• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan Daerah Berdasarkan Permendagri 7/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan Daerah Berdasarkan Permendagri 7/2018"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/2018

(2)

Laporan ini disusun sebagai bagian dari proyek Leadership Ownership and Capacities for Agenda 2030 Local Implementation and Stakeholder Empowerment (LOCALISE SDGs) yang dilaksanakan oleh United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG ASPAC) di 30 pemerintah daerah (16 Provinsi dan 14 Kota), bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan didukung secara finansial oleh Uni Eropa.

LOCALISE SDGs turut melibatkan asosiasi pemerintah daerah lainnya di Indonesia seperti Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI) dan Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI).

Laporan ini diproduksi dengan bantuan hibah dari Uni Eropa. Pendapat/pandangan yang dinyatakan dalam materi publikasi ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab UCLG ASPAC dan APEKSI, dan bukan mencerminkan pendapat/pandangan Uni Eropa.

Foto Sampul:

Pantai Gigi Hiu di Kab. Tanggamus, Lampung Fotografer:

Bastian AS & Tim Tim Peneliti:

Sustainable Development Goals Hub University of Indonesia (SDGs Hub UI): Nurmala, SE, MM, Ph.D (Cand.), Radhe Ayu Dewi Amerta Ratih S.Sos, Muhammad Abduh, SP, ME

Penyunting Naskah:

Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi, Rahmi Dwi Nydia, Aniessa Delima Sari, Hendra Susila Adi, Vidya Kartika, Rona Ikram Putri

Desainer Grafis:

Derick Prawira

Didukung oleh:

Didukung oleh:

Disusun oleh:

Sekretariat UCLG ASPAC:

(3)

Balai Kota DKI Jakarta, Gedung H, Lantai 21 Jl. Medan Merdeka Selatan 8-9

Sekretariat UCLG ASPAC

(4)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian ini bertujuan untuk memberi evaluasi terkait adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada proses perencanaan pembangunan di daerah berdasarkan Permendagri 7/2018 dan mempersiapkan perangkat awal evaluasi proses adopsi TPB pada perencanaan daerah. Kajian ini terkait dengan indikator-indikator TBP dan juga melibatkan indikator-indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana tercantum dalam dokumen berikut:

1. Buku Ringkasan Metadata Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/

Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia Edisi I Tahun 2017. Selanjutnya akan disebut sebagai Metadata I dalam laporan ini.

2. Peraturan Kementerian Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan Dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Selanjutnya akan disebut sebagai Permendagri 7/2018 dalam laporan ini.

3. Buku Ringkasan Metadata Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/

Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia Edisi II Tahun 2020. Selanjutnya akan disebut sebagai Metadata II dalam laporan ini.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 29/Prt/M/2018 Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008

(5)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota.

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 29/Prt/M/2018 Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

9. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 129/Huk/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

Kajian yang dilakukan meliputi tiga (3) bagian, yaitu: (1) pemetaan dan gap analysis Metadata I, Permendagri 7/2018, Metadata II, (2) pemetaan dan gap analysis untuk Permendagri 7/2018 dan Metadata II dan indikator Standar Pelayanan Minimal, dan (3) Pemetaan masalah dan akar permasalahan adopsi indikator TPB pada penyusunan KLHS RPJMD.

Ringkasan dari hasil kajian dan rekomendasi berdasarkan hasil kajian dapat dilihat pada tabel berikut:

Analisis Temuan Rekomendasi

Pemetaan dan gap analysis Metadata I, Permendagri 7/2018, Metadata II.

Kesesuaian konten Metadata I,

Permendagri 7/2018, Metadata II.

Hasil pemetaan (Lihat Tabel Pemetaan Indikator TPB yang merupakan

lampiran dari laporan ini), menunjukkan peta indikator sebagai berikut:

1. Indikator yang tercantum di

Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II.

2. Indikator yang hanya tercantum pada Permendagri 7/2018 dan buku Metadata TPB edisi I, namun tidak disertakan di buku Metadata TPB edisi II.

Hasil kajian

merekomendasikan Kementerian Dalam Negeri untuk melakukan pembaharuan pada Permendagri 7/2018 sehingga indikator- indikator yang digunakan pada Permendagri 7/2018 sesuai dengan indikator- indikator yang tercantum pada buku Metadata TPB edisi II.

(6)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

3. Indikator yang hanya tercantum pada buku Metadata TPB edisi II, namun tidak tercantum pada Permendagri 7/2018 dan buku Metadata TPB edisi I. Indikator yang hanya terdapat pada Permendagri 7/2018, namun tidak tercantum pada Buku Metadata TPB edisi I dan buku Metadata TPB edisi II.

4. Indikator yang hanya terdapat di Buku Metadata TPB edisi I dan buku Metadata TPB edisi II, namun tidak tercantum pada Permendagri 7/2018.

Penyesuaian keterangan indikator pada buku Metadata TPB edisi II yang

merupakan pembaharuan dari keterangan indikator pada buku Metadata TPB edisi I, akan berimplikasi pada kebutuhan penyesuaian terhadap Permendagri 7/2018.

Kualitas indikator

TPB. Pemetaan kualitas indikator TPB (Lihat Tabel Tabel Pemetaan Indikator TPB yang merupakan lampiran dari laporan ini), menunjukkan belum semua indikator TPB pada buku Metadata TPB edisi II yang merupakan pembaharuan dari Metadata I sudah memiliki penjelasan definisi, formula perhitungan, unit pengukuran, sumber data, periode

pengambilan data. Hal ini dapat membuat kegiatan penghitungan indikator sebagai bagian dari kegiatan perencanaan dan evaluasi pencapaian TPB tidak berjalan efisien.

Hasil kajian

merekomendasikan bahwa atribut indikator TPB perlu dilengkapi agar

memudahkan pengukuran dan pengambilan data.

Level adopsi indikator TPB pada pembangunan daerah.

Hasil pemetaan menunjukkan level adopsi indikator (nasional, provinsi, kabupaten, dan kota).

Sudah sesuai.

(7)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

Pemetaan dan gap analysis Permendagri 7/2018 dan Metadata II dan indikator Standar Pelayanan Minimal.

Kesesuaian konten Permendagri 7/2018, Metadata II,

Indikator SPM.

Hasil kajian menunjukkan hasil sebagai berikut :

1. Pada bidang Pendidikan (Tabel 4.1), seluruh indikator capaian SPM sudah memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II. Sebanyak tujuh (7) indikator capaian SPM bidang Pendidikan sudah memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II.

2. Pada bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Tabel 4.2), seluruh indikator capaian SPM sudah memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II. Sebanyak dua belas (12) indikator capaian SPM bidang bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sudah memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II.

3. Pada bidang Kesehatan (Tabel 4.3), seluruh indikator capaian SPM sudah memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II. Sebanyak empat belas (14) indikator capaian SPM bidang Kesehatan sudah memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II.

4. Pada bidang Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat (Tabel 4.4), belum seluruh indikator capaian SPM memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II. Dari sebanyak sebelas (11) indikator, baru dua (2) indikator capaian SPM bidang Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat yang sudah memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II.

5. Pada bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Tabel 4.5),

Diperlukan telaah dan pembaharuan lebih lanjut pada indikator-indikator SPM sehingga seluruh indikator SPM dapat dipadankan pada indikator TPB agar proses

pembangunan di daerah menjadi lebih terarah dan optimal.

(8)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

seluruh indikator capaian SPM belum memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II. Dari sebanyak dua (2), seluruhnya belum memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II.

6. Pada bidang Sosial (Tabel 4.6), seluruh indikator capaian SPM belum memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II. Dari sebanyak sebelas (14) indikator, seluruhnya belum memiliki padanan indikator TPB pada Metadata II.

Pemetaan masalah dan akar permasalahan adopsi indikator TPB pada penyusunan KLHS RPJMD.

Pemetaan masalah dan akar

permasalahan adopsi indikator TPB pada penyusunan KLHS RPJMD dilakukan pada empat (4) tahapan penyusunan KLHS RPJMD, yaitu tahap pembentukan tim, penyusunan dokumen, pemanfaatan dokumen, dan pemantauan (monitoring) evaluasi.

Hasil kajian memperlihatkan bahwa permasalahan terutama terjadi pada tahap penyusunan dokumen. Permasalahan yang paling berpengaruh adalah dukungan material indikator TPB, dukungan data dan informasi, dan dukungan SDM.

Untuk mendukung kelancaran penyusunan KLHS RPJMD,

dibutuhkan

penyempurnaan material indikator TPB dan

dukungan data/ informasi sehingga memudahkan pengukuran indikator TPB di provinsi dan kabupaten/

kota. Selain itu dibutuhkan peningkatan SDM

penyusun KLHS RPJMD melalui pelatihan dan upaya peningkatan kapasitas lainnya.

(9)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF ... i

DAFTAR ISI ... 1

BAB 1. PENDAHULUAN ... 3

1.1. Latar Belakang ... 3

1.2. Maksud dan Tujuan ... 5

1.2.1 Maksud ... 5

1.2.2 Tujuan... 5

1.3. Dasar Hukum ... 6

1.4. Sistematika Laporan ... 7

BAB 2. TINJAUAN TERHADAP ADOPSI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA ... 9

2.1. Adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Proses Pembangunan ... 9

2.2. Adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Penyusunan KLHS RPJMD 10 2.3. Adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Indikator Standar Pelayananan Minimal ... 11

BAB 3. METODOLOGI EVALUASI ... 13

3.1. Metodologi ... 13

3.2 Tahapan Evaluasi ... 15

BAB 4. HASIL EVALUASI ... 17

4.1 Pemetaan dan gap analysis terhadap Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II ... 17

4.1.1. Kesesuaian konten antara Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II ... 17

4.1.2. Pemetaan Kualitas Atribut Indikator TPB Pada Permendagri 7/2018 Dan Buku Metadata TPB Edisi II... 19

4.1.3. Pemetaan Level Adopsi Indikator TPB Pada Permendagri 7/2018 dan Buku Metadata TPB Edisi II ... 20

4.2 Pemetaan Kesesuaian Indikator SPM dengan Indikator TPB ... 20 4.2.1 Kesesuaian Indikator SPM Bidang Pendidikan dengan Indikator TPB20

(10)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

4.2.2. Kesesuaian Indikator SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan Indikator TPB ... 26 4.2.3. Kesesuaian Indikator SPM Bidang Kesehatan dengan Indikator TPB 40 4.2.4 Kesesuaian Indikator SPM Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat dengan Indikator TPB ... 49 4.2.5 Kesesuaian Indikator SPM Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dengan Indikator TPB ... 57 4.2.6 Kesesuaian Indikator SPM Bidang Sosial dengan Indikator TPB ... 59 4.3 Pemetaan masalah dan akar permasalahan adopsi indikator TPB pada Penyusunan

KLHS RPJMD ... 67 4.3.1 Waktu dan Profil Partisipan FGD ... 67 4.3.3 Permasalahan Prioritas pada Penyusunan KLHS ... 82 4.3.5 Implikasi Permasalahan yang Terjadi pada Adopsi TPB pada

Penyusunan KLHS terhadap Ketersediaan Data Indikator TPB secara Nasional86 4.3.6. Refleksi positif terkait Permendagri No. 07 Tahun 2018... 88 BAB 5. REKOMENDASI ... 89 5.1. Rekomendasi terhadap Kesesuaian Konten Permendagri 7/2018, Metadata TPB

edisi I, dan Metadata TPB edisi II ... 89 5.2. Rekomendasi terhadap Kesesuaian SPM dengan Indikator TPB ... 89 5.3. Rekomendasi terhadap Proses Adopsi Indikator TPB pada Penyusunan KLHS

RPJMD ... 90 LAMPIRAN ... 92

(11)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang penyusunan evaluasi yang dilengkapi dengan maksud, tujuan dan dasar hukum pelaksanaan evaluasi.

1.1. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan agenda pembangunan internasional yang diadopsi secara resmi oleh semua anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015. TPB mengandung 17 tujuan dan 169 target pembangunan yang diagendakan untuk tercapai pada tahun 2030.1

Sebagai salah satu anggota PBB, Indonesia turut mengadopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Indonesia resmi mengadopsi TPB dengan diresmikannya dasar hukum pencapaian TPB melalui Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan2. Peraturan Presiden tersebut kemudian menjadi acuan dalam mengintegrasikan TPB dalam agenda pembangunan nasional dan daerah. Seiring berjalannya waktu, muncul perhatian cukup tinggi akan hubungan atau keterkaitan antara ke-17 tujuan satu sama lain beserta target-targetnya.

Memahami bahwa pengintegrasian TPB pada agenda pembangunan nasional dan daerah merupakan unsur esensial dalam pencapaian TPB global, Indonesia membuktikan komitmennya dalam mengimplementasikan TPB dengan menggunakan enam strategi dasar yaitu (1) partisipasi inklusif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan meliputi aktor negara dan non negara, (2) target dan indikator yang jelas dan memiliki pengukuran baik, (3) memiliki penganggaran yang efektif, (4) memaksimalkan kapabilitas dari berbagai bidang (platform), (5) memastikan akuntabilitas dan transparansi melalui monitoring dan evaluasi, dan (6) strategi komunikasi yang efektif. 3

Berpedoman pada strategi tersebut, Indonesia gencar dalam mengintegrasikan TPB dalam agenda perencanaan pembangunan nasional dan daerah melalui diresmikannya

1 “The 17 Goals.” TPB UN, https://TPBs.un.org/goals (diakses pada 15 April 2021)

2 “Perpres No. 59 Tahun 2017 Tentang TPB dan Tindak Lanjutnya.” Kementerian PPN (Bappenas),

http://TPBs.bappenas.go.id/perpres-no-59-tahun-2017-tentang-TPBs-dan-tindak-lanjutnya/ (diakses pada 15 April 2021)

(12)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selanjutnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menerbitkan Buku Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (TPB/

SDGs) Edisi I Tahun 2017 yang dilengkapi dengan buku Metadata Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs) Edisi I Tahun 2017 (Metadata I).

Untuk menjamin proses pembangunan daerah yang lebih baik, Indonesia selanjutnya merilis Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Perangkat Daerah.

Sebagai langkah lanjutan, Indonesia selanjutnya merilis Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Permendagri 7/2018) kemudian dibentuk dan diresmikan. Peraturan tersebut dibentuk dengan tujuan sebagai acuan pemerintah daerah dalam menyusun dan melaksanakan KLHS RPJMD sesuai dengan prinsip berkelanjutan. Permendagri 7/2018 memuat indikator- indikator TPB yang tercantum dalam Metadata I sebagai indikator-indikator yang akan diadopsi dalam proses penyusunan KLHS RPJMD.

Selanjutnya, seiring dengan dinamika lingkungan di lingkup global dan nasional, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan kaji ulang terhadap Metadata I. Kaji ulang ini dilakukan secara inklusif dan partisipatif. Kaji ulang ini terutama bertujuan untuk menyesuaikan dengan dinamika yang terjadi pada Kantor Statistik Persatuan Bangsa- Bangsa (UN-STAT) dan menyelaraskan pada Agenda Pembangunan Nasional Indonesia.

Hasil dari kaji ulang ini adalah diterbitkannya buku Metadata Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs) Edisi II Tahun 2020 (Metadata II).

Monitoring dan evaluasi merupakan bagian sangat penting bagi proses adopsi

(13)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

Nasional telah menerbitkan Pedoman Teknis Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals(SDGs) Edisi I Tahun 2018 yang selanjutnya diperbaharui dengan dikeluarkannya Pedoman Teknis Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable Development Goals (SDGs) Edisi II Tahun 2020. Kedua pedoman teknis ini memberikan informasi menyeluruh terkait alur mekanisme pemantauan dan evaluasi Rencana Aksi Nasional, Rencana Aksi Daerah, Dan Program Non Pemerintah.

Lebih dari dua tahun telah berlalu pasca diresmikannya Permendagri 7/2018 dan disertai adanya dinamika pada pembaharuan TPB dengan dikeluarkannya Metadata II, maka untuk diperlukan kajian untuk mengevaluasi proses integrasi TPB sebagaimana tercantum dalam Permendagri 7/2018 dalam proses perencanaan pembangunan daerah. Evaluasi merupakan langkah esensial untuk meninjau kemajuan (progress) beserta stagnasi dalam proses pengintegrasian TPB dalam perencanaan pembangunan daerah. Kemajuan dan stagnasi tersebut adalah sorotan (highlight) yang patut diperhatikan bersama untuk mengukur proses integrasi TPB dalam strategi pembangunan nasional dan daerah, demi mewujudkan agenda pembangunan global.

1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud

Maksud kajian ini adalah untuk mengevaluasi adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada proses perencanaan pembangunan di daerah berdasarkan Permendagri 7/2018 dan menyiapkan perangkat awal evaluasi capaian indikator TPB pada perencanaan daerah.

1.2.2 Tujuan

Secara lebih detail, kajian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Melakukan pemetaan dan content gap analysis terkait adopsi indikator TPB pada dokumen perencanaan daerah berdasarkan Permendagri 7/2018.

a. Melakukan pemetaan dan analisis konten (content analysis) Metadata I, Permendagri 7/2018, Metadata II.

(14)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

b. Melakukan pemetaan dan analisis konten (content analysis) Permendagri 7/2018 dan Metadata II dan indikator pelayanan daerah sesuai dokumen Standar Pelayanan Minimal.

2. Melakukan pemetaan dan analisis permasalahan dan akar permasalahan adopsi indikator TPB pada proses penyusunan KLHS RPJMD.

3. Mempersiapkan perangkat awal untuk proses evaluasi capaian indikator TPB pada pembangunan daerah.

1.3. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244).

5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

6. Peraturan Pemerintah (PP) No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3).

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136).

9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2017 tentang Pedoman

(15)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

10. Peraturan Menteri LHK No. P.69 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan PP No. 46/2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS.

11. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 583).

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.

13. Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan Dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

14. Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

1.4. Sistematika Laporan

Penulisan laporan ini terbagi atas beberapa bagian. Pembabakan dan ulasan singkat babak tersebut adalah sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan

Bab ini memaparkan latar belakang penyusunan evaluasi yang dilengkapi dengan maksud, tujuan dan dasar hukum pelaksanaan evaluasi.

2. BAB II Tinjauan terhadap Adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia Bab ini mengulas tentang adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Indonesia yang dirinci dalam tiga pembahasan utama yaitu (1) Adopsi TPB pada Proses Pembangunan, (2) Adopsi Indikator TPB pada Penyusunan KLHS RPJMD, dan (3) Adopsi Indikator TPB pada Indikator Standar Pelayananan Minimal.

(16)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

Bab ini membahas metodologi dan tahapan yang digunakan dan dilalui dalam proses pelaksanaan evaluasi.

4. BAB IV Hasil Evaluasi

Bab ini membahas hasil evaluasi yang meliputi temuan dinamika dan capaian dalam proses integrasi TPB pada perencanaan pembangunan daerah.

5. BAB V Saran dan Rekomendasi

Bab ini bertujuan memberi saran dan rekomendasi terhadap temuan permasalahan serta proses integrasi TPB pada perencanaan daerah. Adapun saran dan rekomendasi disusun sebagai masukan kepada pemangku kepentingan dan praktisi terkait agar dapat memaksimalkan proses integrasi TPB di level daerah, nasional, maupun global.

(17)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

BAB 2. TINJAUAN TERHADAP ADOPSI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

2.1. Adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Proses Pembangunan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. TPB merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi;

(9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab;

(13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Indonesia memahami bahwa integrasi TPB pada agenda pembangunan nasional dan daerah merupakan unsur esensial dalam pencapaian TPB global. Oleh karena itu, Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Peraturan Presiden tersebut kemudian menjadi acuan dalam mengintegrasikan TPB dalam agenda pembangunan nasional dan daerah. Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan mengamanatkan bahwa untuk mencapai sasaran TPB akan disusun tiga (3) dokumen perencanaan, yaitu: Peta Jalan TPB, Rencana Aksi Nasional (RAN) TPB, dan Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB Provinsi.

Terkait dengan implementasi TPB, pada tingkat nasional akan disusun Dokumen RAN TPB dan pada tingkat provinsi akan disusun Dokumen RAD TPB. Pemerintah

(18)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

para pemangku kepentingan di wilayahnya. Matriks RAD kabupaten/kota merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RAD Provinsi. Pemerintah kabupaten/kota bersama dengan seluruh pemangku kepentingan di wilayahnya dapat menyusun RAD TPB tingkat kabupaten/kota secara mandiri yang sistematikanya selaras dengan Pedoman Penyusunan Rencana Aksi.

Untuk membantu proses perencanaan hingga evaluasi yang lebih efektif, maka telah diterbitkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan memberikan pedoman untuk mengintegrasikan TPB pada pembangunan nasional.

2.2. Adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Penyusunan KLHS RPJMD

Permendagri 7/2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dibuat untuk memberikan acuan pemerintah daerah dalam menyusun dan melaksanakan KLHS RPJMD sesuai dengan prinsip berkelanjutan. Selain itu, peraturan ini diharapkan dapat mewujudkan KLHS menjadi pertimbangan dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah dalam RPJMD.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat KLHS RPJMD adalah analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode lima (5) tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJMD serta

(19)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Perangkat Daerah, program kewilayahan yang disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Pemerintah Daerah membuat dan melaksanakan KLHS RPJMD untuk mewujudkan RPJMD yang sesuai dengan prinsip berkelanjutan. Penyusunan KLHS RPJMD dilakukan dengan mekanisme:

(1) Pembentukan tim pembuat KLHS RPJMD.

(2) Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan.

(3) Perumusan skenario Pembangunan Berkelanjutan.

(4) Penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS RPJMD.

2.3. Adopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Indikator Standar Pelayananan Minimal

Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan ketentuan mengenai jenis pelayanan dasar dan mutu pelayanan dasar yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal. Penerapan SPM dan pemenuhan pelayanan dasar tersebut dilakukan oleh pemerintah daerah baik pemerintah daerah provinsi maupun pemerintah daerah kabupaten/kota.

Pelayanan dasar dalam SPM merupakan urusan pemerintahan wajib yang diselenggarakan pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah.

Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang selanjutnya menjadi jenis SPM terdiri atas:

(1) Pendidikan (2) Kesehatan

(3) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(4) Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman

(5) Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat (6) Sosial

(20)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

SPM diselenggarakan dan diterapkan oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh masing-masing kementerian. Peraturan terkait SPM yang dikeluarkan oleh kementrian terkait terdiri atas:

1. SPM bidang pendidikan: Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota.

2. SPM bidang pekerjaan umum dan penataan ruang: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 29/Prt/M/2018 Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

3. SPM bidang kesehatan: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

4. SPM bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat:

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota.

5. SPM bidang perumahan rakyat dan kawasan permukiman: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 29/Prt/M/2018 Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

6. SPM bidang sosial: Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 129/Huk/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

(21)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

BAB 3. METODOLOGI EVALUASI

Pada bagian ini akan dipaparkan metodologi dan tahapan evaluasi yang menjadi panduan tim penyusun dalam melaksanakan evaluasi terhadap integrasi dan adopsi TPB dalam perencanaan pembangunan daerah.

3.1. Metodologi

Metodologi evaluasi berdasarkan tujuan analisis yang akan dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1. Metodologi Evaluasi

Analisis Detail Analisis Metode

Analisis

Metode Pengambilan Data Pemetaan dan

gap analysis Metadata I, Permendagri 7/2018, Metadata II.

Conformity analysis: Analisis kesesuaian konten Metadata I, Permendagri 7/2018, Metadata II.

Analisis konten.

Telaah dokumen.

Quality analysis: Analisis kualitas indikator TPB.

Analisis konten.

Telaah dokumen.

Adaptability analysis:

Analisis adopsi indikator TPB pada pembangunan daerah.

Analisis konten.

Telaah dokumen.

Pemetaan dan gap analysis Permendagri 7/2018 dan Metadata II dan indikator Standar Pelayanan

Minimal.

Conformity analysis : Analisis kesesuaian konten Permendagri 7/2018, Metadata II, Indikator SPM.

Analisis konten.

Telaah dokumen.

(22)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

Pemetaan masalah dan akar

permasalahan adopsi indikator TPB pada penyusunan KLHS RPJMD.

Pemetaan masalah dan akar

permasalahan adopsi indikator TPB pada penyusunan KLHS RPJMD.

Fishbone diagram.

Focus group discussion.

Pemetaan masalah dan akar masalah prioritas pada proses adopsi indikator TPB pada penyusunan KLHS RPJMD.

Scoring. Focus group discussion.

1. Pemetaan dan gap analysis Metadata I, Permendagri 7/2018, Metadata II.

Pada tahap pertama, akan dilakukan pemetaan dan gap analysis terhadap Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II. Tipe analisis yang akan digunakan ada tiga, yaitu:

a. Conformity analysis4,5

Conformity analysis bertujuan melihat kesesuaian konten antara Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II.

b. Quality analysis6

Quality analysis untuk melihat kualitas indikator TPB pada Permendagri 7/2018 dan buku Metadata TPB edisi II.

c. Adaptability analysis7

Adaptability analysis bertujuan melihat level adopsi indikator TPB pada Permendagri 7/2018 dan buku Metadata TPB edisi II.

4Crawford, P., & Bryce, P. (2003). Project monitoring and evaluation: a method for enhancing the efficiency and effectiveness of aid project implementation. International journal of project management, 21(5), 363-373.

5 Neswati, R., Syafiuddin, M., & Chairuddin, Z. (2020, April). Analysis of conformity between existing land use with regional spatial planning: A case study of Sidenreng Rappang Regency, South Sulawesi. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 486, No. 1, p. 012072). IOP Publishing.

6, 7 Kariuki, P., & Reddy, P. (2017). Operationalising an effective monitoring and evaluation system for local government:

Considerations for best practice. African Evaluation Journal, 5(2), 1-8.

(23)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

2. Pemetaan dan gap analysis Permendagri 7/2018 dan Metadata II dan indikator Standar Pelayanan Minimal.

Pada tahap kedua, akan dilakukan pemetaan dan gap analysis terhadap Permendagri 7/2018 dan Metadata II dan indikator pelayanan daerah berdasarkan peraturan terkait Standar Pelayanan Minimal. Tipe analisis yang akan digunakan adalah conformity analysis untuk melihat kesesuaian konten antara Permendagri 7/2018 dengan indikator pelayanan daerah berdasarkan peraturan terkait Standar Pelayanan Minimal.

3. Pemetaan masalah dan akar permasalahan adopsi indikator TPB pada penyusunan KLHS RPJMD.

Pada tahap selanjutnya, dilakukan pemetaan masalah dan akar permasalahan adopsi indikator TPB pada penyusunan KLHS RPJMD, serta pembobotan masalah dan akar permasalahan guna mengetahui skala prioritas permasalahan. Metode analisis yang digunakan adalah fishbone diagram dan scoring.

a. Fishbone diagram

Fishbone diagram bertujuan memetakan masalah dan akar permasalahan suatu topik. Pada studi ini, fishbone diagram digunakan untuk memetakan permasalahan dan akar permasalahan proses adopsi indikator TPB pada penyusunan KLHS RPJMD.

b. Pembobotan

Pembobotan bertujuan memetakan urgensi permasalahan terhadap kelancaran penyusunan KLHS RPJMD dan frekuensi terjadinya masalah. Pembobotan akan membantu penentuan masalah-masalah yang harus menjadi prioritas.

3.2 Tahapan Evaluasi

Sejalan dengan pemaparan diatas, tahapan evaluasi dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(24)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

Gambar 3.1. Tahapan Evaluasi

(25)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

BAB 4. HASIL EVALUASI

Bab ini membahas hasil evaluasi yang meliputi temuan dan analisis terhadap proses adopsi TPB pada pembangunan daerah.

4.1 Pemetaan dan gap analysis terhadap Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II

Bagian ini menampilkan hasil pemetaan dan gap analysis terhadap Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II.

4.1.1. Kesesuaian konten antara Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II

Telah dilakukan kaji ulang atas dokumen Metadata TPB/TPB Indonesia sebagai dokumen acuan atas indikator-indikator TPB yang merupakan alat ukur pencapaian TPB di Indonesia.

Indikator-indikator TPB pada Metadata II telah mengalami penyempurnaan. Perbandingan jumlah indikator pada Metadata I dan Metadata II adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1

Perbandingan Jumlah Indikator Metadata I Dan Metadata II Sumber: Hasil olah data (2021)

Hasil pemetaan dan analisis kesesuaian konten pada dokumen Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II dapat dilihat sebagai berikut:

Metadata TPB I Tujuan: 17 tujuan.

Target: 169 target.

Indikator: 319 indikator.

Metadata TPB II Tujuan: 17 tujuan.

Target: 169 target.

Indikator: 289 indikator.

(26)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

Kesesuaian Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Indikator hanya terdapat di di Metadata II. 1 11 9 7 3 6 2 6 6 9 19 16 11 9 15 23 20 173 Indikator hanya terdapat di di Permendagri, Metadata I. 20 14 20 13 10 30 2 9 5 5 23 12 5 9 19 21 29 246

Indikator hanya terdapat di Metadata I, Metadata II. 1 1

Indikator hanya terdapat di Permendagri. 1 1

Indikator terdapat di Permendagri, Metadata I, Metadata II. 14 6 29 10 11 10 7 19 17 20 10 7 3 6 5 31 22 227 35 31 58 30 24 46 11 34 28 34 52 35 19 24 41 75 71

Tujuan

Gambar 4.2

Hasil Pemetaan Permendagri 7/2018, Metadata I dan Metadata II Sumber: Hasil olah data (2021)

Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat 227 indikator yang tercantum di Permendagri 7/2018, buku Metadata TPB edisi I, dan buku Metadata TPB edisi II. Indikator-indikator ini telah disusun sebelumnya pada buku Metadata TPB edisi I dan diadopsi pada Permendagri 7/2018, dan selanjutnya tetap digunakan pada buku Metadata TPB edisi II.

Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat 246 indikator yang hanya tercantum pada Permendagri 7/2018 dan buku Metadata TPB edisi I, namun tidak tercantum pada buku Metadata TPB edisi II. Indikator-indikator ini sebelumnya ada pada buku Metadata TPB edisi I namun sudah tidak digunakan pada buku Metadata TPB edisi II.

Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat 173 indikator yang hanya tercantum pada buku Metadata TPB edisi II, namun tidak tercantum pada Permendagri 7/2018 dan buku Metadata TPB edisi I. Indikator-indikator ini sebelumnya tidak terdapat pada buku Metadata TPB edisi I dan ditambahkan pada buku Metadata TPB edisi II.

Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat 1 indikator yang hanya terdapat pada Permendagri 7/2018, namun tidak tercantum pada Buku Metadata TPB edisi I dan buku Metadata TPB edisi II.

Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat sebanyak 1 indikator yang hanya terdapat di Buku Metadata TPB edisi I dan buku Metadata TPB edisi II, namun tidak tercantum pada Permendagri 7/2018.

Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat penyesuaian keterangan indikator pada buku Metadata TPB edisi II yang merupakan update keterangan indikator pada buku Metadata

(27)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

TPB edisi I, sehingga akan berimplikasi pada kebutuhan penyesuaian terhadap Permendagri 7/2018.

No Keterangan Indikator

1 Indikator nasional yang sesuai dengan indikator global 2 Indikator global ini tidak relevan untuk Indonesia 3 Indikator global yang akan dikembangkan

4 Indikator global yang memiliki proksi dan akan dikembangkan 5 Indikator nasional sebagai proksi indikator global

6 Indikator nasional sebagai tambahan indikator global

7 Indikator global yang belum didefinisikan dan akan dikembangkan 8 Indikator global yang perlu dikembangkan dan memiliki proksi Keterangan:

Keterangan indikator tercantum pada Permendagri 7/2018, Metadata I, Metadata II.

Keterangan indikator tercantum pada Metadata II.

Gambar 4.3

Keterangan Indikator Metadata I dan Metadata II Sumber: Hasil olah data (2021)

Hasil lengkap analisis dapat dilihat pada Tabel Pemetaan Indikator TPB yang merupakan lampiran dari laporan evaluasi ini.

4.1.2. Pemetaan Kualitas Atribut Indikator TPB Pada Permendagri 7/2018 Dan Buku Metadata TPB Edisi II

Hasil pemetaan kualitas atribut indikator TPB baik yang tercantum pada Permendagri 7/2018, Metadata I, dan Metadata II memperlihatkan bahwa sebagian indikator TPB sudah memiliki kejelasan definisi, formula perhitungan, unit pengukuran, sumber data, dan periode pengambilan data. Walaupun begitu, masih terdapat indikator TPB yang membutuhkan pengembangan atribut.

Hasil lengkap analisis dapat dilihat pada Tabel Pemetaan Indikator TPB yang merupakan lampiran dari laporan evaluasi ini.

(28)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

4.1.3. Pemetaan Level Adopsi Indikator TPB Pada Permendagri 7/2018 dan Buku Metadata TPB Edisi II

Hasil pemetaan menunjukkan pemetaan level adopsi indikator TPB pada level nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Secara keseluruhan, pemetaan menunjukkan bahwa beberapa indikator sudah menjelaskan definisi indikator, formula indikator, unit pengukuran indikator, dan level adopsi indikator (nasional/provinsi/kota/kabupaten). Walaupun demikian, masih terdapat indikator-indikator yang belum memiliki kelengkapan di atas.

Indikator yang telah memiliki kelengkapan-kelengkapan di atas akan memudahkan proses pengumpulan data dan penghitungan indikator. Sedangkan, indikator-indikator yang belum lengkap akan menyulitkan pengambilan data dan penghitungan indikator. Hasil lengkap analisis dapat dilihat pada Tabel Pemetaan Indikator TPB yang merupakan lampiran dari laporan evaluasi ini.

4.2 Pemetaan Kesesuaian Indikator SPM dengan Indikator TPB

Pada bagian ini, diuraikan pemetaan kesesuaian indikator Standar Pelayanan Minimal dengan indikator TPB. Hasil lengkap pemetaan indikator capaian SPM terhadap Indikator TPB dapat dilihat pada Pemetaan Indikator Capaian SPM terhadap Indikator TPB yang merupakan lampiran laporan evaluasi ini.

4.2.1 Kesesuaian Indikator SPM Bidang Pendidikan dengan Indikator TPB

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota.

Tabel 4.1 menunjukkan kesesuaian indikator capaian SPM bidang pendidikan dengan indikator TPB.

(29)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

Tabel 4.1 Kesesuaian SPM Bidang Pendidikan dengan Indikator TPB

SPM PENDIDIKAN TPB

NO AREA NO INDIKATOR CAPAIAN DOKUMEN TUJUAN TARGET INDIKATOR

1 Pendidikan anak usia dini.

1 Persentase jumlah anak usia lima (5) sampai dengan enam (6) tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di satuan pendidikan anak usia dini dibagi jumlah anak usia lima (5) sampai dengan enam (6) tahun pada kabupaten/kota.

Permendagri 7/2018, Metadata I, Metadata II.

4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.2 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini,

pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.

4.2.2* Tingkat partisipasi dalam

pembelajaran yang terorganisir (satu tahun sebelum usia sekolah dasar), menurut jenis kelamin.

Permendagri 7/2018, Metadata I.

4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.2 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini,

pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.

4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD).

(30)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

SPM PENDIDIKAN TPB

NO AREA NO INDIKATOR CAPAIAN DOKUMEN TUJUAN TARGET INDIKATOR

2 Pendidikan dasar.

2 Persentase jumlah anak usia tujuh (7) sampai dengan dua belas (12) tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di sekolah dasar dini dibagi jumlah anak usia tujuh (7) sampai dengan dua belas (12) tahun pada kabupaten/kota.

Permendagri 7/2018, Metadata I.

4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

4.1.1. (d) Angka Partisipasi Kasar (APK)

SD/MI/sederajat.

Metadata II. 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

4.1.2* Tingkat

penyelesaian pendidikan jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat.

3 Pendidikan menengah pertama.

3 Persentase jumlah anak usia dua belas (12) sampai dengan lima belas (15) tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di sekolah menengah

Permendagri 7/2018, Metadata I.

4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang

4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/

sederajat.

(31)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

SPM PENDIDIKAN TPB

NO AREA NO INDIKATOR CAPAIAN DOKUMEN TUJUAN TARGET INDIKATOR

pertama dibagi jumlah anak usia dua belas (12) sampai dengan lima belas (15) tahun pada kabupaten/kota.

Sepanjang Hayat untuk Semua.

mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Metadata II. 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

4.1.2* Tingkat

penyelesaian pendidikan jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat.

4 Pendidikan kesetaraan.

4 Persentase jumlah anak usia tujuh (7) sampai dengan delapan belas (18) tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di pendidikan kesetaraan dibagi jumlah anak tujuh (7) sampai dengan delapan belas (18) tahun pada kabupaten/kota.

Metadata II. 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

4.1.2* Tingkat

penyelesaian pendidikan jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat.

(32)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

SPM PENDIDIKAN TPB

NO AREA NO INDIKATOR CAPAIAN DOKUMEN TUJUAN TARGET INDIKATOR

5 Pendidikan menengah atas.

5 Persentase jumlah anak usia enam belas (16) sampai dengan delapan belas (18) tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di sekolah menengah atas dibagi jumlah anak enam belas (16) sampai dengan delapan belas (18) tahun pada provinsi.

Permendagri 7/2018, Metadata I.

4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

4.1.1.(f) Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMA/SMK/MA/

sederajat.

Metadata II. 4. Menjamin Kualitas

Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

4.1.2* Tingkat

penyelesaian pendidikan jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat.

6 Pendidikan menengah kejuruan.

6 Persentase jumlah anak usia enam belas (16) sampai dengan delapan belas (18) tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di sekolah

Permendagri 7/2018, Metadata I.

4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang

4.1.1. (f) (Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/

sederajat.

(33)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

SPM PENDIDIKAN TPB

NO AREA NO INDIKATOR CAPAIAN DOKUMEN TUJUAN TARGET INDIKATOR

menengah kejuruan dibagi jumlah anak enam belas (16) sampai dengan delapan belas (18) tahun pada provinsi.

Sepanjang Hayat untuk Semua.

mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Metadata II. 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

4.1.2* Tingkat

penyelesaian pendidikan jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat.

7 Pendidikan khusus.

7 Persentase jumlah anak usia empat (4) sampai dengan delapan belas (18) tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di pendidikan khusus dibagi jumlah anak usia empat (4) sampai dengan delapan belas (18) tahun pada provinsi.

Metadata II. 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.

4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

4.1.2* Tingkat

penyelesaian pendidikan jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat.

(34)

Laporan Evaluasi Adopsi Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Pembangunan

Daerah Berdasarkan Permendagri 7/ 2018.

______________________________________________________________________________

4.2.2. Kesesuaian Indikator SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan Indikator TPB

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pekerjaan umum dan penataan ruang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 29/Prt/M/2018 Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

Tabel 4.2 menunjukkan kesesuaian indikator capaian SPM bidang pekerjaan umum dan penataan ruang dengan indikator TPB.

Gambar

Tabel 3.1. Metodologi Evaluasi
Gambar 3.1. Tahapan Evaluasi
Tabel 4.1 Kesesuaian SPM Bidang Pendidikan dengan Indikator TPB
Tabel 4.2 Kesesuaian SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan Indikator TPB
+7

Referensi

Dokumen terkait

2019didasarkan pada Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, tata cara evaluasi rancangan

Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari mengucapkan terima kasih atas partisipasi jemaat baik dalam bentuk doa, pemikiran, tenaga, dan dana yang disalurkan melalui

Untuk itu dalam penelitian ini akan dibangunkan sebuah pusat informasi UKM batik Pekalongan berbasis mobile yang akan mengintegrasikan UKM batik Kota Pekalongan

Hidroponik berasal dari bahasa Latin yang berarti “Working Water atau Pemberdayaan Air”.Kenyataannya hidroponik adalah menanam tanaman tanpa tanah, atau sering

Kegiatan pengobatan massal yang pernah dilakukan di Desa Sungai Rengit kurang memberikan dampak terhadap pe- nurunan kasus filariasis, ha1 ini terlihat dengan

4 Dalam penciptaan karya ini perancang karya menggunakan pendekatan naratif sebagai inti dari jalannya cerita, pada bagian awal akan dijelaskan mengenai sejarah dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler robotika terhadap kecerdasan emosional siswa di SMK Negeri 3 Yogyakarta.. Penelitian ini

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman secara