• Tidak ada hasil yang ditemukan

VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI PADA KELUARGA BERENCANA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI PADA KELUARGA BERENCANA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI PADA KELUARGA

BERENCANA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Disusun sebagai satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Oleh:

ATIKA PUSPITA SARI C100140155

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

(2)
(3)
(4)
(5)

1

VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI PADA KELUARGA BERENCANA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan vasektomi dan tubektomi dalam pandangan hukum Islam (2) dapat mendeskripsikan pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan Keluarga Berencana (3) mengetahui Upaya MUI untuk menangani pelaksanaan vasektomi dan tubektomi dalam pandangan hukum Islam. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan normative empiris. Data yang diperoleh melalui penelitian di sekitar Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan wawancara.Teknis analisis data penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian:(1) melakukan operasi Vasektomi dan Tubektomi dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia diperbolehkan namun dengan syarat, pada prinsipnya yang diperbolehkan dalam Islam itu adalah mengatur jarak keturunan (2) solusi untuk Vasektomi dan Tubektomi adalah (a) sebaiknya penyuluhan keluarga berencana di ikuti oleh seluruh masyarakat agar semua masyarakat dapat paham (b) sebelum melakukan tindakan vasektomi dan tubektomi, diharapkan perlu mempertimbangkan manfaat dan mudharatnya dan persetujuan oleh suami/istri serta keluarga.

Kata Kunci: Vasektomi dan Tubektomi, Keluarga Berencana, Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Abstract

This study aims to (1) identify and describe the implementation of vasectomy and tubal ligation in the view of Islamic law (2) to describe the view of Islamic law on the implementation of family planning (3) determine the MUI efforts to address the implementation of vasectomy and tubal ligation in the view of Islamic law. The research is descriptive using empirical normative approach. The data obtained through research around the Muhammadiyah University of Surakarta. Data were collected through the study of literature and data analysis wawancara.Teknis this study is a qualitative method. RESULTS: (1) perform vasectomy surgery and Tubektomi fatwa Indonesian Ulema Council is allowed but with the proviso, in principle permissible in Islam it is set within a descendant not disconnected. (2) Breakthrough for Vasectomy and Tubektomi is (a) should be counseling family planning followed by the rest of society so that all people can understand (b) before performing vasectomies is expected to consider the benefits and mudharatnya and consent by the husband / wife and family

Keywords: Vasectomy and Tubectomy, Family Planning, Indonesian Council Of

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Usia hukum sebenarnya sama tuanya dengan usia manusia itu sendiri, karena di mana ada manusia maka di situ ada hukum yang mengaturnya dan mempunyai kesinambungan antara hukum yang berlaku sekarang dengan hukum yang berlaku sebelumnya hingga dimasa-masa lampau. Hukum perkawinan saat ini merupakan pelestarian dan pengembangan hukum yang telah diperkenalkan Allah kepada generasi manusia.1

Di Indonesia pernikahan telah diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan, aturan yang dimaksud yaitu UU No.1 Tahun 1974 dan peraturan pelaksanaannya dalam bentuk Peraturan Pemerintahan No.9 Tahun 1975, Undang-Undang tersebut merupakan hukum materiil dari perkawinan. Menurut ketentuan dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pengertian pernikahan adalah:

“ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”2

Alasan pencantuman kata Ketuhanan Yang Maha Esa diatas adalah karena sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang dianut oleh Negara Indonesia. Selanjutnya dengan ketentuan Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam (KHI) telah dirumuskan pengertian pernikahan menurut hukum Islam adalah :

“akad yang sangat kuat atau mitsaqon golizan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.” Sementara itu pasal 3 juga diatur bahwa tujuan pernikahan adalah “untuk mewujudkan

kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah.”3

Menurut Sajuti Talib, pernikahan adalah suatu perjanjian yang suci dan kokoh untuk hidup bersama secara sah antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan membentuk keluarga yang kekal, santun menyantuni, kasih mengasihi,

1Mardani, 2011, “Hukum Perkawinan Islam di Dunia Modern”, Jakarta:Graha Ilmu, hlm. 8 2

UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan Pasal 1

3

(7)

3

tentram dan bahagia.4 Salah satu solusi yang diambil Pemerintah adalah dilaksanakannya program Keluarga Berencana (KB) sebagai jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.5 Dalam pelaksanaannya, Keluarga Berencana (KB) ada beberapa metode, diantara metode-metode Keluarga Berencana (KB) ini yang paling menarik perhatian kaca mata hukum Islam adalah dengan cara sterilisasi atau vasektomi dan tubektomi.6

2. METODE

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggabungan antara penelitian hukum yuridis dan penelitian hukum empiris.7Jenis Penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keadaan subjek dan objek sebagaimana adanya.8 Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di sekitar Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pengambilan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa data lebih lengkap. Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini meliputi (1) Data primer yaitu hasil wawancara dengan Dokter dan Bidan untuk memberikan keterangan secara bebas dalam praktik Vasektomi dan Tubektomi (2) Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.9 Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggabungan antara yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah (a) Studi kepustakaan10 (b) wawancara (c) metode analisis data, Cara yang dipergunakan dalam analisis data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak narasi, cerita, dokumen tertulis

4

Santoso, “Hakekat Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan, Hukum Islam Dan Hukum

Adat”, Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosial Keagamaan, Yudisia, Vol.7, No.2 thn 2016, Hlm

122

5

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majlis Tarjih, 2000, “Keluarga Sejahtera”, Yogyakarta: Pt.Persatuan, Hlm.42

6

Ibid, hlm. 50

7

I Made Pasek Diantha, 2016, Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Prenada Media Group, Hal.12

8

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1988, hal.12

9

Kudzalifah Dimyati dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Universitas Muahmmadiyah Surakarta, Hal. 8.

10

(8)

4

dan tidak tertulis. Data tersebut kemudian di analisis dengan metode berpikir deduktif,.11

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Vasektomi dan Tubektomi menurut hukum Islam dan peraturan perundang-undangan sebagai salah satu metode Keluarga Berencana Dalam hukum Islam, Al-Qur’an sebagai pedoman dalam mengambil kebijakan hukum tidak memuat seperangkat aturan baku terkait dengan permasalahan keluarga berencana. Namun, Islam memberikan seperangkat aturan moral sehubungan dengan permasalahan KB. Di dalam Alqur’an dan Hadis, yang merupakan sumber pokok Islam yang menjadi pedoman hidup (way of life) bagi umat Islam, tidak ada nash yang sharih (clear statement) yang melarang ataupun yang memerintahkan KB secara eksplisit. Karena itu, hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum Islam (qaidah fiqhiyyah) yang menyatakan:

“Pada dasarnya segala sesuatu/perbuatan itu boleh, kecuali /sehingga ada dalil yang menunjukkan keharamannya.”

3.2 Fatwa MUI dapat menjadi dasar hukum dilakukannya Vasektomi dan

Tubektomi

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tahun 1979, Diantara orang-orang yang menentang vasektomi, didasarkan pada penolakan terhadap praktik perencanaan keluarga yang dikenal sebagai program Keluarga Berencana (KB) Mereka mengutip pemikiran Al-Qur’an untuk mendukung perlawanan mereka sebagai berikut (1) Jumlah besar sangat dianjurkan dalam Islam (2) Anak adalah hiasan kehidupan (3) Melahirkan anak adalah tujuan perkawinan (4) Kontrasepsi adalah wa’d atau pembunuhan (5) Perencanaa keluarga bertentangan dengan kehendak Allah (qadar) dan meragukan kemampuan-Nya untuk memberikan rezeki.12

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tahun 2000, (1) Pada dasarnya, agama Islam memperbolehkan manusia melakukan pengaturan kelahiran anak dengan

11

Beni Ahmad Saebani, 2009, Metode Penelitian Hukum, Bandung: CV Pustaka Setia, Hal.111

12

(9)

5

tujuan yang positif seperti untuk menjaga kesehatan ibu dan anak serta dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak menimbulkan bahaya (2) Pemandulan dengan melakukan Vasektomi (pemotongan/penutupan saluran air mani laki-laki) atau Tubektomi (pemotongan/penutupan saluran telur pada wanita) dengan tujuan untuk membatasi kelahiran anak adalah perbuatan haram (3) Tubektomi dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan medis dari dokter yang profesional yang bersifat amanah, bahwa apabila yang bersangkutan hamil atau melahirkan akan membahayakan jiwanya dan atau anaknya.13

Fatwa majelis Ulama Indonesia Tahun 2009, Vasektomi hukumnya haram, karena (1) Vasektomi sebagai alat kontrasepsi KB sekarang ini dilakukan dengan memotong saluran sperma. Hal itu berakibat terjadinya kemandulan tetap (2) Upaya rekanalisasi (penyambungan kembali) tidak menjamin pulihnya tingkat kesuburan kembali yang bersangkutan.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tahun 2012, Vasektomi hukumnya haram, kecuali (1)Untuk tujuan yang tidak menyalahi syari’at (2) Tidak menimbulkan kemandulan permanen (3) Ada jaminan dapat dilakukan rekanalisasi yang dapat mengembalikan fungsi reproduksi seperti semula (4) Tidak menimbulkan bahaya (madharat) bagi yang bersangkutan (5) Tidak dimasukkan ke dalam program dan metode kontrasepsi mantap14

Faktor yang mempengaruhi keputusanMajelis Ulama Indonesia dalam mengeluarkan Fatwa, (1) Faktor pertama yang harus diketahui rupanya berkaitan dengan kecenderungan untuk membantu kebijakan pemerintah (2) Ada keinginan untuk menghadapi dan menjawab tantangan zaman modern. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa fatwa-fatwa MUI adalah hasil dari seperangkat keadaan sosial budaya dan sosial politik, yang kebijakan pemerintah merupakan bagian di dalamnya.15

MUI terus berupaya meningkatkan fungsi dan peranannya dalam upaya meningkatkan kualitas umat di berbagai bidang kehidupan sesuai dengan

13

Fatwa, 28 Desember 2014, Fatwa Seputar Vasektomi Dan Tubektomi, hlm.2, www.muidkjakarta.or.id diakses pada tanggal 9 Maret 2018, pukul 13.45 WIB

14

Muhyiddin, op,cit, hlm.13

15

(10)

6

tuntutan zaman dan seirama dengan semakin lajunya derap pembangunan. Ada kalanya perjuangan politik membutuh-kan dukungan agama, sebagaimana kedudukan agama di suatu Negara dan Daerah secara publik akan menguat dengan adanya dukungan politik dalam berbagai bentuk. Politik dan agama jika menyatu secara signifikan bagaikan dua sisi yang berbeda dari satu mata uang yang sama yang memberikan nilai dan harga (two sides of the same coin).16 3.3 Perbandingan Vasektomi Dan Tubektomi di Luar Negeri

