• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Pada Lansia Dalam Aktivitas Kerja Di Pasar Legi Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Pada Lansia Dalam Aktivitas Kerja Di Pasar Legi Surakarta."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

ADHITYA ANDHI ASTIKA J 210.090.011

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

SURAT PERNYATAAN

NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul :

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA

Disusun oleh :

ADHITYA ANDHI ASTIKA

J210090011

Telah dikoreksi dan disetujui oleh dosen pembimbing 1 Skripsi Pada tanggal 4 September 2013

Dosen Pembimbing

(3)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adhitya andhi astika NIM : J 210 090 011 Program Studi : S1 Keperawatan Fakultas : Ilmu Kesehatan Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas RoyaltiNoneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Surakarta berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Surakarta

Pada tanggal : 4 September 2013

Yang menyatakan

(4)

1

LATAR BELAKANG

Salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa sering kali dilihat dari harapan hidup penduduknya. Demikian juga disebagian negara berkembang dengan perkembangan cukup baik, makin tinggi harapan hidup diproyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun 2000 yang akan datang. Pada tahun 2000 jumlah lanjut usia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 sebesar 11,34% Biro Pusat Statistik (BPS). Dari data USA berav of census bahan Indonesia diperkiraan akan mengalami pertambahan lansia antara tahun 1990 hingga 2025 yaitu sebesar 41%. Hal ini semua merupakan gambaran pada seluruh negara di dunia berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kondisi sosio ekonomi lansia (Darmojo, 2011).

Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Menurut word healt organitation (WHO) lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) > 90 tahun. Di Indonesia batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun keatas, terdapat dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2. Menurut undang – undang tersebut diatas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas

baik pria maupun wanita

(Kushariyadi, 2010).

Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lansia (aging structured population) karena jumlah penduduk

yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Provinsi yang mempunyai jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia) nya sebanyak 7% adalah di pulau Jawa dan Bali. Peningkatan jumlah penduduk Lansia ini antara lain disebabkan antara lain karena 1) tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, 2) kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan 3) tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (Menkokesra, 2009 dalam Husnawati, 2010).

Secara bilogis makin tua usia seseorang maka semakin banyak fungsi organ tubuh yang mengalami perubahan berupa penurunan atau bahkan tidak berfungsi sama sekali, sehingga kekuatan fisik seseorang dapat. kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan gerakan seseorang. Semakin baik kondisi fisik seseorang, maka akan semakin kekuatan fisik yang dimilikinya (Nurcahyo, 2010).

Faktor-faktor yang

mempengaruhi kesegaran jasmani seseorang menurut pendapat yang disampaikan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1994), antara lain adalah: umur atau usia, jenis kelamin, genetika atau keturunan, status kesehatan, riwayat kerja, status gizi atau nutrisi, kegiatan fisik, lingkungan (suhu atau iklim), kebiasaan yang kurang baik (merokok, miras, dan lain sebagainya) dan keadaan ekonomi. Berbagai factor seperti faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan, mungkin lebih besar mengakibatkan

gangguan fungsi daripada

(5)

2 Majelis perwakilan republik rakyat Indonesia MPR RI dalam garis besar haluan negara (GBHN) bertahun tahun sebelum tahun 1993 belum mencatumkan hal ikwal golongan lanjut usia yang masih mandiri dan produktif yangt tenaganya masih dapat dimanfaat kan untuk pembagunan negara.

GBHN 1993 dalam rumusan

mengenai usia lanjut akhirnya berbunyi sebagian berikut: dengan meningkat nya jumlah penduduk usia lanjut dan masih panjangnya usia harapan hidup sebagia akibat kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan selama ini maka mereka keahlian dan kearifan perlu diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan. Kesejahteraan penduduk usia lanjut yang karena kondisi fisik dan mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan

dalam pembangunan, perlu

mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat.

Dengan umur yang tidak lagi muda, dan kondisi fisik tubuhnya yang semakin menurun, para lansia masih banyak yang bertahan untuk bekerja dengan banyak cara, seperti menjadi pedagang dipasar pasar tradisional, di pagi, siang, bahkan malam hari. Para lanjut usia masih banyak yang menggantungkan hidupnya di pasar-pasar tradisional demi mempertahankan hidup.

