PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS VII A SMP N 2 GATAK SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat
Sarjana S-1 Pendidikan Biologi
Diajukan Oleh : ERI KHARISMA ADI
A.420 080 080
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS VII A SMP N 2 GATAK SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Eri Kharisma Adi, A420080080, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 54
halaman.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Biologi siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta pada materi ekosistem siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dengan penerapan strategi pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta yang dilakukan dalam dua siklus. Penelitian diukur dengan dua aspek yaitu kognitif dan afektif pada setiap siklusnya. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa pada siklus I (aspek kognitif meningkat dari observasi awal sebesar 30% menjadi 75%, dan aspek afektif sebesar 73,75%). Persentase ketuntasan siswa pada siklus II (aspek kognitif sebesar 82,5%, dan aspek afektif sebesar 97,5%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: Metode Pembelajaran Numbered Head Together, Charta, Hasil belajar.
PENDAHULUAN
Perbaikan pendidikan antara lain ditempuh melalui perbaikan dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efektifitas dalam proses belajar mengajar. Kenyataan di lapangan banyak dijumpai gaya mengajar yang kurang bervariasi dan belum memanfaatkan kemampuan secara maksimal. Banyaknya model yang ada, seorang guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang paling baik, setiap model memiliki spesifikasi masing-masing. Suatu model pembelajaran tertentu mungkin efektif juga digunakan untuk menyampaikan topik lain.
Hasil observasi proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas VII A SMP N 2 Gatak Sukoharjo adalah guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Selain itu permasalahan yang timbul dari siswa yaitu 1) siswa kurang memperhatikan selama pembelajaran. Hal ini ditujukkan apabila guru menerangkan di depan sebagian anak ada yang berbicra sendiri, 2) siswa pasif pada waktu pembelajaran, 3) partisipasi siswa kurang menyeluruh, hal ini ditunjukkan bahwa yang sering merespon pertanyaan hanya tertentu saja, 4) siswa tidak bisa menjawab ketika diberikan pertanyaan oleh guru. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan adanya strategipembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran yang kurang
tepat tidak akan meningkatkan hasil belajar siswa. Setiap strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Strategi tersebut juga harus disesuaikan dengan kondisi dari sekolah tempat mengajar, sehingga strategi yang diterapkan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu pemilihan strategi juga disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga guru harus tepat memilih strategi pembelajaran. Terdapat banyak strategi yang dapat diterapkan oleh guru, salah satunya strategi Numbered Head Together (NHT).
Strategi Numbered Head
ini, selain siswa mendapat penjelasan dari guru, juga mendapat penjelasan dari teman sekelompok yang lebih memahami, sehingga kendala siswa yang cukup banyak dapat diatasi dengan metode kelompok seperti Numbered Head Together.
Pembelajaran merupakan proses kumunikasi antara guru dan siswa. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa secara optimal, tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar karena media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Salah satu media yang digunakan adalah media gambar (Charta). Media gambar dipilih karena gambar secara tidak langsung mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Selain itu, media pembelajara dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Selain harganya yang murah, gambar juga dapat dikreasikan dan didapatkan dengan mudah serta dapat membantu guru dalam pengajaran di kelas. Media gambar (Charta) juga dapat dijadikan sebagai alat untuk memperjelas suatu permasalahan dalam
bidang apapun sehingga kesalahan persepsi dapat dihindari.
Pokok materi ekosistem merupakan pokok materi kelas VII SMP. Materi ekosistem meliputi satuan makhluk hidup dalam ekosistem, macam-macam ekosistem, komponen-komponen ekosistem interaksi dalam ekosistem, arus energi dan siklus, dan pola interaksi organisme. Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dengan media Charta dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami pokok materi ekosistem dan mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Suasana di kelas akan menjadi menarik sehingga pembelajaran tidak monoton hanya dari guru dan siswa tidak mengalami kebosanan.
Menurut Selly (2009), metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada pokok Meteri Ekosistem dapat meningkatkan proses dan hasil belajar Biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sidoharjo tahun ajaran 2008/2009.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penulis ingin melakukan penilitian dengan judul “Penerapan Strategi
Pembelajaran Numbered Head
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pokok materi ekosistem, ditinjau dalam dua aspek antara lain :
1. Hasil belajar siswa dalam aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi terhadap materi yang diberikan guru.
2. Hasil belajar siswa dalam aspek afektif mencakup sikap atau perilaku siswa dalam hal penerimaan, merespon, dan menghargai terhadap materi dan permasalahan yang diberikan guru. METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Gatak Sukoharjo. 2. Waktu Penelitian dilaksanakan pada
bulan November 2011 sampai April 2012.
3. Variable Penelitian 1. Variable bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan strategi Numbered Head Together. 2. Variable terikat
Variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VII A SMP N 2 Gatak Sukoharjo tahun 4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati siswa pada saat pembelajaran biologi. Teknik observasi dilakukan oleh peneliti
bersama guru mata pelajaran biologi dengan mengamati interaksi siswa selama pembelajaran biologi. b. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang telah ada di sekolah antara lain data sekolah dan identitas siswa seperti nama siswa, nomor induk siswa.
c. Tes
Tes ini digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan strategi Numbered Head Together. 5. Validitas Dan Reliabilitas Alat
Evaluasi
Agar dalam penelitian tindakan kelas data yang diperoleh valid maka dilakukan uji instrumen. Uji instrumen meliputi:
a. Uji Validitas
Validitas berhubungan erat dengan ketepatan alat penelitian terhadap aspek yang dinilai sehingga benar-benar mampu menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus:
rxy =
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
N = banyaknya subyek
∑x = jumlah skor tiap item
∑y = jumlah skor total item Kriteria uji validitas:
Jika rxy > r tabel, maka soal tersebut valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut digunakan pada obyek yang lain dapat memberikan hasil yang tetap atau relatif sama. Menghitung reliabilitas instrumen dilakukan uji reliabilitas dengan rumus K-R 20 (Arikunto, 2010: 231) sebagai berikut:
r
11 =∑
Keterangan:
r
11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan Vt = varians totalp = proporsi subjek yang menjawab benar
q = proporsi subjek yang
menjawab salah (q = 1 – p) Kriteria reliabilitas:
0,00 ≤ r11 < 0,20 reliabilitas sangat
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai siklus II. Teknik analisis ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data adalah kegiatan penulisan data, penyederhanaan data dan catatan hasil lapangan. Penyajian data dilakukan untuk pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan pengambilan inti dari penyajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat dan bermakna yang dilakukan secara betahap untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang tinggi.
Data yang diperoleh dari siklus I sampai siklus II yaitu: nilai awal post test I dan post test II dengan lembar penilaian diolah secara kuantitatif. Perbandingan nilai rata-rata kelas antara nilai awal post test I dan post test II digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan nilai belajar siswa. Apabila nilai rata-rata kelas pada post test II lebih besar dari nilai post test I, maka ada peningkatan hasil belajar Biologi pada siswa kelas VII A SMP N 2 Gatak Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 pada materi ekosistem dengan penerapan metode
pembelajaran Numbered Head
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Analisis Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
a.Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrument dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Uji validitas ini dilakukan di kelas VII A SMP Negeri 1 Penawangan. Perhitungan data ini menggunakan
Excel. Item yang digunakan untuk memperoleh data dari responden adalah item yang valid dan item yang tidak valid diperbaiki. Nilai dari masing-masing item soal tes dibandingkan dengan nilai koefisien tebel pada N: 38 dan taraf signifikasi 5% sebesar 0,32. Ringkasan analisis validitas soal disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Hasil uji validitas instrumen.
Hasil Uji Validitas
Nomor Butir Soal Jumlah Keterangan
1. Tidak valid 1, 9, 11, 16, 21, 23, 27, 29, 33, 38, 49
11 Diperbaiki
2. Valid 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 28, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 50
39 Digunakan
b.Reliabilitas Tes
Metode yang digunakan dalam reliabilitas tes (r11) adalah KR-20 dan dikatakan reliabel apabila
r11>0,80. Hasil analisis reliabilitas tes dapat disajikan pada tabel 3.Tabel
Tabel 3. Hasil Analisis Reliabilitas Tes
Sumber N S2 ∑ r11
50 71,40 8,90 -
1,01
Keterangan:
n = Jumlah butir soal S2 = Standar deviasi tes
∑ = Jumlah hasil perkalian (p dan q) r11 = Reliabilitas tes
Berdasarkan hasil analisis aspek kognitif siklus I diperoleh nilai siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 30 siswa dengan persentase 75%, 10 siswa belum
tuntas dengan persentase 25%, dan didapat nilai rerata kelas 76,2 Sedangkan, hasil penilaian kognitif pra siklus didapat rerata kelas 66,88.
Tabel 5. Hasil analisis aspek kognitif siklus I siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo dengan penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta.
Nilai Frekuensi F(x)
Keterangan Penilaian afektif siswa untuk memberikan informasi tentang sikap dan keaktifan siswa selama pembelajaran. Hasil dari kolaborasi antara guru bidang studi Biologi
dan peneliti telah ditentukan hasil belajar siswa aspek afektif dengan KKM yaitu nilai 3 (baik). Analisis aspek afektif siswa disajikan pada table6.
Tabel 6. Hasil analisis masing-masing parameter aspek afektif siklus I siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta.
Nilai (x)
Parameter aspek afektif
Rerata prosentase
(%) Penuh
Perhatian Bekerjasama Kedisiplinan
Berdasarkan hasil analisis rerata semua parameter aspek afektif siklus I (tabel 7), dapat disimpulkan bahwa nilai 1 (kurang baik) sebesar 5,63%, nilai 2 (cukup baik) sebesar 20,63%, nilai 3 (baik) sebesar 50%, dan nilai 4 (sangat
baik) sebesar 23,75%. Nilai 1 dan 2 merupakan kriteria yang belum tuntas dengan jumlah persentase 26,26%, sedangkan nilai 3 dan 4 merupakan kriteria yang tuntas dengan jumlah persentase 73,75%.
Tabel 7. Hasil analisis rerata semua parameter aspek afektif siklus I siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta.
Nilai Keterangan Hasil analisis rerata nilai Tuntas (%) Belum tuntas (%)
1 Kurang baik - 5,63
2 Cukup baik - 20,63
3 Baik 50 -
4 Sangat baik 23,75 -
Jumlah 73,75 26,26
Berdasarkan hasil analisis aspek kognitif siklus II diperoleh nilai siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 35 siswa dengan
persentase 82,5%, 5 siswa belum tuntas dengan persentase 12,5%, dan didapat nilai rerata kelas 80,9.
Tabel 9. Hasil analisis aspek kognitif siklus II siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo dengan penerapan metode Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta.
Nilai
Frekuensi
F(x)
Keterangan Belum
tuntas % Tuntas %
64 2 128 2 5 - -
68 3 204 3 7,5 - -
72 2 144 - - 2 5
76 7 532 - - 7 17,5
80 8 640 - - 8 20
84 8 672 - - 8 20
88 4 352 - - 4 10
92 3 276 - - 3 7,5
96 3 288 - - 3 7,5
Jumlah 40 3236 5 12,5 35 82,5
Penilaian aspek afektif siswa yang dilakukan pada siklus II untuk mengetahui perubahan pada sikap dan keaktifan siswa selama
pembelajaran. Analisis aspek afektif siswa disajikan pada tabel 10.
Tabel 10. Hasil analisis masing-masing parameter aspek afektif siklus II siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta.
Nilai (x)
Parameter aspek afektif
Rerata persentase
(%) Penuh
Perhatian Bekerjasama Kedisiplinan Berinisiatif
F (%) tuntas F
(%) tuntas F
(%) tuntas F
(%) tuntas
1 1 2,5 0,63
2 2 5 1,25
3 28 70 20 50 32 80 50
4 40 100 12 30 20 50 4 10 47,5 ∑
tuntas 40 100 40 100 40 100 36 90 99,38 Berdasarkan hasil analisis rerata
semua parameter aspek afektif siklus II (tabel ), dapat disimpulkan bahwa nilai 1 (kurang baik) sebesar 0,63%, nilai 2 (cukup baik) sebesar 1,25%, nilai 3 (baik) sebesar 50%, dan nilai 4
(sangat baik) sebesar 47,5%. Nilai 1 dan 2 merupakan kriteria yang belum tuntas dengan jumlah persentase 1,88%, sedangkan nilai 3 dan 4 merupakan kriteria yang tuntas dengan jumlah persentase 97,5%.
Tabel 11. Hasil analisis rerata semua parameter aspek afektif siklus II siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo dengan penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta.
Nilai Keterangan Hasil analisis rerata nilai Tuntas (%) Belum tuntas (%)
1 Kurang baik - 0,63
2 Cukup baik - 1,25
3 Baik 50 -
4 Sangat baik 47,5 -
Hasil analisis penilaian siswa aspek kognitif dan afektif pada pra
siklus, siklus I dan II dapat disimpulkan pada tabel 12.
Tabel 12. Rekapitulasi hasil analisis aspek kognitif dan afektif siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo.
No Aspek yang diukur Pra siklus Siklus I Siklus II I. Kognitif
Nilai rerata kelas 66,88 76,2 80,9
Tuntas % 30% 75% 82,5%
II. Afektif
1. Penuh Perhatian 100% 100%
2. Bekerja sama 80% 100%
3. Kedisiplinan 60% 100%
4. Berinisiatif 55% 90%
Tuntas % 73,75% 97,5%
PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, penilaian hasil belajar siswa meliputi dua aspek, yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual siswa yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sedangkan aspek afektif meliputi sikap dan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi (Sudjana 2010). Penilaian aspek kognitif diukur dari hasil post test yang diberikan setelah siswa belajar materi ekosistem dengan metode pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta,
sedangkan aspek afektif diukur dengan pengamatan terhadap sikap dan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan indikator-indikator sikap, seperti kedisiplinan, bekerja sama, penuh perhatian, dan berinisiatif.
82,5% dan 5 siswa belum tuntas dengan persentase 12,5%.
Hasil belajar aspek afektif siswa pada siklus I didapat persentase ketuntasan 73,75%. Pembelajaran siklus I aspek afektif dengan parameter penuh perhatian sudah baik dengan persentase ketuntasan 100%, parameter bekerja sama sudah cukup baik dengan persentase ketuntasan 80%, namun beberapa siswa masih terlihat pasif dalam berdiskusi, kedisiplinan siswa sudah baik dengan persentase ketuntasan 60%, dan inisiatif siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, siswa kurang aktif bertanya dan malas meresum materi sehingga didapat persentase ketuntasan 55%, sedangkan hasil belajar siswa aspek afektif pada siklus II dalam hal penuh perhatian sudah sangat baik dengan persentase ketuntasan 100%, bekerja sama siswa dalam diskusi kelompok sangat baik dengan persentase ketuntasan 100%, kedisiplinan siswa juga meningkat terbukti tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas dengan persentase ketuntasan 100%, dan inisiatif siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik dengan persentase ketuntasan 90%. Hasil analisis persentase ketuntasan
seluruh parameter meningkat menjadi 97,5%.
Penggunaan media pembelajaran charta (gambar) adalah media yang menfokuskan pada objek yang dibuat, ditunjukkan dan diaprisiasikan oleh siswa, diharapkan siswa dapat mengembangkan perseptual dan konseptual tentang bahasa visual yang memunkinkan mereka mereka menjadi literat secara visual terhadap sistem simbol dan komunikasi visual yang digunakan (Joedi, 2009). Melalui gambar siswa terlibat pengalaman untuk mengungkapkan pengalaman pribadi, pertimbangan estetika dan kesadaran kritis
Together dapat membangkitkan jiwa berkerja sama diantara para siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, memiliki semangat mandiri, bekerjasama, kompetensi, menciptakan kondisi yang menyenangkan, mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar. Dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berpikir.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka penelitian ini dapat disimpulkan :
Penerapan strategi pembelajaran Numbered Head Together dan media
pembelajaran Charta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo materi ekosistem pada aspek kognitif dan afektif.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya diajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu:
1. Kepada guru biologi perlu
memperbanyak pengetahuannya mengenai variasi model dan media pembelajaran. Hal ini akan membantu guru untuk dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
2. Terhadap siswa hendaknya dapat lebih aktif, mempunyai motivasi untuk belajar agar hasil pembelajaran dapat maksimal dan sesuai dengan harapan.
3. Kepada sekolah dapat menyediakan media pembelajaran yang memadai demi kelancaran dan terlaksananya proses pembelajara.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi
Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research Car). Jakarta: Bumi Aksara.
A. Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Hilda Karlin dan Margaretha. 2002. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi II. Bandung : Bina Media Informasi.
Indri, Melati. 2007. Modul Warga Belajar IPA. Solo: CV Deriko.
Joedi, ST. 2009. Ilmu pendidikan Dan Antariksa. Yogjakarta: Kanisius.
Jogiyanto. 2006. Filosofi, Pendekatan, dan penerapan Pembelajaran Metode Kasus untuk Dosen dan Mahasiswa. Yogjakarta: CV. Andi Offset.
Kusumah, Wijaya. 2010. Penelitian Tindakan Kelas edisi 2. Jakarta: PT Indeks.
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Meilan, Selly. 2009. Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar Biologi Pada pokok Materi Ekosistem Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Number Head Together) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sidoharjo
Tahun Pelajaran 2008/2009.Skripsi.
Universitas Muhammadiyah surakarta.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Rochiati wiriaatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana N dan Rivai. 2001. Media Pengajaran. Bandung. Sinar baru Algensindo.
Trianto. 2007. Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.