BAB III PENUTUP D. Kesimpulan
Pegadaian sebagai salah satu lembaga keuangan berfungsi memberikan kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan jaminan benda bergerak dengan prosedur
pelayanan yang sangat mudah, aman dan cepat, serta tanpa syarat apapun mengenai penggunaan dananya. Kondisi ini semakin meningkatkan peran Pegadaian sebagai lembaga
keuangan alternatif untuk menunjang pembangunan ekonomi kerakyatan. Dalam era yang sedang berkembang saat ini, masyarakat sangat mengharapkan agar perizinan Pergadaian diperlakukan/diterapkan sama (equal treatment) sebagaimana perizinan di bidang-bidang jasa
keuangan lainnya. Oleh karena itu, undang-undang warisan kolonial yang memberikan hak monopoli kepada Pemerintah untuk mendirikan Pegadaian, yakni Staatsblad1928 No.81
(Pandhuis Reglement), sudah saatnya disesuaikan dan diselaraskan dengan perkembangan dan keterbukaan ekonomi berdasarkan demokrasi ekonomi karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi, hukum dan ketatanegaraan Republik Indonesia. Berdasarkan hal-hal
E. Saran
Peraturan mengenai Pegadaian dari waktu ke waktu sudah cukup efektif dalam memenuhi kebutuhan perekonomian masyarakat khususnya di bidang Gadai. Dalam
penyesuaiannya, pegadaian memang perlu dirubah bentuk badan hukumnya guna memberikan kepastian hukum mengenai status, permodalan, tujuan serta pengelolaan yang akan diberlakukan Lembaga. Namun perlu diperhatikan mengenai perubahan bentuk hukum
tersebut, jangan sampai menjadi celah dan dimanfaatkan untuk kepentingan sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan perubahan bentuk hukum
pegadaian. Sedangkan dalam kepengurusan dan pengawasan yang cukup erat kaitan antar keduanya juga menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan regulasi yang ada. Dewasa ini, fungsi pengawasan yang diatur dalam POJK NO.31/POJK.05.2016 Tentang
Usaha Pegadaian yang dilakukan oleh OJK memperbolehkan bekerjasama dengan Instansi lain dalam menjalankan fungsi pengawasan, sah-sah saja apabila berkolaborasi dengan istansi