Fenomena yang terjadi dipasar tradisional yaitu pasar Legi Surakarta, penulis menemukan tidak sedikit para usia lanjut yang masih jauh dari kesejahteraan mereka. Hampir sekitar 25 dari 80 pekerja maupun pedagang di pasar Legi Surakarta sudah termasuk usia lanjut. Menurut data basis badan koordinasi

keluarga berencana nasional (BKKBN) jumlah lansia di Surakarta mulai tahun 2011 sudah mencapai angka 617 orang lansia. Observasi langung sebelumnya penulis melakukan surve dan hasilnya menemukan 15 orang usia lanjut bahkan masih banyak lagi yang menggantungkan hidupnya atau mencari nafkah di pasar Legi Surakarta dengan cara menjadi buruh, dan lai-lain. Kondisi yang aktivitas lanjut usia dikarenakan Pasar Legi juga aktif dimalam hari. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengarui kekuatan fisik pada lanjut usia di Pasar Legi Surakarta pada tahun 2012

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani pada lanjut usia.

TINJAUAN TEORI 1. Kesegaran Jasmani

Diana, dkk., (2009)

berpendapat bahwa kesegaran atau kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran darah, kekuatan otot, dan kelenturan sendi. Berbeda dengan pendapat Hastuti dan Zulaekah (2009) bahwa

kesegaran jasmani adalah

(6)

sehari-3 hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Berdasarkan beberapa

pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesegaran

jasmani adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang relatif lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih dapat menikmati waktu luang dengan baik serta mempunyai cadangan energi untuk melakukan aktivitas yang mendadak.

2. Nutrisi

Menurut Bogrt (dalam Irianto, 2004) mendefinisikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari cara memberi makan tubuh yang layak atau pantas. Menurut Muchtadi. (2009) zat gizi adalah satuan-satuan yang menyusun bahan makanan atau bahan-bahan dasar. Menurut Kusumaratna (2006) makanan bergizi sebagai sumber energi, bahan pembangun, pelindung tubuh dan pengatur tubuh. Menurut Seksi Gizi Dinas Kesehatan, makanan adalah sesuatu yang dikonsumsi melalui mulut untuk kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat.

3. Gaya Hidup sehat

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup adalah suatu perpaduan antara kebudayaan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma-norma yang berlaku (Eglite, dkk., 2009). Lebih lanjut Guang (2002) mengatakan bahwa gaya hidup adalah cara mengekspresikan diri agar sesuai dengan cara-cara seperti apa

seseorang ingin dipersepsikan sehingga dapat diterima oleh kelompok sosial tertentu dengan pola perilaku tertentu. Seseorang memiliki kerangka pemikiran yang dipakainya untuk bertingkah laku yang tertuang dalam minat, aktivitas, dan opininya. Melalui kerangka pemikiran tersebut akan terbentuk pola perilaku tertentu pada individu, terutama berkaitan dengan bagaimana individu membentuk kesan dimata orang lain, yang melekat dengan status sosial dan peran sosial yang disandangnya. Dengan sendirinya akan banyak berhubungan dengan komunikasi verbal dan nonverbal.

4. Jenis Kelamin

Manusia memiliki perbedaan dan ciri-ciri tertentu yang tampak secara fisik. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2003) perbedaan secara anatomis dan fisiologis berdasarkan ciri-ciri tertentu ini menggolongkan pada dua jenis yang berbeda, yaitu pria dan wanita. Menurut Kartono (2008) jenis kelamin atau seks

merupakan kualitas yang

menentukan individu itu laki-laki atau perempuan menyatakan bahwa perbedaan secara anatomis dan

fisiologis pada manusia

(7)

4

5. Lansia

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada dasar kehidupan manusia (Budi Anna Keliat dalam Maryam, dkk., 2009).

6. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Nutrisi berpengaruh terhadap kesehatan jasmani pada lanjut usia di Pasar Legi Surakarta. b. Gaya hidup sehat berpengaruh

terhadap kesehatan jasmani pada lanjut usia di Pasar Legi Surakarta.

c. Jenis kelamin berpengaruh terhadap kesehatan jasmani pada lanjut usia di Pasar Legi Surakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis dalam penelitian ini yaitu jenis deskriptif kuantitatif. Metode pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja lansia bekerja sebagai buruh gendong ataupun sebagai pedagang. Jumlah sampel 43 orang, dalam pengambilan sampel menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive sampling.

Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti berupa 2 buah yang terdiri dari kuesioner gaya hidup, kesegaran jasmani, pada lansia yang bekerja di pasar Ngawi diperoleh subjek 71 orang dan teknik sampling yang digunakan menggunakan total sampling.

Hasil dan Pembahasan 1. Distribusi Responden

a. Distribusi Responden menurut Nutrisi Gizi

Hasil Nutrisi gizi pada responden dapat diketahui melalui tabel berikut:

Tabel 1

Distribusi Responden Menurut Tingkat Nutrisi

Status Nutrisi

Frekuensi Persentase

(%)

Normal 26 60.5

Tidak 17 39.5

Jumlah 43 100

Pengukuran Nutrisi gizi menggunakan nilai indeks massa tubuh (IMT). Nilai IMT responden yang paling banyak termasuk kategori normal yaitu 26 orang (60,5%) dan nutrisi tidak normal sebanyak 17 orang (39,5%).

b. Distribusi Responden menurut Tingkat Pola Gaya Hidup Sehat

(8)

5

Tabel 2

Kategori Tingkat Pola Gaya Hidup Sehat

Tingkat Gaya Hidup

Sehat

Frekuensi Persentase

(%)

Baik 27 62.8

Buruk 16 37.2

Jumlah 43 100

c. Distribusi Responden menurut Tingkat Kesegaran Jasmani

Dari hasil pengukuran sebagian besar responden mempunyai tingkat kesegaran jasmani sehat sebanyak 30 orang (69,8%) dan jasmani sehat sebanyak 13 orang (30,2%). Kategori tingkat kesegaran jasmani dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3

Kategori Tingkat Kesegaran Jasmani

Kategori tingkat kesegaran

jasmani

Frekuensi Persentase

(%)

Jasmani sehat 30 69.8

Jasmani sakit 13 30.2

Jumlah 43 100

2. Hasil Uji Hipotesis

a. Hubungan antara Nutrisi dengan Kesegaran Jasmani

Dari hasil olah data, dengan menggunakan rumus chi square diketahui nutrisi gizi tidak ada pengaruh dengan kesegaran jasmani. Hal ini diketahui besar p = 0,439 > 0,05. Berikut ini dsajikan tabel hubungan antara nutrisi gizi dengan kesegaran jasmani.

Tabel 4

Hubungan Antara Nutrisi dengan Kesegaran Jasmani

b. Hubungan antara Gaya Hidup Sehat dengan Kesegaran Jasmani

Hasil hubungan antara pola gaya hidup sehat dengan kesegaran jasmani sebagai berikut:

Tabel 5

Hubungan Gaya Hidup Sehat dengan Kesegaran Jasmani

Pola Gaya hidup sehat dengan kesegaran jasmani ada hubungan. Hasil tersebut dibuktikan dari olah data chi square diperoleh hasil p = 0,004 < 0,05.

c. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kesegaran Jasmani

(9)

6 jenis kelamin dengan kesegaran jasmani, disajikan pada tabel berikut.

Tabel 6

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kesegaran Jasmani kelamin tidak berhubungan dengan kesegaran jasmani. Hal ini ditunjukkan oleh hasil chi square dengan p = 0,526 > 0,05.

3. Pembahasan

Lanjut usia adalah tahapan dalam rentang kehidupan manusia yang paling akhir dari 11 tahapan kehidupan manusia yaitu dari usia 60 tahun sampai dengan meninggal. Hal ini senada dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada pencanangan Hari Lansia Nasional tanggal 29 Mei tahun 1997 bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia adalah orang-orang yang berusia 60 tahun ke atas (biologis). Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh lansia berbeda dengan orang dewasa dan anak-anak. Hal ini didasari oleh usulan pemikiran dalam “humanagogi” bahwa proses pembelajaran yang dilakukan ditentukan oleh usia peserta belajar dan perbedaan tugas-tugas perkembangan (development

tasks) manusia dalam setiap rentangan usianya.

Menurut Irianto (2004) pengertian kesegaran jasmani adalah

“kemampuan seseorang untuk dapat

melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat

menikmati waktu luangnya”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

kesegaran jasmani seseorang oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1994), antara lain adalah: umur atau usia, jenis kelamin, genetika atau keturunan, Nutrisi kesehatan, riwayat kerja, Nutrisi gizi atau nutrisi, kegiatan fisik, lingkungan (suhu atau iklim), kebiasaan yang kurang baik (merokok, miras, dan lain sebagainya) dan keadaan ekonomi. Pranarka (2006) berpendapat bahwa kesegaran jasmani dipengaruhi faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan, mungkin lebih besar mengakibatkan

gangguan fungsi daripada

penambahan usia itu sendiri, sehingga berpengaruh terhadap kebugaran jasmani.

(10)

7 Kesegaran jasmanis dipegaruhi faktor gaya hidup sehat, mencakup hal-hal sebagai berikut: memakan makanan dan minuman yang sehat (termasuk menghindarkan nikotin, minuman keras), latihan atau olahraga yang terprogram, melakukan kebiasaan baik dan meninggalkan kebiasan jelek, memperbaiki lingkungan alam atau

sekitar, selalu berupaya

meningkatkan ilmu pengetahuan terutama tentang kesehatan bagi masyarakat yang berusia lansia.

Masyarakat beranggapan bahwa jenis kelamin perempuan adalah semacam kelas tersendiri dalam pelapisan sosial. Ada kelas laki-laki dan ada kelas perempuan, laki-laki masuk kelas atas dan perempuan masuk pada kelas bawah. Atas dasar itu berlakulah pembagian peran, perempuan dipandang lebih sesuai untuk bekerja di sektor domestik, yaitu di rumah, mengasuh anak, dan mempersiapkan segala keperluan suami atau laki-laki di rumah. Sementara laki-laki lebih sesuai bekerja di luar rumah, dalam arti mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan perempuan dan

keluarganya.

Dalam penelitian tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya

perkembangan zaman dalam

pekerjaan antara laki-laki dan perempuan memiliki kesamaan. Demikian pula buruh gendong di Pasar Legi Surakarta, antara perempuan dan laki-laki memiliki kesamaan dalam mengangkat barang. Di dalam suatu penelitian terdapat kelemaham-kelemahan atau keterbatasan dalam pelaksanaannya.

Keterbatasan dalam penelitian ini ada dua yaitu:

1. Masih ada faktor selain faktor faktor yang dijadikan variable yang tidak diteliti yaitu faktor genetik, lingkungan, ekonomi dan lain-lain

2. Alat pengukuran nutrisi hanya menggunakan IMT ,dimana dalam pengkajian nutrisi selain

menggunakan IMT bisa

menggunakan, biokamical, critical sign dan diet

3. Saat pengumpulan data kuesioner, sebagian responden ditunggu dan sebagian tidak ditinggal karena responden mengisi jawaban di rumah. Setelah tiga hari kuesiner tersebut diambil oleh peneliti

KESIMPULAN

1. Nutrisi tidak berpengaruh terhadap kesegaran jasmani pada lanjut usia di Pasar Legi Surakarta.

2. Pola gaya hidup sehat berpengaruh terhadap kesegaran jasmani pada lanjut usia di Pasar Legi Surakarta.

3. Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kesegaran jasmani pada lanjut usia di Pasar Legi Surakarta.

SARAN

1. Bagi para Lansia

a. Disarankan untuk

(11)

8 sehingga di usia lansia dapat memiliki fisik sehat.

b. Bagi lansia disarankan untuk meningkatkan pola gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat dapat dilakukan oleh lansia seperti melakukan kegiatan olahraga

secara runting atau

meninggalkan kebiasaan buruk contohnya tidak merokok.

2. Bagi penelitian lanjut

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan varibel peneliian yang belum diteliti seperti faktor lingkungan, genetik, ekonomi,. Selain itu, kelemahan pada pengisian kuesioner yang tidak ditunggui oleh peneliti, memungkinkan responden dalam mengisi kuesioner terkesan asal-asalan atau dijawab orang lain. Oleh sebab itu, bagi peneliti lain disarankan untuk menunggui responden saat mengisi kuesioner, sehingga penelitian lebih akurat

3. Bagi profesi keperawatan

Dapat dijadikan masukan atau wacana dalam memberikan asuhan keperawatan antara lansia yang aktif bekerja dengan lansia yang tidak bekerja. Pengkajian yang dilakukan guna memperoleh data pasien (lansia) dapat ditentukan oleh faktor-faktor intrinsik maupun ekstrinsik dari lansia tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, B. 2011. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).

Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta

Ditha Diana,Ditha, Basuki, Bastaman, dan Kurniarobbi,

Jull. 2009. Low Physical Activity Work-Related and Other Risk Factors Increased The Risk of Poor Physical Fitness In Cement Workers. Med J Indones. Vol.18. No. 3. Hal. 201-205.

Eglite, Alje; Vintila, Mona; Grinfelde, Anda; Kantike, Ingrida. 2009. Healthy

Lifestyle in the Elderly’s

View in Romania and Latvia. Economic Science for Rural Development. Nr. 19

Guang, Hung Zhao. 2002. Gaya

Hidup Warga Usia

Pertengahan dan Usia Lanjut Serta Pengaruhnya terhadap Kesehatan. Jakarta:

Perkumpulan Pancaran

Hidup.

Gunarsa, S.D dan Gunarsa, Y.S.D.

2003. Psikologi

Perkembangan Anak,

Remaja, Dewasa, dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hastuti, Nugrahaini Puji dan Zulaekah, Siti. 2009. Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Protein Dan Lemak Dengan Kesegaran Jasmani Anak Sekolah Dasar di SD N Kartasura I. Jurnal Kesehatan., VOL. 2, NO. 1,

(12)

9 Boyolali. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Irianto, P. 2004. Nutrisi dan

Kesehatan. Jakarta: Sarana Medika.

Kartono, Kartini. 2008. Psikologi Wanita II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperwatan Pada Lanjut Usia. Selemba Medika. Jakarta.

Kusumaratna, Rina K. 2006. Nurition and Immune System in the Elderly. Universa Medicina. Vol. 25, No. 3

Maryam, Siti Ekasari, Mia Fatma; Rosidawati; Jubaedi, Ahmad; Batubara, Irwan. 2009. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatanya. Salemba Medika. Jakarta

Muchtadi, D. 2009. Gizi Anti Penuaan Dini.Bandung: ALFABETA

Nurcahyo, Fathan. 2010. Survei Profil Kondisi Fisik Pemain

Sepakbola Porprov

Kabupaten Sleman Tahun 2011. Jurnal Kesehatan. Vo. 5. No.11. Hal. 1-20.

Gambar

Tabel 3 jasmani sebagai berikut:
Tabel 6 pengertian kesegaran jasmani adalah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pukul 14.30 Wiib, Selaku Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi berdasarkan SK Nomor : 879/KPTS/ULP/2012, tanggal 10 Desember 2012 melakukan pembukaan penawaran File II

dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Pemegang Saham kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila

Penelitian ini mengungkap bagaimana penjabaran konkret dari nilai kejujuran dalam teks drama di buku ajar dan nilai sosial budaya apa yang kemungkinan memengaruhi produksi

Survei yang dilakukan oleh CBI Education &amp; Skills Survey 2012 menjelaskan bahwa bahasa Prancis menduduki peringkat kedua sebagai bahasa asing yang pantas untuk dipelajari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan aspek teknis pemeliharaan sapi perah berdasarkan Good Dairy Farming Practices (GDFP) di peternakan rakyat Cibungbulang sebesar 69,75%

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi