• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 34 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 34 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKANKEMAMPUANBERFIKIRKREATIF

SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELASVIISMPNEGERI 34 MEDAN

TAHUNAJARAN2013/2014

Oleh :

Wiwit Nirma Pratiwi 081244110024

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 34 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Kms. M. Amin Fauzi, M.Pd, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, dan Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan,

Ucapan terima kasih juga disampaikan penulis kepada Bapak Rektor UNIMED, Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor selaku pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, beserta Pembantu Dekan I,II, dan III di lingkungan UNIMED. Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekertaris Jurusan Matematika, juga Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

(4)

v

membimbing penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Suarji dan Ibunda Parwanti, orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu mendo’akan penulis. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan serta kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga untuk kakak saya Ika Nirma Sari,SP, adik- adik saya (Nindy Nirma Syafitri, Dendy Alfian dan Sarah Nirma Arrizqa) yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis.

Penulis juga ucapkan terima kasih untuk teman terdekat Ali Nurdin Ramadansyah yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai.. Tak lupa penulis ucapan terima kasih juga untuk sahabat Rahmi Mawaddah, Nining Afrilla Sari, Hotmalida Lubis, Syastri Ulya, Suci Mulianti serta teman-teman senasib seperjuangan di kelas DIK A’ 08 Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Januari 2014 Penulis,

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Pembatasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 9

2.1.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.1.2 Pembelajaran Matematika 10

2.1.2. Model Pembelajaran 12

2.1.3. Model PembelajaranQuantum Learning 14 2.1.3.1 Pengertian Model PembelajaranQuantum Learning 14 2.1.3.2 Penerapan Model PembelajaranQuantum Learning 17 2.1.3.3 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran

(6)

vii

2.1.4. Berfikir Kreatif 19

2.1.4.1 Pengertian Berfikir 19

2.1.4.2 Pengertian Kreatif 20

2.1.4.3 Pengertian Berfikir Kreatif 23 2.1.4.4 Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas 25 2.1.5. Hubungan Berfikir Kreatif denganQuantum Learning 27

2.2. Pembahasan Materi 29

2.2.1 Aritmatika Sosial 29

2.3. Teori Belajar yang Melandasi Model PembelajaranQuantum

Learning 33

2.4. Kerangka Konsteptual 35

2.5. Hipotesis Tindakan 37

BAB III. METODE PENELITIAN 38

3.1. Lokasi Penelitian 38

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 38

3.2.1 Subjek Penelitian 38

3.2.2 Objek Penelitian 38

3.3. Jenis Penelitian 38

3.4. Prosedur Penelitian 40

3.5. Alat Pengumpulan Data 43

3.5.1 Tes Hasil Belajar 43

3.5.2 Lembar Observasi 44

3.6. Teknik analisis Data 44

3.6.1 Reduksi Data 44

3.6.2 Paparan Data 47

3.6.3 Penarikan Kesimpulan 47

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 49

4.1 Hasil Penelitian 49

(7)

viii

4.1.1.1 Permasalahan I 49

4.1.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I

(Perencanaan Tindakan I) 53

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 54

4.1.1.4 Observasi I 56

4.1.1.5 Analisis Data I 57

4.1.1.5.1 Analisis Data Hasil Observasi 57 4.1.1.5.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar 59 4.1.1.6 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I 62 4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus II 64

4.1.2.1 Permasalahan II 64

4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah II

(Perencanaan Tindakan II) 64

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 66

4.1.2.4 Observasi II 67

4.1.2.5 Analisis Data II 68

4.1.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi 68 4.1.2.5.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar 70 4.1.2.6 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus II 71

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78

5.1 Kesimpulan 78

5.2 Saran 79

(8)

x

DAFTAR TABEL

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 : Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menurut 40

Tim Pelatih Proyek PGSM

Gambar 4.1 : Diagram Tingkat Kreatifitas Siswa dari Data Pre-Test 49 Gambar 4.2 : Diagram Tingkat Kreatifitas Siswa Siklus I 59 Gambar 4.3 : Diagram Tingkat Kreatifitas Siswa Siklus II 70 Gambar 4.4 : Diagram Kreatifitas Siswa dari Test Awal Hingga

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.

Saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan. Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal. Hal ini yang menyebabkan banyaknya masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di Indonesia terutama pembelajaran matematika. Ki Supriyoko (2006, dalam http://www.freelist.org/post/ppi/ppiindia-Prestasi-Pelajar-Indonesia) menyatakan bahwa :

Dalam forum TIMSS Indonesia hanya berada di peringkat ke-35 dari 44 negara untuk bidang matematika. Pada kelompok ini kita berada jauh di bawah Malaysia (ke-10) dan Jepang (ke-5), apalagi dengan Singapura yang berada di puncak klasemen. Untuk bidang sains ternyata prestasi kita lebih rendah lagi, ternyata Indonesia berada diperingkat ke-37 dari 44 negara. (Diakses 10 November 2012, pukul 11.00 WIB)

(11)

2

belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakannya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar.

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat telah memberikan dampak bagi kemajuan kehidupan dan kesejahteraan manusia. Sehingga untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kreativitas yang dibentuk melalui proses pendidikan. Munandar (2009:12) mengungkapkan bahwa:

Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat membutuhkan tenaga – tenaga kreatif yang mampu memberikan sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta kepada kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sehubungan dengan ini pendidikan hendaknya tertuju kepada pengembangan kreativitas peserta didik agar kelak dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan masyarakat dan negara.

Suryobroto (2009:191) mengungkapkan bahwa :

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata dalam bentuk ciri-ciri

aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.

(12)

3

Sasaran dari pembelajaran matematika adalah siswa diharapkan lebih memahami keterkaitan antara topik dalam matematika serta manfaat bagi bidang lain.

Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa. Sejalan dengan itu, Syaban (2010, dalam http://educare.e-fkipunla.net/) menyatakan bahwa :

Masalah klasik dalam pembelajaran Matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa dan kurangnya motivasi siswa untuk belajar matematika. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran di SMP dan SMA yang ditunjukkan dengan hasil UN dari tahun ke tahun hasilnya belum menggembirakan jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Skor rata-rata yang diperoleh siswa-siswa Indonesia adalah 411. Skor ini masih jauh dibawah rata-rata internasional yaitu 467. Selain itu, bila dibandingkan dengan dua negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia, posisi peringkat siswa kita jauh tertinggal. Singapura berada pada peringkat pertama dan Malaysia berada pada peringkat ke sepuluh.

(Diakses pada 10 November 2012, pukul 11.00 WIB)

Sehingga tidak mengherankan jika saat ini nilai matematika kita masih rendah, jauh tertinggal dibandingkan Negara tetangga lain, sesuai dengan pendapat Hady (2010, dalalm http://doktermatematika.com/) bahwa :

Prestasi matematika para siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Hasil analisis TIMMS, jumlah jam pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun siswa di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Sementera di Malaysia hanya mendapat hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam.

(Diakses pada 10 November 2012, pukul 11.00 WIB)

(13)

4

Adapun faktor lain yang menjadi penyebab masalah siswa bersumber dari guru. Menurut M. Nurul Hajar (2008, dalam http://h4j4r.multiply.com/jurnal/ item/39/RMEsuatu_InovasidalamPendidikanMatematikadiIndonesia?&showinters titial=1&u=%2Fjournal%2Fitem) menyatakan bahwa :

Masalah umum matematika yang banyak orang awam tahu seperti rendahnya daya saing di ajang internasional (kontraks dengan Pendidikan Fisika), rendahnya rata-rata NEM nasional (paling rendah dibanding pelajaran lainnya dan untuk sekolah menengah selalu dibawah 5,0 skala1-10), serta rendahnya minat belajar matematika lantaran matematika terasa sulit karena banyak guru matematika mengajarkan matematika dengan materi dan metode yang tidak menarik dimana guru menerangkan atau “teacher telling” sedangkan murid mencatat.

(Diakses pada 11 November 2012, pukul 20.00 WIB)

Banyak hal yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari matematika sehingga dapat kita ketahui bahwa peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terutama pelajaran matematika tidak terlepas dari interaksi antara siswa dan guru.

Berdasarkan hasil observasi terhadap 40 siswa kelas VII di SMP Negeri 34 Medan dapat diperoleh bahwa 42,5% siswa menyukai pelajaran matematika dan 57,5% siswa tidak menyukai pelajaran matematika. Dari hasil observasi tersebut alasan para siswa tidak menyukai pelajaran matematika karena pelajaran matematika yang sulit dan kurangnya motivasi serta metode yang diajarkan oleh guru kurang menyenangkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru mata pelajaran matematika di SMP N 34 Medan, masalah yang dihadapi siswa adalah kurangnya pemahaman siswa dari dasar (sejak Sekolah Dasar), sehingga menyulitkan guru dalam melanjutkan materi pelajaran matematika. Disini guru berusaha menerangkan kembali materi yang seharusnya sudah mereka dapatkan sejak Sekolah Dasar. Kesulitan lainnya yang dihadapi guru adalah kurangnya kemampuan siswa dalam belajar matematika serta kurangnya motivasi dan kreatifitas siswa.

(14)

5

tujuan intruksional khusus dari bahan tersebut. Slameto (2010:74) juga mengatakan bahwa belajar yang efektif juga dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai.

Dalam rangka meningkatkan kreatifitas siswa pada pelajaran matematika, materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan untuk dicapai. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.

Di dalam matematika, aritmatika sosial adalah materi yang wajib dipelajari. Didalam kehidupan nyata, penerapan konsep arietmatika sosial banyak dijumpai terutama dalam hal jual beli. Tetapi masih banyak siswa yang tidak memahami materi ini. Hal ini dikarenakan dalam menyelesaikan masalah, siswa tidak dapat menghubungkan antara pengetahuan dan konsep yang telah dipelajari dengan masalah yang dihadapi. Berdasarkan kenyataan tersebut, dengan tidak mengurangi faktor lain pada proses pembelajaran, perlu adanya perubahan strategi pembelajaran sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

(15)

6

Quantum Learning. Dalam bukunya “Quantum Learning” DePorter (2010:8) menyatakan: “Dengan menghadirkan konsep pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, Quantum Learning mengajarkan kepada siswa tentang keterampilan-keterampilan how-to-learn dalam mencatat, menghafal, membaca dengan cepat, menulis dan berpikir kreatif”.

Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning pertama kali digunakan di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan.Quantum Learning adalah model pembelajaran yang memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan serta munculnya emosi positif sebagai keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang sehingga akan memberikan kepercayaan diri untuk mencetuskan ide-ide kreatif atau gagasan dari hasil pemikirannya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Penerapan Model PembelajaranQuantum Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 34 Medan T.A 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah maka yang menjadi Identifikasi Masalah adalah :

1. Rendahnya minat dan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika 2. Kurangnya kreatifitas siswa dalam mempelajari matematika.

(16)

7

4. Penerapan model pembelajaran Quantum Learning belum pernah diterapkan dalam mengajarkan materi rietmatika sosial.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka perlu ada pembatasan masalah dari identifikasi masalah. Adapun masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pembelajaran materi aritmatika sosial dengan penerapan Model PembelajaranQuantum Leraninguntuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa di kelas VII SMP N 34 Medan T.A 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Learning dapat

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP N 34 Medan?

2. Bagaimana respon siswa mengenai model pembelajaran Quantum Learningdalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa?

3. Tipe berfikir kreatif yang bagaimana menjadi kesulitan siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Quantum Learning

dapat meningkatkan kemampuan berfikir kretif siswa pada materi arietmatika sosial di kelas VII SMP N 34 Medan.

2. Mengetahui respon siswa mengenai model pembelajaran Quantum Learningdalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa

(17)

8

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Bagi guru: Sebagai masukan bagi guru di SMP N 34 Medan untuk menerapkan model pembelajaran Quantum Learning pada materi aritmatika sosial

2. Bagi siswa: Sebagai usaha untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaranQuantum Learning. 3. Pihak sekolah: Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam

rangka perbaikan kualitas pembelajaran

4. Bagi peneliti: Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar.

(18)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Quantum Learningdapat meningkatkan kemampuan berfikir

kreatif siswa khususnya pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 34

Medan dimana terjadi peningkatan setelah siklus I dan siklus II dilaksanakan.

Tingkat kemampuan berfikir kreatifitas siswa dengan model pembelajaran

Quantum Learning pada tes awal/pre-test terdapat 3 orang siswa (7,5%) yang

memiliki kreatifitas tinggi, 17 orang siswa (42,5%) yang memiliki kreatifitas

sedang, 20 orang siswa (50%) yang memiliki kreatifitas rendah. Pada siklus I

terdapat 14 orang siswa (35%) yang memiliki kreatifitas tinggi, 21 orang siswa

(52,5%) yang memiliki kreatifitas sedang, 5 orang siswa (12,5%) yang memiliki

kreatifitas rendah. Pada siklus II terdapat 31 orang siswa (77,5%) yang memiliki

kreatifitas tinggi, 9 orang siswa (22,5%) yang memiliki kreatifitas sedang, dan

tidak ada siswa yang memiliki kreatifitas rendah. Dengan demikian dapat

dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat  85% siswa yang

memiliki tingkat ketuntansan klasikal.

2. Respon siswa sangat baik mengenai model pembelajaran Quantum Learning

dapat dilihat dari semakin meningkatnya hasil belajar siswa dan dilihat dari

peningkatan kreatifitas siswa.

3. Tipe berfikir kreatif 2 (kelancaran) dan tipe berfikir kreatif 3 (keluwesan) yang

menjadi kesulitan siswa karena pada tipe berfikir kreatif ini siswa diminta untuk

menghasilkan banyak pendapat dan mampu mampu mencetuskan berbagai

(19)

79

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model pembelajaran

Quantum Learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. .

2) Kepada siswa SMP Negeri 34 Medan disarankan lebih berani dan aktif dalam

menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk menanyakan hal-hal

yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.

3) Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat memperhitungkan waktu yang

dibutuhkan untuk setiap langkah TANDUR dan benar-benar dapat menyesuaikan

(20)

80

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, M. Cholik., dan Sugijono., (2007), Matematika untuk SMP kelas VII semester 1,Erlangga, Jakarta.

Anchoto, (2009), Defenisi Karakteristik Matematika,

http://anchoto.sman1ampekangkek.com/2009/09/26/defenisikarakteristikmate matika (Diakses pada 11 November 2012, pukul 20.00 WIB)

Arrends, R., (1997), Classroom Intruction and Management. Mc Graw Hill, New York.

Arikunto, S., (2012),Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Armanto, D., (2009), Matematika Menjadi Pelajaran Menyenangkan, http://p4mriunimed.wordpress.com/2009/10/07/matematika-menjadi-pelajaran -menyenangkan/ (Diakses pada 11 November 2012, pukul 20.00 WIB)

Balka, (2005), Creative Thinking, http://www.amazon.com/International-Journal-Creativity-Problem-Solving/dp/B002NHK6EI. (Diakses pada 5 September 2013, pukul 13.30 WIB)

Dannis, (2008), Teaching and Learning, http://www.compact.org/resources/service- learning-resources/publishing-outlets-for-service-learning-and-comunity- based-research/international-journal-of-teaching-and-learning-in-higher-education/945/ (Diakses pada 5 September 2013, pukul 13.30 WIB)

Daryanto, (2010),Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.

Dehaan, R.F., and Havighurst, R.J., (1965),Educating Giften Children : Revised and Enlarged Edition,The University of Chicago Press, London.

DePorter, B., dan Hernacki, M., (2010),Quantum Learning, Kaifa, Bandung.

Djamarah dan Zain, (2006), Strategi Belajar-Mengajar.Rineka Cipta, Jakarta.

Drever, (2011), Pengertian Berfikir, http://www.pengertiandefinisi.com/ 2011/05/pengertian-berpikir.html (Diakses pada 11 November 2012, pukul 20.00 WIB)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Study Pendidikan, FMIPA, Unimed.

(21)

81

Hady, (2010), Prestasi Matematika Siswa Indonesia, http://doktermatematika.com/ (Diakses pada 10 November 2012, pukul 11.00 WIB)

Hajar, M. N., (2008) ,Inovasi Dalam Pendidikan Matematika Indonesia, http://h4j4r. multiplv.com/jurnal/item/39/RMEsuatuInovasidalamPendidikanMatematikaIn donesia?&showinterstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem (Diakses pada 11 November 2012, pukul 20.00 WIB)

Hamalik, O., (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Jakarta.

Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Livne, (2012), Berfikir Kreatif Matematis, http://feryferdiansyah16.blogspot.com/ 2012/11/berpikir-kreatif-matematis.html (Diakses pada 11 November 2012, pukul 20.00 WIB)

Meisser, (2010), Creative Mathematical Thinking, http://file.upi.edu/Direktori/ JURNAL/EDUCATIONIST/Vol.IVNo.2-Juli2010/05EuisEtiRohaeti.pdf. (Diakses pada 5 September 2013, pukul 13.30 WIB)

Moyers, B., (2011), Pengertian Kreatif atau Kreativitas, http://id.shvoong.com/ socialsciences/education/2188681-pengertian-kreatif-atau-kreatifitas/ (Diakses pada 11 November 2012, pukul 20.00 WIB)

Munandar, U., (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Musbikin, (2005),Creative Thinking, http://www.amazon.com/International-Journal-Creativity-Problem-Solving/dp/B002NHK6EI. (Diakses pada 5 September 2013, pukul 13.30 WIB)

Purwanto, (2011),Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka belajar, Yogyakarta

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Solso, (2011), Pengertian Berfikir, http://www.pengertiandefinisi.com/2011/05/ pengertian-berpikir.html (Diakses pada 10 November 2012, pukul 11.00 WIB)

Sternberg, (2010), Defenisi Kreativitas, http://tyaset4.blog.com/2010/02/15/definisi-kreativitas/ (Diakses pada 10 November 2012, pukul 11.00 WIB)

(22)

82

Suprijono, A., (2010), Cooperatif Learning : Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Supriyoko, K., (2006), Prestasi Pelajar Indonesia, http://www.freelist.org/post/ ppi/ppiindia-Prestasi-Pelajar-Indonesia (Diakses pada 10 November 2012, pukul 11.00 WIB)

Suryabrata, S., (2008),Psikologi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.

Suryobroto, B., (2009),Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Syaban, M., (2010), Masalah Pembelajaran Matematika di Indonesia, http://educare.e-fkipunla.net/ (Diakses pada 10 November 2012, pukul 11.00 WIB)

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif, Kencana, Jakarta.

Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Dirjen Dikti, Jakarta.

Ulich, R., (1950),History of Educational Thought.American Book Company, USA.

(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Wiwit Nirma Pratiwi dilahirkan di Muarabungo pada tanggal 04 Oktober

1990. Ibu bernama Parwanti dan Ayah bernama Suarji, merupakan anak kedua dari

lima bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk Sekolah SD Negeri 067690 Medan,

dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di SMP

Negeri 34 Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan

sekolah di SMA Angkasa 1 Lanud Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun

2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika,

Gambar

Tabel 2.3 Tahapan-Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget
Gambar 3.1 : Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Menurut

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar Linesplan yang dapat dilihat pada Gambar yang sudah di desain, maka dilanjutkan dengan pembuatan General Arrangement untuk merencakan ruangan

Usaha Pegadaian yang dilakukan oleh OJK memperbolehkan bekerjasama dengan Instansi lain dalam menjalankan fungsi pengawasan, sah-sah saja apabila berkolaborasi dengan istansi. lain

Help students to solve the problem Teacher facilitates students to collect. the useful information and arrange

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Hukum positif yang dilanggar dalam waktu tunggu eksekusi pidana mati tersebut adalah Pasal 33 ayat (1) UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM yang menyatakan bahwa : setiap

Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara

Pada scene 3 akan mengambil tempat pabrik dimana tokoh utama bekerja sebagai buruh dan mengalami beberapa kali perlakuan yang melecehkan seorang perempuan.. Pada scene 4

[r]