• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUAZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP ST. YOSEPH MEDAN T.A.2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUAZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP ST. YOSEPH MEDAN T.A.2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI ) UNTUK MENINGKATKAN

KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP ST.YOSEPH MEDAN

T.A 2012/2013

Oleh :

Lewinarsi B Samosir NIM 408111071

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013

(2)
(3)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas segala kasih dan berkat-Nya yang berlimpah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) untuk Meningkatkan Kreativitas Matematika Siswa Kelas VIII St.Yoseph Medan T.A 2012/2013 ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra.Katrina Samosir, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Bapak Drs. Togi, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian hingga selesai skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. W.Rajaguguk, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Kepala sekolah dan Guru bidang studi matematika di SMP St.Yoseph Medan yang telah memberikan izin, dan untuk mengadakan penelitian dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda (E.Samosir), Ibunda tercinta (D.Sinaga) yang selalu berdoa dan memberikan dukungan serta biaya kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih kepada kakak Rolina Samosir.S.KM, adik Nikson Samosir dan Putri Asni Samosir serta seluruh keluarga besar yang sudah berdoa dan memberikan dukungan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

(4)

dan abang-abang yang telah memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini.

Medan, Januari 2013 Penulis

(5)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan kreativitas matematika pada materi Teorema Pythagoras di SMP St.Yoseph Medan T.A 2012/2013.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C yang berjumlah 34 orang siswa, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada materi Teorema Pythagoras.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui kreativitas siswa yaitu berpikir kreatif lancar, luwes dan original setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization), lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran dan keaktifan siswa selama proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada tes kreativitas siklus I yaitu dari 34 siswa terdapat 29 siswa (85,29%) yang tingkat kreativitas tergolong rendah dan terjadi peningkatan jumlah siswa yang tingkat kreativitasnya tergolong sedang dan tinggi pada siklus II menjadi 31 orang ( 91,17%). Dari hasil tes kreativitas I dan tes kreativitas II diperoleh

(6)
(7)

vii

2.1.4.3.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TAI 19

2.1.5 Pendekatan Open Ended 22 2.1.5.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TAI dengan Pendekatan Open-Ended 20

2.1.5.4 Perbandingan Sisi – sisi Segitiga Siku-siku untuk Sudut Istimewa 28

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 40

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 40

4.1.4 Tahap Observasi 42

4.1.5 Analisi Data Hasil Siklus I 42

(8)

viii

4.1.5.2 Hasil Obsevasi 44

4.1.6 Refleksi I 45

4.2 Siklus II 47

4.2.1 Permasalahan 47

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 47

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 48

4.2.4 Analisis Data Hasil Siklus II 49

4.2.4.1 Hasil Tes 49

4.2.4.2 Hasil Observasi 51

4.2.5 Refleksi II 54

4.3 Hasil Penelitian 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 58

5.1 Kesimpulan 58

5.2 Saran 59

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Deskripsi unsur berpikir kreatif 10 Tabel 4.1 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Lancar I 42 Tabel 4.2 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Luwes I 43 Tabel 4.3 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Original I 43 Tabel 4.4 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif I

( kategori Lancar, Luwes, Original ) 44

Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru Siklus I 44

Tabel 4.6 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Lancar II 50 Tabel 4.7 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Luwes II 50

Tabel 4.8 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Original II 50 Tabel 4.9 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif I

( kategori Lancar, Luwes, Original ) 51

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga ABC 23

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa III 91

Lampiran 11 Alternatif Jawaban LKS III 92

Lampiran 12 Kisi-kisi Penyusunan Tes Kreativitas I 95 Lampiran 13 Pedoman Penskoran Tes Kreativitas I 97 Lampiran 14 Pedoman Penskoran Tes Kreativitas I 100

Lampiran 15 Lembar Observasi Guru Siklus I 102

Lampiran 16 Lembar Observasi Guru Siklus II

Pertemuan 1 104

Lampiran 17 Lembar Observasi Guru Siklus II

Pertemuan 2 106

Lampiran 18 Lembar Observasi Siswa Siklus I 108

Lampiran 19 Lembar Observasi Siswa Siklus II

Pertemuan 1 110

Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa Siklus II 112

Lampiran 21 Lembar Validitas Tes Kreativitas I 114 Lampiran 22 Lembar Validitas Tes Kreativitas I 120

Lampiran 23 Lembar Tes Kreativitas I 126

Lampiran 24 Lembar Tes Kreativitas II 127

(12)

Lampiran 27 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa

Dalam Berpikir Lancar 136

Lampiran 28 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa

Dalam Berpikir Luwes 138

Lampiran 29 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa

Dalam Berpikir Original 140

Lampiran 30 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa

(Kelancaran, Keluwesan, Original) 142

Lampiran 31 Kemampuan Berpikir Kreatif II Siswa

Dalam Berpikir Lancar 144

Lampiran 32 Kemampuan Berpikir Kreatif II Siswa

Dalam Berpikir Luwes 146

Lampiran 33 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa

Dalam Berpikir Original 148

Lampiran 34 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa

(Kelancaran, Keluwesan, Original) 150

Lampiran 35 Daftar Nama-nama Siswa Kelas VIII-C 152

Lampiran 36 Daftar Nama Kelompok Siklus I 154

Lampiran 37 Daftar Nama Kelompok Siklus II 155

Lampiran 38 Jadwal Kegiatan Penelitian 156

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti.

Sebagai negara yang berkembang, Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberi sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Munandar (2009:31) menyatakan :

“Hidup dalam suatu masa dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya untuk digunakan secara konstruktif maupun destruktif, suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi,untuk menghadapi problema-problema yang semakin kompleks”.

Melalui pernyataan diatas disimpulkan bahwa kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif telah menjadi faktor penentu kemajuan suatu negara, karena dengan manusia yang kreatif diharapkan mampu mengantisipasi dan merespon secara efektif ketidakmampuan perubahan di dunia saat ini.

(14)

2

belajar lainnya. Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari waktu ke waktu tujuan pembelajaran perlu disempurnakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan siswa. Oleh karena itu, guru sebagai pengelola pembelajaran diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas.

Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya, serta ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran, meliputi tujuan pembelajaran, pemilihan materi pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi atau kondisi belajar yang kondusif, lingkungan belajar yang mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM), serta evaluasi yang sesuai dengan kurikulum. Prestasi belajar dapat dioptimalkan melalui peningkatan kualitas pembelajaran.

Pembelajaran matematika pada dasarnya bertujuan untuk membantu melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan tepat. Disamping itu agar siswa terbentuk kepribadiannya serta terampil menggunakan matematika dalam kehidupan sehari - hari. Namun banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu pelajaran yang menakutkan sehingga siswa tidak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran secara optimal bahkan cenderung pasif. Menurut Abdurrahman (2003:252) : “ Dari berbagai bidang study yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang study yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi yang berkesulitan belajar. Menyadari hal tersebut perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan kreativitas matematika”. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran matematika yang diinginkan. Dampak yang lain adalah terganggunya kestabilan psikologi peserta didik. Sehingga diperlukan pemilihan suatu strategi yang dapat melibatkan atau mengaktifkan siswa dalam belajar.

(15)

3

sehingga siswa belum terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep matematika yang sedang dipelajari. Pendekatan tradisional tersebut belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan terhadap konsep-konsep matematika siswa menjadi sangat kurang. Selain itu guru sebagai pemberi informasi cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak terjadi hubungan timbal balik antar guru dan siswa yang berimplikasi terhadap kualitas pembelajaran dalam proses belajar mengajar matematika.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP St.Yoseph Medan, kreativitas belajar siswa masih kurang dalam pembelajaran, karena masih terdapat beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa belum berani mengkomunikasikan apa yang ada dipikiran mereka. 2. Ketika guru mengajukan pertanyaan, siswa kurang tanggap terhadap

pertanyaan guru.

Siswa tampak diam dan tidak bersemangat untuk menjawab pertanyaan. Hanya nampak beberapa siswa yang antusias menjawab pertanyaan. Saat guru memberi kesempatan bertanya, jarang sekali ada siswa yang mengajukan pertanyaan.

3. Sebagian besar siswa mengalami kendala pada pelajaran Matematika karena rendahnya kreativitas. Rendahnya kreativitas belajar ini disebabkan karena kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan dan munculnya gejala verbalisme, seperti kesulitan menghapal rumus.

(16)

4

menerapkan berbagai model dan variasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika.

Pemberian masalah terbuka atau open-ended problem dalam pendekatan open-ended diharapkan dapat meningkatkan kreativitas siswa. Problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut open-ended problem atau masalah tebuka. Siswa yang dihadapkan pada problem open-ended, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.

Pembelajaran dengan pendekatan open-ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru. Pada dasarnya pendekatan open-ended bertujuan untuk mengangkat kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Terdapat keragaman dalam penyelesaian ataupun metode penyelesaian dalam pendekatan open-ended yang memberikan keluasaan siswa untuk mengemukakan jawaban secara aktif dan kreatif. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended sebaiknya disusun dalam dua tahap, yaitu :

Tahap pertama :

Bekerja individual menyelesaikan masalah yang diberikan guru diawal pembelajaran untuk seluruh siswa di kelas. Setiap siswa diberikan kertas kosong sebagai tempat menuliskan ide-ide mereka masing-masing. Kertas tersebut dikumpulkan yang berguna untuk guru mempersiapkan kesimpulan dari respon individu. Kemudian dalam kelompok yang terdiri dari empat orang siswa, mereka mendiskusikan hasil pekerjaan individunya dan perwakilan kelompok menuliskan hasil diskusi kelompoknya.

Tahap kedua :

Hasil dari masing-masing kelompok dipresentasikan dan didiskusikan kemudian pembelajaran disimpulkan.

(17)

5

mencakup kedua tahap dalam pendekatan open-ended. Pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) diharapkan akan mampu meningkatkan kreativitas belajar siswa. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:

"PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP ST.YOSEPH MEDAN”.

1.2.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kecenderungan guru menggunakan pembelajaran konvensional 2. Kurang aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar

3. Tingkat kreativitas siswa dalam menjawab soal masih kurang

1.3.Batasan Masalah

(18)

6

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI di kelas VIII SMP St.Yoseph Medan dapat meningkatkan kreativitas matematika siswa?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kreativitas Matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI di kelas VIII SMP St.Yoseph Medan.

1.6.Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi :

1. Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pembelajaran kooperatif sebagai wahana untuk mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan. Dapat memberikan pengalaman yang berharga dan motivasi bagi peneliti untuk memilih strategi pembelajaran yang kelak diterapkan di sekolah.

2. Guru

Sebagai bahan pemilihan dan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu penelitian ini merupakan salah satu masukan pengalaman bagi guru untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif.

3. Siswa

Sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa serta melatih siswa untuk saling bekerja sama dengan siswa lain.

4. Sekolah

(19)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil pelaksanaan penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah :

1. Model Kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan kreativitas matematika siswa khususnya pada pokok bahasan Teorema Pythagoras. Hal ini dilihat dari pertambahan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan berpikir kreatif dari siklus I ke siklus II.

2. Dari hasil tes awal ke tes berpikir kreatif I pada siklus I terdapat peningkatan aspek berpikir lancar, aspek berpikir luwes, aspek berpikir original. Hal ini dapat dilihat dari pertambahan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan kemampuan berpikir kreatif dari tes awal ke siklus I.

3. Dari hasil tes berpikir kreatif I pada siklus I ke tes berpikir keratif II pada siklus II terdapat peningkatan aspek aspek berpikir lancar, aspek berpikir luwes, aspek berpikir original. Hal ini dapat dilihat dari pertambahan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan kemampuan berpikir kreatif dari siklus I ke siklus II.

(20)

59

5.2 Saran

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP St.Yoseph Medan disarankan memperhatikan kreativitas (kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif) siswa dan melibatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu disarankan hendaknya guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization dimana pada siklus II diharapkan guru memberi penjelasan tentang konsep yang ada pada materi.

(21)
(22)

Gambar

Tabel 2.1    Deskripsi  unsur berpikir kreatif
Gambar 2.1    Segitiga ABC

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya penelitian yang juga berperan terhadap efektivitas penaganan gangguan stress yaitu peranan dukungan sosial terhadap tingkat stres siswa kelas unggulan

Yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja Barang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Kepulauan Aru, berdasarkan :. Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) Nomor

Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama.. kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai

Pakan mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah reaksi oksidasi untuk menghambat radikal bebas

(disesuaikan dengan judul dan masalah yang dihadapi perusahaan/lembaga, serta alternatif yang diusulkan serta bagaimana seharusnya yang ideal berdasarkan kajian teori dan

[r]

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja V Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2014 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :. APBD

上述是笔者的结论和建议 ,笔者希望对 Santo Aloysius、