• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN (PERSEROAN TERBATAS) TERHADAP KESALAHAN KARYAWAN YANG MERUGIKAN KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN (PERSEROAN TERBATAS) TERHADAP KESALAHAN KARYAWAN YANG MERUGIKAN KONSUMEN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN (PERSEROAN TERBATAS) TERHADAP KESALAHAN KARYAWAN YANG MERUGIKAN KONSUMEN

Ni Luh Dewi Pratiwi 1410121293

DR. I Nyoman Sujana, SH.M.hum.

A.A SG Laksmi Dewi, SH.MH.

ABSTRACT

The establishment of a company, of course, does not always go smoothly because there will be problems that arise in the company. The problem that arises is not only caused by external factors, but it is not uncommon problem even arises from internal factors. Examples of problems that arise because of internal factors are the problems arising from the employees of the company itself. Employee error can be detrimental to both sides, the first is detrimental to both consumers and hurt the company itself. Consumers of course will feel very aggrieved by the company and will hold accountable the company for damages for any losses suffered. The problem of this research is, 1. How does the legal liability companies (P.T) against employee errors that could harm consumers? 2. How does the dispute settlement if the company (P.T) is not willing to compensate consumers who have been harmed? The purpose of scientific writing is to know on corporate responsibility (PT) against employee errors that harm consumers and to determine if the company's dispute resolution (PT) is not willing to reimburse to the consumer. The results showed that the Form of its responsibility to the employees fault that is detrimental to consumers in the form of compensation to consumers despite the mistakes made by employees of the company because it has been stipulated in Article 1367 Book of the Law of Civil Law. Dispute settlement if the company does not indemnify the consumer can be done in two ways, namely the settlement of disputes in litigation and non-litigation. In terms of resolving disputes between businesses with consumers typically prefer trails businesses non-litigation namely Consumer Dispute Resolution Body (BPSK).

Keywords: Forced Institute Board of Directors of the Company Limited, Decision Bankrupt

PENDAHULUAN

Berdirinya suatu perusahaan, tentu saja tidak selalu berjalan dengan lancar karena akan ada masalah yang timbul dalam perusahaan. Masalah yang timbul tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal tetapi tidak jarang masalah bahkan timbul dari faktor internal. Contoh masalah yang timbul karena faktor internal yaitu masalah yang timbul dari karyawan perusahaan itu sendiri. Kesalahan karyawan dapat merugikan dua pihak, yang pertama

(2)

adalah merugikan konsumen dan yang kedua merugikan perusahaan itu sendiri. Konsumen tentu saja akan merasa sangat dirugikan oleh perusahaan dan akan meminta pertanggung jawaban perusahaan berupa ganti rugi atas segala kerugian yang dideritanya, tetapi perusahaan sering kali tidak bersedia bertanggung jawab terhadap kerugian konsumen karena perusahaan merasa bahwa bukan perusahaan yang melakukan kesalahan yang dapat menimbulkan kerugikan pada konsumen melainkan karyawannya yang melakukan kesalahan sehingga membuat konsumen merasa dirugikan, jadi karyawan yang harus bertanggung jawab bukan perusahaan. Dari latar belakang tersebut didapat rumusan masalah sebagai berikut, 1. Bagaimanakah tanggung jawab hukum perusahaan (P.T) terhadap kesalahan karyawan yang dapat merugikan konsumen ? 2. Bagaimanakah penyelesaian sengketa jika pihak perusahaan (P.T) tidak bersedia mengganti kerugian konsumen yang telah dirugikan ? Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini di bagi menjadi 2, tujuan umumnya adalah untuk, Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di bidang ilmu hukum pada fakultas hukum universitas warmadewa, mengembangkan diri mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat. Serta tujuan khususnya ialah untuk mengetahui mengenai tanggungjawab perusahaan (PT) terhadap kesalahan karyawan yang merugikan konsumen dan untuk mengetahui penyelesaian sengketa jika perusahaan (PT) tidak bersedia mengganti rugi terhadap konsumen.

METODE PENELITIAN

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif yaitu menelaah atau

berpedoman pada literatur-literatur yang berupa peraturan perundang-undangan

maupun ketentuan yang erat kaitannya dengan aspek yuridis formal tentang pokok

permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini. Dengan pendekatan perundang-

undangan, pendekatan konsep, pendekatan sejarah, perbandingan hukum dan

pendekatan kasus. Bahan hukum dikumpulkan dengan cara studi dokumen, baik

terhadap peraturan perundang-undangan, literatur, dan karya tulis. Bahan hukum

yang sudah terkumpul dianalisis dengan pemaparan secara sistematis dan runtut

terhadap ketentuan-ketentuan yang tidak jelas ditafsirkan sesuai metode

interpretasi yang digunakan adalah penalaran deduktif.

(3)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Definisi atau pengertian perusahaan secara umum tidak dijelaskan baik didalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang maupun Kitab Undang-undang Hukum Perdata, hal ini karena kekuasaan perundang-undangan menyerahkan sepenuhnya penetapan pengertian itu kepada dunia keilmuan maupun yurisprudensi, sehingga dengan demikian akan terdapat beberapa pengertian berbeda-beda mengenai perusahaan. Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan adalah :

“Setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus, bekerja serta berkedudukan di wilayah Indonesia dengan tujuan utama mencari keuntungan”

Selanjutnya di dalam mendirikan suatu perusahaan tentu tidak lepas dari tanggung jawab karena tanggung jawab merupakan salah satu kewajiban dari pelaku usaha terhadap konsumen, karyawan maupun lingkungan sekitarnya. Tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja, tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab bersifat kodrati, yang artinya tanggung jawab itu sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia dan yang pasti masing-masing orang akan memikul suatu tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Apabila seseorang tidak mau bertanggung jawab, maka tentu ada pihak lain yang memaksa untuk tindakan tanggung jawab tersebut.

Berdasarkan prosedur pemberian sanksi menurut Pasal 161 Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2003 dapat kita ketahui bahwa dalam memberikan sanksi terhadap

karyawannya, perusahaan terlebih dahulu memberikan surat teguran kepada

(4)

karyawan sebanyak tiga (3) kali berturut-turut, apabila karyawan tidak dapat memenuhi surat teguran tersebut maka pihak perusahaan dapat mengambil keputusan berupa sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawannya, tetapi sebelum pemutusan kerja diberikan perusahaan harus memerintahkan karyawannya untuk bertanggung jawab terhadap kerugian konsumen yang disebabkannya karena apabila perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawannya terlebih dahulu maka karyawanya dapat lepas dari tanggung jawabnya terhadap kerugian konsumen yang disebabkannya, setelah kewajiban itu diselesaikan oleh karyawan maka pihak perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan tersebut

Kerugian merupakan suatu dampak negatif atau penderitaan yang dialami seseorang baik kerugian materil maupun non materil yang disebabkan oleh orang itu sendiri maupun oleh pihak lain. Sedangkan yang dimaksud dengan konsumen menurut Pasal 1 Ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen berbunyi “Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. Jadi yang dimaksud dengan kerugian konsumen yaitu segala sesuatu yang memberikan dampak negatif atau penderitaan baik kerugian materil maupun non materil yang disebabkan oleh pelaku usaha kepada pengguna barang/jasa terhadap barang/jasa yang dipergunakannya.

Konsumen yang dirugikan oleh pihak perusahaan tentu tidak terima atas

perlakuan dari pihak perusahaan yang menimbulkan kerugian padanya,kerugian

yang diderita konsumen tidak selalu timbul karena kesalahan perusahaan, kerugian

bisa saja timbul karena karyawan perusahaan yang bekerja atas perintah

perusahaan tetapi karyawan tersebut bekerja dengat itikad yang tidak baik sehinga

dengan sengaja merugikan konsumen untuk keuntungan pribadi karyawan. oleh

(5)

karena itu hal tersebut dapat menimbulkan suatu sengketa antara perusahaan dengan konsumen terlebih lagi apabila pihak perusahaan tidak bersedia bertanggung jawab atas kerugian yang di derita oleh konsumen.

Sengketa adalah suatu fenomena yang universal dan dapat dijumpai pada setiap masyarakat. Sengketa dapat terjadi dimana saja dan kapan saja dalam lingkungan masyarakat, penyebab terjadinya sengketa dapat dikarenakan adanya suatu keadaan atau kondisi dimana seorang atau sekelompok orang merasa adanya suatu ketidakadilan yang terjadi padanya atau pada kelompoknya, selain itu sengketa juga dapat terjadi karena adanya seseorang atau suatu kelompok yang merasa dirugikan atau tidak mendapatkan haknya maka dapat menimbulkan sengketa antara individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok.

Lebih lanjut mengenai penyelesaian sengketa non litigasi yaitu alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dimana para pihak diberi hak untuk memilih dan menentukan cara penyelesaian sengketa sesuai kesepakatan para pihak. Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-undang Arbitrase dan APS, Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Dari penjelasan tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut, bentuk tanggung jawab perusahaan kepada konsumen diatur dalam pasal

1367 KUHPerdata yaitu berupa ganti rugi, serta penyelesaiannya dapat dilakukan

dengan cara litigasi dan non litigasi.

(6)

SARAN

Dalam mengantisipasi kerugian konsumen maka bagi perusahaan harus mengawasi dengan ketat tindakan-tindakan yang dilakukan oleh karyawannya serta diperlukannya perjanjian kerja atau kontrak kerja agar tidak mudah di lakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak bagi karyawan yang sedang dinas luar

DAFTAR BACAAN

Abdul Kadir Muhamad, Hukum Perjanjian, Bandung, Alumni, 1986)

Abdul kadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya, 2010

Adrian Sutedi, Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, Ghalia Indonesia, 2015

Danang Sunyoto, Hak dan Kewajiban Bagi Pekerja dan pengusaha, Binacipta, 2015 Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen

Pasal 1330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1367Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Denpasar,

Telah disetujui oleh

DR. I Nyoman Sujana, SH.M.hum.

NIK: 230 330 112

A.A SG Laksmi Dewi, SH.MH.

NIK: 230 330 126

Referensi

Dokumen terkait

Analisis menunjukkan bahwa Kampung Bustaman memiliki kearifan lokal berwujud aktivitas ekonomi yang telah termanifestasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat serta

Di Indonesia hasil Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKKRI) 2012 mengungkapkan beberapa perilaku berpacaran remaja yang belum menikah, antara lain: remaja

Dengan adanya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU Cipta Karya diharapkan Kabupaten dapat menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk

[r]

Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Pintrich, 2003, Santrock, 2007, Brophy 2004). mahasiswa yang memiliki

Pembelajaran keterampilan menulis teks anekdot pada siswa kelas X Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 6 Surakarta memiliki proses pembelajaran yang kurang sesuai dengan

Kemudian pada penelitian sebelumnya [5] juga menggunakan The Statlog ( Heart Disease) dataset , dimana hasil akurasi tertinggi didapat oleh algoritma Logistic

Administrasi merupakan salah satu tolak ukur berkembangnya suatu organisasi dengan pesat. Administrasi berkaitan erat dengan pengolahan data yang saat ini sesuai