Di Amerika Latin termasuk Meksiko, kriteria orang yang melakukanvasektomi adalah sebagai berikut (1) berusia lebih dari 30 tahun (2) memiliki jumlah anak tiga atau lebih (3) tinggal didaerah perkotaan (4) sebelum menggunakan metode vasektomi mereka sudah menggunakan metode KB yang lain (5) memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.17 Di India hal pertama kali yang dilakukan oleh dokter-dokter bedah sebelum dilakukannya operasi tubektomi adalah memberi motivasi kepada pasien tentang pentingnya tubektomi bagi keluarga berencana. Sebagian besar peserta yang menjalani tubektomi adalah yang memiliki 3 sampai 4 anak. Semua peserta tubektomi yang telah menjalani operasi menerima insentif ekonomi sebagai kebijakan pemerintah setelah operasi, hampir semua mengatakan bahwa uang yang diterima dihabiskan sebagai uang transportasi dan pengobatan. Sebenarnya sebagian besar peserta menegaskan bahwa mereka akanmemilih untuk operasi bahkan tanpa adanya insentif keuangan seperti itu untuk kebaikan mereka sendiri18 Di Cina Kebijakan negara "membatasi jumlah populasi dan meningkatkan kualitas populasi" (Chen Muhua, 1986) adalah panduan untuk membentuk kebijakan kesuburan lokal. Menurut peraturan provinsi tentang perencanaan kelahiran saat ini, Pemerintah mengadvokasi pernikahan yang terlambat, terlambat melahirkan,

16

ibid, hlm.73-74

17

Maria luisa marván, phd1, yamilet ehrenzweig, phd1, and dianeth hernández-aguilera, phd1, mexican men’s view of vasectomy, xalapa, mexico, american journal of men’s health, vol. 11(3) 610 –617 © the author(s) 2016, hal.6-9

18

Ruchi kalra, sameer phadnis, ankur joshi, perceptual analysis of women on tubectomy and other family planning services: a qualitative study, madhya pradesh, india, international journal of reproduction, contraception, obstetrics and gynecology kalra r et al. Int j reprod contracept obstet gynecol, vol.4 edisi.1, 2015, hal.98

(11)

7

dan setiap pasangan hanya memiliki satu anak. Anak kedua hanya diijinkan untuk pasangan yang masuk dalam kategori tertentu Di Cina metode sterilisasi telah digunakan sebanyak 30% dari kontrasepsi yang ada. Menurut data yang diteliti, jumlah pemakaian tubektomi sebanyak 20.3 juta dan 13,8 juta untuk vasektomi data ini diambil pada tahun 1971 dan 1978.19

3.4 Metode Pengaturan jarak kalahiran menurut Al-quran dan dengan cara Medis

Metode pengaturan jarak kelahiran menurut quran, Sebenarnya dalam Al-Quran dan Al-Hadist tidak ada nas yang shohih yang melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, tetapi dalam Al-Qur’an ada ayat-ayat yang berindikasikan tentang diperbolehkannya mengikuti program KB begitu juga dengan al-Hadis. Karena itu hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum Islam yaitu:

“Hukum-hukum itu bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman, tempat

dan keadaan”.20

Metode pengaturan jarak kelahiran menurut Al-quran adalah melakukan hubungan terputus (al-‘azl) metode ini bisa disebut dengan Coitus Interuptus, hal ini termasuk metode KB secara alami namun tingkat keberhasilanya rendah. Hukum ‘Azl ada perselisihan di antara ulama, namun pendapat terkuat adalah Mubah diperkuat dengan HR. Bukhari no.5207/5208-5209, Muslim no.1440 yang berbunyi:

“Kami (para sahabat) melakukan ‘Azl di jaman Rasulullah shallallaahu

‘alaihi wa sallam”

Metode pengaturan jarak kehamilan menurut Medis, Metode yang digunakan oleh pasangan suami-istri secara umum yaitu:

19

Population Report, Population and Birth Planning in th e People's Republic of China, madhya pradesh, india, Information Program, The Johns Hopkins University, Hampton House, 624 North Broadway, Balt imore. M aryland, vol.x no.1, 1982, hal.15

20

suhaedah, pengaturan jarak kehamilan menurut al-quran,(makassar: universitas Islam negeri alauddin), 2013, hlm 23

(12)

8

(1) Kondom, juga bisa dikiaskan dengan ‘Azl karena sama-sama mencegah tumpahnya sperma ke dalam rahim dan hukumnya Mubah. Sesuai dengan kaidah fiqhiyah:

“Hukum pengganti sama dengan hukum yang digantikan”

(2) Menggunakan Pil KB, yang merupakan alat kontrasepsi yang umum dan mengandung hormone progestin dan estrogen untuk mencegah ovulasi (3) Suntik KB, ada dua jenis suntik KB yaitu suntik KB yang bekerja selama tiga bulan untuk mencegah kehamilan dan suntik KB yang bekerja selama satu bulan.

(4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), boleh digunakan karena Insyaallah tidak merusak rahim hanya sebagai pencegah atau mematikan sperma ketika hendak masuk ke rahim.21

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari skripsi ini berdasarkan dari tujuan, hasil penelitian dan pembahasan, Keluarga Berencana adalah salah satu komponen terkecil dari sebuah Negara yang jika dapat dikembangkan secara optimal maka menghasilkan manusia berkualitas.

4.1.1 Tujuan umum Keluarga Berencana yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk dan tujuan khusus meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan.

4.1.2 Ada beberapa Faktor yang mempengaruhi keputusan MUI dalam mengeluarkan fatwa yaitu:

21

Raehanul Bahraen, Fiqh dan Muamalah Cara KB yang mudah dan sederhana, 30 oktober 2011, www.muslim.or.id, diakses pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 19:18 WIB

(13)

9

1) Faktor pertama yang harus diketahui rupanya berkaitan dengan kecenderungan untuk membantu kebijakan pemerintah

2) Ada keinginan untuk menghadapi dan menjawab tantangan zaman modern. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa fatwa-fatwa MUI adalah hasil dari seperangkat keadaan sosial budaya dan sosial politik, yang kebijakan pemerintah merupakan bagian di dalamnya

4.1.3 Dalam persoalan hukum Vasektomi dan Tubektomi selama kurun waktu kurang lebih 30 tahun yaitu tepatnya pada tahun 1979 sampai tahun 2012 ditetapkan hukumnya dalam bentuk fatwa MUI sebanyak empat kali; tiga kali fatwa dinyatakan haram dan yang terakhir dinyatakan haram kecuali keadaan memenuhi syarat. Yang terakhir inilah menegaskan kebolehan (ibādah) Vasektomi dengan syarat yakni pada tahun 2012. Pada tahun ini MUI tetap menetapkan bahwa

Vasektomi hukumnya haram, kecuali jika Untuk tujuan yang tidak

menyalahi syari’at, tidak menimbulkan kemandulan permanen, Ada jaminan dapat dilakukan rekanalisasi yang dapat mengembalikan fungsi reproduksi seperti semula (rekanalisasi), tidak menimbulkan bahaya (madarat) bagi yang bersangkutan, Tidak dimasukkan ke dalam program dan metode kontrasepsi mantap.

4.2 Saran

Adapun saran dari pembahasan permasalahan tersebut di atas adalah:

4.2.1 sebaiknya penyuluhan Keluarga Berencana di ikuti oleh seluruh masyarakat yang ada di Indonesia agar semua masyarakat dapat lebih paham apa arti dari Keluarga Berencana

4.2.2 Diharapkan agar hukum ber-KB tepatnya pada kontrasepsi penggunaan

Vasektomi dan Tubektomi lebih jelas lagi, karena banyak masyarakat

yang bingung akan apakah penggunaan Vasektomi dan Tubektomi itu diperbolehkan oleh hukum Islam atau tidak.

4.2.3 sebelum melakukan tindakan Vasektomi dan Tubektomi, diharapkan perlu mempertimbangkan manfaat dan mudharatnya dengan matang, dan

(14)

10

persetujuan oleh suami/istri dan keluarga agar tidak mengalami penyesalan pada akhirnya.

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Ahmad Beni Saebani, 2009, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Cv Pustaka Setia

Dillah Philips Dan Suratman, 2013, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta

Dimyati Kudzalifah Dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Made I Pasek Diantha, 2016, Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Prenada Media Group

Mardani, 2011, “Hukum Perkawinan Islam Di Dunia Modern”, Jakarta: Graha Ilmu

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majlis Tarjih, 2000, “Keluarga Sejahtera”, Yogyakarta: Pt.Persatuan

Soekanto Soerjono, 1988,Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika,

Jurnal

Muhyiddin, Fatwa Mui Tentang VasektomiTanggapan Ulama dan

Dampaknya terhadap PeningkatanMedis Operasi Pria (MOP), Volume

24, Nomor 1, April 2014, www.journal.walisongo.ac.id, diakses tanggal 19 oktober, pukul 13.00 WIB

Mujib Fatkul, Perkembangan Fatwa Di Indonesia, Nizham, Vol. 4, No. 01 Januari - Juni 2015, www.journal.stainmetro.ac.id, diakses pada tanggal 14 september 2017, pukul 08.00 WIB

Ruchi kalra, sameer phadnis, ankur joshi, perceptual analysis of women on

tubectomy and other family planning services: a qualitative study, madhya pradesh, india, international journal of reproduction, contraception, obstetrics and gynecology kalra r et al. Int j reprod contracept obstet gynecol, vol.4 edisi.1, 2015, hal.98

Santoso, “Hakekat Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan,

Hukum IslamDan Hukum Adat”, Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosial

Keagamaan, Yudisia, Vol.7, No.2 thn 2016 Surat Kabar

Bahraen Raehanul, Fiqh dan Muamalah Cara KB yang mudah dan sederhana, 30

oktober 2011, www.muslim.or.id, diakses pada tanggal 23 Mei 2018 pukul

19:18 WIB

Fatwa, “fatwa seputar vasektomi dan tubektomi” 28 desember 2014, www.muidkjakarta.or.iddiakses pada tanggal 12 september 2017, pukul 13.00 WIB

(15)

11

Shofian Andi efendi, 2011, Pengaruh Fatwa MajelisUlama Indonesia (MUI)

terhadap pengaruh pengambilan kebijakan pemerintah Indonesia,

konsentrasi ketatanegaraan Islam program studi jinayah siyasah fakultas syariah dan hukum uin syarif hidayatullah, Jakarta, (www.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4116/1/andi%2 0shofian%20efendi-fsh.pdf), diaksespadatanggal 17 mei 2018, pukul 16.08 WIB

Suhaedah, 2013, Pengaturan Jarak Kehamilan Menurut Al-Quran, jurusan tafsir hadis fakultas ushuluddin dan filsafat, Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar

Undang-undang

UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan Pasal 1 KHI Pasal 2 dan Pasal 3

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan posisi pasar bagi produk tabungan pendidikan pada PT. BPRS Hikmah Wakilah ialah sangat penting dilakukan. Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi

dana, dan seberapa efektif peranan mereka dalam mewujudkan pengelolaan sekolah yang berkualitas, (2) lingkungan kelas dan lingkungan sekolah yang sehat, menyenangkan,

Musyawarah untuk Mufakat sebagai inti Demokrasi Terpimpin, adalah tata cara khas kepribadian Indonesia untuk memecahkan setiap persoalan kehidupan Rakyat dan

Dalam penelitian ini dibandingkan kadar hemoglobin darah pada pria perokok dan bukan perokok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manando semester

Untuk hal itu akan ditampilkan data nilai kapasitansi dan konstanta dielektrik minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan pada saat sebelum digunakan dan

Dengan metode transformasi Box-Cox, nilai parameter λ ( lambda ) yang diperoleh sebesar 1,00 dari selang kepercayaan antara 0,33 sampai dengan 1,35, sehingga data

Setelah tahap validasi selesai dilakukan pada masing-masingg ahli yang telah disebutkan sebelumnya maka diperoleh kesimpulan bahwasanya pengembangan media website online

Variabel independen aksesibilitas (AKS), deviasi antara nilai limit dengan nilai likuidasi (DLM), lokasi objek lelang (LOK) dan kondisi kekosongan objek lelang (KOS)