• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi. kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi. kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil kinerja"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi berasal dari bahasa inggris yaitu “to account” yang artinya menghitung atau mempertanggungjawabkan sesuatu yang ada kaitannya dengan pengelolaan bidang keuangan dari suatu perusahaan kepada pemiliknya atas kepercayaan yang telah diberikan kepada pengelola tersebut untuk menjalankan kegiatan perusahaan. V.Wiratna Sujarweni (2016:10)

“Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan”. Hery (2013:12)

Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe : akuntansi keuangan dan manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri yang terpisah dari dua tipe akuntansi tersebut diatas, namun merupakan bagian dari keduanya. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan untuk aktivitas- aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Pengumpulan, presentasi, dan analisis dari informasi mengenai biaya dan keuntungan membantu manajemen dalam membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk operasi dalam kondisi-kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksi sebelumnya. Ony Widilestariningtyas (2012:2).

“Akuntansi biaya adalah proses pengukuran, penganalisisan, perhitungan, dan pelaporan biaya, profitabilitas, dan kinerja operasi untuk kepentingan internal perusahaan”. Arief Suadi (2013:25)

(2)

Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak dan sebagainya. Ciri utama yang membedakan akuntansi biaya dengan akuntansi yang lain adalah kajian datanya. Akuntansi mengkaji data biaya untuk digolongkan, dicatat, dianalisis dan dilaporkan dalam laporan informasi akuntansi.

Sofia Prima Dewi (2015:20)

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya

Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok : penentuan kos produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus.

Untuk memenuhi tujuan penentuan kos produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa lalu atau biaya historis

Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Akuntansi biaya kemudian melakukakan analisis terhadap penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya seharusnya dan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut. Dari analisis penyimpangan dan penyebabnya tersebut manajemen akan dapat mempertimbangkan tindakan koreksi, jika hal ini perlu dilakukan.

Dari analisis ini juga manajemen puncak akan dapat mengadakan penilaian prestasi para manajer di bawahnya

Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang.

Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang. Akuntansi Biaya untuk pengambilan keputusan khusus menyajikan biaya masa yang akan datang (future cost). Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. Mulyadi (2016:7-8)

2. Pengertian Biaya

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ony Widilestariningtyas (2012:10)

(3)

“Biaya adalah kos barang atau jasa yang telah memberikan manfaat yang digunakan untuk memperoleh pendapatan”. Arief Suadi (2013:25)

a. Kegunaan Informasi Biaya

Tanpa informasi biaya, manajemen tidak memiliki ukuran apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah daripada nilai keluarannya, sehingga tidak memiliki informasi apakah kegiatan usahanya menghasilkan laba atau sisa hasil usaha yang sangat diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan eksistensi perusahaannya.

Begitu juga tanpa informasi biaya, manajemen tidak memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber ekonomi yang dikorbankan dalam menghasilkan sumber ekonomi yang lain.

Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan alokasi berbagai sumber ekonomi untuk menjamin dihasilkannya keluaran yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai masukan yang dikorbankan.

b. Struktur organisasi dan proses produksi suatu perusahaan manufaktur

Akuntansi biaya yang akan dibahas adalah akuntansi biaya yang diterapkan dalam perusahaan manufaktur. Kenyataannya akuntansi biaya tidak terbatas penerapannya dalam perusahaan- perusahaan manufaktur saja, melainkan dapat juga diterapkan dalam perusahaan perbankan, perhotelan, penerbangan, dan perusahaan jasa yang lain. Umumnya akuntansi biaya yang diterapkan dalam perusahaan manufaktur lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang diterapkan dalam perusahaan jasa.

Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Oleh karena itu, dua fungsi pokok yang biasanya terdapat dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi pokok produksi dan fungsi pemasaran. Fungsi produksi bertugas untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi, sedangkan fungsi pemasaran bertugas memasarkan produk tersebut. Untuk mengkoordinasi kedua fungsi pokok tersebut, dibentuk fungsi yang ketiga, yang biasa disebut fungsi administrasi dan umum.

c. Proses produksi

Dalam menghitung biaya produksi, akuntansi biaya harus mengikuti proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

Setiap tahap pengolahan bahan baku memerlukan pengorbanan

(4)

ekonomi, sehingga akuntansi biaya menggunakan untuk mencatat setiap sumber ekonomi yang dikorbankan dalam setiap tahap pengolahan, untuk menghasilkan informasi biaya produksi yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk. Mulyadi (2016:10-12)

d. Cara penggolongan biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal dengan konsep “different costs for different purpose”

Biaya dapat digolongkan menurut:

1) Objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”

2) Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan ada tiga fungsi pokok yaitu

a) Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

b) Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk

c) Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk

3) Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

a) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

b) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs)

4) Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

a) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan

(5)

b) Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan

c) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu

d) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu

5) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya a) Pengeluaran modal (capital ex penditures) adalah biaya

yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah salah satu kalender). pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi

b) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Ony Widilestariningtyas (2012:12)

Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba.

e. Klasifikasi biaya

Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini:

1) Produk

2) Volume produksi

3) Departemen, proses, pusat biaya, atau subdivisi lain dari manufaktur

4) Periode akuntansi

5) Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi. Ony Widilestariningtyas (2012:2)

f. Objek Biaya

Suatu objek biaya (cost objek) atau tujuan biaya (cost objective) didefinisikan sebagai suatu item atau aktivitas dimana biaya akan diakumulasikan dan dihitung. Berikut merupakan item-item dan aktivitas yang dapat menjadi objek biaya:

(6)

1) Produk

2) Batch dari unit-unit sejenis 3) Pesanan pelanggan

4) Lini produk 5) Proses

6) Departemen/divisi 7) Kontrak/proyek 8) Tujuan strategis

Biaya (cost) tidak sama dengan beban (expense). Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu di masa depan. Beban adalah biaya yang telah digunakan untuk memperoleh pendapatan. Sofia Prima Dewi (2015:57)

3. Unsur-unsur Biaya Produksi

Ada tiga unsur utama dalam biaya suatu produk, yaitu a. Biaya bahan baku

Bahan baku adalah bahan yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi. Bahan penolong adalah bahan yang tidak dapat diidentifikasikan ke produk jadi atau bahan yang nilainya relative tidak signifikan dibandingkan dengan nilai produk jadi. Biaya bahan baku adalah besarnya nilai bahan baku yang digunakan ke dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi. Arief Suadi (2013:71)

Bahan baku adalah bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi merupakan pertimbangan utama dalam mengklasifikasikan biaya sebagai bahan baku. Ony Widilestariningtyas (2012:89)

“Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis”. Sofia Prima Dewi (2015:91)

Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan elemen harga pokok bahan

(7)

baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli yang tercantum dalam faktur dari penjual ditambah biaya angkutan, biaya-biaya pembelian lain serta biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.

Pencatatan persediaan bahan baku dapat dilakukan dengan metode mutasi persediaan atau metode pesediaan fisik. Sisa bahan merupakan bahan baku yang rusak dalam proses produksi, sehingga tidak dapat menjadi bagian produk jadi. Jika sisa bahan tidak mempunyai nilai jual, akibat yang ditimbulkan adalah harga pokok per satuan produk jadi lebih tinggi. Jika sisa bahan masih mempunyai nilai jual, masalah yang timbul adalah bagaimana memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut, sebagai pengurang biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, atau sebagai penghasilan diluar usaha.

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. Masalah akuntansi yang timbul dari adanya produk rusak adalah bagaimana memperlakukan kerugian yang timbul dari adanya produk rusak tersebut. Kerugian adanya produk rusak dapat dibebankan kepada pesanan yang menghasilkannya atau diperhitungkan sebagai elemen biaya overhead pabrik.

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan, namun dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik. Masalah akuntansi yang timbul dari adanya produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya pengerjaan kembali produk cacat tersebut.

Biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan kepada pesanan yang menghasilkan produk cacat tersebut atau diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik. Mulyadi (2016:281-306) b. Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Di pabrik yang sangat terotomatisasi, dua masalah sering muncul ketika usaha untuk mengidentifikasi tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah dilakukan.

Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (buruh)

(8)

yang terlibat secara langsung dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Sofia prima dewi (2015:101)

1) Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja

Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan

Berikut ini diberikan beberapa contoh biaya tenaga kerja yang termasuk dalam tiga golongan:

(1) Biaya tenaga kerja produksi:

Gaji karyawan pabrik, Biaya kesejahteraan karywan pabrik, upah lembur karyawan pabrik, upah mandor pabrik, gaji manajer pabrik

(2) Biaya tenaga kerja pemasaran:

Upah karyawan pemasaran, Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran, biaya komisi pramuniaga, gaji manajer pemasaran

(3) Biaya tenaga kerja administrasi dan umum:

Gaji karyawan bagian akuntansi, gaji karyawan personalia, gaji karyawan sekretariat, biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi, biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia, biaya kesejahteraan karyawan sekretariat.

b) Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan

Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja di departemen-departemen nonproduksi di golongkan pula menurut departemen yang menjadi tempat kerja mereka c) Penggolongan menurut jenis pekerjaannya.

Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya.

d) Penggolongan menurut hubungannya dengan produk Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk disebut tenaga kerja tak langsung. Upah tenaga kerja tak

(9)

langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung dan merupakan unsur biaya overhead pabrik. Upah tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka. Ony Widilestariningtyas (2012:130) c. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik juga disebut biaya overhead manufaktur, biaya manufaktur, atau biaya pabrik – terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Biaya overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku dan tenaga kerja langsung.

1) Penggolongan biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan:

a) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:

(1) Biaya bahan penolong

Bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relative kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.

(2) Biaya reparasi dan pemeliharaan

Biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen,perumahan,bangunan pabrik,mesin- mesin dan equipment, kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.

(3) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu

(4) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap

Biaya yang termasuk dalam kelompok diantara lain biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan equipment, perkakas laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan pabrik (5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

Biaya yang termasuk dalam kelompok antara lain adalah biaya asuransi gedung dan emplasemen,

(10)

asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-run

(6) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai

Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.

b) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

Biaya overhead pabrik dibagi menjadi tiga golongan (1) biaya overhead pabrik tetap

(2) biaya overhead pabrik variabel (3) biaya overhead pabrik semivariabel

c) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen. Ony Widilestariningtyas (2012:98)

4. Depresiasi Aktiva Tetap

Depresiasi aktiva tetap adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut PSAK No 17, depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

a. Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai (wear and tear) , aus karena umur (deterioration and decay) dan kerusakan-kerusakan.

2) Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dan karena adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.

b. Faktor-faktor dalam menentukan biaya depresiasi

Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap periode. Faktor-faktor itu ialah

(11)

1) Harga Perolehan

Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan.

2) Nilai sisa (residu)

Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya.

3) Taksiran Umur

Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan- kebijakan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur (masa manfaat) aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.

c. Metode perhitungan depresiasi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik. Untuk dapat memilih salah satu metode hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Metode-metode itu ialah

1) Metode garis lurus (Straight Line Method)

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian- penyesuaian).

Perhitungan depresiasi dengan garis lurus ini didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut:

a) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional setiap periode.

b) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relative tetap.

c) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu.

d) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relative tetap.

Dengan adanya anggapan-anggapan seperti diatas, metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi gedung, mebel, dan alat-alat kantor. Biaya depresiasi yang dihitung dengan cara ini jumlahnya setiap periode tetap, tidak menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut.

(12)

Depresiasi = Harga perolehan – Nilai residu ……….…(1) Taksiran umur kegunaan

2) Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) disbanding dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa.

Beban depresiasi periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

Depresiasi per jam = Harga perolehan – Nilai residu……(2) Taksiran jam jasa

3) Metode hasil produksi (Productive Output Method)

Dalam metode ini unsur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi tiap periode akan berfluaktuasi sesuai dengan fluaktuasi dalam hasil produksi.

Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.

Depresiasi per unit = Harga perolehan – Nilai residu …(3) Taksiran hasil produksi (unit)

4) Metode beban berkurang (reducing charge method)

Dalam metode ini beban depresiasi tahun-tahun pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya.

Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reparasi dan pemeliharaannya. Biasanya aktiva yang baru akan memerlukan reparasi dan pemeliharaan yang lebih sedikit disbanding dengan aktiva yang lama. Jika dipakai metode ini maka diharapkan jumlah beban depresiasi dan biaya reparasi

& pemeliharaan dari tahun ke tahun akan relatif stabil, karena jika depresiasinya besar maka biaya reparasi dan pemeliharaannya kecil (dalam tahun pertama), dan sebaliknya dalam tahun terakhir, beban depresiasi kecil sedangkan biaya reparasi dan pemeliharaannya besar. Zaki Baridwan (2014: 305-312)

(13)

5. Harga Pokok Produk

“Harga pokok produk adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan”. Mulyadi(2016:10)

Harga Pokok Produk = Total biaya produksi ……….(4) Hasil produksi (biji)

Harga pokok produk adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan. Semua biaya ini adalah biaya persediaan. Biaya persediaan yaitu semua biaya produk yang dianggap sebagai aktiva dalam neraca ketika terjadi dan selanjutnya menjadi harga pokok penjualan ketika produk itu dijual. Harga pokok penjualan mencakup semua biaya produksi yang terjadi untuk membuat barang yang terjual.

Sofia Prima Dewi (2015:47)

a. Manfaat Informasi Harga Pokok Produk

Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yg dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk:

1) Menentukan harga jual produk 2) Memantau realisasi biaya produksi 3) Menghitung laba atau rugi periodik

4) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Mulyadi (2016:80)

6. Metode Pengumpulan Biaya Produksi/Harga Pokok Produk a. Metode Harga Pokok Pesanan

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah.

Suatu pesanan adalah unit dari suatu produk yang dapat secara mudah dibedakan dari unit lainnya. Hal ini berbeda dari sistem perhitungan biaya berdasarkan proses dimana biaya produksi diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan. Dalam rangka menghitung biaya berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah karena ada perbedaan penting dalam biaya per

(14)

unit suatu pesanan dengan pesanan lain. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat diterapkan untuk pekerjaan berdasarkan pesanan pabrik, bengkel dan tempat reparasi, pekerjaan kontruksi dan percetakan dan pekerjaan di bidang jasa seperti firma medis, hukum, arsitek, akuntansi dan konsultasi.

1) Karakteristik biaya berdasarkan pesanan adalah:

a) Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan, sehingga bentuk barang/produk tergantung pada spesifikasi pesanan. Proses produksinya terputus-putus, tergantung ada tidaknya pesanan yang diterima.

b) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total biaya produksi dihitung pada saat pesanan selesai Biaya per unit adalah dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang dipesan.

c) Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu harga pokok pesanan yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya yang memuat informasi umum seperti nama pemesan, jumlah dipesan, tanggal pesanan dan tanggal diselesaikan, informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka.

d) Penentuan harga pokok per unit produk dilakukan setelah produk pesanan yang bersangkutan selesai dikerjakan dengan cara membagi harga pokok produk pesanan dengan jumlah unit produk yang diselesaikan. Sofia Prima Dewi (2015:60)

2) Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.

Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan berikutnya.

b) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesanan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain

c) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang. Ony Widilestariningtyas (2012:22)

b. Metode harga pokok proses

Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi departemen dan setiap departemen melakukan suatu operasi

(15)

tertentu untuk menyelesaikan suatu produk, sehingga nantinya ada transfer pembebanan proses produksi ke beberapa unit departemen hingga proses produk selesai. Kriteria utama untuk menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah identifikasi atas suatu unit bisnis yang memproduksi hanya satu jenis produk setiap kalinya. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses membutuhkan pencatatan yang lebih sedikit dan pencatatan yang lebih sedikit berarti lebih murah untuk dioperasikan sehingga sistem ini lebih unggul daripada sistem sebelumnya, yaitu sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan saat produk dihasilkan dalam kondisi kontinu atau metode produksi missal dimana produk-produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lain bersifat homogeny. Mulyadi (2016:17)

1) Karakteristik biaya berdasarkan proses adalah:

a) Proses produksi bersifat terus menerus dan produk yang dihasilkan bersifat standar.

b) Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam setiap departemen produksi yang dilalui untuk jangka waktu tertentu (umumnya satu bulan).

c) Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai dibagi dengan unit produk selesai dalam periode tersebut.

d) Produk yang belum selesai pada akhir periode dicatat ke dalam rekening persediaan barang dalam proses.

e) Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi untuk setiap departemen yang berisi informasi mengenai skedul kuantitas (laporan produksi), skedul biaya (pembebanan biaya), skedul alokasi biaya (perhitungan biaya) yang menyangkut pertanggungjawaban biaya yang telah dikeluarkan dan dibebankan pada persediaan barang jadi dan persediaan barang dalam proses.

f) Pada umumnya barang jadi departemen satu menjadi bahan baku departemen berikutnya sampai produk selesai. Sofia Prima Dewi (2015:40).

Menurut Mulyadi “metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa”. Mulyadi (2016:21)

(16)

2) Karakteristik produksinya adalah sbb:

a) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar b) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama c) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya

perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

3) Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan

Untuk memahami karakteristik metode harga pokok proses, berikut ini disajikan perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan. Perbedaan diantara dua metode terletak pada:

a) Pengumpulan biaya produksi

b) Perhitungan harga pokok produksi per satuan c) Penggolongan biaya produksi

d) Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik. Sofia Prima Dewi (2015:62-64)

Menurut Arief Suadi untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan dan menghitung biaya baik secara total maupun per unit menurut masing-masing departemen digunakan formulir laporan biaya produksi. Laporan biaya produksi adalah media untuk menyajikan informasi mengenai jumlah biaya yang harus dipertanggung jawabkan oleh sebuah departemen dan pertanggungjawabannya. Arief Suadi (2013:55)

Tabel 2

Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan

Unsur Biaya Produksi

Total Biaya

Unit Ekuivalen

Biaya produksi per

Satuan

(1) (2) (3) (2) : (3)

Bahan Baku Rp. xxx Xxx Rp. xxx

Bahan Penolong Rp. xxx Xxx Rp. xxx

Tenaga Kerja Rp. xxx Xxx Rp. xxx

Overhead pabrik Rp. xxx Xxx Rp. xxx

Total Rp. xxx Xxx Rp. xxx

Sumber: Mulyadi (2016:70)

(17)

Tabel 3

Laporan Biaya Produksi

Sumber: Mulyadi (2016:71) 7. Jurnal Pencatatan biaya produksi

Berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan biaya produksi, biaya produksi yang terjadi dalam bulan Desember, dicatat dengan jurnal berikut:

a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xx

Persediaan bahan baku Rp xx

Data Produksi:

Dimasukkan dalam proses xxx

Produk jadi yang ditransfer ke gudang xxx

Produk dalam proses akhir xxx +

Jumlah produk yang dihasilkan xxx

Biaya yang dibebankan dalam bulan desember Total Per biji Biaya Bahan Baku Rp xx Rp xx Biaya Bahan Penolong Rp xx Rp xx Biaya Tenaga Kerja Rp xx Rp xx Biaya Overhead Pabrik Rp xx + Rp xx +

Jumlah Rp xx Rp xx

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang xx

Kg @ Rp xx Rp xx

Harga Pokok produk dalam proses akhir

Biaya Bahan Baku Rp xx

Biaya Bahan Penolong Rp xx Biaya Tenaga Kerja Rp xx Biaya Overhead Pabrik Rp xx

Jumlah harga pokok dalam proses Rp xx +

Jumlah Produksi yang dibebankan dalam bulan Desember Rp xx

(18)

b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong

Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xx

Persediaan bahan penolong Rp xx

c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Barang daam proses – biaya tenaga kerja Rp xx

Gaji dan Upah Rp xx

d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xx

Berbagai rekening yang dikredit Rp xx

e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang

Persediaan produk jadi Rp xx

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xx Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xx Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xx Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xx f. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam

proses yang belum selesai diolah pada akhir

Persediaan produk dalam proses Rp xx

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xx Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xx Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xx Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xx Mulyadi (2016:70)

(19)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu merupakan referensi bagi penulis untuk melakukan penelitian ini. Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan referensi tidak terlepas dari topik penelitian yaitu mengenai Harga Pokok Produk. Berikut ini adalah tabel dari hasil penelitian terdahulu :

Tabel 4

Hasil Penelitian Terdahulu Identitas

Peneliti Aspek

Sholehah A03140054 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 2017

Didik Maulana A03140011 Jurusan Akuntansi Politekni Negeri Banjarmasin 1. Judul Perhitungan harga pokok

produk per biji gorong- gorong dengan

menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin

Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Paving Dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada UD Beton Jaya Banjarbaru 2. Institusi

Perusahaan yang diteliti

CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin

UD Beton Jaya Banjarbaru

3. Permasalahan Bagaimana perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya yang seharusnya?

Bagaimana penggolongan biaya produksi dan

perhitungan harga pokok produk yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya

(20)

Lanjutan 4. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran yang jelas

mengenai perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin yang sesuai dengan

akuntansi biaya yang seharusnya

Untuk mengetahui

bagaimana penggolongan biaya dan perhitungan harga pokok produk Paving pada UD Beton Jaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.

5. Metode Penelitian

Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses

Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses

6. Hasil Penelitian

Pembebanan yang dilakukan CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin masih kurang tepat karena adanya temuan biaya non produksi yang diperhitungkan ke dalam biaya produksi.

UD Beton Jaya Banjarbaru masih kurang tepat dalam melakukan

perhitungan harga pokok produk per satuan, karena tidak menggolongkan biaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.

Seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Sumber diolah : (Sholehah,2017), (Didik Maulana,2017)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis, dilakukan secara bivariat untuk mengetahui hubungan antar variable dengan menggunakan tabulasi silang 2x2

Dalam penelitian ini, data sekunder yaitu data literatur dari Hypermart, perpustakaan STIE MDP, internet, jurnal-jurnal mengenai Point Of Purchase dengan variabel

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia – Nya, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

Dengan adanya proses produksi yang memenuhi standar TGA yang ketat, penggunaan kapasitas produksi dapat ditingkatkan dan produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas

Dapat dilihat dari hasil gelombang saat pengujian saat transformator di beri beban resistif dan di beri beban induktif bahwa, nilai arus inrush yang muncul

Dari pembahasan yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa variabel bebas, yaitu penghargaan atau penghargaan yang diberikan oleh perusahaan

Gelatin sebesar 512,233 mg dan gliserin sebesar 687,767 mg (32:43) merupakan kombinasi optimal untuk menghasilkan sediaan chewable lozenges dengan sifat fisik yang baik

Produksi bersih merupakan sebuah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif atau pencegahan dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada