PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA POKOK BAHASAN
ASAM-BASA DAN GARAM MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERPIMPIN UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VII
TESIS
Oleh:
SISKA RAHAYU NINGSIH NIM: 8106142034
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA POKOK BAHASAN
ASAM-BASA DAN GARAM MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERPIMPIN UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VII
TESIS
Oleh:
SISKA RAHAYU NINGSIH NIM: 8106142034
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
SISKA RAHAYU NINGSIH. Pembelajaran IPA Terpadu pada Pokok Bahasan Asam-Basa dan Garam Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII. Tesis, Medan, 2013. Program Studi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
ii ABSTRACT
SISKA RAHAYU NINGSIH. Integrated Science Learning on the subject Acid-Baseand Salts Through Guided Inquiry Learning Modelto Increase Creativityand The Result ofSeventh Grade Students. Thesis. Medan. 2013. The postgraduate program of chemistry education in The State University of Medan.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena segala rahmat
dan kasih-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.
Tesis ini berjudul Pembelajaran IPA Terpadu pada Pokok Bahasan Asam-Basa dan
Garam Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin untuk Meningkatkan Kreativitas
dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
Kimia di program Pascasarjana Universitas Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Ibu Dr. Iis Siti
Jahro, M.Si (Pembimbing I) dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc (Pembimbing II) sekaligus
Sekretaris Program Studi pendidikan Kimia yang telah banyak memberikan bimbingan dan
saran-saran pada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis
ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan
Silaban, M. Si selaku penguji, validator angket kreativitas dan butir soal sekaligus sebagai
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si dan Bapak Dr.
Zainuddin Muchtar, M. Si, selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan yang
begitu berarti terhadap tesis ini. Juga kepada seluruh Dosen dan Staf Pegawai di program
Pendidikan Kimia Pascasarjana yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak
terhingga kepada penulis sehingga bermanfaat bagi peningkatan wawasan dan kreativitas
penulis.
Teristimewa kepada ayahanda Bapak Siswanto, M.Pd dan Ibunda Maharani S.
Ningsih, S.Pd, mertua Bapak Lukmanul Hakim Pulungan dan Ibu Rabiatul Adawiyah. Juga
untuk suami tercinta Marwan Hakim Pulungan, ST serta adik-adik yang telah memberikan do’a, dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Subari S, S.Pd, kepala
madrasah MTs N Besitang, Bapak Indra Sabiis, S. Ag, kepala madrasah MTs S. Teladan,
Bapak Siswanto, M.Pd kepala madrasah MTs S. Al Hidayah Air Hitam beserta guru-guru
yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama melakukan
penelitian. Terima kasih juga buat teman-teman seperjuangan selama perkuliahan yang
selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis, semoga kebersamaan dan
iv
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam tulisan ini, yang telah banyak
memberikan bantuan dalam penulisan tesis ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun
penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya tesis ini. Kiranya tesis ini bermanfaat bagi para guru IPA dan dalam
menambah khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Februari 2013
Penulis,
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
Latar belakang Masalah ... 1
Identifikasi Masalah ... 5
Pembatasan Masalah ... 5
Rumusan Masalah ... 6
Tujuan Penelitian ... 6
Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
2.1. Kerangka Teoritis ... 8
2.1.1. Hakekat Pendidikan karakter ... 8
2.1.2. Hakekat Model pembelajaran Inkuiri ... 17
2.1.3. Pokok Bahasan Asam, Basa dan Garam ... 23
2.1.4. Hakekat Belajar dan Hasil Belajar ... 28
2.1.5. Pembelajaran Langsung ... 30
2.2. Penelitian yang Relevan ... 34
vi
2.4. Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
3.2. Populasi dan Sampel ... 38
3.2.1. Populasi ... 38
3.2.2. Sampel ... 38
3.3. Variabel Penelitian ... 38
3.4. Prosedur Penelitian ... 39
3.5. Jenis dan Desain Penelitian ... 39
3.5.1. Jenis Penelitian ... 39
3.5.2. Desain Penelitian ... 40
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.6.1. Instrumen Penelitian ... 42
3.6.2. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 42
3.7. Uji Coba Instrumen ... 43
3.7.1. Uji Validitas ... 43
3.7.2. Indeks Kesukaran ... 44
3.7.3. Daya Pembeda ... 44
3.7.4. Uji Reliabilitas ... 45
3.8. Teknik Analisa Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 48
4.1. Karakteristik Sampel ... 48
4.2. Deskripsi Data Penelitian ... 49
4.2.1. Analisis Instrumen ... 49
4.2.2. Data Hasil Belajar ... 49
4.2.3. Data Kreativitas ... 49
4.3. Deskripsi Data Gain ... 50
vii
4.3.2. Gain Hasil Belajar dengan Pembelajaran Langsung ... 51
4.3.3. Gain Kreativitas dengan Model Inkuiri Terpimpin ... 54
4.3.4. Gain Kreativitas dengan Pembelajaran Langsung ... 55
4.4. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 57
4.4.1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar dengan Model Inkuiri Terpimpin ... 57
4.4.2. Uji Normalitas Data Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Langsung ... 58
4.4.3. Uji Normalitas Data Kreativitas dengan Model Inkuiri Terpimpin ... 58
4.4.4. Uji Normalitas Data Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Langsung ... 59
4.5. Uji Homogenitas Data ... 60
4.5.1. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar dengan Model Inkuiri Terpimpin dan Pembelajaran Langsung ... 60
4.5.2. Uji Homogenitas Data Kreativitas dengan Model Inkuiri Terpimpin dan Pembelajaran Langsung ... 61
4.6. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 61
4.7. Pembahasan Penelitian ... 65
4.8. Keterbatasan Penelitian ... 68
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 70
5.1. Simpulan ... 70
5.2. Implikasi ... 70
5.3. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72 SURAT KETERANGAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin ... 20
Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Training ... 20
Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Bebas ... 21
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ... 40
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa ... 42
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Kreativitas Belajar Siswa ... 43
Tabel 4.1. Gain Hasil Belajar dengan Model Inkuiri Terpimpin ... 50
Tabel 4.2. Gain Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Langsung ... 52
Tabel 4.3. Gain Ternormalisasi Hasil Belajar Siswa ... 53
Tabel 4.4. Gain Kreativitas dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin . 54
Tabel 4.5. Gain Kreativitas dengan Model Pembelajaran Langsung ... 55
Tabel 4.6. Gain Ternormalisasi Kreativitas Siswa ... 57
Tabel 4.7. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa pada Kelas Inkuiri Terpimpin... 57
Tabel 4.8. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa pada Kelas Pembelajaran Langsung ... 58
Tabel 4.9. Uji Normalitas Data Kreativitas Siswa pada Kelas Inkuiri Terpimpin... 59
Tabel 4.10.Uji Normalitas Data Kreativitas Siswa pada Kelas Pembelajaran Langsung ... 60
Tabel 4.11. Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Gain Hasil Belajar ... 60
Tabel 4.12. Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Gain Kreativitas ... 61
Tabel 4.13. Pengujian Hipotesis Pertama ... 62
Tabel 4.14. Pengujian Hipotesis Kedua ... 62
Tabel 4.15. Korelasi Hasil Belajar dengan Kreativitas pada Kelas Inkuiri Terpimpin ... 63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Pengembangan Nilai Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa ... 12
Gambar 2.2. Pengembangan Nilai Budaya dan Karakter Bangsa melalui Setiap Mata Pelajaran ... 12
Gambar 2.3. Cairan yang Dikeluarkan Sengatan Lebah Bersifat Asam ... 23
Gambar 2.4. Asam sulfat Digunakan dalam Aki Mobil ... 24
Gambar 2.5. Sabun Bersifat Basa ... 24
Gambar 2.6. Cairan yang Dikeluarkan Sengatan Tawon Bersifat Basa ... 25
Gambar 2.7. Kertas Lakmus Biru yang Dicelupkan ke Larutan Asam Akan Berubah Warna Menjadi Merah ... 26
Gambar 2.8. Kertas Indikator Universal Dapat Digunakan Untuk Mengetahui Nilai pH Suatu Larutan ... 27
Gambar 2.9. Alat pHmeter Digunakan Untuk Mengukur pH Suatu Larutan . 27 Gambar 3.1. Desain Penelitian ... 38
Gambar 4.1. Histogram Gain Hasil Belajar pada Kelas Inkuiri Terpimpin .... 51
Gambar 4.2. Histogram Gain Hasil Belajar pada Kelas Pembelajaran Langsung ... 53
Gambar 4.3. Histogram Gain Kreativitas pada Kelas Inkuiri Terpimpin ... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus IPA Terpadu MTs Al Hidayah ... 77
Lampiran 2. RPP Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin ... 78
Lampiran 3. RPP Model Pembelajaran Langsung ... 84
Lampiran 4. Kegiatan Praktikum ... 89
Lampiran 5. Kuisioner Pengukuran Kreativitas Belajar Siswa ... 91
Lampiran 6. Tes Kemampuan Hasil Belajar Siswa ... 94
Lampiran 7. Analisis Validitas Butir-Butir Soal ... 125
Lampiran 8. Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 126
Lampiran 9. Indeks Kesukaran dan Daya Beda Tes Hasil Belajar ... 129
Lampiran 10. Uji Coba Validasi dan Reliabilitas Kuisioner Kreativitas ... 131
Lampiran 11. Data Hasil Belajar IPA Siswa ... 133
Lampiran 12. Data Kuisioner Kreativitas Siswa ... 139
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No.20
Tahun 2003 pasal 3 terdapat 10 indikator Tujuan Pendidikan Nasional agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dicantumkannya pernyataan
agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia itu selaras
dengan Pancasila yaitu sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dan dalam Amandemen UUD 1945 ayat 3 juga dicantumkan pernyataan” dalam rangka mencerdaskan bangsa”. Sehingga kehidupan Bangsa Indonesia diharapkan tidak
hanya cerdas berfikir dan bernalar tetapi juga beriman dan berakhlak.
Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatar belakangi oleh realita permasalahan
kebangsaan yang berkembang saat ini. Semangat pembangunan karakter secara
implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) tahun 2005-2015, dimana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah pancasila.”
RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan
secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas
program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam
Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter
disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik &
2
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan
budaya dan karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan
menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Salah satu prinsip yang
digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah
berkelanjutan, mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal
peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya proses
tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak
sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di
SMA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun.
Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir. Kenyataan yang terjadi bahwa dalam
proses pembelajaran di kelas, siswa diarahkan kepada kemampuan untuk
menghafal informasi. Siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi dan mengaplikasikan
informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengakibatkan ketika
anak lulus sekolah, mereka hanya pintar secara teoritis tetapi sangat miskin
aplikasi (Brickman, 2009).
Selain lemahnya proses pembelajaran, permasalahan lain adalah
rendahnya hasil belajar siswa. Secara operasional terdapat lima variabel utama
dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran,
(3) metode dan teknik mengajar, (4) guru, dan (5) logistik, (Hamalik, 1990).
Semua variabel tersebut saling ketergantungan untuk mencapai keberhasilan
dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran yang
tepat.
Menurut Conpolat (dalam Monica: 2009), sebagian besar materi ilmu sains
tergolong abstrak. Banyaknya konsep sains yang bersifat abstrak yang harus
diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu sains merupakan salah
satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam belajar
3
siswa menganggap pelajaran kimia sebagai mata pelajaran yang sulit, sehingga
siswa merasa kurang mampu untuk mempelajarinya, (Situmorang, M, dkk, 2001).
Untuk menjadikan materi sains menjadi lebih menarik, maka guru harus mampu
mengambil suatu kebijakan sehingga kompetensi belajar yang diharapkan akan
tercapai dengan baik, sebab dengan menggunakan metode pembelajaran yang
tepat akan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas (Chu, 2011).
Kenyataan lain yang ditemukan di lapangan bahwa masih ada guru yang
tidak mengevaluasi hasil belajar siswanya. Hal ini mengakibatkan kurang
berminatnya siswa dalam belajar kimia, sehingga siswa kurang kreatif dan juga
berpengaruh pada perkembangan kognitifnya. Oleh karena itu perlu juga upaya
meningkatkan kreativitas siswa dengan cara memberdayakan fasilitas atau
sumber-sumber belajar lainnya.
Rendahnya hasil balajar siswa dan kurangnya kreativitas siswa merupakan
masalah yang sering dihadapi guru sains, sekalipun guru telah berusaha
semaksimal mungkin untuk mengajar dengan baik (Reid, 2004). Fenomena ini
menjadi petunjuk tingginya kompleksita pembelajaran saati ini. Masih perlu
pengkajian, penelitian dan pemikiran yang melibatkan guru-guru dan praktisis
pendidikan yang secara bersama mengembangkan alternatif pendekatan dan
strategi yang efektif dalam mengajar sains.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran sains adalah strategi pembelajaran inkuiri (Suyanti, 2010:42).
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya,
2008:196). Proses berpikir itu dilakukan melalui tanya jawab antara guru kepada
siswa.
Pada pembelajaran inkuiri guru harus merencanakan situasi sedemikian
rupa, sehingga siswa bekerja seperti seorang peneliti dengan menggunakan
prosedur mengenali permasalahan, menjawab pertanyaan, investigasi,
menyiapkan kerangka berfikir, hipotesis dan penjelasan yang kompatibel dengan
pengalaman pada dunia nyata (Hakim, 2008:59). Pembelajaran inkuiri banyak
4
potensi intelektual siswa, memperoleh kepuasan intelektual yang datang dari
dalam diri siswa dan memperpanjang proses ingatan (Tarigan, 2007:39).
Menurut Bruner bahwa belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui
belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan
bertahan lama dan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan
meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas dan melatih
keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah (Dahar,
1996:108). Pembelajaran Inkuiri lebih menekankan pada proses berfikir kritis dan
analitis.
Pada penelitian Fuadaturrahmah (2011), menyatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui model
pembelajaran inkuiri dengan penggunaan media berbasis komputer dibandingkan
dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Selain itu, hasil penelitian Mujiono (2009: 86) juga menunjukkan hasil belajar
siswa yang diberikan perlakuan pembelajaran inkuiri berbasis portofolio dan
penggunaan media komputer lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diberi
pembelajaran dengan metode konvensional tanpa media komputer. Pada
penelitian Roi (2011) juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
dari hasil belajar kimia yang diajarkan dengan media inkuiri.
Hasil penelitian Venila (2009) menyatakan bahwa siswa yang memiliki
kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar kimia yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah. Hasil penelitian Gomez (2007)
menyatakan bahwa siswa yang kreatif menunjukkan karakteristik tertentu yang
membuat siswa lebih unggul dari siswa lainnya. Hasil penelitian Clarkson (2005)
juga menyatakan bahwa ada banyak sifat yang telah dikaitkan dengan kreativitas,
seperti berpikir kritis, toleransi, kemauan untuk mengambil risiko, mampu
menyesuaikan diri.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dicari alternatif strategi
pembelajaran yang lebih melibatkan siswa secara aktif untuk bereksperimen
dalam proses pembelajaran IPA agar dapat meningkatkan hasil belajar dan
5
Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang penting untuk dikaji dan diteliti dalam pembelajaran IPA
Terpadu di MTs Kabupaten Langkat sebagai berikut:
1. Apakah pendekatan pembelajaran yang diterapkan sudah tepat?
2. Apakah model pembelajaran inkuiri terpimpin yang diterapkan oleh guru
pada kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar?
3. Apakah model pembelajaran langsung yang diterapkan oleh guru pada
kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar?
4. Apakah model pembelajaran inkuiri terpimpin yang diterapkan oleh guru
pada kegiatan pembelajaran dapat membangkitkan kreativitas siswa?
5. Apakah model pembelajaran langsung yang diterapkan oleh guru pada
kegiatan pembelajaran dapat membangkitkan kreativitas siswa?
6. Apakah karakter kreativitas dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
7. Apakah ada interaksi antara kreativitas dengan model pembelajaran inkuiri
terpimpin terhadap hasil belajar siswa?
8. Apakah ada interaksi antara kreativitas dengan model pembelajaran langsung
terhadap hasil belajar siswa?
1.3. Pembatasan Masalah
Ditinjau dari berbagai masalah yang muncul, maka masalah yang diteliti
berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri terpimpin terhadap
hasil belajar dan kreativitas siswa. Jika proses ini diteliti secara menyeluruh maka
ruang lingkupnya terlalu luas. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada:
1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII semester I dengan pokok bahasan
asam, basa dan garam.
2. Hasil belajar siswa dalam aspek kognitif dengan jenjang kemampuan C1-C3.
3. Model pembelajaran inkuiri terpimpin dapat membangkitkan kreativitas
6
4. Karakter yang akan dianalisis adalah kreativitas belajar siswa.
5. Kreativitas siswa dapat meningkatkan hasil belajar.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri
terpimpin lebih tinggi secara signifikan daripada hasil belajar siswa yang
diajar dengan model pembelajaran langsung.
2. Apakah kreativitas siswa yang diajarkan dengan model inkuiri terpimpin
lebih tinggi secara signifikan dengan siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran langsung.
3. Apakah terdapat korelasi antara kreativitas dengan hasil belajar pada model
pembelajaran inkuiri terpimpin.
4. Apakah terdapat korelasi antara kreativitas dengan hasil belajar pada model
pembelajaran langsung.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terpimpin
terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk
mengetahui:
1. Apakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
inkuiri terpimpin lebih tinggi secara signifikan daripada model pembelajaran
langsung.
2. Apakah kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model inkuiri terpimpin
lebih tinggi secara signifikan daripada yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran langsung.
3. Apakah terdapat korelasi antara kreativitas dengan hasil belajar siswa pada
model pembelajaran inkuiri terpimpin.
4. Apakah terdapat korelasi antara kreativitas dengan hasil belajar siswa pada
7
1.6. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
tenaga pendidik yang bersifat teoritis dan praktis:
1. Secara teoritis: hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan
pemikiran bagi guru-guru, pengelola, pengembang dan lembaga-lembaga
pendidikan dalam dinamika kebutuhan siswa, bahan masukkan bagi peneliti
yang lain yang membahas dan meneliti permasalahan yang sama.
2. Secara praktis: hasil penelitian bermanfaat bagi guru-guru untuk memperluas
wawasan dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri terpimpin agar
69
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut:
Pertama, hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran inkuiri
terpimpin lebih tinggi secara signifikan daripada hasil belajar siswa yang diajar
dengan pembelajaran langsung. Dengan demikian dapat dimaknai model
pembelajaran inkuiri terpimpin lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA
guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Kedua, kreativitas siswa pada kelas pembelajaran inkuiri terpimpin lebih
tinggi secara signifikan daripada kreativitas siswa pada kelas pembelajaran
langsung. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui pembelajaran inkuiri terpimpin
siswa terlatih untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi masalah
sehingga kreativitas siswa dapat berkembang.
Ketiga, terdapat korelasi antara kreativitas dengan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terpimpin dengan besaran
korelasinya sebesar 44,90%.
Keempat, terdapat korelasi antara kreativitas dengan hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung dengan besaran
konstribusinya sebesar 36,00%. Hal ini bemakna bahwa kreativitas memiliki
korelasi terhadap hasil belajar dan tentunya terdapat variabel-variabel lain di luar
kreativitas yang memiliki korelasi terhadap hasil belajar.
5.2. Implikasi
Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa. Hal ini
memberikan penjelasan dan penegasan bahwa model pembelajaran merupakan
70
Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang
tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada
gilirannya dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran
itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi pembelajaran yang
kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurang pula
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar
siswa lebih tinggi dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terpimpin dari pada
diajar dengan pembelajaran langsung. Hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran inkuiri terpimpin lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar,
karena pembelajaran yang menerapkan pembelajaran inkuiri terpimpin, siswa
cenderung aktif untuk merekonstruksi sendiri ilmu yang akan diperolehnya, siswa
berupaya menemukan dan menyelesaikan masalah dalam kerangka pencapaian
tujuan pembelajaran.
Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kreativitas berpengaruh
terhadap hasil belajar. Siswa dengan kreativitas tinggi, akan lebih dapat menerima
materi ajar karena sudah mengenal sebelumnya. Dengan demikian maka siswa
yang selalu melatih dirinya secara terus menerus akan dapat menemukan prosedur
belajar yang sistematis yang pada gilirannya siswa akan terbiasa dan terlatih untuk
memecahkan masalah-masalah. Dengan demikian konsekuensinya apabila siswa
dengan kreativitas rendah tentu akan rendah pula pencapaian hasil belajar,
sebaliknya siswa dengan kreativitas tinggi maka tingkat pencapaian hasil belaja
lebih tinggi.
Implikasi dari penerapan pembelajaran dan kreativitas siswa
mengisyaratkan guru dalam memilih model pembelajaran harus
mempertimbangkan kreativitas siswa. Dengan adanya kreativitas dalam diri siswa
akan berperan terhadap reaksi positif atau negatif yang akan dilakukannya dalam
merespon suatu ide, gagasan atau situasi tertentu dalam pembelajaran yang
berlangsung. Oleh karena itu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan
71
C. Saran-Saran
1. Kepada guru agar benar-benar memperhatikan karakteristik siswa khususnya
karakteristik kreativitas, hal ini dilakukan karena penerapan model
pembelajaran yang digunakan ditentukan oleh karakteristik siswa.
2. Kepada guru agar menerapkan pembelajaran yang variatif dalam
pembelajaran IPA sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar bidang studi
IPA.
3. Kepada peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang model
pembelajaran ini hendaknya memperluas jumlah sampel dan menambah
variabel-variabel yang diteliti seperti gaya belajar, kemandirian dan
sebagainya sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi mengenai
model pembelajaran dan karakteristik siswa.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Ariyanti, R. D., (2012). Studi Perbedaan Hasil Belajar Siswa Melalui
Pembelajaran yang Menggunakan Media Berbasis Komputer Audiovisual dengan yang Menggunakan Metode Demonstrasi pada Pokok Bahasan Asam, Basa dan Garam di Kelas VII SMP. Tesis PPS Unimed Medan.
Bloom, B.S., (1952). Taksonomi of Education Objectives Book I Cognitive Domain. London. Longman Group Ltd.
Bloom, B.S., (1981). Evaluation to Improve Learning, Mc. Grow Hill Book Company, New York.
Brickman, P., Gormally, C., Amstrong, N., Hallar, B,. (2009). Effects of Inquiry- based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence, International Journal for The Scholarship of Teaching and Learning. http://www.georgiasouthern.edu/ijsoti (diakses 30 Agustus 2012)
Chu. S. K. W., (2011), Using Collaborative Teaching and Inquiry Project-based Learning to Help Primary School Students Develop Information Literacy and Information Skill, Journal Library and Information Science Research.
Clarkson, A. (2005). Educating The Creative Imagination: A Course Design And Its Consequences. The e-Journal of Junglan Society for Scholarly Studies. http://www.thejungiansociety.org/Jung%20Society/e-journal/Volume-1/Clakson-2005.html (diakses 26 Agustus 2012).
Dahar, R.W., (1989) Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Dameria, B., (2007). Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Metode Inquiri pada Pokok Bahasan Termokimia di Kelas XI SMA Negeri I Siborong-borong, Skripsi FMIPA, Universitas Negeri Medan.
Djamarah, B., dan Zain, A., (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ermeling, B. A., (2010), Tracing The Effects of Teacher Inquiry on Classroom Practice, Journal Teaching and Teacher Education, University of California, Los Angeles, CA, USA.
73
Fuadaturrahmah, (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Penggunaan Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Koloid. Tesis PPS Unimed Medan.
Gomez, J, G,. (2007) What do We know about Creativity?, The Journal of Effective Teaching, University of Alabama at Tuscaloosa, Alabama.
Hakim, L., (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.
Hamalik, O,. (1999). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.
Irianto, A. H., (2003). Statistik. Padang. Kencana Prenada Media Group.
Joyce, B., dan Weil, M., (2000). Model of Teaching, foreword by James. Wolfsixth Edition, Amerika.
Kemendiknas, Balitbang dan Karakter Bangsa (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta.
Monica, (2009). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia. Tesis PPS Unimed Medan.
Mujiono, (2009). Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Portofolio Dan
Penggunaan Media Komputer Pada Pokok Bahasan Koloid Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa di SMAN Se Kota Binjai. Tesis PPS Unimed Medan.
Parwata, I. G. L. A., (2008). Penerapan Model Pembelajaran Langsung
Berbantuan Media VCD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Perkuliahan Atletik I. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008. http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11073552.pdf diakses 9 Nopember 2012.
Purba. R. H., (2011). Pembelajaran Larutan Elektrolit Menggunakan Media Modul dengan Metode Inquiry dan Metode Demonstrasi di Kelas X SMA Negeri 11 Medan. Tesis PPS Unimed Medan.
PPs. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Disertasi. Medan : PPS Unimed.
Rapi, N. K., (2008). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksha Th XXXI. http:
74
Reid, A. and Petocz, P. (2004). Learning Domains and the Process of Creativity. The Australian Educational Researcher.
Roestiyah., (2001). Strategi Belajar Mengajar, jakarta : Penerbit Gramedia Sidia Sarana Indonesia.
Sagala, Syaiful, (2004). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabet.
Sanjaya, W., (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Saptono, (2011). Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta : Erlangga.
Sardiman, S. A., Raharjo, R Haryono, A., dan Rahadjito., (1986). Media
Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Setiawan, W., Fitrajaya, E., Mardiyanti, T., (2010). Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa dalam Pembelajaran rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK). http://www.file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_TIK/Jurnal_P end_TIK_Vol_3_No_1. Diakses 9 Nopember 2012.
Silalahi, R., (2011). Kontribusi Model Pembelajaran Kontekstual Tipe Inkuiri dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Jurnal Penelitian dan Pendidikan UPI. http://www.jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan (diakses 1 Oktober 2012).
Sipayung, V.N., (2009). Pengaruh Kreativitas dalam Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI Pada Pokok Bahasan Koloid. Tesis PPS Unimed Medan.
Situmorang, M., P, Jamalum., T, Menanti., (2001). Efektivitas Media Diagram pada Pengajaran Kimia di Sekolah Menengah Umum, Jurnal Bidang Pendidikan 8 (1):20-27.
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Mata Pelajaran Kimia, Penerbit Universitas Negeri Medan, Cetakan pertama, Medan.
Sudjana, N danRivai, A., (2002). Media Pendidikan. Bandung, Alfabeta.
Sudrajat, A., (2011). Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction). http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/ pada 9 Nopember 2012.
75
Tarigan, S., (2007). Implementasi Pendekatan Inkuiri dalam Pendidikan IPA, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 13(47): 39-45.
Thomas, L., (1991). Educating for Character. New York: Batam Books.
Tim Abdi Guru., (2007). IPA Terpadu untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Wahyudi., (2003). Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pelajaran Kimia., Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains.