• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI LATIHAN METODE Pengaruh Pemberian Terapi Latihan Metode Schroth Terhadap Skoliosis Pada Usia 10-12 Tahun Di Sekolah Dasar Negeri 1 Blulukan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN TERAPI LATIHAN METODE Pengaruh Pemberian Terapi Latihan Metode Schroth Terhadap Skoliosis Pada Usia 10-12 Tahun Di Sekolah Dasar Negeri 1 Blulukan."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI LATIHAN METODE

SCHROTH

TERHADAP SKOLIOSIS PADA USIA 10-12 TAHUN

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 BLULUKAN

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI

Disusun oleh :

MUHARROMAH ADILLANI J120141074

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI LATIHAN METODE

SCHROTH

TERHADAP SKOLIOSIS PADA USIA 10-12

TAHUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 BLULUKAN

Muharromah Adillani

Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta adillani.muharromah@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Skoliosis merupakan pembengkokan kearah samping dari tulang belakangyang merupakan suatu deformitas (kelainan) daripada suatu penyakit yang dapatdisebabkan karena nonstruktural danstruktural.Skoliosis ini biasanya membentuk kurva “C” atau kurva “S”. Kode pola pada skoliosis yaitu :Kode untuk 3 dan 4 (kurva) :3 Untuk kurva yang besar pada torakal, 4 Untuk kurva yang besar pada lumbar, dan C dan CP :C untuk kurva hanya pada tulang belakang, CP untuk kurva pada tulang belakang dan di ikuti dengan elevasi pada pelvis. Tiga bentuk skoliosis struktural yaitu : Skoliosis Idiopatik, Skoliosis Kongenital, Skoliosis Neuromuskuler.Skoliosis dapat dibagi menjadi : Skoliosis ringan : Cobb 10-25°, Skoliosis sedang : Cobb 26-40°, Skoliosis berat : Cobb angle >50°.Gejala skoliosisberupa:Tulangbelakangmelengkungsecara abnormal kearahsamping,

Bahukiridankanantidaksamatingginya,pinggulkiridankanantidaksamatingginya, Nyeripunggung, Kelelahanpadatulangbelakangsetelahdudukatauberdiri lama. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan terapi latihan metode schroth untuk mengurangi derajat kelengkungan pada vetebra terhadap permasalahan skoliosis.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi latihan metode schroth terhadap skoliosis pada usia 10-12 tahun.

Metode Penelitian : Penelitian ini di lakukan dengan jenis pra eksperimen, dengan pendekatan quasi eksperimental dengan design penelitian design pre and post test one group design. Jumlah sampel pada penelitian ini 12 sampel, cara pengambilan sampel menggunakan metode secara purposive sampling yaitu sampel yang di ambil secara sengaja yang sesuai dengan kriteria insklusi dan eksklusi.

Hasil Penelitian : Data yang diperoleh berdistribusi tidak normal, uji statistik menggunakan uji wilcoxon test untuk mengetahui pengaruh pre dan posttest pada perlakuan. Hasil tes didapatkan skor total terapi latihan metode schroth terdapat perubahan yang signifikan dengan nila p = 0,001 yang berarti terapi latihan metode schroth berpengaruh terhadap penurunan derajat kurva skoliosis.

Kesimpulan : Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh positif terhadap skoliosis. Adanya perubahan pada derajat kurva skoliosis terhadap usia 10-12 tahun di sekolah dasar negeri 1 blulukan. Semoga penelitian ini dapat berlanjut dan dapat berguna bagi peneliti, tenaga medis ataupun masyarakat umum.

(4)

PENDAHULUAN

Kesehatan menurut undang-undang RI no 36 tahun 2009 adalah keadaan

sehat baik secara fisik, mental dan spiritual maupun sosial yang memungkinkan

setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat berarti

seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan

kemampuan yang dibawa sejak lahir (potensial genetik) menjadi realitas fenotipik

(phenotypic ralities). Hal ini sangat terkait dengan pola kependudukan serta

lingkungan yang mempengaruhinya. Sebagaimana dilihat, piramida

kependudukan di Indonesia pada saat ini menunjukkan besarnya jumlah

anak-anak umur 0 – 15 tahun yaitu 28,9% dari jumlah seluruh penduduk (Badan Pusat

Statistik, 2012).

Skoliosis menurut National Institute of Arthitis and Musculoskeletal and

Skin Disease (NIAMS) USA merupakan kelainan muskuloskeletal yang

digambarkan dengan bengkoknya tulang belakang ke arah samping. 80-85% kasus

yang dijumpai merupakan type idiopatik skoliosis yang ditemukan pada masa

pubertas, pada perempuan ditemukan lebih banyak dari pada laki-laki, bisa

diakibatkan dari faktor keturunan (Mujianto, 2013).

Skoliosis merupakan kelainan postur dimana sekilas mata penderita tidak

mengeluh sakit, tetapi suatu saat dalam posisi yang dibutuhkan suatu kesiapan

tubuh membawa beban tubuh misalnya berdiri, duduk dalam waktu yang lama,

maka kerja otot tidak akan pernah seimbang. Hal ini yang akan mengakibatkan

suatu mekanisme proteksi dari otot-otot tulang belakang untuk menjaga

keseimbangan, manifestasinya yang terjadi justru overuse pada salah satu sisi otot

yang dalam waktu terus menerus dan hal yang sama terjadi adalah

ketidakseimbangan postur tubuh ke salah satu sisi tubuh. Jika hal ini berlangsung

terus menerus pada sistem muskuloskletal tulang belakang akan mengalami

bermacam-macam keluhan antara lain, nyeri otot, keterbatasan gerak (range of

motion) dari tulang belakang atau back pain, kontaktur otot, dan menumpuknya

problematik akan berakibat pada terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari

(5)

pencernaan dan sistem kardiovaskuler. Pembengkokan yang disebabkan karena

salah sikap terjadi pada masa kanak-kanak antara umur 6 tahun sampai 17 tahun

dan dapat disebabkan karena kebiasan yang salah, terutama dalam sikap duduk di

sekolah. Skoliosis ini tidak berat tidak progresif dan dapat diperbaiki dengan

perbaikan sikap (Soeharso, 1993). Hal ini akibat kebiasaan posisi duduk dan

berdiri yang salah dalam waktu yang lama dan seringnya sikap bermalas-malasan.

Pemeliharaan postur dibutuhkan otot-otot yang kuat. Karena ketidakseimbangan

otot dan adanya kontraktur otot. Ketegangan otot para vertebra salah satu sisi

dapat meningkatkan derajat kelengkungan ke arah lateral atau skoliosis.

Pravelensi terjadinya skoliosis di Sekolah Dasar Negeri 1 Blulukan dari

63 anak Setelah dilakukan pengukuran dengan test adam foward bending dan

menggunakan skoliometerterdapat 12 anak yang mengalami skoliosis dengan

derajat kurang dari 10 derajat. Perbandingan antara laki–laki 41,7% dan

perempuan 58,3% yang mengalami skoliosis sebesar lima banding tujuh.

Senada dalam hal tersebut, penyakit ini banyak di ketemukan dalam usia

remaja di mana saat remaja terjadi percepatan dari pertumbuhan. Biasanya

penyakit ini dirasakan pada umur sekitar 10 tahun sampai umur pertumbuhan

tulang berhenti (Soetjiningsih, 2004).

Terapi Latihan merupakan salah satu modalitas yang digunakan

fisioterapis untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien dengan

kondisi muskuloskeletal atau kardiopulmonari dengan sasaran akhir memperbaiki

gerak dan fungsi (Kisner, 1990). Secara umum tujuan terapi latihan ialah

mencegah disfungsi seperti mengembangkan, meningkatkan, memperbaiki dan

memelihara kekuatan, daya tahan dan kesegaran kardiovaskular, mobilitas dan

fleksibilitas, stabilitas, koordinasi, keseimbangan dan keterampilan fungsional

(Kisner, 1990).

Metode schroth merupakan salah satu bentuk fisioterapi untuk skoliosis.

Bentuk penanganan ini merupakan penanganan konservatif, dimana berbasis pada

prinsipspecific postural correction, correction of breathing pattern dan correction

(6)

Semakin besar kurva, semakin banyak latihan schroth dilakukan karena

metode pengobatan yang paling efektif dalam lekukan lebih dari 30° (Weiss HR.

2010). Pada kelengkungan kurva antara 15° dan 25° tidak perlu program schroth

yang agak rumit dan tidak mudah untuk dipelajari, ketika ada pendekatan khusus

lain yang tersedia, yang lebih mudah untuk belajar dan sudah diuji pada pasien

dari pusat rehabilitasi (Weiss dan Klein 2006; Weiss. et al, 2006).

Secara sederhana, tujuan dari metode schroth untuk skoliosis yaitu

memperbaiki tulang belakang dibidang sagital, frontal dan transversal. Dalam

skoliosis, otot-otot disepanjang tulang belakang menjadi tidak seimbang pada sisi

yang berlawanan. Dengan schroth, pasien belajar untuk memperpendek otot disisi

cembung tulang belakang dan memperpanjang otot-otot disisi cekung tulang

belakang, serta belajar untuk memperkuat otot-otot sekitar tulang belakang. Hal

ini untuk keseimbangan dan stabilitas tulang belakang. Secara konsisten bekerja

untuk memperbaiki tulang belakang (Weiss, 2011).

Melihat latar belakang tersebut diatas, peneliti mengambil judul pengaruh

pemberian terapi latihan metode schroth terhadap skoliosis. Semoga penelitian

ini, dapat berguna bagi peneliti, tenaga medis ataupun masyarakat umum.

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi

latihan metode schroth terhadap skoliosis pada usia 10-12 tahun.

METODE

Penelitian yang dilaksanakan pada Bulan Mei 2015 di SD Negeri 1

Blulukan terhadap 12 responden dengan karakteristik skoliosis sesuai dengan

kriteria penelitian. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Quasi

Eksperimental. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer yaitu

dengan melakukan pengukuran dengan skoliometer sebelum dan sesudah

(7)

sesudah intervensi dicatat sebagai data yang akan diuji dengan uji data tidak

normal dan uji statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terapi latihan metode schroth yang diaplikasikan pada kasus skoliosis

terjadi perubahan yang signifikan terhadap skoliosis. Pada permasalahan skoliosis

yang diukur dengan skoliometer untuk mengetahui derajat kurva pada skoliosis.

Uji Pengaruh pre dan post test penurunan derajat kurva skoliosis dengan

terapi latihan metode schroth menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji

wilcoxon. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Hasil Uji Beda Pre dan Post Test Penurunan Derajat Kurva

Skoliosis

Derajat Kurva Skoliosis p Kesimpulan

Pre dan Post Test Perlakuan 0,001 Ha diterima

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada tabel di atas didapatkan nilai p=

0,001 yang berarti nilai p <0,05. Nilai p <0,05 menunjukkan Ha diterima sehingga

ada perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hal ini berarti

terapi latihan metode schroth berpengaruh terhadap penurunan derajat kurva

skoliosis.

Berdasarkan pada tabel 1.1 hasil terapi latihan metode schroth dalam

memperkecil derajat skoliosis pre test dan post test latihan didapat perbedaan

yang signifikan nilai derajat skoliosis pre test latihan lebih besar daripada nilai

derajat skoliosis post test latihan, yang berarti bahwa terapi latihan metode

schroth dapat memperkecil derajat skoliosis.

Tabel 1.1 menunjukkan p < 0,05, artinya bahwa ada perbedaan derajat

skoliosis secara bermakna pre test dan post test latihan dengan metode schroth.

Hal ini menunjukkan terapi latihan metode schroth dapat memperkecil derajat

skoliosis, dengan rata-rata sebelum dilakukan terapi latihan metode schroth yaitu

dengan nilai 5,833 dan sesudah diberikan terapi latihan metode schroth

didapatkan nilai rata-rata 3,333. Keberhasilan metode schroth dalam menurunkan

(8)

Metode schroth merupakan salah satu bentuk fisioterapi untuk skoliosis.

Bentuk penanganan ini merupakan penanganan konservatif, dimana berbasis pada

prinsips pecific postural correction, correction of breathing

pattern dan correction of postural perception. Tujuan dari Metode schroth untuk

skoliosis yaitu memperbaiki tulang belakang di bidang sagital, frontal dan

transversal. Dalam skoliosis, otot-otot di sepanjang tulang belakang menjadi tidak

seimbang pada sisi yang berlawanan. Dengan schroth, pasien belajar untuk

memperpendek otot pada sisi otot yang terulur dan mengulur otot-otot pada sisi

otot yang mengalami pemendekkan, serta belajar untuk memperkuat otot-otot

sekitar tulang belakang. Latihan ini untuk menghentikan perkembangan

kelengkungan tulang belakang yang abnormal, dan dalam kasus terbaik untuk

membalikkan kurva. Hal ini untuk keseimbangan dan stabilitas tulang belakang.

Secara konsisten bekerja untuk memperbaiki tulang belakang (Weiss, 2011).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada pengaruh positif terhadap

skoliosis. Adanya perubahan pada derajat kurva skoliosis terhadap usia 10-12

tahun di sekolah dasar negeri 1 blulukan.

Saran untuk penelitian ini adalah diperlukan pengembangan penelitian

selanjutnya pada penderita skoliosis dengan terapi latihan metode schroth, perlu

penelitian lanjutan terkait jumlah sampel dengan derajat skoliosis yang lebih

bervariasi, diperlukan untuk peneliti lain dapat mengontrol kegiatan responden

sehari-hari, peneliti lain harus mengikuti pelatihan metode schroth, pengukuran

skoliosis dan pemberian metode schroth semua dilakukan oleh peneliti sendiri,

diharapkan pada peneliti lain dapat memberikan pengukuran skoliosis dan

pemberian metode schroth dengan bantuan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2012. Available from : URL: http : //wikipedia.org/

wiki/Daftar-Negara.

Bialek M. 2011. Conservative treatment of idiopathic scoliosis according to FITS

(9)

radiological and clinical results based on SOSORT and SRS criteria.

Scoliosis Journal. 6. 25: 28 November 2011: 1-19.

Borysov M dan Borysov A. Scoliosis short-term rehabilitation (SSTR) according to ‚Best Practice’ standards-are the results repeatable?. Scoliosis Journal. 7. 1: 17 Januari 2012: 1-5.

Corwin EJ. 2007. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media.

Filipovic V dan Ciliga D. 2010. Postural Adaptation Of Idiopathic Adolescent

Scolioses (IAS). kinesiology. 1.1 Juni 2012: 16-27.

Harjono J. 2005. Skoliosis. Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi XX. Cirebon.

Jamaludin. 2006. Pertumbuhan Tulang Tidak Normal. Medan.

Janicki A.J. Et Al. 2007. A Comparison Of The Thoracolumbosacral Orthoses

And Providence Orthosis In The Treatment Of Adolescent Idiopathic

Scoliosis: Results Using The New SRS Inclusion And Assessment

Criteria For Bracing Studies. Journal Of Pediatric Orthopaedics. 27. 4:

2007: 369-374.

Kisner C. 1990. Therapeutic exercise: foundations and techniques 2th ed. F. A.

Davis Company. 1915 Arch Street Philadelphia.

Mujianto. 2013. Cara Cepat Mengatasi 10 Besar Kasus Muskuloskeletal Dalam

Praktik Klinik Fisioterapi. Jakarta: (Trans Info Media)TIM..

Nettina SM. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rieneka Cipta

Patias. et al. 2010. A review of the trunk surface metrics used as Scoliosis and

other deformities evaluation indices. Scoliosis Jurnal. 5. 12: 29 Juni

2010: 1-20

Pugacheva N. 2012. Corrective Exercise In Multimodality Therapy Of Idiopathic

Scoliosis In Children-Analisys Of Six Week Efficiency-Pilot Study. Chirdren’s rehabilitation center of orthopedics and traumatology “ogonyok” saint petersburg. 71. 176: 2012: 365.

Rahayusalim. 2007. Kelainan Pada Tulang Belakang Anak. Scoliosis. selasa,12

(10)

Soeharso. 1993. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Cetakan ke II. Surakarta:

Yayasan Esentia Medika.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya. Jakarta :

Sagung Seto

Sugianto S. et al. 2013. Perbaikan Kualitas Citra Sinar X Tulang Belakang

Penderita Skoliosis Dengan Menggunakan Gaussian Cropping. Journal

of Control and Network Systems. 2. 1: 2013: 1-7.

Weiss HR. 2011. The Method of Khatarina Schroth-History, Principles and

Current Development. Scoliosis Journal. 6. 17: 30 Agustus 2011: 1-22

Weiss HR. 2010. Rehabilitation Schools For Scoliosis. Spinal Deformities

Rehabilitation-State Of The Art Review. 5.28: 24 Desember 2010: 13.

Weiss HR dan Klein R. 2006. Improving excellence in scoliosis rehabilitation: a

controlled study of matched pairs. Pediatric Rehabilitation. 9.3: 190-200.

Weiss HR. et al. 2006a. ADL based scoliosis rehabilitation-the key to an

improvement of time-efficiency?. Studies in Health Technology and

Referensi

Dokumen terkait

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan antara empati petugas dan kepuasan pasien dengan kepatuhan pasien dalam melaksanakan ANC pada ibu hamil

Penulis juga bersyukur karena Allah telah mengajarkan banyak hal yang berarti bagi penulis selama penyusunan skripsi ini, sehingga tugas dan tanggungjawab moral penulis

Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, yang telah.. memberikan petunjuk, arahan, serta motivasi yang berharga

For the sustainability of marine tourism development of diving and snorkeling categories, some strategies resulting from SWOT analysis are recommended, namely:

PADA SISWA KELAS V A SD KANISIUS KEPRABON 02 SURAKARTA. TAHUN

yang tiada terkira kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.. ini dengan judul “ASPEK-ASPEK YURIDIS PENYALAHGUNAAN CEK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peningkatan dan perbedaan peningkatan hasil belajar mahasiswa yang menggunakan integrated course ware (ICW) katup

Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan