• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco."

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO YOHANES BOSCO

Oktofianus Leki Taek 131134206

Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Produk yang diintegrasikan pada pendidikan emansipatoris ini, siswa diajak untuk mengetahui serta belajar dari dunia nyata serta mengalami suatu pengalaman yang bermakna dalam kehidupan siswa. Tujuan dari pembuatan produk tersebut adalah fokus pada siswa agar mereka mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab, peduli pada lingkungan, menjadi pribadi yang humanis, demokratis, dan mampu berpikir kritis, serta mampu menghadapi keadaan sosial di sekitar mereka.

Penelitian pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris ini, menggunakan metode penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson dalam Harsono. Metode ini digunakan untuk mengetahui (1) prosedur pengembangan, (2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan pengembangan RPP yang berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Pengembangan produk tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Kelebihan dari pengembangan ini adalah siswa belajar langsung dari lingkungan sekitar, meningkatkan sikap peduli lingkungan dengan cara mengajak siswa untuk mengamati lingkungan sekitar, mengajarkan sikap tanggung jawab serta berpikir kritis. Prosedur pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris ini melalui lima langkah (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk, (3) revisi produk, (4) implementasi produk, (5) evaluasi dan refleksi.

Hasil implementasi dalam penelitian menunjukkan bahwa produk RPP berintegrasi pendidikan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco, menunjukkan memberikan hasil yang positif yaitu dari refleksi 22 siswa yang didapatkan umumnya semuanya mengatakan senang bisa belajar langsung di lingkungan atau di luar kelas dan siswa juga mampu mensimulasikan atau mempraktekan media yang disiapkan terkait proses terjadinya banjir, tanah longsor dan abrasi. Proses pembelajaran ini juga siswa aktif dalam mengikutinya. Dengan demikian, produk yang dihasilkan menunjukkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPA kelas IV. Di mana, nilai yang didapatkan dari validator pakar IPA dan guru IPA kelas IV B skor rerata adalah 3,08. Kata kunci: Pendidikan emansipatoris, pembelajaran IPA, semangat Santo Yohanes Bosco.

(2)

LEARNING CLASS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BY SPIRIT OF SAINT JOHN BOSCO

Oktofianus Leki Taek 131134206

Sanata Dharma University

This research aims to develop products such as integrated RPP emancipatory education in science teaching class IV B grade Frater Don Bosco Manado based on the spirit of St. John Bosco. Products that are integrated on this emancipatory education, students are encouraged to know and learn from their real world and experience a meaningful experience in student life. The purpose of making these products were to focus on the students to be able to be individual capable of responsible care of the environment, being personally humanist, democrations, and able to think critically and be able to face the social circumstances surrounding them.

Research development of RPP integrated this emancipatory education, using the method of research and development by Tomlinson in Harsono. This method were used to determine (1) the development procedure, (2) the quality of the products produced by developing lesson plans that integrate emancipatory education in science teaching class IV B grade Frater Don Bosco Manado based on the spirit of St. John Bosco. The product development using contextual learning approach. The surplus of this development was that students learn directly from the surrounding environment, improve the attitude of caring for the environment by refering students to observe in the neighborhood, teaches the attitude of responsibility and critical thinking. RPP development procedures to integrated these emancipatory education through the five steps (1) analysis of needs, (2) design of the product, (3) the revision of the product, (4) implementation of the product, (5) evaluation and reflection.

The results of the implementation of the research showed that the product RPP integrated an education emancipatory in science teaching kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado based on the spirit of St. John Bosco, showed positive results are a reflection of 22 students who be obtained generally all said they were delighted to learn directly in the neighborhood or outside the classroom, and students were are also able to simulate or practice prepared media related to the occurrence of floods, landslides and abrasion. The learning process are also an active student in the following study. Thus, the resulting product showed viable for used in science teaching fourth grade. Where, the value obtained from expert validator IPA and science teacher class IV grade and the average score is 3.08.

Keywords: emancipatory education, science learning, the spirit of Saint John Bosco.

(3)

i

PENGEMBANGAN RPP BERINTEGRASI PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO

YOHANES BOSCO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

OKTOFIANUS LEKI TAEK NIM: 131134206

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii

(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya tulis sederhana ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan dan Bunda Maria yang telah menyertai saya selama menjalankan kuliah dan sampai menyelesaikan tulisan ini saya selalu diberi kesehatan yang baik.

2. Kedua orang tuaku, Kakak dan adik-adik. 3. Kongregasi Frater CMM

4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma

(7)

v MOTTO

“Pujilah Allh setiap waktu dan berdoalah kepada-Nya, supaya Ia membimbing jalanmu dan merestui segala rencanamu”

(Tobit. 4:20 )

“Inilah diriku dengan segala kekurangan dan kelebihanku,

namun jadikanlah aku sebagaimana yang Engkau kehendaki”.

“Kedisiplinan disertai, ketulusan, kesabaran, dan usaha adalah hal yang terbaik untuk meraih kesuksesan.”

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, selayaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Maret 2017 Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Oktofianus Leki Taek

Nomor Mahasiswa : 131134206

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN RPP BERINTEGRASI PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO

YOHANES BOSCO

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

pada tanggal, 23 Maret 2017

Yang menyatakan

(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN RPP BERINTEGRASI PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO

YOHANES BOSCO Oktofianus Leki Taek

131134206

Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Produk yang diintegrasikan pada pendidikan emansipatoris ini, siswa diajak untuk mengetahui serta belajar dari dunia nyata serta mengalami suatu pengalaman yang bermakna dalam kehidupan siswa. Tujuan dari pembuatan produk tersebut adalah fokus pada siswa agar mereka mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab, peduli pada lingkungan, menjadi pribadi yang humanis, demokratis, dan mampu berpikir kritis, serta mampu menghadapi keadaan sosial di sekitar mereka.

Penelitian pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris ini, menggunakan metode penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson dalam Harsono. Metode ini digunakan untuk mengetahui (1) prosedur pengembangan, (2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan pengembangan RPP yang berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Pengembangan produk tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Kelebihan dari pengembangan ini adalah siswa belajar langsung dari lingkungan sekitar, meningkatkan sikap peduli lingkungan dengan cara mengajak siswa untuk mengamati lingkungan sekitar, mengajarkan sikap tanggung jawab serta berpikir kritis. Prosedur pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris ini melalui lima langkah (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk, (3) revisi produk, (4) implementasi produk, (5) evaluasi dan refleksi.

Hasil implementasi dalam penelitian menunjukkan bahwa produk RPP berintegrasi pendidikan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco, menunjukkan memberikan hasil yang positif yaitu dari refleksi 22 siswa yang didapatkan umumnya semuanya mengatakan senang bisa belajar langsung di lingkungan atau di luar kelas dan siswa juga mampu mensimulasikan atau mempraktekan media yang disiapkan terkait proses terjadinya banjir, tanah longsor dan abrasi. Proses pembelajaran ini juga siswa aktif dalam mengikutinya. Dengan demikian, produk yang dihasilkan menunjukkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPA kelas IV. Di mana, nilai yang didapatkan dari validator pakar IPA dan guru IPA kelas IV B skor rerata adalah 3,08.

(11)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT EMANCIPATORY EDUCATION INTEGRATE RPP SIENCE LEARNING CLASS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BY

SPIRIT OF SAINT JOHN BOSCO Manado based on the spirit of St. John Bosco. Products that are integrated on this emancipatory education, students are encouraged to know and learn from their real world and experience a meaningful experience in student life. The purpose of making these products were to focus on the students to be able to be individual capable of responsible care of the environment, being personally humanist, berdemokratis, and able to think critically and be able to face the social circumstances surrounding them.

Research development of RPP integrated this emancipatory education, using the method of research and development by Tomlinson in Harsono. This method were used to determine (1) the development procedure, (2) the quality of the products produced by developing lesson plans that integrate emancipatory education in science teaching class IV B grade Frater Don Bosco Manado based on the spirit of St. John Bosco. The product development using contextual learning approach. The surplus of this development was that students learn directly from the surrounding environment, improve the attitude of caring for the environment by refering students to observe in the neighborhood, teaches the attitude of responsibility and critical thinking. RPP development procedures to integrated these emancipatory education through the five steps (1) analysis of needs, (2) design of the product, (3) the revision of the product, (4) implementation of the product, (5) evaluation and reflection.

The results of the implementation of the research showed that the product RPP integrated an education emancipatory in science teaching kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado based on the spirit of St. John Bosco, showed positive results are a reflection of 22 students who be obtained generally all said they were delighted to learn directly in the neighborhood or outside the classroom, and students were are also able to simulate or practice prepared media related to the occurrence of floods, landslides and abrasion. The learning process are also an active student in the following study. Thus, the resulting product showed viable for used in science teaching fourth grade. Where, the value obtained from expert validator IPA and science teacher class IV grade and the average score is 3.08.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur yang berlimpah penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang maha belaskasih, atas berkat hidup, kesehatan yang telah diberikan kepada penulis, sehingga sampai saat ini penulis masih merasakan kasih dan kebaikan yang besar dari pada-Nya. Lebih dari itu penulis juga bersyukur sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya. Semuanya ini penulis menyadari bahwa ada berbagai pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini dengan harapan untuk terus berjuang dalam mencapai cita-cita.

Untuk itu semua, pada kesempatan yang penuh kegembiraan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti., S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi., S.S., M.Pd selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Eny Winarti, M.Hum, Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, sumbangan pikiran untuk memberikan pengetahuan, kesabaran, memotivasi, untuk membimbing serta memberikan teladan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Wahyu Wido Sari, M. Biotech selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi, menyumbangkan pikiran untuk memberikan pengetahuan, kesabaran serta teladan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh.

7. Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah menjadi wadah bagi penulis untuk menimba ilmu.

(13)

xi

9. Kepala sekolah SD Frater Don Bonsco Manado Fr. Yasintus Seran, S.Pd yang telah memberikan izin serta masukan-masukan kepada peneliti selama melakukan penelitian.

10. Pakar pembelajaran IPA “RM.W” yang telah bersedia untuk menjadi

validator pengembangan produk.

11. Guru IPA kelas IV B “YS” dan guru IPA kelas VI “TF” SD Frater Don Bosco Manado yang telah menjadi validator pengembangan produk sekaligus telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

12. Para siswa Kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado yang turut membantu penulis untuk melakukan penelitian baik di kelas maupun di luar kelas.

13. Kongregasi Frater CMM yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk studi serta peranan dalam perkembangan kepribadian menjadi dewasa. 14. Para Romo dan para Frater komunitas Provinsialat Frater CMM Yogyakarta

yang selalu memberikan dukungan penuh dan semangat kepada penulis. 15. Para guru SD Frater Don Bosco Manado yang turut mendukung peneliti

selama melakukan penelitian.

16. Para Frater Komunitas Manado yang telah mendukung dan memberi tempat kepada penulis selama melakukan penelitian.

17. Bapak Leonardus Taek dan Ibu Belandina Teu yang telah melahirkan, membesarkan, merawat dan selalu memanjatkan doa untuk penulis.

18. Kakak Lorens, Kakak Sinta, Adik Sela, Are, Emi, Adriana, Buik dan Erik yang memberikan penghiburan yang hangat kepada penulis.

19. Teman-teman seangkatan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang juga telah menjadi rekan, teman dengan cara masing-masing dalam mendukung penulis. 20. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

(14)

xii

dan saran demi melengkapi dan membuat tulisan ini menjadi layak untuk dibagikan dan dipercaya.

Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua orang yang membaca dan membutuhkannya.

Penulis

(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

(16)

xiv

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 9

BAB II ... 10

LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kilas Pandang Kota Manado ... 10

2.1.2 Letak dan Keadaan Geografis Kota Manado ... 11

2.1.3 Latar belakang pendidikan dan ekonomi masyarakat Manado ... 12

2.1.4 Sejarah Singkat SD Frater Don Bosco Manado ... 14

2.1.5 Pelindung persekolahan Frater Don Bosco ... 15

2.1.6 Visi dan Misi SD Frater Don Bosco Manado ... 20

2.2 Pendidikan Emansipatoris ... 21

2.2.1 Pengertian Pendidikan Emansipatoris ... 21

2.2.2 Tujuan Pendidikan Emansipatoris ... 23

2.2.3 Tiga kata kunci Model Pendidikan Emansipatoris ... 23

2.2.3.1 Humanis ... 23

2.2.3.2 Kesadaran Kritis ... 24

2.2.3.3 Demokratis ... 25

2.2.4 Hakikat pembelajaran IPA ... 26

2.2.5 Tujuan Pembelajaran IPA ... 27

2.2.6 Pembelajaran IPA di SD ... 28

2.3 Hasil Wawancara Penggiat PSL ... 29

2.4 Penelitian yang Relevan ... 33

(17)

xv

2.6 Pertanyaan Penelitian ... 35

BAB III ... 37

METODOLOGI PENELITIAN ... 37

3.1 Jenis Penelitian ... 37

3.2 Setting Penelitian ... 38

3.2.1 Tempat dan waktu Penelitian ... 38

3.2.2 Subjek Penelitian ... 38

3.3 Prosedur Pengembangan ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.4.1 Observasi ... 43

3.4.2 Wawancara ... 44

3.4.3 Kuesioner ... 44

3.4.4 Dokumentasi... 45

3.5 Instrumen Penelitian ... 45

3.6 Teknik Analisis Data ... 46

3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif... 46

3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif... 47

BAB IV ... 49

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.2 Hasil Pengembangan ... 49

4.3 Data Hasil Penilaiaan Validator ... 70

(18)

xvi

4.4.1 Proses Revisi Produk ... 76

4.4.2 Kualitas Kelayakan RPP ... 77

4.4.3 Keaktifaan Siswa dalam Pembelajaran IPA ... 77

4.4.4 Evaluasi dan Refleksi Siswa ... 78

BAB V ... 80

KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 81

5.3 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(20)

xviii

DAFTAR TABEL

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan ... 86

Lampiran 2 Instrumen validasi kualitas produk untuk pakar ... 87

pembelajaran IPA dan guru pembelajaran IPA Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Untuk Siswa ... 89

Lampiran 4 Hasil wawancara dengan guru kelas IV ... 90

SD Frater Don Bosco Manado Lampiran 5 Silabus Pembelajaran ... 95

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 100

Lampiran 7 Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPA ... 119

Lampiran 8 Hasil Validasi Guru IPA) Kelas IV B ... 121

Lampiran 9 Lembar Validasi Guru IPA Kelas VI ... 123

Lampiran 10 Hasil Wawancara 10 Siswa Kelas IV B ... 125

SD Frater Don Bosco Manado Lampiran 11 Refleksi Siswa Kelas IV SD Frater Don Bosco Manado ... 130

Lampiran 12 Instrumen Validasi Pengembangan RPP ... 135

untuk pakar pembelajaran IPA, dan guru IPA Lampiran 13 Surat IjinPenelitian ... 141

LampIran 14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 142

Lampiran 15 Dokumen Kegiatan ... 143

(22)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) Latar belakang masalah, (2) Rumusan masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Batasan istilah, dan (6) Spesifikasi Produk yang diharapkan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Sikap keserakahan manusia selama ini telah menjadi suatu permasalahan yang sangat serius dan tidak dapat dikendalikan. Hal ini nampak dalam tindakan manusia tertentu ketika berhadapan dengan lingkungan, yang selama ini menjadi sumber utama dalam pemenuhan kebutuhan baik bagi manusia maupun penghuni bumi lainnya. Kehadiran perusahaan-perusahaan, pertambangan, pembukaan lahan sawit dengan cara membakar hutan, pencemaran dengan bahan kimia, dapat merusak lingkungan dan ekologi lainnya. Keasrian dan keutuhan lingkungan hidup terancam punah oleh karena ulah manusia yang kurang bertanggung jawab. Kenyataan-kenyataan yang terjadi seperti inilah yang bisa mengakibatkan berbagai bencana alam di berbagai tempat. Sebagaimana yang kita sudah saksikan sendiri, bencana terjadi di mana-mana, seperti: banjir, tanah longsor, pencemaran lingkungan hidup, bahkan terjadinya kelangkaan air bersih, yang tentu mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya.

(23)

Hendaknya pemerintah maupun pihak terkait lebih selektif dalam memberi izin, baik selektif atas lahan yang hendak digarap, maupun selektif dalam hal pihak yang akan menggarap. Jika salah dalam hal pemilihan lahan maupun pemilihan si penggarap maka hal ini bisa saja berakibat fatal terhadap lingkungan sekitar, yaitu terjadinya kerusakan lingkungan. Adanya perusahaan-perusahaan yang besar, belum tentu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat setempat tetapi sebaliknya masyarakat setempat bisa saja tetap mengalami penderitaan karena wilayah pemukiman dan tempat mencari nafkah dari masyarakat diambil alih oleh pihak perusahaan tanpa adanya ganti rugi ataupun tanpa adanya jaminan pemeliharaan serta pelestarian lingkungan dimaksud. Untuk menunjang kesejahteraan umum janganlah hanya melihat satu sudut pandang saja, tetapi harus melihat berbagai sudut pandang, antara lain kehidupan manusia sekitar, lingkungan alam, ekologi yang ada bahkan budaya setempat. Ketika sebuah lahan hendak digarap oleh pihak mana pun, hendaknya juga memperhitungkan kenyamanan bagi masyarakat setempat serta keseimbangan kehidupan dalam lingkungan itu sendiri. Dengan kata lain, benar-benar memberi perhatian terhadap keutuhan lingkungan dan sungguh bersahabat dengan lingkungan setempat.

Sangat disayangkan, idealisme ini masih luput dari perhatian para penguasa. Maka tidak heran, jika masyarakat dan lingkungan serta ekologi menjadi korban dari keserakahan para pihak yang tidak bertanggung jawab.

(24)

yang sangat menakutkan. Misalnya, tahun 2014 terjadi banjir yang hampir menyeluruh di kota Manado termasuk persekolahan SD Frater Don Bosco Manado.

Kota Manado merupakan sebuah kota yang sangat padat penduduk. Selain padat penduduk, kota ini juga dipadati dengan berbagai bangunan mall, pertokoan, restoran, hotel-hotel berbintang, dan juga bangunan-bangunan lainnya. Bencana banjir yang sering terjadi di kota Manado disebabkan oleh human error. Human error yang dimaksud di sini adalah kebiasaan buruk masyarakat kota Manado dalam berbagai hal, seperti: membuang sampah sembarangan, membangun rumah di sekitar aliran sungai, penimbunan laut atau reklamasi untuk membangun mall serta ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar.

Banjir, tanah longsor, gunung meletus, angin puting beliung, tsunami, yang semuanya mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan ekologi, menjadi hal yang sangat menakutkan bagi manusia. Meskipun demikian, kita harus tetap bertanya pada diri sendiri. Apakah kita sebagai manusia penghuni alam semesta, yang berakal, memiliki rasa dan berkehendak, sungguh peduli terhadap alam semesta? Apakah kita manusia sudah berusaha untuk menjaga keutuhan dan kelestarian alam semesta ini?

(25)

perusahaan-perusahaan yang besar, pembukaan lahan sawit, membuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara liar dan eksploitasi yang besar-besaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan dan masyarakat setempat. Hal ini terjadi karena pihak-pihak tersebut belum sepenuhnya mampu dan/atau mau memaknai arti lingkungan alam dalam kehidupannya. Ketidak-mampu-an dan/atau ketidak-mau-an pihak tertentu untuk memaknai arti lingkungan hidup bagi kehidupannya juga dipicu oleh faktor ekonomi. Dengan kemendesakan pemenuhan kebutuhan ekonomi tersebut, alam semesta menjadi sasaran eksploitasi manusia tanpa memikirkan akibat yang terjadi, baik sekarang maupun di kemudian hari.

Berhadapan dengan permasalahan lingkungan hidup, penanaman nilai yang berkaitan dengan alam semesta lewat model pendidikan emansipatoris dipandang sangatlah penting. Pendidikan emansipatoris, merupakan salah satu pendidikan yang mampu menyadarkan siswa bahwa ia mampu untuk belajar dari lingkungan sekitar, menyadari keberadaannya, baik siswa maupun guru adalah sama-sama makhluk pembelajar serta mampu untuk berpikir kritis (Anggadewi dan Winarti, 2015). Harun (2015) dalam bukunya, memaparkan bahwa sudut pandang pembelajaran yang ditawarkan dan perlu diperhatikan dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan alam dan ekologis adalah (1) belajar untuk menghargai lingkungan, (2) belajar dari realitas yang ada, dan (3) mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, dengan demikian (4) anak-anak itu juga akan belajar menghargai dan mencintai lingkungan itu sendiri.

(26)

melalui Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Melalui mata pelajaran IPA ini, guru menanamkan cinta lingkungan hidup kepada anak-anak didik, sebab dengan mendalami Mata Pelajaran IPA, peserta didik mampu meningkatkan proses berpikirnya dalam usaha memahami fenomena-fenomena alam. Untuk mencapai tujuan ideal ini, maka hendaknya guru menerapkan model pendidikan emansipatoris. Dengan demikian guru tidak hanya menjelaskan dan memberi informasi di depan kelas dan murid hanya menerima dan mendengarkannya, melainkan kedua belah pihak (guru dan peserta didik) berperan secara aktif ketika mendalami suatu topik pembelajaran.

(27)

Penelitian ini dibatasi pada Standar Kompetensi 10: Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, dan Kompetensi Dasar 10.3: Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPP).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk RPP yang terintegrasi dengan pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk memaparkan pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris dalam pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.

(28)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang positif dalam konteks pendidikan dan lingkungan khususnya untuk anak SD Usia 8-11 tahun di lingkungan SD Frater Don Bosco Manado agar dapat menjaga lingkungan dan ekologi yang ada di sekitarnya.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti

Peneliti ingin mengembangkan model pendidikan emansipatoris ini, sehingga menjadi bekal dan sekaligus pengalaman baru bagi penulis ketika nantinya penulis menjadi seorang guru di salah satu sekolah. 2. Bagi guru

Dapat memberikan motivasi kepada guru SD untuk mengembangkan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris serta menanamkan sikap cinta siswa terhadap lingkungan berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.

3. Bagi siswa

(29)

4. Bagi sekolah

Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan RPP berdasarkan pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV SD.

5. Bagi prodi PGSD

Menambah bahan pustaka prodi PGSD terkait dengan pendidikan emansipatoris berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Pengembangan RPP merupakan acuan bagi guru untuk mencapai kompetensi dasar dalam pembelajaran dan guru dapat mengembangkannya sehingga agar proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung dalam suasana aktif, kreatif, motivatif serta menyenangkan bagi siswa.

1.5.2 Pendidikan emansipatoris merupakan suatu pendidikan yang memberikan suatu peluang kepada manusia untuk menyadari keberadaan serta mampu menanggapi realitas hidupnya.

1.5.3 Pembelajaran IPA adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari seluk-beluk alam serta mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah.

(30)

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan (1) Kajian Pustaka (2) Penelitian yang Relevan, dan (3) Kerangka Berpikir, serta (4) Pertanyaan Penelitian.

2.1 KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Kilas Pandang Kota Manado

Pemberian suatu nama, apakah itu nama diri, nama pulau, nama sungai atau pun nama suatu negara, biasanya memiliki latar historis. Berdasarkan asal-usul kata (etimologi), Minahasa berasal dari kata dasar asa atau esa yang berarti satu, dengan awalan ma dan sisipan in yang berarti menjadi. Mina-esa dari bahasa Tombulu berarti menjadi satu atau kesatuan. Istilah Minahasa sendiri awalnya tidak ditunjuk sebagai suatu wilayah administrasi atau pun penduduk. Demikian juga dengan istilah Manado. Nama pulau Manado Tua mulanya disebut Manarow, berasal dari bahasa Tontembuan, yang berarti, "sesuatu yang terletak di seberang," yaitu pulau batu atau pulau gunung yang berhadapan langsung dengan tempat bernama Wenang. Nama wenang sendiri adalah nama jenis pohon yang dalam bahasa latin disebut: Macaranga Hispida (Kaunang, 2010).

(32)

mendirikan pemukiman Kampung Arab di pusat kota. Manado kemudian berkembang dengan masyarakat turunan Spanyol, Portugis, Belanda, dan Jerman, serta dengan kedatangan turunan Jawa, Banjar, Flores, Timor, Maluku hingga terbentuk masyarakat heterogen dengan bahasa Melayu pasar (dialek Manado) sebagai bahasa pengantar. Pada 1854, jumlah penduduk Manado berkisar 2.529 orang. Di antaranya terdapat 291 turunan Eropa, 630 turunan Cina dan 1.043 turunan Borgo (Indo-Eropa), selebihnya turunan Arab dan pribumi Minahasa. Hal ini terjadi karena Manado hanya berfungsi sebagai pusat niaga untuk berbelanja dan bukan tempat pemukiman bagi pribumi yang tetap tinggal di pedalaman.

2.1.2 Letak dan Keadaan Geografis Kota Manado

Kota Manado terletak di ujung pulau Sulawesi dan merupakan kota terbesar di belahan Sulawesi Utara sekaligus sebagai Ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. Secara geografis Kota Manado terletak di antara 1°25‟88”-1°39‟50” LU dan 124°47‟00” - 124°56”00” Bujur Timur.

Luas wilayah Kota Manado berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1988 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Manado dan Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa, yang semula 2.369 hektar bertambah menjadi 15.726 hektar. Kota Manado berperan sebagai Ibu Kota Sulawesi Utara, dengan luas wilayah 157,26 km2, berpenduduk 372.887 jiwa.

Kota Manado dilintasi oleh lima sungai besar, yaitu sungai Tondano, sungai

Bailang, sungai Tikala, sungai Sario, dan sungai Malalayang. Sungai ini berhulu di Danau

Tondano dan bergabung dengan sungai Tikala di tengah kota sebelum bermuara di Teluk

(33)

2.1.3 Latar Belakang Pendidikan dan Ekonomi Masyarakat Manado 2.1.3.1Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Manado

Pada umumnya tingkat pendidikan di kota Manado boleh dikatakan cukup baik, karena tersedianya fasilitas pendidikan yang cukup memadai. Dengan adanya pertumbuhan sumber daya manusia yang semakin meningkat, perkembangan pendidikan juga sekaligus mengalami peningkatan. Perkembangan pendidikan ini ditandai dengan meningkatnya pembangunan fisik sekolah, mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi dalam usaha menunjang proses pembelajaran bagi para siswa dan mahasiswa. Peneliti juga mendapatkan informasi yang sama ketika melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas IV SD Frater Don Bosco Manado, tanggal 23 November 2016. Mereka mengatakan bahwa perkembangan pendidikan di kota Manado bertumbuh dengan sangat cepat, di mana perkembangan ini juga didorong oleh adanya oleh persaingan yang luar biasa antara sekolah negeri dan swasta. Kepala Sekolah SD Frater Don Bosco Manado juga memaparkan bahwa pada umumnya orang tua siswa-siswi memiliki pendidikan akhir menengah ke atas.

http://disdiknas.sulutprov.go.id/html/index.php?id=profil&kode=52&profil=Profil %20Pendidikan%20Sulut

2.1.3.2 Tingkat Ekonomi Masyarakat Manado

(34)

dan tingkat pendapatan. Berdasarkan data statistik yang dipaparkan dalam

http://www.fokusmanado.com/2012/10/perekonomian-manado-dalam-statistik.html, sebagian besar penduduk Kota Manado bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), guru atau pegawai swasta 41,44%, wiraswasta 20,57%, pedagang 12,85%, petani/peternak/nelayan 9,17%, buruh 8,96%. Sisanya bergerak di sektor jasa dan lain-lain 7%. Jadi perekonomian kota Manado lebih pada sektor perdagangan, perhotelan, restoran, angkutan, komunikasi, dan jasa.

Perekonomian kota Manado bertumbuh di atas 6% sepanjang 2015 dan berada di atas rata-rata Nasional membuat kota ini terpilih sebagai urutan pertama Top 10 Most Recommended Cities for Business 2015 oleh pengusaha nasional (survei Best Cities for Business 2015 oleh Majalah SWA, http://www.antarasulut.com/berita/28341/manado-prospektif-sebagai-kota-bisnis-terbaik-di-indonesia). Hal ini tentu sangat dipengaruhi peran pemerintah dalam memajukan Kota Manado. Pemerintah cukup gencar melakukan promosi dan menarik investor untuk menanamkan modal di daerah ini, pemerintah juga terus melakukan pembangunan infrastruktur dan pengembangan kawasan reklamasi boulevard yang saat ini menjadi pusat bisnis di Manado.

(35)

bermutu di Manado sekaligus juga identik dengan sekolah mahal atau sekolah dengan biaya tinggi. Pada taraf ini, orang tua tidak terlalu mempermasalahkan soal besarnya biaya. Mereka lebih menitikberatkan faktor mutu pendidikan, sarana prasarana yang mendukung proses belajar mengajar, rasa aman dan nyaman bagi para siswa untuk belajar, dalam pemilihan sekolah untuk anak-anak mereka.

2.1.4 Sejarah Singkat SD Frater Don Bosco Manado

(36)

Pada tahun 1927 frateran Manado dipindahkan ke Jalan Kema, yang sekarang disebut Jalan Sudirman yang menjadi kompleks persekolahan SD Frater Don Bosco yang sudah selesai dibangun pada tahun 1929 termasuk komunitas dan asrama. Pada waktu itu, gedung-gedung tersebut digunakan oleh dua sekolah yaitu SD dan SMP Don Bosco. Namun gedung-gedung tersebut, sudah dibongkar dan dibangun secara terpisah antara SD, SMP dan SMA tetapi kompleksnya sangat berdekatan. SD satu gedung dengan TK yang dibangun menjadi tiga lantai sampai sekarang. SD Frater Don Bosco Manado merupakan salah satu sekolah yang sudah cukup lama berkiprah di Sulawesi Utara dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat kota Manado. SD Frater Don Bosco Manado terletak di Jl. Jenderal. Sudirman No. 10 Lawangirung Manado, Sulawesi Utara, 95123. Selain itu, SD Frater Bosco Manado terletak persis di jantung perkotaan yang dikelilingi oleh hotel-hotel berbintang, cukup ramai, dan suasana sangat panas.

2.1.5 Pelindung Persekolahan Frater Don Bosco

Sejak Tahun 1924, Kongregasi Frater CMM “Congregatio Fratrum Beata Mariae Virginis, Matris Misericordiae” telah memulai karya pendidikannya di Sulawesi Utara, khususnya di Manado (1924) dan Tomohon (1929).

(37)

Persekolahan Frater CMM saat ini yang berkedudukan di wilayah-wilayah provinsi tersebut dikelola oleh perwakilan tersendiri di bawah koordinasi Yayasan Don Bosco yang berpusat di Manado-Sulawesi Utara (YDB 2014).

Sejak berdirinya sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Frater CMM baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan Negara Republik Indonesia, sekolah-sekolah yang dikelola oleh para frater ini bernaung di bawah perlindungan St. Yohanes don Bosco. St. Yohanes don Bosco sebagai pelindung sekolah-sekolah, kini juga telah menjadi pelindung Yayasan persekolahan yang dikelola oleh para Frater CMM. Dengan demikian, baik sekolah, asrama maupun Yayasan yang mengelola semua unit sekolah dan asrama ini, dikenal dengan nama Yohanes don Bosco. Untuk yayasan, menjadi Yayasan Don Bosco Manado. Sedangkan unit sekolah-sekolah maupun, misalnya SD di Manado, dikenal dengan nama SD Frater Don Bosco Manado.

Yohanes Bosco lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di sebuah dusun kecil bernama Becchi di Italia. Ia hidup dan berkarya di Italia (1815-1888). Don Bosco dikenal sebagai anak yang saleh dan sangat dekat dengan kaum muda. Bagi Don Bosco pendidikan merupakan “suatu perwujudan kasih dan pengawasan yang kontinu dengan sukarela” (YDB, 2014).

(38)

(Jena 2010). Cara pendampingan Don Bosco kepada kaum muda: Pertama, sabar dalam melayani dan mendidik kaum muda untuk mengerti. Untuk itu, sebagai guru di sekolah, perlu belajar dari semangat Yohanes Bosco sebagai pelindung sekolah untuk tetap sabar dalam mendampingi para murid di sekolah; Kedua perlu adanya ketulusan dan cinta dalam menjalankan tugas sebagai pendidik di sekolah; Ketiga adalah sikap menghormati berbagai macam perbedaan dari peserta didik itu sendiri karena bagi Don Bosco setiap pribadi murid adalah unik yang perlu dihormati dan dihargai.

Berdasarkan semangat hidup dan seluruh karya Don Bosco, persekolahan SD Frater Don Bosco di bawah naungan Yayasan Don Bosco mengambil tiga kata kunci yang sekaligus menjadi profil atau ciri khas dari Don Bosco, yaitu: fides (beriman), scientia (berilmu), et fraternitas (persaudaraan) (buku petunjuk YDB 2014).

a. Fides atau iman

(39)

Yohanes Bosco dikenal sebagai sosok yang saleh dan takwa pada ajaran Gereja. Oleh sebab itu, seluruh warga sekolah tidak hanya menerima ilmu pengetahuan saja tetapi, pada saat tertentu seluruh warga sekolah juga mengambil waktu untuk tetap menimba dan menambah kekuatan spiritual lewat ibadat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, Perayaan Ekaristi, rekoleksi dan bahkan retret yang diprogramkan oleh sekolah, agar tetap mengalami keseimbangan hidup baik secara rohani maupun jasmani.

b. Scientia atau ilmu

(40)

c. Fraternitas atau Persaudaraan

Fraternitas atau persaudaraan merupakan salah satu ciri khas dari

kongregasi Frater CMM. Kongregasi ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan. Oleh karena itu, kongregasi Frater CMM, yang mengelola berbagai unit sekolah, menempatkan fraternitas ini sebagai nilai luhur yang harus ditanamkan di lingkungan persekolahan Don Bosco. Para frater dalam kerjasamanya dengan para guru dan pelaku pendidikan lainnya di persekolahan Don Bosco, menanamkan nilai-nilai persaudaraan baik di kalangan para siswa maupun guru. Dalam konteks ini, baik siswa maupun guru diajak secara bersama untuk mengenal diri sendiri, teman sebaya, guru dan pada akhirnya mampu bergaul dan bersaudara dengan sesama manusia dan juga dengan lingkungan sekitar, yang menjadi tempat bagi mereka untuk tinggal dan belajar.

Melihat betapa pentingnya nilai persaudaraan ini, maka slah satu cara pendampingan oleh guru terhadap siswanya adalah memberi teladan persaudaraan kepada siswa. Dengan asumsi bahwa pada umumnya siswa sekolah dasar akan cenderung mengimitasi atau mengikuti apa yang dilakukan oleh guru di sekolah. Dengan demikian, guru, selain pendidik, juga harus bisa menjadi contoh dan teladan bagi para siswa.

Fraternitas ini juga sangat berkaitan erat dengan kepribadian santo

(41)

membeda-bedakan atau pilih bulu. Mereka harus mampu mengayomi, para para mengajarkan siswa termasuk mendidik mereka yang dianggap kurang mampu. Dengan demikian, terciptalah dialog yang baik serta suasana kerjasama yang harmonis, saling melayani dengan sepenuh hati.

2.1.6 Visi dan Misi Persekolahan Frater Don Bosco

Untuk mencapai tujuan dari sebuah pendidikan di sekolah, setiap unit sekolah haruslah memiliki visi dan misi yang jelas. Dalam hal ini, SD Katolik Frater Don Bosco memiliki visi sebagai berikut: mewujudkan semangat Santo Yohanes Bosco dalam pribadi warga SD Don Bosco yang beriman dan

berprestasi dalam bidang akademik, olahraga, seni dan budaya serta mandiri

dengan dilandaskan pada kasih persaudaraan.

Untuk mencapai visi tersebut, persekolahan Frater Don Bosco juga sekaligus merumuskan misinya, yaitu: meningkatkan manajemen sekolah dalam rangka menumbuhkan keunggulan, meningkatkan kualitas belajar mengajar untuk

mencapai kompetensi siswa, meningkatkan kualitas Pendidik dan Tenaga

Kependidikan dalam rangka, mewujudkan dan mencapai standar pelayanan

minimal yang dibutuhkan, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana pendukung kegiatan belajar dalam rangka menunjang penguasaan

IPTEK berdasarkan standar yang dibutuhkan siswa, meningkatkan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkualitas dalam membina siswa dalam rangka

mewujudkan sikap kritis, sistematis, cermat dan mandiri serta berbelas kasih,

(42)

tua dan masyarakat di lingkungan sekolah, meningkatkan kualitas dan kreativitas

siswa dalam berkompetisi, memberdayakan lingkungan sekolah dalam rangka

mewujudkan wawasan Wiyata Mandala, meningkatkan semangat dan rasa

persaudaraan antar warga sekolah, serta membentuk warga sekolah yang dapat

menjadi panutan dalam keluarga dan masyarakat.

2.2 Pendidikan Emansipatoris

2.2.1 Pengertian Pendidikan Emansipatoris

Pendidikan emansipatoris menurut Giroux (2001) dipandang sebagai pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis. Masyarakat yang adil artinya bahwa di dalam kehidupan suatu masyarakat itu tidak ada kelompok yang lebih penting dari kelompok lain atau tidak memihak sebelah melainkan seimbang.

(43)

Ada beberapa pengertian dan pemahaman Pendidikan emansipatoris menurut para ahli. Bagi Mangunsong, Pendidikan emansipatoris adalah pendidikan yang mampu memberdayakan dan memberi pencerahan bagi siswa. Dalam hal ini perlu diperhatikan bagaimana bentuk kurikulumnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa dan tujuan pemberdayaan siswa dapat tercapai (Mangunsong, 2005).

Pengertian lain adalah, Pendidikan emansipatoris/emansipasi dalam pemahaman bahasa Indonesia sehari-hari mempunyai makna perbaikan nasib, peningkatan status, atau perjuangan kesetaraan (Wiraatmadja, 2005). Sedangkan Shor (1992) memberi pengertian yang lebih luas lagi. Shor menjelaskan bahwa pendidikan emansipatoris merupakan pendidikan yang mampu memberdayakan baik siswa mapun guru untuk aktif dalam diskusi dan aktivitas pembelajaran lainnya yang terkait dengan topik yang ditawarkan. Selanjutnya Shor menjelaskan bahwa model pendidikan emansipatoris bukan sebuah pendidikan yang mematikan kreatifitas siswa melainkan sebuah model pendidikan yang aktif dan mengajarkan siswa untuk berpikir kritis. Suprijono (2016) mengemukakan bahwa pendidikan emansipatoris merupakan model pendidikan yang mengarahkan siswa pada objek yang dipelajari, kemudian siswa memahami diri dan tindakan belajarnya dengan kesadaran reflektif.

(44)

kepada peserta didik dalam rangka berpikir kritis dan mampu berdemokrasi. Pendidikan emansipatoris juga dapat dikatakan sebagai suatu pendidikan yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mampu menemukan diri secara utuh serta menjadi pribadi yang otentik.

2.2.2 Tujuan pendidikan emansipatoris

Pendidikan emansipatoris bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan pengalaman siswa tentang realitas, kesadaran emansipatoris, kesadaran politis, pemberdayaan dan berlangsungnya dialog murni (Nouri dan Sajjadi, 2014). Dalam pendidikan emansipatoris, baik guru maupun siswa adalah pembelajar. Ketika terjadi dialog di antara keduanya, maka pemahaman dan pengalaman akan realitas dari kedua belah pihak pun berkembang. Perlu menjadi catatan bahwa dialog dalam pendidikan emansipatoris ini mengambil tema nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.3 Tiga kata kunci dalam model pendidikan emansipatoris 2.2.3.1 Humanisasi

(45)

Universitas Sanata Dharma adalah warganya yang heterogen, yaitu berasal dari berbagai asal-usul, karakter, suku, budaya, ras, dan bahasa. Agar ciri ke-heterogen-an ini tidak menjadi pemicu perpecahan di antara para warga yang variatif, maka perlu ditanamkan sikap untuk saling menerima setiap perbedaan yang ada. Masing-masing dituntut untuk memiliki sikap keterbukaan untuk menerima satu dengan yang lain. Inilah yang menjadi ciri khas Universitas Sanata Dharma.

Nouri dan Sajjadi (2014) serta Fereire (1970), menjelaskan bahwa humanisasi merupakan suatu upaya untuk memberdayakan pemahaman kritis antara kedua belah pihak yaitu guru dan murid, dan mengembangkan kesadaran kritis (critical awareness) relasi pribadi dengan dunia. Winarti dan Anggadewi (2015) menjelaskan bahwa untuk menciptakan manusia yang humanis diperlukan cinta, kerendahan hati, iman, kepercayaan, harapan, dan pemikiran kritis. Artinya manusia itu harus semakin sadar bahwa dia hidup di tengah dunia yang nyata, yang akan selalu baik berhubungan dengan baik lingkungan alam maupun manusia lainnya.

2.2.3.2 Kesadaran Kritis

(46)

melihat kembali nilai-nilai yang diyakini selama ini. Artinya manusia itu perlu mempertimbangkan segala sesuatu dan memiliki sikap yang terbuka bagi orang lain, mendengarkan pendapat orang lain dan segera mempertimbangkan secara matang.

Smith (2001:31) berpendapat bahwa kesadaran kritis terletak pada saat seseorang mampu menerima atau menolak realitas dalam hidupnya dan mampu mempertahankan. Pedagogik kritis menurut Hidayat (2013:6) adalah sebuah teori pendidikan dan praktis pembelajaran yang didesain untuk membangun kesadaran kritis sesuai kondisi sosial yang menindas.

2.2.3.3 Demokratis

(47)

jawab serta berpartisipasi aktif dalam mendukung proses pendidikan di sekolah tersebut serta merespon setiap persoalan yang dihadapi oleh sekolah.

2.2.4 Hakikat Pembelajaran IPA

Trianto (2010) mengatakan bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk sains. Dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan. Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Sebagai cabang ilmu dari IPA, tiga bidang ilmu dasar ini merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.

(48)

Prosedur yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari alam ini adalah prosedur dan empirik. Dalam prosedur empirik, para ilmuwan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi selanjutnya dianalisis. Prosedur empirik dalam Imu Pengetahuan Alam mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuwan menginterpretasikan penemuan mereka dengan menggunakan proses-proses seperti hipotesa, eksperimentasi terkontrol, menarik kesimpulan, dan memprediksi.

2.2.5 Tujuan pembelajaran IPA

Adapun tujuan pembelajaran Sains di sekolah dasar menurut Depdiknas (2003) adalah:

1. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi. 3. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

4. Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam 5. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

(49)

2.2.6 Pembelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD didefinisikan oleh Paulo dan Marten (dalam Carin 1993:5) adalah mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang terjadi, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, dan menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Pembelajaran IPA di SD harus benar-benar menyenangkan siswa, anak-anak diharapkan untuk tertarik pada masalah-masalah kecil, baik itu masalah-masalah-masalah-masalah kecil yang merupakan masalah-masalah buatan maupun masalah kebetulan yang terjadi di alam sekitarnya. Bila pembelajaran dipusatkan pada masalah-masalah seperti itu, melakukan eksplorasi, menangkap apa yang diamati maka IPA akan sangat menyenangkan bagi siswa.

(50)

Menurut guru kelas VI SD Frater Don Bosco Manado pada Jumat, 25 November 2016, pengalaman selama mengajarkan IPA di SD, umumnya siswa sangat tertarik dengan pembelajaran IPA karena siswa belajar langsung dari lingkungan sekitar serta melakukan praktek di ruang Laboratorium IPA. Tujuannya adalah, agar siswa mudah mengingat materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru dan siswa pun tidak merasa cepat bosan pada saat proses pembelajaran.

2.3 Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara bersama berinisial “A” pada tanggal 5 April 2016, salah satu penggiat PSL Sanata Dharma mengatakan, kerusakan alam yang terjadi saat ini adalah hasil dari pergegerakan budaya manusia yang belum bisa berelasi dengan benar, belum memperdulikan sehingga dampaknya apa yang kita lihat sekarang. Seharusnya pergerakan kebudayaan tersebut semakin memperadabkan manusia dengan lebih mengangkat harkat dan martabat manusia namun masih banyak komunitas-komunitas yang membentuk budaya dengan berburu. Saat ini banyak manusia yang membuka lahan tanpa berpikir panjang dan lebih memilih cara alternatif yang murah dan cepat daripada memilih cara yang memerlukan biaya yang besar dan tenaga yang banyak. Cara mudah yang dilakukan oleh manusia itu adalah dengan cara membakar lahan tersebut tanpa memikirkan sebab dan akibat yang kan ditimbulkan.

(51)

„wewenang‟ untuk memanfaatkan dan mengelola alam semesta. Namun yang menjadi permasalahannya adalah cara pilihannya dalam memanfaatkan alam yang tidak sesuai, dengan demikian manusia itu tinggal memilih. Pilihan manusia itu yang mengadabkan manusia atau sebaliknya merusak. Dalam wawancara ini juga pak Andri mengatakan bahwa tidak ada faktor lain yang mempengaruhi kerusakan alam kalau faktor alam itu pun pergerakannya sangat kecil sekali, contoh seperti berevolusi tetapi sangat tidak terlalu signifikan.

Tujuan pembukaan lahan dan pendirian pabrik adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia tetapi hal itu tidak terjadi seperti yang diharapkan dan bahkan masyarakat yang ada di sekitar tidak mengalami hal itu karena semuanya itu ada faktor bisnis, ada faktor kepentingan, adanya nafsu manusia untuk mengusai lebih banyak. Ketika orang membuka lahan kelapa sawit itu tidak masalah karena itu untuk kepentingan manusia, tetapi dalam kenyataannya tidak seperti yang sebenarnya. Sifat manusia itu tidak melihat kelapa sawit namun yang dia lakukan adalah mengambil hasil bumi yang ada di bawahnya yaitu batu baranya jadi manusia itu menanamnya asal-asalan saja. Manusia itu tidak memikirkan ke depan itu apakah hasilnya akan berproduksi tidak pokoknya tanam kelapa sawitnya. Sikap ini merupakan sikap keserakahan manusia yang kurang memperhatikan harkat manusia yang lain. Dalam wawancara ini juga, sebenarnya ada manusia yang ingin memperjuangkan harkat manusia khususnya masyarakat kecil tetapi ada saja manusia yang selalu menghalangi perbuatan baik itu.

(52)

Universitas Sanata Dharma adalah ingin mengembalikan apa yang menjadi hak tanaman karena tanaman juga mempunyai hak untuk hidup. Ketika manusia memakan buah-buahan apakah pohon itu tercipta tiap keinginan banyak biar dimakan manusia? Hal itu tentu tidak karena ketika buah itu ada untuk perkembagan dirinya, tetapi ketika manusia ambil lalu dimakan haknya untuk ditanam bijinya berkembang, manusia lupa. Maka yang perlu dilakukan oleh manusia adalah mengambil bijinya buah lalu ditanam. Bahkan sangat diharapkan kalau ada orang yang mempunyai program penghijauan ke Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Sanata Dharma. Hal ini sudah sering diminta bahkan ditekankan kepada mahasiswa Universitas Sanata Dharma, sebenarnya sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang harus lebih aktif dalam melakukan penghijauan bahkan mengajak orang lain untuk melakukan penghijauan.

Kegiatan yang dilakukan khususnya di Pusat Studi Lingkungan (PSL) ini adalah tujuannya untuk membangkitkan motivasi orang lain atau masyarakat setempat, agar memiliki jiwa yang menanam sekaligus rasa memiliki lingkungan itu sendiri. Semua yang dilakukan itu untuk mendampingi, memotivasi diri sendiri terutama kepada orang lain untuk menghargai tanaman dan mencegah kerusakan alam yang terjadi.

(53)

dengan anak manusia tidak bisa mengandalkan sekolah, tapi mengharapkan pemerintah tetapi justru dari keluarga itu harus sadar untuk membentuk generasi selanjutnya (the nex generation). Maka ingin ditegaskan bahwa sebagai generasi muda merupakan salah satu kunci selain keluarga, karena sebagai generasi muda akan merubah generasi berikutnya agar lebih beradab daripada sekarang. Kalau ketahanan pangan keluarga terganggu, maka secara ekonomi itu akan berdampak/berimbas pada anak-anak, maka yang jelas konsentrasi orang tua mencari nafkah akan terganggu dan belum mapan dalam keluarga khususnya untuk anak-anak. Intinya adalah pada ketahanan pangan keluarga.

Jadi masalah ekonomi itu pemikirannya hanya kecerdasan manusia karena manusia sudah dikaruniai akal budi untuk berpikir. Hidup itu sederhana tidak sekonsumtif (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri). Maka yang diharapkan manusia itu adalah kreatif di rumah misalnya menanam terong, tomat, sayur mayur salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya dampak negatif ekonomi akibat kerusakan alam.

Solusi yang ditawarkan kepada manusia adalah mulai dari sekarang, manusia

harus berelasi baik dengan lingkungan alam. Ketika manusia berelasi dengan baik dan

benar dengan lingkungannya, alamnya maka alam akan semakin baik dan manusia akan

lebih nyaman untuk tinggal di lingkungan itu. Berelasi dengan baik dan benar itu artinya

manusia akan memikirkan sebab akibatnya ke depan serta bertindak tidak frontal atau

merusak. Kerusakan alam terjadi yang dilakukan oleh manusia pada umumnya karena

adanya desakan ekonomi sehingga ketika manusia itu butuh uang, maka yang menjadi

sasarannya adalah ada yang menjual pohon. Tetapi manusia tidak memikirkan bahwa itu

(54)

burung dan ekologi lain yang hidup di pihon itu, yang penting tebang dan dapat uang.

Terpenting adalah harus berelasi dengan baik dan benar dengan lingkungan alam.

Khususya di PSL, merupakan tempat untuk belajar berelasi termasuk seperti menanam

dan merawat dengan baik dan terutama mengajarkan dan memotivasi orang lain untuk

belajar menghargai alam yang telah diberikan Tuhan bagi mansuia. Kalau manusia tidak

kreatif, sampah-sampah itu akan langsung dibuang akibatnya penghargaan terhadap

sesama sangat kecil sekali.

2.4 Penelitian Yang Relevan

Penelitian mengenai model pendidikan emansipatoris ini sudah dilakukan oleh beberapa dosen Universitas Sanata Dharma. Namun, para peneliti terdahulu bukanlah melakukan penelitian dengan judul yang sama seperti yang peneliti lakukan. Pada kesempatan ini, peneliti melakukan sebuah penelitian di SD Frater Don Bosco dengan judul penelitian: Pengembangan RPP Berintegrasi Pendidikan Emansipatoris pada Pembelajaran IPA Kelas IV SD Frater Don Bosco Manado Berdasarkan Semangat Santo Yohanes Bosco.

(55)

kelulusan siswa ujian nasional yang terjadi di tahun 2004 antara sekolah yang ada di Indonesia bagian Timur dan yang ada di Jawa.

Penelitian kedua dilakukan oleh Darmangtyas tentang “Ideologi Yang Mencekik Pedagogi Emansipatoris”. Penelitian membahas tentang bagaimana

sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia masih bersifat murid duduk diam dan guru yang lebih aktif untuk memberikan ilmu atau mengisi. Hal ini masih banyak ditemukan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Penelitian ini, peneliti melakukan dengan cara melakukan survei lapangan khususnya di sekolah-sekolah dan membandingkan proses pembelajaran yang ada di daerah Indonesia bagian Timur dan bagian barat.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Wahyu Wido Sari dosen PGSD Universitas Sanata Dharma dengan judul “Pendidikan Konservasi Lingkungan Pada Anak Mentawai sebagai Wujud Penanaman Sikap Cinta Tanah Air”. Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah peneliti melakukan observasi, wawancara dan memberikan workshop kepada para guru di SD Xaverius Sikabaluan Mentawai. Hasil penelitiannya dipaparkan kembali dengan memberikan workshop. Dengan cara ini, hasil penelitiannya sekaligus memberikan inspirasi kepada para guru tentang pentingnya menanamkan cinta lingkungan kepada para siswa.

2.5 Kerangka Berpikir

(56)

Masyarakat yang adil artinya bahwa di dalam kehidupan suatu masyarakat tidak ada kelompok yang lebih penting dari kelompok lain atau tidak memihak sebelah dan harus seimbang. Dalam rangka mengembangkan pendidikan emansipatoris yang perlu diperhatikan baik oleh guru maupun siswa adalah sama-sama belajar, dengan demikian tidak hanya guru yang aktif dalam memberikan materi tetapi siswa juga dimotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan cara ini, siswa diharapkan dapat berpikir kritis serta memberikan pandangan yang membangun diri siswa sendiri.

2.6 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar?

2. Bagaimana kualitas pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA mampu membuat siswa dan guru menjadi sama-sama manusia pembelajar berdasarkan para pakar pendidikan IPA?

3. Bagaimana kualitas pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA mampu menciptakan suasana yang menyenangkan menurut guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado?

(57)
(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini membahas tentang (1) Jenis Penelitian, (2) Setting Penelitian, (3) Prosedur Pengembangan, (4) Teknik Pnegumpulan Data (5) Instrumen Penelitian dan (6) Teknik Analisis Data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Development). Tomlinson (1998) menjelaskan bahwa pengembangan yang

menghasilkan suatu produk atau bahan yang berkualitas, digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Produk tersebut dirancang bagi peserta didik untuk menarik minat siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan, khususnya bagi para guru, peneliti, penulis bahan dan penerbit dalam usaha bersama, untuk merangsang dan mendukung dalam pembuatan bahan yang inovatif. Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah Pengembangan RPP Berintegrasi Pendidikan Emansipatoris untuk Pembelajaran IPA kelas IV B SD

(59)

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Frater Don Bosco Manado Jl. Jenderal. Sudirman No. 10 Lawangirung Manado, Sulawesi Utara-95123. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu terhitung mulai tanggal 16 November sampai 26 November 2016.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah 22 siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado.

3.3 Prosedur Pengembangan

(60)

Gambar. 1.1 Langkah-langkah pengembangan Produk. Analisis Kebutuhan

Observasi

Langkah 1

Tujuan Wawancara

Desain Produk Menentukan SKKD

Langkah 2

Langkah 3 Indikator

Revisi

Penilaian Produk Desain Produk

Langkah 4

Implementasi Penilaian Produk

Evaluasi dan Refleksi Langkah 5

Hasil akhir produk Menentukan

(61)

Penjelasan untuk setiap langkah penelitian dan pengembangan (research and development) menurut Tomlison (dalam Harsono, 2015) adalah sebagai

berikut:

3.3.1 Analisis Kebutuhan

Dalam langkah yang pertama ini, peneliti melakukan kegiatan observasi pembelajaran di kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado terkait proses pembelajaran di dalam kelas yaitu bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Selain itu, peneliti melakukan observasi di luar kelas dengan tujuan untuk melihat bagaimana sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan lain yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan wawancara baik kepada siswa kelas IV B dan guru mata pelajaran IPA. Hal ini, bertujuan untuk mendapatkan informasi bagi peneliti untuk mebuat produk berupa RPP bagi siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado.

3.3.2 Desain Produk

(62)

mengintegrasikan maksud dan tujuan KTSP 2006 tersebut dengan nilai-niali fundamental yang terkandung dalam pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Setelah menyusun desain RPP, peneliti memberikannya kepada pakar pembelajaran IPA dan guru pelajaran IPA untuk mem-validasi produk RPP ini. Ada pun tujuan validasi ini adalah untuk menilai kelayakan produk yang dihasilkan. Melalui validasi ini juga, peneliti akan mendapatkan saran dan kritik dari ahli dan guru mata pelajaran IPA untuk lebih menyempurnakan RPP yang sudah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, peneliti akan menghasilkan sebuah produk akhir, yaitu RPP yang layak dalam pembelajaran IPA bagi siswa Kelas IV SD.

3.3.3 Revisi

Revisi yang dimaksudkan adalah merevisi atau memperbaiki serta menyempurnakan produk yang dihasilkan. Revisi ini dilakukan berdasarkan masukan dan kritikan dari ahli dan guru mata pelajaran IPA. Revisi ini bisa dilakukan karena sudah mendapat saran dan kritik dari ahli dan guru mata pelajaran IPA terutama juga karena produk yang dihasilkan sudah mendapat validasi dari mereka.

(63)

3.3.4 Implementasi

Implementasi peneliti lakukan di SD Frater Don Bosco Manado. Produk yang berupa RPP ini, peneliti implementasikan terhadap siswa kelas IV SD Frater Don Bosco Manado yang berjumlah 22 siswa. Pelaksanaan implementasi tersebut peneliti lakukan sebanyak dua kali pertemuan. Peneliti menggunakan produk yang telah disiapkan terkait dengan pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA Kelas IV SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Dalam proses implementasi tersebut, peneliti mengalami suatu suasana pembelajaran yang sangat menarik dan menggembirakan. Di mana, dalam implementasi sebanyak dua kali pertemuan itu, peneliti mengalami sendiri keaktifan para siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakasanakan.

3.3.5 Evaluasi dan Refleksi

Kegiatan evaluasi dan refleksi peneliti lakukan dengan tujuan untuk mengetahui kefektifan kegiatan pembelajaran yang telah diimplementasikan kepada siswa kelas IV SD Frater Don Bosco, sebelum membuat produk akhir.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Gambar

Gambar 1.1 Langkah-langkah pengembangan Produk ....................................  39
Tabel 3 Perolehan Skor Validasi Produk ........................................................
Gambar. 1.1 Langkah-langkah pengembangan Produk.
Tabel 1 Konversi Nilai Kualitatif ke Nilai Kuantitatif Skala Empat
+5

Referensi

Dokumen terkait