• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGELOLAAN OBJEK WISATA BERBASIS SYARIAH. (Studi Kasus Panorama Ngalau Indah Payakumbuh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PENGELOLAAN OBJEK WISATA BERBASIS SYARIAH. (Studi Kasus Panorama Ngalau Indah Payakumbuh)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGELOLAAN OBJEK WISATA BERBASIS SYARIAH (Studi Kasus Panorama Ngalau Indah Payakumbuh)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Ekonomi Islam

Oleh:

HENI SAPUTRI NIM: 3213.050

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI TAHUN 2017 M/1438 H

(2)
(3)
(4)

Bacalah dengan menyebut Tuhanmu, dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan pena, dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

(Qs. Al-‘Alaq 1-5)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

(Qs. Ar-Rahman 13)

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (Qs. Al- Mujadilah 11)

Ya Allah,

berkatMu yang sudah kujalani dengan jalan hidup, yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku berjuta pengalaman bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku.

Kubersujud dihadapanMu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung awal perjuanganku. Segala Puji BagiMu Ya Allah.

Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamiin..

Sujud syukurku ku sembahkan kepadaMu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil lagi Bijaksana nan Maha Penyayang dan Maha atas segalanya, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini.

Semoga keberhasilan ini menjadi salah satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku. Amin ya Rabbal’alamiin.

Teruntuk Ayahandaku (Syaiful Anwar) dan Ibundaku (Afniwita) yang tiada henti-hentinya selalu melantunkan doa terbaiknya untukku, selalu memberiku semangat, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku kuat menjalani setiap rintangan yang ada di depanku. Ayahanda dan Ibundaku terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu yang tulus untukku.

Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih, insyaallah atas dukungan doa dan restumu semua mimpi-mimpi itu akan terjawab dimasa penuh kehangatan nanti.

(5)

Untuk itu ku persembahkan ungkapan terimakasihku kepada kepada kakakku (Putra Aidil Fitri, Wessi Fina Karti, Febri Juita) dan Adekku (Hesti Eriani), serta kakak iparku (Yolanda Helmi, Hadinur Putra, Agustia Fendri) dan malaikat-malaikat kecilku (Zidhane, Erin Sadica, dan Axcelle) beserta keluarga besarku terima kasih yang sebesar-besarnya berkat semangat bantuan, dorongan, dukungan dan pengorbanan yang telah kalian berikan hingga hari ini mengantarkanku untuk meraih cita-citaku dan tak akan kulupakan dengan segala jasamu.

“Hidup terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan batuan Tuhan dan orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik” terima kasih ku ucapkan kepada sahabat tercinta Merlin Agustia, Idria Novita, Dwi Yutri Handayani serta teman-teman EI.b 2013 terima kasih atas dukungannya dan kebersamaannya selama empat tahun ini, “tanpamu teman aku bukan siapa-siapa dan takkan jadi apa-apa” semoga nantinya apa yang kita cita-citakan tercapai atas kehendakNya. Amiin.

Spesial to Someone !!

Buat seseorang yang masih menjadi rahasia illahi, yang pernah singgah dan masih menetap di hati ini it’s my love (Irfan Candra), terima kasih untuk semua-semuanya yang pernah tercurah untukku. Percayalah bahwa hanya ada satu namamu yang selalu kusebut-sebut dalam benih-benih doaku, semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insyaallah jodohnya kita bertemu atas ridho dan izin Allah SWT.

Akhir kata ku persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang ku sayangi. Aku belajar, aku tegar dan aku bersabar hingga aku berhasil.

Terimakasih untuk semuanya. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Amiin..

“Henysha Poetry”

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya tanpa batas kepada penulis. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan melalui pribadinya yang luhur dan agung, serta meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT yaitu Al-Quran dan Hadits. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi Pengelolaan Objek Wisata Berbasis Syariah Studi Kasus Panorama Ngalau Indah Payakumbuh”.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang tulus tak terhingga kepada teristimewa Ayahanda Syaiful Anwar dan Ibunda Afniwita yang telah membesarkan, mengasuh, mendidik, serta membina penulis dengan penuh kasih sayang dari sejak kecil hingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini. Selanjutnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibuk Dr. Ridha Ahida M,Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dan Bapak/Ibuk Wakli Rektor.

(7)

2. Bapak H. Harfandi, SE, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Dan Bapak Yefri Joni, MA, Ketua Jurusan Ekonomi Islam atas izin dan kesempatan, bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibuk Sofia Ridha, M. Ag selaku Doesn Pembimbing I yang dengan sabar telah berkenan meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan masukan hingga akhir penulisan ini.

4. Ibuk Rahmi, MA selaku Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, bahkan buah pikiran sehingga penulis dapat menyelesikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Arsal, M.Ag selaku penasehat akademik yang telah yang telah memeberikan nasehatnya dan banyak motivasi demi kelancaran proses belajar penulis.

6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

7. Kepada Pimpinan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga serta staff dan pengelola Objek Wisata Panorama Ngalau Indah yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis dalam pengumpulan data yang terkait dengan penelitian ini.

8. Kakak-kakak adikku tersayang Putra Aidil Fitri, Wesi Fina Karti, SPd, Febri Juita dan Hesti Eriani terima kasih atas do’anya dan seluruh keluarga besarku, terima kasih telah memberikan motivasi baik dari moril maupun materil kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

(8)

9. Saudara-saudaraku yang selalu ada bersama disaat suka maupun duka, terutama kepada Irfan Candra, SPd, Merlin Agustia, SE, Idria Novita, SE, Dwi Yutri Handayani, SE, dan Siti Pertiwi, bangga rasanya telah mendapatkan teman sekaligus sahabat seperti kalian. Terima kasih untuk kebersamaannya, supportnya, semoga kita tetap menjadi teman dan sahabat selamanya.

10. Rekan-rekan Ekonomi Islam (EI) B angkatan 2013 atas kebersamaan, kehebohan, kekompakan, dukungan, semangat dan masukannya.

11. Semua pihak yang tidak bias disebut satu persatu, terima kasih atas dukungan, doa dan kasih sayang yang begitu luar biasa.

Atas bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih.

