• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lingkungan Fisik dan Non Fisik terhadap Stres Kerja: Studi pada Program Spirit PT. Dirgantara Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Lingkungan Fisik dan Non Fisik terhadap Stres Kerja: Studi pada Program Spirit PT. Dirgantara Indonesia."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

This study aimed to examine working environment on job stress. In this study, working environment is measured by two dimensions, namely the physical environment and the non-physical environment. There are 93 employees at Spirit Program, PT Dirgantara Indonesia who participated in this study. By using simple and multiple regression analysis, this researh found that both physical and non-physical environment significantly affects the work stress positively with the b value = 0,434 and b = 0,327. Simultaneousy, the physical and non-physical environment also affects job stress with b = 0,356 (physical environtment), b= 0,190 (non physical environment) with coeffision determinant = 0,242. The study also found some other important findings, such as the temperature as the most determination of work stress. In conclusion, the researchers also gave some important managerial implications for leaders at Spirit Program PT Dirgantara Indonesia.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kondisi lingkungan kerja terhadap stres kerja. Pada penelitian ini lingkungan kerja diukur melalui dua dimensi, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Ada 93 karyawan di Program Spirit, PT DI yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan menggunakan analisisi regresi sederhana dan berganda, ditemukan bahwa baik lingkungan fisik dan non fisik secara signifikan mempengaruhi stress kerja secara positif dengan nilai b= 0,434 dan b= 0,327. Secara simultan, lingkungan fisik dan non fisik juga mempengaruhi stress kerja dengan b= 0,356 (lingkungan fisik), b= 0,190 (lingkungan non fisik) dan koefision determinan = 0,242. Penelitian ini juga menemukan beberapa temuan penting lain, seperti suhu yang paling mempengaruhi stres kerja. Sebagai penutup, peneliti juga memberikan beberapa implikasi manajerial penting bagi pimpinan di Program Spirit PT Dirgantara Indonesia.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... .... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8

2.1. Kajian Pustaka ... 8

2.1.1.Definisi Lingkungan Kerja ... 8

2.1.2.Lingkungan Fisik ... 9

(4)

2.1.4.Dampak Lingkungan Kerja ... 16

2.1.5.Riset Terdahulu Tentang Lingkungan Kerja ... 19

2.1.6.Definisi Stres Kerja ... 20

2.1.7.Sumber Stres Kerja ... 21

2.1.8.Dampak Stres Kerja ... 27

2.1.9.Riset Terdahulu Tentang Stres Kerja ... 28

2.1.10.Riset Terdahulu Tentang Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja ... 30

2.2.Kerangka Teoritis, Kerangka Pemikiran, Riset Empiris, Dan Pengembangan Hipotesis ... 31

2.2.1.Kerangka Teoritis ... 31

2.2.2. Kerangka Pemikiran ... 32

2.2.3.Riset Empiris ... 33

2.2.4.Pengembangan Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Jenis Penelitian ... 39

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 39

3.2.1.Lokasi Penelitian ... 39

3.2.2.Waktu Penelitian ... 39

3.3.Populasi, Sampel, Dan Metode Pengumpulan Data ... 40

3.3.1.Populasi ... 40

(5)

3.4.Definisi Operasional Variabel ... 42

3.5.Uji Data ... 44

3.5.1.Uji Normalitas ... 44

3.5.2.Uji Outliers ... 44

3.6.Uji Instrumen ... 44

3.6.1.Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 44

3.7.Uji Hipotesis ... 45

3.7.1.Uji Regresi Sederhana ... 45

3.7.2.Uji Regresi Berganda ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1.Hasil Pengumpulan Data ... 47

