan sebagai sampel mengenai masalah kompensasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi CV Pujon Rami Lestari.

2. Sumber data a). Data primer

Data primer adalah data yang di kumpulkan melalui sumbernya dengan melakukan penelitian pada obyeknya (Husain & Umar,2014). Data primer di dapatkan peneliti dari CV Pujon Rami Lestari berupa penyebaran kuisioner dan wawancara.

b). Data sekunder

Data sekunder adalah data yang tersedia yang di peroleh dan di kumpulkan dari pihak lain (Sugiyono,2017). Data sekunder penelitian ini adalah data turnover karyawan tahun 2019, tujuan data sekunder adalah sebagai informasi pendukung dan memperkuat dalam penelitian.

G. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui study lapang. Yaitu study langsung pada lokasi obyek yang akan di teliti dengan metode kuisioner dan wawancara untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan dan data yang di perlukan. Peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Kuisioner yaitu metode pengambilan data dengan cara membagikan

pertanyaan kepada responden tentang suatu permasalahan yang di bahas

(Suharsimi,2006).

(6)

2. Wawancara yaitu metode yang di lakukan untuk mendapatkan data dari pengamatan langsung di lapangan dengan mengadakan tanya jawab kepada objek penelitian (Suharsimi,2006).

H. Metode Pengukuran skala

Dalam penelitian ini menggunakan metode pengukuran data yang di gunakan dari tanggapan atau jawaban dari responden dan di ukur mengunakan skala likert. Dalam skala likert di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok. Dalam skala likert, variabel yang akan di ukur di jabarkan menjadi indikator variabel , kemudian indikator tersebut di jadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item yang berupa pertanyaan maupun pertanyaan.

Skala likert (likert scale) yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, (Sugiyono,2017). Metode pengujian di lakukan dengan memuat sejumlah pernyantaan terhadap variabel yang akan di uji, dalam melakukan analisis data maka jawaban pernyataan dalam angket penelitian menggunakan lima skor tingkatan jawaban atau penilaian yang dapat di lihat di tabel berikut

Tabel 3.1 pengukuran skala likert Keterangan Poit

(skor)

Kompensasi Kepuasan kerja

Komitmen organisasi Sangat setuju

(ST)

5 Sangat baik (SB) Sangat puas (SP)

Sangat tinggi (ST)

Setuju (S) 4 Baik (B) Puas (P) Tinggi (T)

Netral (N) 3 Cukup baik (CB)

Cukup (C) Sedang (S)

Tidak setuju (TS)

2 Tidak baik (TB) Kurang (K) Rendah (R)

(7)

Sangat tidak setuju (STS)

1 Sangat tidak baik (STB)

Tidak puas (TP)

Sangat rendah (SR) Sumber: sugiyono (2017)

Dalam penelitian ini scoring masing-masing item adalah:

a. Jika jawaban sangat setuju maka skornya adalah 5 b. Jika jawaban setuju maka skornya adalah 4

c. Jika jawaban kurang setuju maka skornya adalah 3 d. Jika jawaban tidak setuju maka skornya adalah 2 e. Jika jawaban sangat tidak setuju maka skornya 1 I. Uji Instrumen

Kuisioner dalam penelitian ini di gunakan sebagai pengumpulan data, agar data yang diperoleh dengan kuesioner dapat valid dan reliabel maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitaskuesioner terhadap setiap pertanyaan ataupun pernyataan sehingga dapat di ketahui layak tidaknya untuk pengumpulan data.

