• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh dan Hubungan BMI (Body Mass Index) Dengan TLK (Tebal Lipatan Kulit) Triceps dan Subscapula.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh dan Hubungan BMI (Body Mass Index) Dengan TLK (Tebal Lipatan Kulit) Triceps dan Subscapula."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN

TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA

Windi Anggraini, 2007.

Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes

Pembimbing II : DR., Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes, AIF

Modernisasi membawa beberapa konsekuensi negatif, yang secara langsung maupun tidak langsung telah mengarahkan terjadinya penyimpangan pola makan dan aktivitas fisik, yang berperanan penting terhadap munculnya obesitas. Obesitas merupakan kelebihan massa lemak tubuh. Secara klinik dinyatakan dalam bentuk BMI. Selain itu dapat diprediksi dengan pengukuran TLK Triceps dan Subscapula. Penyakit yang dipicu oleh obesitas adalah sindroma metabolik dengan risiko penyakit kardiovaskular.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara BMI dengan TLKTriceps dan Subscapula.

Penelitian Observasional Analitik dengan sampel Cross Sectional. Dilakukan pengukuran BMI, TLK Triceps dan Subscapula pada 30 wanita obese dan 50 wanita non obese.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa TLK Triceps (rata-rata = 34.93 mm) dan Subscapula (rata-rata = 35.80 mm) pada wanita obese lebih besar daripada TLK Triceps (rata-rata = 23.86 mm) dan Subscapula (rata-rata = 20.36 mm) pada wanita non obese. Terlihat pula hubungan linier dan kuat antara TLK Triceps (r = 0.733) dan Subscapula (r = 0.880) dengan BMI, dengan

p = 0.000 **.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh dan hubungan antara BMI dengan TLK Triceps dan Subscapula.

Kata kunci : BMI, TLK Triceps, TLK Subscapula.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE AND CORRELATION OF BMI (Body Mass Index) WITH TRICEPS AND SUBSCAPULAR SKINFOLD THICKNESSES

Windi Anggraini, 2007.

1st Tutor : Hana Ratnawati, dr., M.Kes

2nd Tutor : DR. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF

Modernity has brought some negative consequences to eating patterns and physical activities of the people in the society, and it plays an important role in developing obesity. Obesity is a condition of excessive body fat which can trigger metabolic syndrome and various cardiovascular diseases. Clinically, obesity can be measured by BMI or thickness of the skinfold, eg. the Triceps or Subscapular skinfold.

The aim of this research was to know the influence and correlation of BMI to the thickness of Triceps and Subscapular skinfold. The research was assigned to 30 obese women and 50 non obese women. They were measured the BMI and the thickness of Triceps and Subscapular skinfold. The data was analysed using unpair t test (α = 0.05).

The result of this research showed that there were significant differences between the mean thickness of Triceps skinfold in obese women (34.93 mm) and non obese women (23.86 mm), also the Subscapular skinfold in obese women (35.80 mm) and non obese women (20.36 mm). There was significant linear correlation between BMI and the thickness of Triceps skinfold (r = 0.733) and the Subscapular skinfold (r = 0.880) (p = 0.000**).

The conclusion of this research indicated that there was influence and correlation of BMI to the thickness of Triceps and Subscapular skinfold.

Keyword : BMI, Triceps skinfold thickness, Subscapular skinfold thickness.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR GRAFIK... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 2

1.3. Maksud dan Tujuan... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 3

1.6. Metode Penelitian. ... 3

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS ... 5

2.1.1. Pendahuluan ... 5

2.1.2. Etiologi... 6

2.1.3. Tipe Obesitas ... 7

2.1.4. Risiko Kesehatan yang Berhubungan dengan Obesitas... 8

2.1.5. Lima Prinsip Penanganan Obesitas... 9

2.2. ANTROPOMETRI ... 10

2.3. BMI ... 11

(4)

2.4. LEMAK TUBUH ... 13

2.4.1. Menilai Lemak Tubuh... 13

2.4.2. Pengukuran Ketebalan Lemak Tubuh... 13

2.4.3. Kalkulasi Lemak Tubuh dari Pengukuran Lipatan kulit melalui Densitas Tubuh ... 16

2.5. Hubungan IMT dengan Lemak Tubuh ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian ... 18

3.2. Alat-alat yang digunakan ... 18

3.3. Metode Penelitian ... 18

3.3.1. Variabel Penelitian... 18

3.3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 19

3.3.3. Prosedur Penelitian ... 19

3.4. Rancangan Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1. Hasil dan Pembahasan ... 22

4.1.1. Karakteristik Data pada Subjek Penelitian ... 22

4.1.2. BMI dengan TLK Triceps ... 24

4.1.2.1. Pengaruh BMI terhadap TLK Triceps ... 24

4.1.2.2. Hubungan TLK Triceps dengan BMI ... 24

4.1.3. BMI dengan TLK Subscapula ... 26

4.1.3.1. Pengaruh BMI terhadap TLK Subscapula ... 26

4.1.3.2. Hubungan TLK Subscapula dengan BMI ... 27

4.2. Pengujian Hipotesa Penelitian ... 29

4.2.1. Hipotesis 1 ... 29

4.2.2. Hipotesis 2 ... 29

4.2.3. Hipotesis 3 ... 30

4.2.3. Hipotesis 4 ... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 31

5.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA... 32

LAMPIRAN... 34

RIWAYAT HIDUP... 41

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori ambang batas BMI untuk Indonesia ... 12

Tabel 2.2 Klasifikasi berat badan yang diusulkan berdasarkan BMI pada penduduk Asia dewasa... 12

Tabel 4.1 Karakteristik data pada subjek obese (BMI ≥ 25) ... 22

Tabel 4.2 Karakteristik data pada subjek non obese (BMI < 25) ... 23

Tabel 4.3 Pengaruh BMI terhadap TLK Triceps dengan uji ’t’ tidak berpasangan... 24

Tabel 4.4 Tabel Anova... 24

Tabel 4.5 Tabel Koeffisien Regresi ... 24

Tabel 4.6 Tabel Koeffisien Korelasi ... 25

Tabel 4.7 Pengaruh BMI terhadap TLK Subscapula dengan uji ’t’ tidak berpasangan... 26

Tabel 4.8 Tabel Anova... 27

Tabel 4.9 Tabel Koeffisien Regresi ... 27

Tabel 4.10 Tabel Koeffisien Korelasi ... 27

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe obesitas ... 8 Gambar 2.2 Cara menggunakan Skinfold Caliper... 15

(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik hubungan TLK Triceps dengan BMI ... 26 Grafik 4.2 Grafik hubungan TLK Subscapula dengan BMI... 28

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Karakteristik Data pada Subjek Obese... 34

Lampiran 2 Tabel Karakteristik Data pada Subjek Non Obese ... 35

Lampiran 3 Output Hasil Pengujian Statistik ... 36

Lampiran 4 Foto pengukuran TB, BB, dan TLK... 40

(9)

Lampiran 1

Tabel Karakteristik Data Pada Subjek Obese (BMI ≥ 25)

OP

Umur (th)

BB (kg)

TB

(m) BMI Triceps Subscapula

1 39 57 1.51 25.00 28 25

2 34 58.7 1.52 25.41 36 30

3 44 59.8 1.53 25.55 26 27

4 39 54.5 1.46 25.57 20 20

5 32 56.2 1.48 25.66 37 29

6 30 64.1 1.57 26.00 35 35

7 50 61.4 1.53 26.23 38 38

8 42 59.8 1.51 26.23 27 29

9 29 66.9 1.58 26.79 41 37

10 41 61.9 1.51 27.15 41 31

11 30 65.3 1.55 27.18 24 36

12 45 64.8 1.54 27.32 26 24

13 30 66.2 1.55 27.55 43 33

14 35 74.4 1.63 28.00 19 29

15 43 66.3 1.53 28.32 29 27

16 31 71.6 1.56 29.42 33 36

17 33 64.3 1.47 29.76 36 34

18 43 61.7 1.43 30.17 30 40

19 40 61.6 1.42 30.55 36 35

20 33 64.6 1.45 30.73 41 47

21 25 72.3 1.53 30.88 39 37

22 22 71.5 1.51 31.36 32 37

23 29 75.7 1.55 31.51 41 43

24 40 80.9 1.59 32.00 43 50

25 30 67.5 1.45 32.10 45 39

26 30 72.7 1.5 32.31 34 46

27 32 75.5 1.51 33.11 41 39

28 43 71.8 1.45 34.15 39 44

29 23 78.9 1.52 34.15 43 52

30 23 95.9 1.52 41.51 45 45

n 30

Rata-rata 35 67.5 1.52 29.39 34.9 35.8

SD 7 8.7 0.05 3.62 7.4 7.9

(10)

35

Lampiran 2

Tabel Karakteristik Data Pada Subjek Non Obese (BMI < 25)

OP Umur (th) BB (kg) TB (m) BMI Triceps Subscapula

1 28 39.6 1.58 15.86 27 9

2 26 37.8 1.54 15.94 23 16

3 29 39.0 1.56 16.03 16 11

4 26 39.7 1.53 16.96 22 15

5 29 36.8 1.46 17.26 9 10

6 35 34.9 1.42 17.31 24 16

7 35 43.5 1.58 17.43 18 13

8 44 43.0 1.55 17.90 17 12

9 32 40.4 1.49 18.20 28 25

10 26 46.3 1.57 18.78 25 23

11 26 42.5 1.50 18.89 25 24

12 40 42.6 1.50 18.93 15 17

13 32 43.8 1.52 18.96 14 10

14 27 43.7 1.51 19.17 15 7

15 25 46.6 1.54 19.65 27 23

16 23 46.7 1.54 19.69 29 28

17 23 44.3 1.50 19.69 23 14

18 30 48.2 1.56 19.81 25 16

19 38 46.6 1.53 19.91 17 14

20 30 50.8 1.59 20.09 28 23

21 39 54.1 1.63 20.36 22 22

22 25 52.9 1.61 20.41 27 25

23 32 50.6 1.56 20.79 28 23

24 34 46.1 1.48 21.05 27 23

25 28 46.2 1.48 21.09 19 18

26 24 48.9 1.52 21.17 25 19

27 29 47.7 1.50 21.20 23 15

28 34 56.5 1.63 21.27 15 18

29 48 45.4 1.46 21.30 18 20

30 31 49.4 1.52 21.38 33 31

31 43 45.7 1.46 21.44 18 16

32 22 55.6 1.61 21.45 19 18

33 27 50.7 1.53 21.66 30 20

34 33 50.6 1.52 21.90 21 20

35 31 47.4 1.47 21.94 18 18

36 29 55.6 1.59 21.99 33 24

37 33 47.3 1.46 22.19 26 25

38 33 52.1 1.53 22.26 35 24

39 33 53.1 1.54 22.39 23 25

40 45 47.4 1.45 22.54 24 25

41 30 48.3 1.46 22.66 23 23

42 33 51.3 1.50 22.80 27 23

43 42 61.4 1.63 23.11 26 17

44 24 54.3 1.52 23.50 25 25

45 43 52.9 1.48 24.15 35 36

46 33 64.2 1.63 24.16 25 27

47 37 50.4 1.43 24.65 36 30

48 42 57.4 1.52 24.84 40 30

49 30 62.9 1.59 24.88 21 27

50 42 55.3 1.49 24.91 24 25

n 50

Rata-rata 32 48.4 1.53 20.72 23.86 20.36

(11)

36

Lampiran 3 : Output Hasil Pengujian Statistik

Grup Statistic

Gizi N Subscapula Mean Std. Deviasi Std. Error Mean

BMI <25

BMI ≥25

50 30 20.3600 35.8000 6.27193 7.90635 .88699 1.44350

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means Levene’s

Test for

equality of

Variances

95% Confidence

Interval of the

Difference Subscapula F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Diffrence Std. Error Difference Lower Upper Equal variances assumed

1.220 .273

-9.655 78 .000** -15.4400 1.59921

-18.62379 -12.25621 Equal variances not assumed

-9.113 50.752 .000** -15.4400 1.69423

-18.84172

-12.03828

Descriptive Statistics

Mean Std.Deviation N

(12)

37

Correlations

BMI Subscapula

Pearson Correlation Sig.(1-tailed) N BMI Subscapula BMI Subscapula BMI Subscapula 1.000 .880 . .000** 80 80 .880 1.000 .000** . 80 80 Model Summary

Model r R2 Adjust R2 Std. Error of the Estimate

1 .880 (a) .774 .771 2.45306

a Predictors : (Constant), Subscapula

ANAVA (b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual Total 1604.575 469.365 2073.940 1 78 79 1604.575 6.017 266.652 .000**(a)

a Predictors : (Constant), Subscapula

b Dependent Variable : BMI

Coefficients (a)

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model

B Std. Error Beta

t Sig.

1 (Constant)

Subscapula

12.409

.442

.759

.027 .880

16.345

16.329

.000**

.000**

(13)

38

Grup Statistic

Gizi N Triceps Mean Std. Deviasi Std. Error Mean

BMI <25

BMI ≥25

50 30 23.8600 34.9333 6.26949 7.36222 .88664 1.34415

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means Levene’s

Test for

equality of

Variances

95% Confidence

Interval of the

Difference Triceps F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Diffrence Std. Error Difference Lower Upper Equal variances assumed

1.957 .166

-7.160 78 .000** -11.0733 1.54652

-14.15221 -7.99445 Equal variances not assumed

-6.877 53.709 .000** -11.0733 1.61024

-14.30207

-7.84459

Descriptive Statistics

Mean Std.Deviation N

BMI Triceps 23.9696 28.0125 5.12371 8.56619 80 80 Correlations

BMI Triceps

(14)

39

Model Summary

Model r R2 Adjust R2 Std. Error of the Estimate

1 .733 (a) .537 .531 3.50804

a Predictors : (Constant), Triceps

ANAVA (b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

1114.045

959.895

2073.940

1

78

79

1114.045

12.306

90.526 .000**(a)

a Predictors : (Constant), Triceps

b Dependent Variable : BMI

Coefficients (a)

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model

B Std. Error Beta

t Sig.

1 (Constant)

Triceps

11.690

.438

1.349

.046 .733

8.666

9.515

.000**

.000**

(15)

40

Lampiran 4 : Foto Pengukuran TB, BB, dan TLK

Pengukuran TB dan BB

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Modernisasi membawa beberapa konsekuensi negatif, secara langsung

maupun tidak langsung telah mengarahkan terjadinya penyimpangan pola makan

dan aktivitas fisik yang berperanan penting terhadap munculnya obesitas.

Obesitas adalah suatu peningkatan massa jaringan lemak tubuh yang

menyebabkan kelebihan BB (berat badan) sebanyak 20 % atau lebih. Obesitas

merupakan faktor risiko mengidap berbagai penyakit noninfeksi kronis, seperti

penyakit jantung koroner, diabetes mellitus tipe II, dan hipertensi. Penyakit

noninfeksi kronis di kalangan orang obese 1.5-2 kali lebih banyak dibandingkan

dengan orang non obese. Menurut WHO tahun 2000 obesitas merupakan masalah

global yang melanda masyarakat dunia, baik di negara maju maupun di negara

berkembang (Kunkun, 2004). Prevalensi wanita obese di China ± 40% dari

populasi (www.iuns.org, 2002).

BMI (Body Mass Index) merupakan cara yang sederhana untuk mengukur

tingkat obesitas, yang didapat dengan cara membagi BB (berat badan) dalam

kilogram dengan kuadrat TB (tinggi badan) dalam meter kuadrat. Nilai BMI yang

didapat tidak bergantung pada umur dan jenis kelamin. BMI dapat digunakan

untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena risiko penyakit jantung

koroner, diabetes mellitus tipe II, dan hipertensi yang disebabkan oleh obesitas

(www.obesitas.web, 2006). BMI berhubungan kuat dengan lemak tubuh, bila

BMI dalam kategori tinggi, kebanyakan mempunyai lemak tubuh di atas 30 %

(Ellis Kenneth, 2001). Peningkatan lemak tubuh, begitu juga peningkatan BMI,

akan menyebabkan peningkatan risiko untuk mengidap penyakit jantung koroner,

diabetes mellitus tipe II, dan hipertensi.

Salah satu cara untuk memprediksi timbunan lemak subkutan, yang juga dapat

memperkirakan lemak tubuh adalah dengan metode Physical Anthropometry

dengan menggunakan skinfold calipers. Keuntungan pengukuran dengan alat ini,

(17)

2

yaitu mudah, cepat, tidak mahal dan dapat dipakai untuk memperkirakan % BF

(Body Fat Percentation / Persentase Lemak Tubuh) (Doyle, 1998). Pada

penelitian ini, akan dilakukan pengukuran TLK (Tebal Lipatan Kulit) Triceps dan

Subscapula untuk mengetahui hubungannya dengan BMI.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah TLK Triceps pada obese lebih besar daripada non obese.

2. Apakah BMI berhubungan dengan TLK Triceps.

3. Apakah TLK Subscapula pada obese lebih besar daripada non obese.

4. Apakah BMI berhubungan dengan TLK Subscapula.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Ingin mengetahui apakah TLK Triceps pada obese lebih besar daripada

non obese.

2. Ingin mengetahui apakah BMI berhubungan dengan TLK Triceps.

3. Ingin mengetahui apakah TLK Subscapula pada obese lebih besar

daripada non obese.

4. Ingin mengetahui apakah BMI berhubungan dengan TLK Subscapula.

1.4 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa mempertahankan berat

badan ideal dapat menurunkan risiko menderita penyakit jantung koroner,

(18)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Obesitas adalah suatu peningkatan massa jaringan lemak tubuh yang dapat

menyebabkan kelebihan berat badan sebanyak 20 % atau lebih (Kunkun, 2004).

Untuk menentukan tingkat obesitas digunakan suatu pengukuran standar

internasional, yaitu BMI. Untuk orang Asia, dikatakan obesitas bila nilai BMI ≥ 25 kg/m2 (Djoko, 2006). Pengukuran BMI mudah, akurat dan berhubungan dengan pengukuran obesitas yang lain, seperti TLK, lingkar perut, dan

perbandingan lingkar pinggang dengan pinggul (Schroeder and Martorell, 1999).

Pada penelitian Schroeder dan Martorell (1999), dikatakan bahwa BMI

berhubungan kuat dengan % BF dengan r = 0.8. Salah satu cara untuk mengetahui

% BF adalah mengukur TLK dengan menggunakan Skinfold Calipers. TLK dapat

diukur pada Triceps, Biseps, Subscapula, Suprailiaca dan Midaxillaris.

Pada pengukuran dua atau lebih TLK diperoleh perbedaan prediksi

lemak tubuh antara orang obese (R2 = 0.80) dengan orang non obese (R2 = 0.48)

(Bray, DeLany, Harsha, et al, 2001). Distribusi lemak subkutan berhubungan

dengan jenis kelamin, ras dan umur. Pada penelitian ini subjek penelitian adalah

wanita berumur antara 20 – 50 tahun.

Hipotesis

1. TLK Triceps pada obese lebih besar daripada non obese.

2. BMI berhubungan dengan TLK Triceps.

3. TLK Subscapula pada obese lebih besar daripada non obese.

(19)

4

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik, dengan rancangan pengambilan

sampel cross sectional. Penelitian dilakukan pada 80 orang karyawan wanita

berumur antara 20-50 tahun, yang terdiri dari 30 orang obese dan 50 orang non

obese.

Dilakukan pengukuran TLK Triceps dan Subscapula dalam mm dengan

Skinfold Calipers.

Analisis statistik dengan menggunakan uji ‘t’ tidak berpasangan dan analisis

regresi korelasi linear sederhana dengan α = 0.05.

1.7 Lokasi dan Waktu

1. Lokasi

Sebuah Perusahaan Garmen

Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat

Kampus Universitas Kristen Maranatha

2. Waktu

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. TLK Triceps obese lebih besar daripada TLK Triceps non obese.

2. BMI berhubungan linier dan kuat dengan TLK Triceps.

3. TLK Subscapula obese lebih besar daripada TLK Subscapula non obese.

4. BMI berhubungan linier dan kuat dengan TLK Subscapula.

5.2 Saran

1. Untuk memantau adanya obesitas dapat dilakukan pengukuran lemak

tubuh dengan cara menentukan BMI, mengukur TLK Triceps dan

Subscapula.

2. Hendaknya masyarakat dapat mempertahankan berat badannya dengan

pola hidup sehat dan olahraga teratur, sehingga dapat menurunkan faktor

risiko untuk mengidap penyakit : ± Jantung Koroner

± Diabetes Mellitus Tipe II

± Hipertensi

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2006. Body Mass Index (BMI) = Indeks Massa Tubuh http://www.obesitas.web.id/indonesia/bmi(i).html. Accessed on 20 Agustus 2006.

__________. 2002. The Global Challange of Obesity and The Internasional Obesity Task Force. http://www.iuns.org/features/obesity/tabfig.htm#figure%201. Accessed on 12 Januari 2007.

__________. 2000. Distribusi Lemak. http://www.obesitas.web.id/indonesia/fat(i).html. Accessed on 20 Agustus 2006.

____________. 2006. http://www.westonshealth.co.uk/acatalog/info_AO5028.html.

Accessed on 20 Agustus 2006.

Bray G.A., Delany J.P , Harsha D.W., et al. 2001. Evaluation of body fat in fatter and leaner 10-y-old African American and white children : the Baton Rouge Children’s Study. Am J Clin Nutr. 2001; 73 : 687 - 702.

Depkes RI. 1994. Pedoman Praktis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa. Jakarta. hal. 4.

Doyle J. A. 1998. Body Composition. http://www2.gsu.edu/~wwwfit/bodycomp.html. Accessed on 3 Oktober 2005.

Djoko M. 2006. Mampu Menurunkan 100 Kg. http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/27/ragam01.htm. Accessed on 20 Agustus 2006.

Ellis, Kenneth J. 2001. Selected Body Composition Methods Can Be Used in Field Studies. Am J of Nutr. 2001; 131 : 1589S - 1595S.

Erik Tapan. 2005. Penyakit Degeneratif. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Gramedia. Jakarta. hal 103 – 108.

(22)

33

Gibson R. S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University Press. New York Oxford. page 187 – 197.

H. Kunkun K. Wiramihardja. 2004. Obesitas dan Penanggulangannya. Granada. Bandung. hal. 7-8, 57-61, 75-89.

I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. hal. 36 – 62, 191 - 195.

Schroeder D. S., Martorell R. 1999. Fatness and body mass index from birth to young adulthood in a rural Guatemalan population. Am J Clin Nutr. 1999; 70 : 137S - 44S.

Gambar

Tabel Karakteristik Data Pada Subjek Obese (BMI ≥ 25)
Tabel Karakteristik Data Pada Subjek Non Obese (BMI < 25)

Referensi

Dokumen terkait

Metode &amp; Sampel: Penelitian ini menggunakan rancangan analitik

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan antara nilai SGPT dan SGOT dengan kejadian drug

Jenis penelitian deskrptif dengan rancangan penelitian Cross Sectional, bertujuan mengetahui prevalensi dan pengaruh antara Body Mass Index (BMI) dengan prevalensi PMS

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan secara cross sectional untuk mengetahui hubungan antara hasil

Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik dengan metode cross sectional (potongan melintang) untuk mengetahui hubungan

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan metode observasional analitik. Penelitian dirancang dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara infeksi parasit