4.2.Hasil Pengujian Data ... 49

4.2.1.Uji Normalitas ... 49

4.2.2.Uji Outliers ... 50

4.2.3.Uji Validitas ... 51

4.2.4.Uji Reliabilitas ... 54

4.2.5.Uji Statistik Deskriptif ... 55

4.2.6.Uji Korelasi ... 56

4.2.7.Uji Hipotesis ... 59

(6)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN DAN

SARAN ... 67

5.1.Simpulan ... 67

5.2.Implikasi Manajerial ... 68

5.3.Keterbatasan ... 68

5.4.Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Stressor, Strain, Dan Behavior ... 28

Tabel 2.2 Kerangka Teoritis ... 31

Tabel 2.3 Kerangka Pemikiran ... 32

Tabel 2.4 Riset Empiris ... 33

Tabel 2.5 Model Penelitian ... 38

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 42

Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuisioner ... 48

Tabel 4.2 Profil Reponden ... 48

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas ... 50

Tabel 4.4 Hasil Uji Outliers ... 51

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Awal ... 52

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Akhir ... 53

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Setiap Variabel ... 54

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskirptif ... 55

Tabel 4.9 Tingkat Keeratan Hubungan Pearson ... 57

Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi ... 57

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi ... 59

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuisioner Penelitian... 73

Lampiran B Hasil Uji Normalitas ... 77

Lampiran C Hasil Uji Validitas Lingkungan Fisik ... 78

Lampiran D Hasil Uji Validitas Lingkungan Non Fisik ... 79

Lampiran E Hasil Uji Validitas Stres Kerja ... 80

Lampiran F Hasil Uji Reliabilitas ... 82

Lampiran G Hasil Uji Regresi Sederhana ... 83

Lampiran H Hasil Uji Regresi Berganda ... 85

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Penelitian

National Institute of Occupational Safety and Health di Amerika Serikat

mengungkapkan bahwa setiap hari rata-rata 32 orang tewas di tempat kerja dan 5500 orang mengalami cedera yang mengakibatkan mereka tidak bisa bekerja (Bertens,2000). Menurut Data Internasional Labor Organization (ILO) seperti yang dipaparkan oleh Muhaimin (2012) bahwa dalam rentan waktu rata-rata per tahun

terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja dan 70 persen di antaranya berakibat fatal

yaitu kematian dan cacat seumur hidup. Total kerugian sangat banyak, yaitu Rp 280

triliun. Sementara itu bahwa data yang diperoleh di Indonesia sampai dengan September 2012, ditemukan bahwa angka kecelakaan kerja masih tinggi yaitu pada kisaran 80.000 kasus kecelakaan kerja (Muhaimin, 2012 dalam Nurhayat, 2012).

(10)

pada tahun 2002 menemukan bahwa krisis ekonomi yang berkepanjangan, PHK, pemotongan gaji, dan keterpaksaan untuk bekerja pada bidang kerja yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki merupakan stressor utama pada saat itu (Saragih, 2010).

Beberapa fakta yang diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja ternyata justru sering sekali diabaikan oleh perusahaan (Jarvis,2013). Masalah lain yang diungkapkan oleh Garcia dan Serrano (2011) bahwa ternyata karyawan di perusahaan besar justru menghadapi lingkungan kerja yang buruk, bekerja di perusahaan besar secara signifikan mengurangi kepuasan kerja bila tidak ada kontrol untuk kondisi kerja. Dalam ketiadaan kontrol sifat dari lingkungan kerja, karyawan kurang puas dengan pekerjaan mereka di perusahaan – perusahaan besar (Idson,1990). Kompas (2013) mempublikasikan kantor-kantor dengan konsep tak biasa dan seru di Southampton, Inggris dengan desain yang mengadopsi potensi para karyawannya akan menghasilkan kultur kerja yang baik (O'Callaghan, 2013).

(11)

Beberapa faktor lingkungan kerja dianggap menjadi kunci yang mempengaruhi keterlibatan karyawan, produktifitas, moral dan tingkat kenyamanan (Leblebici,2012). Misalnya seperti desain fisik lingkungan kerja yang dapat meningkatkan persentase produktifitas tenaga kerja sebesar 5-10 persen (Brill, 1992). Selain meningkatkan produktifitas, menjaga kualitas lingkungan kerja memberi beberapa manfaat lain yaitu mengurangi dampak buruk akibat lingkungan yang tidak sehat, memelihara nama baik dan citra perusahaan, mengurangi risiko pengeluaran tambahan serta untuk mematuhi peraturan pemerintah tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja. Salah satunya adalah Sistem Manajemen K3 yang sebagaimana tertera dalam ayat (1) wajib dilaksanakan oleh Pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan. Selain itu dalam hal kesehatan, cara bekerja dan peralatan yang digunakan memiliki dampak yang besar pada kesehatan di tempat kerja (Jarvis, 2013).

Kondisi lingkungan yang baik akan membawa dampak yang baik terhadap individu (Susilo, 2012). Lingkungan kerja yang diberdayakan dan memotivasi, akan membuat sikap kerja menjadi lebih baik (Brown dan Leight, 1996). Menciptakan lingkungan kerja yang menarik, kreatif, nyaman, dan memuaskan dapat memunculkan rasa bangga bagi tenaga kerja terhadap apa yang mereka kerjakan (Taiwo, 2009). Selain itu kondisi lingkungan juga mempengaruhi persepsi keamanan yang berdampak pada komitmen tenaga kerja (Gyekye, 2006).

(12)

kurang nyaman dari berbagai sisi, baik sisi fisik maupun non fisik memiliki dampak berantai yaitu; semangat bekerja karyawan semakin menurun, gairah kerja menurun, dan turunnya produktifitas. Lingkungan kerja yang buruk memiliki hubungan terhadap turunnya kepuasan kerja, meningkatnya ketidakhadiran, burnout, dan fenomena stres (McCowan, 2001). Hal tersebut turut dibuktikan oleh suatu penelitian dari Fellowes tahun 2013, yang menemukan bahwa hampir setengah dari respondennya mengatakan masalah kesehatan yang diakibatkan oleh kondisi kerja memberikan dampak negatif pada kehidupan pribadi mereka dan satu dari lima responden menderita stress (Kompas,2013).

(13)

Menurut riset terdahulu, dikatakan bahwa tingkat stress kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja sebab lingkungan kerja yang baik, nyaman dan mendukung akan membuat perasaan karyawan menjadi nyaman dan enjoy dalam bekerja (Amirullah,2010). Berdasarkan riset yang dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru, diketahui bahwa lingkungan kerja secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap stress kerja perawat pada RSUD Arifin Achmad Pekanbaru (Nurmalasari, 2012). Selain itu, analisis yang dilakukan pada PT Indo Bali Kabupaten Jimbaran mengidentifikasi bahwa lingkungan kerja fisik dan non fisik secara simultan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stress kerja karyawan (Susilo,2012). Kontribusi efektif dari variabel lingkungan kerja fisik pada PT Indo Bali adalah 13,84 persen, sedangkan dari variabel lingkungan kerja non fisik lebih rendah yaitu 10,30 persen. Artinya bahwa kondisi fisik dan non fisik memiliki besar pengaruh yang berbeda terhadap stress kerja.

(14)

1. 2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti jelaskan, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah :

1. Bagaimana lingkungan fisik dan non fisik pada Program Spirit PT Dirgantara Indonesia?

2. Bagaimana tingkat stress kerja karyawan pada Program Spirit PT Dirgantara Indonesia?

3. Apakah lingkungan fisik dan non fisik kerja berpengaruh terhadap stress kerja karyawan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun tujuan mengadakan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis bagaimana lingkungan fisik dan non fisik pada Program Spirit PT Dirgantara Indonesia?

2. Untuk menganalisis tingkat stress kerja karyawan pada Program Spirit PT Dirgantara Indonesia?

(15)

1.4 Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pihak organisasi

Untuk pihak orgnisasi, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memperoleh masukan-masukan yang positif dan membantu organisasi agar dapat memperbaiki atau menentukan kondisi pekerjaan baik fisik maupun non fisik yang tepat untuk mengurangi tingkat stress kerja karyawan.

2. Bagi Akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan bukti tentang adanya pengaruh kondisi fisik dan non fisik pekerjaan terhadap stress kerja dan penelitian ini dapat membantu para mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang pengaruh kondisi fisik dan non fisik kerja terhadap stress kerja.

3. Bagi pihak lain

(16)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN

DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian analisis dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama (H1) yaitu terdapat pengaruh lingkungan fisik terhadap stres kerja. Hal ini terjadi karena lingkungan ergonomik, kesesuaian perabotan kantor seperti meja dan kursi mendukung tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan mereka serta membuat pekerja merasa nyaman (Burke,2000). Selain itu suhu sebagai bagian dari lingkungan fisik, juga merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan stres kerja (Nitisemito,1996).

2. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua (H2) yaitu terdapat pengaruh lingkungan non fisik terhadap stres kerja, karena kondisi lingkungan tempat bekerja yang sesuai dengan kebutuhan pekerja akan membuat pekerja merasa lebih nyaman dalam melakukan tugas-tugas pekerjaan (Susilo,2012).

(17)

5.2 Implikasi Manajerial

Dari hasil penelitian ini, ada beberapa implikasi manajerial yang dapat penulis sampaikan antara lain:

1. Lingkungan fisik dalam penelitian ini meliputi perabotan dan suhu. Untuk perabotan sebaiknya terus dirawat atau diperbaharui. Sedangkan untuk suhu sebaiknya memperbanyak ventilasi atau alat sirkulasi udara terutama pada lokasi dimana terdapat banyak mesin seperti pada lokasi pembuatan komponen pesawat, sehingga ruangan terasa lebih sejuk dan karyawan dapat bekerja lebih nyaman.

2. Lingkungan non fisik dalam hal metode kerja, hubungan antar pekerja ataupun pekerja dengan atasan serta yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan sebaiknya lebih diperhatikan lagi, seperti pemberian dukungan-dukungan yang dapat dilakukan melalui counselling atau dengan cara melakukan kegiatan bersama seperti outing untuk mengurangi stres karyawan serta mempererat hubungan antar karyawan maupun dengan atasan.

5.3 Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mendapat beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain:

(18)

menguraikan bahwa 2 indikator yang meliputi perabotan dan suhu dianggap cukup untuk mengukur lingkungan fisik.

2. Pada penelitian ini, responden sebagian besar bekerja pada lokasi pembuatan komponen pesawat dimana lingkungan fisik berupa kebutuhan terhadap perabotan dirasa kurang diperlukan.

5.4 Saran

Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan berdasarkan penelitian ini adalah:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan indikator kebisingan atau indikator lainnya dalam meneliti lingkungan fisik di PT. Dirgantara

Indonesia.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, M.G. (2007). Industrial/Organizational Psychology. Fifth edition. United States of America: Thomson.

Alexander, H. (2013). Kantor Unik Hasilkan Karyawan Lebih Produktif. Harian Kompas, 5 April 2013 diakses dari http://bola.kompas.com/read/2013/04/05/16451169/Kantor.Unik.Hasilka n.Karyawan.Lebih.Produktif pada tanggal 10 Oktober 2013.

Amirullah.(2010). Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Tingkat Stres Karyawan. Universitas Hasanudin Makasar.

As’ad, Moh. (1997), Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Bertens. (2000). Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Garcia, C.,dan Serrano. (2011). Does Size Matter? The Influence Of Firm Size On Working Condition, Job Satisfaction, and Quit Intention. Scottish Journal Of Political Economy, vol.52, no.2.

Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Gyekye, A.S. (2006). Workplace Safety Perceptions: Perspectives From miner and non miners . Professional Safety, 7, 34 - 40.

Jungwee, P. (2007). Work Stres and Job Performance. Journal Statistics Canada, no.75-001 XIE.

Kasmarani, K.M. (2012). Pengaruh Beban Kerja Fisik Dan Mental Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat(IGD) RSUD Cianjur, vol.1, no.2, hal. 767-776.

Latief. (2013). Survey Terbaru Di Kantor Berkonsep Modern Kinerja Justru Menurun. Harian Kompas, 1 Agustus 2013 diakses dari http://properti.kompas.com/read/2013/08/01/1534011/Survei.Terbaru.Di. Kantor.Berkonsep.Modern.Kinerja.Justru.Menurun pada tanggal 10 Oktober 2013.

Leblebici, D. (2012). Impact Of Workplace Quality On Employee’s Productivity: Case Study Of A Banking Turkey. Jornal Of Business, Economics, and Finance, vol. 1.

Margiati, L. (1999). Stres Kerja:Latar Blekang Penyebab dan Alternatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik

Munandar, Ashar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas Indonesia.

(20)

Nurhayat, W. (2012). Angka Kecelakaan Kerja Di RI Masih Tinggi. www.Detik.com. 16 Oktober 2012 diakses dari

http://finance.detik.com/read/2012/10/16/120952/2063698/4/angka-kecelakaan-kerja-di-ri-masih-tinggi pada tanggal 11 Oktober 2013

Nurmalasari, W. (2012). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Perawat Pada RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal Institutional Repository UPN Veteran Yogyakarta.

Parveen., Sajida., Sohail M.M., Naeem, F., Azhar., Khan H.S. (2012). Impact Of Office Facilities And Workplace Milieu On Employee Performance: A Case Study Of Sargodha University. Asian Journal Of Empirical Research. 2(4): 96-117.

Rahmah, M.C. (2013). Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Staf Keuangan Pemerintah Kota Makasar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanudin Makasar.

Schultz dan Schultz. (1994). Psychology and Work Today. Sixth Edition. United States of America: Macmillan Publishing Company.

Septianto, D. (2010). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Fakultas Ekonomi. Universitas Dipenogoro Semarang.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Susilo, T. (2012). Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Pada PT. Indo Bali. Ejurnal UPN Veteran Jatim Utami, W.K. (2013). Kondisi Kantor Pengaruhi Kesehatan Jangka Panjang.

Harian Kompas. 19 Juni 2013 diakses dari http://female.kompas.com/read/2013/06/19/2245561/Kondisi.Kantor.Pen garuhi.Kesehatan.Jangka.Panjang pada tanggal 8 Oktober 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan merubah orientasi ruang ditambah dengan perletakan ventilasi yang baik diharapkan aliran udara menuju ruang lebih merata, kelembaban ruang terjaga, mendapatkan

Pada piston modifikasi tegangan terbesar terjadi pada bagian skirt di bawah tempat ring oli seperti ditunjukkan pada gambar 8, sedangkan pada bagian yang sama pada sisi

Pertama kali dimensi yang dianalisis oleh peneliti adalah teks media website resmi dari kedua komunitas fundamentalisme Islam.Teks yang dianalisis meliputi tiga artikel

Dari wawancara yang penulis lakukan dengan Panitia Pendaftaran Siswa Baru tahun ajaran 2020/2021 di SMP Plus Islam Al-Wasathiyah Bekasi diperoleh keterangan bawa

maksimum. Selanjutnya dikemukakan bahwa keuntungan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif adalah menandakan musim pemijahan lebih mudah dibandingkan hanya

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer pada materi fertilisasi manusia yang sesuai dengan kaidah penelitian dan

Menurut jenis kelamin, di kota Bogor, prevalensi hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan, hal ini didukung dengan hasil kualitatif

Chilton, dkk (2019) dalam penelitiannya menemukan evidence menunjukkan efektifitas pelaksanan group therapy untuk individu juga dapat dilakukan pada kelompok. Group