1. Uji Validitas

Uji validias adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen atau data. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data di peroleh peneliti dengan realita yang terjadi pada objek penelitian . Uji validitas ini di gunakan untuk mengetahui apakah ada pertanyaan pada kuisioner yang harus di ganti/ di hapus karena di angap tidak relevan dengan keadaan yang ada (Husein Umar, 2014). Untuk mengetahui validitas item dipakai rumus korelsi Product Moment dengan nilai simpangan dari Person sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)

√(𝑛 ∑ 𝑥

2

− (∑𝑥

2

)(𝑛∑𝑦

2

− (∑𝑦

2

)

(8)

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antara X dan Y N = jumlah subyek uji coba

∑x = jumlah skor butir soal X

∑𝑥

2

= jumlah skor total

∑y = jumlah kuadrat skor butir soal Y

∑𝑦

2

= jumlah kuadrat skor total

∑xy = jumlah perkalian X dan Y 2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas di gunakan untuk mengetahui kestabilan dan konsistensi alat ukur (skal pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas, yang pertama memusatkan perhatian pada konsistensi yang ke dua lebih memusatkan pada ketepatan. Sebuah alat ukur di katakan relible, apabila pengulangan pengukuran obyek penelitian yang sama menunjukan hasil konsisten. Untuk mengukur reabilitas mengunakan rumus alpha (Arikunto,2006) yaitu:

𝑟 = ( 𝑘

𝑘 − 1 )(1 − ∑𝑎𝑏

2

𝜎𝜏

2

) Keterangan:

R = realibilitas instrumen K= banyaknya butir pertanyaan

∑a𝑏

2

= jumlah varian butir di kuadratkan 𝜎𝜏

2

= jumlah varian total di kuadratkan

alpha < 0.50 reliabilitas rendah, 0.50 < alpha < 0.70 reliabilitas moderat,

alpha > 0.70 maka reliabilitas mencukupi (sufficient reliability), alpha > 0.80

(9)

maka reliabilitas kuat, alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna Semakin kecil nilai alpha menunjukkan semakin banyak item yang tidak reliabel. Standar yang digunakan adalah alpha > 0.70 (sufficient reliability).

J. Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan teori regresi linier berganda, nilai yang di hasilkan berupa model persamaan yang benar apabila memenuhi persyaratan asumsi klasik.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka harus di lakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, Ini bertujuan agar mendapatkan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator(BLUE).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Menurut Ghozali (2011) Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

a)Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

b)Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plotsdalam software IBM SPSS Statistics.

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a)Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

(10)

b)Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov.

Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.

Menguji ada tidaknya heteroskedastisitas maka digunakan uji- Glejseryaitu dengan mengregresikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien regresidari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen), (Gujarati, 2013).

Selain itu, dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics ,heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplotantara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

(11)

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:

a). Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

b). Nilai standar errorsetiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar erornya semakin besar pula.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF):

𝑉𝐼𝐹 = 1

1 − 𝑅 2 𝑖

Sumber: (Gujarati,2013)

Dimana Ri2adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xiterhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat multikolinieritas (Gujarati, 2013).

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, ini mengakibatkan tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.

Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi, dari data residual

terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):

(12)

𝐷 − 𝑊 = ∑𝑒

𝑡−𝑒𝑡−1

∑𝑒 2 𝑡

Sumber: (Gujarati,2013)

Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:

a.Jika D-W < dLatau D-W> 4 –dL, kesimpulannya pada data tersebut terdapat autokorelasi

b.Jika dU< D-W < 4 –dU, kesimpulannya pada data tersebut tidak terdapat autokorelasi

c.Tidak ada kesimpulan jika : dLD-W dUatau 4 –dUD-W 4 –dL Sumber: (Gujarati,2013)

Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan run test.

K. Metode Analisa Data 1. Rentang skala

Rentang skala adalah alat untuk mengukur dan mendiskripsikan kompensasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi tinggi atau rendah maka mengunakan rentang skala dengan mengunakan rumus menurut (Umar, Husein, 2014) yaitu:

𝑟𝑠 =

𝑛(𝑚−1)

𝑚

Keterangan:

Rs = rentang skala N = jumlah sampel

M = jumlah alternatif jawaban

Dari rumus di atas maka di dapatkan rentang skala sebagai berikut:

RS =

50(5−1)

5

=

200

5

= 40

(13)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas di peroleh hasil rentang skala sebesar 40, maka tinggi rendahnya hasil pengukuran dari tiap variabel yang di teliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Rentang Skala

2. Regresi Linier Berganda

Metode analisis linier berganda di pergunakan dalam menganalisis pengaruh variabel bebas (indepeden) terhadap variabel terikat (dependen).

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh kompensasi dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada karyawan CV Pujon Rami Lestari.

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator menurut (Umar, Husein, 2014) yaitu:

Y= a+ b1𝑋

1

+b2𝑋

2

+e Dimana:

Y = variabel dependen (komitmen organisasi) a = nilai konstanta

b1,b2 = koefisien garis regresi X1 = variabel bebas (kompensasi)

Rentang skala kompensasi Kepuasan kerja

Komitmen organisasi 50 – 90 Sangat tidak

baik

Tidak puas Sangat rendah

91 - 130 Tidak baik Kurang Rendah 131 – 170 Cukup baik Cukup Sedang

171 – 210 baik Puas Tinggi

211 - 250 Sangat baik Sangat puas Sangat tinggi

(14)

X2 = variabel bebas (kepuasan kerja) e = standar eror atau variabel penganggu.

L. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pada uji F ini untuk menguji variabel independen ( kompensasi dan kepuasan kerja) yang di masukan dalam model dan mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen ( komitmen organisasi).

Ho: kompensasi dan kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi

Ha: kompensasi dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi

Uji F digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam penelitian yang menggunakan analisis regresi linier berganda. menurut (Umar & Husein, 2014) yaitu, Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat.

Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig dengan kriteria : 1) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

2) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dengan menggunakan SPSS hasil penelitian dikatakan signifikan

jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dapun gambaran tentang daerah

penerimaan Ha dan penolakan H0 di gambarkan sebagai berikut:

(15)

Gambar 3.1 kurva normal uji F

Sumber: Sugiyono (2012) 2. Uji Statistik t (uji t)

Pada uji t berfungsi untuk mengetahui variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen (Umar &

Husein, 2014).

Ho: kompensasi dan kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi secara parsial.

Ha: kompensasi dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi secara parsial.

Uji t digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam penelitian yang menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel, Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan perbedaan antara nilai dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel (Ghozali, 2011).Hasil Uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig dengan kriteria :

1) Jika probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

2) Jika probabilitas > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

(16)

Dengan menggunakan SPSS hasil penelitian dikatakan signifikan jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dapun gambaran tentang daerah penerimaan Ha dan penolakan H0 di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 kurva normal uji T

Sumber: Sugiyono (2012) M. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) di gunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang di timbulkan variabel X terhadap Y. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas atau sangat lemah . Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen atau berpengaruh sangat kuat (Ghozali, 2011).

Daerah penerimaan H0

Daerah penolakan H0

Referensi

Dokumen terkait

± konsumen; (2) Analisis rantai nilai jagung segar pihak yang diuntungkan yaitu tengkulak karena memperoleh margin pemasaran lebih banyak diantara petani dan

moderasi pertama berupa kepemilikan institusional memiliki nilai minimum.. Perusahaan yang memiliki Dewan Komisaris Independen terendah adalah PT Bank Mayapada

Mode photokonduktivitas: disini, photodioda diaplikasikan sebagai tegangan revers (tegangan balik) dari sebuah diode (yaitu tegangan pada arah tersebut.. pada diode tidak

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua disimpulkan bahwa pembelajaran passing bawah bola voli menggunakan pendekatan media bola karet

Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode statistik, pendekatan ini digunakan untuk menganalisis data tes, yang kemudian di

Sesuai dengan perolehan data pada Tabel 9, yakni end-to-end delay dan packet delivery ratio, nilai packet loss protokol routing GPSR pun lebih kecil dibandingkan

Penyerahan Paris kepada pihak Prancis juga merupakan jalan keluar bagi von Choltitz untuk menghindari tuduhan pengkhianatan, karena doktrin militer Hitler menegaskan bahwa