• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL SELF-TALK MOTIVASIONAL DAN IMAJERI INSTRUKSIONAL TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL SELF-TALK MOTIVASIONAL DAN IMAJERI INSTRUKSIONAL TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL SELF-TALK

MOTIVASIONAL DAN IMAJERI INSTRUKSIONAL

TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR LOB

BERTAHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

Moh. Rizki Maulana S. 0807678

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Metode Latihan Mental Self-talk Motivasional dan Imajeri Instruksional Terhadap Penguasaan Keterampilan Dasar Lob Bertahan

Oleh

Moh. Rizki Maulana S.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Moh. Rizki Maulana S. 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Moh. Rizki Maulana S. Nim : 0807678

Judul :Pengaruh Metode Latihan Mental Self-talk Motivasional dan Imajeri Instruksional Terhadap Penguasaan Keterampilan Dasar Lob Bertahan

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. Satriya

NIP. 196002101987031004

Pembimbing II

Drs. Dadan Mulyana, M.Pd NIP. 195801171989031001

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(4)

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

i

Pengaruh Metode Latihan Mental Self-talk Motivasional dan Imajeri Instruksional Terhadap Penguasaan Keterampilan Dasar Lob Bertahan

Moh. Rizki Maulana S. Pembimbing I:Drs. Satriya

Pembimbing II:Drs. Dadan Mulyana, M.Pd Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen terhadap sampel penelitian atlet-atlet PB. BALEENDAH KAB. BANDUNG yang aktif mengikuti latihan bulutangkis sebanyak 24 orang, terdiri atas 12 orang kelompok eksperimen dan 12 orang kelompok kontrol, dari setiap kelompok terdiri dari 6 orang atlet putra dan 6 orang atlet putri. Semua sampel di pilih dan ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling.Instrumen yang digunakan adalah tes objektif jenis acuracy-based test yang mengukur ketepatan hasil pukulan pada bidang sasaran yang ditentukan dalam 12 kali kesempatan. Hasil penghitungan uji independent samples t tes data kelompok self-talk motivasional dan kelompok imajeri instruksional dengan menggunakan asumsi equal variances not assumed diperoleh nilai rata-rata kelompok self-talk motivasional lebih tinggi dari pada kelompok imajeri instruksional yaitu (24,91> 16,00) dan setelah di analisis, terbukti bahwa metode latihan self-talk motivasional dan imajeri instruksional memberikan pengaruh signifikan terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.

(5)

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ii

Effect of Mental Training Methods Self-talk and Imagery Motivational Mastery of Basic Skills Instructional Lob Against Survive

Moh. Rizki Maulana S. Supervisor I: Drs. Satriya

Supervisor II: Drs. Dadan Mulyana, M.Pd Abstract

The purpose of this study was to examine the effect of mental training methods self-talk motivational and instructional imagery to lob mastery of basic skills to survive. The study was conducted by using the experimental method to the study sample PB athletes. Baleendah KAB. BANDUNG active in training as much as 24 orang badminton, consisting of 12 in the experimental group and 12 control group, each group consisted of 6 men and 6 athletes women athletes. All samples were selected and determined by using a random sampling technique used. Instrumen is objective type test acuracy-based test that measures the accuracy of the result of a blow to the target field specified in 12 occasions. Counting results of independent samples t test tests the data group motivational self-talk and imagery instructional groups by assuming equal variances not assumed average values obtained self-talk motivational group is higher than the imagery group instructional namely (24.91> 16.00 ) and after the analysis, it is evident that the method of self-talk motivational training and instructional imagery has significant impact on the mastery of basic skills lob survive.

(6)

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Penelitian... . 6

F. Struktur Organisasi... . 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 8

A. Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 8

1. Pengertian dan Batasan ... 8

2. Keterampilan Dasar Lob Bertahan... 9

3. Tahap Pelaksanaan dan Indikator ... 10

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ... 11

B. Metode Latihan Mental Self-talk ... 15

(7)

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

2. Pengertian Self-talk Sebagai Metode Latihan Mental... ... 14

3. Dimensi Self-talk... ... 15

4. Hubungan Self-talk dengan Penguasaan Keterampilan... .. 17

C. Metode Latihan Mental Imajeri Instruksional ... 18

1. Pengertian Imajeri Sebagai Metode Latihan Mental ... 18

2. Dimensi Imajeri ... 20

3. Hubungan Imajeri dengan Penguasaan Keterampilan... .. 22

D.HUBUNGAN ANTARA IMAJERI INSTRUKSIONAL DENGAN KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN ... 24

E. ANGGAPAN DASAR... 24

F. HIPOTESIS... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27

1. Lokasi Penelitian ... 27

2. Subjek Penelitian ... 27

B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

1. Populasi Penelitian ... 27

2. Sampel Penelitian ... 27

C. Desain Penelitian... 29

D. Metode Penelitian ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 31

1. Instrumen Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 32

a. Definisi Konseptual ... 32

b. Definisi Operasional ... 32

c. Prosedur Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 33

F. Prosedur Penelitian ... 34

(8)

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

2. Tahap Pelaksanaan ... 35

3. Tahap Pelaporan ... 35

G. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A.Hasil Penelitian ... 37

1. Deskriptif Statistik... 37

2. Uji Asumsi... 37

3. Uji Hipotesis ... 40

B.Diskusi Hasil Penelitian ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A.Kesimpulan ... 45

B. Saran... ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 49

(9)

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR TABEL

3.1 Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 32

4.1 Deskriptif Statistik Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 37

4.2 Uji Normalitas Hasil Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 38

4.3 Uji Homogenitas Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 40

4.4 Hasil Analisis Independent Sampelst test Uji Pengaruh Self-talk Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 41

(10)

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar Cara Pengambilan Sampel... . 29

3.1 Gambar Design Penelitian Posttest Only Control Group Design ... 29

3.2 Gambar Lapangan Pelaksanaan Tes Lob Bertahan ... 34

4.1 Gambar Grafik Uji Normalitas Kelompok Self-talk Motivasional... 38

(11)

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Program Latihan ... 49

Lampiran 2 Skrip Imajeri Instruksional ... 88

Lampiran 3 Hasil Tes Lob Bertahan ... 98

Lampiran 4 Foto-Foto Dokumentasi ... 99

(12)

1

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan bulutangkis cukup digemari oleh masyarakat dan merupakan salah satu cabang olahraga yang mempunyai peluang untuk menghasilkan medali dalam kejuaraan nasional maupun internasional seperti: Olympiade, Sea Games, Asian Games, dan Pekan Olahraga Nasional, karena olahraga bulutangkis selalu diandalkan dan dibanggakan seluruh warga negara Indonesia. Namun dewasa ini prestasi bulutangkis Indonesia sedang menurun dikarenakan persaingan antar atlet dan jenjang pembinaan bulutangkis Indonesia yang terhambat.

Untuk mencapai prestasi dalam cabang olahraga bulutangkis, diperlukan perpaduan beberapa faktor dari individu. Adapun faktor-faktor utama yang dapat menunjang dan diperlukan dalam permainan bulutangkis untuk mencapai prestasi maksimal adalah: aspek fisik, aspek teknik, aspek taktik, dan aspek mental. Faktor kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, keseimbangan, stamina, power. Faktor teknik meliputi: foot work,ready stance, grips, dan strokes. Faktor taktik meliputi: pola penyerangan dan pertahanan. Faktor mental meliputi: persepsi, kondisi, motivasi, kepercayaan diri. Apabila

salah satu aspek tersebut kurang mendapat perhatian, prestasi atlet tidak dapat berkembang secara optimal.

Mengenai pentingnya aspek-aspek tersebut, Harsono (1988, dalam Satriya, Sidik, dan Imanudin, 2007:49) mengatakan bahwa “Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatihkan secara seksama oleh atlet, yaitu: (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, dan (d) latihan mental”.

(13)

2

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

dasar merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai dan dipahami oleh setiap pemain dalam melakukan kegiatan bermain bulutangkis”. Sebab merupakan salah satu pendukung pokok prestasi untuk meraih. Secara umum keterampilan dasar permainan bulutangkis dapat dikelompokkan kedalam empat bagian yaitu cara memegang raket (grips), sikap siap (stance atau ready position), gerakan kaki (footwork), gerakan memukul (strokes).

Salah satu keterampilan dasar memukul yang harus dikuasai atlet bulutangkis adalah lob bertahan (clear lob). Subarjah dan Hidayat (2007:67) mengartikan lob bertahan sebagai “Pukulan yang melambung sangat tinggi dengan tujuan untuk mempersiapkan diri dengan memperbaiki posisi untuk selanjutnya memiliki cukup waktu untuk menerima serangan berikutnya”. Begitu pula menurut (Kumar, 2006; Subarjah, 2009, dalam Hidayat, 2012:26) yang mengatakan bahwa: “Lob bertahan merupakan jenis keterampilan teknik dasar yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung tinggi ke bagian belakang lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan atau mendapatkan paritas ke posisi semula”. Lob bertahan termasuk jenis pukulan yang pertama kali harus dipelajari dan dikuasai oleh atlet pemula karena paling mudah dipelajari dan dikuasai.

Mengenai pentingnya lob bertahan, Hidayat (2012:26) mengungkapkan bahwa “Lob bertahan (overhead forehand defensive clear) termasuk jenis pukulan yang sering digunakan dan berperan penting terutama dalam permainan tunggal”. Dari kutipan-kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa lob bertahan adalah jenis pukulan overhead dengan arah kok melambung tinggi ke bagian belakang daerah permainan lawan.

Kemudian latihan mental yang dikenal dengan metode latihan keterampilan psikologis (psychological skill training/PST), memegang peranan yang sangat

(14)

3

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3

teknik, taktik, yang dimliki oleh kedua atlet sama, maka yang berperan dalam penentuan siapa yang juara ialah mental atlet itu sendiri. Disinilah peran mental, sehingga aspek mental perlu dilatihkan pada atlet.

Sebagaimana menurut Wann (2002, dalam Hidayat, 2012) bahwa:

Latihan keterampilan psikologis (Psychology skill trainning/PST) adalah program latihan yang disusun secara metodis sistematis dan komprehensif sebagai sebuah metode atau teknik belajar yang ditujukan untuk membina dan mengembangkan keterampilan teknik, taktik, fisiologis, dan psikologis secara simultan pada saat yang bersamaan.

Kemudian Hardy dan Jones (1994, dalam Hidayat, 2012:49) berpendapat:

PST dibedakan menjadi advanced skill dan basic skill techniques. Advanced skillditujukan untuk atlet-atlet elit, terdiri atas pengendalian kecemasan, pengandalian aktivasi, kepercayaan diri, pemeliharaan motivasi, dan pengelolaan perhatian, sementara basic skilltechniques lebih ditujukan untuk atlet-atlet pemula, meliputi penetapan tujuan (goal setting), self-talk, mental imajeri (imagery mental), rileksasi ataurelaxation.

Dalam hal ini, penulis khawatir atlet-atlet tidak akan berkembang terutama dari sisi psikologis jika para pelatih tidak mengetahui bagaimana cara melatih mental atlet. Hanya saja hal ini sangat disayangkan, mengingat kenyataan bahwa pentingnya aspek mental pada umumnya dan kepercayaan diri atlet pada

(15)

4

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4

Jelaslah bahwa pengetahuan mengenai aspek mental atlet sangatlah penting bagi para pembina atau pelatih cabang olahraga terutama bulutangkis. Para pelatih yang mengenal kondisi mental atletnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses latihannya secara optimal, yang pada gilirannya akan bertujuan pada prestasi puncak. Oleh karena itu, penulis mencoba mengungkapkan beberapa cara alternatif pemecahan masalah tersebut dalam kaitannya dengan latihan mental.

Ada beberapa cara metode latihan mental yang menurut penulis dapat menjadi alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan penguasaan ketermpilan gerak dan penampilan dalam beragam cabang olahraga terutama bulutangkis, baik untuk atlet pemula, atlet muda dan dewasa, individual dan beregu, atlet elit maupun non elit, termasuk memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan mental, salah satunya kepercayaan diri. Metode latihan mental tersebut diantaranya self-talk dan imajeri mental.

Komarudin (2013:127) menjelaskan bahwa Self-Talk adalah “Verbalisasi atlet yang ditujukan pada diri sendiri, bersifat multidimensional dalam bentuk terbuka atau tertutup, positif atau negatif, dan memiliki fungsi motivasi dan instruksi”. Sedangkan dilihat dari perspektif terapan, Hanton dan Jones (1999, dalam Hidayat, 2011:80) mengungkapkan bahwa “Self-talk merupakan bagian integral dari komponen intervensi psikologi”. Kemudian menurut Zinsser, Bunker, dan Williams (2006, dalam Hidayat, 2011:80) bahwa “ Self-talkmerupakan program latihan keterampilan mental yang diajukan oleh para psikolog olahraga dengan tujuan untuk meregulasi kognisi, emosi, perilaku, dan penampilan”.

Lebih lanjut lagi Hardy (2006, dalam Hidayat, 20011:81) mengemukakan

bahwa :

(16)

5

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5

Dalam hal ini, penulis menggunakan metode latihan mental self-talk motivasional. Sebagaimana menurut Theodorakis, Stamou, Kokaridas, Perkos, dan Kessanopoulou (2000, dalam Hidayat, 2011:83) bahwa “Self-talk motivasional berkenaan dengan pernyataan-pernyataan yang didesain untuk membantu penampilan melalui peningkatan kepercayaan diri, usaha, energi yang dikeluarkan, dan penciptaan mood positif”.

Mengenai metode latihan imajeri mental, Hidayat (2010:1) berpendapat bahwa “Imajeri mental adalah sebuah metode keterampilan psikologis dalam preoses pembelajaran atau pelatihan olahraga yang memainkan peranan penting dalam meningkatkan keterampilan motorik dan aspek mental atlet”. Sedangkan Paivio (1985, dalam Hidayat, 2012) telah mengembangkan sebuah kerangka kerja penggunaan imajeri mental dalam aktivitas olahraga yang memfostulasi bahwa

imajeri mental dapat digunakan untuk fungsi kognitif dan motivasional. Mengenai hal ini Hidayat (2012:126) menjelaskan bahwa:

Imajeri kognitif adalah jenis imajeri mental yang berfungsi untuk mengembangkan dan melakukan keterampilan gerak yang spesifik sebaik mungkin dalam situasi latihan atau pertandingan secara jelas dan benar dengan menggunakan beragam metode latihan yang sesuai dan dilakukan baik dari perspektif eksternal maupun internal.

Adanya dua metode latihan mental diatas yang berbeda baik cara melakukan, penerapannya, maka akan menghasilkan pengaruh yang berbeda pula terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan, ini merupakan faktor yang cukup dominan dalam mendukung kegiatan olahraga prestasi terutama dalam pembinaan olahraga bulutangkis

Bertitik tolak dari latar belakang inilah penulis ingin mencoba meneliti tentang pengaruh metode latihan mental antara self-talk motivasional dan imajeri

instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.

B. Rumusan Masalah

(17)

6

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6

1. Apakah metode latihan mental self-talk motivasional dapat memberikan pengaruh terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan?

2. Apakah metode latihan mental imajeri instruksional dapat memberikan pengaruh terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan?

3. Apakah ada perbedaan hasil latihan lob bertahan antara metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji pengaruh metode latihan self-talk motivasional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.

2. Untuk menguji pengaruh metode latihan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.

3. Untuk menguji perbedaan hasil latihan keterampilan dasar lob bertahan antara metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, maka manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara praktis dapat memberikan panduan kepada para praktisi olahraga untuk menerapkan metode latihan self-talk motivasional dan imajeri instruksional untuk meningkatkan penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.

2. Secara teoritis diharapkan dapat menemukan proposisi-proposisi yang menjelaskan pengaruh antara self-talk motivasional dan imajeri instruksional.

E. Batasan Penelitian

(18)

7

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7

motivasional dan imajeri instruksional sebagai variabel bebas, dan sebagai variabel terikat terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.

F. Struktur Organisasi

Struktur ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi yang akan di uraikan sebagai berikut:

Bab I

a. Latar Belakang Masalah

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian e. Batasan Penelitian

f. Struktur Organisasi Penelitian

Bab II

a. Kajian Teoretis b. Kerangka Pemikiran c. Hipotesis

Bab III : Metode Penelitian

a. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

b. Desain Penelitian c. Metode Penelitian d. Definisi Operasional e. Instrumen Penelitian

f. Proses Pengembangan Instrumen g. Teknik Pengumpulan Data h. Analisis Data

(19)

8

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8

b. Pembahasan Data

(20)

27

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilaksanakan. Tempat atau lokasi penelitian ini dilaksanakan di GOR DIAN BALEENDAH, Kabupaten Bandung.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek penelitian ini adalah atlet-atlet Persatuan Bulutangkis Baleendah dengan rentang usia 10-12 tahun yang berjumlah 28 orang.

B. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Arikunto (2010:173) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan Sudjana (2005:6) berpendapat bahwa “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka populasi merupakan keseluruhan elemen yang ada dalam wilayah penelitian yang berupa data kuantitatif dan kualitatif dari hasil mengukur dan menghitung.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak-anak yang mengikuti latihan di Sekolah Bulutangkis PB. Baleendah Kabupaten Bandung berjumlah 28 atlet (15 putra dan 13 putri) dengan rentang usia 10-12 tahun.

(21)

28

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 28

Setelah menentukan populasi, langkah selanjutnya adalah menentukan sampel. Menurut Arikunto (2010: 174) menyatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Mengenai jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, Arikunto (2010:177) kebanyakan peneliti

beranggapan bahwa “Semakin banyak sampel atau semakin besar presenate

sampel dan populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Hal ini tergantung dari

sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subyek penelitian dalam populasi”. Sedangkan menurut Latipun (2002:30) bahwa sampel adalah "Sebagian dari populasi”. Dengan kata lain sampel merupakan kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana data diperoleh.

Adapun cara dalam penentuan sampel, penulis menggunakan random sampling. Proses teknik random sampling ini melalui tiga tahapan yaitu, random selection, matching, dan random assignment. Tahap pertama yaitu random selection. Menurut Jhonson & Christensen (2012:289) adalah “Involves the selection of units from a population by chance so that the sample selected will be similar to the population. From tihs sample you can generalize to the popultion”. Maksudnya, meliputi tahap menentukan sampel secara acak dan disetarakan dari jumlah populasi yang ada. Dalam hal ini ditentukan 24 atlet yang akan dijadikan sebagai sampel dari 28 populasi yang ada. Kemudian tahap selanjutnya yaitu matching (menjodohkan), menurut Latipun (2002:49) menjelaskan bahwa ”Menjodohkan subyek berarti upaya penyamaan atau penyeimbangan kondisi subjek kelompok perlakuan dengan subjek kelompok kontrol untuk beberapa variabel, yaitu variabel yang akan dikendalikan pengaruhnya”. Merujuk pendapat tersebut maka dari 24 sampel tersebut terdiri dari 12 atlet putra dan 12 atlet putri.

Selanjutnya masuk pada tahap ketiga yaitu random assignment, menurut Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2011:93) menjelaskan bahwa “Random assignment adalah

(22)

29

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 29

ditugaskan atau ditempatkan secara acak ke dalam dua kelompok, masing-masing satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Jadi masing-masing kelompok terdiri dari 12 orang sampel, yang terdiri dari 6 atlet putra dan 6 atlet putri.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:

(Sumber: Educational Research, Jhonson & Christensen, 2012:290)

C. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang

ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan posttest only control group design, dimana pada desain ini tanpa pre-test tapi hanya

menggunakan post-test. Dalam desain ini sampel diperoleh dari sebagian populasi, desain penelitian terdiri dari kelompok self-talk yaitu kelompok yang sengaja menggunakan metode latihan self-talk motivasional, disamping itu ada

(23)

30

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 30

juga kelompok imajeri yaitu kelompok yang diberikan perlakuan metode latihan imajeri instruksional. Tampilannya disajikan sebagai berikut:

X1 Treatment Post test (Y) X2 Treatment Post test (Y)

Gambar 3.2

(Keterangan: X1 = Perlakuan Self-talk Motivasional; X2 = Perlakuan Imajeri Instruksional; Y = Keterampilan Dasar Lob Bertahan

Hasil perlakuan yang ingin diketahui yaitu seberapa besar pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.

D. Metode Penelitian

Untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah dalam penelitian digunakan suatu metode yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, tujuan yang hendak dicapai dan merupakan jalan bagi keberhasilan arah penelitian. Untuk itu seorang peneliti dituntut untuk terampil menentukan metode penelitian yang akan digunakan.

Menurut Sudjana (2005:52) bahwa: “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Kemudian Arikunto (2010:203) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan, sehingga dihasilkan penelitian yang benar-benar ilmiah atas permasalahan-permasalahan penelitian.

(24)

31

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 31

dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen ini, Arikunto (2010:9) berpendapat bahwa:

“Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan

klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”.

Untuk penelitian ini ada dua variabel yang harus menjadi perhatian peneliti. Hal ini seperti dijelaskan Sudjana (1989: 19) adalah sebagai berikut: “Dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama yaitu variabel bebas dan variabel terikat”. Variabel bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel yang diamati atau diukur sebagai variabel akibat dari manipulasi dari variabel bebas disebut variabel terikat.

Kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok self-talk motivasional dan kelompok imajeri instruksional, sedapat mungkin sama atau mendekati sama ciri-cirinya. Metode ini digunakan atas pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan suatu program latihan untuk membedakan pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment, dalam hal ini yaitu metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional dalam penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Pada penelitian ini kelompok self-talk yaitu kelompok yang menggunakan metode latihan self-talk motivasional, sedangkan kelompok imajeri yaitu kelompok yang menggunakan

metode latihan imajeri instruksional. Faktor yang dicobakan dan juga merupakan variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode latihan mental self-talk

motivasional dan imajeri instruksional. Lalu yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar lob bertahan.

(25)

32

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 32

Dalam sebuah penelitian diperlukan instrumen penelitian yang tepat, karena instrumen merupakan suatu alat pengumpulan data dalam suatu penelitian, dan instrumen tersebut harus dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah

instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan.

Adapun Arikunto (2010:203) mengungkapkan bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes keterampilan dasar lob bertahan. Tes keterampilan dasar lob bertahan di adaptasi dari Hidayat (2004:140). Validitas dan reliabilitas tes tersebut disajikan pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1. Validitas dan reliabilitas tes keterampilan dasar lob bertahan

NO Jenis tes Validitas Reliabilitas

1 Keterampilan dasar lob bertahan 0,84 0,90

(Sumber, Latihan keterampilan psikologis dalam belajar keterampilan gerak, Hidayat, 2004:140)

1. Instrumen Tes Keterampilan Lob Bertahan a. Definisi Konseptual

(26)

33

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 33

memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung tinggi ke bagian belakang lapangan lawan dengan tujuan bertahan/mendapatkan paritas ke posisi semula (Hidayat, 2012:65)

b. Definisi Operasional

Pengukuran kualitas hasil tes lob bertahan dapat dilakukan melalui tes objektif jenis Accuracy-Based Test (Morrow, Jackson, Disch & Mood, 2005, dalam Hidayat, 2012) yang mengukur ketepatan hasil pukulan pada bidang sasaran yang telah ditentukan, diungkap melalui tes lob bertahan dan diukur berdasarkan jumlah pukulan yang berhasil dilakukan dengan benar dan kok jatuh pada bidang sasaran yang telah ditentukan dalam 12 kali kesempatan. Semakin tinggi skor yang dicapai oleh atlet dalam tes, maka semakin tinggi tingkat penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan atlet tersebut, sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis atlet tersebut (Hidayat, 2012).

c. Prosedur Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan

Untuk memperoleh data mengenai keterampilan dasar lob bertahan atlet dalam hal penelitian ini menggunakan prosedur tes yang sudah baku, yaitu yang dikembangkan oleh Hidayat (2012).

1) Deskripsi: jenis keterampilan gerak memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung jauh tinggi ke belakang dan jatuh di garis belakang (Back Boundary Line) daerah permainan lawan.

2) Tujuan: untuk mengukur kemampuan pukulan dari atas kepala dan mengarahkan kok melambung jauh tinggi ke belakang dan jatuh di garis belakang (Back Boundary Line) daerah permainan lawan.

(27)

34

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 34

(meteran), kapur tulis dan perlengkapan tulis lainnya untuk menulis skor hasil pukulan.

4) Petugas Pelaksana: 5 (lima) orang, terdiri atas dua orang pengumpan, satu orang penghitung, pencatat, dan orang yang mengambil kok.

5) Petunjuk teknis pelaksanaan tes:

a) Penyaji dalam hal ini pelatih berdiri di tengah-tengah lapangan atau titik yang telah ditentukan paling dekat 3,35 meter dari net.

b) Testi atau partisipan penelitian mengambil tempat dan berdiri pada titik yang telah ditentukan paling dekat 3,35 meter dari net.

c) Penyaji melakukan servis ke zona partisipan dan harus bergerak untuk memukul kok, sehingga melewati atas tali tambang dan jatuh di belakang daerah lawan.

d) Setiap peserta mendapatkan dua kali kesempatan, dan setiap kesempatan disediakan 6 buah kok. Jadi setiap partisipan mendapatkan 12 kali kesempatan untuk melakukan pukulan

e) Apabila kok mengenai tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net dan jatuhnya tidak sampai pada zona skor maka diadakan pukulan ulang.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini:.

(28)

35

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 35

(Sumber: Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri, Hidayat, 2012:139)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menjelaskan tentang tahap dan langkah-langkah penelitian. Secara umum ada tiga tahap penelitian, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Setiap tahapan terdiri atas beberapa langkah kegiatan, seperti diuraikan berikut ini:

1. Tahap persiapan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

(1) Pengajuan judul pada dosen pembimbing, penyusunan proposal, dan seminar proposal penelitian;

(2) Pengajuan surat izin penelitian ke dan dari Jurusan Pendidikan Kepelatihan, Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang

kemudian diserahkan ke pihak PB. Baleendah Kabupaten Bandung; (3) Melakukan studi pendahuluan ke lokasi penelitian PB. Baleendah

Kabupaten Bandung;

(4) Pelatihan self-talk dan imajeri yang dilaksanakan dari tanggal 19 sampai 23 Oktober 2012 di Kampus FPOK UPI.

2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

(1) Pemberian perlakuan metode latihan self-talk motivasional dan imajeri mental instruksional terhadap kelompok eksperimen selama 24 kali pertemuan.

(2) Pelaksanaan post-test atau tes akhir untuk melihat pengaruh metode latihan self talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan dan kepercayaan diri. Tes akhir dilaksanakan satu hari setelah pertemuan ke-24, yaitu pada hari rabu 30 Januari 2013.

3. Tahap pelaporan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

(29)

36

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 36

(2) Membuat interpretasi, membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian;

(3) Menyusun naskah skripsi secara lengkap.

G. Teknik Analisis Data

Data-data variabel yang diperoleh dari hasil pengukuran pada tes akhir merupakan skor-skor mentah yang perlu diolah secara statistik. Pengolahan data secara statistik ini adalah untuk mengetahui apakah metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional akan memberikan pengaruh terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan dan kepercayaan diri.

Untuk mengetahui hal tersebut di atas, maka perlu ada pembuktian secara statistik guna membandingkan hasil yang diperoleh dari kedua kelompok sampel model pembelajaran.

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh metode latihan self-talk motivasional dan imajeri intruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan. Proses analisis dilakukan dengan program SPSS 20 for windows.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(1) Membuat deskripsi statistik kedua kelompok (self-talk dan imajeri);

(2) Melakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas

(30)

45

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan serta analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode latihan self-talk motivasional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan.

2. Metode latihan imajeri instruksional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

3. Terdapat perbedaan hasil latihan keterampilan dasar lob bertahan antara metode latihan self-talk motivasional dan imajeri instruksional.

B. Saran 1. Bagi Atlet

Metode latihan self-talk motivasional dan imajeri instruksional khususnya dalam cabang olahraga bulutangkis sangat menunjang untuk keberhasilan atlet dalam menguasai keterampilan dasar lob bertahan. Self-talk motivasional berkenaan dengan pernyataan-pernyataan yang didesain untuk membantu penampilan melalui peningkatan kepercayaan diri, usaha, energi yang

dikeluarkan, dan penciptaan mood positif, sedangkan imajeri instruksional merupakan proses membayangkan keterampilan dasar lob bertahan sebelum dan setelah latihan akan memudahkan atlet dalam melakukan tahapan-tahapan gerak yang dipelajari.

2. Bagi Pelatih

(31)

46

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 46

acuh pada masalah ini. Namun dengan adanya metode latihan self-talk motivasional dan imajeri instruksional kemudian diterapkan kepada atlet akan membawa perubahan yang lebih baik terhadap atlet dari aspek kognitif.

Penulis menyarankan kepada para pelatih dan pakar olahraga kompetitif yang berkecimpung dalam cabang olahraga bulutangkis untuk menerapkan metode latihan imajeri motivasional kepada atletnya sejak usia dini dan terus

menggali ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini bertujuan untuk lebih memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan kemajuan cabang olahraga bulutangkis.

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian dengan variabel yang lebih banyak terutama pada aspek self-talk motivasional dan imajeri instruksional dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih representatif.

(32)

47

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Harsono. (1988). COACHING dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Bandung: FPOK UPI.

Hidayat, Y. (2004). Tesis, latihan keterampilan psikologi dalam keterampilan gerak. Program Pasca sarjana. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Hidayat, Y. (2005). Pencitraan Mental dalam Belajar Keterampilan Gerak. Jakarta. Jurnal Iptek Olahraga, 7, 170-181.

Hidayat, Y. (2010). Imajeri Mental dan Keterampilan Motorik (Studi Meta analisis). Jurnal Olahraga Prestasi, 6, 1-9.

Hidayat, Y. (2012). Modul Pelatihan, Intervensi Strategi multiteknik Latihan Mental Untuk Pelatih Bulutangkis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Hidayat, Y. (2012). Proposal Disertasi. Program Doktor Psikologi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Hidayat, Y. (2011). Review Self-talk: Konsep, Dimensi, dan Perspektif Teori. Jurnal Kepelatihan Olahraga, 3, 79-90.

Ibrahim, R., & Komarudin. (2010). Psikologi Kepelatihan. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga (Latihan Mental dalam Olahraga Kompetitif). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Juliante, T., Yudiana, Y. & Subarjah, H. (2007) Modul Mata Kuliah Teori Latihan. Bandung : FPOK UPI.

Mousavi,. & Rostami. (2009). The effects of cognitive and motivasional imagery on acquistion, retention and transfer of basketball free throw. Journal of sport sciences, 2(2), 129-135.

(33)

48

Moh. Rizki Maulana S, 2014

Pengaruh metode latihan mental self-talk motivasional dan imajeri instruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar lob bertahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 48

Priyatno. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta. Gava Media.

Satriya, Dikdik, Z. S. & Imanudin. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Subarjah, H,. & Hidayat, Y. (2007). Permainan Bulutangkis. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Nurhasan, H,. & Dudung, H. C. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Johnson, B,. & Christensen, L. (2012). Educational Reasearch (Quantitative, Qualitative, and Mixed Approaces)

Seniati, L., Yulianto, A. & Setiadi, B. N. (2011). Psikologi Eksperimen.

Latipun. (2002). Psikologi Eksperimen. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang

Surakhmad, W. (2004). Pengatar penelitian ilmiah dasar, metode dan teknik. Bandung. Tarsito.

Gambar

Gambar 3.1 (Sumber: Educational Research, Jhonson & Christensen, 2012:290)

Referensi

Dokumen terkait

(Seratus empat puluh sembilan juta sembilan ratus lima puluh delapan ribu rupiah). :

Pedoman wawancara merupakan instrumen non tes yang berupa serangkaian pertanyaan yang dipakai sebagai acuan untuk mendapatkan data/informasi tertentu tentang keadaan

Dynamic Physical Education For Elementary School Children.

Sedangkan pada tradisi Sejarah Filsafat Barat semenjak periodesasi awalnya (Yunani Kuno/Klasik: 600 SM – 400 SM), para pemikir pada masa itu sudah mulai mempermasalahkan

Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan.. Universitas Pendidikan Indonesia |

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai keanggotaan anggota MWA yang mewakili unsur masyarakat, Dosen, dan Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

Dalam tujuan Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan ditujukan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan …. Filsafat - Wikipedia bahasa

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mencoba meneliti membandingkan pengaruh latihan Overhead throw dengan pullover toss dalam upaya peningkatan power otot lengan