• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK LURUS DI KELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN T.P. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK LURUS DI KELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN T.P. 2014/2015."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Khoirotun Nisak Sinambela NIM 4102121010

Program Studi Pendidikan Fisika

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

GERAK LURUS DI KELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN T.P. 2014/2015

KHOIROTUN NISAK SINAMBELA (NIM: 4102121010)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan keterampilan belajar siswa dan mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi gerak lurus di kelas X di SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas X Semester ganjil SMA Negeri 5 Medan terdiri dari delapan kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X mia-1 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X mia-2 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 31 dan 30 siswa ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari (1) tes hasil belajar kognitif dalam bentuk essay sebanyak 10 soal yang telah dinyatakan valid oleh para ahli, (2) lembar observasi sikap siswa, dan (3) lembar observasi keterampilan siswa. .

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 31,7 dan kelas kontrol adalah 32,8. Hasil analisis data pretes menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, varians kedua sampel homogen, dan kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah dilakukan perlakuan sebanyak tiga RPP dan sekaligus mengobservasi sikap dan keterampilan diperoleh nilai rata-rata postes kelas eksperimen 65,06 dan kelas kontrol 56,53. Untuk menguji hipotesis digunakan uji t satu pihak. Hasil perhitungan diperoleh ℎ� = 2,813 > �� = 1,67 maka � ditolak dan � diterima. Hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi Gerak Lurus di kelas X SMA Negeri 5 Medan T.P. 2014/2015. Model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan sebagai salah satu alternative model pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk peneliti selanjutnya disarankan sebaiknya memahami masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari pada materi yang akan diteliti

(5)

DAFTAR ISI

(6)

vii

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 25 3.3 Variabel Penelitian 25

4.1.2 Pengujian Analisis Data Pretes 35

4.1.2.1 Uji Normalitas Data Pretes 35

4.1.2.2 Uji Homogenitas Data Pretes 36

4.1.2.3 Uji Hipotesis Data Pretes 36

(7)

4.1.3.2.1 Hasil Keterampilan Kelas Eksperimen 41 4.1.3.2.2 Hasil Keterampilan Kelas Kontrol 42 4.1.4 Deskripsi Hasil belajar Postes 44

4.1.4.1 Pengujian Hipotesis 45

4.2 Pembahasan 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 49

5.2 Saran 49

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Hasil yang diperoleh dari Problem Based Learning 13 Gambar 2.2. Grafik Kecepatan terhadap waktu pada GLB 20 Gambar 2.3. Grafik Percepatan terhadap waktu pada GLBB 21 Gambar 4.1. Diagram nilai pretes kelas eksperimen dan kontrol 35 Gambar 4.2. Diagram batang sikap belajar siswa kelas eksperimen 38 Gambar 4.3. Diagram pencapaian indikator sikap kelas eksperimen 39 Gambar 4.4. Diagaram penilaian sikap kelas kontrol 40 Gambar 4.5. Diagram pencapaian indikator sikap kelas kontrol 40 Gambar 4.6. Diagram penilaian keterampilan kelas eksperimen 41 Gambar 4.7. Diagram pencapaian indikator keterampilan eksperimen 42 Gambar 4.8. Diagram Batang Penilaian keterampilan kelas kontrol 43 Gambar 4.9. Diagram pencapaian indikator keterampilan kelas kontrol 43 Gambar 4.10. Diagram Nilai Postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 44

(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pada pendekatan saintifik dan pada proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.

Pembelajaran sains adalah pembelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis , sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta – fakta , konsep – konsep , atau prinsip – prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu pendidikan sains harus menekankan pada pemberian penga lama n langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Bidang studi sains fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan objek mata pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada penghafalan. Tetapi, pada umumnya pelajaran fisika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan.

(10)

2

sehingga pelajaran fisika menjadi membosankan dan menjadi salah satu pelajaran yang sulit dipelajari dan tidak disukai oleh siswa. Akibatnya siswa kurang mampu memahami dan menerapkan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.

Kenyataan tersebut juga dijelaskan berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan bahwa minat dan motivasi belajar siswa masih tergolong rendah kususnya Fisika,banyak siswa yang beranggapan bahwa fisika itu sulit sehingga keinginan untuk mengikuti pelajaran fisika cenderung menurun. Hal ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, pembelajaran fisika lebih dominan menggunakan strategi pembelajaran konvensional dimana guru adalah sebagai pusat pemberi informasi tanpa melibatkan siswa untuk ikut aktif sehingga karakter-karakter diatas tidak dimiliki oleh siswa.

Permasalahan tersebut sebenarnya dapat diatasi jika guru dapat melihat permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari suatu pendekatan belajar yang tepat agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dan dipahami oleh siswa dengan baik. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Rusman, 2010:229).

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa adalah model pembelajaran berbasis masalah/PBM (Problem Based Instruction/PBI). Menurut Tan dalam Rusman (2010: 229) mengemukakan bahwa:

“PBM merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan

berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji,

dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan”.

(11)

yang diperoleh 14,13 dan postest diperoleh 81,3 dan Peningkatan hasil pemecahan masalah fisika siswa pada siklus I kelas kontrol nilai pretest yang diperoleh 32,01 dan pada postest diperoleh 59,61 dan pada siklus II kelas eksperimen nilai postest yang diperoleh 32,34 dan postest diperoleh 76,7 .peneliti mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep fisika dan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi Problem Based Learning, menurut (Tarigan, 2013) di SMA Swasta Laksamana Marthadinata Medan menyimpulkan bahwa ada perbedaan model pembelajaran Berbasis Masalah dengan konvensional. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran berbasis masalah meningkat dari nilai rata-rata pretes 32,2 menjadi 76,50 pada nilai rata-rata postestnya. Dan menurut hasil penelitian (Setiono, 2010 ) diperoleh dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dapat meningkatkan aktivitas siswa,hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Walaupun demikian, peneliti memiliki kelemahan yang menyebabkan hasil pencapaian hasil belajar belum maksimal dan peningkatan hasil belajar masih tergolong rendah. Adapun kelemahannya antara lain karena beberapa siswa terlihat kurang aktif saat melakukan pengumpulan data yang relevan, keterbatasan peneliti dalam mengalokasikan waktu dan kurangnya pengalaman peneliti dalam mengelola kelas sehingga kondisi siswa yang ribut menyebabkan penelitian menjadi kurang efisien.

Pada pembelajaran berdasarkan masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Pembelajaran berdasarkan masalah mengorientasikan siswa kepada masalah, multidisiplin, menuntut kerjasama dalam penelitian, dan menghasilkan karya.

(12)

4

Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas X SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/ 2015’’.

1.2.Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas, dapat diidentifikasi ruang lingkup masalah, yaitu : 1. Dalam proses belajar mengajar,proses pembelajaran masih berpusat kepada

guru (teacher centered)

2. Siswa jarang diajak berfikir menemukan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari sehingga fisika menjadi membosankan.

3. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses pembelajar

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, dan keterbatasan waktu yang tersedia, maka peneliti membuat batasan masalah yang akan diteliti, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol .

2. Materi yang diajarkan adalah materi pokok Gerak Lurus.

3. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas X Semester I SMA Negeri 5 MedanT.P 2014/2015

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yang ada, yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional pada materi pokok Gerak Lurus di kelas X SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015?

(13)

3. Bagaimana pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Gerak Lurus di kelas X SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1.Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional pada materi pokok Gerak Lurus di kelas X SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015.

2.Untuk mengetahui sikap dan keterampilan belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

3.Untuk mengetahui pengaruh dari model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Gerak Lurus di kelas X SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah : Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika mengenai penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai salah satu alternatif pengajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi peneliti sebagai calon guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah

1.7. Definisi Operasional

(14)

6

yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata

2. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari yang sudah terbiasa dilakukan di kelas, sifatnya berpusat pada guru dan kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar.

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka disimpulkan hasil belajar Fisika pada materi gerak lurus kelas X semester I di SMA Negeri 5 Medan T.P 2014/2015 sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model Berbasis Masalah sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 31,7 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 65,06 dan hasil pembelajaran secara Konvensional sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 32,8 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 56,53.

2. Hasil Ranah Sikap Belajar Siswa Kelas Eksperimen dengan nilai rata – rata 67,38 dan pada Sikap Belajar siswa kelas kontrol dengan nilai rata – rata 63,84 dan Hasil Ranah Keterampilan siswa kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 66,61 sedangkan pada kelas kontrol dengan nilai rata-rata 58,84 3. Hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran Berbasis Masalah

lebih baik dari pada pembelajaran konvensional pada materi pokok gerak lurus di kelas X Semester I SMA Negeri 5 Medan T.P. 2014/2015.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan maka untuk tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:

1. bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memahami dengan jelas pengambilan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari pada materi yang akan dihadapkan kepada siswa agar sesuai dengan pencapaian indikator yang diharapkan pada materi yang diteliti.

(16)

50

DAFTAR PUSTAKA

Anderson,L.W (2010), Pembelajaran Pengajaran, dan Asesmen, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arends, R. I., (2008), Learning to Teach Edisi Ketujuh, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Aziz, S. M., (2014), The Effects of Problem – Based Learning on Self- Directed Learning Skills among Physics Undergraduates,International Journal of Academics Research in prgressive Education and Development,3 : 126 -137

Dwi, M. I., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based Learning Berbasis ICT terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9 : 8-17

Eldy, F. E., (2013), Integrated PBL Approach: Preliminary Findings towards Physics Students’ Critical Thinking and Creative – Critical Thinking, International Journal of Humanities and Social Science Invention, 2 : 18-25

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran,Media Persada,Medan.

Jalaludin, D., (2007), Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta, Arya Duta.

Kanginan, M., (2004), Fisika untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Kencana Prenada Media,Jakarta

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

(17)

Dari Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMA, Skripsi Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Sudjana, (2008), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tarigan, R., (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2 : 67-72

Referensi

Dokumen terkait

diangkat sebagai kepala sekolah adalah guru yang telah mempunyai sertifikasi. dan pengalaman kerja

Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses.. produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) (Nasir,

[r]

Presentase daya tarik siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca cermat dengan pemanfaatan sumber belajar digital juga mengalami peningkatan

BAGIAN D : Masa mulai berlaku: Amendemen Ketujuh ini mul ai berlaku segera setelah ditandatangani oleh Para Pihak... IN WITNESS WHEREOF, USAID and the Grantee,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel keamanan, privasi, nama merek, website dan navigasi, informasi dan kebijakan pengembalian dalam mempengaruhi

Indikator yang dijadikan tolok ukur dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil adalah daya serap terhadap pelajaran yang di ajarkan dan perilaku siswa2. Hasil

Nyeri sendi jari-jari tangan merupakan problem yang sering terjadi pada pekerja industri, pekerja yang melakukan gerakan jari-jari tangan secara berulang tanpa