花吹雪恋吹雪
指示代
詞
析
語用論
考察
0442034
タキ
教大学
文学部
日本文学科
ン
ン
Universitas Kristen Maranatha 概要
序論
言語 コ ケ ン 行 手段 コ ケ
ン 口語 文語 通 行 完全 言語 単位 実
際 単語 文 談話 話法 1994:20
談話 理解 談話 関わ 言語学 部門 語用論 考察
い 語用論 話 手 書 手 伝 聞
手 手 理解 意味 研究 野 1996:3 語
用論 い 部門 使い方 詳 理解 次 例 い 見
(1) 話 手 : 時計 買い
聞 手 : い? 久野 1973 289
会話 い 話 手 聞 手 言 文
脈 含 意 味 話 聞 手 近 い 指 示
い 指 示 代 詞 使 い 方 記 例 見
(2) 話 手 : 書館 山 会い
聞 手 : 人 い
会話 両方 話 手 聞 手 見 い
話 手 聞 手 山 い 知 い
場 使わ 聞 手 使 聞 手 話 手
山 知 い 語用論 談話 関係 語用論
間 接 現 文 脈 談 話 近 鮮 研 究 方 法 い
い 指示詞 使い 要素
語用論 研究方法 使い 会話 場面
い 話 手 伝 い意味 聞 手 理解 意味
研究 語用論 方法 研究 適
記 理 筆者 次 問題 類
1. 日本語 い い 指示詞
使わ ?
2. い 指示詞 話 対
示 花吹雪恋吹雪 中 析 行
Universitas Kristen Maranatha
聞 手 : 人 い
記 例 い 人 い 要素 山 指
先 言わ 要素 指 前方照応 役 指示詞 持
後方照応 役 指示詞 使い方 次 例 見
(2) 中 日本人 男 人 一人い 1,507 人 人 船 北
冷 い海 底 沈
記 例 い 中 い 要素 1.507 人 指
後 言わ 要素 指 後方照応 役 指示詞 持
例(1) い い 指 示 詞 使 い 方 話
話 手 聞 手 直 接 知 い 場 使 わ 逆 例(2)
い 指示詞 聞 手 話 知 い 出会
い場 使わ
結論
本 論 章 行 わ 析 基 筆 者
い 指示詞 使い方 次
1. い 指示詞
a. い 指示詞
話 手 近 直接 指 使わ 以
い 指示詞 指 前方 文 内容 指
代わ 使わ
い 指示詞 話 手 い 聞 手 少 一方
話 知 い い 話 出会 い場
使わ
c. い 指示詞
柄 い 直接 知 い 話 手 聞
手 両方 指 示 指示対象 知 い 使わ
2. 参考
a. 前方照応
い 指示詞 自 前 関わ
言語 い 紹 使わ い 話題
強調 前方照応 役 指示詞 持 指示
詞 先 言わ 指 示 前方照応 役割 持
b. 後方照応
後 方 照 応 役 持 指 示 詞 後 述 内 容 暗 示 使 わ
い 指 示 詞 述
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Rumusan Masalah...6
1.3 Tujuan Penelitian...7
1.4 Metode dan Teknik Penelitian...7
1.5 Organisasi Penulisan...8
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pragmatik...9
2.1.1 Referensi...11
2.1.1.1 Anafora...11
2.1.1.2 Katafora...12
2.1.2 Deiksis...13
2.2 Pronomina Demonstratif...14
2.2.1 ...15
2.2.3 ...19
BAB III ANALISIS PRONOMINA DEMONSTRATIF DALAM DRAMA HANAFUBUKI KOIFUBUKI 3.1 この...21
3.2 ...29
3.3 ...43
BAB IV KESIMPULAN...54
SINOPSIS
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
xiii
LAMPIRAN 1
Data dari drama Hanafubuki Koifubuki :
熊 : 前 信長暗殺未遂 大罪人 杉谷善次 い
?!
38. 五右衛門 :時 来 初音 善次 見 い 前 流
涙 朽 果 い想い… 五右衛
門 預 血 血 洗い 風
雲児 作 時代 翻弄
者 叫 聞 行 場 い魂 辿
着 新 い時代 … 殺 殺 勝
!
叉木 : !
39. 吉 :石川五右衛門 強盗 殺人 数々 世間 恐怖
い 罪 許 出来
挙句 果 閤 命 狙 1非道 行 い
唯々驚 2勇気 度胸 感服い
3 相応 い最期 用
意 釜茹 …
xxi
LAMPIRAN 2
Klasifikasi data berdasarkan data drama berjudul Hanafubuki Koifubuki :
才蔵 : い 周辺 利用 ?!
9.(17) 道順 :人 窓わ 魔性 子 己 欲望
人生 謳歌 己 優 故 命 破滅 追い込
恐 い 強い相 出 後悔
!? 君!?
: 子 い …
xxix
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. DATA PRIBADI
Nama : Muhammad Hamim
Tempat / Tanggal Lahir : Palembang, 09 Oktober 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak Ke : 1 dari 2 bersaudara
Alamat : Jln. Sukakarya IV No.13
Nama Ayah : Muhammad Alfian
Nama Ibu : Royhilla
2. PENDIDIKAN
1992-1997 : Sekolah Dasar Yayasan Kesejahteraan Pegawai
Pertamina Prabumulih, Sumatera Selatan.
1997-1998 : Sekolah Dasar Negeri 1 Prabumulih, Sumatera Selatan.
1998-2001 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Prabumulih,
Sumatera Selatan.
2001-2004 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Prabumulih,
Sumatera Selatan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap manusia membutuhkan bahasa untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun
tulisan. Dalam berkomunikasi itu juga di dalamnya terdapat ide, gagasan, maupun
sikap yang ingin disampaikan penutur atau penulis dan harus diinterpretasikan
secara jelas oleh pendengar atau pembaca. Dalam menyampaikan ide, gagasan,
maupun sikap agar bisa diinterpretasikan secara baik haruslah memiliki unsur
kebahasaan yang lengkap. Unsur kebahasaan yang lengkap sebenarnya bukanlah
kata atau kalimat, sebagaimana dianggap beberapa kalangan dewasa ini,
melainkan wacana atau discourse (Hamid 1994; 20). Perhatikan contoh wacana
berikut ini (Yule 1996: 7) :
(1)I found an old bicycle lying on the ground. The chain was rusted and the tires were flat.
Saya menemukan sebuah sepeda tua tergeletak di atas tanah. Rantainya berkarat dan bannya kempes.
Pembaca mungkin bertanya mengapa rantai dan bannya mendadak
disebutkan. Secara umum penulis dapat mengira bahwa pembaca akan membuat
2 Universitas Kristen Maranatha
ban. Contoh tersebut akan terasa janggal bila diungkapkan seperti pada contoh
berikut ini :
(2)I found an old bicycle. A bicycle has a chain. The chain was rusted. A bicycle also has tires. The tires were flat.
Saya menemukan sebuah sepeda tua. Sepeda memiliki rantai. Rantai itu berkarat. Sepeda juga memiliki ban. Ban sepeda itu kempes.
Pada kedua contoh wacana tersebut, antara penutur dan pendengar harus
menguasai referensi1 dan inferensi2 dari kalimat yang dituturkan agar tercipta
komunikasi yang baik dan dapat ditafsirkan secara benar oleh pendengar.
Untuk memahami suatu wacana lisan sangat penting untuk mempelajari
cabang ilmu linguistik yang sangat berhubungan erat dengan wacana yaitu
pragmatik. Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur
atau penulis dan ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca (Yule 1996; 3).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh-contoh berikut :
(3) 話し手 : こ 時計き う買いました
makna yang terkandung pada konteks tersebut hanya menunjuk objek yang
jaraknya dekat dengan 話 し 手 dan pendengar atau 聞 き 手. Saat 聞 き 手
1
Referensi berarti hubungan antara kata dengan benda. Kata buku mempunyai referensi (tunjukkan) kepada sekumpulan kertas yang terjilid untuk ditulis dan dibaca Hamid (1994; 28).
2
3
mengatakan こ kore, hal tersebut juga hanya menunjuk objek yang sama-sama
diketahui oleh kedua belah pihak pada pembicaraan 話し手 yaitu 時計tokei.
Tetapi Kuno (1973 : 290) mengungkapkan bahwa :
The a- series is used for referring to something (at a distance either in time or
space) that the speaker knows both he and the hearer know personally or have shared experience in. The so- series is used for referring to something that is not known personally to either speaker or the hearer or has not been a shared experience between them. The ko- series is used if the object being talked about were visible and were at the speaker’s side.
Jenis a- digunakan untuk mengungkapkan sesuatu (dalam suatu jarak waktu atau tempat pada salah satunya) yang diketahui pembicara bahwa ia dan pendengar mengetahuinya secara personal atau pernah dibicarakan. Jenis so- digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak diketahui secara personal antara pembicara atau pendengar dan tidak pernah dibicarakan sebelumnya. Jenis ko- digunakan jika objek yang sedang dibicarakan terlihat dan berada dekat dengan pembicara.
Untuk mengetahui nuansa makna yang tersirat pada pronomina demonstratif
kono, sono dan ano dapat dilihat pada contoh :
(4) 話し手 : き う図書館 山田さ 会いました
Kino toshokan de yamada san ni aimasta.
Kemarin bertemu Yamada di perpustakaan.
聞き手 : あ そ 人最近 う
Ano (sono) hito saikin doudeska? Bagaimana kabarnya akhir-akhir ini?
Sono / ano pada pembicaraan kedua tidak menjelaskan sesuatu yang terlihat
dan memiliki jarak antara 話し手 dan 聞き手, tetapi ini menjelaskan apa yang
telah dibicarakan pada pembicaraan pertama. Ada perbedaan menarik antara jenis
sono dan ano. Ano hanya digunakan jika pembicara tahu bahwa pendengar atau
4 Universitas Kristen Maranatha
yaitu Yamada. Jika 聞き手menggunakan sono, saat itu dia mengetahui bahwa 話
し手 tidak mengenal Yamada dengan baik.
Selain itu ada juga penggunaan pronomina demonstratif yang tidak berterima
dalam konteks kalimat seperti dalam contoh berikut ini :
(5) 話し手 : き う山田さ 会いました あ *そ 人い 元気
Kino yamada san ni aimashita. Ano (*sono) hito itsumo genki desune.
Kemarin bertemu Yamada. Orang itu selalu bersemangat ya.
聞き手 : 本当 そう
Hontou ni sou desune.
Memang benar begitu kelihatannya.
Penggunaan ne pada akhir pernyataan 話し手 menunjukkan bahwa 聞き手
mengenal Yamada, karena itu dia menunjukkan Yamada sebagai ano hito.
Penggunaan sono hito akan menimbulkan pertentangan karena ini akan
menunjukkan bahwa 話し手 mengetahui bahwa 聞き手 tidak mengenal Yamada.
Selain itu penggunaan pronomina demonstratif ano dan sono dapat juga
dipakai oleh 話し手 maupun 聞き手 seperti pada contoh berikut ini :
(6) 話し手:き う 山田さ 初 会いました あ そ 人 いぶ わ たひ
Kinoo Yamadasan ni hajimete aimashita. Ano (sono) hito, zuibun kawatta hito desune.
Kemarin saya bertemu Yamada untuk pertama kali. Orang itu sangat berubah ya?
聞き手:ええ あ そ 人 変人 よ
Ee, ano (sono) hito wa henjin desuyo.
Ya, orang itu eksentrik.
5
Dalam dialog tersebut, 話 し 手 menggunakan ano untuk menunjuk
Yamada saat dia tahu bahwa 聞 き 手 mengetahuinya. 聞 き 手 juga menunjuk
Yamada sebagai ano hito karena dia mengetahui bahwa 話 し 手 mengetahui
Yamada dengan baik. Dan sebaliknya, saat 話 し 手 tidak tahu apakah 聞 き 手
mengetahui Yamada atau tidak, dia akan menggunakan sono untuk menunjuknya.
Penggunaan sono pada 聞 き 手 menunjukkan bahwa 話 し 手 tidak mengenal
Yamada dengan baik.
Pronomina ano atau sono pada kalimat yang diungkapkan 話 し 手
digunakan untuk menggantikan kata benda yang telah diungkapkan di awal
kalimat (Yamada), sehingga pada kalimat selanjutnya (Yamada) tidak perlu
disebutkan lagi karena antara話し手dan聞き手 telah sama-sama mengerti apa
yang sedang dibicarakan berdasarkan ungkapan sebelumnya sehingga kalimat
tersebut bersifat anafora.3
Jadi dapat dimengerti hubungan antara pragmatik dan wacana bahwa
pragmatik menjangkau wacana dari konteksnya yang acuannya tidak secara
langsung muncul.
Ungkapan-ungkapan kedua atau ungkapan-ungkapan berikutnya. Yule (1996 : 23)
6 Universitas Kristen Maranatha
Danwa to iu reberu de gengobunseki o okonaou to suru ten dewa, bunpoukenkyuu no you de aru tougoron no ue ni ichisuru. Bunmyaku to no kankei de gengo kenkyuu wo kokorozasu ten dewa hatsuwa kouiron wo fukumu goyouron to bubun tekini kasanari au.
Pada tingkat wacana lisan kita mengacu pada ilmu tata bahasa yaitu sintaksis. Sasaran penelitian linguistik yang berhubungan dengan konteks yaitu teori tindak tutur kata dan pragmatik.(Takeshi 1993; 3).
Jadi dari teori di atas, penulis memahami bahwa dalam menganalisis
wacana lisan, harus menyertakan unsur-unsur pragmatik yang salah satunya yaitu
tindak tutur kata. Jika konteks wacana lisan telah dipahami dan dimengerti, maka
komunikasi akan berjalan lancar, dan akan terjadi komunikasi yang baik antara
pembicara dan pendengar sehingga penelitian ini sangat menarik untuk diteliti
menggunakan kajian pragmatik, karena di dalam kajian ini terdapat unsur-unsur
yang menentukan ketepatan penggunaan pronomina demonstratif kono, sono, dan
ano.
Dengan menggunakan kajian pragmatik akan diketahui makna yang ingin
disampaikan penutur dan makna yang ditafsirkan pendengar dari situasi
percakapan. Penulis belum menemukan penelitian sebelumnya tentang pronomina
demonstratif ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, maka
7
1. Bagaimana penggunaan pronomina demonstratif こ そ dan あ
dalam bahasa Jepang?
2. Bagaimana referensi atau acuan pronomina demonstratif こ そ dan
あ terhadap objek yang dibicarakan?
1.3 Tujuan Penelitian
Pronomina demonstratif bahasa Jepang memiliki ciri-ciri khusus, untuk itu
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan bagaimana penggunaan pronomina demonstratif こ
そ dan あ dalam bahasa Jepang.
2. Mendeskripsikan referensi atau acuan pronomina demonstratif こ そ
dan あ terhadap objek yang dibicarakan.
1.4 Metode dan Teknik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yang menurut
(Djajasudarma,1993:8-9) merupakan suatu metode yang bertujuan
membuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta
hubungan fenomena yang diteliti. Dengan metode ini akan didapatkan data secara
8 Universitas Kristen Maranatha
Data yang ada di lapangan diperoleh dengan teknik studi pustaka, dengan
menjaring data yang ada dengan teknik catat dari buku-buku yang ditulis oleh ahli
bahasa Jepang.
1.5 Organisasi Penulisan
Penelitian ini akan disusun sebagai berikut, bab pertama, pendahuluan, akan
menyajikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dari penelitian,
metode dan teknik penelitian, serta organisasi penulisannya. Pada bab kedua,
landasan teori, penulis akan menyajikan berbagai teori menyangkut penelitian ini,
yaitu teori-teori mengenai pragmatik yang membahas tentang inferensi, referensi,
presupposisi dan implikatur, lalu teori mengenai tata bahasa seperti pronomina
demonstratif. Bab ketiga analisis pronomina demonstratif kono, sono, ano pada
wacana bahasa Jepang, dalam bab ini penulis akan mencari tahu bagaimana
penggunaan pronomina demonstratif kono, sono, ano dalam wacana bahasa
Jepang, dan Bagaimana hubungan pronomina demonstratif kono, sono, ano
dengan objek yang dibicarakan. Penyusunan bab ini berdasarkan teori yang telah
diperoleh pada bab dua. Bab keempat kesimpulan, penulis akan mengulas kesimpulan
dari hasil analisis pada bab ketiga.
Sistematika penyajian skripsi ini disusun seperti yang telah disebutkan tadi
BAB IV
KESIMPULAN
Penulis menemukan 34 data yang menggunakan この、その、dan あの
dalam teks drama yang berjudul Hanafubuki Koifubuki sebagai pronomina
demonstratif. Data tersebut terdiri atas pronomina demonstratif こ の 11 data,
pronomina demonstratif その 14 data, dan pronomina demonstratif あの 9 data.
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada bab III peneliti menyimpulkan sebagai
berikut :
1. Penggunaan pronomina demonstratif この、その、dan あの dalam wacana
bahasa Jepang.
a. Pronomina demonstratif この
Selain digunakan untuk menunjuk langsung objek yang jaraknya dekat
dengan pembicara, pronomina demonstratif こ の juga digunakan ketika hal
yang ditunjuk adalah isi kalimat sebelumnya dan ketika mengganti hal yang
ditunjuk.
b. Pronomina demonstratif その
Pronomina demonstratif その digunakan ketika sedikitnya salah satu pihak,
baik pembicara atau pendengar tidak mengenal atau belum pernah bertemu
55 Universitas Kristen Maranatha
c. Pronomina demonstratif あの
Ketika hal atau objek yang dibicarakan diketahui langsung atau sama-sama
mengetahui apa yang ditunjuk (referen).
2. Referensi atau acuan pronomina demonstratif こ の 、 そ の 、dan あ の
terhadap objek yang dibicarakan.
a. Anafora.
Pronomina demonstratif この、その、dan あの memiliki referensi yang
bersifat anafora atau yang dalam bahasa Jepang disebut 前方照応語
zenpoushouougo ketika di dalam bahasa yang menyangkut nama diri
digunakan untuk memperkenalkan atau untuk menegaskan bahwa topik masih
sama. Referensi juga bersifat anafora ketika merujuk silang pada unsur yang
disebutkan terdahulu.
b. Katafora.
Pronomina demonstratif この、その、dan あの memiliki referensi yang
bersifat katafora ketika bertujuan untuk membuat rujukan dengan hal atau
kalimat yang akan dinyatakan. Katafora yang dalam bahasa Jepang disebut
語方照応語gohoushouougo juga bersifat katafora ketika merujuk silang pada
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Djajasudarma, T.Fatimah 1993 Semantik 1 Pengantar ke Arah Ilmu Makna.
Bandung : PT.Eresco.
Hashiuchi, Takeshi. 1999 Dicourse : Danwa no Orinasu Sekai. Shinano Press.
Iori, Isao. Takanashi, Shino. Nakanishi, Kumiko. Yamada, Toshihiro. , 2001 Nihongo
Bunpo Handobukku (Nakagamikyuu wo oshieru hito no tameno). Japan,Tokyo :
3A Corporation
Kridalaksana, Harimurti. 1981 Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia.
Kuno, Susumu. 1973 The Structure of The Japanese Language. Cambridge : The
MIT Press.
Nitta, Yoshio. 1995 Fukubun Kenkyuu (shita). Tokyo : Kuroshio Shuppan.
Nitta, Yoshio. 1995 Nihongo Ruigi Hyougen no Bunpou (shita). Tokyo : Kuroshio
Shuppan.
O’Grady, Michael Dobrovolsky, dan Francis katamba. 1997 Contemporary Linguistic.
United Kingdom : Longman.
Universitas Kristen Maranatha