KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPA DI MAN SIABU T. A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
YASMINARTI NIM: 1102151023
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPA DI MAN SIABU T. A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
YASMINARTI NIM: 1102151023
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
limpahan kasih sayang, serta petunjuk dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Sikap Optimis Siswa Kurang
Mampu Ekonomi Melalui Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI-IPA Di MAN Siabu TA.2013/2014” dengan baik dan tepat pada
waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar SarjanaPendidikan pada
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
Selama penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hikmah atas
kemudahan serta hambatan, kesulitan maupun rintangan yang dilalui. Namun berkat
bimbingan Ibu Dosen Pembimbing dan juga berbagai pihak, maka akhirnya penulis
dapat menyelesaikannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S sebagai Dekan FIP, Bapak Prof. Dr.
Yusnadi,MS. sebagai Pembantu Dekan 1.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan yang banyak memberi saran kepada penulis dalam
penyusunan skripsi dan kepada Ibu. Dra Nurajani,M.Pd sebagai Serketaris
4. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetti.,M.S.,Kons.,S.Psi. sebagai Dosen Pembimbing
Skripsi saya yang telah banyak memberikan bantuan bimbingan, dukungan,
motivasi, saran dan kritik, serta ketabahan dan kesabaran dalam membimbing
penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini. Sangat senang saya
menjadi mahasiswa mahasiswa bimbingan beliau. Juga selaku Pembimbing
Akademik yang banyak membimbing penulis dari segi akademik sejak
penulis belajar di semester satu. Terima kasih atas segala pengorbanan dan
bantuan ibu.
5. Ibu Prof. Dr. Hj. Rosmala Dewi., M.Pd. Kons, Ibu Nani Barorah, S. Psi.,
MA. dan Ibu Dra Nurajani, M.Pd selaku penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan saran-saran untuk skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang
telah memberikan banyak ilmu, bimbingan dan motivasi kepada peneliti
semenjak mengikuti pendidikan Bimbingan dan Konseling.
7. Seluruh staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan atas kerja sama dan bantuan yang diberikan kepada peneliti.
8. Bapak H. Sabaruddin, S.Pd., M.M. sebagai kepala dan Ibu Ramaita, S.Pd
sebagai PKM II bidang kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri Siabu terima
kasih atas kerja sama yang telah diberikan selama penulis melakukan
penelitian.
9. Teristimewa buat kedua orang tua penulis Ayahanda Awaluddin Siregar dan
Ibunda terkasih Ratni Nasution terima kasih atas ridho, doa, kasih
sehingga dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan dengan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
10.Buat saudara-saudaraku, terutama saudara saya Abdi Husein Siregar dan
Maisaroh Siregar bersama keluarga yang telah banyak memberikan dukungan,
motivasi dan doa kepada penulis selama menyelesaikan studi di Universitas
Negeri Medan.
11.Buat sahabat sekaligus saudara terbaik saya Erma Suryani, adinda Almh.
Wardani Nasution dan Eva Solina, Kakanda Rida Sari Surbakti dan semua
teman-teman seperjuangan di UKM Islam Ar-rahman UNIMED kususnya
yang berada di Fakultas Ilmu Pendidikan, LP2IM Unimed, PK KAMMI
se-UNIMED, dan SADAMA TABAGSEL juga kepada saudariku di lingkaran
‘spesial’ dan tak lupa juga kepada seluruh personil Pondokan Sumayyah dan
Pondokan At-Thohiroh yang telah banyak mendukung dan memberikan
pembelajaran juga bantuan bagi penulis serta mendampingi dan membantu
penulis baik suka duka.
12.Tak lupa ucapan terima kasih kepada adik-adik MAN Siabu yang telah
membantu penulis dalam penelitian semoga kita semua menjadi anak bangsa
yang memberikan kebanggan bagi Indonesia tercinta.
13.Seluruh Teman-teman jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 2010
terkhusus BK Reg-C, Siti Utami, Muhammad Fadly Nasution dan
Teman-teman seperjuangan.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat
penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kesalahan pada tulisan ini baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi sempurnanya
skripsi ini. Semoga skirpsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan dibidang bimbingan dan konseling.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini berkah dan
bermanfaat bagi kitasemua khususnya para pembaca.
Medan, Agustus 2014
ABSTRAK
Yasminarti. 1102151023. Meningkatkan Sikap Optimis Siswa Kurang Mampu Ekonomi Untuk Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Melalui Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI-IPA di MAN SiabuTahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Fakultas IlmuPendidikan, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah bimbingan kelompok dapat meningkatkan sikap optimis siswa kelas XI-IPA MAN SIABU Tahun ajaran 2013-2014 yang berasal dari keluarga kurang mampu ekonomi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Subjek penelitian ini berjumlah 10 orang yang diambil dari 90 orang siswa kelas XI IPA MAN Siabu Tahun ajaran 2013-2014. Peneliti mengumpulkan data melalui hasil evaluasi diri siswa dan penyebaran angket guna peningkatan sikap optimis siswa yang menjadi subjek penelitian ini.sebagai PenelitianTindakan Bimbingan Konseling (PTBK) penelitian in iterdiri dari 2 siklus, siklus I dansiklus II masing-masingsiklus memilikipertemuan 2 x 45 menit. Pada setiap pengakhiran masing-masing siklus peneliti melakukan penilaian yaitu penilaian segera (Laiseg), dan penilaian jangka pendek (Laijapen) pada siklus I dan penilaian segera (Laiseg) di siklus II. kemudian memberikan angket jua dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih banyak mengenai sikap optimis siswa.
Hasil analisis data saat observasi sebelum penelitian diperoleh10 orang siswa di kelas XI-IPA tahun ajaran 2013-2014 yang memiliki sikap optimis rendah untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dikarenakan kondisi ekonomi yang lemah. Setelah siklus I dilaksanakan beserta penilaian lainnya diperoleh 3 orang yang sudah mencapai kategori baik sikap optimisnya dan 7 orang lagi masih memiliki sikap optimis rendah. Setelah melakukan refleksi maka dilaksanakan siklus II dan diperoleh 8 orang meningkat sikap optimisnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi Masalah ... 9
1.3 Pembatasan Masalah ... 10
1.4 Rumusan Masalah ... 10
B. Sikap Optimis Siswa Kurang Mampu Ekonomi Melanjutkan Pendidikan Di PerguruanTinggi ... ... 23
C.Bimbingan Kelompok ... 31
D.Meningkatkan Sikap Optimis Siswa Kurang Mampu Ekonomi Untuk Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Melalui Bimbingan Kelompok ... . 44
3. 3 Operasional Variabel Penelitian ... 51
A. Desain Penelitian Siklus I ... 54
B. Desain penelitian Siklus II ... 58
3. 5 Teknik Pengumpulan Data ... ... 60
3. 6 Teknik Analisis Data ... ... 62
3. 7 Uji CobaInstrumen ... ... 63
3. 8 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan FisikLingkungan Madrasah Aliyah Negeri Siabu ………... 65
4.2 Hasil Penelitian A. Hasil Penelitian Sebelum Tindakan ……….. 66
B. Pra siklus ……….. 67
C. Deskripsi Siklus I ………. 71
D. Deskripsi Siklus II ……… 83
4.3 Pembahasan Penelitian ………. 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 101
5.2 Saran ………. 101
DAFTAR PUSTAKA ………. 103
LAMPIRAN ……….... 106
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rencana Penelitian Siklus I ……….. 54
Tabel 3.2 Rencana Penelitian Siklus II ……… 58
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ……… 61
Tabel 4.1 Kisi-kisi angket setelah divalidkan……… .. 68
Tabel 4.2 Susunan Angket sikap optimis siswa dengan penomoran baru. 69 Tabel 4.3 Sikap Optimis siswa PraSiklus ...………… 71
Tabel 4.4 Kondisi Siswa setelah siklus I ……...……… 78
Tabel 4.5 Sikap Optimis Siswa setelah Siklus I... 79
Tabel 4.6 Sikap Optimis Siswa pra siklus dan setelah Siklus I ... 82
Tabel 4.7 Kondisi siswa setelah sklus II ... 89
Tabel 4.8 Sikap Optimis Siswa setelah Siklus II ... 90
Tabel 4.9 Sikap Optimis Siswa setelah siklus I dan setelah Siklus II .... 93
Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Sikap Optimis Kurang Mampu Ekonomi untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ...….. 111 Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Optimis Siswa.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan ……….. … 54
Gambar 4.1 Diagram Sikap Optimis Siswa Setelah Siklus I ………...….. 80
Gambar 4.2 Diagram Sikap Optimis siswa Pra Siklus Dan setelah Siklus I…. 83
Gambar 4.3 Diagram Sikap Optimis Siswa setelah siklus II ………...….. 91
Gambar 4.4 Diagram Sikap Optimis Siswa Pra Siklus, setelah Siklus I Dan Siklus II
... 94
Gambar 4.5 Diagram peningkatan sikap optimis siswa setelah siklus I dan Siklus II
...…. 98 Gambar 6.1 Kegiatan bimbingan kelompok di perpustakaan sekolah
Gambar 6.2 Siswa berpartisipasi dalam bimbingan kelompok
Gambar 6.3Siswasedang mengisi angket
Gambar 6.4 Ruangan PKM II penanggung jawab guru BP dan bersebelahan dengan
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Siklus I
Lembar Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Siklus II
Lembar Observasi Aktifitas Siswa terhadap Bimbingan Kelompok Siklus I
Lembar Observasi Aktifitas Siswa terhadap Bimbingan Kelompok Siklus II
Surat Keterangan Observasi
Surat Pengantar Penelitian
Surat Keterangan Penelitian
1
1.1Latar Belakang Masalah
Cita-cita luhur bangsa ini telah dituliskan dalam pembukaan UUD 1945.
Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita yang sudah diusahakan oleh nenek
moyang, founding father, para pahlawan pendahulu, dan pemimpin-pemimpin bangsa
ini.Sudah cukup banyak program yang dilakukan oleh pemerintah guna mencapai
cita-cita tersebut.Perbaikan demi perbaikan pun telah dilakukan untuk mencapai
tujuan itu.Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 disebutkan bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan. Hal ini menekankan bahwa setiap warga negara
memiliki hak untuk menjadi salah satu bagian dari orang-orang yang akan dididik
untuk mencerdaskan bangsa ini. pemerintah pusat maupun daerah memiliki
kewajiban untuk memberikan layanan, kemudahan serta jaminan atas
terselenggaranya pendidikan yang bermutu untuk setiap warga negara dan masyarakat
Indonesia pun berkewajiban untuk memberikan dukungan sumber daya demi
tercapainya cita-cita bangsa ini.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan maka
pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna untuk memenuhi tuntutan atas
pemenuhan hak pendidikan bagi setiap warga negara. Dalam pemberitaan Republika
Online, (http://www.republika.co.id) di 25 juni 2013 disebutkan bahwa Kementrian
Menengah Universal (PMU) atau wajib belajar 12 tahun yang bertujuan untuk
menyiapkan generasi emas Indonesia pada 2045.
Pemerintah telah mencanangkan beberapa bantuan untuk memfasilitasi
pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi baik bagi pelajar yang
berstatus kurang mampu secara ekonomi maupun yang memiliki prestasi kurikuler
maupun ekstrakurikuler. Untuk siswa yang tidak mampu bersekolah disebabkan oleh
masalah ekonomi maka pemerintah telah membuat program beasiswa miskin
(BSM).Untuk siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi namun tidak
memiliki kondisi ekonomi yang mendukung, maka pemerintah telah memberikan
fasilitas yang beragam. Salah satu program yang sudah dibuat oleh pemerintah untuk
membantu siswa yang tidak mampu kuliah karena memiliki kendala ekonomi antara
lain adalah BIDIK MISI yang merupakan singkatan dari Bantuan Pendidikan
Mahasiswa berprestasi, Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM), dan Bantuan Pendidikan
dari PEMDA/PEMKAB, beasiswa dari Bank Nasional Indonesia, Bank Republik
Indonesia (BRI) dan yang lainnya. Bantuan pendidikan juga banyak diberikan oleh
yayasan atau pihak swasta. Contohnya beasiswa Bank Central Asia (BCA) Finance,
Rumah Zakat (RZ), beasiswa dari Dompet Dhuafa Peduli Umat Waspada dan LAZ
PT. Bank Sumut, beasiswa Toyota Astra, Beasiswa Gudang Garam, beasiswa
Pertamina, beasiswa Supersemar, beasiswa peningkatan prestasi Ekstrakurikuler
(PPE), beasiswa PTPN, beasiswa Data Print dan masih banyak lagi beasiswa lainnya
yang sangat membantu bagi siapa saja yang ingin melanjutkan pendidikan (Permana,
Sudah banyak yang melewati masa sulit untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dan hal ini terus meningkat dari tahun ke tahun.Pemerintah dan
pihak swasta juga semakin menggalakkan program ini. Jenis-jenis bantuan yang
diberikan berbeda-beda, namun yang pasti semua fasilitas bantuan pendidikan ini
lebih banyak di perioritaskan untuk yang tidak mampu dari segi ekonomi dan juga
didukung oleh prestasi akademik maupun non-akademik. Dalam pengantar Pedoman
Penyelenggaran Bantuan Pendidikan Bidik Misi 2013 disebutkan bahwa 20.000
mahasiswa yang memiliki potensi akademik baik dan tidak mampu secara ekonomi
tersebar di 104 perguruan tinggi negeri. Pada tahun 2011 mahasiswa baru penerima
Bidikmisi bertambah sebanyak 30.000 di 117 perguruan tinggi negeri dan pada tahun
2012 bertambah lagi sebanyak 42.000 mahasiswa termasuk 2.000 mahasiswa
perguruan tinggi swasta. Pada tahun 2013 akan dilanjutkan dengan menerima 50.000
calon mahasiswa penerima Bidikmisi yang diselenggarakan di 95 perguruan tinggi
negeri dibawah Kemdikbud dan beberapa PTS yang akan diseleksi. Pada tahun 2014
ini sebanyak 1767 mahasiswa penerima Bidikmisi dari jenjang D3 angkatan 2010
diharapkan akan menyelesaikan studi. Sebaran dari penerima bantuan pendidikan ini
menyebar di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.Perguruan tinggi yang
menampung bantuan yang lebih banyak adalah perguruan tinggi yang telah diakui
kualitasnya baik oleh pemerintah.
Sementara itu di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) hingga 2012
telah tercatat 5.480 orang dan di tahun 2013 Kemenag menetapkan 52 PTAIN sebagai
perguruan tinggi penyelenggara dengan jumlah 2.215 mahasiswa
N.Segera.Dicairkan). Jumlah yang sudah disebutkan ini merupakan jumlah dari
penerima BIDIK MISI saja dan kalau dituliskan lagi jumlah penerima beasiswa
lainnya maka kita akan menemukan lebih banyak lagi, seperti beasiswa BCA Finance
yang memberikan beasiswa kepada 60 orang mahasiswa di tahun 2013 yang tersebar
di 51 Perguruan Tinggi dan sampai dengan tahun 2013 ini, total penerima Beasiswa
BCA Finance menjadi 208 mahasiswa (http://www.bcafinance.co.id/beasiswa/).
Kemudian dari program beasiswa DataPrint yang telah memasuki tahun ketiga telah
mencapai lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya dan pastinya ini
bisa dimanfaatkan oleh siswa kurang mampu untuk dapat melanjutkan studinya ke
perguruan tinggi (http://beasiswadataprint.com/).
Pemerintah sudah menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia
nomor 55 Tahun 2013 tentang biaya kuliah tunggal dan uang kuliah tunggal pada
perguruan tinggi negeri di lingkungan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
(www.dikti.go.id). Berdasarkan isi dari Permendikbud Nomor 55 Tahun 2013 1 ayat
3 disebutkan bahwa Uang kuliah tunggal merupakan sebagian biaya kuliah tunggal
yang ditanggung setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya. Kemudian,
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan no 55 tahun 2013 pasal 5 menyatakan
bahwa perguruan tinggi negeri tidak boleh memungut uang pangkal dan pungutan
lain selain uang kuliah tunggal dari mahasiswa baru program Sarjana (S1) dan
program diploma mulai tahun akademik 2013–2014. Maka, siswa yang akan
melanjutkan studi perguruan tinggi hanya akan dikenai biaya yang sesuai dengan
ekonominya rendah akan dikenakan biaya kuliah yang sesuai dengan tingkat
ekonominya dan sebaliknya siswa yang berasal dari keluarga yang tingkat ekonomi
menengah ke atas juga akan membayar uang kuliah yang sesuai dengan tingkat
ekonominya. Peraturan ini meringankan beban siswa yang berasal dari keluarga
kurang mampu sehingga mereka tidak khawatir lagi dengan biaya masuk kuliah yang
selama ini menjadi salah satu penghalang bagi siswa yang berasal dari keluarga
kurang mampu untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.
Berdasarkan data indikator pendidikan dari Badan Pusat Statistik
(http://bps.go.id) tahun 2013 Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT)
masyarakat Indonesia hanya 29,9 %. Jika kita bandingkan dengan APK SMA, siswa
yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hanya sedikit dibanding jumlah
siswa yang sudah menamatkan SMA. Hal ini tentu tidak lepas dari minimnya jumlah
pelajar yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Tuntutan dunia usaha kerja dewasa ini secara tidak langsung menuntut orang
tua agar menyekolahkan anaknya sesuai dengan tuntutan dari dunia usaha dan dunia
kerja yang ada. Indonesi akan memasuki era perdagangan bebas maka komunikasi
antar negara akan berlangsung cepat, setiap negara harus membuka diri terhadap
masuknya barang, jasa, modal serta tenaga kerja dari negara lain. Sehingga hanya
orang yang berprestasi dan berkualitas akan mempunyai peluang yang besar untuk
memperoleh pekerjaan dan akan diberikan penghargaan sesuai dengan prestasinya
(Tarigan dan Nasution, 2013). Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat
pendapatan masyarakat karena pendidikan menjadi salah satu faktor yang
maka instansi-instansi telah menentukan taraf minimal pendidikan yang dimiliki oleh
calon pegawainya.Sehingga perlu bagi masyarakat Indonesia untuk tidak hanya
mengenyam pendidikan sampai wajib belajar saja. Namun perlu untuk melanjutkan
studi ke jenjang yang lebih tinggi. Ketika menjadi seorang tenaga kerja bukan
menjadi pilihan bagi seseorang untuk memiliki pendapatan maka salah satu pilihan
yang mungkin adalah memnjadi seorang pengusaha dan pastinya hal tersebut
membutuhkan modal dan keahlian lain dan tetap saja membutuhkan keahlian yang
sesuai yang didapatkan dari pendidikan dan lebih tepatnya pendidikan ke perguruan
tinggi.
Pemerintah telah mengusahakan program-program yang membantu siswa
kurang mampu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Namun sesuai data dari
Badan Pusat Statistika tahun 2013 Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK
PT) masyarakat Indonesia hanya 29,9 % hal ini menandakan bahwa siswa tamatan
SMA yang tidak kuliah sangat banyak jumlahnya. Ketika pemerintah sudah
menyediakan fasilitas-fasilitas seperti beasiswa harusnya siswa memanfaatkannya
sehingga menjadi individu yang lebih baik dan lebih mungkin untuk merubah kondisi
ekonomi keluarga. Keadaan yang ditemukan berdasarkan hasil observasi untuk studi
awal penelitian yang dilakukan oleh penulis di lapangan tepatnya di Madrasah Aliyah
Negeri Siabu adalah sikap optimis siswa kurang mampu sangat rendah bahkan hingga
mereka tidak mencoba mendaftarkan diri untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau jenis seleksi yang sejenisnya. Hal ini tentu
padahal tidak dikenakan biaya pendaftaran sedikitpun. Untuk mengikuti SNMPTN
atau yang sejenisnya siswa tidak dikenakan biaya pendaftaran sedikitpun.
Sikap optimis sangat dibutuhkan untuk menjadi individu yang lebih baik.
Seseorang yang optimis cenderung berpikir bahwa sesuatu yang bersifat positif akan
memperbaiki apa-apa yang dikerjakannya dan sesuatu yang buruk terjadi disebabkan
oleh sesuatu yang spesifik (Seligman, 2008 : 65). Maka seharusnya siswa optimis
untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dengan berpikiran bahwa sesuatu
yang baik yang dilakukkannya akan memperbaiki apa-apa yang akan diperoleh
kemudian hari. Siswa harus diarahkan sehingga bersikap optimis dengan
cita-citanya.Dan pastinya hal ini membutuhkan dukungan dari orang tua dan pihak
sekolah.sikap optimis siswa sangat penting untuk ditingkatkan. Ketika anak pintar
namun tidak memiliki sikap yang optimis maka keberhasilan tidak cukup dekat
dengannya. Kesuksesan akan diraih oleh anak yang berbakat dan juga optimis
(Seligman, 2008 : 181).
Pemikiran yang lazim ada di benak kita adalah orang-orang menjadi optimis
karena dia memiliki bakat atau berprestasi tinggi. Dalam penelitian yang sudah
dilakukan semua objek memiliki nilai SAT dan IQ-nya sama. Kemudian diamati lagi
apa yang terjadi pada orang yang bersifat pesimis dan optimis diantara orang-orang
yang berbakat. Dari hasil penelitian itu, Seligman bersama rekannya menemukan
berulang kali bahwa orang-orang yang pesimis merosot ke bawah potensinya dan
orang-orang yang optimis berhasil mengungguli (Seligman, 2008: 203). Dari hal ini
dapat dipahami bahwa betapapun anak memiliki potensi namun tidak memiliki sikap
yang kondisi ekonominya rendah tidak memiliki sikap optimis maka ini akan
semakin menjauhkan anak dari kesuksesan.
Shapiro (1997 : 101) kemudian menjelaskan bahwa anak-anak yang optimis
juga lebih berhasil di sekolah dibanding teman-temannya yang pesimis. Sikap optimis
siswa yang dipengaruhi oleh faktor internal individu dan lingkungannya.Untuk
meningkatkan sikap optimis siswa, sekolah sebagai faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi sikap optimis siswa menganjurkan kepada guru wali kelas, konselor
sekolah atau guru BP dan guru mata pelajaran untuk memberikan motivasi-motivasi
kepada siswa agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Siswa yang
SMP atau sederajat diberikan motivasi untuk melanjutkan ke SMA atau sederajat,
siswa SMA atau sederajat dimotivasi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Studi awal penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Madrasah Aliyah
Negeri Siabu ditemukan bahwa dari 90 orang siswa kelas XI IPA 54 orang siswa
merupakan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu dari segi ekonomi.
Kemudian dari 54 orang siswa tersebut ditemukan 13 orang siswa yang menyatakan
tidak akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Kemudian dari 13 orang siswa
tersebut didapatkan 10 orang siswa yang orang tuanya tidak sanggup membiayai
hingga ke perguruan tinggi.Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh penulis
terhadap alumni juga siswa yang masih bersekolah di MAN Siabu tersebut ditemukan
bahwa kebanyakan alumni tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi bahkan yang
mencoba mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi juga sedikit. Beberapa siswa
tinggi karena orang tua tidak sanggup membiayai dan menyatakan tidak akan
megikuti seleksi masuk perguruan tinggi.
Kondisi Madrasah Aliyah Negeri Siabu belum memiliki konselor yang
memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling dan masih
melimpahkan tugas konselor sekolah kepada WKS II Bidang kesiswaan.Kepala
sekolah, wali kelas, guru-guru mata pelajaran memberikan motivasi kepada siswa
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, namun hal tersebut belum cukup
mendorong siswa kurang mampu untuk memiliki sikap optimis untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi.
Berangkat dari hasil studi awal penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis
maka perlu diberikan layanan untuk mengatasi masalah tersebut oleh penulis sebagai
calon konselor. Dari jumlah siswa kurang mampu ekonomi yang didapatkan tidak
optimis untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi maka penulis akan memberikan
layanan bimbingan kelompok untuk dapat membantu siswa yang berasal dari
keluarga kurang mampu ekonomi memiliki sikap optimis melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Bimbingan kelompok yang dilakuan dengan jumlah anggota yang
tidak banyak maka dengan dalam bimbingan akan lebih mudah tercipta kedekatan
antara konselor dengan anggota kelompok sehingga siswa-siswa yang menjadi
anggota kelompok lebih terbuka dan kegiatan bimbingan lebih efektif. Oleh karena
itu penulis merencanakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Sikap Optimis
1. 2 Identifikasi Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa kurang mampu ekonomi tidak memiliki sikap optimis untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi
2. Siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu ekonomi sedikit yang
mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi
3. Dorongan-dorongan yang diberikan oleh pihak sekolah belum cukup
membuat siswa kurang mampu ekonomi untuk optimis melanjutkan studi ke
perguruan tinggi
4. Apakah Bimbingan kelompok perkembangan akan dapat meningkatkan sikap
optimis siswa kurang mampu ekonomi untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi ?
1. 3 Pembatasan Masalah
Berdasarkam identifikasi masalah yang telah dituliskan sebelumnya, perlu
kiranya dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini agar masalah yang diteliti
lebih jelas dan terarah.Masalah penelitian ini dibatasi pada peningkatan sikap optimis
siswa kurang mampu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan
kelompok di MAN Siabu tahun ajaran 2013-2014.
1. 4 Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Apakah bimbingan
kelompok dapat meningkatkan sikap optimis siswa kurang mampu untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan kelompok di MAN Siabu tahun ajaran
1. 5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data apakah bimbingan kelompok
yang dilakukan berhasil meningkatkan sikap optimis siswa kurang mampu untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan kelompok di MAN Siabu
tahun ajaran 2013-2014.
1. 6 Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan masukan untuk
pengembangan disiplin ilmu khususnya dalam membantu siswa kurang
mampu di MAN Siabu tahun ajaran 2013-2014 meningkatkan sikap optimis
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan kelompok.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta tambahan bagi
pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti dan berguna bagi pihak yang
berminat pada masalah yang sama dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini.
B. Manfaat Praktis
1. Bagi Konselor Sekolah
Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan Sebagai bahan masukan dalam
membantu siswa kurang mampu meningkatkan sikap optimis untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan kelompok.
Sebagai bahan masukan bagi siswa kurang mampu di MAN Siabu untuk
meningkatkan sikap optimis dalam diri masing-masing siswa melanjutkan
studi ke perguruan tinggi.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dalam membantu siswa kurang mampu di MAN
Siabu meningkatkan sikap optimis untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
4. Bagi Peneliti
Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir yang dinamis, serta
mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan dan meningkatkan sikap
optimis siswa kurang mampu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
5. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Sebagai bahan referensi dalam menambah pemahaman dan pengembangan
keilmuan khususnya mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan bimbingan
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan sikap optimis siswa
kurang mampu ekonomi utnuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
b. Sikap optimis siswa kurang mampu ekonomi dapat ditingkatkan dengan
pemberian layanan bimbingan kelompok.
c. Layanan bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan sikap optimis siswa kurang mampu ekonomi utnuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya dan dari
kesimpulan di atas makan saran dari peneliti adalah :
a. Kepada Guru BK maupun calon Guru BK dapat menggunakan layanan
bimbingan kelompok sebagai layanan dalam meningkatkan sikap optimis
siswa kurang mampu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
b. Kepada pihak sekolah diharapkan lebih mendukung program-program layanan
bimbingan konseling di sekolah yang berkaitan dengan pengembangan diri
siswa yyang berkaitan dengan pribadi, belajar dan karir siswa khususnya
untuk meningkatkan sikap optimis siswa kurang mampu ekonomi untuk
c. Kepada siswa diharapkan lebih aktif berkomunikasi dalam bimbingan
kelompok maupun kelompok belajar namun secara khusus diharapkan untuk
optimis terhadap masa depan bahwa meskipun dengan ekonomi rendah kamu
Analisis Data Kemiskinan berdasarkan Pendataan program perlindungan sosial (PPLS) 2011. Kementrian Sosial
Dewi, Rosmala. 2012. Penelitian Pendidikan (Desaian Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed
Goleman, Daniel. 1996. Emotional Intelengence. Jakarta. Gramedia.
Hutz-Midgett, Aida., M. Doumas, Diana., Dickinson, Becca., Dondero, Angela., Johnson ,Mary Kaye., and Kimball, Jenni. 2012. Untangling Hope and Optimism: Implications for Counselors, (Online), VISTAS 2012, Vol 1, article 51, dalam (http://www.counseling.org/library/, diakses 19 Mei 2014.
Informasi beasiswa dari DataPrint. 2013, (Online) dalam
http://beasiswadataprint.com/, diakses 06 januari 2014)
Jaminan Bagi Mahasiswa Kurang Mampu Dalam UU DIKTI. 2013, (Online),
dalam
http://www.manajemenpendidikantinggi.net/index.php/berita-nasional/206-jaminan-bagi-mahasiswa-kurang-mampu-dalam-uu-dikti, diakses 13 Januari 2014).
KBBI (Online, dalam http://kbbi.web.id/, diakses 06 januari 2014)
Manajemen Pendidikan Tinggi 2013. Jaminan Bagi Mahasiswa Kurang Mampu
dalam UU DIKTI, (Online),
(http://www.manajemenpendidikantinggi.net/index.php/berita-nasional/206-jaminan-bagi-mahasiswa-kurang-mampu-dalam-uu-dikti, diakses 23
desember 2013).
Nasution, Syafrina dan Tarigan, Lemta. 2013. Pengaruh Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Anak Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi (Studi Kasus Kelas Xi Semester Genap Di Sma Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/2011). Jurnal Citizenship,
35-52.
Pedoman Bidik Misi 2013
Pengumuman Penerima Beasiswa BCAF 2013 Program CSR BCA Finance, (Online), dalam http://www.bcafinance.co.id/beasiswa/.diakses 06 januari 2014).
Prayitno. 2004. Seri Layanan Konseling L.1/L.9 Layanan Orientasi. Padang. UNP.
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Republika Online.25 Juni, 2013.Kemdikbud Luncurkan Pendidikan Menengah
Universal, (Online), dalam
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/13/06/25/moxteo-kemdikbud-luncurkan-pendidikan-menengah-universal, diakses 06 Januari 2014).
Seligman, Martin E.P. 2008. Menginstal Optimisme. Bandung. Momentum Imprint Salamadani.
Seligman, Martin E.P. 2005. Authentic Happiness. Bandung. Mizan Pustaka.
Shapiro, Lawrence E. 1997. Mengajarkan Emotional Intelengence pada Anak. Jakarta. Gramedia.
Sistem Pendidikan Tinggi. 2011, (Online), dalam http://www.dikti.go.id/id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/, diakses 13 Januari 2014).
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung. Alfabeta.
Tv One. 2010. Inilah 14 Kriteria Orang Miskin Versi BPS, (online, dalam http://sosialbudaya.tvonenews.tv/berita/view/38202/2010/05/04/inilah_14_k riteria_orang_miskin_versi_bps.tvOne, diakses 13 Januari 2014)
Undang-undang Republik Indonesia No 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.
Wahyono, Joko. 2010. Sekolahkaya sekolah miskin, guru kaya guru miskin. Jakarta. Elex Media Komputindo.
Waruwu, Fidelis E & Sukardi. 2006. Korelasi antara optimisme dan prestasi akademik siswa SD Santa Maria kelas 6 di Cirebon. Jurnal Psikologi, 55-71.