Semoga mendapatkan ridho dan balasan dari Allah SWT dan semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat. Amin

Bukittinggi, Juli 2017 Penulis

Heni Saputri BP.3213.050

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

ABSTRAK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

E. Penjelasan Judul ... 8

F. Kajian Terdahulu ... 8

G. Sistematika Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Strategi/ Strategi Pengelolaan... 12

B. Pariwisata ... 16

C. Pengelolaan Pariwisata ... 18

D. Dampak Pariwisata ... 22

A. Dampak Ekonomi Pariwisata... 22

B. Dampak Sosial Budaya Pariwisata ... 23

C. Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan... 23

E. Analisis SWOT... 24

F. Pariwisata Dalam Islam ... 25

G. Wisata Dalam Al-Qur’an... 34

H. Kondisi Wisata Syariah di Indonesia ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

(10)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 41

C. Sumber Data ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Informan Penelitian ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Monografi Daerah Penelitian... 48

B. Struktur Organisasi dan Visi, Misi Kelurahan Pakan Sinayan... 50

C. Gambaran Ngalau Indah ... 52

D. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi dan Visi, Misi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh...53

E. Data Kunjungan ... 60

F. Analisis SWOT... 62

G. Internal Faktor Evaluasi (IFAS) dan Eksternal Faktor Evaluasi (EFAS)... 64

H. Matrik SWOT ... 74

I. Analisis Tabel Bobot Skor... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 86

B. Saran ... 87 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Matrik SWOT ... 46

Tabel 3.2 Bobot Skor ... 47

Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Pakan Sinayan Tahun 2016... 49

Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Pakan Sinayan Tahun 2016... 50

Tabel 4.3 Data kunjungan Wisatawan Nusantara pada objek wisata Panorama Ngalau Indah Payakumbuh Tahun 2014-2016... 60

Tabel 4.4 Data kunjungan Wisatawan Manca-negara pada objek wisata Panorama Ngalau Indah Payakumbuh Tahun 2014-2016... 61

Tabel 4.5 Data kunjungan seluruh wisatawan pada objek wisata Panorama Ngalau Indah Payakumbuh Tahun 2014-2016... 62

Tabel 4.6 Internal Factor Evaluations (IFAS)... 68

Tabel 4.7 Eksternal Factor Evolutions (EFAS) ... 73

Tabel 4.8 Analisis Matrik SWOT ... 75

Tabel 4.9 Total Bobot Skor... 79

(12)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul: “Strategi Pengelolaan Objek Wisata Berbasis Syariah Studi Kasus Panorama Ngalau Indah Payakumbuh” maksudnya disini adalah bagaimana strategi pengelolaan objek wisata yang pelaksanaannya sesuai dengan aturan-aturan syariah. Skripsi ini ditulis oleh Heni Saputri BP.3213.050 Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi 1438 H/2017 M.

Latar belakang penelitian ini adalah Setiap pariwisata memerlukan fasilitas yang merupakan segala sesuatu yang bisa menunjang kelancaran dalam melakukan kegiatan wisata, dan sebagai penambah atau mempertebal keimanan, meningkatkan dzikir dan tafakkur serta memperluas ta’aruf yaitu dengan keberadaan objek wisata panorama ngalau indah di Payakumbuh. Namun pada kenyataannya objek wisata panorama ngalau indah ini masih banyak persoalan- persoalan yang menyimpang dari syariat Islam, terutama dalam hal pengelolaan objek wisatanya.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu mengumpulkan data langsung dari lokasi penelitian dan metode pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara dan observasi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah : Analisis SWOT, Analisis Matrik IFE dan EFE, Analisis Matrik SWOT dan Analisis Tabel Bobot Skor.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Analisis Matrik SWOT dan menemukan empat strategi utama dalam pengelolaan objek wisata yaitu: Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-T, Strategi W-T. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwasanya strategi S-O mempunyai skor tertingi sebesar 4.25, diikuti oleh strategi W-O sebesar 3.90, strategi S-T sebesar 3.30, dan strategi W- T sebesar 2.95.

Ada tiga startegi S-O yang diterapkan untuk pengelolaan objek wisata, yaitu: Meningkatkan daya tarik panorama alam yang diciptakan Allah SWT dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi, memanfaatkan tenaga kerja yang ada didaerah sekitar objek wisata sehingga dapat memicu tercapainya kesejahteraan masyarakat, dengan mengandalkan produk makanan dan minuman yang bersertifikat halal, dan Meningkatkan kenyamanan suasana objek wisata dengan memanfaatkan destinasi yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi merupakan roda kehidupan sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan materil manusia, baik dalam kehidupan individu, maupun sosial budaya. Islam menuntut umatnya untuk menganut dan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh/komprehensif) dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai seorang muslim yang taat beribadah, tentulah berbagai kegiatan bisnis atau usahanya dilandasi oleh transaksi keuangan Islam.1

Ilmu ekonomi Islam adalah bagaimana Islam memberikan pandangan solusi atas berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi umat secara umum. Ekonomi Islam menurut Abdul Mun’in al-jamal adalah kumpulan dasar-dasar umum tentang ekonomi yang digali dari Al-Quran al-karim dan As-sunnah. Hampir senada dengan definisi ini Muhammad Abdul Manan berpendapat, Islamic Ekonomic is a sosial sciens with studies the economic problems of people imbued with the values of Islami. Ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah- masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Hassanuzzaman, mendefinisikan ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi dari ajaran dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber- sumber daya material memenuhi kebutuhan manusia yang memungkinkan untuk melaksanakan kewajiban kepada Allah SWT dan masyarakat.

1Dr. Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo, 2014), hal 1

(14)

Hakikat ekonomi Islam itu merupakan penerapan syariat dalam aktivitas ekonomi. Pengertian ini sangat tepat untuk dipakai dalam menganalisis persoalan- persoalan aktivitas ekonomi di tengah masyarakat. Misalnya prilaku konsumsi masyarakat dinaungi oleh ajaran islam, kebijaksanaan fiskal dan moneter yang dikaitkan dengan zakat, sistem kredit dan investasi yang dihubungkan dengan pelarangan riba.2

Al-quran adalah sumber utama dan pertama bagi ekonomi Islam, didalamnya dapat kita temui hal yang berkaitan dengan ekonomi dan juga terdapat hukum- hukum serta undang-undang diharamkannya riba, serta diperbolehkan jual beli yang tertera dalam Al-quran surah Al-baqarah ayat 275 yang berbunyi :



























































































3 Artinya:

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

(Qs. Al-Baqarah 2: 275)4

2Dr. Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi... hal 2-3

3Terjemah & tafsir Al-quran 30 Juz Al-Baqarah: 275

4Tafsir Al-Qur’an & Al-Qur’an Digital

(15)

Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani.

Disebut ekonomi Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai illahi.

Dikatakan ekonomi insani karena sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.5 Dan adapun dalam memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, masyarakat juga membutuhkan kebutuhan yang sifatnya mendukung (tersier), seperti berwisata yaitu melakukan kegiatan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan ziarah dan lain sebagainya.

Han Bucli dalam Bakarudin mengatakan pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaan yang bergerak dalam industri.6 Pariwisata dianggap sebagai suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi objek wisata. Pariwisata merupakan perdagangan jasa yang berarti membutuhkan pelayanan sebagai komoditas.

Perkembangan industri pariwisata sekarang ini sedang dikembangkan dan didayagunakan untuk memperbesar devisa Negara, memperluas lapangan kerja dan meratakan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat setempat.

Islam datang untuk merubah banyak pemahaman keliru yang dibawa oleh akal manusia yang pendek, kemudian mengaitkan dengan nilai-nilai dan akhlak yang mulia. Wisata dalam pemahaman sebagian umat terdahulu dikaitkan dengan

5 Veithzal Rivai, Ekonomi Islam Ekonomi Syariah Bukan Opsi Tetapi Solusi, PT. Raja Grafindo (jakarta: 2002), hal 87, 91, 94

6Bakarudin, Perkembangan dan Permasalahan Keperiwisataan, (UNP, Press: Padang 2009), hal 15

(16)

upaya menyiksa diri dan mengharuskannya untuk berjalan di muka bumi, serta membuat badan letih sebagai hukuman baginya atau zuhud dalam dunianya. Islam datang untuk menghapuskan pemahaman negatif yang berlawanan dengan (makna) wisata.7

Wisata dalam Islam adalah safar untuk merenungi keindahan ciptaan Allah SWT, menikmati indahnya alam ini sebagai pendorong jiwa manusia untuk menguatkan keimanan terhadap keesaan Allah SWT dan memotivasi dalam menunaikan kewajiban hidup sebagai manusia. Karena refreshing jiwa juga diperlukan dalam menyemangati atau sebagai support untuk memulai kerja baru.

Setiap pariwisata memerlukan fasilitas yang merupakan segala sesuatu yang bisa menunjang kelancaran dalam melakukan kegiatan wisata, dan sebagai penambah atau mempertebal keimanan, meningkatkan dzikir dan tafakkur serta memperluas ta’aruf yaitu dengan keberadaan objek wisata panorama ngalau indah di Payakumbuh.8Objek wisata panorama ngalau indah ini memberikan keindahan tersendiri dimana terdapat bukit-bukit disekitarnya dan hawa sejuk dengan adanya goa. Dimana pengunjung bisa menikmati pemandangan kedalam goa tersebut yang konon kabarnya apabila pengunjung bernasib baik pengunjung akan mendapatkan sarang burung walet yang harganya mahal. Untuk melaksanakan agar terciptanya situasi dan kondisi yang diharapkan dalam pengelolaan objek wisata ini maka diperlukan suatu perencanaan yang matang untuk mendirikan suatu objek wisata yang berbasis syariah bagi masyarakat, dengan beberapa dukungan fasiltas-fasilitas sarana dan prasarana yang dapat menarik perhatian

7https://islamqa.info/id/87846 (Diakses Minggu, 26 Januari 2017), jam 17.30

8http://attamamgarut.blogspot.co.id (Diakses Minggu 26 Januari 2017), jam 19.00

(17)

pengunjung berupa arena bermain anak-anak, tempat beribadah yang bersih dan nyaman, ataupun atraksi-atraksi permainan lainnya serta aturan-aturan yang berlandaskan pada Al-quran dan hadits yang berlaku pada objek wisata tersebut.

Wisata Islam (syariah) merupakan wisata yang mengutamakan pelayanan berdasarkan nilai-nilai syariat Islam, dengan berlandaskan Al-quran dan hadits.9 Sehingga objek wisata panorama ngalau indah Payakumbuh ini akan memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan muslim di seluruh dunia jika telah menjadi wisata syariah.

Namun pada kenyataannya objek wisata panorama ngalau indah ini masih banyak persoalan-persoalan yang masih menyimpang dari syariat Islam, terutama dalam hal pengelolaan objek wisatanya, ini dapat kita lihat dari segi controlling (pengasawan) yang dilakukan para awak petugas di objek wisata tersebut, dimana setiap aturan-aturan yang berlaku pada objek wisata tidak berjalan dengan semestinya, kebebasan pengunjung yang berpasang-pasangan (bukan mahramnya) berkunjung ke objek wisata, pengunjung yang mengenakan pakaian minim, dan banyak lagi hal-hal yang dilarang serta bertentangan dengan kaidah-kaidah Islam.

Serta kurangnya pengarahan atau bimbingan yang diberikan kepada rekan-rekan kerja sehingga mereka bekerja kurang efektif penuh kelalaian. Dari pengamatan dilapangan pula terlihat bahwa dalam pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana yang belum memadai berupa mesjid/mushalla selaku tempat beribadah bagi para pengunjung, goa yang gelap serta pos keamanan pada objek wisata tersebut.

9http;//www.kompasiana.com/rulimustafa/prospek_wisata_berbasis_syariah (Diakses Senin 4 September 2017), jam 16.00

(18)

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di kota Payakumbuh tepatnya di Kelurahan Pakan Sinayan Koto Nan IV Ngalau dengan judul “Strategi Pengelolaan Objek Wisata Berbasis Syariah, Studi Kasus Panorama Ngalau Indah Payakumbuh”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pengawasan (Controlling) dari pihak / para awak objek wisata panorama ngalau indah sehingga tempat wisata digunakan untuk hal-hal yang tidak benar.

2. Pengelolaan ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana objek wisata panorama ngalau indah terutama tempat ibadah.

C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan agar penelitian ini memiliki arahan yang jelas serta tidak keluar dari pokok permasalahan maka penulis membatasi permasalahan yaitu seputar “Strategi pengelolaan Objek wisata, mencakup: pengunjung, transportasi, atraksi/objek wisata, fasilitas pelayanan, informasi dan promosi, serta sarana dengan mengacu kepada fatwa DSN No 108/DSN-MUI/X/2016 yaitu tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah”.

(19)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas yang menjadi pokok permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana strategi pengelolaan objek wisata berbasis syariah pada panorama ngalau indah payakumbuh”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: Untuk menjelaskan strategi pengelolaan objek wisata berbasis syariah pada panorama ngalau indah payakumbuh

2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1.) Bagi lembaga atau akademisi

Sebagai kontribusi positif untuk pengembangan dan kemajuan wawasan keilmuan pada masa yang akan datang khususnya pada jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2.) Bagi penulis

Untuk memenuhi salah sayarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, jurusan ekonomi islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittiggi. Serta menambah wawasan mengenai strategi yang digunakan dalam pengelolaan objek wisata.

(20)

3.) Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca tentang penelitian yang penulis teliti dan dapat mengaplikasikannya secara empiris di dunia nyata.

E. Penjelasan Judul

Untuk menghindari terjadinya kesalahan pemahaman dalam karya ilmiah ini, maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan beberapa kata yang terdapat didalam judul karya ilmiah ini yaitu:

Strategi :Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.10

Pengelolaan :Suatu proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengaturan, pengawasan, penggerak sampai dengan proses terwujudnya tujuan.11

Wisata Berbasis Syariah :Salah satu sistem pariwisata yang diperuntukkan bagi wisatawan muslim yang pelaksanaannya mematuhi aturan syariah.12

F. Kajian Terdahulu

Guna menghindari adanya plagiarisme, beberapa hasil penelitian dan publikasi yang dapat diidentifikasi debagai berikut:

10http://id.wikipedia.org/wiki/strategi diakses (Kamis, 13 April 2017), jam 10. 40

11http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-pengelolaan-perencanaan-dan.hmtl diakses (Kamis, 13 April 2017), jam 10.42

12http://www.academia.edu/wisata_syariah_halal_tourism diakses (kamis, 13 April 2017), jam 10.50

(21)

1. Penelitian yang dilakukan oleh Iskandar Muda tahun 2010 dengan judul

“Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat”, menyimpulkan: Strategi pengelolaan TWA yang paling tepat adalah strategi SO (strength-oppotunity) yaitu dengan cara: melakukan pemeliharaan dan melakukan pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan TWA serta serta melakukan promosi mengenai keindahan TWA Lembah Harau.13

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sasmita dengan judul “Strategi Pengembangan Objek Wisata Lawang Park Dilihat dari Presfektif Ekonomi Islam (studi kasus Kecamatan Matur Kab. Agam)”, menyimpulkan: Strategi yang dipakai wisata lawang park masih belum sepenuhnya memakai strategi menurut presfektif islam atau masih konvensional.14

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Hidayati dkk.,dengan judul “Strategi Pengelolaan Kawasan Wisata Cagar Budaya Karangkamulyan di Kabupaten Ciamis”, menyimpulkan: Kawasan karang kamulyan memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan yaitu peninggalan budaya kerajaan galuh di abad ke IV sebelum masehi, keanekaragaman flora dan fauna, ekosistem yang lengkap dan terletak pada lokasi yang strategis dengan kemudahan transportasi berskala regional.15

13http://www.google.co.id/search (Diakses Kamis 13 April 2017), jam 20.05

14Perpustakaan IAIN Bukittinggi (Selasa 14 Maret 2017), jam 10.00

15http://proceeding.unisba.ac.id (Diakses Kamis, 13 April 2017 ), jam 20.15

(22)

G. Sistematika Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan jelas tentang judul penelitian, maka penulis membuat sistematika penulisan skripsi ini tersusun menjadi 5 (lima) bab yang terdiri dari:

BAB I : Pendahuluan

Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, penjelasan judul, Kajian Terdahulu.

BAB II : Landasan teori

Bab ini terdiri dari, manajemen strategi / strategi pengelolaan, Pariwisata, pengelolaan pariwisata, dampak pariwisata, pariwisata dalam Islam, wisata dalam alquran, dan kondisi wisata syariah di Indonesia

BAB III : Metode penelitian

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknis pengumpulan data, dan teknis analisis data..

BAB IV : Hasil Penelitian

Bab ini membahas tentang monografi daerah penelitian, struktur organisasi dan visi misi kelurahan pakan sinayan, gambaran ngalau indah, tugas, fungsi dan struktur organisasi serta visi dan misi dinas pariwista pemuda dan olahraga kota payakumbuh, data kunjungan wisata panorama ngalau indah, analisis SWOT, internal faktor evaluasi dan eksternal faktor evaluasi, matriks

(23)

SWOT dan analisis tabel bobot skor.

BAB V : Penutup

Yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Manajemen Strategi / Strategi Pengelolaan

Strategi (Strategy) berasal dari kata junani “strategos” yang berarti jenderal (General). Oleh sebab itu, strategi secara harfiah (literally) berarti “seni para Jenderal” (the Art of the general). Ini mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak. Dalam literatur manajemen, strategi diartikan sebagai program umum dari tindakan dan komitmen atas pemahaman- pemahaman dan sumber daya kearah pencapaian tujuan menyeluruh. Strategi menyiratkan sasaran-sasaran, pengalokasian sumber daya untuk mencapai sasaran, dan kebijakan utama yang harus diikuti dalam menggunakan sumber-sumber tersebut. Kebijakan (Policy) merupakan pedoman berfikir dan pengendalian keputusan. Menurut George A Steiner dan John B Miner, arti strategi sama dengan kebijakan/policy. Pengarang tersebut mengacu misi perusahaan (company missions), tujuan dasar (fundamental purposes), sasaran (overall company objectives/goals) dan kebijakan (basic policie) sebagai strategi induk (master strategies) dan mengacu pada pilihan metoda untuk mecapai misi atau sasaran yang telah ditetapkan sebagai strategi program (program strategies).16

Pengertian yang sama dengan hakikat manajemen (pengelolaan) adalah al- tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-Quran seperti firman Allah SWT:

16Amin Wijaya Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), hal 157-158

(25)





































Artinya:

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”17

Dari isi kandungan ayat diatas dapatlah diketahui bahwa Allah SWT adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.

Pada dasarnya yang dimaksud dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya dan manajemen organisasi bisnis khususnya ialah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.

Menurut George A. Steiner B. Miner, manajemen strategi adalah berkenaan dengan menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Merumuskan strategi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut, dan memastikan bahwa implementasi strategi berjalan dengan lancar dan baik. Perencanaan strategi merupakan tulang punggung dari manajemen strategi, ia merupakan bagian dari

17Tafsir Al-Qur’an dan Al-Qur’an Digital

(26)

manajemen strategi dan juga merupakan langkah utama dalam menyelenggarakan suatu manajemen strategi.

Manajemen strategi dan perencanaan strategi sangat penting bagi keberhasilan kegiatan usaha karena apabila strategi salah maka perusahaan akan mengalami kesulitan walaupun perusahaan telah bekerja seefisien mungkin.

Manajemen strategik memberikan pengarahan dan batas-batas untuk kegiatan operasional.18

Pengelolaan (manajemen), menurut Leiper (dalam I Gde Pitana) merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan oleh seseorang, atau sekelompok orang, atau juga merujuk kepada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut.

Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Planning (perencanaan)

Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.

2. Directing (mengarahkan)

Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Organizing (termasuk coordinating)

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur

18Amin Wijaya Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), hal 151 & 156

(27)

manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses. Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakkan oleh kebathilan yang tersusun rapi.

4. Controlling (pengawasan)

Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.19

Follet (dalam I Gde Pitana) menekankan bahwa koordinasi merupakan fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan dan memerlukan pembahasan tersendiri. Fungsi koordinasi merujuk kepada fungsi seorang manajer untuk menerjemahkan sebuah informasi, seperti perencanaan dan pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut secara sistematis kedalam semua fungsi manajerial yang diterjemahkan secara nyata dalam kegiatan pengarahan (directing), perencanaan (planning), dan pengawasan (controlling).

Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orang-orang yang dikelola. Ditingkat individual, orang akan mulai mengatur hidupnya begitu ia bisa mandiri. Ditingkat sosial, subjek manajemen adalah organisasi dan kumpulan organisasi yang merupakan seorang manajer dapat mengelola input,

19http://mpiuika.wordpress.com (Diakses, Senin 04 September 2017), jam 11.00

(28)

proses dan output dari sistem organisasinya namun tidak dapat mengelola dan mengontrol faktor-faktor yang berada diluar organisasi meski faktor-faktor tersebut ikut menentukan bagaimana organisasi tersebut berjalan. Jadi cakupan dan limit dari manajemen tergantung pada sistem organisasi dimana kekuasaan manajerial diaplikasikan.20

B. Pariwisata

Menurut para ahli bahasa, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta dan terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti seluruh semua dan penuh. Wisata berarti perjalanan. Dengan demikian, pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan penuh, yaitu berangkat dari suatu tempat, menuju dan singgah di suatu atau di beberapa tempat dan kembali ke tempat asal semula.21

Dalam pengertian kepariwisataan terdapat berbagai faktor yang mau tidak mau harus ada dalam bahasan suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor yang dimaksud adalah :

1. Perjalanan itu dilaksanakan untuk sementara waktu.

2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

3. Perjalanan itu, walau apapun bentuknya selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi.

4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.

20I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Yogyakarta: C.V Andi Offset,. 2009), hal 80-81

21Kodyat, Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: PT. Grasindo 1996), hal 9

(29)

Berdasarkan faktor-faktor diatas maka dapat didefenisikan Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.22

Pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dengan persinggahan manusia diluar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap (ditempat yang disinggahinya) dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.

Wisatawan adalah pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di negara yang dikunjungi. Dengan maksud dan tujuan perjalanannya yang dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Pesiar (leisure) yaitu untuk keperluan liburan, kesehatan, studi, agama (ziarah) dan olahraga.

b. Hubungan dagang (business) kunjungan keluarga/handai-taulan, konperensi dan misi.

Rumusan tentang pengertian wisatawan tersebut diberikan oleh IUOTO untuk membedakan dari pengertian Pelancong atau excursionist yang dirumuskan sebagai berikut:

22Oka A. Yoeti, Pengantar Pariwisata, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 1990), hal 109

(30)

Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal di negara yang dikunjungi kurang dari 24 jam (termasuk yang datang dengan kapal persiar).23

C. Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox (dalam I Gde Pinata), pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan lokal dan spesial local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.

2. Preservasi, proteksi dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan wisata.

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya lokal.

4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan lokal.

5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan alam atau

23James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya, (Yogyakarta:

Kanisius, 1991), hal 27

(31)

akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.24

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan megembangkan pariwisata adalah:

a. Wisatawan (tourism)

Karakteristik wisatawan harus diketahui, darimana mereka datang, usia, hobi, status sosial, mata pencaharian, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan. Kunjungan wisata sendiri dipengaruhi oleh beberapa motif wisata, seperti motif fisik, budaya, interpersonal dan motif prestise.

b. Transportasi

Transportasi merupakan salah satu faktor untuk kemudahan bergerak dari satu tempat ketempat lain. Unsur-unsur yang mempengaruhi pergerakan tersebut adalah konektifitas antar daerah, tidak penghalang serta tersedianya sarana angkutan. Transportasi wisata harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan kepada wisatawan.

c. Atraksi/Objek wisata

Atraksi wisata merupakan daya tarik yang membuat wisatawan datang berkunjung. Atraksi wisata tersebut antara lain fasilitas olahraga, tempat hiburan, museum serta peninggalan sejarah dan sebagainya.

Pengelola atraksi wisata baik milik negara maupun swasta harus menemukenali resiko-resiko keselamatan dan keamanan yang mungkin terjadi dan mengembangkan rencana keselamatan pada daya tarik yang tersedia.

24I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Yogyakarta: C.V Andi Offset,. 2009), hal 81-82

(32)

Kewaspadaan khusus harus ditekankan di museum-museum, gedung-gedung pertunjukan, tempat-tempat pameran, di pasar-pasar terbuka maupun tertutup, yaitu semua tempat-tempat yang menjadi pusat bertemu para pengunjung dalam suatu tempat yang terbatas luasnya. Jika atraksi wisata itu bermakna agama, bernilai patriotik atau bernilai budaya penyelenggara harus memberi informasi kepada wisatawan tentang bagaimana sebaiknya mereka berpakaian dan bersikap sehingga mereka tidak akan menyinggung perasaan warga setempat.25

Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ketempat tersebut. Objek wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut atau berupa objek bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah dan lain sebagainya.

Suatu tempat/daerah agar dapat dikatakan sebagai objek wisata harus memenuhi hal pokok berikut:

1.) Adanya something to see. Maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat.

2.) Adanya something to buy. Maksudnya adalah sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli.

3.) Adanya something to do. Maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan ditempat itu.26

25M. Arif Timor, Pedoman Keselamatan Wisatawan, (Jakarta: Garlic Communication, 2003) , hal 72-73

26http://id.m.wikipedia.org/wiki/obyek_wisata (Diakses, Senin 04 September 2017), jam 11.30

(33)

d. Fasilitas Pelayanan

Fasilitas yang mendukung keberadaan suatu objek wisata adalah ketersediaan akomodasi (hotel), restoran, prasarana perhubungan, fasilitas telekomunikasi, perbankan, petugas penerangan dan jaminan keselamatan. Selain syarat fasilitas dan pelayanan fasilitas, hotel akan berfungsi dengan baik sebagai komponen pariwisata jika memenuhi persyaratan lokasi. Persyaratan lokasi menuntut lingkungan yang dapat mendukung citra hotel, demikian juga dengan syarat aksesibilitas yang menuntut hotel harus mudah ditemukan dan mudah dicapai.

e. Informasi dan Promosi

Agar pemasaran pariwisata dapat menarik banyak wisatawan, maka diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana leaf lets/brosur akan disebarkan, seingga calon wisatawan mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan.27

f. Sarana

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.

Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sarana dan fasilitas berupa hotel dan jenis akomodasi lainnya.

Biro perjalanan, angkutan, restoran, tempat penukaran uang, serta toko-toko souvenir.

27http://karya-ilmiah.com/pengembangan-pariwisata/ (Diakses, jumat, 10 Februari 2017), jam 19.35

(34)

Disamping itu juga perlu diperhatikan prasarana dalam wisata, prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak di butuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisatanya.

Prasarana berupa jalan, listrik, air minum, telekomunikasi, pelabuhan dan terminal bus.

D. Dampak Pariwisata

1. Dampak Ekonomi Pariwisata

a. Dampak positif pariwisata bagi ekonomi

Ada banyak dampak positif pariwisata bagi perekonomian, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.) Pendapatan dari penukaran valuta asing 2.) Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri 3.) Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata 4.) Pendapatan pemerintah

5.) Penyerapan tenaga kerja 6.) Multiplier effects

7.) Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh maysarakat lokal b. Dampak negatif pariwisata bagi ekonomi

1.) Ketergantungan terlalu besar pada pariwisata

2.) Meningkatkan angka inflasi dan meroketnya harga tanah

3.) Meningkatnya kecenderungan untuk mengimpor bahan-bahan yang diperlukan dalam pariwisata sehingga produk lokal tidak terserap.

(35)

4.) Sifat pariwisata yang musiman, tidak dapat diprediksi dengan tepat, menyebabkan pengembalian modal investasi juga tidak pasti waktunya 5.) Timbulnya biaya-biaya tambahan lain bagi perekonomian setempat.

2. Dampak Sosial Budaya Pariwisata

Dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial budaya daerah tujuan wisata antara lain:

a. Dampak terhadap struktur populasi b. Transformasi struktur mata pencaharian c. Transformasi tata nilai

d. Dampak pada kehidupan sehari-hari

3. Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan

Dampak pariwisata terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:

a. Dampak dari penggunaan alat transportasi b. Dampak dari pembangunan fasilitas pariwisata

c. Dampak dari pengoperasian industri pariwisata berupa:

1.) Tekanan terhadap sumber daya alam 2.) Perusahaan habitat kehidupan liar

3.) Populasi dan pencemaran limbah lainnya28

Dampak buruk yang muncul terhadap manusia dan lingkungannya serta kelembagaan muncul bilamana wisatawan merupakan korban dari: pertama kejahatan, biasa seperti: pencurian, pencopetan, penganiayaan, perampokan penipuan dan lain-lain. Kedua, kekerasan selektif dan tertentu seperti penodongan

28I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Yogyakarta: C.V Andi Offset,. 2009), hal 184-205

(36)

dan penculikan, ketiga, kejahatan terorganisir misalnya penyanderaan, perdagangan anak dan perempuan. Keempat, terorisme yaitu penyerangan lembaga-lembaga atau aset-aset vital negara dan pembajakan, dan kelima yaitu peperangan, pertikaian sosial, politik dan agama.29

E. Analisis SWOT

SWOT adalah singkat dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), Threat (tantangan). Analisis SWOT berisis evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dan cocok dengan kapabilitas internal perusahaan dengan situasi eksternalnya.

Analisis SWOT hanya bermanfaat dilakukan apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan harus beroperasi, dan ke arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi/manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya.30 Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Proses pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan pengambilan kisi, tujuan, strategis, dan kebijaksanaan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis harus menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan dalam berbagai kondisi yang terjadi pada saat sekarang ini.31

29M. Arif Timor, Pedoman Keselamatan Wisatawan, (Jakarta: Garlic Communication, 2003) , hal 6

30Syafrizal Helmi Situmorang, Bisnis: perencanaan dan pengembangan, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), hal. 18

31Freddy Rangkuti, Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal.237

(37)

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan faktor eksternal. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Model yang dipakai adalah:

1. Matriks faktor strategi internal (Internal strategic factors analysis summary).

2. Matriks faktor strategi eksternal (Eksternal strategic factor analysis summary).

Jika manager strategis telah menyelesaikan analisis factor-factor strategi eksternal (peluang dan ancaman), maka ia juga harus menganalisis faktor-faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dengan cara yang sama. Jadi masalah strategis yang akan dimonitori harus ditentukan karena masalah ini ,mungkin dapat mempengaruhi perusahaan/organisasi dimasa yang akan datang.

F. Pariwisata Dalam Islam

Pariwisata syariah adalah kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah yang memenuhi ketentuan syariah.32Pariwisata syariah dimanfaatkan oleh banyak orang karena karakteristik produk dan jasanya yang bersifat universal.

Prodik dan jasa wisata, objek wisata dan tujuan wisata dalam pariwisata syariah adalah sama dengan dengan produk, jasa, objek dan tujuan pariwisata pada umumnya selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan etika syariah. Jadi pariwisata syariah tidak terbatas hanya pada wisata religi.

32Kemenpar, Kemenparekraf Promosikan Indonesia Sebagai Destinasi Destinasi Pariwisata Syariah Dunia, (2012 Desember 20).

(38)

Wisata syariah merupakan satu bentuk wisata berbasis budaya yang mengedepankan nilai-nilai dan norma syariat islam sebagai landasan dasarnya.

Sebagai konsep baru didalam industri pariwisata tentunya wisata syariah memerlukan pengembangan lebih lanjut serta pemahaman yang lebih komprehensif terkait kolaborasi nilai-nilai keislaman yang disematkan didalam kegiatan pariwisata. Wisatawan muslim merupakan jumlah wisatawan terbesar di Indonesia yang notabene merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, maka Indonesia merupakan pasar industri wisata syariah terbesar di dunia dan sudah seharusnya hal ini disadari oleh pelaku bisnis pariwisata di Indonesia, hal ini dikarenakan pengembangan wisata syariah yang berkelanjutan akan dapat memberikan kontribusi ekonomi cukup signifikan bagi seluruh pelaku yang terlibat didalamnya.

Konsep wisata syariah juga dapat diartikan sebagai kegiatan wisata yang berlandaskan ibadah dan dakwah disaat wisatawan muslim dapat berwisata serta mengagungi hasil penciptaan Allah SWT (takafur alam) dengan tetap menjalankan kewajiban shalat wajib sebanyak lima kali dalam satu hari dan semua ini terfasilitasi dengan baik serta menjauhi segala yang dilarang olehNya.33

Definisi wisata syariah lebih luas dari wisata religi yaitu wisata yang didasarkan pada nilai-nilai syariah islam. Seperti yang dianjurkan oleh World Tourism Organization (WTO), konsumen wisata syariah bukan hanya umat muslim tetapi juga non muslim yang ingin menikmati kearifan lokal. Pemilik jaringan Hotel Sofyan itu menjelaskan, kriteria umum pariwisata syariah ialah

33Kamarudin, Islamic Tourism: The Impacts to Malaysya’s Tourism Industry. Preceedings of Internasional Conference on Tourism Development, (Kemenpar, 2015), hal 397-405

(39)

pertama, memiliki orientasi kepada kemaslahatan. Kedua, memiliki orientasi pencerahan, penyegaran dan ketenangan. Ketiga, menghindari kemusyrikan khurafat. Keempat, menjaga kelestarian lingkungan. Kelima menjaga keamanan dan kenyamanan. Dan keenam, menghormati nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal.34

Adapun Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 108/DSN-MUI/X?2016 yaitu tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah:35

Menetapkan :Fatwa Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah

Pertama :Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:

1. Wisata Syariah adalah wisata yang sesuai dengan prinsip syariah;

2. Pariwisata Syariah adalah pariwisata yang sesuai dengan prinsip syariah;

3. Destinasi Wisata Syariah adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas ibadah dan umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan yang sesuai dengan prinsip syariah;

4. Biro Perjalanan Wisata Syariah (BPWS) adalah kegiatan

34Riyanto Sofyan, Prospek Bisnis Pariwisata Syariah, (Jakarta: Republika 2012), hal 33

35http://www.dsnmui.or.id/index.php?mact=News,cntnt01,detail,0&cntnt01articleid=128&cn tnt01returnid=63

(40)

usaha yang bersifat komersial yang mengatur, dan menyediakan pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama berwisata yang sesuai dengan prinsip syariah;

5. Pemandu Wisata adalah orang yang memandu dalam pariwisata syariah;

6. Usaha Hotel Syariah adalah penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam suatu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan yang dijalankan sesuai prinsip syariah;

7. Kriteria Usaha Hotel Syariah adalah rumusan kualifikasi dan/atau klasifikasi yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan;

8. Akad ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan

pembayaran atau upah;

9. Akad wakalah bil ujrah adalah akad pemberian kuasa yang disertai dengan ujrah dari hotel syariah kepada BPWS untuk melakukan pemasaran.

10. Akad ju'alah adalah janji atau komitmen (iltizam) perusahaan untuk memberikan imbalan (reward/'iwadh/ju'l) tertentu kepada pekerja ('amil) atas pencapaian hasil (prestasi/natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan (obyek akad ju'alah).

(41)

Kedua :Ketentuan Hukum

Penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah boleh dilakukan dengan syarat mengikuti ketentuan yang terdapat dalam fatwa ini.

Ketiga :Prinsip Umum Penyelenggaraan Pariwisata Syariah

Penyelenggaraan wisata wajib:

1. Terhindar dari kemusyrikan, kemaksiatan, kemafsadatan, tabdzir/israf, dan kemunkaran;

2. Menciptakan kemaslahatan dan kemanfaatan baik secara material maupun spiritual.

Keempat :Ketentuan terkait Para Pihak dan Akad 1. Pihak-pihak yang Berakad

Pihak-pihak dalam penyelenggaraan Pariwisata Syariah adalah:

a. Wisatawan;

b. Biro Perjalanan Wisata Syariah (BPWS);

c. Pengusaha Pariwisata;

d. Hotel syariah;

e. Pemandu Wisata;

f. Terapis.

2. Akad antar Pihak

a. Akad antara Wisatawan dengan BPWS adalah akad ijarah;

b. Akad antara BPWS dengan Pemandu Wisata adalah

(42)

akad ijarah atau ju'alah;

c. Akad antara Wisatawan dengan Pengusaha Pariwisata adalah ijarah;

d. Akad antara hotel syariah dengan wisatawan adalah akad ijarah;

e. Akad antara hotel syariah dengan BPWS untuk pemasaran adalah akad wakalah bil ujrah;

f. Akad antara Wisatawan dengan Terapis adalah akad ijarah;

g. Akad untuk penyelenggaraan asuransi wisata,

penyimpanan dan pengelolaan serta pengembangan dana pariwisata wajib menggunakan akad-akad yang sesuai fatwa dengan DSN-MUI dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Kelima :Ketentuan terkait Hotel Syariah

1. Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas akses pornografi dan tindakan asusila;

2. Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas hiburan yang mengarah pada kemusyrikan, maksiat, pornografi dan/atau tindak asusila;

3. Makanan dan minuman yang disediakan hotel syariah wajib telah mendapat sertifikat halal dari MUI;

4. Menyediakan fasilitas, peralatan dan sarana yang memadai untuk pelaksanaan ibadah, termasuk fasilitas bersuci;

5. Pengelola dan karyawan/karyawati hotel wajib mengenakan

(43)

pakaian yang sesuai dengan syariah;

6. Hotel syariah wajib memiliki pedoman dan/atau panduan mengenai prosedur pelayanan hotel guna menjamin

terselenggaranya pelayanan hotel yang sesuai dengan prinsip syariah;

7. Hotel syariah wajib menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah dalam melakukan pelayanan.

Keenam :Ketentuan terkait Wisatawan

Wisatawan wajib memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:

1. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah dengan menghindarkan diri dari syirik, maksiat, munkar, dan kerusakan (fasad);

2. Menjaga kewajiban ibadah selama berwisata;

3. Menjaga akhlak mulia;

4. Menghindari destinasi wisata yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Ketujuh :1. Destinasi wisata wajib diarahkan pada ikhtiar untuk:

a. Mewujudkan kemaslahatan umum;

b. Pencerahan, penyegaran dan penenangan;

c. Memelihara amanah, keamanan dan kenyamanan;

d. Mewujudkan kebaikan yang bersifat universal dan inklusif;

e. Memelihara kebersihan, kelestarian alam, sanitasi, dan lingkungan;

f. Menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan kearifan lokal

(44)

yang tidak melanggar prinsip syariah.

2. Destinasi wisata wajib memiliki:

a. Fasilitas ibadah yang layak pakai, mudah dijangkau dan memenuhi persyaratan syariah;

b. Makanan dan minuman halal yang terjamin kehalalannya dengan Sertifikat Halal MUI.

3. Destinasi wisata wajib terhindar dari:

a. Kemusyrikan dan khurafat;

b. Maksiat, zina, pornografi, pornoaksi, minuman keras, narkoba dan judi;

c. Pertunjukan seni dan budaya serta atraksi yang bertentangan prinsip-prinsip syariah.

Kedelapan :Ketentuan terkait Biro Perjalanan Wisata Syariah Biro Perjalanan Wisata Syariah wajib memenuhi ketentuan- ketentuan berikut:

1. Menyelenggarakan paket wisata yang sesuai dengan prinsip- prinsip syariah;

2. Memiliki daftar akomodasi dan destinasi wisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

3. Memiliki daftar penyedia makanan dan minuman halal yang memiliki Sertifikat Halal MUI.

4. Menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah dalam melakukan pelayanan jasa wisata, baik bank, asuransi, lembaga pembiayaan, lembaga penjaminan, maupun dana pensiun;

(45)

5. Mengelola dana dan investasinya wajib sesuai dengan prinsip syariah;

6. Wajib memiliki panduan wisata yang dapat mencegah

terjadinya tindakan syirik, khurafat, maksiat, zina, pornografi, pornoaksi, minuman keras, narkoba dan judi.

Kesembilan:Ketentuan terkait Pemandu Wisata Syariah

Pemandu Wisata Syariah wajib memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:

1. Memahami dan mampu melaksanakan nilai-nilai syariah dalam menjalankan tugas; terutama yang berkaitan dengan fikih pariwisata;

2. Berakhlak mulia, komunikatif, ramah, jujur dan bertanggungjawab;

3. Memiliki kompetensi kerja sesuai standar profesi yang berlaku yang dibuktikan dengan sertifikat;

4. Berpenampilan sopan dan menarik sesuai dengan nilai dan prinsip-prinsip syariah.

Kesebelas :Penutup

1. Pelaksanaan fatwa ini diatur lebih lanjut dalam Pedoman Implementasi Fatwa;

2. Apabila terjadi perselisihan di antara para pihak dalam penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah, maka penyelesaiannya dilakukan melalui lembaga

penyelesaian sengketa berdasarkan syariah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku setelah tidak tercapai

(46)

kesepakatan melalui musyawarah;

3. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan akan diubah serta disempurnakan sebagaimana mestinya jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan.

G. Wisata dalam Al-Quran

Al-Qur’an sebagai sumber kehidupan manusia, petunjuk bagi orang-orang yang beriman adalah merupakan sebuah kitab yang sempurna, yang menjelaskan seluruh perihal kehidupan manusia, sehingga akan memudahkan mereka dalam menjalani kehidupan.

Di antara bentuk kelengkapan Al-Qur’an yaitu adanya motivasi dan informasi tentang perjalanan wisata. Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang menggambarkan tentang wisata beserta fungsinya adalah:

1. Mereka berkata: Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan alam ini sia- sia. (QS. Ali Imran : 190-191)





































































Artinya:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang- orang yang berakal, dan (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):

"Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.”36

36Tafsir Al-qur’an dan Al-qur’an Digital

(47)

Sikap muslim tatkala melihat kebesaran Allah SWT baik berupa langit, bumi maupun pergantian siang dan malam akan meningkatkan tafakkur.

Tafakkur dalam arti sederhana ialah menganalisis segala yang didapatkannya sambil mencari jalan bagaimana cara memanfaatkan alam semesta ini. Dalam Qs. Ali-Imran ayat 190-191 menurut ayat ini, orang beriman setelah mentafakkuri alam semesta langsung berdzikir dan meyakini bahwa segala yang ada di itu mengandung manfaat. Dengan demikian tatkalamereka berwisata, akan mentafakkuri ciptaan Allah SWT, mensyukurinya dan memanfaatkannya.

2. Katakanlah, berjalanlah di muka bumi, perhatikanlah bagaimana akibat perbuatan orang-orang berdosa masa lalu. (QS. Al-An’am : 11-12)











































































Artinya:

“Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu. Dan Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayangDia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman."37

Dengan memperhatikan alam semesta, diharapkan semakin sadar bahwa dirinya diciptakan Allah yang mendapat rizqi. Allah juga menghidupkan dan mematikan makhlukNya. Dalam Qs. Al-An’am ayat 11-12, perintah

37Tafsir Al-qur’an dan Al-qur’an Digital

Gambar

Tabel 3.1 Matrik SWOT Internal Eksternal Strengths (Kekuatan)(S) Weakness (Kelemahan)(W) Opportunies (O) Menentukan peluang eksternal Opportunies (SO)Mengoptimalkan kemampuan yang ada dalam rangka
Tabel 3.2 Total Bobot Skor Internal Eksternal (S) Kekuatan (W) Kelemahan (O) Peluang Total Skor Strategi S-O Total Skor Strategi W-O (T) Ancaman Total Skor Strategi S-T Total Skor Strategi W-T
Tabel  4.3  diatas  menunjukkan  bahwa  dari  tahun  ketahunnya terjadi peningkatan  jumlah  pengunjung  Wisatawan  Nusantara  pada  objek  wisata Panorama Ngalau Indah Payakumbuh yang dapat dilihat yaitu dari tahun 2014 ke 2015  terjadi  peningkatan  juml
Tabel 4.8 Analisis Matrik SWOT IFE
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek biologi reproduksi diantara ketiga spesies ikan layur ( Trichiurus lepturus, Lepturacanthus savala dan Gempylus serpens ) seperti

Dari kegiatan yang telah dilakukan mitra binaan dan masyarakat berharap adanya pendampingan lebih lanjut dari perguruan tinggi sehingga dapat meningkatkan nilai

(4) Berdasarkan hasil analisis persentase bahwa dari ke empat sumber Pendapatan Asli Daerah, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Salah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar

Jika mereka bisa mendidik dengan baik, niscaya anak sudah punya filter untuk memilih mana yang baik atau salah,” ujar pria yang juga dosen di universitas bina Nusantara

Dalam hal ini, Penulis menerapkan metode bersifat library research (penelitian kepustakaan). Selain itu, penulis juga menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

Dari pelaksanaan PKL ini diharapkan mahasiswa mendapatkan nilai tambah terhadap materi kuliah yang telah diberikan di kampus, sebagaimana tujuan utama dari PKL

Latar Belakang Masyarakat Pegendara Sepeda Motor dalam Mengambil Sikap dan tindakan mematuhi peraturan Lalu lintas menyalakan lampu sepeda motor pada siang hari di

3 Arakian, maka kata Musa kepada orang banjak itu: Ingatlah kamu akan hari ini, jaitu hari jang kamu keluar dari Mesir, dari dalam tempat perhambaan itu, karena dengan tangan