PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(COOPERATIVE LEARNING) PADA MATA DIKLAT PRODUKTIF ANALISIS MIKROBIOLOGI
DI SMK NEGERI 3 MEDAN
Tesis
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh : SRI HARTINI NIM : 8116121033
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(COOPERATIVE LEARNING) PADA MATA DIKLAT PRODUKTIF ANALISIS MIKROBIOLOGI
DI SMK NEGERI 3 MEDAN
Tesis
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh : SRI HARTINI NIM : 8116121033
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii ABSTRACT
SRI HARTINI, Multimedia Based Learning Material Development with Cooperative Learning Strategy on Microbiology Analysis Subject at SMK Negeri 3 Medan, Thesis, Postgraduate Program of State University of Medan, 2014.
The research was aimed to: (1) result a proper multimedia based learning material, (2) identify multimedia based learning material whether a more effective learning material than module learning material.
This research and development was based on the product development of Borg and Gall model. This model was arranged in systematic order to meet learners’ characteristics. This developmental model covered 9 stages, namely: (1) research and data collection, (2) planning, (3) product draft development, (4) pre-field-test (expert validation), (5) revision, (6) field test (individual and small group), (7) revision, (8) post-field-test, (9) final completion. Effectiveness test was carried on in the learning process after final product was resulted.
This subject involved two microbiological experts, two learning designation experts, two learning media experts, three learners for individual test, nine learners for small group test and thirty-six learners for field test. Questionnaires were distributed to obtain the data of the product quality and was analyzed by descriptive quantitative analysis technique.
The findings showed that: (1) validation result of material expert about the product worthiness was in the criteria of very good (87.69%), (2) the result of design expert validation was excellent (93.61%), (3) the result of learning media expert validation was good (77.10%), (4) the result of individual test was excellent (93.02%), (6) the result of field test was excellent (93.02%) and the overall category was very good (89.48%).
The result of effectiveness product on the learning process revealed that learning by using multimedia was more effective (88.91%) compared with learning by using module (82.03%).
iii ABSTRAK
SRI HARTINI, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi di SMK Negeri 3 Medan, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan bahan ajar berbasis multimedia yang layak dan memenuhi syarat sebagai media pembelajaran yang baik; (2) mengetahui bahan ajar berbasis multimedia sebagai media ajar lebih efektif dibanding dengan pemakaian bahan ajar modul.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research &
Development) dengan mengacu pada model pengembangan produk Borg and Gall.
Model pengembangan produk pembelajaran ini merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan yang sistematik dan memenuhi karakteristik siswa dalam belajar. Model pengembangan ini meliputi 9 tahapan yaitu: (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, 3) Pengembangan draf produk, (4) Uji coba lapangan awal (validasi ahli), (5) Revisi, (6) Uji coba lapangan (perorangan dan kelompok kecil), (7) Revisi, (8) Uji Pelaksanaan lapangan, (9) Penyempurnaan produk akhir. Setelah dihasilkan produk akhir maka dilanjutkan dengan Uji Efektifitas produk dalam proses pembelajaran.
Subjek uji coba terdiri dari dua ahli materi mata diklat Mikrobiologi, dua ahli desain pembelajaran, dua ahli media pembelajaran, tiga siswa untuk uji coba perorangan, Sembilan siswa untuk uji coba kelompok kecil dan tiga puluh enam siswa untuk uji coba lapangan. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan dengan angket dan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian pengembangan menunjukkan; (1) hasil validasi ahli materi tentang penilaian kelayakan isi berada pada kriteria sangat baik (87,69%), (2) hasil validasi ahli desain pembelajaran berada pada kriteria sangat baik (93,61%), (3) hasil validasi ahli media pembelajaran berada pada kriteria baik (77,10%), (4) Uji coba perorangan berada pada kriteria sangat baik (92,82%), (5) Uji coba kelompok kecil berada pada kriteria sangat baik (92,61%), (6) Uji coba lapangan berada pada kriteria sangat baik (93,02%) dan untuk keseluruhan kategori menunjukkan kriteria sangat baik (89,48%).
Hasil uji efektifitas produk pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran lebih efektif (88,91%) dibanding dengan pembelajaran menggunakan modul (82,03%).
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLah SWT, atas rahmat dan
hidayah-NYA tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Multimedia Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Di SMK Negeri 3 Medan” dapat
diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Adapun tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat bagi mahasiswa Program Pascasarjana dalam menyelesaikan studi guna
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi
Pendidikan, Universitas Negeri Medan. Dalam penulisan tesis ini penulis telah
banyak menerima masukkan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai
pihak.
Ucapan terima kasih yang pertama saya haturkan kepada Bapak Prof. Dr.
Julaga Situmorang, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Abdul
Hasan Saragih, M.Pd, selaku pembimbing II, dengan curahan kesabaran,
ketekunan, dan keikhlasan dalam membimbing serta memberi dukungan moril
kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian hingga selesai. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Hamonangan Tambunan,
M.Pd, Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd, dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, sebagai
dosen penguji (Narasumber) yang banyak memberikan kritik, saran, dan
bimbingan demi perbaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih sedalam-dalamnya kepada: Bapak Rektor Universitas Negeri Medan beserta
para pejabat dijajaran Civitas Ajademika Universitas Negeri Medan. Bapak
Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten
Direktur. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan, dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Bapak
Dr. R. Mursid, M.Pd. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Program Studi
Teknologi Pendidikan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang
berguna bagi penulis dalam menjalankan tugas-tugas sesuai dengan profesi
penulis. Ibu Fahraini, SE, tata usaha Program Studi Teknologi Pendidikan yang
iv
Kepala SMK Negeri 3 Medan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian disekolah tersebut.
Suami tercinta Julisyah Putra, yang selalu memberi dukungan, dan
semangat untuk menyelesaikan studi ini dengan baik, serta ketiga buah hati ku
Muhammad Gohan Aflahsyah, Muhammad Ghaza Adzikrisyah, dan Vaundra
Achmad Khalilansyah, yang selalu memberi inspirasi kebahagiaan kepada
penulis. Kedua orang tuaku, atas doa, cinta, dan kasih sayang serta dorongan yang
tak terhingga. Semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan dan kesehatan
kepada mereka. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri
Medan khususnya angkatan XXI Program Studi Teknologi Pendidikan, selama
lebih kurang 3 tahun bersama-sama penulis menuntut ilmu dan bekerja sama
dalam kondisi mudah maupun sulit demi meraih kesuksesan bersama.
Akhirnya kepada semua pihak yang turut serta membantu penulis dan
tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih, semoga atas
kebaikan semua pihak kiranya Allah SWT membalasnya dengan pahala dan
kebaikan yang berlipat ganda di dunia dan di akhirat kelak. Amiin.
Medan, Februari 2014
DAFTAR ISI
BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORETIS ... 18
1. Hakikat Bahan Ajar ... 18
2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Mata Diklat Analisis Mikrobiologi ... 28
3. Hakikat Efektifitas Pembelajaran ... 32
4. Hakikat Multimedia Pembelajaran ... 35
5. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 57
B. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 61
C. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA ... 70
D. PENELITIAN YANG RELEVAN ... 72
E. KERANGKA BERFIKIR ... 74
F. HIPOTESIS ... 77
B. MODEL PENGEMBANGAN ... 78
G. UJI KEEFEKTIFAN PRODUK PENGEMBANGAN ... 89
1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 89
2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 89
3. Tahap Pelaksanaan Uji Efektifitas Produk Pengembangan .. 89
4. Teknik Pengumpulan Data ... 90
5. Teknik Analisis Data Uji Efektifitas Produk ... 91
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN PRODUK ... 95
1. Deskripsi Produk Awal ... 95
2. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 107
3. Analisis Data... 127
4. Revisi Produk ... 139
B. HASIL PENELITIAN UJI KEEFEKTIFAN PRODUK ... 142
1. Pengajuan Persyaratan Analisis ... 143
2. Uji Hipotesis ... 145
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN PRODUK ... 147
D. KETERBATASAN PENELITIAN ... 151
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN ... 152
B. IMPLIKASI ... 155
C. SARAN ... 157
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Taksonomi untuk pembelajaran, pengajaran dan assesmen ... 31
Tabel 2.2. Tiga Pandangan Multimedia ... 39
Tabel 2.3. Pandangan Tentang Desain Multimedia ... 39
Tabel 2.4. Fase-Fase Penerapan Strategi Kooperatif ... 61
Tabel 3.1. Angket Penilaian dan Tanggapan Tentang kualitas Materi pembelajaran, Sistem penyampaian Pembelajaran dan Kualitas Strategi Pembelajaran Untuk Ahli Materi ... 84
Tabel 3.2. Angket Penilaian dan Tanggapan Tentang kualitas Desain Informasi, Desain Interaksi dan Desain Presentasi untuk ahli Desain Pembelajaran ... 85
Tabel 3.3. Angket Penilaian dan Tanggapan Tentang kualitas Materi pembelajaran, Sistem penyampaian Pembelajaran dan Kualitas Multimedia Pembelajaran Untuk Ahli Media ... 86
Tabel 3.4. Angket Penilaian dan Tanggapan Tentang kualitas Materi pembelajaran, Sistem Kualitas Teknis /Tampilan untuk Peserta didik... 86
Tabel 3.5. Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan Jenis Skala likert Beserta Skornya ... 88
Tabel 3.6. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pada Kompetensi Dasar Membuat Media Pertumbuhan ... 91
Tabel 4.1. Deskripsi Data Analisis Kebutuhan ... 97
Tabel 4.2. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Materi tentang Kualitas Materi Pembelajaran (Skala 1-5) ... 108
Tabel 4.3. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Materi tentang Kualitas strategi Pembelajaran (Skala 1-5) ... 108
Tabel 4.4. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Materi tentang Sistem Penyampaian Pembelajaran (Skala 1-5) ... 109
Tabel 4.5. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap kualitas Pembelajaran ... 109
Tabel 4.6. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap kualitas Strategi Pembelajaran ... 110
Penyampaian Pembelajaran ... 110
Tabel 4.8. Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Multimedia Pembelajaran Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Materi ... 110
Tabel 4.9. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli desain Pembelajaran tentang Kualitas Desain Pembelajaran (Skala 1-5) ... 111
Tabel 4.10. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli desain Pembelajaran tentang Kualitas Desain Informasi Pembelajaran (Skala 1-5) ... 112
Tabel 4.11. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Desain Pembelajaran tentang Kualitas Desain Interaksi (Skala 1-5) ... 112
Tabel 4.12. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Desain Pembelajaran tentang Kualitas Desain Presentasi (Skala 1-5) ... 113
Tabel 4.13. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap kualitas Desain Pembelajaran ... 113
Tabel 4.14. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap kualitas Desain Informasi ... 114
Tabel 4.15. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap kualitas Desain Interaksi ... 114
Tabel 4.16. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap kualitas Desain Presentasi ... 114
Tabel 4.17. Ikhtisar Saran dan Perbaikan/Revisi terhadap Multimedia Pembelajaran Pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 115
Tabel 4.18. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Desain Media
Pembelajaran tentang Kualitas Pemrograman (Skala 1-5) ... 116
Tabel 4.19. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Desain Media
Pembelajaran tentang Kualitas Teknis atau Tampilan (Skala 1-5) ... 116
Tabel 4.20. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Media Pembelajaran Terhadap kualitas Presentasi ... 117
Tabel 4.21. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran tentang kualitas Teknis atau Tampilan ... 117
Tabel 4.23. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3 Medan Tentang Kualitas
Materi Pembelajaran ... 119
Tabel 4.24. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3 Medan Tentang Kualitas
Teknis atau Tampilan ... 120
Tabel 4.25.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Materi Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3 Medan ... 120
Tabel 4.26.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Teknis atau
Tampilan Pembelajaran terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3
Medan ... 121
Tabel 4.27. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK Negeri 3
Medan Tentang Kualitas Materi Pembelajaran ... 122
Tabel 4.28. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK Negeri 3
Medan Tentang KualitasTeknis atau Tampilan ... 123
Tabel 4.29.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Materi Pembelajaran terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK
Negeri 3 Medan ... 123
Tabel 4.30.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Teknis atau Tampilan terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK
Negeri 3 Medan ... 124
Tabel 4.31. Ikhtisar Saran dan Perbaikan/Revisi terhadap Multimedia Pembelajaran Pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 124
Tabel 4.32. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Medan
Tentang Kualitas Materi Pembelajaran ... 125
Tabel 4.33. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Medan
Tentang Kualitas Teknis atau Tampilan ... 128
Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3
Medan ... 126
Tabel 4.35.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Teknis atau Tampilan terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Medan ... 127
Tabel 4.36. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Oleh Ahli materi .... 128
Tabel 4.37. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Oleh Ahli Desain Pembelajaran ... … 130
Tabel 4.38. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Oleh Ahli Media Pembelajaran ... 132
Tabel 4.39. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Pada Uji Coba Perorangan ... 135
Tabel 4.40. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 136
Tabel 4.41. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan ... 137
Tabel 4.42. Data Revisi Ahli Materi ... 140
Tabel 4.43. Data Revisi Ahli Desain Pembelajaran ... 140
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1. Tahap-tahap Pengembangan Bahan Ajar Menurut Dick & Carey
(2005) ... 65
Gambar 2.2. Definisi Definisi Teknologi Pembelajaran menurut Miarso ... 68
Gambar 4.1. Tahap-tahap Uji Coba Produk Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia ... 106
Gambar 4.2. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Materi ... 129
Gambar 4.3. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Desain Pembelajaran
... 131
Gambar 4.4. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Media Pembelajaran
... 133
Gambar 4.5. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Perorangan ... 135
Gambar 4.6. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil 137
v
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Silabus --- 163
Lampiran 2. RPP --- 167
Lampiran 3. Instrumen Analisis Kebutuhan untuk Guru dan siswa --- 177
Lampiran 4. Instrumen Penilaian Ahli (Ahli Materi, Desain dan Media) 181 Lampiran 5. Instrument Uji Coba Perorangan, Kelompok Kecil dan Lapangan --- 204
Lampiran 6. Hasil Revisi pada Validasi Ahli dan Uji Coba Produk --- 210
Lampiran 7. Panduan /Pedoman Penggunaan Produk Pengembangan -- 221
Lampiran 8. Soal Tes Hasil Belajar dan Kunci Jawaban --- 238
Lampiran 10. Hasil Analisis Data Penelitian (Normalitas, Homogenitas, Pengujian Hipotesis dan Uji-t --- 257
Lampiran 11. Tabel Statistik--- 266
Lampiran 12. Flowchart Produk Pembelajaran --- 271
Lampiran 13. Storyboard Produk Pembelajaran --- 272
Lampiran 13. Foto Dokumentasi Kegiatan --- 281
Lampiran 14. Surat Keputusan Pembimbing Tesis
Undangan Seminar Proposal Tesis
Surat Izin Melakukan Uji Coba Tes Hasil Belajar
Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari UNIMED
Surat Izin Melakukan Penelitian Ke Tempat yang Dituju
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Undangan Ujian Tesis
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh
orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik sehingga
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Menurut Daryanto
(2012:1) menyatakan bahwa “pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik
agar dapat mengembangkan bakat, potensi, dan ketrampilan yang dimiliki dalam
menjalani kehidupan”. Pernyataan diatas sesuai dengan tujuan pendidikan
menengah kejuruan di Indonesia yaitu untuk “meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lanjut sesuai dengan kejuruannya” (Permediknas nomor
22 tahun 2006).
Dari tujuan yang akan dicapai melalui Pendidikan kejuruan tersebut
diharapkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dipersiapkan untuk
memasuki dunia kerja, yang terstruktur di dalam industri, dan juga pada sektor
usaha informal yang membutuhkan kemandirian kerja (PP nomor 29 tahun 1990).
Oleh karena itu, kurikulum SMK menekankan pada pemberian bekal kemampuan
yang sesuai dan berorientasi pada kebutuhan pemakai tamatan (demand driven).
Depdiknas (2009) menyatakan bahwa
“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah yang mengacu pada prinsip-prinsip: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; (2) Beragam dan terpadu; (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan; (5) Menyeluruh dan berkesinambungan; (6) Belajar sepanjang hayat, dan (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
2
Untuk mewujudkan hal tersebut, sejak tahun 2006 melalui Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru atau pendidik diberi keleluasaan untuk
mendesain pembelajaran baik dari segi materi, metode, media, sistem evaluasi dan
strategi/model pembelajaran yang selaras dengan kondisi perkembangan
kebutuhan dunia industri atau dunia usaha. SMK Negeri 3 Medan sejak berdiri
tahun 1964, merupakan Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah Provinsi
Sumatera Utara yang menyelenggarakan pendidikan khusus untuk program
keahlian kimia, dengan 2 kompetensi keahlian yaitu : Kimia Industri dan Kimia
Analisis. Program keahlian Kimia Analisis memiliki 23 kompetensi yang harus
diselesaikan selama 3 tahun dengan hasil pembelajaran seluruhnyan dinyatakan
kompeten. Dinyatakan competent apabila (Hasil Evaluasi ≥70%) atau tidak
competent apabila (Hasil evaluasi < 70%). Khusus untuk Sekolah Menengah
Kejuruan, nilai mata pelajaran kejuruan (Produktif) minimal 70 dan digunakan
untuk menghitung rata-rata Ujian Nasional (Permen Pendidikan Nasional No. 75
Tahun 2009 pasal 20 ayat 1.b). Berdasarkan rujukan dari Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional, tentang nilai hasil ujian kejuruan/ produktif standar
kelulusan minimal adalah 70.
Melalui kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), SMK Negeri 3
Medan sebagai lembaga pendidikan telah berupaya meningkatkan mutu
pendidikan disekolah melalui perbaikan proses pembelajaran, peningkatan
kompetensi guru, mengaktifkan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran),
kerjasama dengan dunia industri serta perbaikan sarana dan prasarana. Berbagai
konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran disekolah terus muncul dan
3
Guru sebagai pendidik menduduki posisi yang sangat penting dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti
berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran agar hasil belajar
siswa lebih optimal.
Namun untuk mengikuti konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran
masih banyak ditemukan kendala dilapangan. Dari hasil observasi yang dilakukan
di SMK Negeri 3 Medan, ternyata proses pembelajaran masih didominasi dengan
metode konvensional, dimana proses pembelajaran masih sepenuhnya dilakukan
oleh guru, siswa tidak sepenuhnya dilibatkan, penggunaan sumber belajar yang
hanya mengandalkan buku teks dan modul, strategi pembelajaran yang cenderung
kurang menarik, sehingga siswa cepat jenuh dan bosan. Hal ini sering dialami
guru karena tidak memahami kebutuhan dari siswa.
Hasil observasi diatas bila dikaitkan dengan hasil penelusuran EDS
(Evaluasi Diri Sekolah) di SMK Negeri 3 Medan tahun 2012 diperoleh gambaran
bahwa dalam Standar Proses, 80% guru menggunakan buku teks, dan modul. Pada
proses pembelajaran 60% guru belum mampu melaksanakan pembelajaran yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang mencakup kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup. Untuk standar pendidik, dari 76 orang guru di
SMK Negeri 3 Medan berkualifikasi 97% berijasah S1 dan 0,02% berijasah S2.
Sementara itu pada Standar Sarana dan Prasarana sudah memenuhi standar
nasional pendidikan terkait dengan ukuran ruangan, jumlah ruangan dan sarana
lain diantaranya untuk sistem pembelajaran TIK telah disediakan infocus
4
Gambaran hasil EDS menunjukkan bahwa implementasi pelaksanaan
KTSP, terutama pada standar proses masih menemui banyak kendala, terutama
pada proses pembelajaran, dimana guru belum mampu melaksanakan
pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dengan memanfaatkan
berbagai sumber belajar. Dari data yang diperoleh melalui WAKA Kurikulum
menyebutkan jumlah guru di SMK Negeri 3 Medan sebanyak 76 orang, 51%
menggunakan buku teks, terutama guru adaptif dan normatif, 45% menggunakan
modul terutama guru produktif, hal ini mengindikasikan bahwa guru belum
memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber belajar lain, selain buku teks dan
modul untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Standar Kompetensi Analisis Mikrobiologi merupakan salah satu materi
pada mata diklat produktif di jurusan Kimia Analisis yang harus pelajari siswa
kelas XI dan XII. Materi ini merupakan kategori mata diklat keilmuan dan
keterampilan dengan jumlah 4 jam pelajaran. Pembelajaran pada mata diklat
Analisis Mikrobiologi tidak hanya berkaitan dengan ukuran obyeknya yang
mayoritas mikroskopis tetapi juga berkaitan dengan berbagai teknik dalam
pekerjaan Analisis diantaranya teknik aseptik, teknik sterilisasi, pembuatan media
pertumbuhan mikroba, teknik penggunaan alat yang berhubungan dengan jenis
analisis, sampai bagaimana menumbuhkan mikroba untuk mendapatkan mikroba
yang benar-benar murni (biakan murni).
Proses pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi seringkali
dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari,
sehingga materi sulit diajarkan oleh guru dan sulit dipahami oleh siswa. Hal ini
5
Analisis Mikrobiologi, mereka menyampaikan materi dengan menggunakan
modul sebagai bahan ajar. Mereka mengemukakan sulit mendapatkan materi ajar
yang benar-benar sesuai dengan tuntutan silabus, sehingga mereka harus mencari
dari berbagai sumber, kemudian menyusunnya sebagai modul. Pengembangan
modul hanya sekedar mengumpulkan materi yang langsung diajarkan kepada
peserta didik tanpa melakukan analisis kebutuhan dan berbagai proses yang
sistemik dan sistematis. Proses penyusunan seperti ini menyebabkan tidak dapat
menjangkau kebutuhan peserta didik yang sesungguhnya sehingga materi
pembelajaran yang disampaikan cenderung tidak dapat menarik minat peserta
didik. Selain itu karakteristik siswa SMK yang cenderung cepat bosan dan jenuh
bila membaca materi juga menjadi keluhan dari guru-guru yang mengajar mata
diklat Analisis Mikrobiologi. Sedangkan kegiatan pembelajaran Analisis
Mikrobiologi lebih membutuhkan hal-hal nyata dan contoh konkrit dari materi
untuk diaplikasikan sehingga menghasilkan kemampuan kognitif dan
psikomotorik siswa, namun apabila diajarkan secara teoritis tanpa didukung
contoh-contoh yang konkrit, dapat menimbulkan perbedaaan pemahaman pada
siswa.
Dari hasil wawancara kepada siswa yang telah mengikuti pembelajaran
pada mata diklat Analisis Mikrobiologi diperoleh informasi permasalahan yang
dialami siswa, terkait penguasaan materi pada mata diklat Analisis Mikrobiologi,
ternyata hampir 75% menyatakan : (1) sulit memahami konsep-konsep dari
materi, (2) sulit mengenali jenis dan bentuk dari contoh-contoh yang diberikan
pada modul, (4) adanya rasa jenuh siswa dengan pengulangan materi disebabkan
6
materi pada modul tidak memberikan contoh dan gambaran yang jelas tentang
materi kepada siswa.
Gambaran dari hasil observasi ditambah dengan hasil wawancara maka
dapat diidentifikasi bahwa permasalahan dan kendala pada mata diklat Analisis
Mikrobiologi, meliputi: (1) dalam proses kegiatan pembelajaran, guru belum
mampu memanfaatkan sumber belajar lain, selain modul, sehingga materi sangat
terbatas dan kadang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum, (2) kurangnya
kemampuan guru untuk mengembangkan materi ajar dengan berbagai bentuk
penyajian sehingga pembelajaran terkesan monoton dan membosankan, (3)
kurang memahami karakteristik peserta didik, hal ini menyebabkan peran aktif
siswa dalam pembelajaran masih rendah, (4) pemanfaatan alat bantu mengajar
yang ada tidak maksimal dipergunakan, (5) kurang mampu mengaplikasikan teori
dan praktek, strategi pembelajaran yang kurang tepat, serta minimnya penggunaan
media pembelajaran.
Dari analisis permasalahan diatas bila dikaitkan dengan hasil belajar,
menunjukkan hasil belajar kurang memuaskan, hal ini terlihat dari hasil belajar
mata diklat Analisis Mikrobilogi pada tiga tahun terakhir dapat ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tahun ajaran Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-Rata
2012/2013 75 60 67,5
2011/2012 78 58 68
2010/2011 76 60 68
Sumber : DKN UAS SMK Negeri 3 Medan tahun 2010-2012
. Hal inilah yang menjadikan mata diklat ini sulit diajarkan bila hanya
7
“visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonkritkan
sesuatu yang abstrak, berupa gambar dua dimensi atau model tiga dimensi”.
Untuk mengajarkan materi-materi yang memerlukan pemahaman
konsep-konsep yang abstrak sering menyebabkan terjadinya salah konsep-konsepsi, sehigga ada
tiga variabel yang digunakan untuk menentukan jenis bahan ajar dalam suatu
pembelajaran, yaitu: karakteristik materi, tahap berfikir pada indikator pencapaian
serta jenis kegiatan pembelajarannya, (Diknas, 2010:11). Pada umumnya, materi
yang bersifat abstrak dan simulatif memerlukan bahan ajar yang memudahkan
peserta didik untuk memahami karena memerlukan tingkat berfikir yang
kompleks. Indikator pencapaian yang memerlukan tahap berfikir tinggi
memerlukan materi yang mudah dikenali dan terkadang memerlukan media untuk
memudahkan dalam pencapaian materi ajar.
Gambaran dari kondisi diatas menunjukkan pentingnya suatu upaya
mencari alternatif sumber belajar sehingga hasil yang dicapai dalam pembelajaran
dapat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pencarian strategi alternatif
yang dimaksud mengacu pada faktor penyebab belum tersedianya sumber belajar
berupa media pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi mengingat
mata diklat Analisis Mikrobiologi merupakan salah satu kompetensi yang wajib
diikuti dari 23 kompetensi yang harus diselesaikan pada jurusan Kimia Analisis.
Banyak faktor yang berperan dalam memberikan alternatif bagi proses
pembelajaran tersebut. Beberapa diantaranya adalah penerapan teknologi
pembelajaran dan pemanfaatan perkembangan teknologi dalam pembelajaran.
Teknologi pembelajaran merupakan teori dan praktek dalam segala aspek
8
dengan cara-caranya yang khas. Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek
dalam perancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi
proses dan sumber belajar (Seels & Richey, 1994: 10). Berdasarkan pada belum
tersedianya sumber belajar berupa media pembelajaran untuk mata diklat Analisis
Mikrobiologi pada jurusan Kimia Analisis, maka fokus dan penerapan teknologi
pembelajaran ini adalah pada kawasan pengembangan.
Pengembangan bahan ajar dalam bentuk multimedia pembelajaran
menggunakan program yang mudah digunakan serta dipahami baik oleh siswa
sebagai pengguna dan guru sebagai fasilitator. Untuk melihat seberapa pentingnya
pengembangan bahan ajar ini, maka dilakukan analisis kebutuhan dengan
menyebarkan angket tentang analisis kebutuhan pengembangan suatu bahan ajar
berbasis multimedia pada tanggal 28 Agustus 2013 kepada 30 orang guru
produktif di SMK Negeri 3 Medan dan 50 siswa angkatan 2012. Hasil angket
menunjukkan, 95% guru produktif menyatakan membutuhkan bahan ajar
khususnya berbasis multimedia. Sedangkan hasil angket siswa, 98% menyatakan
setuju bila bahan ajar/materi pelajaran disajikan dalam bentuk multimedia.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, mengharuskan peran
guru untuk selalu mengikuti perkembangan serta tuntutan baru dalam mendesain
pembelajaran. Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan
komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software),
telah mengakibatkan bergesernya peran guru sebagai penyampai pesan/informasi.
Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan
pembelajaran. Guru sebagai pendidik menduduki posisi strategis dalam rangka
9
berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran. Hasil - hasil
teknologi yang terus berkembang dapat dimanfaatkan untuk mendorong usaha
dalam pembaharuan pembelajaran. Hasil teknologi yang dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran, mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran
untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Media dan teknologi supaya penggunanya dapat memberikan kontribusi
yang sesuai diharapkan terhadap kualitas hasil belajar siswa, maka penggunaan
media dan teknologi dapat di integrasikan dengan kegiatan belajar siswa.
Diketahui bahwa komputer sebagai alat elektronik yang termasuk kategori
multimedia mampu melibatkan berbagai indera dan organ tubuh, seperti: telinga
(audio), mata (visual), dan tangan (kinetik) yang dengan libatannya dalam
pembelajaran memungkinkan informasi atau pesan yang disampaikannya mudah
dimengerti (Munadi, 2012:148).
Keberadaan Komputer sangat membantu sekali dijadikan media
pembelajaran, karena menyediakan berbagai macam bentuk media yang
memungkinkan peserta didik lebih berinteraksi, dengan demikian komputer dapat
merangsang beberapa indera, yang diharapkan dapat mengaktifkan fungsi-fungsi
psikologis siswa meliputi fungsi kognitif, fungsi afektif maupun fungsi
psikomotorik. Mata diklat Analisis Mikrobiologi pada kompetensi dasar Media
Pertumbuhan Mikroba adalah kelompok ilmu sains yang membutuhkan data dan
fakta secara nyata, artinya para siswa harus benar-benar dapat melihat dengan
jelas serta memahami materi yang diajarkan sehingga tercapai tujuan
10
Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru, juga mengatur tentang berbagai kompetensi
yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti maupun
kompetensi mata pelajaran pada satuan pendidikan jenjang sekolah menengah,
dalam tuntutan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, berkaitan erat
dengan kemampuan guru dalam mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru dituntut untuk menjadikan
pembelajaran lebih inovatif, yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara
optimal, baik belajar secara mandiri, berkelompok, maupun belajar di dalam
kelas.
Pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang menggunakan
berbagai macam sumber belajar, metode, dan memanfaatkan teknologi sebagai
alat untuk mempermudah penyampaian. Hal ini dilakukan agar hasil belajar yang
optimal dapat dicapai. Sedangkan efektifitas proses pembelajaran dapat dicapai
melalui strategi yang didalamnya ada metode dan media pembelajaran yang
digunakan. Keduanya saling berkaitan. Pemilihan strategi dan metode, akan
berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Kesesuaian diantara
keduanya mewujudkan tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Selanjutnya menurut Daryanto (2012: 65) menyatakan “pembelajaran
dengan multimedia muncul dan berkembang berdasarkan permasalahan yang
muncul dalam penerapan teknologi dalam proses pembelajaran dan kejenuhan
serta kurang komunikatifnya penyampaian materi pelajaran didalam kelas yang
dapat memotivasi belajar peserta didik”. Oleh sebab itu penggunaan media
11
penyampaian informasi. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dapat
membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih
menarik dan terpercaya, serta memudahkan penafsiran data untuk mendapatkan
informasi.
Menurut Hamalik (2004:11) menyatakan bahwa para dosen/guru dituntut
agar mampu memahami, menggunakan alat-alat yang tersedia dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Untuk itu pengajar harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.
Lebih lanjut dikatakan bahwa masalah yang timbul tidak semudah yang
dibayangkan pengajar yaitu guru yang menguasai materi pelajaran, sebagian besar
tidak mampu menghadirkan bentuk pembelajaran dalam komputer, sedangkan ahli
komputer yang mampu merealisasikan segala hal dalam komputer biasanya tidak
menguasai materi pelajaran. Hal tersebut menjadi dilema para guru dikarenakan
keterbatasan akan penggunaan sarana komputer yang kurang maksimal, padahal
ketercapaian tujuan proses belajar mengajar tersebut sangat dipengaruhi peran
pentingnya media pembelajaran dalam hal ini media bukan hanya buku teks atau
modul tetapi sudah beranjak ke perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) yang beragam jenisnya.
Dibutuhkan suatu kerjasama yang baik antara guru dan ahli komputer.
Ahli komputer bertugas membuat suatu program yang mudah digunakan, dengan
perangkat lunak tertentu, yang akan memudahkan pengajar merealisasikan
ide-idenya sesuai dengan materi pelajaran yang dikuasainya kedalam komputer.
Sehingga materi pelajaran akan terintegrasi dalam komputer akan dikemas
12
Untuk menghasilkan media yang menarik maka materi pembelajaran dapat
dikemas secara multimedia, hal ini dikatakan Rusman (2013:140) bahwa
“pembelajaran dengan multimedia merupakan kegiatan yang menggabungkan
teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dan menggabungkan link
dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi,
berkreasi dan berkomunikasi sehingga menjadi efektif dan efisien”. Multimedia
dapat merangsang indra manusia, juga dapat fleksibel menyesuaikan kemampuan
kecepatan belajar seseorang, selain itu multimedia dapat mempermudah siswa
untuk menyerap pesan yang akan disampaikan dan pesan tersebut sampai
maknanya dengan jelas.
Menurut Mayer (2009: 4) menyatakan “multimedia instructional message
atau presentasi instruksional multimedia merupakan penyajian pesan-pesan yang
melibatkan kata-kata dan gambar yang ditujukan untuk meningkatkan
pembelajaran”, hal ini menjelaskan bahwa semakin banyak indra yang terlibat
dalam proses belajar, maka proses belajar tersebut akan menjadi lebih efektif.
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran menurut Daryanto (2012: 53)
diartikan sebagai “aplikasi multimedia yang berguna untuk menyalurkan pesan
(pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta dapat merangsang pilihan, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi,
bertujuan dan terkendali”.
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman
belajar dapat dilihat melalui kerucut pengalaman Edgar Dale. Edgar Dale
13
Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman
ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai
agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman
yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa 90%
pengalaman belajar didapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa
yang dipelajari, 50% pengalaman belajar didapat melalui proses mengamati dan
30% pengalaman belajar didapat melalui proses mendengarkan melalui media
tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret kita
mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka
semakin banyaklah pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak
kita memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal,
maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh. (Sanjaya, 2008:199-200).
Berdasarkan hasil pemaparan tersebut, maka penggunaan media dalam
proses pembelajaran sudah semestinya dilakukan dan perlu di kembangkan materi
pembelajaran yang sesuai dan terintegrasi dengan komputer sebagai alat
pengiriman sehingga menghasilkan media pembelajaran yang terfokus pada bahan
ajar berbasis multimedia yang sesuai dengan karakteristik mata diklat Analisis
Mikrobiologi.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini dilakukan untuk
pengembangan bahan ajar berbasis multimedia. Adapun permasalahan yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut; (1) Belum tersedianya multimedia pembelajaran
14
pembelajaran belum dilengkapi sumber belajar yang memanfaatkan multimedia
sehingga kurang memperhatikan kebutuhan fleksibilitas belajar dari
masing-masing siswa, (3) Penggunaan bahan ajar belum maksimal dengan tuntutan
kurikulum, relevansi, konsistensi terhadap standar kompetensi dan ketercakupan
materi yang memuat defenisi, prosedur, tugas, latihan, serta kegiatan praktikum;
(4) Penggunaan modul sebagai bahan ajar belum dapat meningkatkan efektifitas
dan aktifitas belajar siswa; (5) Kegiatan pembelajaran pada mata diklat Analisis
Mikrobiologi yang bersifat teori dan praktik menuntut kemampuan kognitif dan
psikomotorik siswa, apabila di ajarkan secara teoritis tanpa didukung
contoh-contoh yang konkrit seperti gambar, animasi dan video, maka materi dapat
menimbulkan perbedaaan pemahaman siswa, (6) Tuntutan perkembangan
teknologi di bidang pendidikan mendorong siswa untuk belajar mandiri serta
berbasiskan pada ICT (information and communication technology), (7) Pada
proses pembelajaran belum melibatkan peran aktif siswa sehingga tidak memberi
kesempatan kepada siswa untuk lebih mandiri; (8) penerapan strategi
pembelajaran yang kurang tepat, dimana orientasi masih berpusat pada guru; (9)
motivasi dan minat siswa yang menurun ketika mengalami kesulitan belajar; (10)
sulitnya memperoleh media ajar pada pembelajaran Analisis Mikrobiologi; (11)
Belum pernah dikembangkan produk multimedia pembelajaran melalui uji
validitas materi, desain maupun media dan efektifitas metode penggunaannya
serta alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kelayakan maupun efektifitas
multimedia tersebut untuk mata diklat Analisis Mikrobiologi Jurusan Kimia
15
C. PEMBATASAN MASALAH
Mengingat keterbatasan yang dihadapi peneliti, serta banyaknya faktor
yang mempengaruhi penelitian, maka perlu pembatasan masalah dalam penelitian,
disamping faktor keterbatasan dana, waktu serta kemampuan peneliti, maka
penelitian pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia ini dibatasi pada ruang
lingkup yang dapat dijangkau oleh peneliti antara lain:
1. Materi pelajaran yang dikembangkan hanya meliputi Kompetensi Dasar
Media Pertumbuhan Mikroba, pada kelas XI jurusan Kimia Analisis semester
ganjil tahun ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 3 Medan.
2. Bahan ajar yang dikembangkan hanya dalam bentuk multimedia
pembelajaran yang aplikasinya dibuat dengan software iSpring.
3. Bahan ajar yang dikembangkan berbasis multimedia disajikan dalam bentuk
offline.
4. Pengukuran hasil belajar pada pengembangan bahan ajar berbasis multimedia
melalui uji efektifitas hanya pada ranah kognitif.
5. Hasil pengembangan bahan ajar berupa CD pembelajaran akan diuji
efektifitasnya di SMK Negeri 3 Medan melalui proses pembelajaran dengan
strategi Kooperatif.
6. Analisis kebutuhan hanya dilakukan di SMK Negeri 3 Medan.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah bahan ajar berbasis multimedia yang dihasilkan memenuhi syarat dan
16
2. Apakah bahan ajar berbasis multimedia yang dihasilkan lebih efektif
dibanding dengan pemakaian bahan ajar Modul?
E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui apakah bahan ajar berbasis multimedia yang dihasilkan
memenuhi syarat sebagai media pembelajaran yang baik?
2. Untuk mengetahui apakah bahan ajar berbasis multimedia yang dihasilkan
lebih efektif dibanding dengan pemakaian bahan ajar Modul?
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat teoretis penelitian untuk memperkaya dan menambah khasanah
Ilmu Pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran berkaitan dengan
pengembangan bahan ajar berbasis multimedia pada mata diklat Analisis
Mikrobiologi dan sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola,
pengembang, lembaga pendidikan dan penelitian yang ingin mengkaji lebih
mendalam tentang multimedia pembelajaran pada mata diklat produktif Analisis
Mikrobiologi atau bidang studi yang lain.
Sedangkan manfaat praktis dari penelitian: dapat dijadikan rujukan
penelitian lebih lanjut maupun dalam penelitian sejenis dengan topik berbeda, dan
bahan pertimbangan serta alternatif bagi guru untuk memilih media pembelajaran,
sehingga dapat merancang suatu rencana pembelajaran yang berorientasi bahwa
17
kerja kelompok, kerja individual dan diskusi interaktif dengan fasilitas media ajar
152
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian
pengembangan bahan ajar berbasis multimedia yang dikemukakan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil validasi dari ahli materi terhadap multimedia pembelajaran pada mata
diklat Analisis Mikrobiologi yang dikembangkan menunjukkan bahwa: (1)
kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata
sebesar 90,50%, (2) kualitas strategi pembelajaran dinilai sangat baik dengan
persentase rata-rata 90,17%, (3) kualitas sistem penyampaian pembelajaran
dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 92,50%. Dengan demikian
multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara keseluruhan dalam
kategori “Sangat Baik”.
2. Hasil validasi dari ahli Desain pembelajaran terhadap multimedia
pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi yang dikembangkan
menunjukkan bahwa: (1) kualitas Kualitas Desain pembelajaran dinilai sangat
baik dengan persentase rata-rata sebesar 97.75%, (2) Kualitas Desain
informasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 90.00%, (3) Kualitas
Desain interaksi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 92.50%, (4)
Kualitas Desain presentasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata
94.20%, dan secara keseluruhan hasil penilaian ahli desain pembelajaran
dalam kriteria “Sangat Baik” dengan persentase rata-rata 93,61%. Dengan
153
demikian multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara keseluruhan
dalam kategori “Sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan
dalam proses pembelajaran.
3. Hasil validasi dari ahli media pembelajaran terhadap multimedia pembelajaran
pada mata diklat Analisis Mikrobiologi yang dikembangkan menunjukkan
bahwa: (1) kualitas Kualitas Aspek Pemrograman dinilai sangat baik dengan
persentase rata-rata sebesar 80.00%, (2) Kualitas teknis atau tampilan dinilai
baik dengan persentase rata-rata 74.20%, dan secara keseluruhan hasil
penilaian ahli media pembelajaran dalam kriteria “Baik” dengan persentase
rata-rata 77.10%. Dengan demikian multimedia pembelajaran yang
dikembangkan secara keseluruhan dalam kategori “Baik” sehingga dapat
diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.
4. Hasil uji coba produk pada uji coba perorangan yang dilakukan di SMK
Negeri 3 Medan menujukkan bahwa untuk kualitas materi pembelajaran
dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 94.18%, sedangkan
untuk kualitas teknis atau tampilan dinilai sangat baik dengan persentase
rata-rata sebesar 91.47%, dan secara keseluruhan hasil uji coba perorangan dalam
kriteria “ Sangat Baik” dengan persentase rata-rata 92.82%. Dengan demikian
hasil tanggapan siswa terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan
secara keseluruhan dinilai “Sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak
digunakan dalam proses pembelajaran.
5. Hasil uji coba produk pada uji coba kelompok kecil yang dilakukan di SMK
Negeri 3 Medan terdiri dari sembilan orang siswa menujukkan bahwa untuk
154
sebesar 94.44%, sedangkan untuk kualitas teknis atau tampilan dinilai sangat
baik dengan persentase rata-rata sebesar 90.79%, dan secara keseluruhan hasil
uji coba kelompok kecil dalam kriteria “ Sangat Baik” dengan persentase rata
-rata 92.61%. Dengan demikian hasil tanggapan siswa terhadap multimedia
pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan program iSpring
secara keseluruhan dinilai “Sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak
digunakan dalam proses pembelajaran.
6. Hasil uji coba produk pada uji coba lapangan yang dilakukan di SMK Negeri
3 Medan terdiri dari 36 orang siswa menujukkan bahwa untuk kualitas materi
pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 93.26%,
sedangkan untuk kualitas teknis atau tampilan dinilai sangat baik dengan
persentase rata-rata sebesar 92.78%, dan secara keseluruhan hasil uji coba
kelompok kecil dalam kriteria “Sangat Baik” dengan persentase rata-rata
93.02%. Dengan demikian hasil tanggapan siswa pada uji coba lapangan
terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan
program iSpring secara keseluruhan dinilai “Sangat Baik” sehingga dapat
diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.
7. Secara keseluruhan multimedia pembelajaran yang dihasilkan telah layak
untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada Mata Diklat Analisis
Mikrobiologi, hal ini ditunjukkan dari hasil Rangkuman Persentase Rata-Rata
Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis
Mikrobiologi yaitu sebesar 89.48% dalam kriteria “Sangat Baik”.
8. Penggunaan multimedia pembelajaran dinilai baik, hal ini ditunjukkan oleh
155
rata-rata 88.91, dibanding dengan kelas yang diajar dengan menggunakan
modul mempunyai nilai rata-rata 82,03.
9. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan multimedia
pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan
siswa yang diajar dengan modul yaitu thitung sebesar 11,80, sedangkan ttabel
pada taraf α = 0,05 dengan dk 68 adalah 1,67, maka thitung > ttabel ; (11,80
>1,67).
10.Multimedia pembelajaran lebih efektif sebesar 88,91% dibanding media
pembelajaran modul sebesar 82,03% pada uji efektifitas.
B. IMPLIKASI
Upaya dalam meningkatkan proses belajar mengajar dan hasil belajar
siswa pada mata diklat Analisis Mikrobiologi memberika pengalaman belajar
yang lebih bermakna pada siswa. Hal ini dilakukan dengan penggunaan bahan ajar
dalam bentuk multimedia pembelajaran yang telah dikemas dalam bentuk CD
pembelajaran, kerjasama yang baik dengan melibatkan guru sebagai tenaga
edukatif, siswa sebagai pebelajar serta perangkat yang ada disekolah harus
mendukung upaya meningkatkan proses belajar mengajar dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Bedasarkan kesimpulan dan hasil temuan pada penelitian pengembangan
bahan ajar berbasis multimedia pada mata diklat Analisis Mikrobologi yang telah
teruji memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan dengan media pembelajaran
modul yang selama ini digunaka guru dalam proses pembelajaran. Adapun
156
1. Dengan menggunakan multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi akan
mempermudah siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada mata diklat
Analisis Mikrobiologi, karena dalam multimedia pembelajaran ini dilengkapi
dengan teks, gambar, foto, animasi, dan video cara pembuatan media dalam
bentuk tutorial, serta latihan yang dapat langsung mengukur kemampuan
siswa dalam memahami materi. Hal ini dimaksusdkan agar siswa dapat mudah
memperoleh informasi serta daya ingat dan penalaran dalam proses belajar
sehingga pembelajaran tidak menjadi bias.
2. Multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi memberikan sumbangan
yang positif dan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi
guru, karena memberi kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran, hal
ini berdampak pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Dengan demikian bahan ajar berbasis multimedia ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi Analisis
Mikrobiologi dan bidang ilmu lain dengan dasar pertimbangan siswa memiliki
ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya
pula.
3. Penerapan multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi memerlukan
kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara
mandiri atau berkelompok sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar
yang maksimal, bila penerapan multimedia pembelajaran juga dilaksanakan
secara maksimal pula.
4. Dengan menggunakan multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi, siswa
157
mendalami materi. Pada saat siswa mengalami masalah dalam mendalami
materi maka akan mendapatkan kemudahan dengan bentuk-bentuk informasi
yang disediakan pada multimedia, sehingga siswa dapat belajar lebih efektif.
C. SARAN
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan dan
implikasi hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran yaitu:
1. Selama ini proses pembelajaran yang dilaksanakan pada mata diklat produktif
umumnya masih menggunakan bahan pembelajaran cetak, sehingga sering
terjadi pembiasan serta kebosanan pada peserta didik, hal ini dapat
menyebabkan tidak tercapainya kemampuan dalam menangkap dan
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
2. Multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi memerlukan fasilitas
terutama perangkat komputer yang mencukupi, sehingga dari pembelajaran
berkelompok dapat dilanjutkan dengan pembelajaran mandiri.
3. Multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi hanya sebagai alat untuk
membantu dalam proses penyampaian pembelajaran khususnya pada mata
diklat Analisis Mikrobiologi, oleh karena itu keberadaan guru masih
diperlukan sebagai fasilitator dan siswa tetap terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
4. Pada kenyataanya hingga saat ini proses pembelajaran pada mata diklat
Analisis Mikrobiologi masih dilakukan dengan cara konvensional dengan
menggunakan modul, maka disarankan agar multimedia pembelajaran
158
multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi mampu memberi umpan
balik yang lebih baik bagi siswa.
5. Dengan alasan keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan yang dimiliki
peneliti, masih banyak pengaruh-pengaruh yang belum terkontrol dengan baik,
sehingga perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang
lebih representatif.
6. Perlu diupayakan pengembangan lebih lanjut dari segi kompetensi dasar
dengan memperhatikan ketepatan materi dan rumusan tujuan pembelajaran
sehingga lebih banyak materi yang di dapat dikembangkan sebagai sumber
belajar mandiri siswa.
7. Pengembangan multimedia pembelajaran selanjutnya dikembangkan lebih
bersifat dinamis dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi software,
hal tersebut dapat menarik dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran
159
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revsis). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
AECT, 1986. Definisi Teknologi Pendidikan, Tetj. Yusufhadi Miarso, Jakarta: Rajawali Press
AECT. 1994. Definition and terminology committe document. Diambil pada tanggal 4 juni 2013, dari http://www.indiana.edu/ ~molpage/Meanings of ET_4.0.pdf
Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad, A. 2009. Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Baharuddin. 2012. Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Multimedia Interaktif
Pada Mata Diklat Memasang Instalasi Penerangan Listrik. Jurnal
Teknologi Pendidikan Vol. 5 No.2 Oktober 2012. Pps Unimed: 219-227
Belawati, Tian, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Borg, W.R., Gall, M.D., & Gall, J.P. 1983. Educational research. An introduction
(4thed.). New York: Longman.
Borg, W.R., Gall, M.D., & Gall, J.P. 2003. Educational research. An introduction
(7thed.). New York: Longman.
Budiningsih, Asri. 2004. Karakteristik siswa. Buku Pegangan Kuliah: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Budiningsih, Asri. 2011. Karakteristik Siswa Sebagai Pijakan Dalam Penelitian
dan Metode Belajar. Jurnal Ilmiah Pendidikan, Februari 2011.Th
XXX.No.1. Cakrawala Pendidikan
Daryanto, 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan
160
Dick, W., Carey, L., Carey, J.O. 2005. The Systematic Design of instruction (6th
Ed.). Boston: Scott, Pearson A.B.
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Depdiknas.
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis TIK kementerian Pendidikan Nasional. Depdiknas.
Djohar. 2010. Pengantar Mikrobiologi Umum. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1639454-pengantar-mikrobiologi-umum/diakses tanggal 20 juli 2013
Driscoll. Marcy P. 1985. Psychology of Learning for Instruction. Florida : Allyn and Bacon
Eggen, Paul, Kauchak,Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Edisi ke Enam. Jakarta:Penerbit Indeks.
Gagne, M, Robert. 1985. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Penerjemah Munandir.Jakarta; DIKTI
Hamalik, Oemar. 2002. Media Pendidikan. Bandung; Alumni.
Harijanto, Muhammad. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar.
Tesis. Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226. Surabaya: FKIP-UT UPBJJ.
Januszewski & Molenda, M. 2008. Educational technology: A definition with
commentary. New York: Lawrence Erlbaum Associates.
Kemdiknas. 2008. Sosialisasi KTSP: Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Kemdiknas RI.
Lee, William.and Owens Diana L., (2004), Multimedia-Based Instructional
Design, San Francisco, USA:Pfeiffer,an imprint of Wiley
Maryani, Sri. 2011. Pengembangan bahan ajar berbasis multimedia interaktif
Mata kuliah komputerisasi akuntansi. Tesis. Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Gunadarma
Mayer, Richard E. 2009. Multimedia learning: Prinsip-prisip dan aplikasi.Penerjemah: Teguh Wahyu utomo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
161
Munadi,Yudhi. 2013. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta. Referensi : GP Press Group.
Munir. 2009. Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan
komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Mukhtar, Iskandar. 2011. Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta; Gaung Persada (GP) Press
Pannen, P., Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi/Michael J. Pelczar dan
E.C.S Chan; penerjemah, Ratna Sri Hadioetomo…/et al./-Cet.I.: Jakarta
Penerbit Universitas Indonesia(UI-Press).
Prastowo, Andi. 2011. Panduan kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta;Diva Press
Purwanto. 2009. Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Resien. 2010. Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer dan
Sikap Inovatif Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa SMK Methodist Tanjung Morawa. Jurnal
Teknologi Pendidikan Vol.3 No 2. Oktober ISSN 1974-6692.Program Studi Tek.Pendidikan PPs Unimed hal 13-22.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung; Alfabeta
Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sadiman., dkk. 2003. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan
Pemafaatannya). Jakarta: CV Rajawali.
Said, A, Damanik, H. 2012. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Pada
Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di UPBJJ-UT Medan. Jurnal
Teknologi Pendidikan Vol. 5 No.2 Oktober 2012. Pps Unimed: 145-162
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sartika, Mia, hasruddin. 2010. Upaya Peningkatan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Siswa dengan Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Virus di Kelas X SMA Negeri 2 Medan. Jurnal Pendidikan Biologi
162
Slavin, R. E. 2006. Educational Psychology Theory and Practice eighth
Edition. Printed in the United States of America. Online, diakses 18 september 2013.
Smaldino, S.E., Lowther, D.L., & Russel, J.D. 2011. Instructional techonolgy and
media for learning(9thed.). Diterjemahkan oleh Kencana Prenada Media Group. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. 1994. Teknologi pembelajaran: definisi dan
kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta:Kerjasama
IPTPI LPTK UNJ.
Siddik,dkk, 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, DEPDIKNAS. (online) diakses tanggal 26 juli 2013
Sudjana, N., & Rivai, A. 2002. Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Syaodih, N. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sutrisno, 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press
Sutjipto, Bambang, Kustandi, Cecep. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Uno, Hamzah, B. 1998. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Pembelajaran
yang Kreatif dan Efektif). Jakarta. Bumi Aksara.
Volk, Wesley A.,Wheeler, Margaret F. 1989. Basic Microbiology: editor, Soenartono Hadisoemarto,Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Yaumi, Muhammad. 2012. Pengembangan Bahan Ajar English For Specific
Purpose Berbasis TIK. Tesis. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin