• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN TERHADAP PENGURANGAN PERILAKU AGRESIF PELAKU BULLYING SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BINJAI KAB LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN TERHADAP PENGURANGAN PERILAKU AGRESIF PELAKU BULLYING SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BINJAI KAB LANGKAT."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN

TEKNIK BERMAIN PERAN TERHADAP PENGURANGAN

PERILAKU AGRESIF PELAKU BULLYING

SISWA KELAS XI SMA NEGERI Y

BINJAI KAB. LANGKAT

T.A 20Y4/20Y5

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan

OLEH:

HARDINAL SIMAREMARE

NIM. YY03Y5Y025

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

HARDINAL SIMAREMARE. NIM. 1103151025. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Bermain Peran Terhadap Pengurangan Perilaku Agresif Pelaku Bullying Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Adakah pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran terhadap pengurangan perilaku agresif pelaku bullying siswa kelas XI SMA Negeri 1 Binjai Kab.Langkat Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif pelaku bullying siswa saat kelas XI SMA Negeri 1 Binjai Kab.Langkat Tahun Ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah ekperimen semu dengan desain pre-test dan post-test. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dari siswa kelas XI yang berjumlah 35 siswa di SMA Negeri 1 Binjai Kab.Langkat tahun ajaran 2014/2015 sehingga diketahui 10 orang siswa yang akan diberikan layanan bimbingan kelompok. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket yaitu angket perilaku agresif siswa sebanyak 40 butir yang terlebih dahulu diujicobakan dan dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan angket yang valid dan reliable. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji wilcoxon atau uji j yaitu untuk melihat apakah ada peningkatan pengurangan perilaku agresif siswa kelas XI SMA N 1 Binjai Kab. Langkat 2014/2015 .

Hasil analisa yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai Jhitung = 21, Jtabel = 8. Dengan demikian, Jhitung > Jtabel yaitu 21 > 8. Data test awal (Pre-test) diperoleh rata-rata 65.6 sedangkan setelah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik bermain peran (Post-test) diperoleh rata-rata 90.8, artinya rata-rata-rata-rata siswa setelah mendapat layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran lebih tinggi dari pada sebelum mendapat layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran (90.8 > 65.6), artinya ada pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terhadap pengurangan perilaku agresif pelaku bullying siswa kelas XI SMA N 1 Binjai Kab. Langkat 2014/2015. Ini berarti hipotesis yang berbunyi ada pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terhadap pengurangan perilaku agresif siswa kelas XI SMA N 1 Binjai Kab. Langkat 2014/2015 di terima.

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran dapat mengurangi perilaku agresif siswa kelas XI SMA N 1 Binjai Kab. Langkat 2014/2015 .

(7)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

1.2 Jenis-jenis Perilaku Agresif ... 14

1.3 Faktor Penyebab Anak Berperilaku Agresif ... 15

1.4. Karakteristik Perilaku Agresif ... 20

2. Perilaku Bullying ... 22

2.1 Pengertian Perilaku Bullying ... 22

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Bullying... 23

2.3 Jenis-Jenis Bullying ... 27

2.4. Karakteristik Pelaku Bullying ... 28

2.5. Dampak Bullying ... 28

2.6. Cara Menghentikan Bullying ... 30

3. Layanan Bimbingan Kelompok ... 31

3.1 Pengertian Bimbingan Kelompok ... 31

3.2 Tujuan Bimbingan Kelompok ... 32

3.3 Asas Bimbingan Kelompok ... 33

3.4. Teknik –Teknik Bimbingan Kelompok ... 34

3.5. Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Bermain Peran ... 36

4. Pengertian Teknik Bermain Peran ... 37

4.1 Pengertian Bermain Peran ... 37

4.2 Tujuan Teknik Bermain Peran ... 38

4.3 Bentuk-bentuk Bermain Peran ... 39

4.4. Langkah-langkah Teknik Bermain Peran ... 40

4.5. Kelebihan Dan Kelemahan Teknik Bermain Peran ... 43

4.6. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Bermain Peran ... 44

4.7 Hubungan Teknik Bermain Peran dalam Pengurangan Perilaku Agresif ... 45

B. Kerangka Konseptual ... 46

(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

3.1 Jenis Penelitian ... 49

3.2 Populasi dan Subjek Penelitian ... 49

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 50

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 54

a) Desain Penelitian ... 54

b) Langkah Penelitian ... 55

c) Instrumen Penelitian ... 55

1. Uji Validitas ... 58

2. Uji Reabilitas ... 59

3.5 Teknik Analisis Data ... 60

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 64

4.2 Deskripsi Data ... 65

4.3 Analisis Data Penelitian ... 65

4.3.1 Pre test ... 66

4.3.2 Post test ... 66

4.5 Pengujian Hipotesis ... 68

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 56

Tabel 2. Kisi- kisi Uji koba Angket Perilaku Agresif ………... 56

Tabel 3. Kisi-Kisi Angket yang Sudah Valid ...58

Tabel 4. Hasil Pre-Test ...66

Tabel 5. Hasil Post-Test ...67

Tabel 6. Hasil Perbandingan Pre-Test dan Post-Test ...67

Tabel 7. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment ...79

Tabel 8. Perhitungan Validitas ...81

Tabel 9. Perhitungan Varians Angket...86

Tabel 10. Tabulasi Data Skor Pre-Test dan Post-Test...92

Tabel 11. Hasil Data Menggunakan Uji Wilcoxon...93

Tabel 12. Tabel Nilai Kritis J Pada Uji Wilcoxon...94

Tabel 13. Tabel Analisis Persentase Post-Test...96

(10)

1

BABBIB

PENDAHULUANB

B

A. LatarBBelakangBMasalah

Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan

dan menimbulkan perasaan cemas bagi masyarakat. Mulai dari munculnya

perilaku yang paling sederhana (berkata atau bertindak kasar, mencacimaki teman,

mengolok–olok dan memberi julukan hingga perkelahian antar teman, dan

lain-lain) sampai dengan tindakan kekerasan yang kompleks (penganiayaan, perusakan

fasilitas umum, melukai teman, bahkan sampai membunuh)

Institusi pendidikan berperan penting dalam memberikan pengajaran dan

pendidikan kepada peserta didik untuk membantu mereka mengembangkan

kemampuan, memberikan pemahaman, dan merubah perilaku menjadi kearah

yang lebih baik. Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki tenaga pendidik

seperti guru yang menjalankan peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan.

Keberadaan sekolah sebagai tempat untuk membina dan mengarahkan peserta

didik menjadi lebih baik adalah salah satu tujuan dari pendidikan. Keberadaaan

sekolah memberikan pengaruh terhadap kepribadian dan pengembangan

kemampuan peserta didik baik dalam bersosialisasi, belajar maupun didalam

kehidupan berkeluarga.

Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk

melaksanakan pendidikan. Tugas pendidikan adalah memanusiakan manusia.

(11)

2

pula berkembang ke arah yang tidak baik. Hal ini berhubungan dengan

maraknya tindak kekerasan yang selalu terjadi dilingkungan sekolah yang

dikenal dengan istilah bullying.

Bullying merupakan perilaku agresif dan negatif seseorang atau sekelompok

orang secara berulang kali yang menyalahgunakan ketidakseimbangan kekuatan

dengan tujuan menyakiti targetnya (korban) secara mental atau secara fisik

(Wiyani, 2012:14).

Bullying menurut Ken Rigby (Astuti, 2008:3) Bullying adalah sebuah hasrat

untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan kedalam aksi menyebabkan seseorang

menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok

yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan

dengan perasaan senang. Selain itu, bullying juga merupakan bagian dari

perilaku agresif anak secara berulang terhadap temannya atau sesama siswa

lainnya yang menyebabkan adanya korban. Perilaku ini biasanya dilakukan

secara tertutup atau dalam sebuah kelompok kecil yang terbatas, dan seringkali

tindakan itu dilakukan sejak mereka masih belia.

Tindakan kekerasan atau bullying yang ada di sekolah biasanya terjadi

diantara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Bullying yang dilakukan

oleh guru terhadap siswa biasanya berupa hukuman-hukuman yang disebabkan

karena kesalahan siswa melanggar aturan, baik aturan sekolah maupun

aturan-aturan yang diberikan guru pada bidang studi tertentu. Hukuman yang diberikan

guru kepada siswa tidak sesuai dengan kesalahan yang dilakukan siswa sehingga

dapat dikategorikan sebagai bully. Adanya tindakan bully yang dilakukan guru

(12)

undang-3

undang tentang perlindungan anak, sehingga guru tidak dapat memberikan

hukuman yang berat dan tidak sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan siswa.

Sedangkan tindakan kekerasan yang dilakukan antara siswa dengan siswa

biasanya terjadi diantara siswa senior kepada junior, siswa populer, siswa yang

merasa lebih kuat. Tindakan bullying hanya terjadi di beberapa sekolah yang

didalamnya telah membudaya tindakan bullying dari tahun ke tahun.

Suatu perilaku agresif dikategorikan sebagai bullying ketika perilaku

tersebut telah menyentuh aspek psikologis korban. Bullying disebut sebagai sub

bagian dari perilaku agresif karena di dalamnya melibatkan agresi atau serangan.

Rivers dan Smith (Krahe, 2005:24) mengidentifikasi tiga tipe agresi yang

termasuk dalam bullying: Agresi fisik langsung, agresi verbal langsung, dan agresi

tidak langsung. Agresi langsung mencakup perilaku-perilaku yang jelas seperti

memukul, mendorong, dan menendang. Agresi verbal langsung mencakup

penyebutan nama dan ancaman. Agresi tidak langsung melibatkan

perilaku-perilaku seperti menyebarkan rumor dan menceritakan cerita-cerita. Agresi

langsung itu secara eksplisit diperlihatkan dari agresor ke korban sedangkan

agresi tidak langsung melibatkan pihak ketiga.

Setiap perilaku agresif, apapun bentuknya, pasti memiliki dampak buruk

bagi korbannya. Para ahli menyatakan bahwa school bullying mungkin merupakan

bentuk agresivitas antarsiswa yang memiliki dampak paling negatif bagi

korbannya. Hal ini disebabkan adanya ketidakseimbangan kekuasaan dimana

pelaku yang berasal dari kalangan siswa/siswi yang merasa lebih senior

melakukan tindakan tertentu kepada korban yang lebih junior dan mereka merasa

(13)

4

Ketidakseimbangan kekuatan inilah yang apabila terjadi secara terus

menerus akan merugikan bagi korbannya dan bahkan akan mengakibatkan trauma

secara fisik maupun mental. Bila tindakan seperti ini terjadi secara terus menerus

akan memupuk mental yang kurang bermoral bagi para pelaku bahkan bisa

berujung pada tindak pidana.

Di lingkungan pendidikan tindakan bullying harus dihindari dan bila perlu

dihapuskan. Sebab bila dibiarkan terjadi akan terus menjadi tradisi dan rutinitas

bagi para siswa atau bahkan dapat merusak moral dan pendidikan bangsa

Indonesia. Anak banyak belajar di lingkungan sekolah, maka dari itu sekolah juga

harus senantiasa mengontrol keadaan dan situasi siswa/siswi agar perilaku

bullying tidak terus terjadi.

Beberapa tindakan bullying yang dilakukan siswa kepada siswa lain di

sekolah diketahui oleh pihak sekolah seperti kepala sekolah, Konselor maupun

Guru. Namun tindakan yang dilakukan pihak sekolah dalam menangani masalah

ini belum terjadi dengan maksimal sehingga tindakan kekerasan tetap terjadi.

Konselor sekolah dalam menangani masalah ini biasanya hanya memberikan

nasehat-nasehat kepada siswa tanpa adanya tindakan yang tegas untuk

mengurangi perilaku bullying di sekolah. Pemberian salah satu layanan bimbingan

dan konseling yaitu bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik bermain

peran dapat digunakan untuk mengurangi tindakan bullying.

Di SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat, tindakan bullying telah terjadi tanpa

disadari dan telah menjadi rutinitas umumnya bagi siswa laki-laki, di sekolah ini

tindakan bullying yang terjadi berupa mengatakan hal yang tidak menyenangkan

(14)

5

mengucilkan seseorang dari suatu kelompok karena suatu tujuan;berkata kata

tidak senonoh terhadap teman –temannya, mencaci maki teman, mengolok–olok

dan memberi nama julukan dengan tujuan untuk menghina dan merendahkan,

bahkan juga sering didapati peserta didik yang membantah ucapan guru bahkan

bertindak kurang sopan terhadap guru, atau menyakiti orang lain secara fisik; dan

mengatakan kebohongan atau rumor yang keliru mengenai seseorang atau

membuat siswa lain tidak menyukai seseorang dan hal-hal semacamnya. Hal ini

juga dapat disebabkan oleh siswa yang sering menonton adegan kekerasan di

televisi dan media massa.

Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk memberikan pemahaman

dan pengetahuan tentang Bullying untuk menghindarkan peserta didik dari

perilaku-perilaku yang mengandung unsur kekerasan, terutama diperlukan

kerjasama yang aktif antara orangtua peserta didik dengan sekolah sehingga hasil

yang diperoleh bisa lebih optimal. Karena apabila salah satu pihak tidak berperan

aktif dalam upaya mencegah perilaku Bullying pada peserta didik maka hasil yang

ingin dicapai tidak bisa tercapai dengan optimal. Orang tua memegang peranan

penting dalam memberikan pemahaman tentang Bullying serta bahaya yang

ditimbulkannya kepada peserta didik. Karena keluarga adalah lingkungan yang

paling dekat dengan peserta didik. Orang tua menjadi figur yang selalu ditiru oleh

individu.Kurangnya kerjasama orang tua dengan pihak sekolah terutama dengan

guru pembimbing dalam upaya pencegahan Bullying pada peserta didik di SMA N

1 Binjai Kab. Langkat diakibatkan karena adanya satu persepsi yang salah tentang

pendidikan putra-putrinya, bahwa tanggung jawab untuk memberikan

(15)

6

menjadi tanggung jawab guru tapi juga menjadi tanggung jawab orang tua selaku

figur yang paling dekat dengan peserta didik

Dalam hal ini, perilaku bullying yang sering terjadi di SMA Negeri 1 Binjai

Kab. Langkat telah ditangani dengan berbagai layanan yang ada dalam bimbingan

konseling. Namun, dalam hal ini peneliti akan berupaya menanganinya melalui

layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran untuk mengurangi perilaku

bullying yang sering terjadi. Bermain peran dalam penelitian ini adalah

mendramatisasi tingkah laku untuk mengurangi perilaku bullying dengan cara

memainkan peran dalam sebuah cerita. Sehingga memungkinkan siswa untuk

memahami dan menafsirkan perannya masing-masing, serta pencarian solusi

terhadap masalah yang dihadapi.

Nurgayah (2011 : 128) mengungkapkan metode bermain peran pada dasarnya melibatkan peserta didik untuk memerankan atau mendemonstrasikan tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan masalah sosial. Metode bermain peran adalah yang melibatkan interaksi antara dua peserta didik atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Peserta didik melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh atau karakter yang ia lakoni, peran-peran dengan berbagai karakter itulah yang dimainkan oleh beberapa orang peserta, sementara yang lainnya mengamati. Mereka beriteraksi sesama melakukan peran terbuka.

Teknik bermain peran dapat mengungkapkan perasaannya untuk

mengurangi beban emosional dan dapat mengangkat ide-ide ke taraf sadar untuk

kemudian ditingkatkan dalam proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang

dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah

yang sedang diperankan. Bermain peran juga merupakan proses psikologi yang

tersembunyi berupa sikap, nilai, dan sistem keyakinan, dapat diangkat secara

sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan demikian para siswa

(16)

7

dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal dan siswa

dapat menguji sikap dan nilai yang dimilikinya perlu dipertahankan atau diubah.

Dalam pelaksanaan nya dan kaitannya dengan kebutuhan bimbingan

konseling termasuk dalam kategori dimana individu memerankan situasi yang

imaginatif dengan tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri sendiri,

meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, menganalisis perilaku atau

menunjukkan pada orang lain bagaimana perilaku seseorang atau bagaimana

seseorang harus bertingkah laku.

Bermain peran dalam penelitian ini pada dasarnya mendramatisasikan

tingkah laku untuk mengurangi perilaku agresif pelaku bullying. Dengan

dramatisasi, siswa berkesempatan melakukan, menafsirkan dan memerankan suatu

peranan tertentu. Siswa juga diharapkan memiliki kesempatan untuk

mengembangkan seluruh pikiran yang negatif menjadi positif, emosinya

meledak-ledak menjadi halus dan tidak emosian, siswa yang tidak dapat berempati menjadi

dapat bersikap empati, yang kurang bertanggung jawab menjadi bisa lebih

bertanggung jawab, siswa yang kendali dirinya lemah dapat menjadi terkendali,

dan siswa dapat menyalurkan agresivitasnya secara aman tanpa merugikan

siapapun.

Selain itu, Wibowo (2005: 17) juga menyatakan bahwa bimbingan

kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok

menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota

kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok

(17)

8

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Layanan Bimbingan

Kelompok Dengan Teknik Bermain Peran Terhadap Pengurangan Perilaku

AgreBif Pelaku Bullying Di KelaB XI SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat Tahun

Ajaran 2014/2015”.

B. IdentifikasiBMasalahB

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, banyak faktor yang

mempengaruhi perilaku agresif Dari uraian tersebut di atas maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Adanya perilaku bullying yang terjadi pada diri peserta didik kelas XI SMA

Negeri 1 Binjai Kab. Langkat Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Beberapa peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat

umumnya laki-laki melakukan tindakan memukul, menendang temannya.

3. Kurangnya peran orang tua dalam memberikan pemahaman kepada putra –

putrinya tentang bullying dan dampak yang ditimbulkannya.

4. Kurangnya kerjasama antara orang tua dan guru dalam mencegah terjadinya

bullying pada diri peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat

Tahun Ajaran 2014/2015.

C. PembatasanBMasalahB

Mengingat berbagai keterbatasan yang dialami peneliti baik dari segi

pengetahuan dan pengalaman, maka peneliti mengadakan pembatasan masalah

(18)

9

penelitian ini adalah Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Bermain

Peran Terhadap Pengurangan Perilaku Agresif Pelaku Bullying di kelas XI SMA

Negeri 1 Binjai Kab. Langkat T.A 2014/2015.

D. RumusanBMasalahB

Berdasarkan studi pendahuluan mengenai latar belakang masalah di atas,

maka permasalahan penelitian ini adalah: “Apakah ada Pengaruh Bimbingan

Kelompok dengan Teknik Bermain Peran Terhadap Pengurangan Perilaku Agresif

Pelaku Bullying pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat Tahun

Pelajaran 2014/2015?”

E. TujuanBPenelitianB

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan bimbingan kelompok

teknik bermain peran terhadap pengurangan perilaku agresif pelaku bullying pada

peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat Tahun Pelajaran 2014 /

2015.

F. ManfaatBPenelitianB

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan

ilmu pengetahuan baik secara teoritis maupun secara praktis:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan dapat

mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dalam psikologi pendidikan dan

(19)

10

bermain peran untuk mengurangi perilaku agresif pelaku bullying pada diri

peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

Memberi sumbangan informasi kepada peserta didik mengenai bullying

atau kekerasan di sekolah, memberikan gambaran yang jelas tentang apa itu

bullying serta faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi seseorang melakukan

tindakan yang mengandung unsur kekerasan atau bullying terhadap orang lain,

serta bagaimana mencegah dan menghindari terjadinya bullying pada diri peserta

didik.

b. Bagi guru pembimbing

Memberikan wawasan bagi guru pembimbing untuk dapat mengarahkan

peserta didiknya dalam bertingkah laku dan bersosialisasi dengan teman maupun

guru dengan cara yang sehat dan aktif, agar guru lebih peka dengan perilaku yang

ditunjukkan oleh peserta didik terutama perilaku-perilaku agresif yang dapat

membahayakan diri peserta didik itu sendiri maupun dapat membahayakan

lingkungan sekitarnya.

c. Bagi sekolah

Memberikan pemahaman bagi sekolah agar lebih meningkatkan peran

serta semua unsur dan pendukung sekolah dalam memantau perkembangan dan

tingkah laku peserta didik untuk mencegah terjadinya perilaku bullying pada diri

(20)

11

d. Orang tua

Memberikan pemahaman kepada orangtua untuk lebih memberikan

perhatian kepada putra dan putrinya serta mengawasi lingkungan pergaulannya

serta meningkatkan kerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya mencegah

terjadinya perilaku–perilaku yang mengandung unsur kekerasan pada diri putra

dan putri mereka.

e. Bagi peneliti

Menambah pemahaman peneliti tentang dampak dan akibat yang dapat

ditimbulkan dari munculnya perilaku agresif pelaku bullying di sekolah, juga cara-

cara apa saja yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya perilaku bullying

di sekolah sehingga dapat meminimalisir terjadinya perilaku bullying pada diri

(21)

72

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB

5.1.BKesimpulanB

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian layanan

bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terhadap pengurangan perilaku

agresif pelaku bullying siswa kelas XI SMA N 1 Binjai Kab. Langkat 2014/2015. Hal

ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis dengan Jhitung > Jtabel = (21 > 8). Maka

hipotesa yang menyatakan bahwa ada pengaruh layanan Bimbingan Kelompok teknik

Bermain Peran Terhadap Pengurangan Perilaku Agresif Pelaku Bullying Siswa Kelas

XI SMA N 1 Binjai Kab. Langkat 2014/2015 dapat diterima.

5.2.SaranB

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

disarankan hal–hal sebagai berikut :

1. Guru BK agar mempertimbangkan dan lebih mengembangkan program

layanan Bimbingan kelompok dengan Teknik Bermain Peran terhadap

pengurangan perilaku agresif pelaku agresif siswa .

2. Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan–layanan bimbingan

dan konseling di sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat

mengantisipasi permasalahan–permasalahan sosial terutama dalam hal

(22)

73

3. Mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain

peran dapat mengurangi perilaku agresif siswa, maka diharapkan kepala

sekolah dapat terus mendukung para guru terutama guru BK dalam hal

menjalankan layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran.

4. Diharapkan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah agar tujuan yang diharapkan lebih maksimal.

5. Bagi peneliti selanjutnya, semoga dapat menjadi bahan refrensi dan

menambah wawasan dalam melakukan penelitian selanjutnya, serta

melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengurangan perilaku agresif siswa

disekolah terutama dalam hal mematuhi tata tertib sekolah dengan layanan

atau teknik bimbingan dan konseling jenis lainnya yang dapat mendukung

pengurangan perilaku agresif pelaku bullying siswa dan dalam mematuhi tata

(23)

74

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: RinSka Cipta.

Astuti, Ponny RStno. 2008. Meredam Bullying. Jakarta : Grasindo.

Atkinson, Rita. L. 2007. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.

Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling.

Yogyakarta: Araska

Fakultas Ilmu PSndidikan. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu

Pendidikan. JSdan: UnimSd.

Hartinah, Sitti. 2010. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: RSfika

Aditama.

Hamalik, OSmar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. JSdan : JSdia PSrsada

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: KSncana.

KrahS, Barbara. 2005. Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka BSlajar.

Janalu. T.A 2010. Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Sosial Terhadap

Perilaku Agresif Siswa Kelas XI IPS 2 Di SMA Negeri 8 Medan Tahun

Ajaran 2008/2009. JSdan: UnimSd

Nurgayah. 2011. Strategi Dan metode Pembelajaran. Bandung: JSdia PSrintis.

Praja, Juhaya S. 2013. Psikologi Kepribadian (Lanjutan). Bandung : Pustaka SStia

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).

Jakarta: Ghalia IndonSsia.

Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: RinSka Cipta.

Priyatna, Andri. 2010. Memahami, Mencegah, dan Mengatasi Bullying. Jakarta:

(24)

75

Sukardi, DSwa KStut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan

Konseling di Sekolah. Jakarta: RinSka Cipta.

Taylor, ShSllSy & dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: KSncana

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah ( Berbasis

Integrasi ). Jakarta: PT Raja Grafindo PSrsada.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka PSlajar.

Willis, Sofyan. 2008. Remaja & Masalahnya. Bandung: AlfabSta

WinkSl. W. S. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Jakarta: Grasindo.

Wiyani, Novan Ardy. 2012. Save Our Children from School Bullying.

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan nilai t hitung yang dibandingkan dengan t tabel, pengujian hipotesis juga dapat ditunjukkan melalui tingkat signifikansi dari nilai rata – rata produktivitas

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Peran Pendamping dengan Kemandirian Penerima Program Corporate Social

Terdapat penyedia yang meminta penjelasan terhadap dokumen pengadaan paket pekerjaan Pengadaan Bekal Kantor/ATK Polres Tabanan Tahun Anggaran 2015 yang telah di

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dengan menjadikan kualitas auditor sebagai Intervening variable atau variabel perantara karena adanya hubungan komite

Penelitian yang akan mengalisis aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Geni Jora akan menggunakan pendekatan tekstual yaitu mengkaji aspek psikologi sang tokoh

SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “ MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI BUNGA DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah atribut pada ikan kakap merah ( Lutja nus a rgentima culatus ) telah memenuhi sifat ideal sesuai dengan

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran class concern dengan pendekatan ketrampilan proses mampu meningkatkan hasil belajar siswa