• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN SAINS KELAS V SD NEGERI 107398 SEI ROTAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN SAINS KELAS V SD NEGERI 107398 SEI ROTAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN

SAINS DI KELAS V SD NEGERI 107398 SEI ROTAN TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Jurusan PGSD S-1

O L E H

SITI DIAH LUFITHA SARI

1103311080

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa

Pada Pelajaran IPS Dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas IV SD Negeri 066659

Medan Marelan Tahun Ajaran 2013/2014”.

Selama penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semua itu

diatasi karena bantuan yang tulus dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing Ibu Dra.

Eva Betty Simanjuntak, M.Pd yang penuh perhatian dan kesabaran atas kekurangan penulis

mengenai masalah penelitian.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa keberhasilan penelitian dan penyusunan

skripsi ini tidak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu

bersamaan dengan penyelesaian skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Pembantu Dekan I Bapak Prof. Dr. Yusnadi,M.S , Bapak Pembantu Dekan II Bapak

Drs. Aman Simare-mare, M.S , dan Bapak Pembantu Dekan III Bapak Drs. Edidon

Hutasuhut, M.Pd.

4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku ketua jurusan PPSD.

5. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed, selaku sekretaris jurusan PGSD FIP Universitas Negeri

Medan.

6. Ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

(6)

7. Ibu Dra. Syamsuarni, M.Pd, Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd, Bapak Drs. Wesly Silalahi,

M.Pd selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan yang positif untuk

penyelesaian penulisan skripsi ini.

8. Ibu Kamtini, S.Pd M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan solusi

saat mengalami masalah dalam perkuliahan.

9. Ibu Rosmawati, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SDN 107398 Sei Rotan yang telah menerima

penulis dengan baik untuk melakukan penelitian.

10.Ibu Desma Sagala, Ama.Pd selaku guru pembimbing selama peneliti di SDN SDN 107398

Sei Rotan.

11.Kedua orang tua yang sangat mulia, ayahanda Nusiwan dan ibunda Rio Ritha Elvina yang

telah bersusah payah membesarkan, membimbing serta menyekolahkan penulis dengan

penuh kasih sayang dan kesabaran.

12.Oma Hj.Thahariani, Umi Nelly, Buya Ad, kakak ku Liza, dan Satria Panca Nugraha yang

telah memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

13.Rekan-rekan mahasiswa PGSD angkatan 2010 selaku teman seperjuangan, teruntuk kepada

ririn, safira, riska, nawa, ima, santika, selaku teman bertukar pikiran dalam penyelesaian

skripsi ini.

Terakhir atas segala jasa dan budi baik dari semua pihak penulis mengucapkan terima

kasih. Semoga segala kebaikan yang diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari

Allah SWT. Amin.

Medan, Juni 2014

(7)

ABSTRAK

SITI DIAH LUFITHA SARI, NIM. 1103311080, “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match Pada Mata Pelajaran Sains” Kelas V SD Negeri 107398 Sei Rotan Tahun Ajaran 2013/2014”, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2014.

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Sains materi alat pencernaan makanan di kelas V SD Negeri No. 107398 Sei Rotan T.A 2013/ 2014? Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran make a match pada mata pelajaran Sains materi alat pencernaan makanan di kelas V SD Negeri No. 107398 Sei Rotan T.A 2013/ 2014.

Penelitian termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan selama 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas V SD Negeri 107398 Sei Rotan tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 33 orang. Instrument yang digunakan adalah lembar format observasi aktivitas belajar siswa dan kesesuaian tindakan yang dilakukan oleh peneliti beserta angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilakukan selama 2 bulan mulai Maret hingga Mei 2014.

Berdasarkan analisis data aktivitas belajar siswa secara individu, pada pertemuan pertama siklus I, tahapannya ada 2 orang (6%) yang dinyatakan aktif dalam belajar dan pada pertemuan kedua siklus I sebanyak 13 orang (39,3%) siswa dinyatakan aktif dalam belajar. Secara klasikal pada siklus I siswa masih dinyatakan belum aktif dalam belajar karena masih kurang dari 80% yang dipersyaratkan dalam penelitian ini.Sedangkan untuk kegiatan guru pada siklus I pertemuan pertama mendapat persentase 67,85% (baik) dan pada pertemuan kedua 71,42% (baik) dan telah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, pada pertemuan pertama siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama sebanyak 18 orang (54,6%) dan di ikuti pertemuan kedua siklus kedua dalam belajar sebanyak 30 orang (90,1%) dinyatakan aktif dalam belajar. Sedangkan untuk kegiatan guru pada siklus II pertemuan pertama mendapat persentase 80,35% (baik) dan pada pertemuan kedua 87,5% (baik) dan telah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Dan pada siklus II, para siswa sudah dapat dinyatakan aktif belajar secara klasikal karena banyaknya siswa telah aktif lebih dari 80% seperti yang dipersyaratkan. Begitu juga dengan kegiatan guru pada siklus II mendapat persentase 90%.

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Kooperatif Make A Match 18

Tabel 2 Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar Siswa ... 34

Tabel 3 Konvensi Skala Lima Absolut ... 37

Tabel 4 Jadwal Penelitian ... 38

Tabel 5 Skor Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Pertama Siklus I... 42

Tabel 6 Rangkuman Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus I ... 44

Tabel 7 Skor Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kedua Siklus I ... 46

Tabel 8 Rangkuman Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus I ... 48

Tabel 9 Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Pertemuan Pertama Siklus I ... 49

Tabel 10 Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Pertemuan Kedua Siklus I ... 50

Tabel 11 Skor Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Pertama Siklus II ... 56

Tabel 12 Rangkuman Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus II ... 58

Tabel 13 Skor Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ... 59

Tabel 14 Rangkuman Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ... 61

Tabel 15 Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Pertemuan Pertama Siklus II ... 62

Tabel 16 Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Pertemuan Kedua Siklus II ... 63

Tabel 17 Tanggapan siswa pada siklus I dan II ... 66

Tabel 18 Peningkatan Skor Aktivitas Siswa ... 67

Tabel 19 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Secara Klasikal ... 70

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Penelitian Tindakan Kelas 29

Gambar 2 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus I 45

Gambar 3 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus I 58

Gambar 4 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus II 61

Gambar 5 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus II 61

Gambar 6 Histogram Peningkatan Skor Aktivitas Belajar Siswa 70

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 84

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 90

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 1 Siklus I ... 96

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus I ... 98

Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 100

Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus II ... 102

Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Siklus I... 104

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Siklus I ... 106

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Siklus II ... 108

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Siklus II ... 110

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus I ... 112

Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus I ... 115

Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus II ... 118

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus II ... 121

Dokumen Penelitian ... 124

Lampiran Angket Aktivitas Siswa Siklus I ... 127

Lampiran ankget Aktivitas Siswa Siklus II... 129

Surat Izin Penelitian Dari Fakultas 130

Surat Izin Penelitian Dari Sekolah 131

(11)

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : SITI DIAH LUFITHA SARI

Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 5 Juli 1993

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Anak Ke : 2 dari 2 Bersaudara

Jumlah Bersaudara : 2 Orang

Alamat : Jln. R.A. Kartini No.14, Binjai Kota

Nama Orang Tua :

Nama Ayah : Ikhsan Izka Rawi

Nama Ibu : Rio Ritha Elvina, SE

Alamat : Jln. R.A. Kartini No. 14, Binjai Kota

B. Riwayat Pendidikan

1. SD NEGERI NO. 020257 Lulus Tahun 2004

2. SMP NEGERI 2 BINJAI Lulus Tahun 2007

3. SMA NEGERI 5 BINJAI Lulus Tahun 2010

4. S1 PGSD UNIMED Lulus Tahun 2014

Hormat Saya,

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat di era global harus dapat memberi dan

memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan intelektual, sosial dan personal.

Pendidikan harus menumbuhkan berbagai kompetensi peserta didik untuk memiliki kekuatan

spritual agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan bekerja, siswa memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.

Menurut Hamalik (2011) “sistem pembelajaran ini sangat menekankan pada

pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan.”

Kemendikbud (2013) “Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk penemuan langsung dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.”

Dalam proses pembelajaran sains, guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang

menarik, menyenangkan, layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu.

Seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran

(13)

dimiliki oleh seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap model

pembelajaran.

Agar tuntutan tersebut dapat tercapai dengan efektif dan efisien, maka sains perlu

diajarkan dengan cara yang tepat. Pembelajaran sains perlu melibatkan siswa untuk ikut aktif

dalam pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran sains dapat tercapai. Sardiman (2011)

mengatakan bahwa “tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.” Itulah sebabnya aktivitas

merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar.

Namun kenyataannya dilapangan, khususnya di SD Negeri 107398 Sei Rotan,

berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada saat PPLT, Peneliti melihat

aktivitas dari 33 siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung seperti aktivitas visual

(mengamati, perhatian, dan konsentrasi) 30 % atau 10 orang, aktivitas lisan seperti

mengajukan pertanyaan 10 % atau 3 orang, dan yang melakukan aktivitas mendengarkan dan

mencatat 60 % atau 20 orang. Akibat dari tidak aktifnya siswa pada saat proses pembelajaran

maka tujuan pembelajaran yang disampaikan tidak akan tercapai.

Berdasarkan hasil observasi dengan guru kelas V SD 107398 Sei Rotan, peneliti

menyimpulkan bahwa dalam mata pelajaran sains siswa kurang menguasai materi pelajaran. Di

dalam proses pembelajaran guru juga kurang memotivasi siswa, hal tersebut dapat dilihat dari

aktivitas siswa di dalam kelas. Banyak siswa yang tidak fokus dan berkonsentrasi saat proses

belajar mengajar sedang berlangsung, dan siswa cenderung bosan karena aktivitas siswa hanya

mendengarkan dan mencatat hal yang dianggap penting. Ini terlihat bahwa hasil belajar siswa

belum maksimal karena guru hanya menggunakan pembelajaran yang berjalan hanya satu arah

(14)

Jika proses belajar mengajar ini terus berlanjut, akan mengakibatkan semakin rendahnya

minat belajar siswa, terutama pelajaran sains. Karena siswa tidak diberi kesempatan untuk

mengembangkan apa yang mereka pikirkan. Siswa hanya menerima apa yang guru mereka

berikan tanpa bisa mengembangkan kemampuan mereka.

Penggunaan metode mengajar yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab

kurangnya motivasi belajar sains siswa. Padahal dalam pembelajaran, guru tidak hanya sekedar

memberi materi, tetapi juga sebagai motivator yaitu guru harus berusaha membuat siswa

terdorong dan tertarik akan pembelajaran sains.

Dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan,

baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa

yang di pelajari, melibatkan seluruh domain belajar (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga

siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar.

Sardiman (2011:98) mengemukakan bahwa “Siswa diibaratkan kertas putih, sedang unsur

dari luar yang menulisi adalah guru. Dalam hal ini terserah kepada guru, mau dibawa kemana,

mau diapakan siswa itu, karena guru adalah yang memberi dan mengatur isinya.” Dengan

demikian aktivitas didominasi oleh guru, sedang anak didik bersifat pasif dan menerima begitu

saja. Guru menjadi seorang yang adikuasa di dalam kelas. Dalam hal ini guru dituntut untuk bisa

membuat siswa aktif dalam pembelajaran karena itu merupakan tanggung jawab seorang guru.

Untuk itulah strategi pembelajaran diharapkan dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan

aktivitasnya dalam belajar.

Namun kenyataannya banyak siswa yang tidak aktif belajar sains. Hal ini dikarenakan

penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat. Siswa hanya mendengarkan hal-hal yang

(15)

guru. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah saja. Di mana dengan metode ceramah

siswa hanya bertugas menerima, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif. Hal ini

mengakibatkan proses belajar jadi monoton dan suasana kelas tidak kondusif.

Melihat kenyataan di atas, peneliti merencanakan salah satu tindakan yang diharapkan

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran

Kooperatif Make A Match. Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match adalah strategi

pembelajaran kelompok. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok,

sehingga antar peserta dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman, maupun

gagasan-gagasan.

Model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan partisipasi dan aktivitas siswa

dalam kelas. Dalam model pembelajaran make a match diharapkan proses pembelajaran menjadi

menyenangkan dengan mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik

sehingga kejenuhan dan kebosanan siswa dalam kegiatan belajar dapat teratasi.

Melihat masalah yang telah diungkapkan sebelumnya dan untuk mengetahui apakah

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Make a match dapat meningkatkan

aktivitas pembelajaran siswa pada pelajaran sains. Maka penulis tertarik untuk mengadakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa

Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match Pada Mata Pelajaran Sains Di

Kelas V SD Negeri 107398 Sei Rotan Tahun Ajaran 2013/2014”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi beberapa masalah

(16)

1. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran

sains di dalam kelas.

2. Metode dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran tidak sesuai

dengan materi yang diajarkan sehingga suasana kelas menjadi monoton dan tidak

kondusif.

3. Siswa cenderung pasif dan tidak aktif, karena hanya menerima pembelajaran dari guru.

4. Tidak ada interaksi tanya jawab antara siswa dengan guru.

5. Rendahnya minat belajar siswa pada pembelajaran sains.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu meluas, perlu dilakukan pembatasan masalah,

adapun masalah yang diteliti dibatasi pada peningkatan aktivitas belajar siswa dengan model

pembelajaran make a match pada pelajaran sains materi alat pencernaan makanan di SD Negeri

107398 Sei Rotan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan batasan masalah di atas, maka rumusan dari penelitian ini adalah:

Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada mata pelajaran sains materi alat pencernaan makanan di kelas V SD Negeri

107398 Sei Rotan tahun ajaran 2013/2014?

(17)

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini

adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sains materi alat

pencernaan makanan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas V SD

Negeri 107398 Sei Rotan tahun ajaran 2013/2014.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa agar

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sains di kelas.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk mengukur keberhasilan dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dalam upaya peningkatan

aktivitas belajar siswa pada pembelajaran sains.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan kualitas dan mutu sekolah

serta meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Bagai peneliti sendiri, sebagai bahan pelatihan untuk menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe make a match dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran sains.

(18)

BAB V

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan peneliti, dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

model pembelajaran make a match sangat efektif pada pelajaran SAINS materi pokok alat

pencernaan makanan. Model pembelajaran ini, membuat siswa menjadi aktif dan kreatif

sehingga menimbukan aktivitas siswa pada pembelajaran berlangsung. Dari hasil yang

ditemukan oleh peneliti selama penelitian di sekolah ternyata model pembelajaran make a match

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V-A SD Negeri 107398 Sei Rotan.

1. Pada pertemuan pertama siklus I menggunakan model pembelajaran make a match diperoleh

rata-rata nilai aktivitas belajar siswa sebesar 55,62. Pada pertemuan kedua siklus I diperoleh

rata-rata nilai aktivitas belajar siswa sebesar 63,20. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus

II dengan tetap menggunakan model pembelajaran make a match, aktivitas belajar siswa

pada pertemuan siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I dengan rata-rata

nilai aktivitas sebesar 81,27 pada pertemuan kedua.

2. Kegiatan peneliti selama pertemuan pertama siklus I tergolong baik (67,85%). Pada

pertemuan kedua siklus I mengalami peningkatan dengan persentase 71,42% yang mana

sudah tergolong baik. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II kegiatan peneliti pada

pertemuan pertama mengalami peningkatan dengan persentase 95% indikator teramati. Dan

mengalami peningkatan lagi pada pertemuan kedua siklus II dengan persentase 85,95% atau

tergolong baik sekali.

3. Aktivitas belajar siswa secara klasikal, pada pertemuan pertama siklus I hanya 2 orang (6%)

(19)

(39,3%) siswa dinyatakan aktif dalam belajar. Secara klasikal pada siklus I siswa masih

dinyatakan belum aktif dalam belajar karena masih kurang dari 80% yang dipersyaratkan

dalam penelitian ini. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, pada pertemuan pertama

terjadi peningkatan jumlah siswa yang aktif dalam belajar sebanyak 18 orang (54,6%)

dinyatakan aktif dalam belajar. Dan begitu juga pada pertemuan kedua siklus II sebanyak 30

orang (90,1%) dinyatakan aktif dalam belajar. Dan pada siklus II pertemuan kedua, para

siswa sudah dapat dinyatakan aktif belajar secara klasikal karena banyaknya siswa telah

aktif lebih dari 80% seperti yang dipersyaratkan dalam penelitian ini.

4. Aktivitas siswa melalui lembar angket pada siklus I dengan skor rata-rata 60,30 dan

dikategorikan belum aktif karena kurang dari skor ≤65. Sementara pada siklus II mengalami

peningkatan ≥65 dengan rata-rata skor 73,18.

5.2. Saran

Dari pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas pada kelas V-A S Negeri

107398 Sei Rotan, ada beberapa hal yang perlu disarankan yaitu sebagai berikut :

1. Bagi guru diharapkan untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

menyenangkan bagi siswa dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam belajar salah satunya dengan

menggunakan model pembelajaran make a match.

2. Bagi siswa khususnya kelas V-A di SD Negeri 107398 Sei Rotan, diharapkan untuk

lebih meningkatkan aktivitas belajarnya selama proses belajar di kelas, dan disarankan

untuk tetap bersemangat dalam belajar.

3. Bagi pihak sekolah khususnya bagi kepala sekolah untuk lebih memberikan perhatian

(20)

belajar maupun media pembelajaran yang tepat. Sehingga guru dapat menjalankan

tugasnya dengan baik.

4. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dengan jenis yang sama dengan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Azmiyawati, Choiril. 2008. IPA Saling Temas Kelas V SD. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Dewi, Rosmala, 2010. Profesionalisme Guru Melalui Penenlitian Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana Unimed.

Hamalik, Oemar, 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2013. Kurikulum 2013. Jakarta : Kemendikbud Lie, Anita, 2008. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Rusman, 2011. Model –Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Slameto, 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta Sanjaya, Wina , 2011. Strategi Pembelajaran Breorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta : Kencana Prenada Media

Sapriati, Amalia, 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka Sardiman, 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rosda

Gambar

Gambar 1 Model Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan konsumsi serat kasar ransum perlakuan A karena substitusi sebagian rumput gajah dengan peng- gunaan konsentrat yang memiliki kandungan serat kasar yang

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas, maka penelitian diberi judul “PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM

1 KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan

[r]

[r]

Ketelitian dalam membuat hubungan antara tinggi muka air dengan debit berdasar hasil pengukuran alat papan duga tunggal.. Kecermatan dalam menjelaskan alat papan duga bertingkat untuk

Hasil analisis statistik ujit-t menunjukan bahwa ukuran berat tubuh dan cangkang kerang hijau jantan yang berasal dari daerah Teluk Jakarta dan Teluk Banten lebih berat

[r]