• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Organisasi. 1.2 Tugas dan Fungsi Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Organisasi. 1.2 Tugas dan Fungsi Organisasi"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Organisasi

inas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung.

1.2 Tugas dan Fungsi Organisasi

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung diatur didalam Peraturan Walikota Bandung Nomor 1339 Tahun 2014 tentang Rincian tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan pariwisata berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Dinas mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis lingkup kesekretariatan, kebudayaan dan kesenian, sarana wisata, objek wisata dan pemasaran pariwisata;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup kesekretariatan, kebudayaaan dan kesenian, sarana wisata, objek wisata dan pemasaran pariwisata;

D

(2)

Page 2

3. Penyelenggaraan pembinaan dan pelaksanaan lingkup kesekretariatan, kebudayaan dan kesenian, sarana wisata, objek wisata dan pemasaran wisata; dan

4. Penyelenggaraan pengkoordinasian, monitoring, pengawasan dan pengendalian, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kegiatan Dinas.

Struktur Organisasi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah satuan

organisasi yang terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, Kepala

Bidang, Kepala Sub. Bagian, Kepala Seksi, Kepala UPTD, Kepala Sub Bag

TU UPTD Kota Bandung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung.

(3)

Page 3

Gambar 1.1

Bagan Struktur Organisasi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

(4)

Page 4 Kepegawaian

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung memiliki pegawai sebanyak 58 orang.

Sesuai dengan Susunan Organisasi (Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2013), jabatan struktural yang ada pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebanyak 18 jabatan, 2 jabatan belum terisi yaitu Kepala Seksi Kebudayaan dan Kasubag TU UPT Padepokan.

Keuangan

Alokasi APBD dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung telah ditetapkan anggaran Tahun 2015 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 1.2.1

Anggaran Tahun 2015

Anggaran keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung selama Tahun Anggaran 2015 untuk belanja sebesar Rp.63.703.618.194,00 yang terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp.5.400.027.872,00 dengan penggunaan untuk belanja Gaji Pegawai dan Tunjangan Perbaikan Penghasilan. Belanja langsung sebesar Rp.

TOTAL ANGGARAN DINAS 63.703.618.194,00

BTL 5.400.027.872,00

BL 58.303.590.322,00

NON URUSAN 9.438.038.713,00

TOTAL URUSAN 48.865.551.609,00

URUSAN KEBUDAYAAN 26.901.088.772,00

URUSAN PARIWISATA 21.964.462.837,00

Uraian Pagu Anggaran (Rp)

(5)

Page 5

58.303.590.322,00,- dengan penggunaan untuk belanja Urusan Wajib, Urusan Pilihan serta Non Urusan.

1.3 Isu Strategis Yang Dihadapi Organisasi

Kota Bandung merupakan pusat aktifitas rakyat Jawa Barat.

Sebagai ibukota propinsi, Kota Bandung adalah pintu gerbang ekonomi Jawa Barat. Sehingga terlihat perbedaan yang sangat mencolok dari jumlah orang yang ada pada siang dibandingkan dengan malam hari.

Kota Bandung sudah menjadi tujuan wisata mancanegara sejak era kolonialisme Belanda. Pusat-pusat keramaian seperti Braga, Dago Tea House, Museum Geologi, dan Lapangan Pacuan Kuda Tegallega sudah dikenal dan ramai dikunjungi sejak dahulu. Bandung juga merupakan salah satu kota dengan bangunan berarsitektur Art Deco terbanyak di dunia.

Kota Bandung yang memiliki berbagai kelebihan, mulai dari alamnya yang masih sejuk, seni dan budaya, kreativitas masyarakatnya, serta fashionnya, akhirnya ditetapkan sebagai Kota Wisata Dunia oleh Unesco. Penetapan Kota Bandung sebagai kota wisata dunia dilakukan kota Beijing, China pada 25 September 2013 , setelah ditetapkannya Kota Bandung sebagai kota wisata dunia oleh Unesco, Kota Bandung harus mulai dan terus membenahi berbagai infrastruktur, keamanan dan kenyamanan berbagai tempat tujuan wisata, termasuk dalam

pengembangan kebudayaan.

Beberapa isu strategis yang perlu mendapatkan perhatian kaitannya dengan bidang kebudayaan dan pariwisata di Kota Bandung ialah:

- Globalisasi yang semakin tidak terbatas akan menghilangkan jejak

kebudayaan dan kesenian lokal apabila tidak adanya inovasi dan

kreatifitas dalam pelestariannya.

(6)

Page 6

- Meningkatnya kebutuhan wisatawan untuk mendapatkan sambutan yang baik, pelayanan yang cepat dan tepat waktu serta kenyamanan dan keamanan ketika berwisata.

- Cepatnya kemajuan dunia IT menuntut sektor kebudayaan dan pariwisata untuk bisa lebih beradaptasi dan dapat memanfaatkan fasilitas IT sehingga akan semakin memberikan informasi yang lebih tersebar dan massal.

- Kebutuhan yang tinggi atas fasilitas daya dukung pariwisata yang memiliki kualitas dan kuantitas yang mampu menampung wisatawan.

- Tingginya kebutuhan akan SDM pariwisata yang berkompetensi internasional dan memiliki wawasan yang luas.

- Peningkatan penataan infrastruktur penunjang pariwisata sebagai bagian dari penguatan Sapta Pesona, mengingat begitu besarnya minat wisatawan yang masuk ke Kota Bandung.

- Pergeseran fokus pembangunan Kota Bandung yang awalnya berada di kawasan Bandung Utara menjadi kawasan Bandung Timur untuk tujuan menciptakan pemerataan pembangunan dan penguraian kepadatan aktivitas di Kota Bandung.

- Promosi kebudayaan dan pariwisata melalui penyelenggaraan event- event internasional yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke Kota Bandung.

- Peningkatan pelayanan investasi serta pembinaan pengelolaan sektor kepariwisataan.

- Penguatan pemasaran wisata secara integral melalui koordinasi

dengan Kabupaten/Kota yang berada disekitar Kota Bandung dalam

lingkup Wilayah Bandung Raya. Termasuk promosi wisata melalui

pameran di dalam maupun luar negeri.

(7)

Page 7

1.4 Sistematika

Penulisan Laporan Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2015 disusun dengan sistematika mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan tentang Organisasi dengan penekanan pada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic isues) yang sedang dihadapi organisasi;

BAB II Perencanaan Kinerja

Menguraikan ringkasan/ikhtiar Rencana Strategis yang diawali dari Rencana Strategis, Indikator Kinerja Utama, Perjanjian Kinerja;

BAB III Akuntabilitas Kinerja

Menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai hasil pengukuran yang disertai dengan evaluasi dan analisis yang memadai

Menyajikan akuntabilitas keuangan berupa anggaran dan realisasinya, dan tingkat efektifitas anggaran terhadap pencapaian sasaran.

BAB IV Penutup Mengemukakan tinjauan secara umum mengenai keberhasilan/ kegagalan, permasalahan/ kendala yang berkaitan dengan kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, dan strategi pemecahan masalah untuk meningkatkan kinerja periode berikutnya.

Lampiran Berisi lampiran hasil pengukuran kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2014, dan lampiran lainnya

(8)

Page 8

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung berdasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu :

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung;

6. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025;

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya;

8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2012 tentang Pelestarian Seni Tradisional;

9. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan;

10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah;

11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota

Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan

Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung.

(9)

Page 9

12. Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Bandung Tahun 2013-2018;

(10)

Page 10

BAB 2

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Kesinambungan RENSTRA dalam tujuan /sasaran RPJMD Kota Bandung dengan tugas dan fungsi SKPD

Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025 serta dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013-2018 yang menjadi acuan bagi SKPD-SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dalam penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama lima tahun kedepan.

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2013-2018 merupakan penjabaran visi, misi, sasaran, tujuan, strategi, kebijakan serta program kegiatan dan perkiraan kebutuhan pendanaan Dinas selama periode 5 tahun kedepan (2013-2018) yang telah mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Visi dan Misi serta agenda pembangunan Walikota dalam penyelenggaraan pembangunan di Kota Bandung.

Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mengacu pada tujuan

dan sasaran RPJMD Kota Bandung khususnya pada Misi 3 dengan

sasaran “Meningkatnya pelestarian seni budaya dan Prestasi

Olahraga” dan Misi 4 dengan sasaran “Berkembangnya Kota

Bandung sebagai kota tujuan wisata”.

(11)

Page 11

2.2 Rencana Strategis Hasil Reviu

Dalam rangka mewujudkan SAKIP KOTA BANDUNG JUARA dimana Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) menjadi salah satu kriteria dalam mewujudkan hal tersebut, maka dilakukan Revisi RENSTRA dengan menggandeng Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPANRB) yang mana menghasilkan beberapa perubahan terkait Tujuan, Sasaran, Indikator Kinerja dan Target RENSTRA.

Begitupula dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dimana terdapat beberapa point target RENSTRA yang direvisi dalam rangka perbaikan menuju SAKIP JUARA, beberapa perubahan / perbaikan yang dilakukan yaitu :

 Visi : Tahun pada visi dihilangkan karena tidak perlu dicantumkan

 Misi : Misi menjadi 4 dimana misi yang ke 1 tidak perlu

 Tujuan : Tujuan menjadi 4 karena :

 tujuan disesuaikan dengan 2 urusan yaitu urusan pariwisata dan urusan kebudayaan

 2 tujuan tambahan rekomendasi dari kemenpan

 Sasaran : disesuaikan dengan tujuan

 Indikator Kinerja : Indikator harus menggambarkan kalimat kondisi

Rencana Strategis

Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2014–2018 adalah : “MEWUJUDKAN KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA SENI BUDAYA DAN TUJUAN WISATA INTERNASIONAL”

Visi di atas mengandung pengertian bahwa Kota Bandung

yang telah mantap sebagai Kota Seni Budaya (Puseur Budaya) dan

Kota Tujuan Wisata di Indonesia selama periode RPJMD 2014 –

2018, bertekad dan berupaya meningkatkan potensinya menjadi

(12)

Page 12

Kota Seni Budaya dan Tujuan Wisata Internasional, sehingga Kota Bandung ke depan benar-benar menjadi Kota Seni Budaya dan Tujuan Wisata yang berdaya saing tinggi sejajar dengan kota-kota lain di dalam dan luar negeri yang selama ini telah menunjukkan kiprahnya di bidang Budaya dan Pariwisata.

Kota Bandung dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Provinsi Jawa Barat, nasional, bahkan internasional.

Perkembangan pariwisata Kota Bandung ditopang oleh ketersediaan dan variasi produk wisata perkotaan dalam bentuk berbagai fitur kota, baik elemen primer maupun sekunder, seperti : pengetahuan, sejarah, budaya, heritage, kuliner, belanja, dan lain sebagainya.

Sejalan dengan fungsi Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat dan kota jasa, produk pariwisata MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition), serta wisata berbasis pendidikan (knowlwdge-based tourism) juga menjadi unggulan utama.

Dalam lingkup nasional, Kota Bandung ditetapkan sebagai destinasi sekunder dan berada di tempat ke-empat, di bawah Jakarta dan Bali sebagai destinasi primer di Indonesia, dan destinasi Borobudur-Yogya-Solo. Semenjak tahun 2011, Kota Bandung telah ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Provinsi Jawa Barat (KPPN Bandung Kota dan sekitarnya) dan merupakan bagian dari Destinasi Pariwisata Nasional (DPN Bandung-Ciwidey dan sekitarnya).

Pentingnya Kota Bandung sebagai destinasi wisata unggulan

diperkuat juga berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh situs

Fastbooking.com di akhir 2014. Pada tingkat dunia, Kota Bandung

menduduiki posisi ke-21 destinasi wisata terpopuler/terfavorit di

dunia. Penentuan peringkat ini berdasarkan dari hasil

penghitungan likes yang diklik oleh pengguna Facebook pada satu

lokasi wisata.

(13)

Page 13

Daftar lokasi wisata terpopuler tersebut menempatkan New York pada urutan pertama, kemudian Paris berada diurutan kedua, dan selanjutnya London dan beberapa kota di Amerika Utara.

Sedangkan untuk Asia, Seoul di Korea Selatan menjadi kota paling popular di Asia, disusul Jakarta, Mumbai, Bangkok dan Bandung.

Keunggulan Kota Bandung juga berasal dari tingkat kenyamanan dan kelayakhunian kota. Hasil survey Most Liveable Cities Index (MLCI) yang dilakukan oleh Ikatan Ahli Perencana (IAP) untuk yang ketiga kalinya (di tahun 2014) memberikan benchmark bagi para pengambil kebijakan mengenai tingkat kelayakhunian kota. Indeks ini merupakan “snapshot” yang sederhana dan actual mengenai persepsi warga kota yang menunjukkan tingkat kenyamanan sebuah kota berdasarkan persepsi warga yang hidup sehari-hari di kota tersebut.

Kota Bandung termasuk ke dalam 7 (tujuh) besar kota layak huni di Indonesia dari hasil survey 2014. Tujuh kota yang memiliki nilai di atas rata-rata nasional, yaitu Balikpapan (71,12), Solo (69,38), Malang (69,3), Yogyakarta ( (67,39), Palembang (65,48), Makassar ( (64,79), dan Bandung ( 64,4). Masuknya Kota Bandung pada peringkat tujuh besar di tahun 2014 merupakan peningkatan yang cukup signifikan, karena hasil survey di tahun 2009 dan 2011 peringkat Kota Bandung masih berada di level yang lebih rendah.

Adapun guna mewujudkan Visi di atas, maka dijabarkan dalam beberapa Misi:

1. Meningkatkan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan dan kesenian;

2. Mengembangkan industri pariwisata yang kreatif, inovatif dengan memperhatikan terlaksananya sapta pesona;

3. Meningkatkan destinasi pariwisata kota yang berdaya saing

tinggi baik pada tingkat regional, nasional maupun

internasional;

(14)

Page 14

4. Meningkatkan pemasaran melalui kemitraan dan kerjasama

budaya dan pariwisata dengan pemangku kepentingan dan/atau

Kab/kota/negara lain.

(15)

Page 15

Tabel 2.2

Rencana Strategis Awal dan Revisi

RENSTRA AWAL RENSTRA REVISI

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

1 Meningkatkan kualitas SDM insan Pariwisata

Tersedianya SDM Usaha Pariwisata yang kompeten

dibidang Pariwisata Jumlah Usaha Pariwisata yang dibintekkan

1 Lestarinya Seni Budaya Daerah

Lestarinya Bangunan Cagar

Budaya  Jumlah Bangunan Cagar Budaya (BCB)

dalam Kondisi Baik dan Terlindungi

2 Meningkatkan perlindungan pemanfaatan dan Pengembangan Budaya

Meningkatnya perlindungan, Pemanfaatan dan Pengembangan Budaya

Seni budaya tradisi yang dilestarikan Berkembangnya Seni Budaya

Daerah  Cakupan Gelar Seni & Budaya

 Jumlah Lingkung Seni / Budaya yang Aktif Cakupan Kajian Seni & Budaya

2 Kepariwisataan Kota Bandung yang berkualitas

Meningkatnya Kunjungan wisatawan ke Kota Bandung

 Jumlah Kunjungan Wisatawan

 Jumlah Wisatawan Menginap

 Rata-rata lama tinggal wisatawan

Cakupan Gelar Seni Budaya & Festival Berkembangnya Jasa Usaha

Pariwisata di Kota Bandung

 Jumlah usaha pariwisata jasa akomodasi penunjang MICE

 Jumlah usaha pariwisata jasa akomodasi penunjang MICE yang berkualitas

Cakupan Misi Kebudayaan & Kesenian Berkembangnya Obyek Daya

Tarik Wisata Kota Bandung  Jumlah Kampung Wisata

Perlindungan terhadap BCB 3 Peningkatan kualitas pelayanan

publik Terwujudnya Peningkatan

Kualitas Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

3

Meningkatkan kreatifitas para Seniman/Budayawan dalam kiprah pengembangan Seni dan Budaya

Meningkatnya kreatifitas para Seniman/Budayawan dalam kiprah pengembangan Seni dan Budaya

Jumlah Seniman/Budayawan yang mendapat

Anugerah Budaya 4 Peningkatan kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kineja birokrasi

 Nilai evaluasi AKIP

 Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti

 Prosentase Tertib Administrasi Barang /Aset Daerah

4 Meningkatkan kuantitas usaha

pariwisata non hiburan Meningkatnya kuantitas usaha

pariwisata non hiburan Jumlah usaha pariwisata non hiburan 5 Meningkatkan kualitas

pelayanan potensi pariwisata Jumlah usaha pariwisata yang

berprestasi Jumlah usaha pariwisata yang mendapat anugerah Pariwisata

6 Mendorong/fasilitasi perwujudan Kampung-kampung Wisata di Kota Bandung

Terwujudnya Kampung-kampung

Wisata di Kota Bandung Jumlah Kampung Wisata 7 Meningkatkan kunjungan

wisatawan ke Kota Bandung Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kota Bandung

Jumlah Wisnus Jumlah Wisman

8

Mendorong serta memfasilitasi kegiatan promosi pariwisata budaya yang kreatif dan unggul dengan melibatkan masyarakat

Terlaksananya kegiatan promosi

pariwisata kreatif dan unggul Jumlah event tingkat Internasional promosi pariwisata yang kreatif dan unggul

9 Memfasilitasi kerjasama promosi

pariwisata dengan stakeholder Kerjasama promosi pariwisata

didalam dan diluar negeri Perjanjian kerjasama baru promosi pariwisata 10 Peningkatan kualitas pelayanan

publik Terwujudnya Peningkatan

Kualitas Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

11 Peningkatan kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kineja birokrasi

Nilai evaluasi AKIP

Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/

Inspektorat yg ditindaklajuti

Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah

(16)

Page 16

2.3 Tabel Indikator Kinerja Utama

Sebagai upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia dikeluarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.Pan/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah.

Berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 640/Kep.210-Bag. Orpad tentang Perubahan Indikator Kinerja Utama Rencana Pembanguna Jangka Menengah (RPJMD) Kota Bandung Hasil Reviu, Dinas Kebudayaaan dan Pariwisata Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama yaitu sebagaimana table berikut :

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 1 Jumlah Bangunan Cagar Budaya (BCB)

dalam kondisi baik dan terlindungi BCB 337

2 Jumlah Lingkung Seni/Budaya yang Aktif Kelompok 572 3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Orang 5.480.821 4 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Angka 73

 Surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung tentang Indikator Kinerja Utama (IKU), Terlampir.

2.4 Tabel Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji kinerja tahunan

sangat penting dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan

Pemerintahan karena merupakan wahana proses yang akan

memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk

dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan

(17)

Page 17

dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan focus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegitan instansi yang tidak terarah.

Dinas Kebudayaaan dan Pariwisata Kota Bandung telah menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2015, dengan uraian sebagai berikut :

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 Lestarinya Bangunan

Cagar Budaya

Jumlah Bangunan Cagar Budaya (BCB) dalam Kondisi Baik dan Terlindungi

BCB 337

2 Berkembangnya Seni

Budaya Daerah Jumlah Lingkung Seni /

Budaya yang Aktif Kelompok 572

3

Meningkatnya

Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

Jumlah Kunjungan

Wisatawan Orang 5.480.821

Rata-rata Lama Tinggal

Wisatawan Hari 2,01

4 Berkembangnya Jasa Usaha Pariwisata di Kota Bandung

Jumlah usaha pariwisata jasa

akomodasi penunjang MICE Hotel 113 Jumlah usaha pariwisata jasa

akomodasi penunjang MICE yang berkualitas

Hotel 22

5

Berkembanya Obyek Daya Tarik Wisata Kota Bandung

Jumlah Kampung Wisata Kampung Wisata 15

6 Terwujudnya

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) Angka 73

7

Meningkatnya Kapasitas dan

Akuntabilitas Kinerja Birokrasi

Nilai Evaluasi AKIP Angka 70

Prosentase Temuan

Pengelolaan Anggaran BPK / Inspektorat yang

ditindaklanjuti Prosentase Tertib

Angka 100%

(18)

Page 18

BAB 3

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target Kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

Capaian indikator kinerja yang dilaksanakan pada Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung merupakan ukuran atas hasil (kinerja) organisasi dari target yang telah ditetapkan untuk mewujudkan tujuan organisasi dalam periode tahun anggaran berjalan sebagai dasar pengukuran keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatanyang diamanatkan para pemangku kepentingan dalam urusan Kebudayaan dan Pariwisata.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator- indikator outcomes atau minimal output dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.

Pencapaian kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Bandung dalam Tahun 2015 merupakan kemampuan perencanaan dan

hasil pelaksanaan baik kegiatan pembangunan maupun rutin

(19)

Page 19 Metode Pengukuran kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut :

a. semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik maka digunakan rumus:

Persentase pencapaian

rencana tingkat capaian Realisasi Rencana x 100%

b. semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka digunakan rumus:

Persentase pencapaian

rencana tingkat capaian Rencana - (Realisasi - Rencana)

x 100%

Rencana

Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing- masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

No Nilai Angka Interpretasi

1.

2.

3.

4.

n/a

< 100%

= 100%

> 100%

Tidak Ada Target Tidak Tercapai

Tercapai Melebihi Target

Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian

indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada

melebihi target. Angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian

indikator kinerja sasaran yang mencapai kurang dari 100% termasuk

pada tidak tercapainya taget. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi

(20)

Page 20

kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

3.1 CAPAIAN KINERJA

Tabel 3.1.1

Capaian Kinerja Tahun 2015

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Berdasarkan Renstra 2014-2018

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN % 1 Jumlah Bangunan Cagar Budaya

(BCB) dalam kondisi baik dan

terlindungi BCB 337 421 124,92

2 Cakupan Gelar Seni dan Budaya Kegiatan 100 146 146,00

3 Jumlah Lingkung Seni/Budaya yang

Aktif Kelompok 572 605 105,76

4 Jumlah

Kunjungan Wisatawan Orang 5.480.821 6.061.094 110.58

5 Jumlah Wisatawan menginap Orang 4.134.783 4.004.492 96,84

6 Rata-rata lama tinggal wisatawan Hari 2,01 2.25 111.94

7 Jumlah Usaha Pariwisata Jasa

Akomodasi Penunjang MICE Hotel 113 113 100,00

8 Jumlah Usaha Pariwisata Jasa Akomodasi Penunjang MICE yang

berkualitas Hotel 22 22 100,00

9 Jumlah Kampung Wisata Kampung

Wisata 15 15 100,00

10 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Angka 73 73 100,00

11 Nilai Evaluasi AKIP Angka 70 65.17 93.10

12 Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK / Inspektorat yang

ditindaklanjuti Prosentase Tertib % 100 100 100,00 13 Prosentase Administrasi Barang / Aset

Daerah % 100 100 100,00

(21)

Page 21 Tabel 3.1.2

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN % 1 Jumlah Bangunan Cagar Budaya

(BCB) dalam kondisi baik dan

terlindungi BCB 337 421 124,92

2 Jumlah Lingkung Seni/Budaya yang

Aktif Kelompok 572 605 105,76

3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Orang 5.480.821 6.061.094 110,58

4 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Angka 73 73 100,00

Indikator Jumlah Bangunan Cagar Budaya (BCB) dalam Kondisi Baik dan Terlindungi mencapai target dengan capaian 124,92%.

Bahwa bangunan yang akan diusulkan perlindungan dalam bentuk Peraturan Walikota hampir 50,00% milik swasta dan perorangan, dimana tidak semua masyarakat pemilik yang bersedia bangunan miliknya dijadikan BCB. Sehingga perlu upaya-upaya intesifikasi sosialisasi dan pendekatan kepada para pemilik bangunan tersebut. Kendala lainnya bahwa keberadaan bangunan yang telah teridentifikasi sebagai Bangunan Cagar Budaya saat ini banyak yang telah berubah secara fisik, sehingga tidak lagi memenuhi kriteria sebagai BCB atau bahkan bangunan tersebut sudah hilang dibongkar (rata dengan tanah), sehingga perlu dilaksanakan pendataan ulang sebelum diusulkan dan ditetapkan menjadi Bangunan Cagar Budaya yang terlindungi secara hukum dalam Peraturan Walikota.

Indikator Jumlah Lingkung Seni/Budaya yang Aktif telah mencapai

target dengan capaian 105.76%. Keberhasilan capaian melebihi target

kinerja ini adalah telah diadakan pembinaan terhadap lingkung-lingkung

seni budaya melalui Inventarisasi data Seni dan Budaya update Tahunan,

monitoring dan legalitas Lingkung Seni yang kesemuanya dilakukan

dalam rangka Pelestarian, Pengembangan Pemanfaatan Seni Tradisional.

(22)

Page 22

Indikator Jumlah Kunjungan Wisatawan telah mencapai melebihi target dengan capaian 106.45 %. Keberhasilan pencapaian target kinerja ini tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholder pariwisata dan warga masyarakat Kota Bandung, upaya lain yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung yaitu dengan :

- Intensifikasi promosi pariwisata Kota Bandung baik direct promotion maupun melalui media-media promosi lainnya.

- Adanya website yang menampilkan profil dan keunggulan daerah yang memiliki potensi wisata.

- Meningkatkan jalinan kerjasama dengan instansi terkait khususnya dalam penataan infrastruktur Kota untuk mendukung daya Tarik wisata Kota Bandung.

- Pelaksanaan kerjasama promosi pariwisata dengan Kabupaten/Kota/Negara lain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) telah mencapai target dengan capaian 100,00%.

Tabel 3.1.3

Capaian Kinerja Tahun 2015

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Berdasarkan Perjanjian Kinerja

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN % 1 Jumlah Bangunan Cagar Budaya

(BCB) dalam kondisi baik dan

terlindungi BCB 337 421 124,92

2 Jumlah Lingkung Seni/Budaya yang

Aktif Kelompok 572 605 105,76

3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Orang 5.480.821 6.061.094 110,58 4 Rata-rata lama tinggal wisatawan Hari 2,01 2,25

111,94 5 Jumlah Usaha Pariwisata Jasa

Akomodasi Penunjang MICE Hotel 113 113 100,00

6 Jumlah Usaha Pariwisata Jasa Akomodasi Penunjang MICE yang

berkualitas Hotel 22 22 100,00

(23)

Page 23

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN % 7 Jumlah Kampung Wisata Kampung

Wisata 15 15 100,00

8 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Angka 73 73 100,00

9 Nilai Evaluasi AKIP Angka 70 65,17 93,10

10

Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK / Inspektorat yang ditindaklanjuti Prosentase Tertib

% 100 100 100,00

3.2 PENGUKURAN KINERJA

Sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam Perencanaan Strategis, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah menetapkan 5 sasaran Urusan dengan 9 indikator kinerja dan 2 sasaran Non Urusan dengan 4 indikator kinerja, rincian sebagai berikut :

Urusan

Sasaran 1 terdiri dari 1 Indikator Sasaran 2 terdiri dari 2 Indikator Sasaran 3 terdiri dari 3 Indikator Sasaran 4 terdiri dari 2 Indikator Sasaran 5 terdiri dari 1 Indikator Non Urusan Sasaran 6 terdiri dari 1 Indikator Sasaran 7 terdiri dari 3 Indikator

Bahwa berdasarkan tabel tersebut di atas, untuk pengukuran akuntabilitas kinerja dilaksanakan pada level sasaran dan indikator yang terkait langsung dengan urusan (sasaran 1-5)

Hasil pengukuran kinerja sasaran di atas dapat dikemukakan

Pencapaian Kinerja Sasaran strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Bandung tahun 2015 sebagaimana tabel berikut :

(24)

Page 24 Tabel 3.2.1

Pencapaian Kinerja Sasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2015

No Sasaran Strategis Rata-Rata Capaian Capaian

1 Tidak Ada Target n/a -

2 Tidak Tercapai < 100% 1

3 Tercapai = 100% 5

4 Melebihi Target > 100% 4 Jumlah 10

Adapun pencapaian kinerja sasaran strategis pada tiap misi dirinci dalam tabel, sebagai berikut:

Tabel 3.2.2

Capaian Kinerja Sasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2015

NO SASARAN

STRATEGIS JUMLAH INDIKATOR

RATA- RATA CAPAIAN

n/a < 100 = 100 > 100 Tidak

Ada Target

Tidak

Tercapai Tercapai Melebihi Target 1 Sasaran 1

Lestarinya Bangunan Cagar

Budaya 1 124,92 V

2 Sasaran 2 Berkembangnya Seni Budaya

Daerah 2 125,88 V

3 Sasaran 3 Meningkatnya Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

3 106,45 V

4 Sasaran 4 Berkembangnya Jasa Usaha Pariwisata di Kota Bandung

2 100,00 V

5 Sasaran 5 Berkembangnya Obyek Daya Tarik Wisata Kota Bandung

1 100,00 V

6 Sasaran 6 Terwujudnya Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

1 100,00 V

(25)

Page 25

NO SASARAN

STRATEGIS JUMLAH INDIKATOR

RATA- RATA CAPAIAN

n/a < 100 = 100 > 100 Tidak

Ada Target

Tidak

Tercapai Tercapai Melebihi Target 7 Sasaran 7

Meingkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi

3 97,7 V

Pencapaian realisasi 13 (tigabelas) indikator kinerja sasaran terhadap target pada setiap sasaran yang sudah ditetapkan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2.3

Pencapaian Target Sasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2015

No Sasaran

Jumlah Indikator

Sasaran

Tingkat Pencapaian Melebihi

Target (>100%)

Tercapai (100%)

Tidak Tercapai (<100%)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Sasaran 1 1 1 124,92

2 Sasaran 2 2 2 125,88

3 Sasaran 3 3 2 111,26 1 96,84

4 Sasaran 4 2 2 100,00

5 Sasaran 5 1 1 100,00

6 Sasaran 6 1 1 100,00

7 Sasaran 7 3 2 100,00 1 93,10

Jumlah 13

(26)

Page 26

Dari 7 (tujuh) sasaran dengan 13 (tigabelas) indikator kinerja, kategori pencapaian indikator kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung berdasarkan misi dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2.4

Kategori Pencapaian Indikator Sasaran Tahun 2015

NO KATEGORI JUMLAH

INDIKATOR PRESENTASE

A Sasaran 1 1

1 Melebihi Target 1 124,92

2 Tercapai 3 Tidak Tercapai

B Sasaran 2 2

1 Melebihi Target 2 125.88

2 Tercapai 3 Tidak Tercapai

C Sasaran 3 3

1 Melebihi Target 2 111,26

2 Tercapai

3 Tidak Tercapai 1 96,84

D Sasaran 4 2

1 Melebihi Target

2 Tercapai 2 100,00

3 Tidak Tercapai

E Sasaran 5 1

1 Melebihi Target

2 Tercapai 1 100,00

3 Tidak Tercapai

F Sasaran 6 1

1 Melebihi Target

2 Tercapai 1 100,00

3 Tidak Tercapai

G Sasaran 7 3

1 Melebihi Target

2 Tercapai 2 100,00

3 Tidak Tercapai 1 93,10

(27)

Page 27 Tabel 3.2.5

Target dan Capaian SPM Bidang Seni dan Budaya Tahun 2015 No Indikator SPM Target Realisasi Target Nasional 1 Cakupan kajian seni 100.00 100.00

2 Cakupan fasilitas seni 100.00 100.00 3 Cakupan gelar seni 100.00 100.00

4 Misi kesenian 100.00 100.00

5 Cakupan SDM

kesenian 50.00 50.00

6 Cakupan tempat

kesenian 100.00 100.00

7 Cakupan organisasi

kesenian 66.70 66.70

(28)

Page 28

3.3 EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA

Tahapan akuntabilitas kinerja berikutnya yaitu evaluasi kinerja.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui capaian realisasi, kemajuan dan kendala-kendala yang dijumpai didalam pelaksanaan kegiatan–kegiatan dalam rangka pencapaian misi agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program / kegiatan di masa yang akan datang.

Adapun evaluasi yang terhadap keberhasilan/kegagalan pencapaian pada masing-masing sasaran dapat kami kemukakan sebagai berikut :

Sasaran 1

Lestarinya Bangunan Cagar Budaya

Pencapaian sasaran 1 meliputi 1 (satu) indikator dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.3.1

Analisis Pencapaian Sasaran 1 Lestarinya Bangunan Cagar Budaya

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN

TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN

2018

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET

1

Jumlah Bangunan Cagar Budaya (BCB) dalam Kondisi baik dan

terlindungi

BCB 237 371 156,54 337 421 124,92 637

(29)

Page 29

Grafik 3.3.1 Sasaran 1

Lestarinya Bangunan Cagar Budaya

Pelestarian Bangunan Cagar Budaya menjadi sasaran dengan indikator jumlah Bangunan Cagar Budaya (BCB) dalam Kondisi baik dan terlindungi dengan target sebanyak 337 BCB, terealisasi 421 BCB dengan tingkat rata-rata capaian kinerja sebesar 124,92 %.

Perhitungan Bangunan Cagar Budaya yang dilestarikan dihitung berdasarkan akumulasi jumlah bangunan yang diusulkan dan ditetapkan dalam bentuk Peraturan Walikota sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB).

Terdapat lima kriteria untuk memutuskan suatu bangunan masuk menjadi bangunan cagar budaya. Kriteria tersebut ditinjau dari nilai sejarah, nilai arsitektur, nilai ilmu pengetahuan, nilai sosial budaya, dan usia bangunan minimal 50 tahun. Cagar budaya golongan A memiliki minimal 4 kriteria, golongan B tiga kriteria, dan golongan C sebanyak dua kriteria.

Adapun Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya yang baik dan terlindungi adalah sebagai berikut :

1. Kawasan I (Kawasan Pusat Kota) terdapat 49 bangunan 2. Kawasan II (Pecinan/Perdagangan) terdapat 5 bangunan

3. Kawasan III (Pertahanan & Militer/Keamanan) terdapat 16 bangunan

4. Kawasan IV (Etnik Sunda) terdapat 2 bangunan

5. Kawasan V (Perumahan Villa dan Non Villa) terdapat 26 bangunan 6. Kawasan VI (Industri) terdapat 2 bangunan

337

421

2015 Target Realisasi

(30)

Page 30

Analisis pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan diantaranya adalah bahwa bangunan yang akan diusulkan perlindungan dalam bentuk Peraturan Walikota hampir 50,00% milik swasta dan perorangan, dimana tidak semua masyarakat pemilik yang bersedia bangunan miliknya dijadikan BCB. Sehingga perlu upaya-upaya intesifikasi sosialisasi dan pendekatan kepada para pemilik bangunan tersebut. Kendala lainnya bahwa keberadaan bangunan yang telah teridentifikasi sebagai Bangunan Cagar Budaya saat ini banyak yang telah berubah secara fisik, sehingga tidak lagi memenuhi kriteria sebagai BCB atau bahkan bangunan tersebut sudah hilang dibongkar (rata dengan tanah), sehingga perlu dilaksanakan pendataan ulang sebelum diusulkan dan ditetapkan menjadi Bangunan Cagar Budaya yang terlindungi secara hukum dalam Peraturan Walikota.

Program dan Kegiatan serta penganggaran untuk pencapaian sasaran termaksud adalah :

Tabel 3.3.2

Tabel Program dan Kegiatan serta Penganggaran

NO PROGRAM KEGIATAN

ANGGARAN (PERUBAHAN)

RP REALISASI RP

OUTPUT PROGRAM/

KEGIATAN YANG DIHASILKAN

KETERKAITAN OUTPUT TERHADAP PENCAPAIAN

SASARAN MENUNJANG

PECAPAIAN

KURANG MENUNJANG PENCAPAIAN

1

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Pelestarian Peninggalan Sejarah Purbakala, Museum dan

Peninggalan Bawah Air

1.456.943.218 1.258.754.140

Perlindungan Benda Cagar

Budaya V

Permasalahan :

- Kurangnya peranserta masyarakat pemilik Bangunan Cagar Budaya;

- Keberadaan bangunan Bangunan Cagar Budaya banyak yang telah berubah fisik atau hilang dibongkar.

Solusi :

- Perlunya sosialisasi dan pendekatan kepada para pemilik Bangunan Cagar Budaya;

- Perlunya pendataan ulang Bangunan Cagar Budaya.

(31)

Page 31 Sasaran 2

Berkembangnya Seni Budaya Daerah

Pencapaian sasaran 2 meliputi 2 (dua) indikator dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.3.3

Analisis Pencapaian Sasaran 2 Berkembangnya Seni Budaya Daerah

N

O INDIKATOR

KINERJA SATUAN

TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN

2018 TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET

1 Cakupan Gelar Seni dan Budaya

Kegiatan 60 102 170,00 100 146 146,00 100

2

Jumlah Lingkung Seni / Budaya yang Aktif

Kelompok 565 565 100,00 572 605 105,76 600

Rata-rata pencapaian 125,88

Grafik 3.3.2 Sasaran 2

Berkembangnya Seni Budaya Daerah

100

572

146

605

0 100 200 300 400 500 600 700

Cakupan Gelar Seni

dan Budaya Jumlah Lingkung Seni / Budaya yang

Aktif Target Realisasi

(32)

Page 32

Berkembangnya Seni Budaya Daerah menjadi sasaran dengan indikator jumlah Cakupan Gelar Seni target sebanyak 100 terealisasi 146 dan Jumlah Lingkung Seni / Budaya yang Aktif dengan target sebanyak 572 terealisasi 605, dengan tingkat rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 125.88 %.

Perhitungan Cakupan gelar seni dan budaya dan jumlah lingkung seni / budaya yang aktif dihitung berdasarkan akumulasi cakupan gelar seni dan budaya dan jumlah lingkung seni / budaya yang aktif.

Wujud gelar seni dan budaya antara lain pergelaran, pameran, festival, dan lomba. Pergelaran kesenian adalah kegiatan yang mempertunjukkan hasil karya seni di tengah masyarakat. Pameran seni adalah kegiatan seniman yang memamerkan karya seni untuk masyarakat. Festival kesenian adalah suatu kegiatan yang menyajikan dan mempertunjukkan berbagai bentuk karya seni yang memiliki kekhasan masing-masing.

Data Cakupan Gelar Seni dan Budaya :

NO URAIAN JUMLAH KET

1 Pentas Seni Ruang Publik-Sentra Wisata-Gedung

Pertunjukkan 124

2 Pentas Seni dalam Propinsi 6

3 Pentas Seni luar Propinsi 11

4 Pentas Seni Luar Negeri 5

T O T A L 146

Lingkung/Sanggar seni yang terdaftar pada Bidang Seni Budaya

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung berjumlah 605 Lingkung

seni dari total 30 Kecamatan yang ada di Kota Bandung. Eksistensi

mereka dalam mendukung program Pemerintah Kota Bandung

khususnya di bidang seni budaya sebagaimana yang tercantum pada

Peraturan Daerah Kota Bandung No.5 Tahun 2012 tentang pelestarian

Seni Tradisional patut mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Pemerintah

(33)

Page 33

Kota Bandung sebagai stake holder. Keberadaan lingkung seni sebagai upaya untuk melindungi, mengembangkan, dan pemanfaatan kesenian untuk kesejahteraan masyarakat, kebanggaan nasional, dan sebagai penguat jati diri bangsa dalam prakteknya banyak menemui kendala seperti kurangnya pendanaan yang diberikan oleh pemerintah karena keterbatasan dana dari APBD. Meskipun begitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung tetap berusaha memfasilitasi eksistensi berkesenian para pelaku seni khususnya seni tradisi yang bernaung pada Lingkung seni yang memang telah terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, hingga bisa dikatakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mengkriteriakan lingkung/sanggar seni yang disebut aktif adalah mereka yang secara kontinuitas menjalankan aktivitas keseniannya serta memperpanjang legalitas keberadaannya yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.

Keberhasilan pencapaian yang melebihi target kinerja sasaran ini merupakan bagian dari upaya membangun kerjasama dan partisipasi masyarakat serta swasta yang tentunya dapat mengefisiensi anggaran dalam satu event, sehingga Pagelaran Seni Budaya dapat terlaksana melebihi dari yang telah ditargetkan, dan pembinaan terhadap lingkung- lingkung seni budaya melalui Inventarisasi data Seni dan Budaya update Tahunan, monitoring dan legalitas Lingkung Seni yang kesemuanya dilakukan dalam rangka Pelestarian, Pengembangan Pemanfaatan Seni Tradisional. Data Lingkung Seni terlampir.

Program dan Kegiatan serta penganggaran untuk pencapaian

sasaran termaksud adalah :

(34)

Page 34 Tabel 3.3.4

Tabel Program dan Kegiatan serta Penganggaran

NO PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN (PERUBAHAN)

RP REALISASI RP

OUTPUT PROGRAM/

KEGIATAN YANG DIHASILKAN

KETERKAITAN OUTPUT TERHADAP PENCAPAIAN

SASARAN MENUNJANG

PECAPAIAN

KURANG MENUNJANG PENCAPAIAN

1

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Kegiatan Pengembang an Kesenian dan

Kebudayaan Daerah

5.108.340.788 4.944.474.400

Meningkatnya kesenian dan kebudayaan lokal daerah

V

Kegiatan Fasilitasi Penyelenggar aan Festival Budaya Daerah

841.790.540 782.615.600

Peningkatan sarana pemasaran produk seni budaya daerah

V

Kegiatan Seminar dalam rangka Revitalisasi dan

Reaktualisasi Budaya Lokal

1.591.773.055 1.372.234.776

Meningkatnya penyelenggara an pentas seni budaya lokal

V

2

Program Pengembang an

Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

Kegiatan Membangun Kemitraan Pengelolaan Kebudayaan antar Daerah

650.897.781 637.770.000

Peningkatan kemitraan pengelolaan kebudayaan antar daerah

V

3

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

Kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Kekayaan Budaya Lokal Daerah

355.750.495 0

Peningkatan pelestarian dan

pengembanga n bahasa dan sastra daerah

V

Kegiatan Pengembang an

Kebudayaan dan

Pariwisata

14.782.518.986 4.559.734.800

Peningkatan pengembanga n kebudayaan dan

pariwisata

V

4

Program Pengembang an Nilai Budaya

Kegiatan Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah

1.265.049.671 1.168.826.191

Apresiasi pemerintah terhadap seniman dan budayawan Kota Bandung Terlaksanany a sosialisasi PERDA dan PERWAL Kesenian Tradisional dan akurasi data potensi seni budaya

V

(35)

Page 35

Kegiatan Pemberian Dukungan, Penghargaan dan

Kerjasama di bidang Budaya

848.024.238 718.183.698

Meningkatnya upaya pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah

V

Permasalahan dan Solusi Permasalahan :

- Terbatasnya anggaran dalam satu event

Solusi :

- Kerjasama dan partisipasi masyarakat serta swasta yang dapat mengefisiensi anggaran dalam satu event, sehingga Pagelaran Seni Budaya dapat terlaksana melebihi dari yang telah ditargetkan

Sasaran 3

Meningkatnya Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

Pencapaian sasaran 3 meliputi 3 (tiga) indikator dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.3.5

Analisis Pencapaian Sasaran 3

Meningkatnya Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

NO INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN

2018

SATUAN TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET

1 Jumlah Kunjungan

Wisatawan orang 5.367.894 5.807.565 108,00 5.480.821 6.061.094 110.58 6.035.475 2 Jumlah

Wisatawan

menginap orang 4.014.352 4.018.781 110,00 4.134.783 4.004.492 96,84 4.518.189 3 Rata-rata

lama tinggal

wisatawan hari 2,00 2,12 106,00 2,01 2.25 111.94 2,16

Rata-rata pencapaian 106.45

(36)

Page 36

Grafik 3.3.3 Sasaran 3

Meningkatnya Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

Sasaran Meningkatnya Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung, dapat dilihat dari 3 (tiga) indikator, yaitu jumlah kunjungan wisatawan, jumlah wisatawan menginap dan rata-rata lama tinggal wisatawan.

Tingkat rata-rata capaian kinerja nyata indikator ini adalah sebesar 106,45 %.

Capaian indicator jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2015 terealisasi sebanyak 6.061.094 orang atau 110,58 % dari target wisatawan 5.480.821 orang. Realisasi capaian kunjungan wisatawan Tahun 2015 lebih baik dari capaian Tahun 2014 yang mencapai realisasi sebanyak 104,36 %.

Capaian indicator jumlah wisatawan menginap pada tahun 2015 terealisasi sebanyak 4.004.492 orang atau 96,84 % dari target wisatawan

5480821

4134783 6061094

4004492

2000000 5000000 8000000

Jumlah Kunjungan Wisatawan

Jumlah Wisatawan

Menginap Target Realisasi

2

2,25

0 1,5 3

Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan Target Realisasi

(37)

Page 37

4.134.783 orang. Realisasi capaian kunjungan wisatawan Tahun 2015 lebih baik dari capaian Tahun 2014 yang mencapai realisasi sebanyak 4.018.781 orang.

Indikator rata-rata lama tinggal wisatawan adalah indikator baru di tahun 2015 dengan terealisasi 2,25 hari atau 111,94 % dari target 2,01 hari.

Perhitungan Jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah wisatawan yang menginap serta rata-rata lama tinggal wisatawan dihitung berdasarkan akumulasi jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bandung bekerja sama dengan dinas/instansi terkait (Dishub, PT. Jasa Marga, PT.

KAI, Kantor Imigrasi, PT. Angkasa Pura) serta perhitungan akhir yang dikerjasamakan dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung.

Keberhasilan pencapaian target kinerja sasaran ini tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholder pariwisata dan warga masyarakat Kota Bandung.

Program dan Kegiatan serta penganggaran untuk pencapaian sasaran termaksud adalah :

Tabel 3.3.6

Tabel Program dan Kegiatan serta Penganggaran

NO PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN (PERUBAHAN)

RP

REALISASI RP

OUTPUT PROGRAM/

KEGIATAN YANG DIHASILKAN

KETERKAITAN OUTPUT TERHADAP PENCAPAIAN

SASARAN MENUNJANG

PECAPAIAN

KURANG MENUNJANG PENCAPAIAN

1

Program Pengembanga n Pemasaran Pariwisata

Kegiatan Analisa Pasar untuk Promosi dan

Pemasaran Objek Pariwisata

122.272.700 57.615.000

Tersedianya buku kajian analisa pasar kota

Bandung

V

Kegiatan Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata

203.500.000 201.244.800

Tersedianya data informasi pariwisata

V

(38)

Page 38

Kegiatan Pengembanga n Jaringan Kerja Sama Promosi Pariwisata

1.159.243.825 702.241.554

Terjalinnya kerjasama pariwisata antar Kota/Kab Luar Propinsi Jabar

V

Kegiatan Koordinasi dengan Sektor Pendukung Pariwisata

406.090.983 207.448.000

Terjalinnya kerjasama pariwisata dengan para pelaku usaha pariwisata

V

Kegiatan Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri

8.952.938.119 7.560.948.233

Tersebarnya informasi wisata Kota Bandung kepada Wisnus maupun Wisman

V

Kegiatan Pengembanga n Statistik Wisata Terpadu

1.500.000 1.500.000

Pelaksanaan pelatihan pemandu wisata terpadu

V

Kegiatan Penyelenggara an Bersama Konferensi Asia Afrika (Banprop)

4.000.000.000 3.726.572.200

Permasalahan dan Solusi Permasalahan :

- Promosi pariwisata Kota Bandung yang belum maksimal

- Masih kurangnya koordinasi dengan instansi terkait khususnya dalam penataan infrastruktur Kota untuk mendukung daya Tarik wisata Kota Bandung.

- Belum optimalnya Pelaksanaan kerjasama promosi pariwisata dengan Kabupaten/Kota/Negara lain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Solusi :

- Intensifikasi promosi pariwisata Kota Bandung baik direct promotion maupun melalui media-media promosi lainnya.

- Meningkatkan jalinan kerjasama dengan instansi terkait khususnya

dalam penataan infrastruktur Kota untuk mendukung daya Tarik

wisata Kota Bandung.

(39)

Page 39

- Pelaksanaan kerjasama promosi pariwisata dengan

Kabupaten/Kota/Negara lain untuk meningkatkan kunjungan

wisatawan.

(40)

Page 40

Pencapaian sasaran 4 meliputi 2 (dua) indikator dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.3.7

Analisis Pencapaian Sasaran 4

Berkembangnya Jasa Usaha Pariwisata di Kota Bandung

N

O INDIKATOR

KINERJA SATUAN

TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN

2018 TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET

1

Jumlah Usaha Pariwisata Jasa Akomodasi Penunjang MICE

Hotel 105 105 100,00 113 113 100,00 137

2

Jumlah Usaha Pariwisata Jasa Akomodasi Penunjang MICE yang Berkualitas

Hotel 18 18 100,00 22 22 100,00 34

Rata-rata pencapaian 100,00

Grafik 3.3.4 Sasaran 4

Berkembangnya Jasa Usaha Pariwisata di Kota Bandung

113

22 113

22

100 2030 4050 6070 8090 100110 120130 140150

Jumlah Usaha Pariwisata Jasa

Akomodasi Penunjang Mice

Jumlah Usaha Pariwisata Jasa

Akomodasi Penunjang Mice yang Berkualitas Target Realisasi

Sasaran 4

Berkembangnya Jasa Usaha Pariwisata di Kota Bandung

(41)

Page 41

Sasaran Berkembangnya Jasa Usaha Pariwisata di Kota Bandung, dapat dilihat dari 2 (dua) indikator.

Tingkat rata-rata capaian kinerja nyata indikator ini adalah sebesar 100,00%.

Perhitungan Jumlah usaha pariwisata jasa akomodasi penunjang MICE dan jumlah usaha pariwisata jasa akomodasi penunjang MICE yang berkualitas dihitung berdasarkan akumulasi jumlah usaha pariwisata jasa akomodasi penunjang MICE.

MICE merupakan kegiatan konvensi, perjalanan intensif dan pameran dalam industri pariwisata. Sedangkan apa yang dimaksud dengan MICE? MICE yang secara teknis merupakan singkatan dari Meeting, Incentive, Conference, Exhibition, digolongkan ke dalam industri pariwisata. MICE bisa diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan:

usaha jasa konvensi, perjalanan intensif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan,dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umumnya kegiatan konvensi berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata lain, seperti transportasi, akomodasi, hiburan, perjalanan pra- dan pasca-konferensi (pre-and post-conference tours).

Kriteria Usaha Pariwisata Jasa Akomodasi Penunjang MICE yang Berkualitas adalah sebagai berikut :

- Fasilitas setiap ruangan meeting dilengkapi dengan fasilitas audio visual;

- Tersedianya fasilitas presentase terkini;

- Tersedianya fasilitas ballroom yang lengkap;

- Tersedianya fitur bisnis yang lengkap;

- Tersedianya makanan dan minuman yang sesuai dengan kelas meeting tertentu;

- Tersedianya meeting room dengan berbagai kapasitas (class room,

round table room dan U Shape);

(42)

Page 42 - Mengacu pada Sapta Pesona.

Program dan Kegiatan serta penganggaran untuk pencapaian sasaran termaksud adalah :

Tabel 3.3.8

Tabel Program dan Kegiatan serta Penganggaran

NO PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN (PERUBAHAN)

RP REALISASI RP

OUTPUT PROGRAM/

KEGIATAN YANG DIHASILKAN

KETERKAITAN OUTPUT TERHADAP PENCAPAIAN

SASARAN

MENUNJANG PECAPAIAN

KURANG MENUNJANG PENCAPAIAN

1

Program Pengembang an

Kemitraan

Kegiatan Pengembanga n dan Penguatan Litbang Kebudayaan dan

Pariwisata

439.525.480 365.428.300

Tersedianya hasil kajian kebutuhan kamar dan hotel ideal di kota Bandung

V

Kegiatan Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata

702.763.880 682.877.320

Meningkatnya kemitraan dengan para pelaku pariwisata

V

Kegiatan Pengembanga n

Sumberdaya Manusia dan Profesionalis me Bidang Pariwisata

1.329.590.400 1.133.892.660

Terselenggara nya

pengembanga n

profesionalism e SDM Kepariwisataa n

V

Permasalahan dan Solusi Permasalahan :

Belum maksimalnya jumlah Usaha Pariwisata Jasa Akomodasi Penunjang MICE yang Berkualitas

Solusi :

Perlu diadakan monitoring dan evaluasi untuk menjaga dan

meningkatkan kualitas pelayanan MICE

(43)

Page 43 Sasaran 5

Berkembangnya Obyek Daya Tarik Wisata Kota Bandung

Pencapaian sasaran 5 meliputi 1 (satu) indikator dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.3.9

Analisis Pencapaian Sasaran 5

Berkembangnya Obyek Daya Tarik Wisata Kota Bandung

N

O INDIKATOR

KINERJA SATUAN

TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN

2018 TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET

1 Jumlah Kampung Wisata

Kampung

Wisata 10 10 100,00 15 15 100,00 30

Rata-rata pencapaian 100,00

Grafik 3.3.5 Sasaran 5

Berkembangnya Obyek Daya Tarik Wisata Kota Bandung

Sasaran Berkembangnya Obyek Daya Tarik Wisata Kota Bandung, dapat dilihat dari 1 (satu) indikator. Tingkat rata-rata capaian kinerja nyata indikator ini adalah sebesar 100,00%.

Perhitungan Jumlah Kampung Wisata dihitung berdasarkan akumulasi jumlah Kampung Wisata di Kota Bandung.

15 15

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Jumlah Kampung Wisata

Target Realisasi

(44)

Page 44

Kampung Wisata adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang menyuguhkan tujuan wisata perkampungan. Dalam perwujudannya, kampung wisata hendaknya dapat memenuhi tuntutan- tuntutan yang ada baik yang menyangkut fasilitas wisata, sirkulasi, dan pengolahan ruang luar yang memiliki banyak keanekaragaman.

Adapun kriteria Kampung Wisata adalah sebagai berikut :

1. Aksebilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi;

2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan local, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata;

3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap kampung wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya.

4. Keamanan di desa tersebut terjamin;

5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai;

6. Beriklim sejuk atau dingin;

7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Data Kampung Wisata Tahun 2015, adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Wisata Kreatif Kampung Eco Bambu, Kecamatan Cidadap;

2. Kawasan Wisata Kreatif Kampung Toge, Kecamatan Bandung Kulon;

3. Kawasan Wisata Kreatif Kampung Batik Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler;

4. Kawasan Wisata Kreatif Kampung Situs, Kecamatan Bandung Kulon;

5. Kawasan Wisata Kreatif Kampung Peuyeum, Kecamatan

Mandalawati.

Gambar

Grafik 3.3.1  Sasaran 1
Tabel Program dan Kegiatan serta Penganggaran
Grafik 3.3.3  Sasaran 3

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Dengan bantuan metode DMAIC (Defiine Measure Analyze Improve Control) dari Six Sigma diharapkan penulis dapat membantu menganalisis kualitas yang dihasilkan dari proses

Sejalan dengan hal tersebut, perkembangan menuju tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan salah satu mekanisme yang sangat besar pengaruhnya bagi

Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik yang menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur Lalu Lintas

Setelah dibandingkan dengan “Data Antopometri Indonesia” dengan kriteria- kriteria yang disesuaikan dengan hasil pengukuran sampel, hasil diatas tidak memiliki

Melihat kepada kurangnya interaksi segelintir kanak-kanak dengan orang luar misalnya jiran tetangga, ianya akan memberi impak atau kesan ke atas perkembangan sosial mereka

Se s melakuka wa kompone nuhi standa dieksekusi d nuhi seluruh ditemukan e ntifikasi terse elum melak onen perang en perangka ngkat Lunak untuk mem an spesifika gkat lunak 3.0