iii
Indonesia merupakan negara yang mewadahi berbagai etnis atau suku-bangsa, baik dari lokal Indonesia sendiri maupun asing. Salah satu etnis tersebut adalah etnis Tionghoa. Diaspora yang dilakukan masyarakat Tionghoa pada abad ke-16 ke Indonesia menjadi awal pembentukan budaya peranakan Tionghoa di nusantara. Hasil kawin-silang antara lelaki Tionghoa dengan perempuan pribumi menyebabkan terjadinya akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya lokal Indonesia. Wujud dari akulturasi tersebut dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah wayang Potehi. Wayang Potehi adalah wayang kantong yang terbuat dari kain. Dalam perjalanannya di Indonesia, wayang Potehi sempat menghilang dari tengah-tengah masyarakat. Kebijakan politik pemerintahan orde baru pada masa itu membuat pementasan wayang Potehi jarang ditemui.
Maka dari itu, tujuan perancangan ini adalah sebagai upaya untuk mendukung kegiatan pendokumentasian terhadap wayang Potehi dengan format kultural sekarang, sehingga wayang Potehi sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi dapat diterjemahkan secara baik kepada dewasa muda. Manfaat perancangan ini adalah agar dewasa muda dapat mengetahui dan mengenal tentang wayang Potehi.
Metode yang digunakan ialah dengan membuat video dokumenter sebagai media utamanya serta didukung media publikasi berupa poster, flyer, x-banner, dan gimmicks. Melalui pembuatan video dokumenter ini, anak muda dapat mengenal lebih jauh tentang wayang Potehi serta mengapresiasi keragaman etnis dan budaya di Indonesia.
iv ABSTRACT
THE DOCUMENTARY MOVIE OF WAYANG POTEHI AS AN ATTEMPT TO PRESERVE ONE OF THE PERANAKAN CULTURES IN INDONESIA
Submitted by
Ari Yordan Mendrofa NRP 1364902
Indonesia is a country that embodies various ethnics or tribes, both local and foreign. One of these ethnic is Chinese. The Chinese diaspora in 16th century to Indonesia into the early formation of the Peranakan culture in Nusantara. The majority of Chinese immigrants were men later married to the native women. The results of these crossbreed led to the acculturation of Chinese culture with local culture of Indonesia. The existence of these acculturation can be found in various regions in Indonesia. One of them is wayang Potehi. Wayang Potehi is a puppet made from cloth. The existence of Potehi in Indonesia has its own color to the cultural diversity in Nusantara. In its travels in Indonesia, wayang Potehi has disappeared from society. New Order government policy that restricted the activities of Chinese culture in a public space at that time made a Potehi performace rare.
Therefore, the purpose of this design is to support the activities of the wayang Potehi documenting with up-to-date cultural format, so the Potehi as a valuable cultural heritage can be translated to the young adult. The benefit of this design is to enable the young adult to learn and know about Potehi.
The method is to create a video documentary as well as major media, supported by other media for publications such as posters, flyers, x-banner and gimmicks. Through the making of this documentary, the young adult can learn more about wayang Potehi and appreciate the cultural and ethnic diversity in Indonesia.
v
2.2.3 Struktur Kerja dalam Pembuatan Dokumenter ... 19
2.3 Promosi ... 20
BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 21
3.1 Data dan Fakta ... 21
vii
5.2 Saran ... 50
viii
Gambar 3.2 Diagram hasil kuesioner pada dewasa muda berumur 25-35 tahun mengenai pengetahuan tentang wayang Potehi ... 25
Gambar 3.3 Diagram hasil kuesioner pada dewasa muda berumur 25-35 tahun mengenai ketertarikan untuk mengenal wayang Potehi ... 26
Gambar 3.4 Sampul depan dokumenter Anak Naga Beranak Naga ... 27
Gambar 4.8 Timeline perancangan publikasi video dokumenter ... 39
ix
Gambar 4.19 Tampilan halaman profil instagram ... 46
Gambar 4.20 Sampul belakang dan depan packaging DVD ... 47
Gambar 4.21 CD dan kantong CD Apa Kabar Potehi ... 47
Gambar 4.22 Booklet dalam packaging DVD ... 48
Gambar 4.23 Bagian belakang dan depan kartu pos Apa Kabar Potehi ... 48
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Rangkuman Wawancara ... 54
A.1 Wawancara dengan Thio Tiong Gie ... 54
A.2 Wawancara dengan Sukar Mujiono ... 56
Lampiran B Kuesioner ... 58
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mewadahi berbagai etnis atau suku-bangsa,
baik dari lokal Indonesia sendiri maupun asing. Berbagai etnis tersebut memiliki
budayanya masing-masing yang kemudian membentuk budaya bangsa Indonesia.
Salah satu etnis yang menjadi referensi pembentukan budaya Indonesia adalah etnis
Tionghoa. Diaspora yang dilakukan masyarakat Tionghoa pada abad ke-16 ke
Indonesia menjadi awal pembentukan budaya peranakan Tionghoa di Nusantara.
Mayoritas perantau Tionghoa tersebut adalah lelaki yang kemudian menikah dengan
perempuan pribumi. Hasil kawin-silang itu yang menyebabkan terjadinya akulturasi
budaya Tionghoa dengan budaya lokal Indonesia. Wujud dari akulturasi tersebut
dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah wayang Potehi.
Seorang peneliti wayang Cina di Jawa, Dwi Moro R. Mastuti (2004) menyebutkan
bahwa “kedua jenis wayang tersebut (wayang Potehi dan wayang kulit Cina-Jawa)
merupakan wujud akulturasi budaya di Nusantara” (h.2).
Keberadaan wayang Potehi di Indonesia telah memberi warna tersendiri dalam
keragaman budaya Nusantara. Perkembangannya sendiri di Indonesia cukup baik.
Pada saat ini, pertunjukan wayang Potehi masih dapat dijumpai di sejumlah daerah di
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam perjalanannya di Indonesia, wayang Potehi
sempat menghilang dari tengah-tengah masyarakat. Kebijakan politik pemerintahan
orde baru yang membatasi aktifitas kebudayaan Tionghoa di tempat umum pada
masa itu membuat pementasan wayang Potehi jarang ditemui.
Memasuki era reformasi, kebudayaan Tionghoa mulai terbebas dari belenggu
kebijakan pemerintah. Keadaan tersebut berdampak positif pada perkembangan
wayang Potehi sekarang. Kini, wayang kantong yang terbuat dari kain ini masih
dapat dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pementasan wayang Potehi mulai
Universitas Kristen Maranatha 2
bertumbuh. Keadaan ini kemudian berbanding terbalik dengan buruknya regenerasi
yang terjadi pada pelaku wayang Potehi. Minat masyarakat, khususnya anak muda
untuk belajar wayang Potehi sangat minim. Kurangnya informasi terhadap wayang
tersebut juga menyebabkan pesan yang ingin disampaikan oleh pertunjukan ini tidak
sampai kepada penontonnya. Bagi masyarakat, wayang Potehi dianggap sebagai
hiburan selewat. Tidak banyak dari mereka yang mau dan betah mengikuti
pertunjukan hingga selesai. Untuk mengantisipasi, beberapa dalang wayang Potehi
melakukan berbagai cara untuk menarik minat masyarakat. Selain masalah
regenerasi, peran aktif dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk kelestarian salah
satu budaya peranakan Tionghoa tersebut.
Untuk mengurangi keterbatasan informasi yang jelas tentang wayang Potehi
kepada masyarakat maka dibutuhkan peran ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV).
Peran DKV sangat penting untuk menyampaikan informasi tersebut secara menarik
sehingga masyarakat mau mengenal wayang Potehi lebih jauh. Maka dari itu dibuat
sebuah video dokumenter wayang Potehi yang disajikan secara lugas dengan format
kultural terkini. Media video dipilih karena media tersebut dapat menarik perhatian
masyarakat melalui suara dan visual yang bergerak. Dengan penyajian yang tidak
membosankan, video dokumenter ini diharapkan mampu menarik perhatian
masyarakat untuk mau mengenal apa itu wayang Potehi. Topik wayang Potehi
sendiri diangkat sebagai upaya untuk melestarikan salah satu kekayaan akulturasi
budaya yang ada serta mengapresiasi keberagaman etnis dan budaya di Indonesia.
Kita dapat belajar mengenai sejarah Tionghoa sekaligus melihat Bhinneka Tunggal Ika di wayang Potehi. Selain itu, pendokumentasian wayang yang pernah di ujung kepunahan ini dirasa perlu untuk menjadi bukti keberadaannya di Indonesia.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
1.2.1 Permasalahan
Universitas Kristen Maranatha 3 ‐ Bagaimana kondisi pendokumentasian Wayang Potehi di Indonesia. ‐ Bagaimana menyampaikan informasi mengenai Wayang Potehi secara
menarik kepada masyarakat.
1.2.2 Ruang Lingkup
Tugas akhir ini akan membuat sebuah video dokumenter mengenai wayang Potehi sekaligus merancang promosi screening dari video tersebut. Pengerjaan tugas akhir dilakukan dari bulan Januari hingga Juni 2014 di Bandung, Semarang, Solo, Sukabumi dan Surabaya.
1.3 Tujuan Perancangan
- Merancang sebuah media informasi yang menarik sehingga masyarakat dapat mengenal lebih jauh tentang wayang Potehi.
- Mendokumentasikan keberadaan serta perkembangan wayang Potehi di Indonesia, sebagai upaya untuk mendukung kegiatan pendokumentasian yang masih kurang terhadap wayang Potehi.
- Merancang sebuah projek video dokumenter dengan konten akulturasi budaya dan kondisi terkini dari wayang Potehi. Sehingga, wayang Potehi sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi dapat diterjemahkan secara baik kepada masyarakat.
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dengan beberapa cara, antara lain:
a. Studi Pustaka
Universitas Kristen Maranatha 4 b. Observasi
Melakukan interaksi langsung dengan penggiat dan penonton Wayang Potehi dan juga mengikuti pertunjukannya.
c. Wawancara
Membuat sejumlah pertanyaan seputar Wayang Potehi yang kemudian dijawab dan didiskusikan bersama narasumber yang kompeten.
d. Kuesioner
Universitas Kristen Maranatha 5 1.5Skema Perancangan
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
PENUTUP
5.1Simpulan
Wayang Potehi telah menjadi warna tersendiri dalam keanekaragaman
budaya Nusantara. Keberadaannya di Indonesia sudah sepatutnya menjadi
perhatian penting bagi kita semua. Dibutuhkan peran serta dari masyarakat,
khusunya kalangan muda untuk dapat terus melestarikan wayang Potehi sebagai
warisan budaya yang bernilai tinggi. Tentunya dengan berbagai cara, mulai dari
mengapresiasi, mengenal wayang Potehi melalui pertunjukannya, bahkan ambil
bagian dalam pertunjukan wayang Potehi tersebut. Dengan demikian seni
pertunjukan wayang Potehi dapat disaksikan oleh anak cucu kita nantinya.
5.2 Saran
Dari simpulan di atas, beberapa saran yang dapat diberikan kepada berbagai
pihak antara lain sebagai berikut.
5.2.1 Saran Bagi Pelaku Wayang Potehi
Semakin mengasah kemampuannya dalam bermain wayang Potehi dan
sebaiknya melatih beberapa anak muda yang dianggap mampu untuk
melanjutkan perjalanan wayang Potehi di Indonesia.
5.2.2 Saran Bagi Organisasi Peranakan Tionghoa
Semakin gencar untuk memperkenalkan budaya peranakan Tionghoa kepada
masyarakat Indonesia, khususnya anak muda sebagai generasi penerus sehingga
Universitas Kristen Maranatha 51 5.2.3 Saran Bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
Memberikan penyuluhan yang lebih mendalam tentang keragaman budaya
kepada anak muda di seluruh Indonesia sehingga mereka dapat mengenal dan
mengapresiasi segala bentuk akulturasi budaya di Indonesia.
5.2.4 Saran Bagi Sineas Muda
Semakin meningkatkan kepekaannya terhadap segala isu yang berkembang di
sekitarnya dan dapat menyajikannya secara kreatif melalui sebuah karya
Universitas Kristen Maranatha 52
DAFTAR PUSTAKA
Ayawaila, G. R. (2008). Dokumenter dari ide sampai produksi. Jakarta, Indonesia:
Penerbit FFTV-IKJ Press.
Hariyanto, P. (2000). Pengantar Belajar Drama. Yogyakarta, Indonesia: PBSID
Universitas Sanata Dharma.
Koentjaraningrat (1995). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta, Indonesia:
Penerbit Djambatan.
Kotler, P. (2001). Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta, Indonesia: Salemba
Empat.
Mascelli, J. V. (1998). The Five C’s of Cinematography. Los Angeles, United States:
Silman-James Press.
Universitas Kristen Maranatha 53
DAFTAR REFERENSI WEBSITE
Mastuti, D. W. (2004). Wayang Cina di Jawa sebagai Wujud Akulturasi Budaya dan
Perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Makalah disajikan dalam
Seminar Naskah Kuno Nusantara dengan tema Naskah Kuno Sebagai Perekat
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diunduh dari
http://staff.blog.ui.ac.id/dwi.woro/files/2008/02/wayang_cina_di_jawa1.pdf.
19.02.2014. 08:25:29.
Tejani, M. (2012, 21 Januari). Yang Identik dengan Tahun Baru Imlek. Diunduh dari
http://sosbud.kompasiana.com/2012/01/21/yang-identik-dengan-tahun-baru-imlek-432732.html. 19.02.2014. 08:40:47.
Visi dan Misi Aspertina. (2012). Organisasi Aspertina. Diunduh dari