• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN SIKAP OPTIMIS SISWA KURANG MAMPU EKONOMI UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI-IPA DI MAN SIABU TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN SIKAP OPTIMIS SISWA KURANG MAMPU EKONOMI UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI-IPA DI MAN SIABU TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPA DI MAN SIABU T. A 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

YASMINARTI NIM: 1102151023

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPA DI MAN SIABU T. A 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

YASMINARTI NIM: 1102151023

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kehadirat Allah Yang Maha Esa atas

limpahan kasih sayang, serta petunjuk dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Sikap Optimis Siswa Kurang

Mampu Ekonomi Melalui Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI-IPA Di MAN Siabu TA.2013/2014” dengan baik dan tepat pada

waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar SarjanaPendidikan pada

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

Selama penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hikmah atas

kemudahan serta hambatan, kesulitan maupun rintangan yang dilalui. Namun berkat

bimbingan Ibu Dosen Pembimbing dan juga berbagai pihak, maka akhirnya penulis

dapat menyelesaikannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S sebagai Dekan FIP, Bapak Prof. Dr.

Yusnadi,MS. sebagai Pembantu Dekan 1.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan yang banyak memberi saran kepada penulis dalam

penyusunan skripsi dan kepada Ibu. Dra Nurajani,M.Pd sebagai Serketaris

(8)

4. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetti.,M.S.,Kons.,S.Psi. sebagai Dosen Pembimbing

Skripsi saya yang telah banyak memberikan bantuan bimbingan, dukungan,

motivasi, saran dan kritik, serta ketabahan dan kesabaran dalam membimbing

penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini. Sangat senang saya

menjadi mahasiswa mahasiswa bimbingan beliau. Juga selaku Pembimbing

Akademik yang banyak membimbing penulis dari segi akademik sejak

penulis belajar di semester satu. Terima kasih atas segala pengorbanan dan

bantuan ibu.

5. Ibu Prof. Dr. Hj. Rosmala Dewi., M.Pd. Kons, Ibu Nani Barorah, S. Psi.,

MA. dan Ibu Dra Nurajani, M.Pd selaku penguji yang telah banyak

memberikan masukan dan saran-saran untuk skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang

telah memberikan banyak ilmu, bimbingan dan motivasi kepada peneliti

semenjak mengikuti pendidikan Bimbingan dan Konseling.

7. Seluruh staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan atas kerja sama dan bantuan yang diberikan kepada peneliti.

8. Bapak H. Sabaruddin, S.Pd., M.M. sebagai kepala dan Ibu Ramaita, S.Pd

sebagai PKM II bidang kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri Siabu terima

kasih atas kerja sama yang telah diberikan selama penulis melakukan

penelitian.

9. Teristimewa buat kedua orang tua penulis Ayahanda Awaluddin Siregar dan

Ibunda terkasih Ratni Nasution terima kasih atas ridho, doa, kasih

(9)

sehingga dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan dengan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

10.Buat saudara-saudaraku, terutama saudara saya Abdi Husein Siregar dan

Maisaroh Siregar bersama keluarga yang telah banyak memberikan dukungan,

motivasi dan doa kepada penulis selama menyelesaikan studi di Universitas

Negeri Medan.

11.Buat sahabat sekaligus saudara terbaik saya Erma Suryani, adinda Almh.

Wardani Nasution dan Eva Solina, Kakanda Rida Sari Surbakti dan semua

teman-teman seperjuangan di UKM Islam Ar-rahman UNIMED kususnya

yang berada di Fakultas Ilmu Pendidikan, LP2IM Unimed, PK KAMMI

se-UNIMED, dan SADAMA TABAGSEL juga kepada saudariku di lingkaran

‘spesial’ dan tak lupa juga kepada seluruh personil Pondokan Sumayyah dan

Pondokan At-Thohiroh yang telah banyak mendukung dan memberikan

pembelajaran juga bantuan bagi penulis serta mendampingi dan membantu

penulis baik suka duka.

12.Tak lupa ucapan terima kasih kepada adik-adik MAN Siabu yang telah

membantu penulis dalam penelitian semoga kita semua menjadi anak bangsa

yang memberikan kebanggan bagi Indonesia tercinta.

13.Seluruh Teman-teman jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 2010

terkhusus BK Reg-C, Siti Utami, Muhammad Fadly Nasution dan

Teman-teman seperjuangan.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat

(10)

penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat

kesalahan pada tulisan ini baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi sempurnanya

skripsi ini. Semoga skirpsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam

memperkaya khasanah ilmu pendidikan dibidang bimbingan dan konseling.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini berkah dan

bermanfaat bagi kitasemua khususnya para pembaca.

Medan, Agustus 2014

(11)

ABSTRAK

Yasminarti. 1102151023. Meningkatkan Sikap Optimis Siswa Kurang Mampu Ekonomi Untuk Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Melalui Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI-IPA di MAN SiabuTahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Fakultas IlmuPendidikan, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah bimbingan kelompok dapat meningkatkan sikap optimis siswa kelas XI-IPA MAN SIABU Tahun ajaran 2013-2014 yang berasal dari keluarga kurang mampu ekonomi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Subjek penelitian ini berjumlah 10 orang yang diambil dari 90 orang siswa kelas XI IPA MAN Siabu Tahun ajaran 2013-2014. Peneliti mengumpulkan data melalui hasil evaluasi diri siswa dan penyebaran angket guna peningkatan sikap optimis siswa yang menjadi subjek penelitian ini.sebagai PenelitianTindakan Bimbingan Konseling (PTBK) penelitian in iterdiri dari 2 siklus, siklus I dansiklus II masing-masingsiklus memilikipertemuan 2 x 45 menit. Pada setiap pengakhiran masing-masing siklus peneliti melakukan penilaian yaitu penilaian segera (Laiseg), dan penilaian jangka pendek (Laijapen) pada siklus I dan penilaian segera (Laiseg) di siklus II. kemudian memberikan angket jua dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih banyak mengenai sikap optimis siswa.

Hasil analisis data saat observasi sebelum penelitian diperoleh10 orang siswa di kelas XI-IPA tahun ajaran 2013-2014 yang memiliki sikap optimis rendah untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dikarenakan kondisi ekonomi yang lemah. Setelah siklus I dilaksanakan beserta penilaian lainnya diperoleh 3 orang yang sudah mencapai kategori baik sikap optimisnya dan 7 orang lagi masih memiliki sikap optimis rendah. Setelah melakukan refleksi maka dilaksanakan siklus II dan diperoleh 8 orang meningkat sikap optimisnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(12)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 10

1.4 Rumusan Masalah ... 10

B. Sikap Optimis Siswa Kurang Mampu Ekonomi Melanjutkan Pendidikan Di PerguruanTinggi ... ... 23

C.Bimbingan Kelompok ... 31

D.Meningkatkan Sikap Optimis Siswa Kurang Mampu Ekonomi Untuk Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Melalui Bimbingan Kelompok ... . 44

3. 3 Operasional Variabel Penelitian ... 51

(13)

A. Desain Penelitian Siklus I ... 54

B. Desain penelitian Siklus II ... 58

3. 5 Teknik Pengumpulan Data ... ... 60

3. 6 Teknik Analisis Data ... ... 62

3. 7 Uji CobaInstrumen ... ... 63

3. 8 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan FisikLingkungan Madrasah Aliyah Negeri Siabu ………... 65

4.2 Hasil Penelitian A. Hasil Penelitian Sebelum Tindakan ……….. 66

B. Pra siklus ……….. 67

C. Deskripsi Siklus I ………. 71

D. Deskripsi Siklus II ……… 83

4.3 Pembahasan Penelitian ………. 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 101

5.2 Saran ………. 101

DAFTAR PUSTAKA ………. 103

LAMPIRAN ……….... 106

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rencana Penelitian Siklus I ……….. 54

Tabel 3.2 Rencana Penelitian Siklus II ……… 58

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ……… 61

Tabel 4.1 Kisi-kisi angket setelah divalidkan……… .. 68

Tabel 4.2 Susunan Angket sikap optimis siswa dengan penomoran baru. 69 Tabel 4.3 Sikap Optimis siswa PraSiklus ...………… 71

Tabel 4.4 Kondisi Siswa setelah siklus I ……...……… 78

Tabel 4.5 Sikap Optimis Siswa setelah Siklus I... 79

Tabel 4.6 Sikap Optimis Siswa pra siklus dan setelah Siklus I ... 82

Tabel 4.7 Kondisi siswa setelah sklus II ... 89

Tabel 4.8 Sikap Optimis Siswa setelah Siklus II ... 90

Tabel 4.9 Sikap Optimis Siswa setelah siklus I dan setelah Siklus II .... 93

Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Sikap Optimis Kurang Mampu Ekonomi untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ...….. 111 Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Optimis Siswa.

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan ……….. … 54

Gambar 4.1 Diagram Sikap Optimis Siswa Setelah Siklus I ………...….. 80

Gambar 4.2 Diagram Sikap Optimis siswa Pra Siklus Dan setelah Siklus I…. 83

Gambar 4.3 Diagram Sikap Optimis Siswa setelah siklus II ………...….. 91

Gambar 4.4 Diagram Sikap Optimis Siswa Pra Siklus, setelah Siklus I Dan Siklus II

... 94

Gambar 4.5 Diagram peningkatan sikap optimis siswa setelah siklus I dan Siklus II

...…. 98 Gambar 6.1 Kegiatan bimbingan kelompok di perpustakaan sekolah

Gambar 6.2 Siswa berpartisipasi dalam bimbingan kelompok

Gambar 6.3Siswasedang mengisi angket

Gambar 6.4 Ruangan PKM II penanggung jawab guru BP dan bersebelahan dengan

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Siklus I

Lembar Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Siklus II

Lembar Observasi Aktifitas Siswa terhadap Bimbingan Kelompok Siklus I

Lembar Observasi Aktifitas Siswa terhadap Bimbingan Kelompok Siklus II

Surat Keterangan Observasi

Surat Pengantar Penelitian

Surat Keterangan Penelitian

(17)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Cita-cita luhur bangsa ini telah dituliskan dalam pembukaan UUD 1945.

Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita yang sudah diusahakan oleh nenek

moyang, founding father, para pahlawan pendahulu, dan pemimpin-pemimpin bangsa

ini.Sudah cukup banyak program yang dilakukan oleh pemerintah guna mencapai

cita-cita tersebut.Perbaikan demi perbaikan pun telah dilakukan untuk mencapai

tujuan itu.Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 disebutkan bahwa setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan. Hal ini menekankan bahwa setiap warga negara

memiliki hak untuk menjadi salah satu bagian dari orang-orang yang akan dididik

untuk mencerdaskan bangsa ini. pemerintah pusat maupun daerah memiliki

kewajiban untuk memberikan layanan, kemudahan serta jaminan atas

terselenggaranya pendidikan yang bermutu untuk setiap warga negara dan masyarakat

Indonesia pun berkewajiban untuk memberikan dukungan sumber daya demi

tercapainya cita-cita bangsa ini.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan maka

pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna untuk memenuhi tuntutan atas

pemenuhan hak pendidikan bagi setiap warga negara. Dalam pemberitaan Republika

Online, (http://www.republika.co.id) di 25 juni 2013 disebutkan bahwa Kementrian

(18)

Menengah Universal (PMU) atau wajib belajar 12 tahun yang bertujuan untuk

menyiapkan generasi emas Indonesia pada 2045.

Pemerintah telah mencanangkan beberapa bantuan untuk memfasilitasi

pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi baik bagi pelajar yang

berstatus kurang mampu secara ekonomi maupun yang memiliki prestasi kurikuler

maupun ekstrakurikuler. Untuk siswa yang tidak mampu bersekolah disebabkan oleh

masalah ekonomi maka pemerintah telah membuat program beasiswa miskin

(BSM).Untuk siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi namun tidak

memiliki kondisi ekonomi yang mendukung, maka pemerintah telah memberikan

fasilitas yang beragam. Salah satu program yang sudah dibuat oleh pemerintah untuk

membantu siswa yang tidak mampu kuliah karena memiliki kendala ekonomi antara

lain adalah BIDIK MISI yang merupakan singkatan dari Bantuan Pendidikan

Mahasiswa berprestasi, Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM), dan Bantuan Pendidikan

dari PEMDA/PEMKAB, beasiswa dari Bank Nasional Indonesia, Bank Republik

Indonesia (BRI) dan yang lainnya. Bantuan pendidikan juga banyak diberikan oleh

yayasan atau pihak swasta. Contohnya beasiswa Bank Central Asia (BCA) Finance,

Rumah Zakat (RZ), beasiswa dari Dompet Dhuafa Peduli Umat Waspada dan LAZ

PT. Bank Sumut, beasiswa Toyota Astra, Beasiswa Gudang Garam, beasiswa

Pertamina, beasiswa Supersemar, beasiswa peningkatan prestasi Ekstrakurikuler

(PPE), beasiswa PTPN, beasiswa Data Print dan masih banyak lagi beasiswa lainnya

yang sangat membantu bagi siapa saja yang ingin melanjutkan pendidikan (Permana,

(19)

Sudah banyak yang melewati masa sulit untuk melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi dan hal ini terus meningkat dari tahun ke tahun.Pemerintah dan

pihak swasta juga semakin menggalakkan program ini. Jenis-jenis bantuan yang

diberikan berbeda-beda, namun yang pasti semua fasilitas bantuan pendidikan ini

lebih banyak di perioritaskan untuk yang tidak mampu dari segi ekonomi dan juga

didukung oleh prestasi akademik maupun non-akademik. Dalam pengantar Pedoman

Penyelenggaran Bantuan Pendidikan Bidik Misi 2013 disebutkan bahwa 20.000

mahasiswa yang memiliki potensi akademik baik dan tidak mampu secara ekonomi

tersebar di 104 perguruan tinggi negeri. Pada tahun 2011 mahasiswa baru penerima

Bidikmisi bertambah sebanyak 30.000 di 117 perguruan tinggi negeri dan pada tahun

2012 bertambah lagi sebanyak 42.000 mahasiswa termasuk 2.000 mahasiswa

perguruan tinggi swasta. Pada tahun 2013 akan dilanjutkan dengan menerima 50.000

calon mahasiswa penerima Bidikmisi yang diselenggarakan di 95 perguruan tinggi

negeri dibawah Kemdikbud dan beberapa PTS yang akan diseleksi. Pada tahun 2014

ini sebanyak 1767 mahasiswa penerima Bidikmisi dari jenjang D3 angkatan 2010

diharapkan akan menyelesaikan studi. Sebaran dari penerima bantuan pendidikan ini

menyebar di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.Perguruan tinggi yang

menampung bantuan yang lebih banyak adalah perguruan tinggi yang telah diakui

kualitasnya baik oleh pemerintah.

Sementara itu di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) hingga 2012

telah tercatat 5.480 orang dan di tahun 2013 Kemenag menetapkan 52 PTAIN sebagai

perguruan tinggi penyelenggara dengan jumlah 2.215 mahasiswa

(20)

N.Segera.Dicairkan). Jumlah yang sudah disebutkan ini merupakan jumlah dari

penerima BIDIK MISI saja dan kalau dituliskan lagi jumlah penerima beasiswa

lainnya maka kita akan menemukan lebih banyak lagi, seperti beasiswa BCA Finance

yang memberikan beasiswa kepada 60 orang mahasiswa di tahun 2013 yang tersebar

di 51 Perguruan Tinggi dan sampai dengan tahun 2013 ini, total penerima Beasiswa

BCA Finance menjadi 208 mahasiswa (http://www.bcafinance.co.id/beasiswa/).

Kemudian dari program beasiswa DataPrint yang telah memasuki tahun ketiga telah

mencapai lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya dan pastinya ini

bisa dimanfaatkan oleh siswa kurang mampu untuk dapat melanjutkan studinya ke

perguruan tinggi (http://beasiswadataprint.com/).

Pemerintah sudah menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang diatur dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia

nomor 55 Tahun 2013 tentang biaya kuliah tunggal dan uang kuliah tunggal pada

perguruan tinggi negeri di lingkungan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

(www.dikti.go.id). Berdasarkan isi dari Permendikbud Nomor 55 Tahun 2013 1 ayat

3 disebutkan bahwa Uang kuliah tunggal merupakan sebagian biaya kuliah tunggal

yang ditanggung setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya. Kemudian,

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan no 55 tahun 2013 pasal 5 menyatakan

bahwa perguruan tinggi negeri tidak boleh memungut uang pangkal dan pungutan

lain selain uang kuliah tunggal dari mahasiswa baru program Sarjana (S1) dan

program diploma mulai tahun akademik 2013–2014. Maka, siswa yang akan

melanjutkan studi perguruan tinggi hanya akan dikenai biaya yang sesuai dengan

(21)

ekonominya rendah akan dikenakan biaya kuliah yang sesuai dengan tingkat

ekonominya dan sebaliknya siswa yang berasal dari keluarga yang tingkat ekonomi

menengah ke atas juga akan membayar uang kuliah yang sesuai dengan tingkat

ekonominya. Peraturan ini meringankan beban siswa yang berasal dari keluarga

kurang mampu sehingga mereka tidak khawatir lagi dengan biaya masuk kuliah yang

selama ini menjadi salah satu penghalang bagi siswa yang berasal dari keluarga

kurang mampu untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

Berdasarkan data indikator pendidikan dari Badan Pusat Statistik

(http://bps.go.id) tahun 2013 Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT)

masyarakat Indonesia hanya 29,9 %. Jika kita bandingkan dengan APK SMA, siswa

yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hanya sedikit dibanding jumlah

siswa yang sudah menamatkan SMA. Hal ini tentu tidak lepas dari minimnya jumlah

pelajar yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Tuntutan dunia usaha kerja dewasa ini secara tidak langsung menuntut orang

tua agar menyekolahkan anaknya sesuai dengan tuntutan dari dunia usaha dan dunia

kerja yang ada. Indonesi akan memasuki era perdagangan bebas maka komunikasi

antar negara akan berlangsung cepat, setiap negara harus membuka diri terhadap

masuknya barang, jasa, modal serta tenaga kerja dari negara lain. Sehingga hanya

orang yang berprestasi dan berkualitas akan mempunyai peluang yang besar untuk

memperoleh pekerjaan dan akan diberikan penghargaan sesuai dengan prestasinya

(Tarigan dan Nasution, 2013). Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat

pendapatan masyarakat karena pendidikan menjadi salah satu faktor yang

(22)

maka instansi-instansi telah menentukan taraf minimal pendidikan yang dimiliki oleh

calon pegawainya.Sehingga perlu bagi masyarakat Indonesia untuk tidak hanya

mengenyam pendidikan sampai wajib belajar saja. Namun perlu untuk melanjutkan

studi ke jenjang yang lebih tinggi. Ketika menjadi seorang tenaga kerja bukan

menjadi pilihan bagi seseorang untuk memiliki pendapatan maka salah satu pilihan

yang mungkin adalah memnjadi seorang pengusaha dan pastinya hal tersebut

membutuhkan modal dan keahlian lain dan tetap saja membutuhkan keahlian yang

sesuai yang didapatkan dari pendidikan dan lebih tepatnya pendidikan ke perguruan

tinggi.

Pemerintah telah mengusahakan program-program yang membantu siswa

kurang mampu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Namun sesuai data dari

Badan Pusat Statistika tahun 2013 Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK

PT) masyarakat Indonesia hanya 29,9 % hal ini menandakan bahwa siswa tamatan

SMA yang tidak kuliah sangat banyak jumlahnya. Ketika pemerintah sudah

menyediakan fasilitas-fasilitas seperti beasiswa harusnya siswa memanfaatkannya

sehingga menjadi individu yang lebih baik dan lebih mungkin untuk merubah kondisi

ekonomi keluarga. Keadaan yang ditemukan berdasarkan hasil observasi untuk studi

awal penelitian yang dilakukan oleh penulis di lapangan tepatnya di Madrasah Aliyah

Negeri Siabu adalah sikap optimis siswa kurang mampu sangat rendah bahkan hingga

mereka tidak mencoba mendaftarkan diri untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau jenis seleksi yang sejenisnya. Hal ini tentu

(23)

padahal tidak dikenakan biaya pendaftaran sedikitpun. Untuk mengikuti SNMPTN

atau yang sejenisnya siswa tidak dikenakan biaya pendaftaran sedikitpun.

Sikap optimis sangat dibutuhkan untuk menjadi individu yang lebih baik.

Seseorang yang optimis cenderung berpikir bahwa sesuatu yang bersifat positif akan

memperbaiki apa-apa yang dikerjakannya dan sesuatu yang buruk terjadi disebabkan

oleh sesuatu yang spesifik (Seligman, 2008 : 65). Maka seharusnya siswa optimis

untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dengan berpikiran bahwa sesuatu

yang baik yang dilakukkannya akan memperbaiki apa-apa yang akan diperoleh

kemudian hari. Siswa harus diarahkan sehingga bersikap optimis dengan

cita-citanya.Dan pastinya hal ini membutuhkan dukungan dari orang tua dan pihak

sekolah.sikap optimis siswa sangat penting untuk ditingkatkan. Ketika anak pintar

namun tidak memiliki sikap yang optimis maka keberhasilan tidak cukup dekat

dengannya. Kesuksesan akan diraih oleh anak yang berbakat dan juga optimis

(Seligman, 2008 : 181).

Pemikiran yang lazim ada di benak kita adalah orang-orang menjadi optimis

karena dia memiliki bakat atau berprestasi tinggi. Dalam penelitian yang sudah

dilakukan semua objek memiliki nilai SAT dan IQ-nya sama. Kemudian diamati lagi

apa yang terjadi pada orang yang bersifat pesimis dan optimis diantara orang-orang

yang berbakat. Dari hasil penelitian itu, Seligman bersama rekannya menemukan

berulang kali bahwa orang-orang yang pesimis merosot ke bawah potensinya dan

orang-orang yang optimis berhasil mengungguli (Seligman, 2008: 203). Dari hal ini

dapat dipahami bahwa betapapun anak memiliki potensi namun tidak memiliki sikap

(24)

yang kondisi ekonominya rendah tidak memiliki sikap optimis maka ini akan

semakin menjauhkan anak dari kesuksesan.

Shapiro (1997 : 101) kemudian menjelaskan bahwa anak-anak yang optimis

juga lebih berhasil di sekolah dibanding teman-temannya yang pesimis. Sikap optimis

siswa yang dipengaruhi oleh faktor internal individu dan lingkungannya.Untuk

meningkatkan sikap optimis siswa, sekolah sebagai faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi sikap optimis siswa menganjurkan kepada guru wali kelas, konselor

sekolah atau guru BP dan guru mata pelajaran untuk memberikan motivasi-motivasi

kepada siswa agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Siswa yang

SMP atau sederajat diberikan motivasi untuk melanjutkan ke SMA atau sederajat,

siswa SMA atau sederajat dimotivasi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Studi awal penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Madrasah Aliyah

Negeri Siabu ditemukan bahwa dari 90 orang siswa kelas XI IPA 54 orang siswa

merupakan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu dari segi ekonomi.

Kemudian dari 54 orang siswa tersebut ditemukan 13 orang siswa yang menyatakan

tidak akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Kemudian dari 13 orang siswa

tersebut didapatkan 10 orang siswa yang orang tuanya tidak sanggup membiayai

hingga ke perguruan tinggi.Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh penulis

terhadap alumni juga siswa yang masih bersekolah di MAN Siabu tersebut ditemukan

bahwa kebanyakan alumni tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi bahkan yang

mencoba mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi juga sedikit. Beberapa siswa

(25)

tinggi karena orang tua tidak sanggup membiayai dan menyatakan tidak akan

megikuti seleksi masuk perguruan tinggi.

Kondisi Madrasah Aliyah Negeri Siabu belum memiliki konselor yang

memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling dan masih

melimpahkan tugas konselor sekolah kepada WKS II Bidang kesiswaan.Kepala

sekolah, wali kelas, guru-guru mata pelajaran memberikan motivasi kepada siswa

untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, namun hal tersebut belum cukup

mendorong siswa kurang mampu untuk memiliki sikap optimis untuk melanjutkan

studi ke perguruan tinggi.

Berangkat dari hasil studi awal penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis

maka perlu diberikan layanan untuk mengatasi masalah tersebut oleh penulis sebagai

calon konselor. Dari jumlah siswa kurang mampu ekonomi yang didapatkan tidak

optimis untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi maka penulis akan memberikan

layanan bimbingan kelompok untuk dapat membantu siswa yang berasal dari

keluarga kurang mampu ekonomi memiliki sikap optimis melanjutkan studi ke

perguruan tinggi. Bimbingan kelompok yang dilakuan dengan jumlah anggota yang

tidak banyak maka dengan dalam bimbingan akan lebih mudah tercipta kedekatan

antara konselor dengan anggota kelompok sehingga siswa-siswa yang menjadi

anggota kelompok lebih terbuka dan kegiatan bimbingan lebih efektif. Oleh karena

itu penulis merencanakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Sikap Optimis

(26)

1. 2 Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa kurang mampu ekonomi tidak memiliki sikap optimis untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi

2. Siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu ekonomi sedikit yang

mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi

3. Dorongan-dorongan yang diberikan oleh pihak sekolah belum cukup

membuat siswa kurang mampu ekonomi untuk optimis melanjutkan studi ke

perguruan tinggi

4. Apakah Bimbingan kelompok perkembangan akan dapat meningkatkan sikap

optimis siswa kurang mampu ekonomi untuk melanjutkan studi ke perguruan

tinggi ?

1. 3 Pembatasan Masalah

Berdasarkam identifikasi masalah yang telah dituliskan sebelumnya, perlu

kiranya dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini agar masalah yang diteliti

lebih jelas dan terarah.Masalah penelitian ini dibatasi pada peningkatan sikap optimis

siswa kurang mampu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan

kelompok di MAN Siabu tahun ajaran 2013-2014.

1. 4 Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Apakah bimbingan

kelompok dapat meningkatkan sikap optimis siswa kurang mampu untuk melanjutkan

studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan kelompok di MAN Siabu tahun ajaran

(27)

1. 5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data apakah bimbingan kelompok

yang dilakukan berhasil meningkatkan sikap optimis siswa kurang mampu untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan kelompok di MAN Siabu

tahun ajaran 2013-2014.

1. 6 Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan masukan untuk

pengembangan disiplin ilmu khususnya dalam membantu siswa kurang

mampu di MAN Siabu tahun ajaran 2013-2014 meningkatkan sikap optimis

untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan kelompok.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta tambahan bagi

pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti dan berguna bagi pihak yang

berminat pada masalah yang sama dengan masalah yang dibahas dalam

penelitian ini.

B. Manfaat Praktis

1. Bagi Konselor Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan Sebagai bahan masukan dalam

membantu siswa kurang mampu meningkatkan sikap optimis untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan kelompok.

(28)

Sebagai bahan masukan bagi siswa kurang mampu di MAN Siabu untuk

meningkatkan sikap optimis dalam diri masing-masing siswa melanjutkan

studi ke perguruan tinggi.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam membantu siswa kurang mampu di MAN

Siabu meningkatkan sikap optimis untuk melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.

4. Bagi Peneliti

Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir yang dinamis, serta

mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan dan meningkatkan sikap

optimis siswa kurang mampu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

5. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Sebagai bahan referensi dalam menambah pemahaman dan pengembangan

keilmuan khususnya mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan bimbingan

(29)

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan sikap optimis siswa

kurang mampu ekonomi utnuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

b. Sikap optimis siswa kurang mampu ekonomi dapat ditingkatkan dengan

pemberian layanan bimbingan kelompok.

c. Layanan bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk

meningkatkan sikap optimis siswa kurang mampu ekonomi utnuk melanjutkan

studi ke perguruan tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya dan dari

kesimpulan di atas makan saran dari peneliti adalah :

a. Kepada Guru BK maupun calon Guru BK dapat menggunakan layanan

bimbingan kelompok sebagai layanan dalam meningkatkan sikap optimis

siswa kurang mampu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

b. Kepada pihak sekolah diharapkan lebih mendukung program-program layanan

bimbingan konseling di sekolah yang berkaitan dengan pengembangan diri

siswa yyang berkaitan dengan pribadi, belajar dan karir siswa khususnya

untuk meningkatkan sikap optimis siswa kurang mampu ekonomi untuk

(30)

c. Kepada siswa diharapkan lebih aktif berkomunikasi dalam bimbingan

kelompok maupun kelompok belajar namun secara khusus diharapkan untuk

optimis terhadap masa depan bahwa meskipun dengan ekonomi rendah kamu

(31)

Analisis Data Kemiskinan berdasarkan Pendataan program perlindungan sosial (PPLS) 2011. Kementrian Sosial

Dewi, Rosmala. 2012. Penelitian Pendidikan (Desaian Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed

Goleman, Daniel. 1996. Emotional Intelengence. Jakarta. Gramedia.

Hutz-Midgett, Aida., M. Doumas, Diana., Dickinson, Becca., Dondero, Angela., Johnson ,Mary Kaye., and Kimball, Jenni. 2012. Untangling Hope and Optimism: Implications for Counselors, (Online), VISTAS 2012, Vol 1, article 51, dalam (http://www.counseling.org/library/, diakses 19 Mei 2014.

Informasi beasiswa dari DataPrint. 2013, (Online) dalam

http://beasiswadataprint.com/, diakses 06 januari 2014)

Jaminan Bagi Mahasiswa Kurang Mampu Dalam UU DIKTI. 2013, (Online),

dalam

http://www.manajemenpendidikantinggi.net/index.php/berita-nasional/206-jaminan-bagi-mahasiswa-kurang-mampu-dalam-uu-dikti, diakses 13 Januari 2014).

KBBI (Online, dalam http://kbbi.web.id/, diakses 06 januari 2014)

Manajemen Pendidikan Tinggi 2013. Jaminan Bagi Mahasiswa Kurang Mampu

dalam UU DIKTI, (Online),

(http://www.manajemenpendidikantinggi.net/index.php/berita-nasional/206-jaminan-bagi-mahasiswa-kurang-mampu-dalam-uu-dikti, diakses 23

desember 2013).

Nasution, Syafrina dan Tarigan, Lemta. 2013. Pengaruh Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Anak Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi (Studi Kasus Kelas Xi Semester Genap Di Sma Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/2011). Jurnal Citizenship,

35-52.

Pedoman Bidik Misi 2013

Pengumuman Penerima Beasiswa BCAF 2013 Program CSR BCA Finance, (Online), dalam http://www.bcafinance.co.id/beasiswa/.diakses 06 januari 2014).

(32)

Prayitno. 2004. Seri Layanan Konseling L.1/L.9 Layanan Orientasi. Padang. UNP.

Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Republika Online.25 Juni, 2013.Kemdikbud Luncurkan Pendidikan Menengah

Universal, (Online), dalam

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/13/06/25/moxteo-kemdikbud-luncurkan-pendidikan-menengah-universal, diakses 06 Januari 2014).

Seligman, Martin E.P. 2008. Menginstal Optimisme. Bandung. Momentum Imprint Salamadani.

Seligman, Martin E.P. 2005. Authentic Happiness. Bandung. Mizan Pustaka.

Shapiro, Lawrence E. 1997. Mengajarkan Emotional Intelengence pada Anak. Jakarta. Gramedia.

Sistem Pendidikan Tinggi. 2011, (Online), dalam http://www.dikti.go.id/id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/, diakses 13 Januari 2014).

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung. Alfabeta.

Tv One. 2010. Inilah 14 Kriteria Orang Miskin Versi BPS, (online, dalam http://sosialbudaya.tvonenews.tv/berita/view/38202/2010/05/04/inilah_14_k riteria_orang_miskin_versi_bps.tvOne, diakses 13 Januari 2014)

Undang-undang Republik Indonesia No 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi.

Wahyono, Joko. 2010. Sekolahkaya sekolah miskin, guru kaya guru miskin. Jakarta. Elex Media Komputindo.

Waruwu, Fidelis E & Sukardi. 2006. Korelasi antara optimisme dan prestasi akademik siswa SD Santa Maria kelas 6 di Cirebon. Jurnal Psikologi, 55-71.

(33)

Gambar

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan ………………………………….. …

Referensi

Dokumen terkait

ardyanth07@gmail.com Cari Bibit Ayam Petelur Cari Bibit Ayam Petelur Sudah dijawab. 29 31-08-2016 Ahmad Zakky ahmadzakky.1982@gmail.com Lokasi Peternakan Lokasi

Perkembangan Teknologi Informasi telah berkembang pesat, jika proses belajar dan mengajar di lingkungan sekolah dapat diterapkan dengan menggabungkan kedua ilmu pengetahuan

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 165 Dari kegiatan yang dilaksanakan maka hasil yang dicapai Dinas Kelautan dan. Perikanan Provinsi Sumatera Barat dalam Tahun

Kepuasan konsumen adalah suatu pernyataan bahwa apa yang diperoleh atau dirasakan seseorang sesuai dengan apa yang diharapkannya.Dengan kata lain hasil yang diperoleh sesuai

Jadi, perangkat transmisi Uplink berfungsi sebagai pemroses suara dan gambar televisi dari studio televisi ataupun sinyal baseband dari sentral Telekomunikasi untuk dijadikan

metode dempster shafer menghasilkan nilai persentase peluang terkena cerebral palsy dengan tingkat akurasi terhadap fakta sebesar 41%, sedangkan metode bayes menentukan level

Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang.. mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus

7 Nurul Dwi Rohmatuningtyas, Pengaruh Pembelajaran Pemecahan Masalah Model Polya Dengan Seting Pembelajaran Tipe GI Terhadap Minat, dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs