• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN E-MODUL (ELEKTRONIK MODUL) BAHASA INDONESIA MATERI RAGAM KALIMAT TEMA 1 UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LITERASI DAN

BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS II SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nur Safira Susilowati Prabono NIM. 171134194

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(2)

i

PENGEMBANGAN E-MODUL (ELEKTRONIK MODUL) BAHASA INDONESIA MATERI RAGAM KALIMAT TEMA 1 UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LITERASI DAN

BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS II SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nur Safira Susilowati Prabono NIM. 171134194

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(3)

ii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN E-MODUL (ELEKTRONIK MODUL) BAHASA INDONESIA MATERI RAGAM KALIMAT TEMA 1

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LITERASI DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS II SD

Oleh:

Nur Safira Susilowati Prabono NIM : 171134194

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd Tanggal 31 Mei 2021

(4)

iii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN E-MODUL (ELEKTRONIK MODUL) BAHASA INDONESIA MATERI RAGAM KALIMAT TEMA 1

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LITERASI DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS II SD

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Nur Safira Susilowati Prabono NIM : 171134194

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 12 Juli 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd ………

Sekretaris Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd ………

Anggota Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd ………

Anggota Drs. Puji Purnomo, M.Si ………

Anggota Dr. Rusmawan, S.Pd., M.Pd ………

Yogyakarta, 12 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini untuk:

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuknya dalam menyusun skripsi ini,

Keluarga tercinta:

Ibuku Dewi Orbaniwati, Ayahku Maret Adi Prabono, dan Kakakku Bowi Prabono

Teman-temaku yang selalu memberikan semangat Partnerku yang selalu memberikan dukungan dan semangat

Terima kasih atas doa, dukungan, dan semangatnya.

(6)

v MOTTO

Gunakanlah waktumu sebaik mungkin supaya kamu tidak menyesal di masa depan dan nikmatilah setiap proses karena semua akan indah pada akhirnya.

(penulis)

Dan bahwasanya setiap manusia itu tidak akan memperoleh (hasil) selain apa yang telah diusahakannya.

(QS. An Najm)

Semua impian kita bisa terwujud jika kita memiki keberanian untuk mengejarnya.

(Walt Disney)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juli 2021 Penulis

Nur Safira Susilowati Prabono

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Nur Safira Susilowati Prabono

Nomor Induk Mahasiswa : 171134194

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

“PENGEMBANGAN E-MODUL (ELEKTRONIK MODUL) BAHASA

INDONESIA MATERI RAGAM KALIMAT TEMA 1 UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN LITERASI DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS II SD”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberika royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 12 Juli 2021

Yang menyatakan

Nur Safira Susilowati Prabono

(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN E-MODUL (ELEKTRONIK MODUL) BAHASA INDONESIA MATERI RAGAM KALIMAT TEMA 1 UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LITERASI DAN BERPIKIR

KRITIS SISWA KELAS II SD

Nur Safira Susilowati Prabono Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan literasi dan berpikir kritis siswa SD kelas II dengan menggunakan e-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar berupa e-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan literasi dan berpikir kritis siswa kelas II SD.

Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) yang mengacu pada model ADDIE yang meliputi lima tahap yaitu analyze, design, development, implementation, dan evaluate. Instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara, pedoman kuesioner, dan lembar validasi e-modul. Analisis data yang dilakukan yaitu mengumpulkan analisis data deksriptif kualitatif dan analisis data kuantitatif dari para ahli dan siswa kelas II SD.

Hasil penelitian ini menunjukkan skor yang diperoleh melalui skor penilaian dari ahli materi memperoleh skor 3,3 dengan kriteria sangat layak, skor penilaian dari ahli media memperoleh 3,65 dengan kriteria sangat layak. Pada ujicoba diperoleh skor penilaian dari siswa yaitu 3,76 dengan kriteri sangat baik, skor penilaian keterampilan literasi 3,46 dengan kriteria sangat baik, dan skor penilian berpikir kritis 3,43 dengan kriteri sangat baik. Dari hasil validasi ahli dan uji coba produk maka penulis dapat menyimpulkan bahwa e-modul (Bahasa Indonesia) sangat layak digunakan sebagai bahan ajar dan efektif untuk meningkatkan keterampilan literasi dan berpikir kritis siswa kelas II SD.

Kata kunci: E-modul, Keterampilan Literasi, Berpikir Kritis

(10)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INDONESIAN E-MODULES (ELECTRONIC MODULES) MATERIAL OF SENTENCE VARIETY THEME 1 TO IMPROVE LITERACY AND CRITICAL THINKING SKILLS OF SECOND

GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENT

Nur Safira Susilowati Prabono Universitas Sanata Dharma

2021

This study aims to determine the improvement of the literacy skills and critical thinking skills of second-grade elementary school students by using Indonesian e-modules (electronic modules). This study develops teaching materials in the form of Indonesian e-modules (electronic modules) to improve the literacy skills and critical thinking skills of second-grade elementary school students.

This research is a Research and Development (R&D) research that refers to the ADDIE model which includes five stages: analyze, design, develop, implement, and evaluate. The instruments used are interview guidelines, questionnaire guidelines, and e-module validation sheets. Data analysis was carried out, namely collecting qualitative descriptive data analysis and quantitative data analysis from experts and second-grade elementary school students.

The results of this study indicate that the score obtained through the assessment score of the material expert obtained a score of 3.3 with very decent criteria, the assessment score of the media expert obtained 3.65 with very decent criteria. In the trial, the student's assessment score was 3.76 with very good criteria, the literacy skills assessment score was 3.46 with very good criteria, and the critical thinking score was 3.43 with very good criteria. From the results of expert validation and product testing, the authors can conclude that e-modules (Indonesian) are very feasible to be used as teaching materials and are effective for improving the literacy skills and critical thinking skills of second-grade elementary school students.

Keywords: E-modules, The Literacy Skills, Critical Thinking

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penelitian yang berjudul

“Pengembangan E-modul (Elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 untuk Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Berpikir Kritis Siswa Kelas II SD” dapat diselesaikan dengan baik oleh peneliti. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini banyak pihan yang telah turut membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, oleh sebab itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih atas terselesaikannya penelitian ini, kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen validator instrumen penelitian.

4. Romo Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi arahan serta saran kepada peneliti dari awal sampai terselesaikannya penelitian ini.

5. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu kelancaran dalam segala keperluan yang dibutuhkan penelitian ini.

6. Bapak Rusmawan selaku dosen validator instrumen penelitian.

7. Ibu Rias Winanti, S.Pd. selaku guru kelas II SDN Deresan Yogyakarta yang telah menjadi validator instrumen pembelajaran.

8. Bapak Suparyanto, selaku Kepala Sekolah sekaligus guru kelas II SDN Congkrang Temangung.

9. Seluruh siswa kelas II SDN Congkrang Temanggung.

10. Kedua orang tua saya, Ayah Maret Adi Prabono dan Ibu Dewi Orbaniwati, serta kakak laki-laki saya Bowi Prabono, yang telah memberikan semangat dan doanya.

(12)

xi

11. Manggala Tindrajaya Putra Utama, yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada saya serta selalu menemani dalam kondisi apapun.

12. Teman-teman saya, yang telah berjuang bersama dan saling memberikan dukungan.

13. Teman-teman satu payung bimbingan skripsi.

14. Teman-teman prodi PGSD angkatan 2017 kelas A.

15. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan, dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti membutuhkan saran dan kritik yang membangun bagi peneliti.

Peneliti berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Penulis

Nur Safira Susilowati Prabono

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ...xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Definisi Operasional... 9

1.6 Spesifikasi Produk ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

2.1 Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Modul Pembelajaran ... 16

(14)

xiii

2.1.2 E-modul (Elektronik modul) ... 18

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 22

2.1.4 Keterampilan Literasi ... 24

2.1.5 Berpikir Kritis ... 27

2.2 Penelitian yang Relevan ... 30

2.3 Kerangka Berpikir ... 33

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Setting Penelitian ... 36

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.2 Subjek Penelitian ... 37

3.2.3 Objek Penelitian ... 37

3.2.4 Waktu Penelitian ... 37

3.3 Prosedur Pengembangan ... 37

3.3.1 Analyze (Analisis) ... 38

3.3.2 Design (Desain) ... 38

3.3.3 Development (Pengembangan) ... 39

3.3.4 Implementation (Implementasi) ... 40

3.3.5 Evaluate (Evaluasi) ... 41

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.4.1 Wawancara ... 41

3.4.2 Observasi ... 42

3.4.3 Penyebaran Kuesioner ... 42

3.4.4 Validasi E-modul ... 42

3.5 Instrumen Penelitian... 42

3.5.1 Pedoman Wawancara ... 43

3.5.2 Pedoman Kuesioner ... 43

3.5.3 Lembar Validasi E-modul ... 44

(15)

xiv

3.6 Teknik Analisis Data ... 46

3.6.1 Analisis Data Deskriptif Kualitatif ... 46

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ... 46

3.7 Jadwal Penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Tahap Analyze ... 49

4.1.2 Tahap Design ... 51

4.1.3 Tahap Development ... 62

4.1.4 Tahap Implementation ... 76

4.1.5 Tahap Evaluate ... 81

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

4.3 Kualitas Produk ... 87

BAB V KESIMPULAN ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 89

5.3 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN ... 95

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Susunan E-modul ... 39

Tabel 3.2 Matriks Instrumen Wawancara ... 43

Tabel 3.3 Matriks Instrumen Kuesioner... 44

Tabel 3.4 Matriks Instrumen Validasi Produk Ahli Materi ... 44

Tabel 3.5 Matriks Instrumen Validasi Produk Ahli Media ... 45

Tabel 3.6 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 47

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian... 47

Tabel 4.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 52

Tabel 4.2 Bagian Isi ... 54

Tabel 4.3 Bagian Akhir ... 58

Tabel 4.4 Hasil Validasi oleh Ahli Materi ... 67

Tabel 4.5 Saran dari Ahli Materi ... 68

Tabel 4.6 Revisi Produk Berdasarkan Penilaian Ahli Materi ... 68

Tabel 4.7 Hasil Validasi oleh Ahli Media ... 69

Tabel 4.8 Hasil Rekap Validasi ... 70

Tabel 4.9 Hasil Rekap Saran ... 71

Tabel 4.10 Hasil Validasi Keterampilan Literasi ... 71

Tabel 4.11 Saran dari Validator Angket Keterampilan Literasi ... 73

Tabel 4.12 Revisi Angket Keterampilan Literasi ... 73

Tabel 4.13 Hasil Validasi Berpikir Kritis ... 74

Tabel 4.14 Saran dari Validator Angket Berpikir Kritis ... 75

Tabel 4.15 Revisi Angket Berpikir Kritis ... 75

Tabel 4.16 Hasil Penilaian Siswa ... 78

Tabel 4.17 Hasil Penilaian Keterampilan Literasi ... 79

Tabel 4.18 Hasil Penilaian Berpikir Kritis ... 80

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Bagian Awal ... 11

Gambar 1.2 Bagian Isi... 12

Gambar 1.3 Bagian Akhir ... 12

Gambar 1.4 Aspek Pendahuluan ... 13

Gambar 1.5 Aspek Pembelajaran ... 14

Gambar 1.6 Aspek Isi ... 14

Gambar 1.7 Aspek Tugas/Evaluasi/Penilaian ... 15

Gambar 3.1 Gambar Desain Penelitian ... 36

Gambar 4.1 Bagian Awal Pengembangan ... 64

Gambar 4.2 Kata Pengantar ... 64

Gambar 4.3 Bagian Isi Pengembangan ... 65

Gambar 4.4 Bagian Akhir Pengembangan ... 66

Gambar 4.5 Koreksi Pembelajaran 1 Kalimat Ungkapan ... 82

Gambar 4.6 Revisi Pembelajaran 1 Kalimat Ungkapan... 82

(18)

xvii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Hasil Validasi oleh Ahli Materi ... 67 Diagram 4.2 Hasil Validasi oleh Ahli Media ... 70

(19)

xviii

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ... 32

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 96

Lampiran 2 Surat Izin Observasi dan Wawancara ... 97

Lampiran 3 Pedoman Wawancara ... 98

Lampiran 4 Kisi-kisi Kuesioner Respon Siswa ... 99

Lampiran 5 Kuesioner Respon Siswa ...100

Lampiran 6 Kisi-kisi Validasi E-modul Ahli Materi ...102

Lampiran 7 Kisi-kisi Validasi E-modul Ahli Media ...103

Lampiran 8 Lembar Validasi E-modul Ahli Materi ...104

Lampiran 9 Lembar Validasi E-modul Ahli Media ...107

Lampiran 10 Validasi E-modul Ahli Materi ...110

Lampiran 11 Validasi E-modul Ahli Media...113

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...116

Lampiran 13 Pedoman Angket Keterampilan Literasi...118

Lampiran 14 Pedoman Angket Berpikir Kritis ...119

Lampiran 15 Validasi Angket Keterampilan Literasi ...120

Lampiran 16 Validasi Angket Berpikir Kritis ...123

Lampiran 17 Sampel Kuesioner Respon Siswa ...126

Lampiran 18 Sampel Angket Keterampilan Literasi Kondisi Awal ...128

Lampiran 19 Sampel Angket Keterampilan Literasi Kondisi Akhir ...130

Lampiran 20 Sampel Angket Berpikir Kritis Kondisi Awal ...132

Lampiran 21 Sampel Angket Berpikir Kritis Kondisi Akhir ...134

Lampiran 22 Foto-foto kegiatan ...136

Lampiran 23 Daftar Riwayat Hidup ...140

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) definisi operasional, dan (6) spesifikasi produk.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang memberikan pengetahuan serta keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Tujuan pendidikan di sekolah dasar adalah untuk memberikan bekal kepada siswa berupa kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa sesuai tingkatan perkembangan (Susanto, 2015: 89). Dengan demikian, pendidikan dasar sangat penting dalam kehidupan.

Melalui pendidikan juga berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses pembelajaran perlu distabilkan dan diselaraskan supaya terciptanya kondisi belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga dapat diperoleh hasil yang seoptimal mungkin. Untuk melengkapi komponen pembelajaran yang ada di sekolah, sudah seharusnya guru mampu untuk memanfaatkan media atau alat bantu yang dapat merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien (Ginanjar, 2010: 15).

Pada abad 21 ini, pendidikan melalui pembelajaran di sekolah mempunyai paradigma pembelajaran yang menekankan pada kemampuan berpikir kritis,

(22)

mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi informasi, berkolaborasi, dan berkomunikasi. Menurut Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pembelajaran siswa di pendidikan dasar dan menengah bahwa muatan rencana pelaksanaan pada pembelajaran kurikulum 2013 revisi 2017 yang disusun harus memunculkan empat hal yaitu pendidikan penguatan karakter (PPK), literasi sekolah, keterampilan abad 21 atau 4C, dan HOTS. Kemudian, merujuk Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dan menengah, yang disesuaikan standar kompetensi lulusan dan standar isi maka prinsip pembelajaran salah satunya adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Dengan demikian, pada abad 21 ini perkembangan teknologi dan informasi telah mengubah cara kerja yang manual dalam belajar menjadi berbasis komputer yaitu melalui internet.

Pada bulan Maret 2020, pendidikan di Indonesia mulai melakukan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) dikarenakan keadaan Indonesia yang sedang mengalami kondisi tidak baik yang disebabkan adanya virus corona atau covid-19. Akibat adanya virus ini membuat pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan yang baru demi menghentikan penyebaran covid-19 yaitu dengan mengimplentasikan ajakan kepada masyarakat untuk melakukan physical distancing atau menjaga jarak dengan orang lain dan juga menghindari kerumunan. Selain itu, pemerintah menerapkan sebuah kebijakan untuk melakukan segala kegiatan di rumah saja seperti kerja di rumah atau Work From Home (WFH) dan kegiatan apapun yang berhubungan dengan adanya perkumpulan atau pertemuan ditiadakan dan diganti dengan daring. Kemendikbud

(23)

mengeluarkan surat edaran tentang pembelajaran dilakukan secara daring dan bekerja dari rumah saja untuk mencegah penyebaran covid-19, isi dari surat ini salah satunya adalah meliburkan kegiatan pembelajaran di sekolah dan mengganti dengan pembelajaran berbasis dalam jaringan (daring) yang dapat digunakan di berbagai instansi pendidikan (Kemendikbud, 2020).

Dengan adanya kondisi yang seperti ini, guru diharuskan untuk dapat mengganti pembelajaran menggunakan media online. Berbagai platform digunakan untuk melakukan pembelajaran sehingga perlu didukung dengan adanya fasilitas pembelajaran yang baik dan pemanfaatan teknologi informasi (Rusman, 2019). Pembelajaran yang dilakukan secara daring diharapkan dapat memutus penyebaran covid-19 dan juga mampu menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan dalam kemandirian belajar yang memungkinkan siswa mempelajari materi pengetahuan yang lebih luas di dalam dunia internet sehingga menimbulkan keaktifan siswa dalam mengetahui ilmu pengetahuan dan dapat mengimplementasikan kebijakan Kurikulum 2013 (Darmalaksana, Hambali, Masrur, & Muhlas, 2020).

Pembelajaran daring memberikan dampak yang positif kepada siswa dan guru yaitu pengalaman dan pemanfaatan teknologi dalam hal yang positif serta mewujudkan tantangan guru di abad 21 ini (Sudarsiman, 2015). Pembelajaran daring juga membawa perubahan bagi sistem pendidikan, pembelajaran yang dilakukan, materi yang diajarkan, serta hambatan-hambatan yang dihadapi baik oleh guru, siswa dan penyelanggara pendidikan.

Salah satu pembelajaran yang penting bagi pendidikan dasar yaitu Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar diarahkan untuk

(24)

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Siswa dikatakan terampil berbahasa ketika menguasai kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak (PIBSI, 2012: 779).

Kemampuan membaca dan menulis termasuk keterampilan literasi yang merupakan bagian penting untuk siswa menguasai mata pelajaran terutama Bahasa Indonesia karena keterampilan membaca dan menulis diperoleh melalui pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk menumbuhkan literasi membaca dan menulis dapat dimulai dengan kebiasaan siswa. Upaya yang dapat dilakukan yaitu menerapkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking) pada siswa melalui pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya membaca dan menulis. Critical Thinking adalah proses berpikir untuk dapat menganalisis apa yang dimaksud dibalik informasi yang tersurat, misalnya untuk menarik kesimpulan atau menemukan implikasi, mengevaluasi, dan memberikan penilaian terhadap masalah yang sedang dihadapi (Nurhadi, 2009). Dengan demikian, berpikir kritis dapat terbentuk dengan adanya keterampilan literasi siswa terutama dalam membaca dan menulis.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 September 2020 dengan guru kelas II dari SD Kanisius Notoyudan dan tanggal 18 September 2020 dengan guru kelas II dari SD Negeri Condongcatur diketahui bahwa keterampilan literasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masih rendah, siswa masih kurang memiliki keinginan untuk mengasah kemampuan literasinya seperti kemampuan membaca dan menulis. Siswa masih kurang memiliki minat dalam membaca dan menulis, terutama membaca sehingga kurangnya keterampilan literasi yang dimiliki siswa, padahal dengan adanya

(25)

keterampilan literasi akan membantu siswa untuk membentuk cara berpikir kritis siswa. Peneliti juga menanyakan mengenai materi yang sulit diajarkan pada siswa, salah satu materi yang sulit diajarkan oleh guru yaitu mengenai kalimat ungkapan, kalimat ajakan, kalimat perintah, dan kalimat penolakan. Selain itu, peneliti menanyakan apakah guru sudah pernah mencoba untuk membuat bahan ajar berbasis elektronik berupa elektronik modul. Guru mengatakan belum pernah menggunakan bahan ajar berbasis elektronik berupa elektronik modul. Guru menjelaskan bahwa selama pembelajaran secara daring, guru hanya menjelaskan materi atau membuat video-video dan menanyangkannya sebagai bahan ajar dalam pembelajaran. Penggunaan bahan ajar yang berupa video-video saja kurang dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan literasi yang juga dapat membentuk cara berpikir kritis siswa. Dari hasil wawancara ini, guru mengharapkan adanya pengembangan bahan ajar yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan literasi dan berpikir kritis dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah elektronik modul. Bahan ajar ini dapat membantu guru dalam pembelajaran daring, guru mengatakan bahwa guru belum pernah menggunakan bahan ajar seperti elektronik modul dalam pembelajaran sehingga guru tertarik untuk menggunakan elektronik modul ini saat melaksanakan pembelajaran daring.

E-modul (elektronik modul) merupakan bentuk modul secara digitalize dan dikemas dengan lebih interaktif. E-modul disebut juga sebagai media belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri (Tim UNY, 2016). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memilih judul

“Pengembangan E-modul (Elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam

(26)

Kalimat Tema 1 untuk meningkatkan Keterampilan Literasi dan Berpikir Krtitis Siswa Kelas II SD.”

E-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia ini merupakan sebuah modul elektronik yang bertujuan membantu siswa untuk belajar secara mandiri di rumah sehingga siswa dapat belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik.

Peneliti memilih mengembangkan e-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan literasi dan berpikir kritis. Keunggulan e-modul ini tidak seperti modul biasanya, e- modul ini merupakan modul yang tidak perlu dicetak. Selain itu, di dalam e-modul ini terdapat video-video dan sumber belajar seperti penjelasan pada powerpoint berbentuk link yang dapat dibuka sendiri oleh siswa, terdapat pula video lagu yang dapat membangkitkan semangat siswa saat belajar dan dapat menciptakan suasana belajar mandiri yang menyenangkan. Dalam e-modul juga terdapat soal serta evaluasi untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Ada juga bacaan-bacaan serta catatan yang harus dibuat siswa tentang buku apa saja yang sudah siswa baca, siswa mengisi pada bagian yang sudah tersedia dalam e- modul. Dengan adanya e-modul ini akan mempermudah pembelajaran secara daring, siswa tidak perlu mencetak modul karena bisa diakses secara online.

Penelitian ini tidak terlepas atau mengacu dari penelitian yang sebelumnya.

Penelitian yang relevan dengan penelitan ini Kuncahyono (2018) meneliti tentang pengembangan e-modul (modul digital) dalam pembelajaran tematik di sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-modul praktis digunakan dalam pembelajaran dengan skor 86,5%, tingkat penerimaan kemandirian e-modul

(27)

dengan siswa mencapai kriteria yang memenuhi syarat ditunjukkan oleh materi dukungan terintegrasi dengan link internet pembelajaran berbasis web.

Hijria (2018) meneliti tentang pengembangan buku ajar bahasa indonesia dengan model circ untuk meningkatkan keterampilan literasi berbahasa siswa kelas v sd. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh hasil persentase kelayakan materi 90,62%, kelayakan penyajian 92,5%, kelayakan kebahasaan 100%, dan kelayakan kegrafikaan 86,36%. Simanjuntak (2019) meneliti tentang meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah siswa melalui pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa.

Isnia (2020) meneliti pengembangan e-modul tema 6 subtema 1 berbasis inkuiri untuk siswa kelas III sekolah dasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh hasil uji kelayakan rata-rata persentase sebesar 94,16% dari dosen ahli bahan ajar 82,36% dari dosen ahli materi. Uji kepraktisan diperoleh 92,75% dari guru dan 84,79% dari siswa. Uji keefektifan diperoleh rata-rata nilai 81. Fadilla (2020) meneliti pengembangan e-modul berbasis nilai karakter kerjasama materi interaksi sosial kelas V di SDN Sukun 1 Kota Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa e-modul oleh ahli layak digunakan dengan kriteria kelayakan 83,55% dengan kategori sangat layak. Atmaji (2018) meneliti pengembangan e-modul berbasis literasi sains materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa e-modul berbasis literasi sains sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah.

(28)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran latar belakang di atas, rumusan masalah yang dibahas dalam pengembangan modul pembelajaran ini adalah:

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan E-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 untuk meningkatkan keterampilan literasi dan berpikir kritis siswa kelas II SD ?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk pengembangan E-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 untuk meningkatkan keterampilan literasi dan berpikir kritis siswa kelas II SD ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai melalui penelitian ini yaitu:

1.3.1 Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan E-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 siswa kelas II SD.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk pengembangan E-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 siswa kelas II SD.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

(29)

1.4.1 Bagi peneliti

Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan E-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 untuk meningkatkan keterampilan literasi dan berpikir kritis siswa yang dapat menjadi bekal di masa depan.

1.4.2 Bagi siswa

Mendapatkan pengalaman belajar menggunakan E-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 untuk meningkatkan keterampilan literasi dan berpikir kritis mereka.

1.4.3 Bagi guru

Menambah pengetahuan dalam menggunakan E-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 untuk meningkatkan keterampilan literasi dan berpikir kritis siswa sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 E-modul (elektronik modul) merupakan modul berbasis web yang dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa yang sistematika penyusunannya sesuai dengan aspek fisik/tampilan, aspek pendahuluan, aspek pembelajaran, aspek isi, aspek tugas/evaluasi/penilaian yang sudah terdapat indikatornya. Di dalam E-modul (elektronik modul) ini menyajikan materi ajar dengan dilengkapi gambar dan video, disediakan ruang diskusi, pertanyaan dan kuis yang disesuaikan kebutuhan dan

(30)

karakteristik siswa. E-modul (elektronik modul) juga mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri.

1.5.2 Keterampilan literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya, faktor- faktor yang mempengaruhi literasi anak yaitu kesiapan anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, kematangan usia, pendidikan dari orang tua, motivasi, minat, keadaan keluarga dan bimbingan belajar merupakan beberapa faktor yang sangat mempengaruhi membaca dan menulis anak (literasi).

1.5.3 Berpikir kritis ialah sebuah proses berpikir dengan tujuan untuk membuat keputusan secara rasional untuk memutuskan suatu perkara atau masalah, faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis antara lain kondisi fisik, motivasi, kecemasan, kebiasaan, perkembangan intelektual, konsistensi, perasaan, dan pengalaman.

1.6 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk pada e-modul dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1 Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Pengembangan E-modul (Elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 untuk Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Berpikir Kritis Siswa Kelas II SD”. Dalam e-modul ini terdapat aspek-aspek yang meliputi:

a. Aspek Fisik/Tampilan

(31)

Gambar 1.1 Bagian Awal

Pada aspek ini meliputi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal ini berupa sampul depan berwarna biru yang melambangkan kepercayaan, kemandirian, tanggung jawab, dan ketenangan mental. Warna ini cocok untuk memberikan ketenangan dan kepercayaan kepada pembaca. Warna hijau yang terdapat dalam sampul depan melambangkan ketenangan. Gambar yang menempati sampul adalah gambar 2 anak yang memakai seragam sekolah dan di pojok kanan bawah terdapat logo “Universitas Sanata Dharma”. Jenis huruf dan ukuran yang dipakai dalam mendesain sampul depan e-modul adalah sebagai berikut:

- Tulisan “Modul Bahasa Indonesia Sekolah Dasar” font Cambria dengan ukuran 14 pt

- Tulisan “Kelas II” font Cambria dengan ukuran 36 pt

- Tulisan “Ayo Belajar dari Rumah!” font Cambria dengan ukuran 36 pt - Tulisan “NUR SAFIRA SUSILOWATI P.” font Cambria dengan

ukuran 14pt

(32)

- Tulisan “UNIVERSITAS SANATA DHARMA” font Cambria dengan ukuran 14 pt

- Tulisan “TAHUN 2020/2021” font Cambria dengan ukuran 14 pt

Gambar 1.2 Bagian Isi

Bagian isi, mempunyai warna putih karena mencerminkan kedamaian, kebersihan, dan kesederhanaan. Pada bagian isi ini setiap halamannya memiliki isi dan gambar yang berbeda-beda. Di dalamnya juga terdapat link-link yang dapat dibuka oleh siswa, link ini berisi video-video dan sumber belajar seperti penjelasan pada powerpoint.

Font yang digunakan dalam bagian isi adalah Cambria dengan ukuran 14 pt.

Gambar 1.3 Bagian Akhir

(33)

Bagian akhir dari modul ini berisi lampiran. Pada lampiran berisi gambar beserta link yang terdapat di dalam modul.

b. Aspek Pendahuluan

Pada aspek pendahuluan terdapat cara penggunaan buku bagi siswa dan ada panduan pendamping yang bisa dilihat oleh orang tua siswa saat mendapingi siswa belajar dalam menggunakan e-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia.

Gambar 1.4 Aspek Pendahuluan c. Aspek Pembelajaran

Dalam e-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia ini terdapat empat pembelajaran yaitu pembelajaran 1 berisi materi kalimat ungkapan, pembelajaran 2 berisi materi kalimat ajakan, pembelajaran 3 berisi materi kalimat perintah, dan pembelajaran 4 berisi materi kalimat penolakan.

(34)

Gambar 1.5 Aspek Pembelajaran d. Aspek Isi

Pada aspek isi ini berisi materi-materi yang ada di dalam e-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia.

Gambar 1.6 Aspek Isi e. Aspek Tugas/Evaluasi/Penilaian

Pada aspek ini terdapat tugas-tugas, evaluasi, serta pengayaan yang terdapat di dalam e-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia.

(35)

Gambar 1.7 Aspek Tugas/Evaluasi/Penilaian

(36)

16 BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan (1) kajian pustaka, (2) penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Modul Pembelajaran

2.1.1.1 Pengertian Modul Pembelajaran

Suatu modul pembelajaran merupakn suatu paket pengajaran yang di dalamnya memuat satu unit konsep dari bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha penyelenggaraan pengajaran individual yang dapat membantu siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih ke unit selanjutnya (Vembriarto, 1987:20).

Modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang sistematis dan terencana, dirancang untuk membantu para siswa secara individual dalam mencapai tujuan belajarnya. Ciri – ciri suatu modul adalah (1) modul merupakan suatu unit bahan belajar yang dirancang agar siswa dapat belajar secara mandiri, (2) modul merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun secara sistematis mengacu pada kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur, (3) modul memuat tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar, bahan materi dan kegiatan dan evaluasi pembelajaran, dan (4) modul biasanya digunakan sebagai bahan belajar mandiri pada untuk mengatasi kesulitan bagi siswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional tatap muka di kelas (Sukiman, 2012:131).

(37)

Dari uraian tersebut, peneliti berpendapat bahwa modul pembelajaran merupakan suatu unit bahan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan terencana yang sesuai dengan kompetensi dasar berisi materi ajar, tujuan pembelajaran, latihan-latihan, dan evaluasi pembelajaran.

2.1.1.2 Fungsi Modul Pembelajaran

Modul berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk belajar secara mandiri, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannyaa masing-masing. Fungsi modul tersebut menjelaskan bahwa modul dijadikan sebagai bahan ajar yang bersifat mandiri. Siswa dapat memiliki kemampuan masing-masing dalam mempelajari sebuah modul (Daryanto, 2013).

` Fungsi modulpembelajaran yaitu 1) adanya modul dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswasecara maksimal, 2) dengan adanya modul meningkatkan kreativitas seorang guru dalam menyiapkan alat dan bahan untuk pembelajaran, 3) dapat membantu mewujudkan prinsip maju secara tidak terbatas, dan 4) dapat membantu mewujudkan pembelajaran yang lebih berkonsentrasi (Cece Wijaya, dkk dalam Sukiman, 2012:133).

Dari uraian tersebut, peneliti berpendapat bahwa fungsi dari modul harus memiliki daya tarik untuk mencapai tujuanyang dapat menambah daya rangsang siswa terhadap materi-materi yang diajarkan, sehingga membantu siswa menjadi individual yang lebih mandiri dan dapat mewujudkan tujuan pembelajaran.

2.1.1.3 Komponen – Komponen Modul

Modul yang akan dikembangkan mengandung komponen sebagai berikut:

1) rumusan tujuan pembelajaran, berisi tujuan pembelajaran yang diharapkan setelah menggunakan modul, 2) petunjuk penggunaan modul, berisi penjelasan

(38)

cara menggunakan modul yang baik dan benar, 3) lembar kegiatan siswa, berisi materi ajar yang harus dikuasai oleh siswa. Materi ajar disusun secara sistematis agar dapat memudakhan siswa untuk memahaminya, 4) lembar kerja siswa, terdiri dari pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, 5) kunci lembar kerja siswa, memungkinkan siswa untuk dapat mengecek apakah jawabannya sudah tepat atau belum, 6) lembar evaluasi, lembar evaluasi ini menentukan tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan dalam modul, 7) kunci lembar evaluasi, untuk membantu siswa mencocokkan jawaban.

Suatu bahan ajar dapat dikatakan modul minimal jika memuat tujuan pembelajaran, materi belajar, dan evaluasi belajar (Daryanto, 2013). Komponen- komponen modul mencakup 1) pendahuluan, 2) kegiatan belajar, dan 3) daftar pustaka (Indrayanti dan Endang, 2010).

Dari uraian di atas, peneliti berpendapat bahwa modul dapat dikatakan modul jika memiliki komponen yang meliputi 1) pendahuluan, 2) kegiatan belajar yang mencakup materi, lembar kerja siswa, kunci jawaban, evaluasi, dan umpan balik.

2.1.2 E-modul (Elektronik modul)

2.1.2.1 Pengertian E-modul (Elektronik modul)

Elektronik modul merupakan bentuk modul secara digital dan dikemas dengan lebih interaktif. E-modul disebut juga sebagai media belajar secara mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri (Tim UNY, 2016). Modul elektronik merupakan bahan ajar mandiri yang sistematis dengan format elektronik yang di dalamnya memuat audio, animasi, dan navigasi

(39)

sehingga dapat membuat siswa lebih interaktif (Sugianto, 2013). Modul elektronik adalah bahan ajar mandiri yang sistematis dengan format elektronik yang di dalamnya memuat audio, animasi, dan navigasi sehingga dapat membuat siswa lebih interaktif (Sugianto, 2013). E-modul (elektronik modul) merupakan modul berbasis web yang dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa. Di dalam E- modul (elektronik modul) ini menyajikan materi ajar dengan dilengkapi gambar dan video, pertanyaan, evaluasi dan kuis yang disesuaikan kebutuhan dan karakteristik siswa. E-modul (elektronik modul) merupakan penunjang untuk pembelajaran mandiri (Ahmad & Wilujeng, 2018). E-modul (elektronik modul) merupakan versi elektronik dari modul yang sudah dicetak, e-modul dapat dibaca pada komputer dan dirancang dengan software yang diperlukan.

Dari uraian tersebut, peneliti berpendapat bahwa e-modul (elektronik modul) merupakan modul berbasis web yang dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa, di dalam e-modul (elektronik modul) ini menyajikan materi ajar dengan dilengkapi gambar dan video, disediakan ruang diskusi, pertanyaan dan kuis yang disesuaikan kebutuhan dan karakteristik siswa. E-modul (elektronik modul) juga mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri.

2.1.2.2 Karakteristik E-modul (Elektronik modul)

Sebuah modul harus memiliki karakteristik. Karakteristik e-modul diadopsi dari karakteristik modul cetak, hal tersebut dilakukan karena karakteristik modul cetak masih relevan jika diterapkan pada e-modul. Sebuah modul dapat dikatakan baik dan menarik apabila modul yang dikembangkan telah memenuhi karakteristik sebagai berikut (Kemendiknas, 2008).

(40)

1) Self instrucsional, melalui modul tersebut siswa mampu belajar secara mandiri, tidak bergantung kepada pihak lain.

2) Self contained, seluruh materi dalam pembelajaran berisi satu unit kompetensi dasar yang utuh dalam modul.

3) Stand Alone, modul yang dikembangkan tidak harus dengan media pembelajaran yang lain.

4) Adaptive, modul dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, serta fleksibel untuk digunakan.

5) User Friendly, bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, serta memberi kemudahan dalam pemakaian dalam merespon. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti oleh siswa serta menggunakan istilah- istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

Di dalam e-modul ini terdapat beberapa aspek yang menjadi penilaian sebuah e-modul yang dikembangkan dikatakan baik dan menarik, yaitu sebagai berikut:

1) Aspek fisik/tampilan, indikatornya yaitu kemenarikan desain, tampilan gambar, kesesuaianfont dan proporsi gambar, serta proposional sampul.

2) Aspek pendahuluan, indikatornya yaitu kejelasan cara dan langkah, kelengkapan komponen, dan ketepatan strategi.

3) Aspek pembelajaran, indikatornya yaitu kesesuaian materi, ketepatan materi, dan variasi informasi/kata.

4) Aspek isi, indikatornya yaitu keruntutan isi, cakupan isi, kejelasan contoh, faktualisasi dan aktualisasi, dan kemenarikan materi.

(41)

5) Aspek tugas/evaluasi/penialian, indikatornya yaitu tingkat kesulitan soal, kesesuaian dengan kompetensi dasar, kejelasan petunjuk soal, kejelasan evaluasi, dan keseimbangan jumlah soal.

2.1.2.3 Prinsip Pengembangan E-modul (elektronik modul)

Dalam mengembangkan e-modul terdapat beberapa prinsip. Berikut ini merupakan prinsip pengembangan e-modul (elektronik modul) yang digagas adalah: a) Diperkirakan e-modul menumbuhkan minat bagi siswa, b) Ditulis dan dibuat untuk siswa, c) Merumuskan tujuan pembelajaran, d) Dikemas dengan fleksibel, e) Disusun sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai siswa, f) Fokus pada memberi peluang bagi siswa dalam berlatih, g) Membantu kesulitan siswa dalam belajar, h) membutuhkan sistem navigasi yang cermat, i) menyediakan rangkuman, j) Bahasa yang digunakan semi formal yang komunikatif, dan interaktif, k) Dibuat untuk proses pembelajaran, l) Membutuhkan rencana pembelajaran (pendahuluan, penyajian, penutup), m) Adanya umpan balik, n) Menunjang self-assessment, o) menjelaskan cara penggunaan e-modul, p) Adanya petunjuk penggunaan dari awal sampai akhir (Laili, 2019).

Jadi, untuk mengembangkan sebuah e-modul perlu untuk memperhatikan prinsip-prinsip pengembangannya agar sebuah e-modul dapat tersusun dengan baik dan layak untuk digunakan di sekolah dasar.

2.1.2.4 Kelebihan E-modul (elektronik modul)

Sebuah e-modul memiliki kelebihan daripada modul cetak. Kelebihan E- modul (elektronik modul) yaitu sebagai berikut : (1) Mampu menumbuhkan motivasi bagi siswa. (2) Adanya evaluasi yang memungkinkan guru dan siswa

(42)

dapat mengetahui ketuntasan pembelajaran. (3) Bahan pelajaran dalam e-modul dapat dibagi agar lebih merata dalam satu semester. (4) Bahan belajar disusun sesuai dengan tingkatan akademik. (5) Dapat membuat modul lebih interaktif dan dinamis dibandingkan modul cetak yang lebih statis. (6) Dapat menggunakan video, animasi, dan audio untuk mengurangi unsur verbal modul cetak yang tinggi (Laili, 2019).

Jadi, kelebihan dari e-modul ini tidak hanya non cetak tetapi juga dapat menggunakan video maupun animasi di dalamnya. Sehingga dapat membantu siswa untuk lebih memahami pembelajaran secara mandiri.

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional dan bahasa Negara. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bagi bangsa Indonesia yang harus dikuasai oleh setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan dasar-dasar berbahasa yang baik sejak usia dini. Sekolah Dasar (SD) menjadi salah satu tonggak yang paling penting bagi keberlangsungan dan keberadaan Bahasa Indonesia, baik itu dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan (Muslich & Oka, 2010). Pembelajaran Bahasa Indonesia ditujukan agar siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas, 2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

(43)

berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan. Siswa dikatakan terampil berbahasa ketika menguasai kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak (PIBSI, 2012: 779). Dalam hal ini, guru sebagai pendidik dalam melaksanakan pembelajaran seharusnya menyadari bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ada penanaman nilai-nilai karakter terhadap siswa. Siswa akan tahu bahwa Bahasa Indonesia yang mereka gunakan mencerminkan nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia. Menggunakan Bahasa Indonesia akan dapat diketahui sifat, dan watak kita sebagai pemakainya. Untuk itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus menjaganya jangan sampai ciri dari kepribadian kita tidak mencerminkan nilai-nilai luhur sebagai identitas bangsa Indonesia (Muslich &

Oka, 2010).

Dari uraian tersebut, peneliti berpendapat bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang penting bagi pendidikan dasar.

Pembelajaran Bahasa Indonesia membantu siswa untuk menguasai kemampuannya terutama dalam membaca dan menulis serta dapat membantu siswa untuk membentuk cara berpikir kritis.

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: (1) siswa dapat menghargai dan banga menggunakan Bahasa Indonesia, (2) siswa memahami bentuk, makna, dan fungsi bahasa Indonesia serta menggunakannya dengan tepat (3) siswa memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa Indonesia, (4) siswa memiliki disiplin dalam berbahasa (berbicara dan menulis) maupun berpikir, (5) siswa mampu

(44)

menikmati dan memanfaatkan karya sastra, (6) siswa menghargai dan membanggakan karya sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intektual manusia Indonesia (BNSP, 2007). Tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar didasarkan pada empat aspek keterampilan berbahasa diantaranya yaitu:

mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Pendekatan komunikatif pada pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan mengkondisikan siswa agar mau berbicara, mendengar, membaca dan menulis secara bebas (Depdiknas, 2003).

2.1.4 Keterampilan Literasi

2.1.4.1 Pengertian Keterampilan Literasi

Literasi adalah mampu membaca dan menulis. Literasi diartikan juga sebagai melek huruf, keaksaraan dan terkait dengan keterampilan membaca dan menulis seseorang (Hapsari, 2016 : 26). Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu dengan cerdas (Kemendikbud, 2016). Kemampuan-kemampuan tersebut dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas. Aktivitas literasi meliputi membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Literasi merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa tulis yang diperlukan oleh masyarakat atau yang bernilai bagi individu (PIRLS dalam Amariana, 2012). Lebih luas dari definisi di atas, literasi mengandung pengertian kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis (Musthafa, 2014).

(45)

Literasi saat ini tidak hanya berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis teks saja (Iriantara, 2009: 5). Budaya literasi merupakan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan tingkat budaya literasi masyarakat mempunyai hubungan terhadap kualitas bangsa. Kebiasaan membaca seseorang sangat berpengaruh terhadap wawasan, mental, dan perilakunya.

Kebiasaan dapat dibina dan dikembangkan (Rahayu, 2016).

Dari uraian tersebut, peneliti berpendapat bahwa keterampilan literasi merupakan keterampilan membaca dan menulis selain itu keterampilan literasi adalah kemampuan penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa pada saat ini.

Dengan adanya keterampilan literasi dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan informasi dengan membaca dan menulis.

2.1.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Literasi

Faktor- faktor yang mempengaruhi keterampilan literasi yaitu kesiapan anak dalam mengikuti pembelajaran, kematangan usia, pendidikan orang tua, motivasi, minat, keadaan keluarga dan bimbingan belajar merupakan beberapa faktor yang sangat mempengaruhi membaca dan menulis anak (literasi).

Disamping itu terdapat pula faktor keturunan. Seperti pendidikan orang tua, ada anak yang pintar dalam hal membaca menulis tetapi pendidikan orang tuanya hanya sampai sekolah menengah saja (Saputri, dkk., 2017).

Faktor - faktor lain yang dapat mempengaruhi keterampilan literasi adalah faktor intelegensi, jenis kelamin, kondisi fisik, kesehatan fisik, perkembangan motorik, lingkungan, perbedaan status sosial dan keluarga, termasuk di dalamnya adalah keterlibatan orangtua (Amariana, 2012). Keterlibatan orangtua memiliki peran yang besar dalam mengembangkan kemampuan bahasa dan literasi anak.

(46)

Reese menjelaskan lebih lanjut bahwa terdapat tiga hal yang dapat dilakukan orangtua dalam meningkatkan bahasa dan keterampilan literasi anak usia dini:

pertama, orangtua membaca dengan anak; kedua, orangtua melakukan interaksi dengan anak; dan yang ketiga, orangtua-anak melakukan aktivitas menulis bersama. Ketiganya merupakan cara yang efektif dalam mengembangkan kemampuan bahasa dan literasi anak pada usia dini (Reese, dkk. dalam Amariana, 2012).

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan literasi siswa merupakan hasil dari proses yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Tinggi rendahnya keterampilan literasi siswa sangat dipengaruhi faktor-faktor tersebut.

2.1.4.3 Indikator Keterampilan Literasi

Ada enam indikator keterampilan literasi menurut NICHD (National Institute of Child Health and Human Development) (NICHD, melalui Ghoting et al., 2006:125-130) yaitu : 1) print motivation, anak yang belajar dari orang tua yang memiliki kesenangan pada membaca akan termotivasi untuk belajar lebih keras lagi dalam membaca, 2) phonological awareness, merupakan kemampuan untuk mendengar dan bermain dengan suara dari kata yang sederhana, 3) vocabulary, pemahaman seseorang saat membaca tergantung pada kemampuan individu terkait dalam mengetahui berbagai arti dari setiap kata yang ada, 4) narrative skills, adalah kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dan menceritakan kembali kejadian yang dialami, 5) print awareness, adalah kemampuan memperhatikan atau menandai kata tercetak yang ada di lingkungannya, mengetahui bagaimana memegang buku dan memahami bagaimana

(47)

memparodikan kegiatan membaca, dan 6) letter knowledge, adalah kemampuan untuk mengetahui bahwa huruf satu dengan huruf yang lain itu berbeda-beda, beberapa huruf terlihat sama dan setiap huruf memiliki nama serta berkaitan dengan suara tertentu.

Ada beberapa indikator keterampilan literasi menurut Suryono (2017), yaitu: 1) intensitas pemanfaatan dan penerapan literasi dalam kegiatan pembelajaran, 2) jumlah dan variasi bahan bacaan, 3) frekuensi peminjaman buku bacaan di perpustakaan, dan 4) jumlah kegiatan sekolah yang berkaitan dengan literasi baca tulis.

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan indikator keterampilan literasi berdasarkan pendapat Suryono sebagai indikator keterampilan literasi untuk tujuan penelitian.

2.1.5 Berpikir Kritis

2.1.5.1 Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis (critical thinking) adalah proses pikiran dalam menyerap pengetahuan untuk menganalis dan mengevaluasi informasi secara cerdas (Yani &

Ruhimat, 2018: 47). Berpikir kritis adalah salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS) sehingga kecakapan berpikir kritis (critical thinking skills) dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan seseorang dalam menganalisi gagasan dengan menggunakan penalaran secara logis (Sajidan, dkk., 2018: 14). Berpikir kritis adalah proses berpikir menggunakan nalar yang disertai dengan pengambilan keputusan atau pemecahan masalah. Dengan demikian berpikir kritis adalah kemampuan seseorang menggunakan penalaran

(48)

logis untuk menganalisis suatu gagasan dan mengevaluasi informasi secara cerdas yang diikuti dengan pengambilan keputusan atau pemecahan masalah (Zubaidah, 2010).

Berpikir kritis adalah kemampuan belajar yang harus diajarkan pada siswa karena kemampuan ini sangat diperlukan dalam kehidupan (Sehaferan dalam Ejin, 2016: 66). Berpikir kritis siswa merupakan salah satu kecakapan yang perlu dilatih sejak sekolah dasar untuk memberikan bekal yang baik bagi kehidupan siswa. Ada lima kerangka berpikir kritis dalam menganalisis konsep, yaitu: 1) memberikan penjelasan yang sederhana (elementary clarification), 2) membangun atau membentuk keterampilan dasar (basic support), 3) menyimpulkan (inference), dan 4) membuat penjelasan lebih lanjut (anvanced clarification), serta 5) mampu menerapkan strategi dan taktik (strategies and tactics) (Ennis, 1985).

Dari uraian tersebut, peneliti berpendapat bahwa berpikir kritis ialah sebuah proses berpikir dengan tujuan untuk membuat keputusan secara rasional untuk memutuskan suatu perkara atau masalah.

2.1.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kritis

Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa yaitu meliputi kondisi fisik, motivasi, kecemasan, kebiasaan, perkembangan intelektual, konsistensi, perasaan, dan pengalaman. Faktor tersebut dapat memberikan dukungan positif ataupun menurunkan kemampuan berpikir kritis (Rubenfeld & Scheffer, 2007; Maryam, Setiawati, & Ekasari, 2007). Faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa yaitu ada faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal (faktor dari luar) menurut Egok (2016), meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tidak dapat

(49)

dipungkiri bahwa lingkungan eksternal ikut mempengaruhi kemampuan berpikir kritis. Selain faktor eksternal, ada beberapa faktor internal yang juga ikut mempengaruhi kemampuan berpikir kritis. Faktor internal yang dapat menurunkan atau meingkatkan kemampuan berpikir kritis diantaranya kondisi fisik, keyakinan diri atau motivasi, kecemasan dan perkembangan intelektual atau kecerdasan (Faiz, 2012).

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa berpikir kritis siswa merupakan hasil dari proses yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Tinggi rendahnya cara berpikir kritis siswa sangat dipengaruhi faktor-faktor tersebut.

2.1.5.3 Indikator Berpikir Kritis

Indikator keterampilan literasi diklasifikasikan menjadi lima menurut Ennis (2011, 46) yaitu: 1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawa pertanyaan; 2) membangun keterampilan dasar (basic support), meliputi: mempertimbangkan kualitas sumber dan melakukan pertimbangan observasi; 3) penarikan kesimpulan (inference), meliputi:menyusun dan mempertimbangkan deduksi dan induksi, menyusun keputusan dan mempertimbangkan hasil; 4) memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), meliputi: mempertimbangkan definisi dan mengidentifikasi istilah;

5) mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics), meliputi: menentukan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Pendapat lain menurut Kuswana (2012: 198), beliau menyampaikan kemampuan dalam menjelaskan, menilai dasar keputusan, menduga, dan membuat pengandaian dan menginterpretasikan kemampuan harus dimiliki oleh

(50)

pemikir kritis. Keempat aspek tersebut telah dirangkum yaitu, (1) mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan, (2) menganalisis argumen, (3) bertanya dan menjawab pertanyaan, (4) mengidentifikasi keputusan dan menangani sesuai alasan, (5) mengamati dan menilai laporan observasi, (6) menyimpulkan dan menilai keputusan, (7) mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidakpastian dan keraguan, (8) menggabungkan kemampuan lain dan mengatur dalam membuat dan mempertahankan keputusan.

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan indikator berpikir kritis berdasarkan pendapat Ennis sebagai indikator berpikir kritis untuk tujuan penelitian.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian “Pengembangan E-modul (elektronik modul) Bahasa Indonesia Materi Ragam Kalimat Tema 1 untuk Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Berpikir Kritis Siswa Kelas II” ini tidak terlepas atau mengacu dari penelitian yang sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

Kuncahyono (2018) meneliti pengembangan e-modul (modul digital) dalam pembelajaran tematik di sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar praktis e-modul dalam pembelajaran tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-modul praktis digunakan dalam pembelajaran dengan skor 86,5%, tingkat penerimaan kemandirian e-modul dengan siswa mencapai kriteria yang memenuhi syarat ditunjukkan oleh materi dukungan terintegrasi dengan link internet pembelajaran berbasis web.

(51)

Hijria (2018) meneliti pengembangan buku ajar bahasa indonesia dengan model circ untuk meningkatkan keterampilan literasi berbahasa siswa kelas v sd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan prosespengembangan buku ajar Bahasa Indonesia dengan model CIRC untuk meningkatkan keterampilan literasi berbahasa siswa kelass V SD, (2) mendeskripsikan kualitas buku ajar Bahasa Indonesia dengan model CIRC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh hasil persentase kelayakan materi 90,62%, kelayakan penyajian 92,5%, kelayakan kebahasaan 100%, dan kelayakan kegrafikaan 86,36%.

Simanjuntak (2019) meneliti meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah siswa melalui pembelajaran berbasis masalah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah pada siswa.

Isnia (2020) meneliti pengembangan e-modul tema 6 subtema 1 berbasis inkuiri untuk siswa kelas III sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan, kepraktisan, dan keefektifan pengembangan e-modul tema 6 subtema 1 berbasis inkuiri untuk siswa kelas III SD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh hasil uji kelayakan rata-rata persentase sebesar 94,16% dari dosen ahli bahan ajar 82,36% dari dosen ahli materi. Uji kepraktisan diperoleh 92,75% dari guru dan 84,79% dari siswa. Uji keefektifan diperoleh rata- rata nilai 81.

(52)

Fadilla (2020) meneliti pengembangan e-modul berbasis nilai karakter kerjasama materi interaksi sosial kelas V di SDN Sukun 1 Kota Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar yaitu e-modul sebagai penunjang proses pembelajaran IPS terutama saat masa darurat penyebaran corona virus disease. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa e-modul oleh ahli layak digunakan dengan kriteria kelayakan 83,55% dengan kategori sangat layak.

Atmaji (2018) meneliti pengembangan e-modul berbasis literasi sains materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan dan e-modul berbasis literasi sains.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa e-modul berbasis literasi sains sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

Kuncahyono (2018)

“Pengembangan E- modul (Modul Digital) dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah

Dasar”

Hijria (2018)

“Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia dengan Model CIRC

untuk Meningkatkan Keterampilan Lietrasi Berbahasa Siswa Kelas

V SD”

Simanjuntak (2019)

“Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah

siswa melalui pembelajaran berbasis

masalah”

“Pengembangan E-modul (Elektronik Modul) Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Berpikir Kritis Siswa Kelas II SD”

Isnia (2020)

“Pengembangan E- modul Tema 6 Subtema 1 Berbasis Inkuiri untuk Siswa Kelas III Sekolah

Dasar”

Fadilla (2020)

“Pengembangan E-modul Berbasis Nilai Karakter Kerjasama Materi Interaksi

Sosial Kelas V di SDN Sukun 1 Kota Malang”

Atmaji (2018)

“Pengembangan E- modul Berbasis Literasi

Sains Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia Kelas V SD”

Gambar

Gambar 1.2 Bagian Isi
Gambar 1.4 Aspek Pendahuluan  c.  Aspek Pembelajaran
Gambar 1.5 Aspek Pembelajaran  d.  Aspek Isi
Gambar 1.7 Aspek Tugas/Evaluasi/Penilaian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini membahas analisis return dan resiko saham–saham syariah yang selalu masuk dalam JII pasca krisis global 2008 (Januari 2009 – 30 Desember 2010), alat analisis

Kelahiran dengan operasi lebih mungkin untuk kelahiran anak pertama, ukuran bayi yang besar, ibu yang berusia lanjut, atau ibu yang pernah menjalani operasi caesar, Oleh

Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggungjawab kepada warganya serta

Analisis ini dilakukan bertujuan untuk melihat penurunan intensitas serta kualitas file image terhadap file pesan yang akan disisipkan ke dalamnya, jika menggunakan 2 bit

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Wahyu Purnama 2014 Universitas

Gambaran umum indikator pembuatan keputusan karir Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012 memiliki hasil: (1) pemahaman diri terhadap kekuatan dan

norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial (masyarakat) dan. menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang untuk memperbaiki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit sukun (Artocarpus communis Forst) terhadap pemberian media penahan air yaitu spons. Penelitian ini menggunakan