• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Kajian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif dipilih karena pengalaman langsung yang dialami sendiri oleh peniliti ketika di lapangan. Selain itu, pendekatan ini digunakan untuk mengungkap dan memahami hal-hal dibalik suatu fenomena yang sedang terjadi. Menurut Rulam, metode kualitatif cocok untuk mendeskripsikan fenomena, yang datanya berupa kata-kata (ucapan), perilaku, dokumen dan tidak dianalisis menggunakan rumu-rumus statistik melainkan dalam bentuk narasi.

55

Craswell yang dikutip oleh Rulam menambahkan bahwa penelitian kualitatif berguna dalam memecahkan suatu masalah penelitian yang tidak dikeatahui varibel-varibelnya dan perlu eksplorasi

56

.

Peneliti mengkaji mengenai fenomena penggunaan aplikasi Google classroom yang digunakan dalam proses pembelajaran PAI untuk melihat seberapa efektiv penggunaanya dan bagaimana proses pembelajaran tersebut dilakukan pada domain kognitif, afektif serta psikomotorik siswa. Peneliti perlu mengeskplorasi serta melihat gambaran fenomena tersebut secara menyeluruh dan mendalam. Adapun data yang diperoleh berasal dari wawancara, observasi dan dokumen-dokumen penting. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Menurut Nazir metode deskriptif merupakan satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, subjek, kondisi tertentu, sistem pemikiran atau peristiwa pada masa kini

57

. Tujuannya mendeskripsikan maupun menggambarkan fenomena yang sedang diteliti dan hubungannya. Mebimbing peneliti dalam melakukan penafsiran atau memaknai secara tepat, akurat dan lebih baik.

55

Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), 14

56

Ibid, 16

57

Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011), 52

(2)

33

Studi kasus adalah jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti. Studi kasus adalah eksaminasi sebagian besar atau seluruh aspek potensial dari unit atau kasus khusus yang dibatasi secara jelas (atau serangkaian kasus)

58

. Jenis ini digunakan lantaran peneliti melihat fenomena yang sedang terjadi secara langsung dan smengalaminya. Sehingga mampu memberikan makna, tafisiran dan persepktif terhadap fenomena tersebut, hal demikian bisa disebut dengan perpsektif eksperiensial. Menurut Robert, studi kasus memungkinkan peneliti untuk mempertahankan karakteristik holistik dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata seperti siklus kehidupan seseorang, proses organisasional dan manajerial. perubahan lingkungan sosial, hubungan internasional dan kematangan industri

59

.

3.2 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti memiliki peranan yang sangat penting karena akan menentukan proses pencarian dan penemuan data secara alami, otentik serta berdasarkan fakta yang ada. Penting bagi peneliti memiliki sikap keterbukaan terhadap informan, mampu menjalin hubungan yang baik dan kritis terhadap informasi yang diberikan. Menuru Neuman yang dikutip oleh Rulam mempertegas bahwa setelah situs lapangan dipilih dan akses dapat dicapai, para peneliti haruslah belajar dari segala hal, mengembangkan hubungan dengan para anggota, mengadopsi peranan dalam latar dan mempertahankan hubungan- hubungan sosial.

60

Kehadiran peneliti diperlukan untuk mengetahui dan melakukan konfirmasi bahwa data yang selama ini dicari apakah sudah sesuai dengan persepsi informan atau tidak. Karena tingkat keakuratan suatau data terletak pada sejauhmana kejujuran dan keterbukaan informan dalam menyampaikannya. Hal tersebut ditentukan oleh tingkat penerimaan informan terhadap peneliti itu sendiri.

58

Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ghalia Media, 2014), 69

59

Robert K Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), 4

60

Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ghalia Media, 2014), 96

(3)

34

Peneliti disini berperan sebagai pencari fakta/informasi sesuai dengan yang ada di lapangan (SMK Negeri 05 Malang). Menerapkan sikap terbuka (inklusif) terhadap Kepala Sekolah, Guru PAI maupun stakeholder disana agar memiliki sikap yang sama pula ketika melakukan penelitian. Dengan kata lain, menggali informasi sebanyak-banyaknya dan mengkonfirmasi kepada pihak yang bersangkutan.

Sehingga data yang didapatkan benar-benar valid.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 05 Malang yang beralamat di JL.

Terusan Ikan Piranha Atas No.50, Tunjungsekar, Kec Lowokwaru, Kota Malang.

Jika kita melihat dari luar sekolah ini tidak begitu besar. Terdapat gapura sekolah sebelum kita melewati gerbang depan. Setelah masuk kedalam, ternyata sekolah ini begitu besar dan luas. Tidak kalah penting, fasilitas untuk menunjang siswapun cukup lengkap seperti lapangan olah raga, raung praktik untuk setiap jurusan, mushola, aula dan sarana pendukung lain. Setidaknya terdapat 8 jurusan yang disediakan, diantaranya jurusan kriya kayu, kriya keramik, kriya tekstil, tata busana, rekayasa perangkat lunak, teknik komputer jaringan, animasi dan multimedia.

Alasan peneliti memilih melakukan penelitian di lokasi tersebut karena merupakan tempat magang PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) yang diselenggarakan oleh prodi PAI UMM. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran PAI yang terbilang unik bagi peneliti yakni menggunakan sistem slot/tefa, dimana pelaksanaan pembelajaran dilakukan setiap 2 minggu.

3.4 Sumber Data

Secara sederhana data kualitatif dapat dikatakan sebagai sekumpulan jawaban informan terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

Lebih rinci lagi, Patton menyebut bahwa data kualitatif itu terdiri dari pemaknaan dan deskripsi tentang situasi, peristiwa, interaksi dan peristiwa.

61

61

Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:2014), 108

(4)

35

Untuk memperoleh suatu data, peneliti membutuhkan apa yang disebut sebagai sumber data. Sugiyono membagi dua jenis sumber data, yakni:

1. Sumber data primer, merupakan sumber data pertama yang secara langsung peneliti terima atau dapat disebut juga sebagai sumber data utama. Selain itu, juga yang paling banyak dijadikan sumber rujukan oleh peneliti. Peneliti memilih Kepala Sekolah, guru PAI dan murid SMKN 05 Malang untuk dijadikan sumber data primer.

2. Sumber data sekunder, merupakan sumber data kedua yang berfungs sebagai alternatif dan pendukung apabila sumber data primer dirasa masih belum cukup. Peneliti memilih Wakil Kepala Kurikulum SMKN 05 Malang sekaligus pembuat kebijakan pembalajaran secara online dan karyawan tata usaha sebagai sumber data sekunder.

62

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Langkah penting dalam melakukan penelitian adalah mengumpulkan data.

Tidak semua data dapat dijadikan sebagai bahan penelitian, tetapi peniliti perlu data yang otentik, valid dan akurat. Untuk mengumpulkan data yang dimaksudkan, peneliti perlu membekali diri dengan kemampuan teknik pengumpulan data.

Secara umum, teknik pengumpulan dibagi menjadi 3, diantaranya sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan teknik utama dalam melakukan penelitian kualitatif. Lebih konkret, wawancara ketika peneliti dan informan melakukan tanya jawab dengan bantuan alat tulis maupun recorder. Maykut menyebut bahwa dalam kajian-kajian kualitatif, wawancara sering berperan ketika seorang sebagai pengamat partisipan dan informan melakukan percakapan informal yang tidak disadari bahwa sebenarnya hal demikian adalah wawancara

63

.

62

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), 225

63

Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), 119

(5)

36

Peneliti akan menanyakan kepada guru pendidikan agama Islam mengenai kefektivitasan penggunaan aplikasi google classroom pada proses pembelajaran PAI. Selanjutnya terkhusus untuk guru pendidikan agama Islam SMKN 05 Malang, peneliti akan menanyakan proses pembelajaran secara online pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Observasi Partisipan

Teknik dalam mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan ikut terlibat langsung kegiatan yang dilakukan oleh informan.

Bogdan dan Taylor mendefinisikan observasi partisipan sebagai suatu periode interaksi sosial yang intensif antara peneliti dan subjek dalam suatu lingkungan tertentu

64

. Peneliti menemui salah satu guru pendidikan agama Islam dan siswa SMKN 05 Malang yang bersangkutan untuk melihat proses pembelajaran PAI online menggunakan google classroom.

3) Dokumentasi

Pengetian dokumen yang dimaksud berupa pada bahan berupa foto, video, surat, rekaman maupun sejenis sebagai informasi tambahan disamping wawancara dan obeservasi

65

. Tujuannya untuk memperoleh bukti bahwa suatu kejadian/peristiwa benar-benar terjadi dan dapat dimaknai oleh para pelakunya.

Dokumen penting yang dibutuhkan oleh peneliti adalah foto kegiatan pembalajaran online, tugas, soal dan nilai yang diperoleh siswa.

3.6 Analisis Data

Teknik dalam menganalisis data kualitatif dilakukan sejak peneliti terjun ke lapangan dan berinteraksi dengan informan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam hal ini, peneliti melakukan seleksi dan memilih daftar pertanyaan yang dibuat untuk diajukan sekaligus mencatat hal-hal penting dilapangan. Langkah yang dilakukan itu, persis seperti yang ditunjukkan oleh Miles dan Huberman dimana seorang peneliti melakukan:

64

Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), 163

65

Ibid, 180

(6)

37 a. Data reduction (reduksi data)

Mereduksi data artinya peneliti merangkum, memilih hal pokok, berfokus pada hal penting, pencarian tema dan membaca pola. Dengan cara tersebut, lebih memudahkan peneliti untuk memberikan gambaran secara jelas, melakukan pengumpulan data kembali dan mencarinya.

Peneliti mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh narasumber. Hal ini dilakukan agar memperoleh gambar besar mengenai jawaban permasalahan yang sedang dikaji, menghemat waktu dan tenaga, memudahkan ketika peneliti melakukan pengumpulan data kembali serta memudahkan dalam mencari data-data yang lama ketika peneliti sedang membutuhkannya.

b. Data Display (penyajian data)

Penyajian data penting untuk dilakukan karena memudahkan peneliti mengkategorikan, klasfikasi sesuai dengan domainnya agar mempermudah lengkah selanjutnya. Hal tersebut bisanya memiliki beberapa format, seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Atau bisa juga dengan cara naratif seperti memberikan uraian singkat, bagan dan menghubungkan antar kategori.

Ketika peneliti selesai melakukan pencatatan data yang telah di dapat, kemudian dilakukan pengkategorian/klasifikasi berdasarkan informasi dari narasumber. Dalam hal ini peneliti membagi informasi yang telah diperoleh dari Waka Kurikulum, Guru PAI (Sururi S.Ag, Afif S.Ag dan Sangga M. Pd)

c. Conclusing Drawing (kesimpulan)

Kesimpulan dapat kita katakan sebagai penemuan hal baru yang

sebelumnya tidak ada. Temuaan baru tersebut biasanya berbentuk

deskripsi atau gambaran terhadap obyek yang sebelumnya masih abu-abu

(7)

38

setelah dilakukan penelitian menjadi lebih jelas. Indikatornya terdapat hubungan (kausal) antara variabel-variabel yang diuji.

66

Setelah memperoleh gambaran mengenai permasalahan, peneliti menghubungkan temuan data-data satu dengan yang lain, sehingga membentuk kesimpulan baru. Dengan demikian, peneliti mampu memberikan pemaknaan atas kajian penelitian tersebut.

3.7 Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menentukan data yang diperoleh oleh peneliti valid atau tidak, dilakukan pengecekan keabsahan data. Hal ini penting karena untuk mengukur temuan-temuan yang diperoleh dari lapangan kemudian diuji berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Setidaknya terdapat 3 kegiatan yang dapat untuk menguji keabsahan data tersebut, diantaranya:

a. Memperpanjang penelitian

Peneliti menambah waktu dari yang sebelumnya telah ditetapkan. Hal ini dilakukan ketika dirasa penelitian belum menemukan data yang dibutuhkan, menumkan hal-hal baru sehingga perlu dipelajari lebih lanjut oleh peneliti dan dengan meningkatkan keyakinan

Apabila dalam waktu 1 bulan, peneliti belum menemukan jawaban atas permasalahannya, maka peneliti menambah waktu 1 bulan lagi, diaharapkan dapat memperoleh jawabannya. Dengan adanya hal tersebut, peneliti melakukan pengecekan kembali supaya data yang didapatkan benar-benar valid. Selain itu, mampu meningkatkan keyakinan peneliti bahwa penelitian yang dilakukan telah selesai dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

b. Kecermatan penelitian

Kecermatan dalam penelitian mengandung makna seorang peneliti secara terus menerus melakukan pengamatan. Tujuannya agar peneliti

66

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014),

247-253

(8)

39

mampu mengidentifikasi karakteristik dan unsur-unsur di dalam situasi yang paling relevan dengan persoalan atau isu tersebut dan berfokus pada hal-hal secara rinci

67

. Pengamatan secara terus menerus akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif atau bisa disebut sebagai kedalaman.

Melakukan pengamatan secara terus menerus diharapkan data yang diperoleh mampu menjawab permasalahan penelitian. Selain itu, meningkatkan pemahaman peneliti secara komprehensif dan memberikan uraian-uraian menjadi lebih jelas dan terperinci. Ketika sedang melakukan penelitian, peneliti meningkatkan kejeliannya dalam menangkap informasi yang diperoleh baik itu di catat maupun di rekam.

c. Triangulasi

Triangulasi data bisa dakatakan sebagai teknik untuk memperbaharui apabila memiliki kemungkinan-kemungkinan temuan baru sekaligus melahirkan interpretasi baru pula. Trinagulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan metode. Triangulasi sumber adalah data yang diperoleh kemudian dicek kembali pada sumber yang sama dalm waktu yang berbeda atau dicek menggunakan sumber yang berbeda

68

. Sedangkan triangulasi metode yakni pengumpulan data dengan suatu metode keudia dilakukan pengecekan kembali menggunakan metode yang berbeda.

Menerapkan teknik di atas ketika melakukan penelitian dengan cara menemukan hal-hal baru kemudian memberikan pemaknaan yang baru pula. Memperbaharui dalam hal ini narasumber, seperti jika Kepala Sekolah tidak bisa untuk penggalian data, maka Waka Kurikulum yang ditunjuk sebagai penggantinya.

67

Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), 264

68

Ibid, 267

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK), PEJABAT PELAKSANA DAN PENGENDALI KEGIATAN (PPPK) DAN PEMEGANG UANG MUKA

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

bahwa Negara Indonesia telah mengesahkan Konvensi tentang Hak Anak dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 yang harus ditindak lanjuti oleh Pemerintah dalam upaya

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan nilai tertinggi pada stasiun B karena banyak mengandung unsur unsur hara yang dibutuhkan oleh mikro organisme

4% Dokter gigi SDM,sarana dan prasarana Dokter, perawat gigi, laboran dan apoteker Senin – Sabtu Target SPM Tercapai 2 UKGS SD Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Surat Menyurat ke SD

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

METY SUPRIYATI Kepala Sub Bidang Sosial, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kependudukan pada Bidang Pemerintahan dan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan