PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DENGAN BANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP N 16 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh :
Handayani Wahyuni NIM 408111056
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridha-Nya
sehingga penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Penerapan Model Pembelajarn Kontekstual (CTL) dengan Bantuan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) Pada Materi Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 16 Medan
T.A 2012/2013” disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Drs
M. Panjaitan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan
proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Drs.
Syafari, M.Pd,dan Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, M.Sselaku dosen penguji yang
telah memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya skripsi
ini dan kepada Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku dosen pembimbing
akademik.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,
M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D selaku
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan
beserta jajarannya. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Matematika, Mutia Khairani selaku Pegawai Jurusan Matematika, dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah banyak
v
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ernawati, M.M
selaku kepala sekolah SMP Negeri 16 Medan, Ibu Yanni Zairina selaku guru bidang
studi matematika kelas VII SMP Negeri 16 Medan yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu penulis dalam
pelaksanaan penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Ayahanda Alm.
Mawardi Nst dan Ibunda Hj. Halimah Srg yang selalu setia memberikan dukungan,
doa, bantuan moril maupun materil. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada kakanda penulis yaitu Hayani Wardah, Mirwansyah Abidin, Muhardinsyah,
dan Mahadi Sofyanyang setia juga memberikan dukungan, semangat dan doa.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada para sahabat (Hety, Rifi,
Winta, Ningsih, Ade, Ningsih, Lisa, Nita, dan Zeki) dan rekan-rekan seperjuangan
kelas Dik B dan A Reguler ’08 yang memberikan support dalam mengerjakan skripsi
ini serta teman-teman seperjuangan sidang. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada Musleh Nst yang juga membantu penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika.
Medan, Januari 2013
Penulis,
Handayani Wahyuni
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DENGAN BANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PADA MATERI PECAHAN
DI KELAS VII SMP NEGERI 16 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013
HANDAYANI WAHYUNI (408111056)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16 Medan, untuk mengetahui strategi penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa/siswi kelas VII-A dan VII-B di SMP Negeri 16 Medan yang masing-masing berjumlah 40 orang. Objek penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pada materi pecahan melalui penerapan Model Pembelajaran kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari pelaksanaan siklus I di kelas VII-B dan dilanjutkan dengan siklus II di kelas VII-A untuk melihat peningkatan aktivtas dan hasil belajar siswa pada materi pecahan.
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I di kelas VII-B sebanyak 40 orang siswa, terdapat 30 siswa (75%) telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 10 siswa (25%) belum tuntas dengan rata-rata kelas 73,19. Dari lembar observasi aktivitas siswa secara keseluruhan diperoleh persentase aktivitas siswa adalah 58,4% (kategori kurang aktif). Dari hasil analisis data pada siklus II di kelas VII-A sebanyak 40 orang siswa, terdapat 36siswa (90%) telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 4 siswa (10%) belum tuntas dengan rata-rata kelas 79,16. Dari lembar observasi aktivitas siswa secara keseluruhan diperoleh persentase aktivitas siswa adalah 69,5% (kategori cukup aktif).
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Proses Belajar Mengajar 8
2.1.2. Belajar Mengajar Matematika 9
2.1.3. Konsep dalam Matematika 12
2.1.4. Hasil Belajar 12
2.1.5. Aktivitas Belajar 13
2.1.6. Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) 15
2.1.6.1. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual 16
vii
2.1.7. Media Pembelajaran 18
2.1.8. Media PembelajaranLembarKegiatanSiswa (LKS) 19
2.2. Materi Pecahan 20
2.3. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual
pada Materi Pecahan 24
2.4. Kerangka Konseptual 29
2.5. Hipotesis Tindakan 30
BAB III METODE PENELITIAN 31
3.1. Jenis Penelitian 31
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 31
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 31
3.3.1. Subjek Penelitian 31
3.3.2. Objek Penelitian 32
3.4. Prosedur Penelitian 32
3.4.1. Prosedur Penelitian Siklus I 32
3.4.2. Prosedur Penelitian Siklus II 35
3.5. Alat Pengumpulan Data 36
3.5.1. Tes 36
3.5.2. Teknik Nontes 37
3.5.2.1. Observasi 37
3.5.2.2. Dokumentasi 40
3.6. Teknik Analisis Data 40
3.6.1. Reduksi Data 40
3.6.2. Paparan Data 40
3.6.2.1. Ketuntasan Hasil Belajar 41
3.6.2.2. Menganalisis Hasil Observasi 43
3.6.3. Menarik Kesimpulan 44
viii
4.1. Hasil Penelitian 48
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 48
4.1.1.1. Permasalahan I 48
4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 54
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 56
4.1.1.4. Observasi I 59
4.1.1.5. Analisis Data I 61
4.1.1.6. Refleksi I 69
4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 71
4.1.2.1. Permasalahan II 71
4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II 72
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 73
4.1.2.4. Observasi II 77
4.1.2.5. Analisis Data II 78
4.1.2.6. Refleksi II 83
4.1.3. Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Siswa (Uji Statistik-t) 84
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 87
5.1. Kesimpulan 87
5.2. Saran 88
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 38
Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Penguasaan 41
Tabel 3.3. Pedoman Untuk Melihat Aktivitas Guru 43
Tabel 4.1. Nilai Tes Awal Kelas VII-A dan VII-B 48
Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Guru Mengelola Pelajaran 61
Siklus I
Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 62
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 64
Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Observasi Guru Mengelola Pelajaran 78
Siklus II
Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 79
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 82
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 35
Gambar 1. Peneliti Di Depan Sekolah Penelitian 215
Gambar 2. Peneliti Menjelaskan Tujuan Pembelajaran 215
Gambar 3. Peneliti Memberikan Penjelasan Mengenai Materi Pecahan 216
Gambar 4. Siswa Belajar Dalam Kelompok 216
Gambar 5. Peneliti Membimbing Siswa dalam Mengerjakan LKS 217
Gambar 6. Siswa Mencoba Mengerjakan Soal yang Diberikan Peneliti 217
Gambar 7. Antusias Siswa untuk Menjawab Soal yang Diberikan Peneliti 218
Gambar 8. Pewakilan Kelompok Memaparkan Hasil Diskusinya 218
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) Siklus I 92
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) Siklus I 100
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) Siklus I 106
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) Siklus II 111
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) Siklus II 119
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) Siklus II 125
Lampiran 7 Lembar Kegiatan Siswa I (LKS I) 130
Lampiran 8 Penyelesaian Lembar Kegiatan Siswa I (LKS I) 134
Lampiran 9 Lembar Kegiatan Siswa II (LKS II) 136
Lampiran 10 Penyelesaian Lembar Kegiatan Siswa II (LKS II) 141
Lampiran 11 Lembar Kegiatan Siswa III (LKS III) 143
Lampiran 12 Penyelesaian Lembar Kegiatan Siswa III (LKS III) 146
Lampiran 13 Tes Awal 147
Lampiran 14 Penyelesaian Tes Awal 149
Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Awal 152
Lampiran 16 Lembar Validasi Tes Awal 153
Lampiran 17 Tes Hasil Belajar I dan II 154
Lampiran 18 Penyelesaian Tes Hasil Belajar I dan II 156
Lampiran 19 Pedoman Penskoran Tes hasil Belajar I dan II 159
Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar 160
Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 161
Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 173
Lampiran 23 Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 185
Lampiran 24 Lembar Observasi Aktivtas Guru 187
xii
Lampiran 26 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar 191
Kelas VII-A dan VII-B
Lampiran 27 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar I (Kelas VII-B) 193
Lampiran 28 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar II (Kelas VII-A) 195
Lampiran 29 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi 197
Lampiran 30 Uji Normalitas Data 199
Lampiran 31 Perhitungan Uji Homogenitas 203
Lampiran 32 Pengujian Hipotesis 207
Lampiran 33 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I (Kelas VII-B) 209
Lampiran 34 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus II (Kelas VII-A) 211
Lampiran 35 Deskripsi Aktivitas Siswa Siklus I (Kelas VII-B) 213
Deskripsi Aktivitas Siswa Siklus II (Kelas VII-A)
Lampiran 36 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I (Kelas VII-B) 214
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II (Kelas VII-A)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern dan berperan penting dalam setiap bidang kehidupan manusia.
Oleh sebab itu, matematika dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Peran matematika penting dalam
mengembangkan daya pikir kritis, analitis, dan logis. Cornelius (dalam
Abdurrahman, 1999 : 37) mengemukakan :
“Lima alasan perlunya belajar matematikakarena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) saran untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
Begitu sangat pentingnya matematika bagi kehidupan, namun kondisi saat
ini menunjukkan kualitas pendidikan matematika di Indonesia masih rendah. Data
UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari
38 negara.Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni
papan bawah(http://www.topix.com/forum/world/indonesia/).Ini menunjukkan
bahwa pengajaran matematika yang sekarang tidak mampu mengangkat ke level
yang lebih tinggi. Sehingga hal ini jelas menunjukkan pembenahan pendidikan
matematika di sekolah belum berhasil.
Pembenahan yang belum berhasil tersebut mengakibatkan rendahnya hasil
belajar. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, yaitu pelajaran matematika disajikan
dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari siswa.
Sesuai dengan apa yang dikatakan Frederick yang berasal dari The University of
Hongkong bahwa :“Mayoritas soal yang diberikan guru matematika di Indonesia
2
diekspresikan dalam bahasa dan simbol matematika yang diset dalam konteks yang
jauh dari realitas kehidupan sehari-hari.Akibatnya, siswa sering kali merasa bosan
dan menganggap matematika sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan.Mereka
pun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.”(http://www.topix.com/forum/world/indonesia/). Selain itu
metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang bervariasi dan cenderung
membatasi siswa untuk berkreasi mengungkapkan pikirannya saat belajar sehingga
siswa kurang berminat belajar matematika dan hasil belajar yang kurang optimal.
Sesuai dengan pendapat Russeffendi “Matematika (ilmu pasti) bagi
anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi kalau bukan
pelajaran yang dibenci” (Russeffendi, 1990 :15). Kesulitan belajar tersebut bukan
hanya dari materi yang sulit tetapi bisa juga dari ditimbulkan oleh cara gurudalam
menyampaikan materi itu atau cara pendekatan yang digunakan kurang efektif
sehingga siswa tidak dapat menyerap dan menguasai materi yang diberikan dengan
baik serta tidak menyukai pelajaran tersebut.sedangkan nilai manfaat di sekolah
hanya ada jika matematika dapat ditangkap dan dimengerti para murid.
Selain itu, faktor yang juga menyebabkan hasil belajar matematika rendah
adalah metode atau model atau pendekatan pembelajaran yang diterapka oleh guru
kurang efektif. Guru merupakan salah satu yang mempengaruhi proses belajar
siswa. Selama ini, pembelajaran matematika terkesan sulit dan aktivitas belajar di
kelas cenderung sangat kurang. Siswa di sekolah cenderung lebih ditandai oleh
kegiatan mengajar guru melalui ceramah dan proses belajar siswa melalui
menghafal dari apa yang didengar dan apa yang ditulis oleh gurunya. Sebaliknya
sangat jarang ditemui siswa yang menemukan sendiri pengetahuan atau konsep
dalam suatu materi pelajaran berdasarkan analisa yang dimilikinya serta
kemampuan yang ada pada dirinya.
Pada dasarnya semua pendekatan atau metode pengajaran mempunyai
kelebihan dan kekurangan, tetapi tidak semua materi pelajaran dapat disampaikan
3
mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan pendekatan atau
metode yang sesuai untuk menyampaikan materi tersebut.
Begitu juga dengan media pengajaran akan lebih banyak membantu guru
dalam menyampaikan materi pelajaran dan dapat membangkitkan minat yang baru,
rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa..Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menciptakan suasana
belajar yang dapat membuat siswa belajar dengan baik.Arsyad (2006 : 68)
mengatakan bahwa :“Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, para guru dituntut
menggunakan media sekolah yang disediakan dan sedapat mungkin menggunakan
alat yang mudah dan efisien demi mengembangkan ketrampilan peserta didik”.
Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu media
pengajaran yang sangat efisien dan merupakan alat penyajian materi pelajaran agar
siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Dalam penggunaan lembar kegiatan siswa ini,
siswa dituntut aktif dalam proses belajar mengaja. Dalam bidang pendidikan,
lembar kegiatan siswa dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk media
pengajaran sekolah. Dengan adanya media pengajaran Lembar Kegiatan Sekolah
(LKS), diharapkan siswa dapat termotivasi dalam proses belajar sehingga siswa
dapat memahami atau menguasai materi dengan mudah dan cepat serta
mengembangkan kreativitas.
Permasalahan tertentu dalam pembelajaran matematika adalah bagaimana
caranya menerapkan atau menyampaikan materi pelajaran agar siswa dapat
memahami dan mengerti terutama dalam materi konsep pecahan.Berbicara
mengenai pecahan, sebagian besar siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah
pertama (SMP) memiliki kemampuan berhitung operasi pecahan yang
rendah.Sejalan dengan itu, Jodintra (dalam Tarigan, 2000 : 16) mengungkapkan
bahwa pecahan merupakan topik yang sangat sulit diajarkan maupun dipelajari di
Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurut Sue dan Rosencrantz (dalam Suharta, 2001 : 1) : “Kebanyakan
4
real”. Hal ini yang menyebabkan sulitnya pecahan bagi siswa, karena pembelajaran
materi pecahan kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak
mengaitkannya dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang
diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkontruksi ide-ide
matematika.
Berdasarkan uraian di atas, salah satu model pembelajaran matematika
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan yang nyata adalah Model
Pembelajaran Kontekstual. Situasi realistik dalam masalah memungkinkan siswa
menggunakan pengetahuan informal yang memegang peranan penting dalam
penemuan kembali dan pengkonstruksian konsep terutama pada konsep
penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama serta efektif
meningkatkan hasil belajar siswa.
Sehingga penulis merasa perlu adanya suatu visi pembelajaran matematika
dalam melakukan pengembangan, maka dalam pembelajaran matematika di kelas
penekanan keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak
sehari-hari dan menerapkan kembali konsep-konsep yang dimiliki anak pada
kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain sangatlah penting dilakukan. Salah satu
model pembelajaran yang berorientasi pada matematisasian pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari (everydaying Mathematic) adalah melalui Model
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning/CTL).
Pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang telah dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa
untuk dapatmenerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Situasi nyata dalam
masalah memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan informalnya pada
konsep pecahan, meminimalkan kesulitan siswa dalam memahami materi pecahan
5
Sebelum melakukan penelitian, peneliti lebih dahulu melakukan observasi
dan wawancara kepada guru bidang studi matematika SMP Negeri 16 Medan.
Berdasarkan hasil observasi terhadap 40 siswa, hanya 10% siswa yang sangat
menguasai materi pecahan (memperoleh nilai di atas 65), 15% siswa yang
menguasai materi (memperoleh nilai 65), dan 75% siswa yang tidak menguasai
materi (memperoleh nilai dibawah 65).Dan berdasarkan hasil wawancara dengan
Ibu Yenni selaku guru matematika di sekolah tersebut, diperoleh informasi bahwa
kebanyakan siswa tidak menguasai operasi hitung pecahan, kurang menguasai
soal-soal berbentuk cerita pada materi pecahan, tidak mampu mengaitkan apa yang telah
dipelajari ke dalam kehidupan nyata sehingga menyebabkan hasil belajar siswa
rendah. Selain itu juga, sekolah tersebut belum pernah menggunakan Model
Pembelajaran Kontekstual (CTL) pada materi pecahan.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui apakah pembelajaran
dengan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) pada materi pecahan dengan
bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berhasil atau tidak diterapkan pada sekolah
tersebut maka perlu diadakan suatu penelitian dengan mengangkat judul
:Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan Bantuan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP N 16 Medan
T.A 2012/2013
1. 2. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah yang terjadi diantaranya :
1. Metode pembelajaran yang dilakukan guru di kelas masih kurang efektif
dan bervariasi.
2. Masih banyak siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang kurang
memahami konsep pecahan.
3. Sering ditemui sejumlah siswa yang memperoleh hasil belajarmatematika
6
4. Masih kurangnya pemanfaatan media pengajaran dalam pembelajaran
matematika.
5. Sekolah belum menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Text Learning)
1. 3. Batasan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang teridentifikasi, peneliti membatasi
penelitian ini pada penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan
bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan di kelas VII SMP
Negeri 16 Medan T.A 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana strategi penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)
dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan di
kelasVII SMPNegeri 16 Medan?
2. Apakah dengan menerapkanModel Pembelajaran Kontekstual (CTL)
dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16 Medan?
3. Apakah dengan menerapkanModel Pembelajaran Kontekstual (CTL)
dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16
Medan?
1. 5. Tujuan Penelitian
Dari masalah yang muncul pada perumusan masalah di atas, maka
7
1. Untuk mengetahui strategi penerapan Model Pembelajaran Kontekstual
(CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi
pecahan di kelas VII SMP N 16 Medan.
2. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran
Kontekstual dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa(LKS) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP N
16 Medan.
3. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran
Kontekstual dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa(LKS) dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII
SMP N 16 Medan.
1. 6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi siswa, memberi motivasi untuk lebih mandiri mengembangkan pola
pikirnya dalam belajar melalui Model Pembelajaran Kontekstual dengan
bantuan Lembar Kegiatan siswa.
2. Bahan masukan bagi guru dan pihak lainnya bahwa Model Pembelajaran
Kontekstual dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa merupakan salah satu
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi
matematika.
3. Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan masukan dalam mengajarkan materi
87 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi penerapan model pembelajaran kontekstual (CTL) dengan bantuan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan yaitu :
- Tahap Kontrukstivisme : Guru bertanya jawab dengan siswa bertujuan
untuk membentuk/ membangun pengetahuan baru siswa. Selain bertanya
jawab guru juga menggunakan gambar/alat peraga untuk memancing
respon dari siswa.
- Tahap Inkuiri : Guru menggunakan gambar/ alat peraga untuk
memfasilitasi siswa menemukan sendiri konsep-konsep pada materi yang
akan diajarkan. Dengan begitu, konsep yang baru diterima siswa akan
lebih lama diingat oleh siswa.
- Tahap Bertanya : Guru memberikan kesempatan kepada siswa
menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti dari penjelasan dan
contoh-contoh soal yang telah diberikan.
- Tahap Masyarakat Belajar : Guru mengelompokkan siswa yang terdiri dari
5 orang siswa yang heterogen dalam setiap kelompoknya. Setiap
kelompok akan menyelesaikan beberapa soal yang diberikan oleh guru.
- Tahap Pemodelan : Guru membuat suatu model yang dapat ditiru oleh
siswa. Dalam hal ini model yang dimaksud adalah langkah-langkah
menyelesaikan suatu soal. Langkah-langkah tersebut disajikan dengan
menggunakan media LKS.
- Tahap Refleksi : Guru merangkum semua konsep yang baru diajarkan.
Rangkuman yang ditampilkan oleh guru akan ditulis oleh siswa di buku
catatan masing-masing.
- Tahap Penilaian Autentik : Guru memberikan penilaian terhadap siswa
88
menilai secara individual tetapi juga menilai hasil kerja kelompok dan
kerja sama kelompok.
2. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan bantuan lembar
kegiatan siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi
pecahan yakni pada siklus I (kelas VII-B) memperoleh nilai persentase
sebesar 58,4% (kategori kurang baik) dan pada siklus II (kelas VII-A)
menjadi 69,5% (kategori cukup baik).
3. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan bantuan lembar
kegiatan siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
pecahan yakni pada siklus I (kelas VII-B), nilai rata-rata kelas pada tes hasil
belajar mencapai 73,19 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 72,5% dan
pada siklus II (kelas VII-A), nilai rata-rata kelas pada tes hasil belajar
mencapai 79,16 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 90%.
4. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual (CTL) dengan bantuan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16 Medan.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Kepada guru agar dapat mengajak siswa untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah
saja.
2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau bertanya kepada
guru dan temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di
rumah.
3. Sebagai alternatif bagi peneliti selanjutnya agar benar-benar dapat
menyesuaikan alokasi waktu yang ada dengan rencana pembelajaran yang
dibuat, meningkatkan pengelolaan pembelajaran, lebih mampu menata fisik
kelas agar diskusi kelompok berjalan secara kondusif, dan dapat memotivasi
89
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah., (2008), Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam
Meningkatkan Perilaku Nilai Moral Mahasiswa, Dosetasi Doktor pada SPS UPI Program Studi Pendidikan Umum/Nilai
Abdurrahman, Mulyono., (1999), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkualitas
Belajar, Rineka Cipta, Jakarta
Ametembun, N.A. 1985., Kerelevansian Gaya-Gaya Mengajar dan Belajar
(Suatu Tinjauan Analitik), FIP-IKIP Bandung, Bandung
Arikunto, Suharsimi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta
Arsyad, Azhar., (2007), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan
Frederick., (2012), (http://www.topix.com/forum/world/indonesia/) (accessed
September 2012)
Gafur, Abdul., (2003), Penerapan Konsep-Konsep dan Pembelajaran Kontekstual
dalam Pengembangan Bahan Ajar Ilmu-Ilmu Sosial, Perbukuan : Yogyakarta
Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Hudoyo, Herman., (2001), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
90
Hernawan, Asep Herry., (2007), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran,
Universitas Terbuka, Jakarta
Johnson, Elaine B., (2007), Contextual Teaching and Learning, MLC, Bandung
Latief, M. Adnan., (2009),
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/karya-dosen-fs/article/view/2215 (accessed Juli 2012)
Muslich, M., (2008), KTSP Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara,
Jakarta
Parakang, (2008), Indon Rendah Prestasi Matematika, Malaysia :
(http://www.topix.com/forum/world/indonesia/) (accessed September
2012)
Poerwadarminta., (2012), (http://noviansangpendiam.blogspot.com
/2011/04/aktivitas-belajar-siswa.html) (accessed September 2012)
Rousseuau., (2012), (http://noviansangpendiam.blogspot.com
/2011/04/aktivitas-belajar-siswa.html) (accessed September 2012)
Ruseffendi, E.T., (1990), Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini,
Tarsito, Bandung
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta
Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung
Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung
91
Suharta, I Gusti Putu., (2001), Matematika Realistik : Apa dan Bagaimana?,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Tarigan, Daitin., (2000), Membantu Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Belajar
Perkalian Pecahan di Kelas VI SDN Sumbersari III Kotamadya Malang, Skripsi, FMIPA, UNM, Malang
Trianto., (2009) Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, PT. Prestasi
Pustakaraya, Jakarta
Winarti, Atik, dkk., (2008), Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas VII,
ii
RIWAYAT HIDUP
Handayani Wahyuni dilahirkan di Medan, pada tanggal 27 Januari 1991. Ibu
bernama Hj. Halimah Srg dan Ayah bernama Alm. Mawardi Nst. Merupakan anak
kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 064013
Medan dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di
SMP Negeri 16 Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahu 2005, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun
2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika,