• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diterbitkan oleh STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA JL. Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Bima Nusa Tenggara Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diterbitkan oleh STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA JL. Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Bima Nusa Tenggara Barat"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Diterbitkan oleh

STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA JL. Sultan Muhammad Salahuddin Bima, 84173

Bima – Nusa Tenggara Barat

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab DARYATNO, SP,MP Ketua

SUPRIADIN, SP Anggota

1. PUTERI PERMATA SANI, S.Tr 2. JUMRATUL AIDA,

3. SURYA TRI DARMA PUTRA, S.Tr 4. DENNI K. SUSWANTORO, S.Tr 5. NI PUTU ANDINI G, S.Tr

Website : www.bmkgbima.net

Email : stamet_bmu@yahoo.co.id Sumber gambar : www.clouds-online.com

(2)

ii

K A T A P E N G A N T A R

Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima yang berlokasi di Jalan Sultan Muhammad Salahuddin Bima merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) yang memiliki tugas antara lain menyediakan dan mendistribusikan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika ( MKKuG ) untuk wilayah Kabupaten Bima dan sekitarnya.

Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan tupoksi tersebut, Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima secara rutin menerbitkan buletin yang berisi informasi data iklim yang terukur di stasiun, evaluasi curah hujan dan sifat hujan bulan sebelumnya, prakiraan curah hujan / sifat hujan bulan berjalan dan bulan berikutnya yang bersumber dari informasi pada website BMKG di www.bmkg.go.id dan www.iklim.ntb.bmkg.go.id serta verifikasi prakiraan cuaca harian dengan data hasil observasi di lapangan setiap bulannya dan mempertimbangkan kondisi fisis dan dinamika atmosfer serta kondisi lokal masing – masing wilayah.

Segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya buku Analisa Cuaca Bulan Maret 2017 dan Prakiraan Curah Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2017 wilayah Kabupaten Bima dan Sekitarnya. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku / buletin ini dengan harapan atas kerjasama yang telah berjalan dengan baik dapat terus ditingkatkan.

Demi peningkatan kualitas muatan informasi dalam buku / buletin ini, kami sangat mengaharapkan kritik, saran dan pendapat dari berbagai pihak. Semoga informasi yang kami sajikan dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait khususnya dan masyarakat secara umum.

Bima, April 2017 Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima

DARYATNO, SP, MP NIP. 196805021990031003

(3)

iii

DAFTAR ISI

halaman

K A T A P E N G A N T A R ... ii

DAFTAR ISI ... iii

I. PENGENALAN ISTILAH ... 1

II. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER... 4

A. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Global ... 4

A.1 Enso (El nino – La Nina) ... 4

A.2Prakiraan ENSO (El-Nino Southern Oscillation) ... 7

A.3 Suhu Muka Laut ... 8

B. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Regional ... 9

B.1 Angin Monsun ... 9

C. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Lokal... 11

C.1 Data Unsur Cuaca Bulan Maret 2017 ... 11

C.2 Pantauan Pos Pengamatan Curah Hujan bulan Maret 2017 ... 14

III. PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2017/2017 ... 15

IV. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN APRIL MEI JUNI 2017 ... 16

A. Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2017 ... 16

B. Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2017 ... 16

C. Prakiraan Curah Hujan Juni 2017... 17

D. Prakiraan Curah Hujan Probabilistik bulan April 2017 ... 18

V. PRAKIRAAN CUACA WILAYAH BIMA DOMPU BULAN APRIL 2017 ... 19

VI. INFORMASI PRODUK LAYANAN STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA ... 20

A. Informasi Dokumen Penerbangan ... 20

B. Informasi Prakiraan Cuaca ... 20

C. Informasi Peringatan Dini Cuaca ... 21

D. Informasi Gempa Dirasakan di wilayah Bima dan Dompu... 22

VII. ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM BULAN MARET 2017 ... 23

VIII. RINGKASAN... 24

(4)

1 I. PENGENALAN ISTILAH

1. Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat disuatu tempat dalam waktu yang relatif singkat.

2. Iklim keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang relatif lama dan cakupan wilayah yang relatif lebih luas.

3. Musim adalah selang waktu dengan cuaca yang paling sering terjadi atau mencolok.

4. Hujan adalah butir-butir air atau kristal es yang keluar dari awan yang sampai ke permukaan bumi.

5. Sifat Hujan :

Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan, dengan nilai rata - rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat, sehingga jika sifat hujan Atas Normal bukan berarti jumlah curah hujan yang melimpah ataupun sebaliknya jika sifat hujan Bawah Normal bukan berarti tidak ada hujan.

Sifat hujan dibagi menjadi tiga kriteria yaitu :

a. Atas Normal ( AN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya > 115 %.

b. Normal ( N ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya antara 85 – 115 %.

c. Bawah Normal ( BN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya < 85 %.

6. Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir.

Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat

(5)

2 yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter.

7. Normal Curah Hujan :

a. Rata - rata curah hujan bulanan : nilai rata rata curah hujan masing - masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.

b. Normal curah hujan bulanan : nilai rata rata curah hujan masing - masing bulan selama 30 tahun.

8. Musim Kemarau dan Musim Hujan

Suatu Zona musim dikatakan masuk musim kemarau jika dalam 10 hari / satu dasarian jumlah curah hujannya kurang dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata lain dalam satu bulan jumlah curah hujannya kurang dari 150 mm. Sedangkan dikatakan masuk musim hujan apabila dalam 10 hari / satu dasarian jumlah curah hujannya lebih dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata lain dalam satu bulan jumlah curah hujannya lebih dari 150 mm.

9. Dasarian

a. Dasarian adalah masa selama 10 ( sepuluh ) hari

b. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 ( tiga ) dasarian yaitu :

 Dasarian I : masa dari tanggal 1 sampai dengan 10.

 Dasarian II : masa dari tanggal 11 sampai dengan 20.

 Dasarian III : masa dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan.

Contoh :

Awal musim hujan berkisar antara Maret I – Maret III Artinya = Tanggal 01 Maret sampai dengan 31 Maret

(6)

3 10. Kriteria Intensitas Curah Hujan

a. Hujan sangat ringan intensitasnya < 5 mm dalam 24 jam.

b. Hujan ringan intensitasnya 5 – 20 mm dalam 24 jam.

c. Hujan sedang intensitasnya 20 – 50 mm dalam 24 jam.

d. Hujan lebat intensitasnya 50 -100 mm dalam 24 jam.

e. Hujan sangat lebat intensitasnya > 100 mm dalam 24 jam.

11. Zona Musim ( ZOM )

Zona Musim ( ZOM ) merupakan wilayah yang memiliki karakteristik hujan yang relatif sama. Batasan wilayah ZOM dapat melintasi batas administrasi suatu daerah, sehingga untuk satu kabupaten belum tentu satu Zona Musim. Berdasarkan distribusi curah hujan rata-ratanya, wilayah Bima dan Dompu dibagi menjadi 4 (empat) Zona Musim dengan pembagian wilayah sebagai berikut.

NO ZOM DAERAH / KABUPATEN

237 Bima dan Dompu bagian utara

238 Dompu

239 Bima bagian selatan 240 Bima bagian timur

Peta ZOM Wilayah Bima dan Dompu (ZOM 237 – 240)

(7)

4 II. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER

Wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri atas pulau-pulau yang dikelilingi oleh lautan, terletak di daerah ekuator, diapit oleh dua samudera dan dua benua menyebabkan cuaca dan iklim sangat bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Beberapa faktor pengendali cuaca dan iklim di wilayah Indonesia yaitu : Faktor Global, Regional, dan Lokal yang terpantau pada bulan Maret 2017 menunjukan beberapa hal sebagai berikut:

A. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Global A.1 Enso (El nino – La Nina)

Monitoring :

EL NINO merupakan fenomena global dari sistem interaksi atmosfer yang

ditandai dengan memanasnya suhu muka laut dibanding rata – ratanya di wilayah Ekuator Pasifik Tengah atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut bernilai positif yang menyebabkan curah hujan di Indonesia akan lebih sedikit dan musim kemarau yang lebih panjang.

Berdasar intensitasnya El Nino dapat dikategorikan sebagai berikut : a. El Nino Lemah ( Weak El Nino) yaitu jika anomali suhu muka laut bernilai

+0.5 s/d +1.0 °C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

b. El Nino Sedang ( Moderate El Nino ) yaitu jika anomali suhu muka laut bernilai antara +1.1 s/d +1.5 °C yang berlangsung selama 3 bulan berturut- turut.

c. El Nino Kuat ( Strong El Nino ) yaitu jika anomali suhu muka laut ˃ 1.5 °C yang berlangsung selama 3 bulan berturut – turut.

(8)

5 LA NINA merupakan fenomena global dari sistem interaksi atmosfer yang

ditandai dengan mendinginnya suhu muka laut di banding rata – ratanya di wilayah Ekuator Pasifik Tengah atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut bernilai negatif. Fenomena La Nina akan menyebabkan curah hujan disebagian besar wilayah Indonesia akan bertambah tergantung dari intensitas La Nina tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina.

Berdasar intensitasnya La Nina dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. La Nina Lemah ( Weak La Nina ) yaitu jika anomali suhu muka laut bernilai < -0.5 °C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

b. La Nina Sedang ( Moderate La Nina ) yaitu jika anomali suhu muka laut bernilai antara -0.5 s/d -1.0 °C yang berlangsung selama 3 bulan berturut – turut.

c. La Nina Kuat ( Strong La Nina ) yaitu jika anomali suhu muka laut ˃ - 1.0 °C yang berlangsung selama 3 bulan berturut – turut.

Gambar 2.1 Anomali Suhu Muka Laut Nino 3.4 Sumber: www.bom.gov.au

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa pada bulan Maret hingga awal April 2017 anomali suhu muka laut di wilayah pasifik tengah ( nino 3.4 ) bernilai +0.16 sampai

(9)

6 +0,20 ºC. Nilai anomali suhu muka laut tersebut menunjukkan kondisi Netral, artinya tidak ada pasokan uap air dari wilayah pasifik tengah. Gambar 2.2 menunjukkan pergerakan nilai SOI pada bulan Maret hingga awal April 2017 tercatat pada nilai -1,2 hingga +5,6. Nilai SOI pada bulan Maret 2017 berada pada kondisi Normal. Kondisi ini menunjukan bahwa pada bulan Maret 2017 pengaruh ENSO tidak signifikan terhadap curah hujan di wilayah Indonesia khususnya wilayah Bima dan Dompu.

Gambar 2.2 30 Hari Pergerakan SOI Sumber: www.bom.gov.au

(10)

7 A.2 Prakiraan ENSO (El-Nino Southern Oscillation)

Gambar 2.3 Probabilitas prakiraan Enso Sumber : www.iri.colombia.edu

Gambar 2.3 menunjukkan nilai peluang kondisi ENSO selama tiga bulan periode MAM 2017 (Maret, April, Mei 2017) berada pada kondisi netral dengan nilai 77%, dengan peluang La nina sebesar 0%, dan peluang El nino 23%. Prakiraan enso tiga bulan selanjutnya AMJ (April, Mei, Juni 2017), masih berada pada kondisi netral 53%

dengan peluang El nino 47%. Berpeluang terjadi El Nino pada periode MJJ (Mei, Juni, Juli 2017) sebesaar 59%. Berdasarkan penjelasan tersebut, prakiraan cuaca pada bulan April 2017 tidak di pengaruhi oleh faktor La nina maupun El Nino.

(11)

8 A.3 Suhu Muka Laut

Gambar 2.4 Analisis Suhu muka laut Maret 2017 Sumber: www.esrl.noaa.gov

Nilai analisis Suhu muka laut pada bulan Maret 2017 di wilayah Indonesia khususnya disekitar perairan Nusa Tenggara Barat masih dalam kondisi hangat berkisar antara 28 – 30 (°C). Hal ini mengindikasikan adanya aktifitas penguapan yang cukup tinggi untuk suplai uap air di atmosfer sehingga memicu pertumbuhan awan hujan di wilayah NTB khususnya wilayah Bima dan Dompu.

(12)

9 B. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Regional

B.1 Angin Monsun

Monitoring : Bulan Maret 2017

Gambar 2.5 Pola angin 3000 feet Sumber: www.bom.gov.au

Data analisa angin 3000 feet selama bulan Maret 2017 menunjukkan pada umumnya wilayah Indonesia bagian Selatan dan wilayah NTB pada khusunya masih didominasi oleh angin baratan. Pertumbuhan awan hujan masih terjadi di wilayah NTB termasuk diwilayah pulau Sumbawa pada bulan Maret 2017, dilihat dari masih adanya aktifitas tekanan rendah di perairan Australia. Curah hujan pada bulan Maret sedikit

(13)

10 berkurang jika dibandingkan pada bulan Februari. Pada akhir bulan Maret 2017, tepatnya pada tanggal 23 Maret 2017 tumbuh Siklon tropis “CALEB” di Samudera Hindia sebelah selatan Pulau Jawa, dengan kecapatan angin maksimum 40 Knot.

Selanjutnya tumbuh lagi siklon tropis “DEBBIE” di perairan Timur Australia tanggal 25 Maret 2017, dengan kecepatan angin 35 Knot. Selain dari kedua siklon tropis tersebut terlihat adanya dua tekanan rendah yang dekat dengan wilayah pulau Sumbawa, dimana kedua tekanan tersebut berpengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah Kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima selama kurang lebih seminggu.

Sumber: http://bcc.cma.gov.cn Gambar 2.6 Indeks Monsun Australia

Gambar 2.6 merupakan pergerakan aktif dan tidaknya monsun Australia. Pada bulan bulan Maret 2017 indeks monsun Australia tidak aktif, terlihat dari nilai indeks positif. Indeks monsun bernilai positif menunjukkan bahwa aktifnya Monsun Asia, yang berarti wilayah Indonesia bagian selatan didominasi angin baratan dengan kecepatan pergerakan aliran masa udara mencapai 8m/s (29 km/jam).

(14)

11 C. Pantauan Fenomena Cuaca Skala Lokal

C.1 Data Unsur Cuaca Bulan Maret 2017

(15)

12

Gambar 2.7 Parameter cuaca di Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima

Berdasarkan grafik parameter cuaca di Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima pada bulan Maret 2017, jumlah curah tertinggi adalah 66,7 mm pada tanggal 26 Maret 2017. Suhu udara maksimum mencapai 33.8 °C pada tanggal 4, 6, 7, 11 Maret 2017 dan minimum 22.6°C pada tanggal 15 Maret 2017. Kelembapan udara rata-rata maksimum 90 % pada tanggal 17, 19, 20, 23 Maret 2017, minimum 81 % pada tanggal 8, 29 Maret 2017. Penyinaran matahari tertinggi mencapai 100% pada tanggal 1, 2, 3, 7, 28 Maret dan terendah 6% pada tanggal 20 Maret 2017. Tekanan udara

(16)

13 maksimum mencapai 1013,0 mb pada tanggal 30 Maret 2017 dan minimum 1007,6 mb pada tanggal 6 Maret 2017.

Gambar 2.8 Windrose Maret 2017

Dari gambar Windrose di atas terlihat bahwa pada bulan Maret 2017, angin di wilayah Bima dan sekitarnya bertiup dari arah Utara sebanyak 10% dan Barat Laut dan Barat sebanyak 4%, dengan kecepatan maksimum 13 knots dari arah Utara terjadi pada tanggal 18 dan 19 Maret 2017. Kondisi ini menunjukkan bahwa untuk wilayah Bima dan Dompu masih musim hujan pada bulan Maret, karena arah angin terbanyak dari arah barat-utara.

(17)

14 C.2 Pantauan Pos Pengamatan Curah Hujan bulan Maret 2017

di Wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima Dan Dompu

No Pos Hujan Curah Hujan (mm)

1 Asakota Jatiwangi 235

2 Kolo Asakota 374

3 Raba Rasanae Barat 237

4 Rasanae Timur 467

KOTA BIMA

No Pos Hujan Curah Hujan (mm)

1 Bolo 278

2 Donggo (Oo) 283,5

3 Lambu 202

4 Madapangga 500

5 Madapangga 2 206

6 Monta 302

7 Palibelo (Teke) 219

8 Palibelo Panda 259

9 Sanggar 140,7

10 Sape 105

11 Sape 2 176

12 Soromandi 170,2

13 Stasiun Meteorologi Bima 229,3

14 Wawo 361,5

15 Wera 166

16 Woha 278

KABUPATEN BIMA

No Pos Hujan Curah Hujan (mm)

1 Calabai 218

2 Dompu 201

3 Huu 214

4 Kilo 130,8

5 Manggalewa 183

6 Pajo 158

7 Saneo Woja 202,5

KABUPATEN DOMPU

Dari hasil pantauan pengamatan pos hujan bulan Maret 2017, terlihat wilayah Kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima memasuki musim hujan, karena jumlah curah hujan di semua pos hujan mencapai lebih dari 150mm, kecuali pos hujan Sape. Total curah hujan bulanan tertinggi di wilayah Madapangga mencapai 500 mm.

(18)

15 III. PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU PROVINSI NUSA TENGGARA

BARAT TAHUN 2017

Sumber : www.iklim.ntb.bmkg.go.id

Berdasarkan data diatas prakiraan awal musim kemarau provinsi Nusa Tenggara Barat berkisar antara Maret dasarian III hingga mei dasarian I. Khususnya untuk wilayah Bima dan Dompu pada Maret dasarian III hingga April dasarian II. Pada bulan April di seluruh wilayah Kabupaten Bima Dompu dan Kota Bima di perkirakan memasuki awal musim kemarau tahun 2017.

(19)

16 IV. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN APRIL MEI JUNI 2017

A. Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2017

Prakiraan curah hujan bulan April 2017 untuk wilayah Bima dan Dompu berada pada kategori Rendah-Menengah dengan curah hujan berkisar antara 51-200mm.

Prakiraan curah hujan 51-100mm pada bulan April 2017 berada di wilayah Kabupaten Bimadan Kota Bima (Kecamatan Wera, Sape, Wawo, Lambu, Raba, Rasanae Timur, Lambitu, Sanggar, Tambora) dan Kabupaten Dompu (Hu’u, Parado). Prakiraan curah hujan 151-200mm terjadi hampir di sebagian wilayah Kabupaten Bima (Ambalawi, Soromandi).

Sumber : www.iklim.ntb.bmkg.go.id

B. Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2017

Prakiraan curah hujan bulan Mei 2017 untuk wilayah Bima dan Dompu berada pada kategori Rendah-Menengah berkisar antara 21-150mm. Prakiraan curah hujan 21-50mm pada bulan Mei 2017 berada di wilayah Kabupaten Dompu (Kecamatan Kempo, Manggalewa, Woja). Prakiraan curah hujan 51-100mm terjadi hampir di sebagian wilayah Kabupaten Bima, Dompu dan seluruh Kota Bima. Prakiraan 100-150mm di wilayah Kabupaten Bima (Woha, Bolo, Madapangga, Donggo, Parado), Kabupaten Dompu (Hu’u).

(20)

17 Sumber : www.iklim.ntb.bmkg.go.id

C. Prakiraan Curah Hujan Juni 2017

Prakiraan curah hujan bulan Juni 2017 untuk wilayah Bima dan Dompu berada pada kategori Rendah berkisar antara 0-100mm. Prakiraan curah hujan 0-20mm pada bulan Juni 2017 berada di wilayah Kabupaten Bima (Sape dan Lambu), Kabupaten Dompu (Kecamatan Hu’u, dan Pekat). Prakiraan curah hujan 21-50mm terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Bima, Dompu dan seluruh Kota Bima. Prakiraan curah hujan 50-100mm di Kabupaten Bima (Tambora, Sanggar, Soromandi, Wawo, Lambitu, palibelo, Ambalawi) dn Kota Bima.

Sumber : www.iklim.ntb.bmkg.go.id

(21)

18 D. Prakiraan Curah Hujan Probabilistik bulan April 2017

Sumber : www.bmkg.go.id

Berdasarkan data peta prakiraan curah hujan probabilistik bulan April 2017 peluang hujan >100mm diprediksi diatas 50-70%. Peluang hujan >150mm diprediksi 30-50%.

Prakiraan tersebut sesuai dengan prakiraan curah hujan bulan April 2017 yang berada pada kategori rendah-menengah 51-200mm dengan peluang terjadi hujan lebih dari 150mm kurang dari 50%. Kondisi ini menunjukkan berkurangnya jumlah curah hujan pada bulan April, mengingat bulan April untuk wilayah Kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima sudah memasuki awal musim Kemarau.

(22)

19 V. PRAKIRAAN CUACA WILAYAH BIMA DOMPU BULAN APRIL 2017

Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer bulan Maret 2017 dan prakiraan curah hujan bulanan, kondisi cuaca wilayah Bima dan Dompu pada bulan April 2017 diperkirakan sudah memasuki awal musim kemarau. Aliran masa udara berasal dari Benua Asia, dan angin baratan di prediksi melemah pada bulan April 2017. Masa udara pada bulan April 2017 mengalami peralihan dari angin baratan menjadi angin timuran, seiring dengan melemahnya angin baratan. Suhu udara diperkirakan berkisar antara (21-35) °C, kelembapan udara (57-95)%, angin permukaan bertiup bervariasi selatan – utara dengan kecepatan maksimum 30km/jam. Pada bulan April 2017 masih berpotensi terjadi cuaca ekstrim seperti gelombang tinggi > 2.0 meter di perairan NTB, hujan lebat (>50 mm/hari), serta angin kencang, dikarenakan mengalami masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.

(23)

20 VI. INFORMASI PRODUK LAYANAN STASIUN METEOROLOGI SULTAN

MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA A. Informasi Dokumen Penerbangan

Tugas pokok dan fungsi dari Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima adalah menyediakan pelayanan cuaca penerbangan antara lain dalam bentuk dokumen penerbangan seperti Met report, Metar dan Tafor. Dokumen penerbangan berisi tentang informasi keadaan cuaca aktual dan prakiraan cuaca kedepan di wilayah Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Adapun unsur cuaca yang diberikan dalam pelayanan dokumen penerbangan tersebut adalah: Arah dan kecepatan angin,jarak pandang mendatar, keadaan cuaca, tinggi dasar dan jumlah awan, suhu udara, dan tekanan udara. Unsur cuaca tersebut diperlukan untuk keperluan take off dan landing pesawat. Pengguna layanan informasi ini adalah maskapai penerbangan domestik, antara lain : Garuda Indonesia, Wings Air dan penerbangan militer dari TNI AU, SAR.

B. Informasi Prakiraan Cuaca

Selain menyediakan pelayanan penerbangan, Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima juga menyediakan prakiraan cuaca untuk wilayah kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu. Informasi yang di lampirkan berupa keadaan cuaca (pagi, siang, malam dan dini hari), arah dan kecepatan angin, suhu udara dan kelembapan udara dengan masa berlaku dua hari kedepan (hari ini dan esok hari). Pengguna informasi prakiraan cuaca disebarkan ke Stasiun koordinator informasi cuaca NTB (Stasiun Meteorologi BIL), instansi lain dan beberapa media seperti BPBD, Dishubkominfo, Adpel, Walikota Bima, Bupati Dompu, Radar Tambora, Kahaba Bima dll. Informasi prakiraan cuaca hari ini juga dapat di akses di web www.bmkgbima.net dan facebook Stasiun Meteorologi Bima. Berikut adalah contoh bentuk dari informasi cuaca Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

(24)

21 Gambar 6.1 Contoh Informasi Cuaca Harian

C. Informasi Peringatan Dini Cuaca

Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima memiliki radar cuaca yang terletak di Dorobelo Kabupaten Bima. Dengan adanya radar cuaca tersebut Stasiun Meteorologi bertanggung jawab dalam memberikan informasi peringatan dini cuaca untuk wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu. Informasi peringatan dini disebarkan ke MEWS-BMKG dan beberapa instansi terkait. Informasi peringatan dini cuaca juga dapat diakses di web www.bmkgbima.net. Berikut contoh informasi peringatan dini cuaca Stasiun Meteorologi Sultan Muhamamd Salahuddin Bima.

(25)

22 Peringatan Dini Cuaca NTB tanggal 13 Maret 2017 pukul 14.30 Wita berpotensi terjadi hujan sedang- lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada pukul 14.30 wita di wilayah kecamatan wawo, Sape, Lambitu, Rasana’e timur, Rasana’e Barat, Raba, Soromandi, Bolo, Madapangga, Monta, dan Belo. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga pukul 16.40 wita dan meluas ke wilayah Langgudu, Lambu, Wera, Asakota, Mpunda.

Prakirawan-BMKG Bima

Gambar 6.2 Contoh Informasi Cuaca Harian

D. Informasi Gempa Dirasakan di wilayah Bima dan Dompu

Pada Bulan Maret 2017 tidak terjadi gempa bumi dirasakan disekitar wilayah Kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima

(26)

23 VII. ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM BULAN MARET 2017

Berdasarkan peraturan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika no:

KEP.009.2010 tentang prosedur standar pelaksanaan peringtaan dini, pelaporan dan diseminasi informasi cuaca ekstrim. Pengertian dari cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal/tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Adapun kejadian cuaca ekstrim yang terjadi di Indonesia khususnya wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu seperti, Angin kencang diatas 45km/jam, angin Puting Beliung, Hujan lebat dengan intensitas >50mm/24 jam, dan hujan es.

Pada bulan Maret 2017 tercatat satu kejadian cuaca ekstrim yaitu hujan lebat menyebabkan banjir di wilayah Kabupaten Bima dan Kota Bima pada tanggal 26 Maret 2017. Dampak dari hujan lebat tersebut menyebabkan banjir di beberapa wilayah yaitu Kecamatan Monta (Desa Sakuru), Kecamatan Woha (Desa Naru, Nisa, Rabakodo, Talabiu, Tenga, Tente, Dadibou), dan Lima Kecamatan di Kota Bima. Ketinggian banjir bervariasi dari selutut hingga sedada orang dewasa. Penyebab banjir tersebut adalah hujan lebat dari pukul 11.20 WITA hingga 20.00 WITA. Dari intensitas curah hujan di pos hujan terdekat tercatat pada tanggal 26 Maret 2017 curah hujan masuk dalam katergori sedang hingga sangat lebat yaitu 36-122 mm. Berdasarkan analisa kondisi atmosfer tanggal 26 Maret 2017 penyebab hujan lebat dikarenakan adanya dua tekanan rendah di dekat perairan NTB dan NTT yang mengakibatkan adanya daerah konvergensi di wilayah pulau Sumbawa yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.

(27)

24 VIII. RINGKASAN

1. Suhu muka laut (SST) di sekitar perairan Nusa Tenggara Barat dan Pulau Sumbawa khususnya selama bulan Maret 2017 terpantau dalam kondisi hangat berkisar antara 28 – 30 °C, mengindikasikan suplai uap air yang cukup kuat untuk memicu pertumbuhan awan hujan. Diprediksi SST pada bulan April 2017 berkurang sehingga tidak adanya suplai uap air untuk proses pertumbuhan awan hujan.

2. Data anomali SST pada Nino 3.4 terakhir sampai awal April 2017 menunjukkan +0.25°C, kondisi ENSO periode MAM 2017 berada pada kondisi NETRAL, untuk prediksi periode AMJ 2017 masih dalam kondisi netral, sehingga kondisi cuaca pada bulan April bukan karena pengaruh cuaca La nina maupun El nino.

3. Aliran masa udara bulan Maret 2017 diatas wilayah pulau Sumbawa masih didominasi oleh angin baratan. Pola angin baratan diprediksi melemah pada bulan April 2017. Pada bulan April 2017 wilayah Kabupaten Bima Dompu dan Kota Bima memasuki awal musim kemarau.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan tupoksi tersebut, Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima secara rutin menerbitkan buletin yang berisi informasi data

Pada tahun 2013 luas desa/ kelurahan yang memiliki perkembangan permukiman yang tinggi berada pada Kelurahan Lemahmekar dengan luasan sebesar 88.24 ha atau 12% dari

02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Lokasi Kegiatan : Surakarta. Latar belakang perubahan /dianggarkan dalam

Untuk mencapai visi dan misi Dinas Kepemudaan, Olahraga Dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Program dan kegiatan yang bersifat rutinitas perlu untuk lebih ditingkatkan dalam

All the cleaning services of the English Department of Faculty of Teacher Training and Pedagogy of Widya Mandala Surabaya Catholic University, for supporting me to finish

Dalam penelitian ini, setelah terkumpul data-data dari teknik pengumpulan data berupa hasil tes dan hasil lembar observasi, selanjutnya peneliti mereduksi data dengan cara

Peresmian Kabupaten Aceh Singkil dilakukan oleh Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Bapak Prof. Syamsuddin Mahmud) pada tanggal 14 Mei 1999 di lapangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kematangan emosi remaja pengguna gadget, 2) perilaku prososial remaja pengguna gadget, dan 3) pengaruh kematangan