50 BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
UD. TRIJAYA adalah sebuah home industry yang bergerak di bidang makanan ringan yang masih bersifat tradisional, yaitu kue pia dan roti gambang. Home industry ini memakai merk dagang yang sama dengan nama usahanya, yaitu TRIJAYA.
Home industry ini terletak di Jl. Maulana Hassanuddin no.75, Cipondoh, Tangerang, Banten.
Adapun jumlah karyawan yang dipekerjakan oleh UD. TRIJAYA ada sebanyak 20 orang. Yang terdiri dari 17 orang karyawati dan 3 orang karyawan. TRIJAYA banyak menggunakan tenaga kerja wanita karena dalam proses pembuatan produk, UD.
TRIJAYA lebih membutuhkan keterampilan daripada tenaga. Karyawan yang ada hanya bertugas untuk pemanggangan, pengolahan bahan baku, pengepakan, dan pegangkut barang.
UD. TRIJAYA berkembang cukup pesat karena home industry ini berdiri pada tahun 1996, dimana jumlah pekerja hanya 2 orang saja. Ketika itu, produk yang dihasilkan hanyalah roti gambang. Namun, seiring berjalannya waktu, permintaan terhadap roti gambang semakin meningkat dan bertambah. Lalu kekreatifan sang pemilik pun berkembang untuk menambah varian produk mereka. Maka mulailah mereka memproduksi kue pia, dimana kedua produk itu masih tetap ada dan diproduksi sampai sekarang.
UD. TRIJAYA memproduksi makanan tradisional karena sasaran pangsa pasar mereka adalah kelas menengah kebawah. Alasan mengapa mereka memilih
pasar tersebut adalah karena pasar tersebut cukup mudah dijangkau dan sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat pada umumnya. Selain itu, makanan tradisional tersebut pada saat mereka memulai usaha, masih belum terlalu banyak pesaing.
3.1.2 Visi dan Misi
Adapun visi dari UD. TRIJAYA adalah :
• Mencari laba
• Mempertahankan kue tradisional yang sudah mulai kurang diminati
• Mempertahankan customer
Sedangkan untuk mencapai visinya, UD. TRIJAYA memiliki misi :
• Menciptakan varian baru
• Mampu memenuhi setiap permintaan konsumen
• Menyajikan kue pia dan roti gambang dengan cara dan konsep yang berbeda
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas
Gambar 3.1 Gambar Struktur Organisasi Perusahaan Owner
Karyawan yang menangani
bahan baku Karyawan yang termasuk
dalam proses produksi Karyawan yang bertugas dalm proses akhir (pemanggangan dan
pengepakan)
Uraian Tugas:
Jenis pekerjaan Jumlah orang
Penyimpanan, pengambilan dan pengolahan bahan baku 3
Pembuat Kue 15
Pemanggang 3 Pengepakan 3
Pengangkut kue 3
Tabel 3.1 Tabel Pembagian Tugas UD TRIJAYA
Karena masih sederhananya struktur organisasi UD. TRIJAYA, pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawannya pun masih saling tumpang tindih. Seperti jumlah karyawan yang terlihat pada tabel di atas, jika di jumlahkan maka karyawan yang dimiliki oleh UD.
TRIJAYA mencapai 27 orang, pedahal jumlah karyawan sebenarnya yang dimiliki oleh UD.
TRIJAYA hanyalah berjumlah 20 orang.
Adapun pembagian tugas dari para karyawan tersebut adalah sebagai berikut:
• Penyimpanan, pengambilan dan pengolahan bahan baku
Karyawan pada divisi ini bertugas menyimpan, mengambil dan mengolah bahan baku untuk di jadikan adonan.
• Pembuat Kue
Karyawan pada divisi ini bertugas untuk mengolah bahan baku ( adonan) menjadi bahan setengah jadi. Sebagian kecil karyawan yang betugas mengolah kue ini juga merupakan karyawan dari pengepakan dan pemanggangan.
• Pemanggang
Karyawan pada divisi ini bertugas untuk mengawasi kue yang masih merupakan bahan setengah jadi menjai bahan jadi. Pengawasan ini dilakukan agar kue yang sedan di panggang menjadi tidak terlalu matang atau gosong
atau bahkan kurang matang. Karyawan pemanggangan ttidak selalu berada di dekat alat pemanggang kaena waktu yang dibutuhkan uintuk pemanggangan cukup lama, sehingga karyawan pemanggangan dapat mengerjakan tugas lain misalnya membantu proses pengepakan atau pengolahan.
• Pengepakan
Karyawan pada divisi ini bertugas untuk memasukkan kue yang sudah jadi ke dalam kemasan. Karena proses pengepakan terjadi disaat kue sudah matang, maka saat kue belum matang karyawan – karyawan ini membantu proses lainnya.
• Pengangkut kue
Karyawan pada divisi ini bertugas untuk mengangkut kue yang sudah siap kirim ke dalam gudang atau ke dalam mobil distrbutor.
3.1.4 Model Lima Kekuatan Bersaing Porter a. Pesaing yang ada di dalam Industri:
Pesaing UD. TRIJAYA dalam menjalankan bisnis ini tidak terlalu berpotensi untuk bersaing dengan UD. TRIJAYA. Banyak pesaing yang mengikuti jejak UD. TRIJAYA untuk bergerak di bisnis ini. Tetapi karena mahalnya harga bahan baku yang dipakai, membuat para pesaing tidak mampu mengolah dan menjalani bisnis ini yang pada akhirnya mereka akan mengalami kebangkrutan atau pailit. Dengan demikian para pesaing UD. TRIJAYA dalam bisnis roti dan kue ini akan relative berkurang jumlahnya. Tetapi masih ada beberapa perusahaan yang merupakan pemain lama yang bergerak di bisnis ini, yang merupakan pesaing dari UD.
TRIJAYA yang masih tetap bertahan. Misalnya ada Pia HS dan Pia Bangkit.
Tetapi posisi kedua pesaing ini tidaklah sekokoh UD. TRIJAYA. Mereka tidak mendapat kepercayaan pelanggan atau loyalitas pelanggan seperti yang dimiliki
UD. TRIJAYA.
Berdasarkan analisis di atas, penulis menyimpulkan bahwa kondisi persaingan antar perusahaan sejenis adalah lemah.
b. Ancaman Pendatang Baru
Untuk masalah ancaman pendatang baru pada bisnis ini tidak terlalu mengkhawatirkan. Walaupun modal untuk memulai bisnis ini terbilang kecil (karena bisnis ini termasuk kedalam kelompok UKM), tetapi untuk bergerak di bisnis ini dibutuhkan keahlian dan kreatifitas dalam menjalankan bisnis ini. Tidak semua orang memiliki keahlian atau kreatifitas yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis ini. Tahap pertama dalam proses pembuatan bahan baku atau adonan, produsen atau owner akan meracik bumbu yang sesuai dengan takaran yang telah ada. Jika ada lebih atau kurang adari racikan tersebut maka produk akan mengalami kegagalan. Seperti juga halnya pada proses pembuatan.
Pencampuran bahan-bahan yang sudah ada akan dijadikan produk setengah jadi.
Pada proses ini, pencampuran bahan pun mempunyai komposisinya sendiri. Jika tidak seimbang akan menyebabkan kegagalan pada produk. Banyak perusahan yang bergerak pada industri sejenis yang tidak mampu bertahan karena beberapa hal, seperti misalnya naiknya harga bahan baku, sehingga mereka tidak mampu mengolah dan menjalankan usaha yang mereka rintis. Kebanyakan dari mereka tidak mampu beradaptasi dan berinovasi atas lingkungan ekonomi yang berubah- ubah dan sangat tidak stabil seperti saat ini.
Berdasarkan analisis diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa ancaman pendatang baru adalah lemah.
c. Barang Substitusi
Ancaman untuk barang subsitusi pada industri makanan tradisional ini, sangat tinggi. Barang pengganti untuk usaha ini sudah sangat banyak dan ditambah lagi dengan meningkatnya mobilitas dan lifestyle masyarakat saat ini karena adanya globalisasi secara besar-besaran, membuat masyarakat lebih memilih makanan ringan yang lebih modern dengan harga yang terjangkau. Sebagai contohnya, kita mengenal beberapa merk donut yang menawarkan aneka rasa dan fasilitas serta service yang memuaskan. Beberapa yang sangat familiar seperti J-Co atau Dunkin Donut misalnya, yang menawarkan fasilitas wi-fi di setiap gerai atau toko mereka.
Ada juga toko yang menyediakan aneka roti manis dan roti isi seperti Bread Talk.
Ditambah lagi dengan banyaknya dibuka gerai baru di setiap pusat perbelanjaan yang mampu memenuhi lifestyle masyarakat modern saat ini. Makanan ringan tersebut dianggap mampu menaikan prestige mereka, ketika mereka mengkonsumsinya.
Berdasarkan analisis yang ditemukan ini, maka penulis menyimpulkan bahwa kekuatan dari produk pengganti atau barang subsitusi adalah kuat.
d. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Bahan baku dalam proses pembuatan produk UD. TRIJAYA cukup banyak dan bervariasi. Misalnya tepung terigu, gula, minyak, sampai kepada mika yang biasa digunakan untuk pengepakan produk. Untuk setiap barang dan bahan baku yang dibutuhkan, UD. TRIJAYA hanya memiliki 1 pemasok. Jika salah satu dari pemasok tidak dapat mensuplai barang atau bahan baku yang dibutuhkan UD. TRIJAYA, maka UD. TRIJAYA akan mengalami sedikit kesulitan dalam menjalankan proses produksinya. UD. TRIJAYA memang memiliki beberapa cadangan atau inventory untuk bahan baku dan barang dalam proses produksi. Tetapi, hal tersebut akan
menjadi masalah besar ketika UD. TRIJAYA sudah berada pada ROP (Re Order Point ), tetapi ternyata salah satu pemasok tidak dapat menyuplai barang atau bahan baku yang dibutuhkan. Tidak mudah untuk menemukan pengganti pemasok dalam waktu singkat karena terkai masalah harga dan kepercayaan antara UD.
TRIJAYA dengan pemasoknya.
Berdasarkan pada analisis tersebut, maka dapat disimpulkan kekuatan tawar menawar pemasok adalah kuat.
Perusahaan Pemasok Barang atau Bahan Baku yang disuplai UD.
TRIJAYA
UD. Bumi Makmur Gula Pasir
Tepung Terigu
UD. AS Kacang Hijau
Wijen
Toko Usaha Jaya Minyak Sayur
Pak Andi Bahan Baku tambahan
UD. AKS Plastik Box atau Mika
Isi Staples
Toko Sari Rasa Gas LPG
Tabel 3.2 Tabel Pemasok Bahan Baku UD. TRIJAYA
e. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen
Konsumen pertama yang ada pada UD. TRIJAYA adalah reseller atau distributor.
UD. TRIJAYA memiliki banyak reseller yang cukup tersebar di beberapa wilayah di Jabotabek. Konsumen akhir dari UD. TRIJAYA adalah kalangan masyarakat yang rata-rata tingkat ekonominya adalah memengah ke bawah. UD. TRIJAYA tidak berhubungan langsung dengan konsumen akhirnya, yaitu masyarakat luas pada
umumnya.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar-menawar konsumen adalah kuat.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memaparkan hal – hal yang ditanyakan dalam riset dan metode problem solving atau penyelesaian masalah.
Penelitian deskriptif menurut Sugiono (2003, p11) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti , kemudian data diolah, dipresentasikan, dan di analisis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai suatu hal.
Menurut Sugiyono (2006, p11), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubunkan dengan variabel lain.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam menjalankan penelitian ini, jenis penelitian bersifat deskriptif yang menggambarkan kondisi internal dan eksternal perusahaan yang sesuai dengan fakta yang terjadi dan memeng ada di perusahaan. Fakta tersebut didapat dengan melakukan observasi dan wawancara langsung kepada owner dari UD. TRIJAYA.
3.2.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder yakni:
- Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara terhadap lingkungan eksternal dan internal dari perusahaan.
- Data sekunder yang diperoleh dari sumber data internal perusahaan seperti laporan produksi dan laporan sumber daya manusia (jumlah karyawan, keahlian, pendidikan) dan data eksternal seperti buku dan artikel internet yang relevan dengan masalah penelitian, dan sumber data internal seperti data keuangan perusahaan.
Dalam penulisan penelitian ini, data yang dikumpulkan oleh penulis untuk diolah dibagi menjadi:
- Data Kualitatif, merupakan data yang berbentuk gambar dan data. Data kuantitatif yang digunakan adalah pernyataan visi dan misi perusahaan, tujuan perusahaan dan data mengenai kekuatan , kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan.
- Data Kuantitatif, merupakan data yang berbebtuk angka. Data kuantitatif yang digunakan adalah data produksi.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam mengumpulkan data dilakukan dengan : 1. Metode Wawancara
Metode wawancara dilakukan dengan berbicara langsung dengan pemilik perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan.
2. Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan informasi – informasi dan teori – teori melalui buku – buku referensi dan buku –
buku kuliah yang terkait sehingga mendaatkan informasi yang dibutuhkan. Metode ini juga memakai panduan melalui internet.
3. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara observasi langsung ke UD. TRIJAYA.
Penulis melihat langsung proses pengolahan bahan baku, proses pembuatan, prosees pemanggangan, proses pengepakan hingga proses pendistribusian dan pengiriman barang.